Sirosis Hati Disertai Asites

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    1/53

    Sirosis Hati disertai Asites

    PENDAHULUAN

    Sistem gastrointestinal merupakan sistem pencernaan yang ada

    padaorganisme. Sistem gastrointestinal berfungsi untuk memproses dan

    menyerap zat-zat yang masuk kedlam tubuh sebagai proses dalam

    metabolisme tubuh.

    Organorgan penyusun sistem gastrointestinal terdiri atas mulut,

    faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektu dan kolon, dan

    organ tambahan yaitu hati, empedu, dan limpa. Sistem pencernaan yang

    sehat ditandai dengan proses pencernaan yang normal,

    apabila pencernaan terhambat akibatkeabnormalan dari organorgan

    penyusun sistem gastrointestinal ini maka akan dapat menimbulkan

    berbagai penyakit dan komplikasi dari gangguan gastrointestinaltersebut

    hingga menyebabkan kepatalan yang menyerang secara tibatiba.

    Kelainan dan masalah sistem pencernaan ini adalah masalah yang paling sering

    dikeluhkan pasien. Untuk itu usaha untuk menghasilakn dokter yang berorientasi kepada

    keluarga (family oriented medical education )yang menelaah aspek preventif, promotif, kuratif

    dan rehabilitatif adalah mutlak dipelajari.

    Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang

    berarti kuning oranye (orange yellow), karena perubahan warna pada nodul-nodul yang terbentuk

    . Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis hati yang menggambarkan stadium akhir fibrosis

    hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan

    pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Jaringan

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    2/53

    penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular dan regenerasi

    nodularis parenkim hati.

    MODUL

    SKENARIO

    Ibu Siti berusia 30 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan perut membuncit sejak

    lima bulan, yang semakin lama semakin membesar . Pada pemeriksaan fisik dijumpai sen . CM ,

    tampak anemis , temp 36.70C . Perut buncit, tampak colateral vein pada perut, serta tampak

    spider naevi .

    Apa yang terjadi pada Ibu Siti dan tindakan apa yang anda lakukan ?

    KLARIFIKASI MASALAH

    I.TERMINOLOGI DAN KONSEP

    a.Collateral Vein

    Aliran yang timbul untuk menghindari obstruksi hepatik akibat pembebanan

    di sistem portal sehingga tampak pemekaran kecil di bagian perut .

    b.Spider Naevi

    Berupa arteriol sentral dengan pembuluh-pembuh tipis yang menyebar

    seperti laba-laba, sering muncul di leher, bahu, dan dada .

    c.Anemis

    Tampak pucat akibat dari kadar Hb dibawah nilai normal

    II.MENENTUKAN MASALAH

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    3/53

    a.Ibu Aminah (30 tahun), datang ke rumah sakit dengan keluhan perut membuncit

    sejak lima bulan , yang semakin lama semakin membesar .

    b.Pada pemeriksaan fisik dijumpai sen . CM , tampak anemis , temp 36.70

    C .

    Perut buncit, tampak colateral vein pada perut, serta tampak spider naevi .

    III.MENGANALISIS MASALAH

    a.- Adanya gangguan perfusi cairan

    -Adanya cairan dalam perut

    b.- Adanya tanda sirosis hati

    -Tanda dan gejala asites

    IV.KESIMPULAN SEMENTARA

    Berdasarkan tanda dan gejala, maka dapat disumpulkan bahwa Ibu Siti (30 tahun)

    mengalami ganguan fungsi hati kronis yang ditandai dengan adanya asites .

    V.TUJUAN PEMBELAJARAN

    1.Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi organ hati

    2.Mengetahui dan memahami tentangAsites, yakni meliputi :

    a.Defenisi asites

    b.Mekanisme terjadinya asitesc.penyakitpenyakit kronik yang dapat menyebabkan asites

    3.Mengetahui dan memahami tentangsirosis hati,yakni meliputi :

    a.Defenisi

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    4/53

    b.Etiologi

    c.Tanda dan gejala

    d.Patofisiologi dan Patogenesis

    e.Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan Penunjang

    f.Penatalaksanaan meliputi :

    Promotif

    Preventif

    Kuratif

    Rehabilitatif

    g.Komplikasi dan prognosis

    S

    TATUS PASIEN

    Berikut adalah status pasien berdasarkan skenario:

    A.ANAMNESIS PRIBADI

    Nama : Siti

    Umur : 30 tahun

    Jenis Kelamin : Wanita

    B.ANAMNESIS PENYAKIT

    Keluhan Utama : perut membuncit sejak lima bulan yang semakin lama semakin

    membesar

    Keluhan Tambahan : -

    C.RIWAYAT PENYAKIT

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    5/53

    Riwayat Penyakit Sebelumnya : -

    Riwayat Penyakit Keluarga : -

    Riwayat Pemakaian Obat : -

    D.PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan Vital Sign

    TD : -

    HR : -

    RR : -

    T : 36.7C

    Inspeksi : Sens.CM, lemas, anemis , collateral vein dan spider naevi .

    Palpasi : -

    Perkusi : -

    Auskultasi : -

    E.PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

    F.DIAGNOSIS : Sirosis Hati dengan Asites

    G.DIAGNOSIS BANDING : -

    ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN HATI

    a)Anatomi

    Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan

    homeostasis tubuh yang meliputi metabolisme, biotransformasi,

    sintesis, penyimpanan dan imunologi. Dari sudut pandang anatomi

    dan fisiologi, hati adalah organ terbesar dari sistem intestinal denganberat antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang

    dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen

    dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat

    kompleks. Batas atas hati berada sejajar dengan ruang interkostal V

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    6/53

    kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga

    IX kiri.

    Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat

    celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis.

    Omentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang

    mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus.

    Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung

    empedu. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2

    lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri

    dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Padadaerah antara ligamentum falsiform dengan kandung empedu di

    lobus kanan kadang-kadang dapat ditemukan lobus kuadratus dan

    sebuah daerah yang disebut sebagai lobus kaudatus yang biasanya

    tertutup oleh vena kava inferior dan ligamentum venosum pada

    permukaan posterior. Hati terbagi dalam 8 segmen dengan fungsi

    yang berbeda. Pada dasarnya, garis Cantlie yang terdapat mulai

    dari vena kava sampai kandung empedu telah membagi hati

    menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan

    vaskularisasi relatif sedikit, kadang-kadang dijadikan batas reseksi.

    Pembagian lebih lanjut menjadi 8 segmen didasarkan pada aliran

    cabang pembuluh darah dan saluran empedu yang dimiliki oleh

    masing-masing segmen. Secara mikroskopis di dalam hati manusia

    terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap lobules berbentuk

    heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun

    radial mengelilingi vena sentralis. Di antara lembaran sel hati

    terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang merupakan cabang

    vena porta dan arteri hepatika. Sinusoid dibatasi oleh sel fagositik

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    7/53

    (sel kupffer) yang merupakan sistem retikuloendotelial dan

    berfungsi menghancurkan bakteri dan benda asing lain di dalam

    tubuh, jadi hati merupakan salah satu organ utama pertahanan

    tubuh terhadap serangan bakteri dan organ toksik. Selain cabang-

    cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian

    perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang

    membentuk kapiler empedu yang dinamakan kanakuli empedu

    yang berjalan diantara lembaran sel hati

    b)Fisiologi Organ Hati

    Hati sebagai kelenjar terbesar di tubuh, memiliki banyak fungsi . Fungsi utama hati

    adalah pembentukan dan ekskresi empedu. Hati mengekskresikan empedu sekitar satu liter

    perhari ke dalam usus halus . Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu .

    walaupun bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis

    tidak mempunyai peran aktif, tetapi penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu,

    karena bilirubin dapat memberi warna pada jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya .

    Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh

    sebanyak 20% serta menggunakan 2025% oksigen darah.

    Ada beberapa fungsi hati yaitu :

    a)Sekresi

    Proses absorbsi lemak yang berada dalam usus halus dilakukan oleh garam empedu .

    Garam empedu merupakan salah satu unsur utama empedu yang di sekresikan oleh hati .

    Empedu yang disimpan dalam kandung empedu akan dikeluarkan melalui saluran empedu sesuai

    dengan kebutuhan. Setelah diolah oleh bakteri di usus halus, sebagian besar garam empedu akan

    direabsorbsi di illeum, mengalami resirkulasi kehati, serta kembali di konjugasi dan di sekresi

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    8/53

    . Bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme pemecahan eritrosit yang sudah

    tua . Proses konjugasi berlangsung dalam hati dan di sekresi ke dalam empedu .

    b)MetabolismeHati berperan penting dalam metabolisme tiga mikronutrien yang dihantarkan

    oleh vena porta setelah absorbsi di usus . Bahan makanan tersebut adalah karbohidrat,

    lemak dan protein .

    Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

    Dalam metabolisme karbohidrat ( KH ), hati berperan penting dalam

    mempertahankan kadar glukosa dalam darah normal dan menyediakan energi untuk

    tubuh . Monosakarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan disimpan didalam

    hati, mekanisme ini di sebut glikogenesis . Jika kadar gula darah rendah, hati

    memecah glikogen menjadi glukosa dan mengalirkannya kedalam darah

    (glikogenolisis = proses pemecahan glikogen menjadi glukosa) untuk memenuhi

    kebutuhan tubuh . Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan untuk

    menghasilkan panas dan energi, sisanya diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam

    jaringan subkutan . Hati juga mampu mensintesis glukosa dari protein dan lemak

    (glukoneogenesis)

    Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

    Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan

    katabolisis asam lemak. Hidrolisis trigliserida, kolesterol, fospolipid, dan

    lipoprotein diabsorbsi di usus menjadi asam lemak dan gliserol . Sel-sel hati

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    9/53

    menyimpan beberapa trigliserida memecah asam lemak untuk menghasilkan

    ATP. Lemak yang disimpan dipecah-pecah untuk membentuk energy: proses ini

    disebut desaturasi. Hati jugs merupakan pembentukan utama, sintesis,

    esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum Cholesterol menjadi standar

    pemeriksaan metabolisme lipid.

