27
Hepatitis Sirosis Hati Posted by Sirosis Hati Hepatitis sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jatingan parut sehingga terjadi penurunan jumlah jaringan hati normal. Peningkatan jaringan parut tersebut menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran darah melalui hati dan terjadi gangguan fungsi hati. Gangguan fungsi hati akibat sirosis antara lain sebagai berikut : 1. Gangguan fungsi protein tubuh, faktor-faktor pembekuan empedu dan berbagai macam enzim. 2. Gangguan metabolisme kolesterol 3. Gangguan penyimpanan enersi (glikogen) 4. Gangguan metabolisme karbohidrat 5. Gangguan regulasi berbagai macam hormone 6. Gangguan proses detoksifikasi obat dan racun.

Hepatitis Sirosis Hati

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hepatitis Sirosis Hati

Hepatitis Sirosis Hati

Posted by Sirosis Hati

Hepatitis sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jatingan parut sehingga terjadi penurunan jumlah jaringan hati normal. Peningkatan jaringan parut tersebut menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran darah melalui hati dan terjadi gangguan fungsi hati. Gangguan fungsi hati akibat sirosis antara lain sebagai berikut :

1. Gangguan fungsi protein tubuh, faktor-faktor pembekuan empedu dan berbagai macam enzim.

2. Gangguan metabolisme kolesterol

3. Gangguan penyimpanan enersi (glikogen)

4. Gangguan metabolisme karbohidrat

5. Gangguan regulasi berbagai macam hormone

6. Gangguan proses  detoksifikasi obat dan racun.

Hepatitis sirosis hati akibat infeksi hepatitis B baik secara klinj hispatologik maupun laboratik sama dengan sirosis karena penyebab lain. Sirosis hati akibat hepatitis B timbul akibat progresi hepatitis B kronik. Respins hari terhadap nekrosis sel hati sangat terbatas yang terpenting adalah kolaps lobules hati, pembentukan fibrous septa, dan regenerasi noduler. Fibrosis terjadi setelah terjadi nekrosis hepatoseluler yang menyebabkan interface hepatitis pada zona I yang diikuti 

Page 2: Hepatitis Sirosis Hati

pembentukan jembatan fibrosis prtal dimana-mana. Nekrosis luas pada zona III akan menyebabkan jembatan fibrosis yang mengehubungkan vena sentralus dengan segitiga portal. Sedangkan nekrosis fokal akan menyebabkan fibrosis fokal. Kematian sel hati akan diikuti oleh pembentukan nodul yang merusak asitektur hati.

Pemeriksaan pada penderita hepatitis sirosis hati adalah :

Anamnesis :

1. Nafsu makan menurun2. Mual, muntah

3. Berat badan turun

4. Riwayat adanya hepatitis di masa yang lalu atau riwayat hasil pemeriksan HBsAg positif di masa lalu.

5. Keluhan lain sering disebabkan oleh adanya penyulit, misalnya perut besar, muntah darah, serta pennurunan kesadaran.

Pemeriksan fisik pada penyakit hepatitis sirosis hati :

1. Pigmentasi muka2. Spider nevi dan eritema Palmaris

3. Ginekomasti

4. Atrofu testis

5. Jari tubuh

6. Pembesaran kelenjar parotis

7. Adanya cairan bebas pada abdomen

8. Edema tungkai

9. Sklera yang ikterik pada kasus-kasus sirosis dekompensata.

10. Pada kasus yang lanjut busa didapatkan gejala-gejala ensefalopatia hepatic, misalnya flapping tremor, kesadaran yang menurun, dan lain-lain.

Pemeriksaan laboratik :

Hematologi : darah lengkap, PPT dan INR

Biokimia : bilirubin, AST/ALT, alkali fosfatase, gamma GT, albumin dan globulin, bila ada asites, diperiksa ureum, kreatinin, dan elektrolit.

Page 3: Hepatitis Sirosis Hati

Imunologi : anto HCV, alfa-feto protein.

Pemeriksaan penunjang : USG, CT scan bila USG kuarng jelas, biopsy hati bila diagnostic lain belum jelas, EEG pada penderita dengan kecurigaan ensefalopatia hepatik.

Sirosis hati akibat hepatitis B seperti halnya sirosis dengan penyebab lain umumnya terjadi secara diam-diam (silent ) sehingga sering tidak disadari oleh penderita.

