40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenai teori kedatangan Islam di Melayu terdapat banyak pendapat dan masing-masing pendapat diikuti dengan bukti-buktinya. Memang banyak hal yang dipermasalahkan apabila membicarakan tentang kedatangan Islam. Meskipun demikian maka teori kedatangan Islam, waktu kedatangan Islam dan siapa yang membawa Islam itu sendiri tidak terlepas dari teori tersebut yang pada awalnya bertapak di kota-kota pelabuhan seperti Samudra Pasai, Aceh, Malaka, Riau, dan kota-kota pelabuhan lainnya. Hal ini disebabkan karena kepulauan Melayu memang berada di persimpangan jalan laut bagi para pedagang yang akan melakukan perjalanan perniagaan. Misalnya pedagang Arab, Persia, India dan China dengan dua arah bolak balik. Oleh sebab itu secara umum dikatakan bahwa Islam disebarkan oleh para pedagang muslim yang melakukan perdagangan ke berbagai wilayah. Mengenai tempat asal datangnya Islam ke kawasan Melayu ada berbagai teori antara lain teori Gujarat, teori Arab, teori China. Pembahasan mengenai teori ini akan dijelaskan pada makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah 1

Islam Tamadun Melayu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Islam Tamadun Melayu

Citation preview

Page 1: Islam Tamadun Melayu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengenai teori kedatangan Islam di Melayu terdapat banyak pendapat dan

masing-masing pendapat diikuti dengan bukti-buktinya. Memang banyak hal yang

dipermasalahkan apabila membicarakan tentang kedatangan Islam. Meskipun

demikian maka teori kedatangan Islam, waktu kedatangan Islam dan siapa yang

membawa Islam itu sendiri tidak terlepas dari teori tersebut yang pada awalnya

bertapak di kota-kota pelabuhan seperti Samudra Pasai, Aceh, Malaka, Riau, dan

kota-kota pelabuhan lainnya. Hal ini disebabkan karena kepulauan Melayu memang

berada di persimpangan jalan laut bagi para pedagang yang akan melakukan

perjalanan perniagaan. Misalnya pedagang Arab, Persia, India dan China dengan dua

arah bolak balik. Oleh sebab itu secara umum dikatakan bahwa Islam disebarkan oleh

para pedagang muslim yang melakukan perdagangan ke berbagai wilayah. Mengenai

tempat asal datangnya Islam ke kawasan Melayu ada berbagai teori antara lain teori

Gujarat, teori Arab, teori China. Pembahasan mengenai teori ini akan dijelaskan pada

makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja teori yang mengemukakan tentang kedatangan Islam di Indonesia?

1.2.2 Apa saja teori yang mengemukakan tentang kedatangan Islam masuk ke

Bumi Melayu?

1.2.3 Apa saja faktor- factor penyebaran Islam di Melayu

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui teori yang mengemukakan tentang kedatangan Islam di

Nusantara

1.3.2 Untuk mengetahui teori yang mengemukakan tentang kedatangan Islam di

Bumi Melayu

1.3.3 Untuk mengetahui faktor- faktor penyebaran Islam di Melayu

1

Page 2: Islam Tamadun Melayu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masuk dan Berkembangnya Islam di Nusantara

Sejarah membuktikan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad

ke-7 M/1 H. tetapi baru meluas pada abad ke-13 M. Perluasan Islam ditandai

berdirinya kerajaan Islam tertua di Indonesia, seperti Perlak dan Samudra Pasai di

Aceh pada tahun 1292 dan tahun 1297. Melalui pusat-pusat perdagangan di

daerah pantai Sumatera Utara dan melalui urat nadi perdagangan di Malaka,

agama Islam kemudian menyebar ke Pulau Jawa dan seterusnya ke Indonesia

bagian Timur. Walaupun di sana ada peperangan, tetapi Islam masuk ke Indonesia

berlangsung secara damai.

Dalam hal ini Fachry Ali dan Bachtiar Effendy menguraikan, setidak-

tidaknya terdapat tiga faktor utama yang ikut mempercepat proses penyebaran

Islam di Indonesia, yaitu:

a) Karena ajaran Islam melaksanakan prinsip ketauhidan dalam sisem

ketuhanannya, suatu prinsip yang secara tegas menekankan ajaran untuk

mempercayai Tuhan Yang Maha Tunggal. Sebagai konsekuensinya,

Islam juga mengajarkan prinsip keadilan dan persamaan dalam tata

hubungan kemasyarakatan.

b) Karena daya lentur (fleksibelitas) ajaran Islam, dalam pengertian bahwa

dia merupakan kodifikasi nilai-nilai yang universal.

c) Pada gilirannya nanti, Islam oleh masyarakat Indonesia dianggap sebagai

suatu institusi yang amat dominan untuk menghadapi dan melawan

ekspansi pengaruh Barat yang melalui kekuasaan-kekuasaan bangsa

Portugis kemudian Belanda, mengobarkan penjajah dan menyebarkan

agama Kristen.

2

Page 3: Islam Tamadun Melayu

Prof. Muhammad Yunus lebih memperinci faktor-faktor mengapa agama Islam

dapat tersebar dengan cepat di seluruh Indonesia pada masa permulaan, yaitu:

a) Agama Islam tidak sempit dan tidak berat melakukan aturan-aturannya,

bahkan mudah diturut oleh segala golongan umat manusia, bahkan untuk

masuk Islam cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja.

b) Sedikit tugas dan kewajiban Islam.

c) Penyiaran Islam itu dilakukan dengan cara berangsur-angsur sedikit demi

sedikit.

d) Penyiaran Islam dilakukan dengan cara kebijaksanaan dan cara yang

sebaik-baiknya.

e) Penyiaran Islam itu dilakukan dengan perkataan yang mudah dipahami

umum, dapat dimengerti oleh golongan bawah sampai golongan atas,

yang sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang maksudnya:

berbicaralah kamu dengan manusia menurut kadar akal mereka.

Itulah beberapa faktor yang menyebabkan mudahnya proses Islamisasi di

kepulauan Nusantara, sehingga pada gilirannya nanti menjadi agama utama dan

mayoritas negeri ini.1

2.2 Teori Kedatangan Islam di Nusantara

Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M,

menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh umat

manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang zaman

dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 

Masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis

dan sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang

1 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Ed. 1., Cet.3., PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1999, hh. 17-20.

3

Page 4: Islam Tamadun Melayu

sejarah perkembangan awal Islam. Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke

Indonesia dilakukan secara damai.2

Masuknya Islam ke Indonesia menimbulkan beberapa teori yang di

kemukakan oleh para ahli. Martin Van Bruinessen mengatakan bahwa, cara

berlangsungnya perpindahan agama di Indonesia tidak terdokumentasikan dengan

baik, sehingga menimbulkan banyak spekulasi di kalangan para ilmuwan dan kadang-

kadang menimbulkan perdebatan yang sengit. Mengenai tempat asal, pembawa dan

kapan datangnya Islam ke Indonesia, sedikitnya ada empat teori besar. Di bawah ini

dijelaskan secara singkat seputar teori-teori yang berkaitan dengan masuknya Islam di

Nusantara :

a. Teori Gujarat.