    Fungsi hati sebagai metabolisme protein

    Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses

    deaminasi ( pembuangan gugus amino NH2 ),hati juga mensintesis gula dari

    asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati memproduksi

    asam amino dari bahan-bahan non nitrogen . Hati mengurai protein dari sel-sel

    tubuh dan sel darah merah yang rusak dan hasil penguraian protein

    menghasilkan urea dari asam amino berlebih diubah menjadi ureum

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    10/53

    dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin. Kelebihan asam amino

    dipecah dan diubah menjadi urea.

    Pembentukan urea : asam amino berasal dari proses pencernaan makanan

    protein yang kita makan, diabsorpsi oleh fili usus halus dan dibawa oleh vena

    porta ke hati. Asam amino yang diperlukan untuk menghasilkan penggunaan

    dan pemecahan jaringan yang baik serta memproduksi pertumbuhan

    dimungkinkan untuk melewati hati menuju aliran darah. Asam amino yang lain

    digunakan untuk membentuk protein darah. Kelebihan protein atau protein

    kelas-kedua yang tidak cocok untuk pembentukan jaringan dipecah dalam hati

    untuk membentuk :

    a.Bahan bakar tubuh yang terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen

    b.Urea, senyawa yang bernitrogen yang terkandung pada semua protein,

    yang tidak dapat dibakar, dan selanjutnya tidak dipakai, kecuali

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    11/53

    diperlukan untuk pembentukan jaringan. Urea ini adalah substansi yang

    dapat larut yang dibawa aliran darah dari hati ke ginjal untuk diekskresi

    di dalam tubuh.

    Metabolisme senyawasenyawa protein

    Semua senyawa protein harus di hidrolisis menjadi asamasam amino baru dapat

    diserap oleh dinding usus untuk dimetabolisme lebih lanjut melalaui jalur

    deaminasi/transaminasi.

    Reaksi transaminasi

    Asam alfa amino Alfa keto Glutarat NH3 CO2

    Asam alfa keto LGlutamat Urea

    Manusia ratarata mengekskresi 16,5 g nitrogen/hari, 95% dibuang melaluiginjal dalam

    bentuk urea hasil sintesis oleh hati dan 5% dikeluarkan melaluifaces.

    Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin

    Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K

    Fungsi hemodinamik

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    12/53

    Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal

    1500 cc/ menit atau 10001800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam

    a.hepatica 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati.

    Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan

    dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari,

    shock. Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.

    3. Penyimpanan

    Hati menyimpan glikogen, lemak, vitamin A, D, E, K, dan zat besi yang disimpan

    sebagai feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat dilepaskan bila zat besi

    diperlukan.

    Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan disimpan di suatu tempat di dalam

    tubuh, guna dibuat sesuai untuk pemakaiannya di dalam jaringan.

    4. Detoksifikasi

    Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat dan memfagositosis

    eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.

    Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urin

    (mendetoksifikasi).

    5. Fagositosis dan Imunitas

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    13/53

    Hati merupakan komponen sentral sistem imun . Sel Kuppfer, yang meliputi 15% dari

    massa hati serta 80% dari total populasi fagosit tubuh, merupakan sel yang sangat penting dalam

    menanggulangi antigen yang berasal dari luar tubuh dan mempresentasikan antigen tsb kepada

    limfosit . Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui

    proses fagositosis.

    6. Lainnya

    Regenenerasi Hati

    Berbeda dengan organ padat lainnya, hati orang dewasa tetap mempunyai kemampuan

    untuk bergenerasi sudah terbatas, maka sekelompok sel pluripotensial oval yang berasal dari

    duktulus-duktulus empedu akan berproliferasi sehingga terbentuk kembali sel-sel hepatosit dan

    sel-sel bilier yang tetap mempunyai kemampuan untuk bergenerasi.

    Karena hati merupakan suatu organ yang luas, sejumlah besar darah dapat disimpan

    didalam pembuluh darah hati. Volume darah normal hati, meliputi yang didalam vena hati dan

    yang didalam jaringan hati adalah 450mL, atau hampir 10% dari total volume darah tubuh. Bilatekanan tinggi didalam atrium kanan menyebabkan tekanan balik didalam hati, hati meluas dan

    oleh karena itu 0,5-1L cadangan darah kadang-kadang disimpan didalam vena ahepatika dan

    sinus hepatica.

    Jadi, sebenarnya hati adalah suatu organ yang besar, dapat meluas, dan organ venosa

    yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan darah yang bermakna disaat volume

    darah berlebihan dan mampu mensuplai darah ekstra disaat kekurangan volume darah.

    DEFINISI & MEKANISME TERJADINYA ASITES

    A.Definisi

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    14/53

    Asites adalah penimbunan cairan serosa ( mirip serum) di rongga peritonium. Rongga

    peritonium mencakup rongga abdomen dan daerah panggul sampai ke permukaan bawah

    diafragma, tidak termasuk ginjal. Rongga ini dilapisi oleh suatu membran tipis yang disebut

    peritoneum .

    1.Berdasarkan jumlahnya ada tingkatan:

    Tingkat 1: Sedang, hanya tampak pada pemeriksaan USG

    Tingkat 2: dapat terdeteksi dengan pemeriksaan puddle sign dan shifting dullness

    Tingkat 3: tampak dari pemeriksaan inspeksi, dapat dikonfirmasi dengan tes undulasi

    2.Secara klinis dikelompokkan menjadi :

    Asites eksudatifAsites transudatif

    B.Mekanisme Terjadinya Asites

    Asites biasanya terjadi akibat hipertensi porta. Akibat tingginya resistensi terhadap

    aliran darah yang melintasi hati, aliran darah dialihkan ke pembuluh - pembuluh mesenterika

    (abdomen peritonium). Peningkatan aliran menyebabkan peningkatan tekanan kapiler di

    pembuluh- pembuluh rongga abdomen ini sehingga terjadi filtrasi bersih cairan keluar dari

    pembuluh dan masuk ke rongga peritonium. Selain itu, tekanan yang tinggi di hati itu sendiri

    menyebabkan cairan mengalir keluar hati untuk masuk ke rongga peritonium. Cairan ini berisi

    konsentrasi albumin yang tinggi. Keluarnya albumin dari dari kompartemen vaskular ( darah )

    pada asites berperan pada penurunan protein darah yang dijumpai pada penyakit hati stadium

    lanjut selain berperan pada penurunan tekanan osmotik plasma, yang menyebabakan terjadinya

    edema interstisium. Edema interstisium juga terjadi di seluruh tubuh pada penyakit hati stadium

    lanjut. Hal ini terjadi sebagai akibat langsung berpindahnya albumin serum pada asites dan

    akibat gangguan sintesis protein. Apabila konsentrasi protein plasma berkurang, maka kekuatan

    yang mendorong reabsorsi cairan ke dalam semua kapiler dari ruang interstisium menurun

    sehingga terjadi edema di kompartemen interstisium.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    15/53

    Ada 3 faktor yang mempengaruhi terbentuknya asites, yaitu:

    1.Tekanan koloid osmotik plasma

    Biasanya bergantung pada kadar albumin. Pada keadaan normal albumin dibentuk oleh hati.

    Bilamana hati terganggu fungsinya maka pembentukan albumin juga terganggu sehingga

    kadarnya menurun, sehingga tekanan koloid osmotik juga berkurang. Ada tidaknya asites pada

    penderita sirosis terutama tergantung pada tekanan koloid osmotik plasma. Terdapatnya kadar

    albumin kurang dari 3gr% sudah dapat merupakan tanda kritis untuk timbulnya asites.

    2.Tekanan vena porta

    Pada penderita dengan hipertensi portal ekstrahepatik tidak selalu terjadi asites pada

    permulaannya. Tetapi bila terjadi perdarahan gastrointestinal, maka kadar plasma protein dapat

    menurun, sehingga tekanan koloid osmotik menurun pula dan baruterjadi asites. Bilamana kadar

    plasma protein kembali normal, asitesnya pun menghilang, walaupun hipertensi portal tetap ada.

    3.Perubahan elektrolit

    a.Retensi natrium

    Penderita sirosis tanpa asites mempunyai ekskresi Na yang normal. Bila disertai

    asites, biasanya ekskresi Na terganggu. Ekskresi Na melalui urine menjadi kurang dari 5

    meq/hari. Kadar Na dalam serum sedikit lebih rendah dari normal. Untuk mengembalikan

    cairan menjadi isotonis maka pada retensi Na terjadi retensi air, sehingga tekanan hidrostatik

    meninggi, hal ini menyebabkan terjadinya asites. Tubulus renis melakukan reabsorbsi Na

    sebanyak 99,5%, dan sebagian dari ini disebabkan karena bertambahnya produksi aldosteron.

    Berkurangnya perfusi dari ginjal kemungkinan menyebabkan terjadinya rangsangan untuk

    hiperaldosteronisme sekunder, keadaan ini merangsang juksta glomerularis dan sistem renin

    angiotensin, menyebabkan korteks adrenal memprodusir aldosteron. Pada penderita sirosis

    terjadi hipertrofi pada alat juksta glomerularis. Aldosteron berfungsi pada tubulus renalis

    bagian distal. Jadi ada kemungkinan terjadinya asites pada penderita penyakit hati tidak

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    16/53

    disebabkan pertama-tama oleh karena retensi Na, tapi secara skunder oleh

    hiperaldosteronisme.

    b.Retensi airEkskresi air pada penderita sirosis umumnya mengalami gangguan. Ini mungkin

    disebabkan karena aktivitas dari hormon anti diuretik (A.D.H) Gangguan tersebut

    kemungkinan besar merupakan akibat dari absrobsi Na pada tubulus renalis bagian proksimal

    yang sedemikian besar, sehingga tak ada yang melewati bagian distal.

    c.Perubahan kalium

    Kadar kalium dalam serum terdapat normal atau sedikit berkurang. Hal ini tidak

    disebabkan karena hilangnya ion-ion, tapi terganggunya sel-sel untuk mempertahankan kadar

    K. Di dalam sel itu sendiri.

    Ada 2 faktor terpenting untuktimbulnya asites, yaitu:

    1.Terganggunya faal hati dalam pembentukan albumin yang berakibat kadar serum albumin

    menurun, sehingga tekanan plasma osmotik pun menurun.

    2.Adanya hipertensi portal .