 

Posted in Sirosis Hati | Tagged askep sirosis hepatis, askep sirosis hepatitis, diet sirosis hepatis, gejala sirosis, gejala sirosis hati, jurnal sirosis hepatis, komplikasi sirosis hepatis, makalah sirosis hepatis, pathway sirosis hepatis, patofisiologi sirosis hati, patofisiologi sirosis hepatis, patogenesis sirosis hepatis, pengertian sirosis hepatis | Leave a comment

Sirosis Hati

Posted by Sirosis Hati

 

Sirosis hati merupakan penyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan sel-sel hati oleh jaringan-jaringan ikat, diikuti dnegan parut serta sering diiringi pembentukan ratusan nodelus (benjolan). Penyakit ini mengubah struktur hati dari jaringan hati normal menjadi bejolan-benjolan kera yang abnormal dan mengubah pembuluh darah.

Jaringan parut menghambat aliran darah ke hati dan menambah tekanan darah di perut. hati yang mengalami sirosis kelihatan berbenjol-benjol, penuh parut, berlemak dan berwarna kuning jingga. Kemungkinan lainnya hati menjadi mengecil, berkerut dan keras.

Sirosis hati adalah proses akhir dari perjalanan penyakit hepatitis kronis. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai penyakit fan gangguan meatbolis, seperti ikterus, edema, koagulopati, hipertensi portal, splenomegali, varises gastroesofagus, ensefalopati hepatis, dan asietes. Prognosis penyakit sirosis hati akhirnya meninggal akibat perdarahan varises masif atau ensefalopati hati.

Klasifikasi berbagai jenis sirosis yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 4: Hepatitis Sirosis Hati

1. Sirosis pascahepatits yang dapat terjadi akibat infeksi virus hepatitis B, hepatitis C atau hepatitis kronis aktif tipe autoimun.

2. Sirosis alkoholik yang dapat terjadi akibat minum alkohol berlebihan. Penghentian minum alkohol dapat memulihkan penyakit ini.

3. Sirosis biliaris primer, ditandai oleh peradangan kronis dan obliterasi fibros saluran empedu intrahepatik yang diperkirakan bersifat autoimun.

Posted in Sirosis Hati | Tagged askep sirosis hepatitis, diet sirosis hepatis, komplikasi sirosis hepatis, pengertian sirosis hepatis, penyakit sirosis, penyakit sirosis hati, penyebab sirosis hati, sirosis, sirosis hati, sirosis hepatik, sirosis hepatis, sirosis hepatis ppt, sirosis hepatitis | Leave a comment

Pengobatan Penyakit Sirosis Hati

Posted by Sirosis Hati

Sirosis hati merupakan gangguan pada fungsi hati akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus heaptitis B dan C yang berkelanjutan, konsumsi alkohol, asupan gizi yang kurang terkontrol, dan tersumbatnya saluran empedu.

Komplikasi penyakit yang dapat menyerang penderita sirosis hati adalah perut membesar, mata kuning, muntah dan feses yang bercampur dengan darah, serta koma hepatikum. Koma hepatikum adalah koma radang hati akibat fungsi hati terganggu serta perdarahan dan infeksi saluran pencernaan.

Gejala yang timbul umumnya adalah warna kulit tubuh menguning, kulit telapak tangan memerah, anemia, rontok bulu dada, hilang nafsu makan, mudah lelah, gangguan pencernaan dan turunnya berat badan.

Berikut ini ada beberpa cara sederhana dalam menanggani penyakit sirosis hati, sebagai berikut :

1. Dalam masa pengobatan, diet cocok diterapkan oleh penderita sirosis hati. Diet dilakukan dalam dua tahapan terapi. Pada tahap ini, penderita sirosis hati hanya bisa minum-minuman, seperti teh, sirup, dan sari buah. Penderita sirosis hati juga boleh mengkonsumsi makanan yang halus atau mudah ditelan, tetapi harus dibawah pengawasan dokter atau ahli gizi. Lamanya melakukan diet  dilakukan tergantung pada tahapan gejala sirosis hati.

Dibawah ini ada contoh tabel menu makanan untuk penderita sirosis hati setelah mengalami koma hepatikum :

Page 5: Hepatitis Sirosis Hati

2. Tahap ini dilakukan pada saat precoma telah teratasi. Precoma adalah masa menjelang terjadinya koma radang hati. Makanan yang mengandung protein dapat diberikan, tetapi dalam jumlah terbatas. Konsumsi makanan yang mengandung protein dilakukan secara bertahap 20-60 gram protein/hari. Makanan yang diberikan berupa cairan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti, macam-macam sari buah yang manis, sirup, dan teh manis. Makanan cair diberikan sekitar 2 liter/hari.