            Teori yang mengatakan bahwa Islam di nusantara datang dari India pertama

kali dikemukakan oleh Pijnapel tahun 1872. Berdasarkan terjemahan Prancis tentang

catatan perjalanan Sulaiman, Marcopolo, dan Ibnu Batutah, ia menyimpulkan bahwa

orang-orang Arab yang bermadzhab Syafii dari Gujarat dan Malabar di India yang

membawa Islam ke Asia Tenggara. Dia mendukung teorinya ini dengan menyatakan

bahwa, melalui perdagangan, amat memungkinkan terselenggaranya hubungan antara

kedua wilayah ini, ditambah lagi dengan umumnya istilah-istilah Persia yang dibawa

dari India, digunakan oleh masyarakat kota-kota pelabuhan Nusantara. Teori ini lebih

lanjut dikembangkan oleh Snouk Hurgronje, seorang orientalis terkemuka Belanda

yang melihat para pedagang kota pelabuhan Dakka di India Selatan sebagai pembawa

Islam ke wilayah nusantara. Teori Snock Hurgronje ini lebih lanjut dikembangkan

oleh Morrison pada 1951. Dengan menunjuk tempat yang pasti di India, ia

menyatakan dari sanalah Islam datang ke nusantara. Ia menunjuk pantai Koromandel

sebagai pelabuhan tempat bertolaknya para pedagang muslim dalam pelayaran

mereka menuju nusantara.3

2 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, h. 7.3 Azyumardi Azra, Renessaince Islam di Asia Tenggara, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1999, h. 32.

4

Page 5: Islam Tamadun Melayu

            Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang

memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada

tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai

dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur,

memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat.

Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut di impor dari Gujarat,

atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar

kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syaf’i yang di anut

masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.

b. Teori Makkah (Teori Arab)

Teori Arab yang berpendapat bahwa Islam di Nusantara berasal dari Arab. Ini

juga didukung oleh sejumlah sarjana diantaranya Grawrurd, Nieman, dan yang paling

gigih mempertahankannya adalah Naqulb al-Attas.4 Pendapat ini menyatakan bahwa

islam datang langsung dari Arab atau lebih tepatnya dari Hadramaut.. Dalam satu

catatan sejarah terdapat sebuah perkampungan Islam di Sumatera Utara yang

bernama “Ta-shih” telah ditemui pada tahun 650 M/30 H. Perkampungan tersebut

dihuni oleh orang-orang Arab yang datang ke Sumatera pada abad 7 M yakni sekitar

tahun 632 M) berangkatlah satu ekspedisi yang terdiri dari orang saudagar Arab dan

beberapa orang mubaligh Islam berlayar ke negeri Cina dan tinggal di Kanton namun

sebelum itu, terlebih dahulu singgah di pelabuhan Aceh yaitu Lamuri. Kemudian

dikatakan pula bahwa pada tahun 82 H atau tahun 717 M berlayar pula 33 buah kapal

Arab-Persia yang diketuai oleh Zahid ke Tiongkok dan singgah pula di Aceh, Kedah,

Siam, Brunei, dan lain-lain. Kepentingan mereka adalah untuk berdagang dan

menyebarkan Islam. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Van Leur bahwa pada

abad 4 M sebenarnya Kanton telah menjadi koloni pedagang Arab. Kemudian dari

Kanton pada pedagang Arab tersebut telah berdagang pula ke Sumatera sekitar abad 7

4 Hiaidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2007, h. 11.

5

Page 6: Islam Tamadun Melayu

M (674M). Selanjutnya, T.W Arnold dalam bukunya “The Preaching Of Islam”

menyebutkan pada 674 M telah ada koloni Arab di pantai Barat Sumatera dan ada

dari pembesar Arab itu yang menjadi kepala koloni disana, yaitu sekitar 676 M.

Teori lama, teori Gujarat, sejak 1958 mendapatkan koreksi dan kritik dari

Hamka yang melahirkan teori baru yakni teori Makkah (teori Arab). Koreksinya ini

disampaikan dalam pidatonya pada Dies Natalis Perguruan Tinggi Agama Islam

Negeri (PTAIN) ke-8 di Yogyakarta, pada 1958. Sejak dari pidatonya di atas,

kemudian dikuatkan dalam sanggahannya dalam seminar Sejarah Masuknya agama

Islam ke Indonesia, di Medan, 17-20 Maret 1963, Hamka menolak pandangan yang

menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 dan berasal

dari Gujarat. Hamka lebih mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa arab

sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia. Gujarat dinyatakan sebagai tempat

singgah semata, dan Makkah sebagai pusat,atau mesir sebagai tempat pengambilan

ajaran Islam.

            Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah sumber

lokal Indonesia dan sumber Arab. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab

tidak dilandasi oleh nila-nilai ekonomi, melainkan di dorong oleh motivasi spirit

penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara

Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh masehi. Selain itu,

Hamka menolak pendapat yang menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke

Nusantara pada abad ke-13, karena di Nusantara abad ke-13 telah berdiri kekuasaan

politik Islam. Jadi masuknya agama Islam ke Nusantara terjadi jauh sebelumnya

yakni pada abad ke-7.5

            Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat

yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangka-prasangka penulis

orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata

HAMKA, melakukan upaya yang sangat sistematik untuk menghilangkan keyakinan

5 Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah : Wacana Pergerakan Islam Di Indonesia, Penerbit Mizan, Bandung, 1996, hh. 81-82.

6

Page 7: Islam Tamadun Melayu

negeri-negeri Melayu tentang hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan

tanah Arab sebagai sumber utama Islam di Indonesia dalam menimba ilmu agama.

Dalam pandangan HAMKA, orang-orang Islam di Indonesia mendapatkan Islam dari

orang-orang pertama (orang Arab), bukan dari hanya sekadar perdagangan.

            Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan

oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang

telah melakukan Islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari

satu tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

            Menurut Arnold, bahwa untuk menetapkan masuknya agama Islam ke

Indonesia dengan tepat tidaklah mungkin. Ada kemungkinan dibawa ke Indonesia

oleh pedagang-pedagang Arab pada permulaan abad tahun hijriah, lama sebelum ada

tulisan-tulisan sejarah tentang perkembangan Islam itu. Pendapat yang demikian itu

berdasarkan pengertian kita tentang ramainya perdagangan dengan dunia Timur yang

sejak dahulu dilakukan oleh orang Arab. Pada abad ke 2 sebelum masehi

perdagangan dengan Ceylon seluruhnya ada di tangan mereka. Pada permulaan abad

ke 7, perdagangan dengan Tiongkok melalui Ceylon sangat ramai sehingga pada

pertengahan abad ke 8 banyak kita jumpai pedagang Arab di Canton, sedang antara

abad 10 dan 15 sampai datangnya orang Portugis, mereka telah menguasai

perdagangan di Timur. Diperkirakan bahwa mereka sejak lama telah mendirikan

tempat-tempat perdagangan pada beberapa kepulauan di Indonesia, sebagaimana

halnya pada tempat-tempat lainnya, meskipun tentang kepulauan itu tidak disebut-

sebut oleh ahli ilmu bumi Arab sebelum abad ke 9, menurut berita Tiongkok tahun

674 masehi ada kabar tentang seorang pembesar Arab yang menjadi kepala daerah

pendudukan bangsa Arab di pantai Barat Sumatera.6

            Sebagian besar dari pedagang Arab yang berlayar ke kawasan Indonesia

datang dari Yaman, Hadramaut dan Oman di bagian Selatan dan Tenggara

semenanjung tanah Arab. Kawasan Yaman telah memeluk Islam semenjak tahun 630-

6 Thomas W. Arnold, The Preaching Of Islam, terj, Penerbit Widiya, Jakarta, 1981, hh. 363-364.

7

Page 8: Islam Tamadun Melayu

631 hijriyah tepatnya pada zaman Ali bin Abi Thalib. Pengislaman Yaman ini

mempunyai implikasi yang besar terhadap proses Islamisasi Asia Tenggara karena

pelaut dan pedagang Yaman menyebarkan agama Islam di sekitar pelabuhan tempat

mereka singgah di Asia Tenggara.7

            Sedangkan Sayed Alwi bin Tahir al-Haddad, mufti kerajaan Johor

Malaysia berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia dalam abad ke 7

masehi atau dengan kata lain agama Islam masuk ke pulau Sumatera pada tahun 650

masehi. Alasannya adalah karena Sulaiman as-Sirafi, pedagang dari pelabuhan Siraf

di teluk Persia yang pernah mengunjungi Timur jauh berkata bahwa di Sala

(Sulawesi) terdapat orang-orang Islam pada waktu itu yaitu kira-kira pada akhir abad

ke 2 hijriyah. Hal ini dapat dipastikan dan tidak perlu dijelaskan lagi karena pedagang

rempah dan wangi-wangian yang terdapat di Maluku sangat menarik pedagang-

pedagang muslimin untuk berkunjung ke Maluku dan tempat-tempat yang berdekatan

dengan kepulauan itu.8

Berdasarkan berbagai keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kedatangan Islam ke nusantara telah terjadi pada abad-7 M dan dibawa oleh

saudagar-saudagar dan mubaligh-mubaligh Arab yang berdagang dan berdakwah

melalui jalam perdagangan Asia Tenggara untuk ke China.

c. Teori China

Terdapat pula teori yang mengatakan bahwa Islam dibawa ke Nusantara

melalui negeri China karena Islam telah sampai ke China pada zaman pemerintahan

Dinasti Tang sekitar tahun 659 M. Pendapat ini didukung oleh Emanuel Godinho De

Evedia yang digunakan oleh Othman dalam tulisannya yang mengatakan bahwa

Islam datang ke Nusantara dari China melalui Kanton dan Hainan pada abad ke-9 M

7 Mahayudin Hj. Yahya & Ahmad Jelani Halimi, Sejarah Islam, Fajar Bakti SDN.BHD, Pulau Penang, 1993, h. 559.8 Sayed Alwi bin Thahir al-Haddad, Sejarah Perkembangan Islam di Timur Jauh, Maktab al-Daimi, Jakarta, 1957, h. 21.

8

Page 9: Islam Tamadun Melayu

dengan bukti ditemukannya batu bersurat di Kuala Berang Terengganu yang terletak

di pantai timur Tanah Melayu.

Selain itu, teori ini di dukung oleh fakta dimana telah terjadi kegiatan

perdagangan antara orang-orang Islam dari Asia Barat (Arab-Parsi) sejak abad ke-3 H

(abad ke-9 M) atau lebih awal yaitu abad pertama Hijrah (abad ke-7 M). Menurut

Shafi Abu Bakar dalam penelitiannya mengatakan bahwa terdapat lebih kurang

200.000 pedagang-pedagang di pelabuhan Kanton yang sebagian besarnya adalah

pedagang-pedagang Islam. Demikian pula Fatimi juga berpendapat bahwa Islam

dibawa dari Kanton pada abad ke-9 M karena adanya penghijrahan orang China Islam

dari Kanton ke Asia Tenggara ketika itu akibat terjadinya pemberontakan berdarah di

China yang berawal akibat ketidadikpuasan terhadap kemajuan perekonomian yang

dicapai oleh umat islam disana. Dalam peristiwa tersebut lebih 100.000 umat islam

menjadi korban dan sisanya atau penganut islam lainnya kebanyakan melarikan diri

ke Nusantara.

Mengenai teori China ini sebenarnya masih lemah, karena secara area dan

lokasi negeri China berada di sebelah Utara dan untuk sampai ke China harus melalui

selat Malaka terlebih dahulu. Jika orang-orang Arab berdagang ke China semestinya

akan singgah dulu di Nusantara sebelum sampai ke China karena Nusantara berada

ditengah-tengah pelayaran perdagangan yang terkenal dengan nama selat Malaka.

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa Islam telah ada di Nusantara sebelum

ke China.

Hubungan Arab dengan China sebenarnya telah terjadi pada masa awal Islam

karena sebagaimana yang didengar selama ini bahwa ada ungkapan Arab yang

berbunyi” tuntunlah ilmu walaupun ke negeri China”. Ungkapan tersebut dapat

dikatakan sebagai bukti bahwa orang Arab telah mengenal China sebagai

perumpamaan untuk menuntut ilmu. Menurut sejarah lain yang dipahami, Islam telah

sampai di negeri China pada tahun 652 M. Orang pertama yang tiba di negeri China

9

Page 10: Islam Tamadun Melayu

adalah utusan Khalifah Usman Affan yaitu khalifah ketiga dari khulafaurasyidin.

Pada masa itu dilakukan dakwah islamiyah oleh para utusan khalifah sehingga

didapati masjid tertua yang di bangun di Kanton yang bernama masjid Menara

berkilau.

Sebelum seruan islam datang ke negeri China, masyarakat Arab, Parsi dan

Yahudi telah berdagang dan tinggal menetap di wilayah China pada bagian Selatan.

Oleh karena itu, ketika utusan Khalifah Usman bin Affan sampai di China, mereka

terlebih dahulu berdakwah kepada masyarakat yang berasal dari Timur Tengah

tersebut dan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak terlalu susah karena adanya

rasa kedekatan sehingga Islam mudah diterima. Untuk masa berikutnya, mereka pula

yang menjadi pengembang dan penyiar Islam kepada masyarakat setempat melalui

perkawinan dan sebagainya.

c. Teori Eropa

Mengenai kedatangan Islam ke Nusantara, bagi orang-orang Eropa

menghubungkan temuan-temuan geografi kepada penelitian bangsa mereka saja.