    Lebih banyak cairan yang masuk kedalam kavum peritonei dari pada yang meninggalkan kavum

    peritonei menyebabkan terjadinya asites. Hal ini dapat mengakibatkan pengurangan cairan dalam

    badan, yang akan menyebabkan terjadinya retensi Na & air pada ginjal. Efek pada tubulus renalis

    bagian distal adalah kemungkinan melalui aldosteron, sedangkan mekanisme pada tubulus

    renalis bagian proksimal belum diketahui benar. Pada beberapa keadaan aliran darah dan

    kecepatan filtrasi-glomerulus mungkin berkurang dan akan menambah terjadinya retensi

    natrium.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    17/53

    PENYAKITPENYAKIT KRONIK YANG DAPAT MENYEBABKAN

    TERJADINYA ASITES

    Asites dapat terjadi pada peritoneum yang normal atau peritoneum yang mengalami

    kelainan patologis. Jika peritoneum normal (tidak ada kelainan), maka penyebab asites adalah

    hipertensi porta dan hipoalbuminemia. Sedangkan pada peritoneum yang mengalami kelainan

    patologis, penyebab asites antara lain infeksi (peritonitis bakterial/TBC/fungal, peritonitis terkait

    HIV dll), keganasan/karsinoma peritoneal dll.

    Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan asites antara lain :

    1.Sirosis hati

    Sirosis (pembentukan jaringan parut) di hati akan menyebabkan vasokonstriksi dan

    fibrotisasi sinusoid. Akibatnya terjadi peningkatan resistensi sistem porta yang berujung

    kepada phipertensi porta. Hipertensi porta ini dibarengi dengan vasodilatasisplanchnic

    bed(pembuluh darah splanknik) akibat adanya vasodilator endogen (seperti NO, calcitone gene

    related peptide,endotelin dll).

    Dengan adanya vasodilatasisplanchnic bedtersebut, maka akan menyebabkan

    peningkatan aliran darah yang justru akan membuat hipertensi porta menjadi semakin menetap.

    Hipertensi porta tersebut akan meningkatkan tekanan transudasi terutama di daerah sinusoid dan

    kapiler usus. Transudat akan terkumpul di rongga peritoneum dan selanjutnya menyebabkan

    asites. Selain menyebabkan vasodilatasisplanchnic bed, vasodilator endogen juga akan

    mempengaruhi sirkulasi arterial sistemik sehingga terjadi vasodilatasi perifer dan penurunan

    volume efektif darah (underfillingrelatif) arteri. Sebagai respons terhadap perubahan ini, tubuh

    akan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik dan sumbu sistem renin-angiotensin-

    aldosteron serta arginin vasopressin. Semuanya itu akan meningkatkan reabsorbsi/penarikan

    garam (Na) dari ginjal dan diikuti dengan reabsorpsi air (H20) sehingga menyebabkan semakin

    banyak cairan yang terkumpul di rongga tubuh.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    18/53

    2.Gagal Ginjal Terminal

    Gagal ginjal terminal ( GGT ) adalah fasse terminal gagal ginjal kronik dimana

    penderita tidak dapat lagi dipertahankan dengan pengelolaan konservatif dan

    memerlukan terapi pengganti berupa dialis kronik atau cangkok ginjal . Penderita

    gagal ginjal terminal dengan hemodialisis kronik dapat berkembang menjadi asites .

    Penyebab asites pada penderita gagal ginjal kronik sering dihubung-hubungkan

    dengan penyakit hepar kronik, gagal jantung kongestif, peritonitis, tuberkulosis

    peritonium, perikarditis konstriktiva , dan hiperparatiroid .

    3.Kanker

    Tidak semua kanker yang dapat menimbulkan asites . Umumnya kanker yang dapat

    menimbulkan asites adalah kanker pada peritonium ( pada organ perut ) . Contoh-

    contoh dari ini adalah massa (tumor) yang menekan pada pembuluh-pembuluh portal

    dari rongga perut bagian dalam atau pembentukan bekuan (gumpalan) darah dalam

    pembuluh portal yang menghalangi aliran normal dan menongkatkan tekanan dalam

    pembuluhAdanya tekanan oleh karena kanker, sehingga menyebabkan bendungan

    yang akhirnya bocor . kebocoran tersebut mengalir ke jaringan intertitial lainnya dan

    terjadilah asites .

    Faktr-faktor lain yang mugkin berkontribusi pada ascites adalah penahanan garam dan

    air. Volume darah yang bersirkulasi mungkin dirasakan rendah oleh sensor-sensor dalam ginjal-

    ginjal karena pembentukan dari ascites mungkin menghabiskan beberapa volume dari darah. Ini

    memberi sinyal pada ginjal-ginjal untuk menyerap kembali lebih banyak garam dan air untuk

    mengkompensasi volume yang hilang.

    1.Beberapa penyebab-penyebab lain dari ascites berhubungan

    dengan gradien tekanan yang meningkat adalah gagal jantung

    kongestif dan gagal ginjal yang telah lanjut yang disebabkan

    oleh penahanan cairan keseluruhan dalam tubuh.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    19/53

    2.Pada kasus-kasus yang jarang, tekanan yang meningkat dalam

    sistim portal dapat disebabkan oleh rintangan internal atau

    eksternal dari pembuluh portal, berakibat pada portal

    hypertension tanpa cirrhosis.

    3.Ada juga pembentukan ascites sebagai akibat dari kanker-

    kanker, yang disebut malignant ascites. Tipe-tipe ascites ini

    secara khas adalah manifestasi-manifestasi dari kanker-kanker

    yang telah lanjut dari organ-organ dalam rongga perut,

    DEFINISI, ETIOLOGI, DAN GEJALA KLINISSIROSIS HATI

    A.Definisi

    Istilah sirosis hati diberikan Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros

    yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodul-nodul

    yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai suatu keadaan

    disorganisasi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regenerative yang

    dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. Secara lengkap sirosis hati adalah suatu penyakit

    dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh system hati

    mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat

    (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi.

    Keadaan tersebut terjadi karena infeksi akut dengan Sirosis hati adalah penyakit hati

    menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat

    disertai nodul. virus hepatitis dimana terjadi peradangan sel hati yang luas dan

    menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya banyak

    jaringan ikat dan regenerasi noduler dengan berbagai ukuran yang dibentuk oleh sel

    parenkim hati yang masih sehat. Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai

    terjadinya penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    20/53

    akhirnya menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba

    kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan.

    B.Etiologi

    Penyebab sirosis hati beragam. Selain disebabkam oleh

    infeksi virus hepatitis B ataupun C, juga dapat diakibatkan oleh

    konsumsi alcohol yang berlebihan, berbagai macam penyakit

    metabolic, adanya gangguan imunologis, dsb. Di Indonesia, sirosis

    hati lebih sering dijumpai pada lelaki daripada wanita sekitar 1,6 :

    1 dengan umur rata-rata 30-59 tahun.

    Keluhan yang timbul umumnya tergantung apakah sirosisnya

    masih dini atau sudah fase dekompensasi. Selain itu apakah timbul

    kegagalan fungsi hati akibat proses hepatitis kronik aktif atau telah

    terjadi hipertensi portal. Bila masih dalam fase kompensasi

    sempurna maka sirosis kadangkala ditemukan pada waktu orang

    melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh karena memang

    tidak ada keluhan sama sekali. Namun, bisa juga timbul keluhan

    yang tidak khas seperti badan tidak sehat, kurang semangat untuk

    kerja, rasa kembung, mual, mencret kadang sembelit, tidak selera

    makan, BB menurun, otot-otot melemah, dan rasa cepat lelah.

    Banyak atau sedikitnya keluhan yang timbul tergantung dari

    luasnya parenkim hati. Bila timbul ikterus maka sedang terjadi

    kerusakan sel hati. Namun, jika sudah masuk ke dalam fase

    dekompensasi maka gejala yang timbul bertambah dengan gejala

    dari kegagalan fungsi hati dan adanya hipertensi portal.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    21/53

    Kegagalan fungsi hati menimbulkan keluhan seperti rasa

    lemah, turunnya BB, kembung dan mual. Kulit tubuh di bagian

    atas, muka dan lengan atas akan bias timbul bercak mirip laba-laba

    (spider nevi). Telapak tangan berwarna merah (eritema Palmaris),

    perut membuncit akibat penimbunan cairan secara abnormal di

    rongga perut (asites), rambut ketiak dan kemaluan yang jarang atau

    berkurang, buah zakar mengecil (atrofi testis), dan pembesaran

    payudara pada laki-laki. Bisa pula timbul hipoalbuminea,

    pembengkakan pada tungkai bawah sekitar tulang (edema

    pretibial), dan gangguan pembekuan darah yang bermanifestasisebagai peradangan gusi, mimisan atau gangguan siklus haid.

    Kegagalan hati pada sirosis hati fase lanjut dapat menyebabkan

    gangguan kesadaran akibat encephalopathy hepatic atau koma

    hepatic.

    Tekanan portal yang normal antara 5-10 mmHg. Pada

    hipertensi portal terjadi kenaikan dalam system portal yang lebihdari 15mmHg dan bersifat menetap. Keadaan ini akan

    menyebabkan limpa membesar (splenomegali), pelebaran

    pembuluh darah kulit pada dinding perut disekitar pusar (caput

    medusa), pada dinding perut yang menandakan sudah terbentuknya

    system kolateral, wasir (hemoroid), dan penekanan pembuluh

    darah vena esophagus atau cardia (varises esophagus) yang dapat

    menimbulkan muntah darah (hematemesis), atau berak darah

    (melena). Kalau perdarahan yang keluar sangat banyak maka

    penderita bias timbul syok. Bila penyakit akan timbul asites,

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    22/53

    encephalopathy, dan perubahan kearah kanker hati primer

    (hepatoma).

    Tanda-tanda klinis sirosis hati (stigmata liver)

    Spider naevi

    Eritema palmaris

    Vena kolateral

    Ascites

    Splenomegali

    GynecomastiaIkterus sklera

    C.Gejala sirosis hati

    Gejala klinis tergantung pada fase penyakitnya.pada penyakit hati lanjut --> sulit

    dibedakandengan : hepatitis kronis aktif .sirosis hati dini.