3. Pemilihan makanan bagi penderita sirosis hati

Dalam memilih menu makanan bagi penderita sirosis hati, sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Hindari konsumsi makanan yang dapat menimbulkan penimbunan gas dalam lambung seperti ubi, singkong, kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka dan durian.

b. Hindari konsumsi makanan yang telah diawetkan, seperti hamburger, sosis, ikan asin dan kornet. Usahakan selalu mengkonsumsi makanan segar.

c. Pilih bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti daging yang tidak berlemak, ikan segar, atau ayam tanpa kulit.

d. Pilih sayuran rendah serat, seperti bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, dan daun kangkung.

e. Hindari konsumsi bumbu-bumbu masakan jangan terlalu banyak dan gunakan bumbu masakan dalam batas normal, seperti salam, lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan ketumbar asal tidak terlalu banyak.

f. Hindari bahan makanan yang terlalu berlemak seperti daging, usus, otak, sumsum atau sanatn kental.

Page 6: Hepatitis Sirosis Hati

Posted in Sirosis Hati | Tagged askep sirosis hepatis, askep sirosis hepatitis, diet sirosis hepatis, gejala sirosis, gejala sirosis hati, jurnal sirosis hepatis, komplikasi sirosis hepatis, makalah sirosis hepatis, pathway sirosis hepatis, patofisiologi sirosis hati, patofisiologi sirosis hepatis, patogenesis sirosis hepatis, penatalaksanaan sirosis hepatis, pengertian sirosis hepatis, penyakit sirosis, penyakit sirosis hati, penyebab sirosis hati, sirosis, sirosis hati, sirosis hepar, sirosis hepatik, sirosis hepatis, sirosis hepatis adalah, sirosis hepatis pdf, sirosis hepatis ppt, sirosis hepatitis | Leave a comment

Komplikasi Sirosis Hati

Posted by Sirosis Hati

Sirosis hati yang merupakan penyakit kronis yang menyerang organ hati yang membuat organ hati mengalami pengecilan, pengerasan dan pembengkakan hati/liver. Sirosis hati merupakan penyakit kronis yang mengancam jiwa manusia, diketahui dari beberapa sumber informasi yang dihimpun bahwa penyakit akibat sirosis hati ini menyebabkan kematian hingga mencapai 25.000 jiwa dari seluruh total populasi manusia di dunia, dan setiap tahunnya terus bertambah.

Page 7: Hepatitis Sirosis Hati

Anatomi hati dan fase kerusakan hati

Penyakit sirosis hati juga dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi penyakit lainnya di seputar organ hati akibat sirosis hati, diantaranya :

1. Edema dan ascites

Terjadi ketika sirosis hati menjadi parah yang kemudian mengirim gejala dari komplikasi penyakit ini ke organ ginjal untuk menahan garam dan air di dalam tubuh. Awalnya kelebihan garam dan air diakumulasi dalam jaringan dibawah kulit karena efek gaya berat ketika berdiri atau duduk. Akumulasi atau penjumlahan kandungan air dan garam inilah yang kemudian disebut dengan Edema.

Page 8: Hepatitis Sirosis Hati

Ketika sirosis semakin memburuk keadaan akibat kelebihan garam dan air yang tertahan, cairan juga mungkin meningkat dalam rongga perut antara dinding perut dan organ-organ perut. Peningkatan dan tertahannya garam dan air disebut dengan Ascites yang menyebabkan pembengkakan perut, ketidaknyamanan perut dan berat badan yang semakin meningkat.

2. Spontaneous bacterial periotonitis (SBP)

Cairan yang mengandung air dan garam dan tertahan di dalam rongga perut yang disebut dengan ascites yang merupakan tempat yang sempurna untuk pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri-bakteri. Secara normal, rongga perut juga mengandung sejumlah cairan kecil yang berfungsi untuk melawan bakteri dan infeksi dengan baik. Namun pada penyakit sirosis ini, cairan yang mengumpul dan kelebihan jumlah cairan normal yang dimiliki rongga perut tidak mampu lagi untuk melawan infeksi secara normal.