Bahkan waktu masuknya Islam ke Asia Tenggara pun mereka kembalikan kepada

temuan seorang bangsa Italia yang bernama Marcopolo. Pendapat sebagian besar

sejarawan Eropa secara mutlak berpegang pada apa yang disebutkan oleh

pengembara Italia Marcopolo bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara adalah abad

13 Masehi dengan pendapatnya sebagaimana yang tertulis didalam ensiklopedi dunia

islam sebagai berikut, sesungguhnya semua penduduk negeri ini adalah penyembah

berhala kecuali di kerajaan Perlak yang terletak di timur laut Sumatera dimana

penduduk kotanya adalah orang-orang Islam.9

2.3 Teori Kedatangan Islam di Bumi Melayu

Terdapat berbagai teori yang diutarakan oleh sejarawan mengenai kedatangan

Islam ke Alam Melayu. Para sejarawan tempatan cenderung mengatakan Islam telah

datang ke rantau ini sejak abad 7 M dengan usaha para mubaligh dari Semenanjung

9 Ellya Roza, Islam dan Tamadun Melayu, Dulat Riau, Pekanbaru, 2013 h. 68-75

10

Page 11: Islam Tamadun Melayu

Tanah Arab. Sebilangan besar sejarawan Barat pula menegaskan kedatangan Islam ke

rantau ini berlaku pada penghujung abad 13 M dan di sepanjang abad 14 M, yaitu

kira-kira antara tahun 1292 hingga 1390 M. Golongan yang bertanggungjawab

membawa Islam pada tahun-tahun ini ialah saudagar-saudagar India dan China.

Secara umumnya terdapat tiga teori mengenai kedatangan Islam ke Alam Melayu.

Teori-teori tersebut adalah seperti berikut:

a) Teori Dari India

Teori ini dipelopori oleh Snouck Hurgronje dan mendapat sokongan dari

kebanyakan sejarawan orientalis seperti R.O.Winstedt, B. Harrison, Mouquette,

D.G.E.Hall, J. Gonda, Marrison, Bousquet, Vlekke dan sebagainya. Snouck

menyatakan di dalam bukunya Islam di Hindia Belanda bahwa:

"Setelah sebahagian bangsa India memeluk Islam, maka orang-orang Islam

dari India turut mengambil bahagian lalu lintas dan imigrasi di Nusantara, dan mereka

itulah yang memasukkan Islam ke wilayah Nusantara."

Antara bukti yang digunakan untuk mengukuhkan teori ini adalah seperti berikut:

1. Batu-batu nisan awal yang dijumpai di Alam Melayu diimport dari Kambay

(Kembayat ) Gujerat, India.

2. Peranan penting yang dimainkan oleh pedagang-pedagang Gujerat di

Kepulauan Melayu dan kesannya terhadap penyebaran Islam.

3. Tradisi kesusasteraan Melayu mirip kepada tradisi Islam di India.

4. Penemuan makam Sultan Malik al-Salleh, pemerintah Pasai yang disebut

dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai sebagai pemerintah

pertama di Kepulauan Melayu sekitar abad ke-13 M. Penemuan ini

meyakinkan mereka bahawa Islam tersebar di Alam Melayu hanya pada sekitar

abad tersebut.

Teori ini mempunyai beberapa kelemahan. Malah kajian terkini mempunyai

hujah yang lebih kukuh untuk menyatakan bahawa interaksi Alam Melayu dengan

Semenanjung Tanah Arab telah berlaku lebih awal lagi, khususnya sebelum

kemunculan Islam. Antara kelemahan teori ini adalah seperti di bawah:

11

Page 12: Islam Tamadun Melayu

1. Hujah menyatakan batu-batu nisan yang dijumpai di Kepulauan Melayu

menyerupai atau dibawa dari India sebagai bukti Islam dibawa dari India

adalah tidak tepat. Ini kerana batu nisan merupakan salah satu barang

dagangan yang mungkin diperdagangkan oleh pedagang India.

2. Tidak tepat untuk menyatakan hanya pedagang India saja yang berdagang

di Kepulauan Melayu sehingga terpaksa menunggu mereka memeluk Islam

terlebih dahulu sebelum kawasan ini diislamkan. Malah terdapat juga

pedagang lain seperti dari Arab. Ini adalah berdasarkan pendapat J.C.Van

Leur bahawa telah ada penempatan Arab di Canton, China sejak abad 4 M

lagi. Pedagang Arab yang melalui jalan laut singgah ke pelabuhan-

pelabuhan di Kepulauan Melayu untuk mendapatkan bekalan atau

menunggu musim angin yang sesuai untuk meneruskan pelayaran sambil

berdagang.

3. Tradisi kesusasteraan Islam di kepulauan Melayu mirip tradisi Islam India

juga tidak dapat diterima kerana perkembangan tradisi sastera agak lewat,

yaitu setelah Islam lama bertapak di kawasan ini.

b) Teori Dari Cina dan Campa

Teori ini dibahaskan oleh Prof. S.Q.Fatimi dalam bukunya Islam Comes to

Malaysia. Pendapat beliau ini berdasarkan fakta perpindahan beramai-ramai orang

Islam dari Kanton, Cina sekitar tahun 876 M akibat pemberontakan yang

mengorbankan seramai 100,000 hingga 150,000 orang Islam di wilayah ini. Tragedi

pemberontakan ini terjadi akibat tanggapan penduduk tempatan yang mengatakan

bahawa kedudukan kukuh di kalangan masyarakat Arab-Islam yang bermastautin di

Kanton boleh mengancam ekonomi dan keselamatan masyarakat Cina.10

Impak peristiwa hitam ini, berlaku penghijrahan masyarakat Arab-Islam

Canton ke Kepulauan Melayu. S.M. Naquib turut mempunyai pandangan yang sama

terhadap isu penghijrahan ini. Malah menurut beliau, masyarakat Arab-Islam Kanton

telah berhijrah ke Kedah dan Palembang. Selain itu, terdapat juga sebilangan

10 Abdul Rahman Haji Abdullah 1990, hal. 39

12

Page 13: Islam Tamadun Melayu

masyarakat Arab-Islam Canton yang berhijrah ke Campa, Brunei, pantai timur Tanah

Melayu (Patani, Kelantan, Terengganu dan Pahang) dan Pulau Jawa sebelah timur.