    1.fase kompensasi sempurna. keluhan samar-samar --> badan lemas, nafsu makan menurun, bb

    turun, gembung, mual, mencret, kelemahan otot, cepat capek. sering terdeteksi pada saat cek up

    rutin.

    2.fase dekompensasi. dapat ditegakkan berdasarkan: klinis, laboratorium, penunjang lain

    .

    Manifestasi klinis dari Sirosis hati disebabkan oleh satu atau lebih hal-hal yang

    tersebut di bawah ini :

    1. Kegagalan Prekim hati

    2. Hipertensi portal

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    23/53

    3. Asites

    Keluhan dari sirosis hati dapat berupa :

    a.Merasa kemampuan jasmani menurunb.Nausea, nafsu makan menurun dan diikuti dengan penurunan berat badan

    c.Mata berwarna kuning dan buang air kecil berwarna gelap

    d.Pembesaran perut dan kaki bengkak

    e.Perdarahan saluran cerna bagian atas

    f.Pada keadaan lanjut dapat dijumpai pasien tidak sadarkan diri (Hepatic

    Enchephalopathy)

    g.Perasaan gatal yang hebat seperti telah disebutkan diatas bahwa pada hati terjadi

    gangguan arsitektur hati yang mengakibatkan kegagalan sirkulasi dan

    kegagalan perenkym hati yang masing-masing memperlihatkan gejala klinis

    berupa :

    Kegagalan sirosis hati

    Seperti edema, ikterus, koma, spider nevi, alopesia

    pectoralis, ginekomastia, kerusakan hati, asites,rambut pubis

    rontok, eritema Palmaris, atropi testis, dan kelainan

    darah(anemia,hematon/mudah terjadi perdaarahan)

    Hipertensi portal

    varises oesophagus

    spleenomegali

    perubahan sum-sum tulang

    caput medusa

    asites

    collateral veinhemorrhoid

    kelainan sel darah tepi (anemia, leukopeni dan trombositopeni)

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    24/53

    PATOFISIOLOGI & PATOGENESIS SIROSIS HATI

    A.Patofisiologi

    Hati dapat terlukai oleh berbagai macam sebab dan kejadian, kejadian tersebut

    dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau dalam keadaan yang kronis atau

    perlukaan hati yang terus menerus yang terjadi pada peminum alcohol aktif. Hati

    kemudian merespon kerusakan sel tersebut dengan membentuk ekstraselular matriks

    yang mengandung kolagen, glikoprotein, dan proteoglikans. Sel stellata berperan

    dalam membentuk ekstraselular matriks ini. Pada cedera yang akut sel stellata

    membentuk kembali ekstraselular matriks ini sehingga ditemukan pembengkakan

    pada hati. Namun, ada beberapa parakrine faktor yang menyebabkan sel stellata

    menjadi sel penghasil kolagen. Faktor parakrine ini mungkin dilepaskan oleh

    hepatocytes, sel Kupffer, dan endotel sinusoid sebagai respon terhadap cedera

    berkepanjangan. Sebagai contoh peningkatan kadar sitokintransforming growth facto

    beta 1 (TGF-beta1) ditemukan pada pasien dengan Hepatitis C kronis dan pasien

    sirosis. TGF-beta1 kemudian mengaktivasi sel stellata untuk memproduksi kolagen

    tipe 1dan pada akhirnya ukuran hati menyusut .

    Peningkatan deposisi kolagen pada perisinusoidal dan berkurangnya ukuran

    dari fenestra endotel hepatic menyebabkan kapilerisasi (ukuran pori seperti endotel

    kapiler) dari sinusoid. Sel stellata dalam memproduksi kolagen mengalami kontraksi

    yang cukup besar untuk menekan daerah perisinusoidal Adanya kapilarisasi dan

    kontraktilitas sel stellata inilah yang menyebabkan penekanan pada banyak vena di

    hati sehingga mengganggu proses aliran darah ke sel hati dan pada akhirnya sel hati

    mati, kematian hepatocytes dalam jumlah yang besar akan menyebabkan banyaknya

    fungsi hati yang rusak sehingga menyebabkan banyak gejala klinis. Kompresi dari

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    25/53

    vena pada hati akan dapat menyebabkan hipertensi portal yang merupakan keadaan

    utama penyebab terjadinya manifestasi klinis.

    B.Patogenesis

    Sirosis alkoholik atau secara historis disebut sirosis Laennec ditandai oleh

    pembentukan jaringan parut yang difus, kehilangan sel-sel hati yang uniform, dan sedikit

    nodul regeneratif. Sehingga kadang-kadang disebut srosis mikronodular. Sirosis

    mikronodular dapat pula diakibatkan oleh cedera hati lainnya. Tiga lesi hati utama akibat

    induksi alkohol adalah 1). Perlemakan hati alkoholik, 2).Hepatitis alkoholik, dan 3).

    Sirosis alkoholik.

    1.Perlemakan Hati Alkoholik

    Steatosis atau penlemakan hati, hepatosit teregang oleh vakuola lunak dalam

    sitoplasma berbentuk makrovesikel yang mendorong inti hepatosit ke membran sel.

    2.Hepatitis Alkoholik

    Fibrosis perivenular berlanjut menjadi sirosis panlobular akibat masukan alkohol

    dan destruksi hepatosit yang berkepanjangan. Fibrosis yang terjadi dapat berkontraksi

    di tempat cedera dan merangsang pembentukan kolagen. Di daerah peniportal dan

    perisental timbul septa jaringan ikat seperti jaring yang akhirnya menghubungkan

    triad portal dengan vena sentralis. Jalinan jaringan ikat halus ini mengelilingi massa

    kecil sel hati yang masih ada yang kemudian mengalami regenerasi dan membentuk

    nodulus. Namun demikian kerusakan sel yang terjadi melebihi perbaikannya.

    Penimbunan kolagen terus berlanjut, ukuran hati mengecil berbenjol-benjol (nodular)

    menjadi keras, terbentuk sirosis alkoholik.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    26/53

    Mekanisme cedera hati alkoholik masih belum pasti. Diperkirakan

    mekanismenya sebagai berikut: 1). Hipoksia sentrilobular, metabolisme asetaldehid

    etanol meningkatkan konsumsi oksigen lobular, terjadi hipoksemia relatif dan cedera

    sel di daerah yang jauh dari aliran darah yang teroksigenasi (misal daerah perisentral);

    2). Infiltrasi/aktivitas neutrofil, terjadi pelepasanchemoattractants neutrofil oleh

    hepatosit yang memetabolisme etanol. Cedera jaringan dapat terjadi dan neutrofil dan

    hepatosit yang melepaskan intermediet oksigen reaktif, proteasa, dan sitokin; 3).

    Formasi acetaldehyde-protein adductsberperan sebagai neoantigen, dan

    menghasilkan limfosit yang tersensitisasi serta antibodi spesifik yang menyerang

    hepatosit pembawa antigen ini; 4). Pembentukan radikal bebas oleh jalur alternatif

    dan metabolisme etanol, disebut sistem yang mengoksidasi enzim

    mikrosomal.Patogenesis fibrosis alkoholik meliputi banyak sitokin, antara lain faktor

    nekrosis tumor, interleukin-1, FDGF, dan TGF-beta. Asetaldehid kemungkinan

    mengaktifasi sel stelata tetapi bukan suatu faktor patogenik utama pada fibrosis

    alkoholik.

    3.Sirosis Hati Pasca Nekrosis

    Patogenesis sirosis hati menurut penelitian terakhir, memperlihatkan adanya

    peranan sel stelata (stellate cell). Dalam keadaan normal sel stelata mempunyai peran

    dalam keseimbangan pembentukan matriks ekstraselular dan proses degradasi.

    Pembentukan fibrosis menunjukkan perubahan proses keseimbangan. Jika terpapar

    faktor tertentu yang berlangsung secara terus menerus (misal: hepatitis virus, bahan-

    bahan hepatotokaik). Maka sel stelata akan menjadi sel yang membentuk kolagen.

    Jika proses berjalan terus maka fibrosis akan berjalan terus di dalam sel stelata, dan

    jaringan yang normal akan diganti oleh jaringan ikat.

    Sel yang berpengaruh pada patogenesis hati :

    a.Ekstraselular matrik

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    27/53

    Jaringan tubuh tersusun dari berbagai sel yang dikelilingin oleh matriks ektra

    seluler yang terdiri dari protein fibrin (kolagen dan elastin), protein adesif

    (fibronektin dan laminin), serta gel proteoglikan dari hialuronan. Matriks

    ekstraseluler berfungsi mendukung motilitas sel dalam jaringan ikat, mengatur

    proliferasi sel, bentuk dan fungsi sedemikian rupa sehingga nutrisi dan bahan-

    bahan kimia dapat berdisfungsi dengan bebas. Matriks ekstraseluler adalah

    merupakan rangkaian protein dan proteglikan yang mendukung struktur dan

    fungsi regulator pada jaringan. Matriks adalah merupakan homeostasis dinamik

    yang dipertahankan melalui degradasi konstan dan resintesis komponen matriks

    serta remondeling dari komponen matriks selama beberapa proses fisiologis.

    b.Sel stellataSel stellata berperan dalam membentuk ekstraselular matriks ini. Pada

    cedera yang akut sel stellata membentuk kembali ekstraselular matriks ini

    sehingga ditemukan pembengkakan pada hati. Namun, ada beberapa parakrine

    faktor yang menyebabkan sel stellata menjadi sel penghasil kolagen.

    Faktor parakrine ini mungkin dilepaskan oleh hepatocytes, sel Kupffer, dan

    endotelsinusoid sebagai respon terhadap cedera berkepanjangan

    c.Sel kupfferSejenismakrofagayang hanya bermukim padahati, tepatnya pada dinding

    sinusoid sistem retikuendotelial. Seperti makrofaga pada umumnya, sel Kupffer

    berasal daripromonositdisumsum tulang, kemudian menjadimonoblas,

    lalumonosit, beredar di dalam darah dan terdiferensiasi menjadi sel Kupffer. Sel

    Kupffer bertugas untuk membersihkan sel hampir mati dan debris dari sirkulasi darah

    http://id.wikipedia.org/wiki/Makrofagahttp://id.wikipedia.org/wiki/Makrofagahttp://id.wikipedia.org/wiki/Makrofagahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Promonosit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Promonosit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Promonosit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monoblas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monoblas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monoblas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Monosithttp://id.wikipedia.org/wiki/Monosithttp://id.wikipedia.org/wiki/Monosithttp://id.wikipedia.org/wiki/Monosithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monoblas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Promonosit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Makrofaga
  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    28/53

    dengan prosesfagositosisdan hasileksositosiskemudian disekresike dalamempedu.