Kelebihan cairan yang masuk ke dalam rongga perut kemudian masuk ke dalam usus dan kedalam ascites yang kemudian menyebabkan infeksi disebut dengan spontaneous bacterial peritonitis atau SBP. Spontaneous bacterial peritonitis atau SBP merupakan suatu komplikasi dari sirosis yang dapat mengancam jiwa seseorang yang terdiagnosa memiliki penyakit sirosis hati. Seseorang yang menderita komplikasi SBP dari sirosis umumnya tidak menunjukkan gejala, tidak seperti gejala pada sirosis umumnya yang dapat membuat tubuh demam, keidnginan, sakit perut, dan kelembutan perut, diare dan memburuknya ascites.

3. Perdarahan dari varises-varises kerongkongan (esophageal varices)

Pada sirosis hati terdapat jaringan parut yang dapat menghalangi jalannya adarah yang akan kembali ke jantung dari usus-usus dan meningkatkan tekanan dalam vena portal (hipertensi portal).

Ketika terjadi penekanan dalam vena portal meningkat, ia menyebabkan darah mengalir di sekitar hati melalui vena-vena dengan tekanan yang lebih rendah untuk mencapai jantung.

Akibat dari aliran darah yang meningkat dan peningkatan tekanan yang diakibatkan vena-vena pada kerongkongan yang lebih bawah dan lambung bagian atas mengembang dan mereka dirujuk sebagai esophageal dan gastric varices. Semakin tinggi tekanan yang terjadi maka varises-varises dan lebih mungkin seorang pasien mengalami perdarahan dari varices-varices kedalam kerongkongan (esophagus) atau lambung.

Perdarahan dari varices-varices kerongkongan ini menunjukkan gejala seperti :

- Muntah darah (muntah yang berupa darah merah yang bercampur dengan gumpalan-gumpalan atau disebabkan oleh efek dari asam pada darah).

- Warna feces/kotoran yang hitam dan bersifat ter disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam darah ketika kotoran atau sisa makanan yang akan dibuang tercampur bakteri kemudian merubah warna dan tekstur feces menjadi hitam dan ter yang diolah terlebih dahulu dalam usus yang disebut dengan melena.

Page 9: Hepatitis Sirosis Hati

- Sering pingsan atau kepeningan orthostatic yang disebabkan tekanan darah yang semakin menurun atau tekanan darah rendah, hal ini akan terjadi ketika duduk atau dalam suatu posisi berbaring terlalu lama.

Perdarahan yang terjadi bukan hanya di kerongkongan, namun juga dapat terjadi di usus besar/kolon, sehingga perdarahan juga dapat terjadi dari varces-varices yang terbentuk di dalam usus.

4. Hepatic encephalopahty

Hepatic encephalopahty yang merupakan suatu kondisi dimana tubuh ketika unsur-unsur beracun berakumulasi secara cukup dalam darah, fungsi dari otak terganggu.

Gejala dari hepatic encephalophaty ini cukup unik, seperti :

a. Sering tidur di siang hari dan terjaga di malam hari (kebalikan dari pola tidur yang normal)

b. Mudah marah

c. Penurunan kemampuan berkonsentrasi atau kefokusan yang semakin menurun terutama melakukan suatu perhitungan-perhitungan

d. Kehilangan memori atau kemampuan daya ingat

e. Terlihat seperti orang yang kebingungan karena tingkat kesadaran yang semakin tertekan.

Gejala demikian dapat menyebabkan seseorang yang mengalami komplikasi pada hepatic encephalopathy ini dapat menyebabkan koma dan mengancam pada kematian.

5. Hepatorenal syndrome

Hepatorenal syndrome atau sindrom kerusakan pada ginjal. Sindrom ini mengakibatkan penurunan komplikasi yang serius diimana fungsi dari organ ginjal semakin berkurang.

Hepatorenal syndrome diartikan sebagai kegagalan yang sangat serius dan fatal pada penurunan fungsi organ ginjal dalam membersihkan unsur-unsur dari darah dan menghasilkan jumlah urin yang cukup banyak. Ginjal yang diketahui memiliki tugas dan fungsinya sebagai penahan garam. Jika pada seseorang yang menderita penyakit hati disertai oleh komplikasi demikian, maka yang harus dibenahi atau diperbaiki adalah fungsi kerja organ hati dalam keadaan baik , maka ginjal akan bekerja normal kembali. Komplikasi akibat penyakit sirosis yang merambah pada terganggunya fungsi kerja organ ginjal ini diakibatkan oleh peningkatan unsur-unsur beracun dalam darah ketika organ hati tidak lagi berfungsi dengan baik.