Penghijrahan ini memberi kesan dalam penyebaran Islam di kawasan-kawasan

tersebut. Seandainya kejadian tersebut dikaitkan dengan bukti-bukti tempatan,

memang ada kemungkinan Islam di Alam Melayu datang melalui negara Cina. Kesan

awal yang ditemui ialah batu nisan seorang wali keturunan Arab bertarikh 419 H

(1028 M) yang ditemui di Pekan, Pahang. Batu nisan ini mengandungi tulisan ayat-

ayat al-Qur’an. Demikian juga bukti yang paling terkenal yaitu Batu Bersurat di

Kuala Berang, Terengganu bertarikh 702 H (1303 M) yang mengandungi tulisan

mengenai kewajipan mematuhi hukum Allah S.W.T. seperti hukuman bagi pesalah

zina dan sebagainya. Selain kesan di pantai timur Semenanjung yang memberi

kemungkinan Islam datang melalui Cina, terdapat juga bukti pertapakan Islam di

Kedah. Bukti pertama ialah penemuan batu nisan di Langgar, Kedah yang terukir

nama Syeikh Abdul Qadir ibn Husain Syah Alam bertarikh 219 H (903M). Bukti

kedua pula ialah peranan seorang Arab bernama Syeikh Abdullah Yamani yang

berjaya mengislamkan Maharaja Drebar, Raja II pemerintah Kedah dengan nama

Islamnya Sultan Muzaffar Syah pada tahun 1136. (Ibid) Selain dari bukti-bukti

tersebut terdapat bukti-bukti lain seperti batu nisan seorang puteri Islam di Brunei

bertarikh 1048 M, batu nisan Fatimah bt. Maimun bin Hibatu’Llah di Leran, Jawa

Timur bertarikh 1082 M. Terdapat juga di kalangan sejarawan yang berpandangan

wilayah Indo-China sebagai tempat asal penyebaran Islam di Alam Melayu. Islam

dikatakan telah berkembang di Campa, Kemboja sejak abad 8 M. Penduduk Alam

Melayu dikatakan telah berinteraksi dengan wilayah ini sejak abad 7 M lagi menerusi

penaklukan dan perkahwinan, terutamanya perkahwinan keluarga Diraja. Bukti yang

menunjukkan Islam terlebih dahulu tersebar di Campa juga melalui penemuan

beberapa batu nisan yang mempunyai tulisan Arab bertarikh 1039 M dan sebuah batu

peringatan bertarikh 1025 M yang mencatatkan beberapa hukum-hukum Islam.

Selain itu, bukti yang jelas bagi pendukung teori ini ialah kesediaan Cina

memberi naungan kepada kerajaan Islam melalui hubungan diplomatik. Di samping

13

Page 14: Islam Tamadun Melayu

itu, bukti seni bina juga menjadi hujah untuk mengatakan Islam berasal dari Cina.

Bukti seni bina yang menjadi alasan kukuh ialah seni bina masjid terutamanya di

Melaka, Kelantan dan Pulau Jawa, Indonesia yang mirip berbentuk pagoda di Cina.

Walaupun bukti-bukti yang dikemukakan tersebut agak menyakinkan,

tidaklah bermakna Islam hanya baru diperkenalkan di Alam Melayu pada waktu itu

kerana terdapat bukti wujudnya penempatan orang Islam di kawasan ini terutama di

bahagian utara Sumatera lebih awal dari tarikh-tarikh tersebut.

c) Teori Dari Tanah Arab

Teori yang menyatakan Islam disebarkan terus dari Tanah Arab ke

Kepulauan Melayu mendapat sokongan ramai kerana teori ini mempunyai asas yang

lebih kukuh. Teori ini didokong oleh kebanyakan sarjana Alam Melayu seperti Prof.

Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prof. Dr. Hamka, Prof. Caesar Adib Majul dan

sebagainya. Teori ini kemudiannya turut disokong oleh sarjana Barat seperti Niemann

dan Pijnappel. 11

Teori ini menyatakan Islam dibawa ke Alam Melayu sejak abad pertama

hijrah berdasarkan wujudnya aktiviti perdagangan dengan pedagang Arab sejak

zaman pra-Islam lagi. Ini menunjukkan pada ketika itu orang Arab telah mengetahui

kedudukan dan kepentingan Alam Melayu dan kemungkinan besar hubungan tersebut

berlanjutan selepas kedatangan Islam.

Abdul Rahman Haji Abdullah mengukuhkan teori Islam berasal dari Tanah

Arab dengan membahagikan peringkat-peringkat kedatangan Islam di Kepulauan

Alam Melayu kepada tiga peringkat. Peringkat-peringkat tersebut bermula dengan

tahap persinggahan, pertapakan dan penyebaran secara meluas.

1. Tahap Persinggahan

Kedatangan Islam ke rantau Alam Melayu pada tahap ini ialah kerana faktor

perdagangan. Menurut Prof. Hamka, orang Arab telah belayar ke Alam Melayu

sebelum kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. untuk membeli rempah dan kapur barus

11 Azam Hamzah 1997 hal. 6

14

Page 15: Islam Tamadun Melayu

yang tidak terdapat di tempat lain, kecuali di Sumatera. (Abdul Rahman Haji

Abdullah 1990: 26) Selain dari keperluan barangan tersebut yang menghasilkan

hubungan secara langsung dengan Tanah Arab, wujud juga hubungan secara tidak

langsung apabila pedagang Arab dan Parsi menjalankan kegiatan perdagangan

dengan Cina. Pada umumnya, orang Arab menggunakan jalan laut melintasi pantai

India dan Kepulauan Melayu. Semasa dalam pelayaran, sebahagian daripada mereka

telah singgah di pusat-pusat perdagangan di laluan laut, termasuklah di Kepulauan

Melayu. Kenyataan ini dikukuhkan lagi dengan catatan I-Tshing, seorang

pengembara Cina yang menyebut pada tahu 671 M, beliau belayar dari Kanton ke

Sumatera dengan sebuah kapal kepunyaan saudagar Arab. Bukti ini juga

menunjukkan kemungkinan merekalah antara orang yang awal mengislamkan

penduduk Alam Melayu.

Mengenai tarikh bermulanya hubungan Arab dengan negara Cina, terdapat

catatan Cina yang menunjukkan pada abad 4 M sudah terdapat penempatan orang

Arab dan Parsi di negara Cina. Ini menunjukkan bahawa hubungan Arab-Cina telah

berlaku sebelum kelahiran Islam lagi. Kepentingan Alam Melayu sebagai kawasan

perdagangan bagi orang Arab terus kekal selepas kemunculan Islam pada abad 7 M.

Apabila orang Arab telah menerima Islam maka bermulalah pertapakan Islam di

kawasan Alam Melayu.

Hujah ini dikuatkan lagi dengan peristiwa `Am al-Wufud atau ”Tahun

Perutusan” yang berlaku pada tahun 630 M. Dalam peristiwa ini, bangsa Arab dari

segenap pelusuk telah menyatakan pengislaman mereka terhadap Rasulullah S.A.W.

yang akhirnya seluruh Semenanjung Tanah Arab telah menganut Islam termasuklah

Yaman. Pengislaman Yaman sekitar tahun 630-631 M di atas usaha Sayyidina Ali bin

Abi Talib memberi impak besar terhadap proses Islamisasi di Alam Melayu. Ini

kerana sebahagian besar para pedagang yang berdagang ke rantau ini terdiri dari

kalangan masyarakat Islam Yaman, selain dari Hadramaut dan Oman. Mereka telah

menyebarkan Islam semasa singgah di pelabuhan-pelabuhan rantau Alam Melayu .