    Helmy et all menemukan sejenis pencerap pada sel Kupffer, bertipe CRIg (bahasa

    Inggris: complement receptro of the immunoglobulin family). Di percobaan

    padatikus, tiadanya CRIg menghilangkan kemampuansistem kekebalan

    turunanuntuk melawan patogen yang terbalut olehproteinyang dihasilkansistem

    komplemen.ANAMESIS, PEMERIKSAAN FISIK & PEMERIKSAAN PENUNJANG

    PADA PENDERITA SIROSIS HATI

    A.Anamnesis

    Hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang dokter dalam anamnesispasiennya, meliputi :

    a.Menyapa dan memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarganya

    b.Anamnesis pribadi, meliputi :

    Nama pasien

    Alamat dan tanggal lahir

    Umur

    Jenis kelamin

    Status perkawinan

    Tanggal masuk berobat

    c.Anamnesis penyakit, meliputi :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekresihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekresihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekresihttp://id.wikipedia.org/wiki/Empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Tikushttp://id.wikipedia.org/wiki/Tikushttp://id.wikipedia.org/wiki/Tikushttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan_turunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan_turunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan_turunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan_turunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komplemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komplemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komplemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komplemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komplemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komplemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan_turunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan_turunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tikushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekresihttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosis
  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    29/53

    Keluhan utama

    Keluhan/ gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat

    Tidak harus sejalan dengan diagnosis utama

    Keluhan tambahan

    Urutan hal-hal yang dapat ditanya oleh seorang dokter mengenai keluhan

    utama dan tambahan sesuai dengan gejala-gejala dan tanda-tanda pada pasien

    adalah :

    1.Onset : Mulainya pasien merasakan keluhan tersebut

    2.Lokasi : Daerah yang dirasakan sakit oleh pasien

    3.Durasi : Lamanya sakit itu dirasakan pasien4.Sifat : Keparahannya (ringan,sedang atau berat)

    5.Penyebaran : Kemungkinan sakit dirasakan daerah tubuh yang lain

    6.Waktu : Kapan-kapan saja sakit itu dirasakan.

    7.Faktor-faktor yang memperberat : Tindakan-tindakan yang menambah rasa

    sakit tersebut

    8.Faktor-faktor yang memperingan : Tindakan tindakan yang dapat membantu

    menghilangkan atau mengurangkan rasa sakit.

    d.Riwayat penyakit :

    Riwayat penyakit : Cerita kronologis, rinci, jelas tentang keadaan pasien sebelum

    ada keluhan sampai dibawa berobat

    Riwayat pengobatan : Tindakan sebelumnya (suntikan, penyinaran), Pengobatan

    sebelumnya dan hasilnya (macam obat dll), reaksi alergi .

    Riwayat penyakit pada anggota keluarga

    Riwayat penyakit terdahulu

    e.Menelaah tentang :

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    30/53

    Kondisi sosial ekonomi

    Pengonsumsian alkohol

    Pekerjaan

    Pada penderita Sirosis hati, anamnesis yang bisa di dapat berupa :

    1.Data subyektif

    Keluhan perut tidak enak, mual dan nafsu makan menurun.

    Mengeluh cepat lelah.

    Mengeluh sesak nafas

    2.Data Obyektif

    Penurunan berat badan

    Ikterus.

    Spider naevi.

    Anemia.Air kencing berwarna gelap.

    Kadang-kadang hati teraba keras.

    Kadar cholesterol rendah, albumin rendah.

    Hematemesis (muntah darah yang berasal dari saluran cerna) dan Melena (pengeluaran

    feses yang yang berwarna hitam).

    Memiliki riwayat penyakit hati

    B.Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan fisik

    Inspeksi

    Mata dan Kulit yang menguning (jaundice) disebabkan oleh akumulasi

    bilirubin dalam darah

    Bengkak pada perut dan tungkai

    Penurunan kesadaran

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    31/53

    Kelelahan

    Kelemahan

    Gatal

    Mudah memar karena pengurangan produksi faktor-faktor pembeku darah

    oleh hati yang sakit.

    Erythema Palmaris dan spider nevi.

    Palpasi

    Hati

    perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati

    mengecil artinya, prognosis kurang baik. Besar hati normal selebar

    telapak tangannya sendiri (7-10 cm). Pada sirosis hati, konsistensi hati

    biasanya kenyal/firm, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit pada

    perabaan hati.

    Limpa

    pembesaran limpa diukur dengan 2 cara :

    Schuffner : hati membesar ke medial dan kebawah menuju umbilikus

    dan dari umbilikus ke SIAS kanan

    Hacket : bila limpa membesar ke arah bawah saja .

    Perut & ekstra abdomen : pada perut diperhatikan vena kolateral dan

    ascites

    Manifestasi diluar perut : perhatikan adanya spider navy pada tubuh

    bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput medussae, dan tubuh

    bagian bawah. Perlu diperhatikan adanya eritema palmaris,

    ginekomastia, dan atrofi testis pada pria. Bisa juga dijumpai hemoroid.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    32/53

    Perkusi

    Cara pemeriksaan asites dengan pemeriksaan gelombang cairan (undulating

    fluid wave).

    Teknik ini dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah

    ketukan pada satu sisi dinding abdomen akan menimbulkan

    gelombang cairan yang akan diteruskan ke sisi yang lain.

    Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan kiri pada

    satu sisi abdomen dan tangan kanan melakukan ketukan berulang-

    ulang pada dinding abdomen sisi yang lain. Tangan kiri kan merasakan

    adanya tekanan gelombang.

    Pemeriksaan penunjang

    1.Laboratorium

    -Kadar Hb yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih

    menurun (leukopenia), dan trombositopenia-Kenaikan SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase. SGOT adalah

    enzim yang ada di dalam sel-sel hati dan jantung. SGOT disebut juga

    aspartate aminotransferase (AST). Batas normal: 0-37 U/l, SGOT

    dilepaskan dalam darah ketika jantung atau hati rusak. SGPT : Serum

    Glutamic Pyruvic Transaminase. Disebut juga alanine aminotransferase

    (ALT). Batas normal:0-45 U/l

    -Kadar albumin rendah. Terjadi bila kemampuan sel hati menurun. : kadar

    albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan sel hati

    yang kurang .Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin

    merupakan tanda kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi stress

    seperti : tindakan operasi.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    33/53

    -Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun kalau terjadi kerusakan sel hati.

    Pemeriksaan CHE (kolinesterase) : penting dalam menilai sel hati. Bila

    terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun, pada perbaikan

    terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai CHE yang bertahan

    dibawah nilai normal, mempunyai prognosis yang jelek.

    -Masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan fungsi hati.

    -Glukosa darah yang tinggi menandakan ketidakmampuan sel hati

    membentuk glikogen.

    -Pemeriksaan marker serologi petanda virus untuk menentukan penyebab

    sirosis hati seperti HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan

    sebagainya.

    -Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila ininya terus meninggi atau >500-

    1.000 berarti telah terjadi transformasi ke arah keganasan yaitu terjadinya

    kanker hati primer (hepatoma).

    2.USG ultrasonografi

    Gambaran ultrasonografi pada beberapa Sirosis hati :

    Permukaan nodular

    Ehopattern meningkat, heterogin

    V.porta berkelok,ukuran membesar

    Pada awal sirosis hepar membesar

    Pada sirosis berat ukuran hati mengecil.

    Splenomegali mendukung sirosis

    Tanda-tanda hipertensi portal misalnya v. porta melebar, dinding kandung

    empedu menebal (edema karena tekanan portal)

    Yang dilihat pinggir hati, pembesaran, permukaan, homogenitas, asites,

    splenomegali, gambaran vena hepatika, vena porta, pelebaran saluran empedu,

    daerah hipo atau hiperekoik atau adanya SOL (space occupyin lesion). Sonografi

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    34/53

    bisa mendukung diagnosis sirosis hati terutama stadium dekompensata,

    hepatoma/tumor, ikterus obstruktif batu kandung empedu dan saluran empedu,

    dll.

    3.Pemeriksaan radiologi dengan menelan bubur barium untuk melihat varises

    esofagus, untuk konfirmasi hepertensi portal.

    4.Esofagoskopi

    Dapat dilihat varises esofagus sebagai komplikasi sirosis hati/hipertensi

    portal. endoskopi dapat melihat langsung sumber perdarahan varises esofagus,

    tanda-tanda yang mengarah akan kemungkinan terjadinya perdarahan,

    kemungkinan perdarahan yang lebih besar akan terjadi bila dijumpai tanda diffus

    redness. Selain tanda tersebut, dapat dievaluasi besar dan panjang varises serta

    kemungkinan terjadi perdarahan yang lebih besar.

    5.CT scan Tomografi komputerisasi

    walaupun mahal sangat berguna untuk mendiagnosis kelainan fokal, seperti tumor

    atau kista hidatid. Juga dapat dilihat besar, bentuk dan homogenitas hati.

    6.Angiografi

    Angiografi selektif, selia gastrik atau splenotofografi terutamapengukuran tekanan

    vena porta. Pada beberapa kasus, prosedur ini sangat berguna untuk melihat

    keadaan sirkulasi portal sebelum operasi pintas dan mendeteksi tumor atau kista.

    7.Endoscopic retrograde chlangiopancreatography (ERCP) digunakan untuk

    menyingkirkan adanya obstruksi ekstrahepatik

    Pemeriksaan penunjang lainnya adalah pemeriksaan cairan asites dengan melakukan

    pungsi asites. Bisa dijumpai tanda-tanda infeksi (peritonitis bakterial spontan), sel tumor,

    perdarahan dan eksudat, dilakukan pemeriksaan mikroskopis, kultur cairan dan pemeriksaan

    kadar protein, amilase dan lipase.

    PENATALAKSANAANS SIROSIS HATI

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    35/53

    PROMOTIF

    Konsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama.