6. Kanker hati (hepatocellular carcinoma)

Page 10: Hepatitis Sirosis Hati

Sirosis yang merupakan penyebab dari timbulnya berbagai komplikasi penyakit gangguan hati ini dapat meningkatkan resiko pda timbulnya kanker hati yang awal mulanya kan terbentuk tumor di dalam hati.

Gejala seseorang yang beresiko terkena kanker hati :

1. Mengalami sakit perut dan pembengkakan di perut

2. Organ hati yang terkadang membesar, perut terlihat seperti melembung seperti orang hamil

3. Berat badan yang semakin berkurang dan menurun secara cepat

4. Terkadang demam

Kanker hati juga dapat menyebabkan tubuh melepaskan banyak unsur-unsur penting dalam tubuh, seperti menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah sel darah merah (erythrocytosis), gula darah yang rendah (hypoglycemia) dan meningkatkan jumlah kalsium darah (hypercalcemia).

Posted in Sirosis Hati | Tagged gejala sirosis hati, komplikasi sirosis hepatis, penyakit sirosis hati, penyebab sirosis hati, sirosis, sirosis hati, sirosis hepar, sirosis hepatik | Leave a comment

Penyakit Sirosis Hati

Posted by Sirosis Hati

Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati. Keadaan tersebut terjadi karena infeksi akut dengan virus hepatitis dimana terjadi peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penenkanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah.

Pada sirosis dini biasanya hati membesar, terasa kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan. Gejala yang sering dirasakan antara lain :

1. Kelelahan (sering menjadi tanda pertama dan satu-satunya)2. Kehilangan nafsu makan3. Mual dan muntah (disertai dengan penurunan berat badan)4. Pembesaran hati (disebabkan oleh penumpukkan produk empedu dalam hati)5. Jaundice (Kuning pada bagian kulit dan putih mata)6. Pembentukan batu empedu (karena kurangnya empedu dalam batu empedu)7. Akumulasi air di perut (disebut ascites)8. Akumulasi air di kaki yang disebut edema9. Mudah terjadi memar atau pendarahan

Page 11: Hepatitis Sirosis Hati

Sirosis menyebabkan proses penyaringan racun melambat dan memungkinkan racun untuk tetap berada dalam aliran darah. Racun ini mempengaruhi otak dan menyebabkan kebingungan mental (ensefalopati). Karena proses penyaringan hati melambat, kemampuannya untuk memproses obat-obatan juga terpengaruhi. Hati tidak menghapus obat dari darah pada tingkat biasa, sehingga obat bertindak lebih lama dari yang diharapkan.

Sirosis hati merupakan sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut sehingga terjadi penurunan jumlah jaringan hati secara normal. Peningkatan jaringan parut tersebut menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran darah melalui hati dan terjadi gangguan fungsi hati.

Gangguan fungsi hati akibat sirosis antara lain sebagai berikut :

a. Gangguan fungsi protein tubuh, faktor-faktor pembekuan empedu dan berbagai macam enzim

b. Gangguan metabolisme kolesterol

c. Gangguan penyimpanan enersi (glikogen)

d. Gangguan metbolisme karbohidrat

e. Gangguan regulasi berbagai macam homron

f. Gangguan proses detoksifikasi obat dan racun

Sirosis hati juga diakibatkan oleh infeksi hepatitis B baik secara klinik histopatologik maupun laboratorik sama dengan sirosis karena penyebab lain. Sirosis hati akibat hepatitis B timbul akibat progresi hepatitis B kronik.

http://sirosishati.com/

Page 12: Hepatitis Sirosis Hati

Sirosis Hepatis (dr Rum Marewa) Sumber : Diambil dari Blog dr Rum Marewa

dr Rum Marewa , lahir di kendari 08 november 1978, Mendedikasikan diri di Dompet Dhuafa sejak 2010 sebagai GM Layanan Kesehatan Cuma-Cuma dan Rumah Bersalin Cuma-Cuma Sulawesi Selatan. (http://www.marewa.cc.cc/ )

 

PENDAHULUAN

Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati. Sirosis hepatis juga merupakan penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya banyak jaringan ikat dan regenerasi noduler dengan berbagai ukuran yang dibentuk oleh sel parenkim hati yang masih sehat. Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan.2,4

 

Beberapa penderita sirosis ringan tidak memiliki gejala dan nampak sehat selama bertahun-tahun. Penderita lainnya mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa sakit. Jika aliran empedu tersumbat selama bertahun-tahun, bisa terjadi sakit kuning, gatal-gatal dan timbul nodul kecil di kulit yang berwarna kuning, terutama di sekeliling kelopak mata.5