15

Page 16: Islam Tamadun Melayu

Selain itu, terdapat juga pendapat yang menyatakan bahawa Islam tersebar ke

kepulauan Melayu pada tahun 30 Hijrah/561 M, iaitu pada zaman Sayyidina Uthman

ibn Affan (644-656 M). Ketika ini utusan rasmi telah dihantar ke Cina. Oleh sebab

tempoh perjalanan mengambil masa sekitar 4 tahun, mereka turut diutus ke Pulau

Jawa dan pulau-pulau sekitarnya

Berdasrkan bukti-bukti di atas bolehlah dikatakan bahawa orang Arab Islam

telah singgah di rantau ini sejak zaman Rasulullah S.A.W. dan Khulafa’ al-Rasyidin

lagi iaitu pada abad 7 M.

2. Tahap Pertapakan

Tahap ini berlaku pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah dan Abbasiyah.

Pada tahun 674 M, iaitu pada zaman Muawiyah ibni Abi Sufyan dikatakan sudah

terdapat penempatan orang Arab-Islam yang dikenali Ta-shih3 di pantai barat

Sumatera dan di Pulau Jawa. Menurut catatan sejarah, Muawiyah pernah menghantar

utusan ke Pulau Jawa untuk mengadakan hubungan perdagangan. Selain itu, beliau

turut mengutus surat kepada Raja Srivijaya di Jambi bernama Lokitavarman untuk

menyarankan supaya beliau menganut agama Islam serta menjalin hubungan dagang

dengan Damsyik. Hubungan tersebut diteruskan oleh Sulaiman bin Abd Malik (715-

717 M). Baginda telah menghantar angkatan yang mengandungi 35 buah kapal ke

Muara Sabak di Jambi untuk menjalankan perdagangan lada.

Bagaimanapun usaha dakwah dikatakan hanya berjaya semasa pemerintahan

Khalifah Umar Abd Aziz (717-720 M). Beliau telah berjaya mengislamkan raja

Srindravarman (pengganti Lokitavarnam) menganut Islam pada tahun 718 M dan

kerajaannya dikenal dengan nama Sribuza Islam. Dikatakan juga pada tahun 726 M,

Raja Jay Sima yang merupakan putera Ratu Sima, seorang pemimpin di Pulau Jawa

telah memeluk Islam.

Terdapat juga kegiatan dakwah yang dilakukan oleh orang perseorangan

terutamanya akibat pergolakan politik di zaman Bani Umaiyah dan Abbasiyyah.

Sebahagian golongan Syiah melarikan diri ke Alam Melayu dan menjalankan

kegiatan dakwah di sini. Pada zaman pemerintahan Abd al-Malik bin Marwan (685-

16

Page 17: Islam Tamadun Melayu

705M ) dikatakan telah ada golongan Syiah di Kepulauan Sila iaitu Pulau Sulu,

Sulawesi dan Kalimantan. Di zaman al-Makmun pula, satu rombongan dakwah

seramai 100 orang di bawah pimpinan Nakhoda Khalifah telah tiba di Perlak pada

800 M yang ketika itu diperintah oleh Meurah Sharh Nuwi daripada keturunan Parsi.

Salah seorang pendakwah bernama Ali bin Muhammad bin Jafar al-Sadiq telah

berkahwin dengan adik Meurah Sharh Nuwi bernama Puteri Makhdum Tanshuri.

Hasil perkahwinan ini lahirlah Sayyid Abd al-Aziz yang menjadi raja pertama

Kerajaan Perlak pada tahun 840 M dengan gelaran Sultan Sayyid Maulana Abd al-

Aziz Syah.

2.4. Faktor Penyebaran Islam di Bumi Melayu

Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat

umum dilakukan secara damai, apabila situasi politik kerajaan mengalami kekacauan

dan kelemahan, disebabkan perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana, maka

Islam dijadikan alat politik bagi pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu.

Mereka berhubungan dengan pedagang–pedagang muslim Myang posisi ekonominya

kuat karena menguasai pelayaran dan perdagangan.12 Penyebaran Islam di dalam

masyarakat Melayu terjadi secara damai. Sepanjang pembahasan mengenai

masuknya Islam ke Alam Melayu belum pernah didengar atau ditulis terjadinya

secara paksa terhadap masyarakat Melayu. Berhasilnya penyebaran Islam yang damai

pada masyarakat Melayu dikarenakan oleh beberapa factor antara lain sebagai

berikut:.13

1) Perdagangan

Ramai ahli sejarah bersetuju yang agama Islam telah diperkenalkan di

Nusantara melalui perdagangan. Peranan pedagang Islam terutama di zaman

permulaan Islam di Nusantara amat penting sekali. Para pedagang dari Arab, India,

12 Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, h. 200.13 Mansur dan Mahfud Junaedi, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Departemen Agama RI, Jakarta, 2005, h. 44-45.

17

Page 18: Islam Tamadun Melayu

dan Parsi telah menumpukan kegiatan perdagangan di rantau ini semenjak abad ke-8

atau ke-9 lagi. Manakala menurut catatan China, pedagang-pedagang Islam sudah ada

di kawasan perairan melayu semenjak pertengahan abad ke-7 lagi. Diantara barang-

barang tersebut ialah lada, rempah, kemenyan dan terutamanya kapur barus. Khusus

tentang kapur barus, ia pernah dianggap sebagai punca yang membawa orang-orang

Arab ke Nusantara sejak awal lagi. Sebenarnya barang-barang ini bukan sahaja

dikehendaki oleh orang-orang Arab bahkan juga orang-orang Barat. Pedagang-

pedagang Islam dipercayai telah mendirikan koloni-koloni mereka di Perairan

Semenanjung Tanah Melayu dan Sumatera untuk menjalankan kegiatan perdagangan.

Selain menjadi pedagang, saudagar-saudagar tersebut menjalankan kegiatan dakwah

di kawasan-kawasan yang disinggahi. Ada antara mereka yang tidak menjalankan

kegiatan dakwah tetapi telah memberikan kemudahan kepada golongan pendakwah

menaiki kapal-kapal mereka bagi menyebarkan dakwah dari satu pelabuhan ke

pelabuhan yang lain.Dengan cara ini Islam cepat tersebar di alam Melayu. Melaka

telah menjadi sebuah negara Islam hasil daripada kegiatan perdagangan. Setelah

Melaka menjadi negara Islam, kegiatan dakwah diperluaskan pula ke Jawa dan

Brunei melalui cara yang sama. Akhirnya kedua-dua negara itu mengikut langkah

Melaka.