    Sirosis terjadi paling tinggi pada peminum keras. Meskipun defisiensi gizi dengan

    penurunan asupan protein turut menimbulkan kerusakan hati, namun asupan alkohol

    yang berlebihan merupakan faktor penyebab utama pada perlemakan hati dan

    konsekuensi yang ditimbulkannya. Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada

    individu yang tidak memiliki kebiasaan minum dan pada individu yang dietnya

    normal tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.

    Faktor lain diantaranya termasuk jajanan dengan zat kimia tertentu (karbon

    tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastasis dan

    mayoritas pasien sirosis berusia 50-60 tahun.

    Penyuluhan Gizi dan konseling:

    Bantu pasien untuk hidangan yang menarik, untuk meningkatkan selera makan,

    porsi makanan kecil dan sering diberikan.

    Bantu pasien untuk meningkatkan asupsi kalori, protein, vitamin.

    Pastikan pasien untuk tidak minum alkohol dan obat-obatan yang bersifat toksik.

    Penyuluhan Keamanan Pangan (Food Safety)

    a. Personal hygiene dengan cuci tangan, penggunaan desinfektan

    b. Food safety lainnya (sayuran mentah, jajanan)

    Obat-Obat Yang Dapat Menyebabkan Kelainan Hati

    Golongan analgetik, antipiretik, dan antiatritik

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    36/53

    Nama Obat Keterangan

    Aspirin

    Selain kelainan pada lambung/saluran makanan bila seseorang

    mendapat aspirin dengan dosis 2-3,5 gr/hari akan dapat timbul

    gejala hepatitis setelah 1-8 bulan makan obat tersebut.

    Hepatitis yang timbul secara klinis, laboratoris dan

    histopatologis mirip dengan gambaran hepatitis kronis aktif.

    Phenylbutazon

    (Butazolidin)

    Kelainan hati yang timbul adalah ikterus dan hepatomegali.

    Perbaikan akan terjadi setelah 3 bulan obat ini dihentikan tanpa

    menimbulkan gejala sisa Bila hepatitisnya berat akan berakhir

    dengan sirosis postnekrotik.

    Indomethacine

    Timbulnya hepatitis setelah 5-6 bulan mendapat

    indomethacine. Ikterus biasanya timbul sangat berat.

    Kerusakan pada hati terdapatdisekitar sentrolobular, yaitu

    timbulnya degenerasi dan pembengkakan sel hati, infiltrasi

    lemak, bendungan dan infiltrasi sel radang.

    Paracetamol

    Kelainan hati yang timbul akibat dosis yang berlebihan, yaitu

    berupa nekrosis yang berat. Bila seseorang makan 7,5 gram

    paracetamol sekaligus akan timbul kerusakan hati, dan bila

    makan >15 gram sekaligus akan dapat menyebabkan nekrosis

    hati.

    ChincophenKelainan hati yang berbentuk hepatitik, dapat menyebabkan

    sirosis hati.

    ProbenecidKelainan hati yang berbentuk hepatitik, dan dapat

    menyebabkan nekrosis hati yang masif dan berakibat fatal

    Allopurinol Mengakibatkan kholestatik hepatitis

    Golongan Antibiotik

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    37/53

    Tetracycline

    Pemberian tetracycline 2 gram/oral akan menghambat sintesa

    protein dan mencegah pembebasan trigliserida dari hati,

    sehingga timbul perlemakan pada hati (fatty liver).

    Chlortetracyclin dan

    Oxytetracyclin

    Pemberian Chlortetracyclin dengan dosis terappeutis sering

    menyebabkan perlemakan hati, pemberian Oxytetracyclin

    menyebabkan timbulnya hepatitis dan gejala hipersensitif

    lainnya.

    Erytromycin

    Eritromicin yang berbentuk ester dapat menyebabkan

    hepatotoksik, yaitu menyebabkan hepatitis. Ikterus timbul pada

    hari ke2-21 setelah makan obat.

    Rifampicin

    Rifampiscin menyebabkan kerusakan hati setelah 3 bulan

    makan obat, pengaruh hepatotoksik ini diperjelas bila disertai

    pemberian INH.

    Golongan antidiuretika dan anti hipertensi

    ChlorothiazideKelainan hati yang timbul berupa hepatitis kholestatik, setelah

    pemberian 0,5gram/hari selama 2 minggu.

    Methildopa (aldomat,

    dopamet, medomet)

    Terjadi karena terbentuknya toxic metabolies didalam hati

    selama/setelah makan obat tersebut.

    Golongan Anestesi

    Halothene, Carbon tetrachloride, Chloroform

    Golongan Antituberkulosis

    Isoniazid Kerusakan hati disebabkan karena toxic metabolite

    RifampisinRifampiscin menyebabkan kerusakan hati setelah 3 bulan

    makan obat

    Sumber : Hadi Sujono. GASTROENTEROLOGI, Hal:655-662. Bandung : PT ALUMNI

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    38/53

    PREVENTIF

    Hindari Kelebihan Minum : Anda mungkin ingin membatasi konsumsi alkohol Anda

    untuk 2 minuman sehari jika Anda seorang pria atau satu gelas jika Anda seorang

    wanita. Kelebihan minum dapat menyebabkan penimbunan lemak dalam sel-sel hati.

    sel hati yang berlemak dapat menyebabkan peradangan hati. Hal ini dapat

    mengakibatkan parut pada hati dan akhirnya sirosis.

    Hindari Hepatitis B atau C Infeksi : infeksi hepatitis B atau C dapat diperoleh dari

    darah yang terinfeksi atau dari orang yang terinfeksi. Hepatitis transmisi dapat

    dihindari dengan menggunakan jarum sekali pakai atau dengan menghindari aktivitas

    seksual sampai satu sembuh sepenuhnya. Satu juga mungkin ingin menghindari

    berbagi pisau cukur, jarum, sikat gigi, alat manicure yang dapat menanggung darah

    yang terinfeksi.

    Mendapatkan Imunisasi : Hepatitis imunisasi dapat memberikan perlindungan

    terhadap penyakit yang disebabkan oleh hepatitis.

    Antibodi Persiapan: Sebuah persiapan antibodi dapat memberikan perlindungan

    kepada orang yang telah terkena Hepatitis B. Hal ini dapat mencegah satu dari

    terinfeksi dengan penyakit itu.

    Kenakan Pakaian pelindung: Sebelum menggunakan bahan kimia beracun di rumah,

    di kantor, atau di kebun, seseorang mungkin ingin memakai pakaian pelindung.

    Pakaian tersebut dapat bertindak sebagai meliputi, mencegah racun masuk ke dalam

    tubuh.

    Sirosis hati dapat dicegah jika seseorang dapat melakukan perawatan yang tepat hati.

    Diperlukan tindakan pencegahan disertai dengan pola hidup sehat dapat menangkap atau

    memeriksa sirosis hati.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    39/53

    KURATIF

    Etiologi sirosis mempengaruhi penanganan sirosis. Terapi ditujukan mengurangi

    progressi penyakit, menghindarkan bahan-bahanyang bisa menambah kerusakan hati,

    pencegahan dan penanganan komplikasi.Tatalaksana pasien sirosis yang masih

    kompensata ditujukan untuk mengurangi progresi kerusakan hati. Terapi pasien ditujukan

    untuk menghilangkan etiologi diantaranya : alkohol dan bahan-bahan lain yang toksik

    dan dapat mencederai hati dihentikan penggunaannya. Pemberian asetaminofen, kolkisin,

    dan obat herbal bias menghambat kolagenik.

    Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :

    Simtomatis

    Supportif, yaitu :

    a.Istirahat yang cukup

    Sebaiknya aktivitas fisik dibatas, dan dianjurkan untuk istirahat ditempat

    tidur sekurang-kurangnya setengah hari setiap harinya, terutama bagi

    mereka yang asites. Bagi para penderita sirosis hati tanpa asites, dan tes

    faal hati sedikit terganggu, dapat melakukan pekerjaannya selama 8 jam

    sehari untuk selanjutnya dianjurkan banyak istirahat, sedangakan untuk

    penderita sirosis hati dengan asites tetap dapat melakukan pekerjaannya

    selama 4-6 jam. Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan

    pembentuka urin. Istilah diuresis mempunyai pengertian, 1) menunjukkan

    adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan, 2) menunjukkan

    jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama

    diuretik adalah untuk memobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    40/53

    keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel

    kembali menjadi normal.

    b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, misalnya : cukup kalori,

    protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin

    c. Pengobatan berdasarkan etiologi

    Misalnya, pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan

    interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian

    pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan pengobatan

    IFN seperti :

    a)Kombinasi IFN dengan ribavirin

    Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x

    seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan (1000

    mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untuk jangka

    waktu 24-48 minggu.

    b)Terapi induksi IFN

    Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis

    yang lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu

    yang dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu

    dengan atau tanpa kombinasi dengan RIB.

    c)Terapi dosis IFN tiap hari

    Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3

    juta atau 5 juta unit tiap harisampai HCV-RNA negatif di serum dan

    jaringan hati.

    Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi komplikasi seperti

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    41/53

    Asites

    Ensefalophaty hepatic

    Varises Esofagus

    1)Penatalaksanaan Sirosis Hati bila terjadi Asites

    Pengobatan asites transudat sebaiknya dilakukan secara komperhensif meliputi:

    a.Tirah Baring

    Tirah baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika, pada pasien asites

    transudat yang berhubungan dengan hipertensi porta. Perbaikan efek diuretika

    tersebut berhubungan dengan perbaikan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

    akibat tirah baring.

    Tirah baring akan menyebabkan aktifitas simpatis dan sistem renin-

    angiostensin-aldosteron menurun. Yang dimaksud dengan tirah baring disini

    bukan istirahat total di tempat tidur sepanjang hari, tetapi tidur terlentang, kaki

    sedikit diangkat, setelah beberapa jam setelah minum obat diuretika.2

    b.Diet

    Diet rendah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis.

    Konsumsi garam (NaCl) perhari sebaiknya dibatasi hingga 40-60 meq/hari.