Malnutrisi biasa terjadi karena buruknya nafsu makan dan terganggunya penyerapan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yang disebabkan oleh berkurangnya produksi garam-garam empedu.5

Kadang-kadang terjadi batuk darah atau muntah darah karena adanya perdarahan dari vena varikosa di ujung bawah kerongkongan (varises esofageal). Pelebaran pembuluh darah ini merupakan akibat dari tingginya tekanan darah dalam vena yang berasal dari usus menunju ke hati. Tekanan darah tinggi ini disebut sebagai hipertensi portal, yang bersamaan dengan jeleknya fungsi hati, juga bisa menyebabkan terkumpulnya cairan di dalam perut (asites). Bisa juga terjadi gagal ginjal dan ensefalopati hepatikum.5

Gejala-gejala penyakit hati lainnya bisa terjadi, seperti:

kelemahan otot

Page 13: Hepatitis Sirosis Hati

kemerahan di telapak tangan (eritema palmaris)

jari-jari tangan melekuk keatas (kontraktur telapak tangan Dupuytren)

vena-vena kecil yang memberikan gambaran seperti laba-laba

pembesaran payudara pada laki-laki (ginekomastia)

pembesaran kelenjar ludah di pipi

rambut rontok

buah pelir mengecil (atrofi testis)

fungsi saraf abnormal (neuropati perifer).5

 

ANATOMI DAN FISIOLOGI HATI

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kg . Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh , namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier.6

Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200-1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium kecuali di daerah posterior-posterior yang berdekatan dengan vena cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma.

 

Page 14: Hepatitis Sirosis Hati

Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti sponsyg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain .Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di tengah-tengah lobuli tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.6  

Page 15: Hepatitis Sirosis Hati

 

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hati yaitu :

1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).6

2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :

Senyawa 4 karbon – KETON BODIES Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)

Page 16: Hepatitis Sirosis Hati

Pembentukan cholesterol

Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid.6

3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end product metabolisme protein.∂ - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya dibentuk di dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000.6

4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah

Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.6

5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin

Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K.

6. Fungsi hati sebagai detoksikasi

Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.

7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas

Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers mechanism.

8. Fungsi hemodinamik

Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis,

Page 17: Hepatitis Sirosis Hati

pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.6

 

 

ETIOLOGI

Penyebab yang pasti dari Sirosis Hepatis sampai sekarang belum jelas.

1. Faktor keturunan dan malnutrisi

WATERLOO (1997) berpendapat bahwa factor kekurangan nutrisi terutama kekurangan protein hewani menjadi penyebab timbulnya Sirosis Hepatis. Menurut CAMPARA (1973) untuk terjadinya Sirosis Hepatis ternyata ada bahan dalam makanan, yaitu kekurangan alfa 1-antitripsin.1

2. Hepatitis virus

Hepatitis virus sering juga disebut sebagai salah satu penyebab dari Sirosis Hepatis. Dan secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih banyak mempunyai kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukkan perjalanan yang kronis bila dibandingkan dengan hepatitis virus A. penderita dengan hepatitis aktif kronik banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan hati yang kronis. Sebagaimana kita ketahui bahwa sekitar 10 %

Page 18: Hepatitis Sirosis Hati

penderita hepatitis virus B akut akan menjadi kronis. Apalagi bila pada pemeriksaan laboratories ditemukan HBs Ag positif dan menetapnya e-Antigen lebih dari 10 minggu disertai tetap meningginya kadar asam empedu puasa lebih dari 6 bulan, maka mempunyai prognosis kurang baik.

3. Zat hepatotoksik

Beberapa obat-obatan dan zat kimia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fungsi sel hati secara akut dan kronik. Kerusakan hati secara akut akan berakibat nekrosis atau degenerasi lemak. Sedangkan kerusakan kronik akan berupa Sirosis Hepatis. Pemberian bermacam obat-obatan hepatotoksik secara berulang kali dan terus menerus. Mula-mula akan terjadi kerusakan setempat, kemudian terjadi kerusakan hati yang merata, dan akhirnya dapat terjadi Sirosis Hepatis. Zat hepatotoksik yang sering disebut-sebut adalah alcohol. Efek yang nyata dari etil-alkohol adalah penimbunan lemak dalam hati.