2) Keunggulan Islam

Faktor-faktor penyebaran Islam di alam Melayu juga datang daripada

keunggulan Islam itu sendiri. Antaranya ialah kesederhanaan, kesucian, dan

keluhuran agama Islam yang bertunjangkan kepada ketuhanan yang tunggal dan

persamaan taraf antara sesama Islam, tidak sebagaimana agama Hindu yang dianuti

oleh penganut-penganut Melayu sebelum itu yang bertuhankan kepada berhala dan

dewa disamping mangamalkan sistem kasta.Ahli-ahli sosiologi moden menjelaskan

bahawa sentimen pro-Islam yang mendalam di kalangan penganut Islam di kawasan

ini terutama sekali di kawasan Bandar adalah dipengaruhi dengan kuatnya oleh

perasaan anti sistem kasta. Kelas-kelas bawahan dalam masyarakat menyedari

bahawa kedudukan mereka tidak ada nilai dalam sistem masyarakat lama. Memeluk

18

Page 19: Islam Tamadun Melayu

agama Islam adalah satu cara yang berkesan untuk membebaskan mereka dari

belenggu kasta. Islam dengan ajarannya yang mementingkan persamaan taraf sesama

manusia telah menjadi faktor yang utama dalam penukaran agama.Sesungguhnya

sistem-sistem kasta diikuti sebagaimana yang diamalkan di India, tetapi tidaklah

benar sama sekali jika dianggap bahawa tidak ada perbezaan taraf dikalangan

masyarakat orang beragama Hindu digugusan kepulauan melayu pada masa itu.

3) Perkawinan

Ramai saudagar yang datang ke alam Melayu merupakan golongan yang

kaya raya. Sesetengahnya mempunyai hubungan yang rapat dengan pembesar-

pembesar tempatan. Dengan kekayaan yang ada, mereka berjaya mempengaruhi

wanita-wanita tempatan untuk dijadikan isteri. Malahan ada saudagar yang dapat

berkahwin dengan puteri-puteri dari kalangan anak pembesar terutamanya di zaman

Kesultanan Melayu Melaka.Hubungan keluarga telah memudahkan para pedagang

Islam berdakwah secara terus dengan kaum kerabat mereka sendiri.Perkawinan ini

juga sekurang-kurangnya dapat menarik minat pembesar-pembesar tempatan untuk

menerima Islam. Biasanya apabila pembesar-pembesar menerima Islam maka

seterusnya akan diikuti golongan bawahan ataupun rakyat secara beramai-ramai.

Hasilnya bertambahlah bilangan penduduk yang menganut agama Islam.Agama Islam

juga tersebar melalui perkahwinan antara raja sesebuah negara dengan puteri raja dari

negara lain. proses ini biasanya dipanggil perkahwinan sahsiah. Langkah ini turut

membantu perkembangan Islam ke sesebuah negara. Umpamanya perkahwinan puteri

Pasai dengan Megat Iskandar Syah menyebabkan Islam tersebar dari Pasai ke

Melaka. Begitulah juga perkahwinan anak-anak raja Melaka dengan putera puteri

Pahang dan Kedah yang akhirnya telah menyebabkan kedua-dua menjadi negeri

Islam kemudiannya.

4) Pengislaman Pemerintah

Pengislaman pemerintah merupakan salah satu faktor bagi perkembangan

Islam di alam Melayu. Contohnya ialah di Melaka, apabila raja Melaka Parameswara

memeluk Islam ramai pengikut-pengukut dan rakyat jelata yang masuk Islam.

19

Page 20: Islam Tamadun Melayu

Apabila pemerintah memeluk Islam, nama mereka ditukar dan digelar sebagai sultan.

Dalam proses pengislaman pemerintah saudagar-saudagar berperanan sebagai

pendakwah. Saudagar-saudagar ini bukan sahaja berdagang tetapi juga menyebarkan

Islam. Selalunya saudagar ini terdiri daripada orang-orang yang kaya. dan dapat

menarik minat golongan pemerintah dengan kekayaan yang mereka miliki.

5) Penaklukan

Penaklukan juga tidak kurang pentingnya menjadi faktor pendorong

tersebarnya Islam di Nusantara ini. Apa yang dimaksudkan ialah penaklukan yang

dilakukan oleh sesebuah negara Islam ke atas daerah lain. Jika daerah yang ditawan

itu belum Islam maka dengan penaklukan itu para pembesarnya akan terpengaruh

dengan Islam kerana motif politik, kedudukan, ekonomi dan sebagainya. Jika daerah

yang ditawan itu telah Islam maka dangan penaklukan itu, Islam dapat dikembangkan

dengan lebih berkesan lagi. Kerajaan Pasai sebagaimana yang diterangkan dalam

catitan Ibnu Batutah telah meluaskan kuasa politiknya ke daerah sekitarnya dengan

peperangan lalu Islam tersebar di daerah tersebut.Melaka di zaman kekuasaan

Bendahara Tun Perak telah berjaya menakluki beberapa daerah diTanah Melayu dan

Sumatera seperti Pahang, Terengganu, Petani, Kampar, Inderangiri, Rokan, Siak,

Johor, Bangkalis dan lain-lainya. Oleh itu Islam tentunya dapat disebarkan dengan

mudahnya di daerah jajahan takluk tersebut. Kerajaan Acheh yang merupakan sebuah

empayar Islam yang tersebar di abad 16 dan 17 di Asia Tenggara ini yang

mempunyai jajahan takluk yang luas di Sumatera dan Tanah Melayu tentunya dapat

menyebarkan Islam dengan mudah juga di daerah tanah tajahannya itu. Memangnya

ada tercatit dalam sejarah Acheh bahawa kerajaan Acheh telah mengirimkan para

pendakwah Islam ke daerah tanah jajahannya itu di Tanah Jawa. Kerajaan Islam

Demak juga telah menakluki daerah-daerah yang diperintah oleh kerajaan-kerajaan

Hindu. Misalnya kerajaan Hindu Majapahit telah ditewaskan dan dijadikan tanah

jajahan takluknya. Dengan ini maka Majapahit bertukar menjadi sebuah negara Islam.

6) Kesusasteraan

20

Page 21: Islam Tamadun Melayu

Kesusasteraan juga telah menjadi saluran penting kepada penyebaran

Islam di Asia Tenggara. Dengan kedatangan Islam, masyarakat di Alam Melayu

sebagai bahasa perhubungan utama. Dengan adanya satu bahasa ini, kegiatan

menyebarkan Islam menjadi lebih mudah dan lancar. Kedatangan Islam juga telah

memperkenalkan tulisan jawi. Hal ini memudahkan para ulamak dan pendakwah

mengajar tentang ilmu yang berkaitan dengan Islam kerana mereka dapat menguasai

tulisan jawi.Dizaman keagungan Melaka dan Acheh, Bahasa Melayu telah dijadikan

bahasa pengantar dalam system pendidikan mereka. Pelbagai bentuk sastera Arab

seperti syair dan gurindam talah mempengaruhi Bahasa Melayu. Hasilnya sastera-

sastera Islam telah dikembangkan melalui Bahasa Melayu dan ini sudah tentu dapat

mengembangkan lagi fahaman orang-orang melayu terhadap ajaran Islam. Beberapa

tokoh karyawan dan ulama luar dan tempatan telah menghasilkan karya-karya yang

berunsur Islam sama ada dalam bentuk asli ataupun terjemahan dan saduran.