    Hiponatremia ringan sampai sedang bukan merupakan kontraindikasi untuk

    memberikan diet rendah garam, mengingat hiponatremia pada pasien asites

    transudat relatif. Jumlah total Na dalam tubuh sebenarnya diatas normal. Biasanya

    diet rendah garam yang mengandung NaCl kurang dari 40 meq/hari tidak

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    42/53

    diperlukan. Konsentrasi NaCl yang amat rendah justru dapat menggangu fungsi

    ginjal.2

    c.Diuretika

    Diuretika yang dianjurkan adalah diuretika yang bekerja sebagai

    antialdosteron, misalnya, Spironolakton. Diuretika ini merupakan diuretika hemat

    kalium, bekerja ditubulus distal dan menahan reabsorbsi Na. Sebenarnya potensi

    natriuretik diuretika distal lebih rendah daripada diuretika loop bila etiologi

    peningkatan air dan garam tidak berhubungan dengan hiperaldosteronisme.

    Efektifitas obat ini lebih bergantung pada konsentrasinya di plasma, semakin

    tinggi semakin efektif.

    Dosis yang dianjurkan antara 100-600mg/hari. Jarang diperlukan dosis

    yang lebih tinggi lagi.

    Target yang sebaiknya dicapai dari tirah baring, diet rendah garam dan

    terapi diuretika adalah peningkatan diuresis sehingga berat badan turun400-800gr/hari.

    Pasien yang disertai edema perifer penurunan berat badan dapat sampai

    1500gr/hari.

    Setelah cairan asites dapat dimobilisasi, dosis diuretika dapat disesuaikan.

    Biasanya diet rendah garam dan Spironolaktonmasih tetap diperlukan

    untuk mempertahankan diuresis dan natriuresis sehingga asites tidak

    terbentuk lagi.2

    TEMPAT DAN CARA KERJA DIURETIK

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    43/53

    Obat Tempat kerja utama Cara kerja

    Diuretik Osmotik

    1.Tubuli proksimal

    2.Ansa Henle desenden

    bagian epitel tipis

    3.Duktus koligentes

    Penghambatan reabsorbsi Na dan Air

    melalui daya osmotiknya

    Penghambatan reabsorbsi Na dan Air

    o.k. hipertonisitas daerah medula

    menurun

    Penghambatan reabsorbsi Na dan Air

    o.k. pengahmabtan efek ADH

    Penghambatan

    Enzim karbonik

    anhidrase

    Tubuli proksimal Penghambatan terhadap reabsorbsi

    HCO3-, H

    +, dan Na

    +

    TiazidHulu tubuli distal Penghambatan terhadap reabsorbsi

    Natrium Clorida

    Diuretik Hemat

    Kalium

    Hilir tubuli distal dan

    duktus koligentes daerahkorteks

    Penghambatan antiport

    Na

    +

    /K

    +

    (reabsorbsi Na dan sekresi K)dengan ajalan antagonisme kompetitif

    (Spironolakton) atau secara langsung

    (triamteren dan amilorid)

    Diuretik KuatAnsa Henle asenden bagian

    epitel tebal

    Penghambatan terhadap kontranspor

    Na+/K

    +/Cl

    -.

    Sumber : Farmakologi Dan Terapi Edisi 5,Hal:390. Jakarta:Balai Penerbit FKUI

    PENGGUNAAN KLINIK DIURETIK

    Penyakit Obat Keterangan

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    44/53

    Hipertensi

    Tiazid

    iuretik Kuat (Furosemid)

    Diuretik hemat kalium

    Merupakan pilihan utama step 1, pada

    sebagian bessar pasien

    Bila terdapat gangguan ginjal atau

    diperlukan efek diuretik segera

    Digunakan bersama Tiazid atau

    diuretik kuat, bila ada bahaya

    hipokalemia

    Payah Jantung

    KronikKongestif

    Tiazid

    Diuretik Kuat (furosemid)

    Diuretik hemat kalium

    Bila fungsi ginjal normal

    Pasien gangguan fungsi ginjal

    Digunakan bersama Tiazid atau

    diuretik kuat, bila ada bahaya

    hipokalemia

    Edema Paru Akut Diuretik Kuat (furosemid)

    Sindrom Nefrotik Tiazid atau diuretik kuat

    bersama dengan spironolakton

    Gagal ginjal Akut

    Manitol dan atau Furosemid Bila diuresis berhasil, volume cairan

    ntubuh yang hilang harus diganti

    dengan hati-hati

    Asites pada Penyakit

    Hati Kronik

    Spironolakton (sendiri atau

    bersama tiazid atau diuretik

    kuat)

    Diuretik kuat harus digunakan

    dengan hati-hati. Bila ada gangguan

    fungsi ginjal, jangan menggunakan

    spironolakton

    Edema Otak Diuretik Osmotik

    Hiperklsemia Furosemid Diberikan bersama infus NaCl

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    45/53

    hipertonis

    Batu ginjal Tiazid

    Diabetes Inspidius Tiazid Disertai diet rendah garam

    Open Angle

    Glaucoma

    Asetozolamid Penggunaan jangka panjang

    Acute Angle Closure

    Glaucoma

    Diuretik osmotik atau

    asetozolamid

    Prabedah

    Sumber :Farmakologi Dan Terapi Edisi 5,Hal:402. Jakarta:Balai Penerbit FKUI

    Diuretika yang dianjurkan adalah diuretika yang bekerja sebagai antialdosteron. Saat ini

    dikenal dua macam antagonis aldosteron, yaituSpironolakton dan eplerenon. Mekanisme kerja

    aldosteron adalah penghambatan kompetitif terhadap aldosteron (aldosteron adalah

    mineralkortikoid endogen yang paling kuat, berperan dalam memperbesar reabsorbsi Na dan Cl

    di tubuli distal serta memperbesar ekskresi kalium). Jadi, dengan pemberian antagonis

    aldosteron, reabsorbsi Na+

    dan K+

    di hilir tubuli distal dan duktus koligentes dikurangi, dengan

    demikian ekskresi K

    +

    juga berkurang.

    Eplerenon Spironolakton

    Merupakan analog spironolakton yang

    baru digunakan sejak tahun 2003

    Eplerenon memiliki afinitas yang lebih

    lemah terhadap reseptor

    mineralkortikoid, androgen, dan

    progesteron.

    Eplerenon tidak menimbulkan efek

    samping ginekomastia dan virilisasi

    Indikasi : antihipertensi dan terapi tambahan

    Efek samping:

    1) hiperkalemia, bila diberikan bersama asupan

    kalium berlebih.

    2) Ginekomastika

    Indikasi:

    1)Hipertensi dan edema yang refrakter,

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    46/53

    pada gagal jantung

    Dosis :

    50-100mg/hari

    2) gagal jantung kronik,

    3) obat pilihan untuk hipertensi

    hiperaldosteronisme primer dan sangat

    bermanfaat pada kondisi yang

    disertai hiperaldosteronisme skunder seperti

    asites pada sirosis hepatis dan sindrom

    nefrotik.

    Dosis :

    Terdapat dam bentuk tablet 20, 50, dan 100 mg.

    Dewasa : 25-200mg, dosis efektif 100 mg

    Kombinasi :

    Spironolakton 25mg + hidroklorotiazid 25mg

    Spironolakton 25mg + tiabutazid 2,5 mg

    Sumber : Farmakologi Dan Terapi Edisi 5,Hal:397 Jakarta:Balai Penerbit FKUI

    d.Terapi Parasentesis

    Beberapa tahun terakhir ini parasentesis kembali dianjurkan karena banyak

    keuntungan dibandingkan terapi konvensional bila dikerjakan dengan baik.2

    Mengenai parasintesis cairan asites dapat dilakukan 5 10 liter / hari, dengan catatan

    harus dilakukan infus albumin sebanyak 68 gr/l cairan asites yang dikeluarkan.3

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    47/53

    Prosedur ini tidak dianjurkan pada Childs C yaitu: Protrombin < 40%, serum

    bilirubin > dari 10 mg/dl, trombosit < 40.000/mm3, creatinin > 3 mg/dl dan

    natrium urin < 10 mmol/24 jam.3

    2.Penatalaksanaan Sirosis Hati bila terjadi Ensefalophaty Hepatic

    Suatu syndrome Neuropsikiatri yang didapatkan pada penderita penyakit

    hati menahun, mulai dari gangguan ritme tidur, perubahan kepribadian, gelisah

    sampai ke pre koma dan koma. Pada umumnya enselopati Hepatik pada sirosis hati

    disebabkan adanya factor pencetus, antara lain : infeksi, perdarahan gastro intestinal,

    obat-obat yang Hepatotoxic.

    Prinsip penggunaan ada 3 sasaran :

    Mengenali dan mengobati factor pencetus

    Intervensi untuk menurunkan produksi dan absorpsi amoniak serta toxin-toxin

    yang berasal dari usus dengan jalan :

    Pemberian antibiotik (neomisin). Neomisin bisa digunakan untuk

    mengurangi bakteri usus penghasil amonia, diet protein dikurangi sampai

    0,5 gr/kgBB/hari, terutama diberikan yang kaya asam aminorantai cabang.

    Pemberian lactulose/ lactikol. Laktulosa membantu pasien untuk

    mengeluarkan amonia.

    3.Penatalaksanaan Sirosis Hati bila terjadi Varises Esofagus

    Sebelum berdarah dan sesudah berdarah bisa diberikan obat penyekat beta (Propranolol). Waktu

    perdarahan akut, bisa diberikan preparat somatostatin atau oktreotid, diteruskan dengan tindakan

    skleroterapi atau ligasi endoskopi.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    48/53

    REHABILITATIF

    Bila hati masih dapat mengkompensasi kerusakan yang terjadi

    maka penderita dianjurkan untuk mengontrol penyakitnya secara

    teratur, istirahat yang cukup, dan melakukan diet sehari-hari yang

    tinggi kalori dan protein disertai lemak secukupnya. Dalam hal ini

    bila timbul komplikasi maka hal-hal berikut harus diperhatikan:

    1.Pada ensefalopati pemasukan protein harus dikurangi. Lakukan

    koreksi faktor pencetus seperti pemberian kalium pada

    hipokalemia, pemberian antibiotik pada infeksi, dan lain-lain.

    2.Apabila timbul asites lanjut maka penderita perlu istirahat ditempat tidur. Konsumsi garam perlu dikurangi hingga kira-kira

    0.5 g per hari dengan botol cairan yang masuk 1.5 liter per hari.