 

4. Penyakit Wilson

Suatu penyakit yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orang-orang muda dengan ditandai Sirosis Hepatis, degenerasi ganglia basalis dari otak, dan terdapatnya cincin pada kornea yang berwarna coklat kehijauan disebut Kayser Fleiscer Ring. Penyakit ini diduga disebabkan defisiensi bawaan dan sitoplasmin.1

5. Hemokromatosis

Bentuk sirosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada 2 kemungkinan timbulnya hemokromatosis, yaitu :

sejak dilahirkan, penderita mengalami kenaikan absorpsi dari Fe. kemungkinan didapat setelah lahir (aquisita), misalnya dijumpai pada penderita dengan

penyakit hati alkoholik. Bertambahnya absorpsi dari Fe, kemungkinan menyebabkan timbulnya Sirosis Hepatis. 

6. Sebab-sebab lain

kelemahan jantung yang lama dapat menyebabkan timbulnya sirosis kardiak. Perubahan fibrotik dalam hati terjadi sekunder terhadap anoksi dan nekrosis sentrilibuler.

sebagai akibat obstruksi yang lama pada saluran empedu akan dapat menimbulkan sirosis biliaris primer. Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kaum wanita.

penyebab Sirosis Hepatis yang tidak diketahui dan digolongkan dalam sirosis kriptogenik. Penyakit ini banyak ditemukan di Inggris (menurut Reer 40%, Sherlock melaporkan

Page 19: Hepatitis Sirosis Hati

49%). Penderita ini sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda hepatitis atau alkoholisme, sedangkan dalam makanannya cukup mengandung protein.1

  GAMBARAN KLINIK

Menurut Sherlock, secara klinis, Sirosis Hepatis dibagi atas 2 tipe, yaitu :

sirosis kompensata atau latent chirrosis hepatic sirosis dekompensata atau active chirrosis hepatic

Sirosis Hepatis tanpa kegagalan faal hati dan hipertensi portal. Sirosis Hepatis ini mungkin tanpa gejala apapun, tapi ditemukan secara kebetulan pada hasil biopsy atau pemeriksaan laparoskopi

Sirosis Hepatis dengan kegagalan faal hati dan hipertensi portal. Pada penderita ini sudah ada tanda-tanda kegagalan faal hati misalnya ada ikterus, perubahan sirkulasi darah, kelainan laboratirim pada tes faal hati. Juga ditemukan tanda-tanda hipertensi portal, misalnya asites, splenomegali, venektasi di perut.1

 Gejala awal sirosis kompensata meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas. Sedangkan sirosis dekompensata, gejala-gejala lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi. Mungkin disertai adanya gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti the pekat, muntah darah, atau melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.7

  DIAGNOSIS

Diagnosis pada penderita suspek sirosis hati dekompensata tidak begitu sulit, gabungan dari kumpulan gejala yang dialami pasien dan tanda yang diperoleh dari pemeriksaan fisis sudah cukup mengarahkan kita pada diagnosis. Namun jika dirasakan diagnosis masih belum pasti, maka USG Abdomen dan tes-tes laboratorium dapat membantu.3

Pada pemeriksaan fisis, kita dapat menemukan adanya pembesaran hati dan terasa keras, namun pada stadium yang lebih lanjut hati justru mengecil dan tidak teraba. Untuk memeriksa derajat asites dapat menggunakan tes-tes puddle sign, shifting dullness, atau fluid wave. Tanda-tanda klinis lainnya yang dapat ditemukan pada sirosis yaitu, spider telangiekstasis (Suatu lesi vaskular ang dikelilingi vena-vena kecil), eritema palmaris (warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak tangan), caput medusa, foetor hepatikum (bau yang khas pada penderita sirosis), dan ikterus.3

Page 20: Hepatitis Sirosis Hati

 Tes laboratorium juga dapat digunakan untuk membantu diagnosis, Fungsi hati kita dapat menilainya dengan memeriksa kadar aminotransferase, alkali fosfatase, gamma glutamil transpeptidase, serum albumin, prothrombin time, dan bilirubin. Serum glutamil oksaloasetat (SGOT) dan serum glutamil piruvat transaminase (SGPT) meningkat tapi tidak begitu tinggi dan juga tidak spesifik.3

Pemeriksaan radiologis seperti USG Abdomen, sudah secara rutin digunakan karena pemeriksaannya noninvasif dan mudah dilakukan. Pemeriksaan USG meliputi sudut hati, permukaan hati, ukuran, homogenitas, dan adanya massa. Pada sirosis lanjut, hati mengecil dan noduler, permukaan irreguler, dan ada peningkatan ekogenitas parenkim hati. Selain itu USG juga dapat menilai asites, splenomegali, thrombosis vena porta, pelebaran vena porta, dan skrining karsinoma hati pada pasien sirosis.3