Sebahagian besar daripada karya tersebut seperti Hikayat Nabi Bercukur, Hikayat

Raja Khandak, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya begitu diminati oleh orang-

orang Melayu. Karya-karya ini mengandungi pelbagai unsur yang boleh mendekatkan

kefahaman pembacannya kepada ajaran Islam itu sendiri. Bidang kesusasteraan Islam

begitu pesat berkembang di Acheh sehingga melahirkan ramai tokoh satera seperti

Hamzah Fansuri dan Nuruddin al-Raniri yang berhasil mengarang pelbagai jenis

kitab agama. Kitab-kitab ini kemudiannya disebarkan keseluruh jajahan takluk dan

hal ini sudah tentu membantu penyebaran Islam ke Alam Melayu atau Nusantara.

7) Peranan Ahli Tsawuf dan Sufi

Kegiatan penyebaran Isalm dikebangkan oleh ahli-ahli tasawuf dan sufi.

Ahli tasawuf da sufu merupakan ulama Islam yang kuat beramal. Kedua-dua

golongan ini telah menunjukkan teladan yang baik tentang islam itu sendiri. Mereka

berpakaian bersih, bersopan satun dan bertatatertip sehingga tingkah laku dan tutur

kata mereka mempersonakan orang ramai.Di zaman Melaka, golongan ini juga diberi

penghormatan yang tinggi oleh pemerintah kerana bija dalam tutur kata. Nasihatnya

21

Page 22: Islam Tamadun Melayu

di dengar oleh sultan dan par pembesar. Di zaman kesultanan Acheh,golongan

tasawuf telah diberi peranan penting dalam pentadbiran. Semasa pentadbiran Iskandar

Muda,seramai 22 orang ulama(ahli tasawuf) telah menganggotai Balai Gadang yang

menjadi pusat bagi membicangkan masalah pemarintahan negara dan masalah agama.

Antara mereka adalah Hamzah Fansuri dan Nuruddin al-Raniri. Mereka telah

memberi sumbangan yang besar kepada Acheh dalah kegiatannya sebagai pusat

penyebaran Islam di Asia Tenggara.Sementara pada zaman kerajaan Islam Demak,

golonhan ini lebih dikenali sebagai Wali Songo. Mereka memainkan peranan penting

dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa. Tokoh-tokoh Sunan Ampel,Sunan Bonang

dan Sunan gunung Jati memang tidak asing dalam sejarah perkembangan pengaruh

islam di Jawa dan sekitarnya.KesimpulanAgama Islam telah berjaya mempengaruhi

sebahagian besar penduduk alam Melayu walaupun agama Hindu lebih awal bertapak

di rantau ini. Islam telah membawa tamadun yang tinggi dan seba lengkap meliputi

semua aspek kehidupan. Asas asas tamadun Islam yang tersebar di nusantara

semenjak awal abad ke 15 telah menjadi nilai hidup orang-orang Melayu sehingga

kini.14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Faktor-faktor mengapa agama Islam dapat tersebar dengan cepat di

seluruh Indonesia pada masa permulaan, yaitu: Agama Islam tidak sempit dan

tidak berat melakukan aturan-aturannya, bahkan mudah diturut oleh segala

14 http://ctu551.blogspot.com/2008/04/faktor-perkembangan-islam-di-alam.html (diunduh pada tanggal 27 Maret 2014 pukul 21.59)

22

Page 23: Islam Tamadun Melayu

golongan umat manusia, bahkan untuk masuk Islam cukup dengan

mengucapkan dua kalimat syahadat saja, Sedikit tugas dan kewajiban Islam,

Penyiaran Islam itu dilakukan dengan cara berangsur-angsur sedikit demi

sedikit, Penyiaran Islam dilakukan dengan cara kebijaksanaan dan cara yang

sebaik-baiknya, Penyiaran Islam itu dilakukan dengan perkataan yang mudah

dipahami umum, dapat dimengerti oleh golongan bawah sampai golongan

atas, yang sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang maksudnya:

berbicaralah kamu dengan manusia menurut kadar akal mereka.

Teori-teori yang berkaitan dengan masuknya Islam di Nusantara :

Teori Gujarat dikembangkan oleh Snouk Hurgronje, seorang

orientalis terkemuka Belanda yang melihat para pedagang kota

pelabuhan Dakka di India Selatan sebagai pembawa Islam ke

wilayah nusantara

Teori Arab yang berpendapat bahwa Islam di Nusantara berasal

dari Arab.

Teori China mengatakan bahwa Islam dibawa ke Nusantara

melalui negeri China

Teori Eropa, waktu masuknya Islam ke Asia Tenggara pun

mereka kembalikan kepada temuan seorang bangsa Italia yang

bernama Marcopolo

Teori Kedatangan Islam di Bumi Melayu:

Teori Dari India, teori ini dipelopori oleh Snouck Hurgronje.

Teori Dari Cina dan Campa, teori ini dibahaskan oleh Prof.

S.Q.Fatimi.

Teori ini didokong oleh kebanyakan sarjana Alam Melayu seperti

Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prof. Dr. Hamka, Prof.

23

Page 24: Islam Tamadun Melayu

Faktor Penyebaran Islam di Bumi Melayu yaitu: Perdagangan,

Keunggulan Islam, Perkawinan, Pengislaman Pemerintah, Penaklukan,

Kesusasteraan, Peranan Ahli Tsawuf dan Sufi.

3.2 Saran

Dari semua materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-

teman dapat memperoleh manfaat dari mempelajari materi ini, segala kritik

dan saran yang bersifat membangun akan kami terima demi tercapainya

penulisan makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Arnold Thomas. 1981. The Preaching Of Islam. Jakarta: Penerbit Widiya

Azra Azyumardi. 1999. Renessaince Islam di Asia Tenggara. Bandung:Remaja

Rosda Karya

Badriyatim. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah

Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

24

Page 25: Islam Tamadun Melayu

Mahayudin dkk.1993. Sejarah Islam. Pulau Penang: Fajar Bakti SDN.BHD

Mansur Ahmad. 1996. Menemukan Sejarah : Wacana Pergerakan Islam Di

Indonesia, Bandung: Penerbit Mizan.

Mansur dkk. 2005. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Departemen

Agama RI

Putra Hiaidar. 2007. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia. Jakarta : Kencana

Roza Ellya,. 2013. Islam dan Tamadun Melayu, , Pekanbaru: Daulat Riau.

Sunanto Musyarifah. 2010. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Rajawali

Pers.

Sayed Alwi bin Thahir al-Haddad, Sejarah Perkembangan Islam di Timur Jauh,

Maktab al-Daimi, Jakarta, 1957, h. 21.

http://ctu551.blogspot.com/2008/04/faktor-perkembangan-islam-di-alam-

melayu.html (diunduh pada tanggal 27 Maret 2014 pukul 21.59)

25