    Penderita diberi obat diuretik distal yaitu Spronolakton 425 g

    per hari, yang dapat dinaikkan sampai dosis total 800 mg

    perhari. Bila perlu, penderita diberikan obat diuretik loop yaitu

    Furosemid dan dilakukan koreksi kadar albumin di dalam darah.

    3.Pada pendarahan varises esofagus penderita memerlukan

    perawatan di rumah sakit.

    4.Apabila timbul sindroma hepatorenal yaitu terjadinya gagal

    ginjal akut yang berjalan progresif pada penderita penyakit hati

    kronis dan umumnya disertai sirosis hati dengan asites maka

    perlu perawatan segera di rumah sakit. Keadaan ini ditandai

    dengan kadar urea yang tinggi di dalam darah (azotemia) dan airkencing yang keluar sangat sedikit (oliguria).

    KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS SIROSIS HATI

    A. Komplikasi

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    49/53

    1.Perdarahan Gastrointestinal

    Setiap penderita Sirosis Hepatis dekompensata terjadi hipertensi portal, dan timbul

    varises esophagus. Varises esophagus yang terjadi pada suatu waktu mudah pecah, sehingga

    timbul perdarahan yang massif. Sifat perdarahan yang ditimbulkan adalah muntah darah atau

    hematemesis biasanya mendadak dan massif tanpa didahului rasa nyeri di epigastrium. Darah

    yang keluar berwarna kehitam-hitaman dan tidak akan membeku, karena sudah tercampur

    dengan asam lambung. Setelah hematemesis selalu disusul dengan melena (Sujono Hadi).

    Mungkin juga perdarahan pada penderita Sirosis Hepatis tidak hanya disebabkan oleh

    pecahnya varises esophagus saja. FAINER dan HALSTED pada tahun 1965 melaporkan dari 76

    penderita Sirosis Hepatis dengan perdarahan ditemukan 62% disebabkan oleh pecahnya varises

    esofagii, 18% karena ulkus peptikum dan 5% karena erosi lambung.

    2.Koma hepatikum

    Komplikasi yang terbanyak dari penderita Sirosis Hepatis adalah koma hepatikum.

    Timbulnya koma hepatikum dapat sebagai akibat dari faal hati sendiri yang sudah sangat rusak,sehingga hati tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali. Ini disebut sebagai koma hepatikum

    primer. Dapat pula koma hepatikum timbul sebagai akibat perdarahan, parasentese, gangguan

    elektrolit, obat-obatan dan lain-lain, dan disebut koma hepatikum sekunder.

    Pada penyakit hati yang kronis timbullah gangguan metabolisme protein, dan

    berkurangnya pembentukan asam glukoronat dan sulfat. Demikian pula proses detoksifikasi

    berkurang. Pada keadaan normal, amoniak akan diserap ke dalam sirkulasi portal masuk ke

    dalam hati, kemudian oleh sel hati diubah menjadi urea. Pada penderita dengan kerusakan sel

    hati yang berat, banyak amoniak yang bebas beredar dalam darah. Oleh karena sel hati tidak

    dapat mengubah amoniak menjadi urea lagi, akhirnya amoniak menuju ke otak dan bersifat

    toksik/iritatif pada otak.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    50/53

    3.Ulkus peptikum

    Menurut TUMEN timbulnya ulkus peptikum pada penderita Sirosis Hepatis

    lebih besar bila dibandingkan dengan penderita normal.

    Beberapa kemungkinan disebutkan diantaranya ialah timbulnya hiperemi pada

    mukosa gaster dan duodenum, resistensi yang menurun pada mukosa, dan

    kemungkinan lain ialah timbulnya defisiensi makanan.

    4.Karsinoma hepatoselular

    SHERLOCK (1968) melaporkan dari 1073 penderita karsinoma hati menemukan 61,3 %

    penderita disertai dengan Sirosis Hepatis. Kemungkinan timbulnya karsinoma pada Sirosis

    Hepatis terutama pada bentuk postnekrotik ialah karena adanya hiperplasi noduler yang akan

    berubah menjadi adenomata multiple kemudian berubah menjadi karsinoma yang multiple.

    5.Infeksi

    Setiap penurunan kondisi badan akan mudah kena infeksi, termasuk juga penderita

    sirosis, kondisi badannya menurun. Menurut SCHIFF, SPELLBERG infeksi yang sering timbulpada penderita sirosis, diantaranya adalah : peritonitis, bronchopneumonia, pneumonia, tbc paru-

    paru, glomeluronefritis kronik, pielonefritis, sistitis, perikarditis, endokarditis, erysipelas maupun

    septikemi.

    6.Sindrom hepatorenal (SHR)

    Pasien penyakit hati yang berat misalnya sirosis hepatis (SH) dekompensata yang sering

    mengalami gangguan fungsi ginjal ini, umumnya akan memperburuk prognosis pasien ini.

    Gangguan fungsi ginjal pada pasien SH ini dapat disebabkan gangguan hemodinamik terutama

    vasodilatasi perifer, yang diikuti aktivitas hormon vasokonstriksi dan peningkatan aktivitas

    sistem saraf simpatis. Gangguan ini akan memacu retensi air dan natrium ginjal, dan penurunan

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    51/53

    laju filtrasi glomerulus ginjal (LFG). Kelainan fungsi ginjal pada pasien SH ini bersifat

    fungsional yaitu tanpa disertai perubahan morfologi fungsi ginjal.

    B.Prognosis

    Untuk memperkirakan prognosis, yakni dalam hal tingkat kematian

    / mortalitas dari penderita SH dan berapa lama harapan hidupnya, kita

    menggunakan suatu kriteria Child-Pugh. Kadang, kriteria ini disebut

    juga dengan Child-Turcotte-Pugh. Kriteria ini mengandung beberapa

    komponen untuk menilai berat tidaknya komplikasi dari suatu sirosis.

    Komponen yang dinilai antara lain berapa besar nilai bilirubin totalnya,

    nilai albumin, nilai INR, ada atau tidaknaya asites dan seberapa

    terkendali asites tersebut serta apakah pasien telah mengalami keluhan

    perubahan status mental atau ensefalopati hepatikum.

    Klasifikasi Child Pugh

    Derajat Kerusakan Minimal Sedang Berat Satuan

    Bilirubin(total) 35-50 >50 (>3)mol/l

    (mg/dL)

    Serum albumin >35 30-35

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    52/53

    Prognosis sirosis sangat bervariasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, meliputi etiologi,

    beratnya kerusakan hati, komplikasi dan penyakit lain yang menyertai. Klasifikasi child-pugh

    dapat menilai prognosis pasien sirosis yang akan menjalani operasi variablenya meliputi

    konsentrasi bilirubin, albumin, nutrisi, ada tidaknya asites dan esefalopati. Klasifikasi ini terdiri

    dari Child A, B, dan C yang berkaitan dengan kelangsungan hidup. Angka kelangsungan hidup

    untuk pasien dengan Child A, B, dan C berturut-turut adalah 100, 80 dan 45 %.

    KESIMPULAN AKHIR

    Ibu Siti berusia 30 tahun mempunyai keluhan perut membuncit yang sudah berlangsung

    selama lima bulan, yang semakin lama semakin membesar .Berdasarkan tanda dan gejala yang di

    dapat dari pemeriksaan fisik antara lain di jumpai sen.CM , lemas, tampak anemis, perut buncit,

    tampak colateral vein pada perut, serta tampak sppider naevi maka dapat diduga bahwa Ibu

    Aminahmengalami penyakit hati kronik dimana disertai asites . Diperlukan

    pemeriksaanlaboratorium dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah seperti SGOT

    dan SGPT , dapat juga dilakukan pemeriksaan USG untuk dapat melihat kondisi dari pada hati.

    Penatalaksaan untuk Ibu Siti disesuaikan dengan hasil pemeriksaan penunjang serta

    faktor penyebab terganggunya hati Ibu Siti yang kronis. Penatalaksaan sementara yang dapat di

    lakukan pada Ibu Siti adalah Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan

    dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan

    hati disertai dengan pemberian diuretik hemat kalium yaitu Spironolakton di berikan 100 mg/hari

    (4x25 mg / hari) apabila dengan diuretik tidak berhasil dapat di anjurkan untuk di lakukan asites

    fungsi.

    Daftar Pustaka

    Hadi, Sujono. 2002. GASTROENTEROLOGI halaman 477. Bandung: ALUMNI.

  • 7/29/2019 Sirosis Hati Disertai Asites

    53/53

    Sudoyo,Aru W.dkk.2006. Sirosis Hati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid

    I Edisi IV,hal: 445.Jakarta:FKUI

    Sudoyo, aru W. dkk.2006.Asites, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I EdisiIV,hal:

    448.Jakarta:FKUI

    J. Corwinn, Elizabeth. Buku SakuPatofisiologi edisi 3 halaman 657. Jakarta: EGC. 2009.

    Lee,LStephanie.2006.ChirosisHepatic.http://www.emedicine.com/med/topic1121.htm, last

    updated: Juli 2, 2008

    Sudoyo, Aru W. 2009 .Buku ajar Ilmu penyakit dalam, ED V, jilid 1, dkk, hal 670-671, Internal

    publishing,Jakarta.

    Sudoyo,Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V halaman 675. Jakarta:

    InternaPublishing.

    Sujono Hadi.Dr.Prof.,Sirosis Hepatis dalam Gastroenterologi. Edisi 7. Bandung ; 2002.

    Yogiantoro. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

    Panyakit Dalam FK UI: Jakarta

    http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdf

    http://b3d70.wordpress.com/2007/07/31/sirosis-hati

    http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi-hati/

    http://www.emedicine.com/med/topic1121.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic1121.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic1121.htmhttp://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdfhttp://b3d70.wordpress.com/2007/07/31/sirosis-hatihttp://b3d70.wordpress.com/2007/07/31/sirosis-hatihttp://b3d70.wordpress.com/2007/07/31/sirosis-hatihttp://biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi-hati/http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi-hati/http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi-hati/http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi-hati/http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi-hati/http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi-hati/http://b3d70.wordpress.com/2007/07/31/sirosis-hatihttp://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdfhttp://www.emedicine.com/med/topic1121.htm