 Klasifikasi Child Pugh

PENGOBATAN

Sekali diagnosis Sirosis hati ditegakkan, prosesnya akan berjalan terus tanpa dapat dibendung. Usaha-usaha yang dapat dilakukan hanya bertujuan untuk mencegah timbulnya penyulit-penyulit. Membatasi kerja fisik, tidak minum alcohol, dan menghindari obat-obat dan bahan-bahan hepatotoksik merupakan suatu keharusan.7

 Pengobatan sirosis kompensata

Tatalaksana pasien sirosis yang masih kompensata ditujukan untuk mengurangi progresi kerusakan hati. Terapi pasien ditujukan untuk menghilangkan etiologi, diantaranya: alcohol dan bahan-bahan lain yang toksik dan dapat mencederai hati dihentikan penggunaannya. Pemberian asetaminofen, kolkisin dan obat herbal bias menghambat kolagenik. Hepatitis autoimun; bias diberikan steroid atau imunosupresif. Penyakit hati nonalkoholik; menurunkan berat badan akan mencegah terjadinya sirosis.7

Pengobatan sirosis dekompensata  Asites. Tirah baring dan diawali diet rendah garam, konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari. Diet rendah garam dikombinasi dengan obat-obatan diuretic. Awalnya dengan pemberian spironolakton dengan dosis 100-200 mg sehari. Bilamana pemberian spironolakton tidak adekuat bias dikombinasikan dengan furosemid dengan dosis 20-40 mg/hari. Pemberian furosemid bias ditambah dosisnya bila tidak ada respon, maksimal dosisnya 160 mg/hari.7

Page 21: Hepatitis Sirosis Hati

Ensefalopaty hepatic. Laktulosa membantu pasien untuk mengeluarkan ammonia. Neomisin bias digunakan untuk mengurangi bakteri usus penghasil ammonia, diet protein dikurangi sampai 0,5 gr/kg berat badan per hari, terutama diberikan yang kaya asam amino rantai cabang.7

 Varises esophagus. Sebelum berdarah dan sesudah berdarah bias diberikan obat penyekat beta (propanolol). Waktu perdarahan akut, bias diberikan preparat somatostatin atau oktreotid, diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi. Peritonitis bacterial spontan, diberikan antibiotika seperti sefotaksim intravena, amoksilin, atau aminoglikosida. Sindrom hepatorenal, mengatasi perubahan sirkulasi darah hati, mengatur keseimbangan garam dan air. Transplantasi hati, terapi definitive pada pasien sirosis dekompensata. Namun sebelum dilakukan transplantasi ada beberapa criteria yang harus dipenuhi resipien dahulu.7

  PROGNOSIS

Sirosis berkembang sangat cepat. Jika penderita sirosis alkoholik dini segera berhenti mengkonsumsi alcohol, proses pembentukan jaringan parut di hati biasanya akan berhenti, tetapi jaringan parut terbentuk akan menetap.

Secara umum, prognosisnya lebih buruk bila terjadi komplikasi serius, seperti muntah darah, asites atau fungsi otak abnormal. Kanker hati juga bias terjadi pada penderita sirosis karena penyalahgunaan alcohol.7

  DAFTAR PUSTAKA

1. 3rr0rists. Sirosis Hepatis. 2009. Available from http://3rr0rists.com/computer/sirosis-hepatis.html

2. Anonym. Living With Hepatitis : Sirosis Hati. 2007. Available from http://b3d70.wordpress.com/2007/07/31/sirosis-hati/

3. Husnul Mubarak. Sirosis Hati (Sirosis Hepatis). 2008. Available from http://cetrione.blogspot.com/2008/05/sirosis-hati-sirosis-hepatis.html

4. Mansjoer. A. dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama. Media Aesculapius FKUI. Jakarta. 2001. Hal 508-510

5. Medicastore. Sirosis. Available from http://medicastore.com/penyakit/615/Sirosis.html

6. Pharma NH2. Anatomi Dan Fisiologi Hati. 2010. Available from http://nh2pharma.blogspot.com/2010/03/anatomi-dan-fisiologi-hati.html

7. Sudoyo. A.W,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat Jilid I. Pusat Penertiban Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta. 2006. Hal 445-448