Author
duongnguyet
View
214
Download
0
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN GUNUNGAN PADA SISWA
KELAS IV SDN KALADAWA 03 KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh :
ELY MILYANA
X4711049
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
NIM
Jurusan / Program
Studi
: Ely Milyana
: X4711049
: Pendidikan Olahraga dan Kesehatan /
Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT MELALUI PENDEKATAN
BERMAIN GUNUNGAN PADA SISWA KELAS IV SDN KALADAWA 03
KABUPATEN TEGAL TAHUN 2011 / 2012 ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Ely Milyana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN GUNUNGAN PADA SISWA
KELAS IV SDN KALADAWA 03 KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2011 / 2012
Oleh :
ELY MILYANA
X4711049
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
SURAKARTA
2012
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I,
Febriani Fajar Ekawati, S.Pd, M.OrNIP. 19810220 200501 2 001
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing II,
Dra. Ismaryati, M.KesNIP. 19630505 198903 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
Tanggal
: Senin
: 30 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd
Sekretaris : Drs. Sukono, M.Or.
Anggota I : Febriani Fajar Ekawati, S.Pd, M.Or
Anggota II : Dra. Ismaryati, M.Kes
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
A.n. Dekan
Pembantu Dekan1
Prof. Dr. rer. Nat, Sajidan,M.Si.
NIP. 19660415 199103 1002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Ely Milyana. NIM. X4711049. PPKHB. FKIP. UNS, UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN GUNUNGAN PADA SISWA KELAS IV SDN KALADAWA 03 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2011 / 2012. Skripsi Fakultas Keguruan Ilmu Kependidikan UNS Surakarta Juli 2012.
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat melalui pendekatan bermain gunungan, mengetahui sejauh mana penggunaan pendekatan bermain gunungan dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat pada siswa kelas IV SDN Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012 dalam pembelajaran Penjasorkes. Bentuk aktifitas dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah berupa usaha peningkatan kemampuan gerak dasar siswa. Subyek penelitian siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012, berjumlah 24 siswa, putra 12 siswa dan putri 12 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan test untuk mendapatkan data tentang hasil gerak dasar lompat yang dilakukan oleh siswa dan observasi untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat melakukan pembelajaran melalui pendekatan bermain Gunungan. Prosedur penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa melalui pendekatan bermain gunungan dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar pembelajaran lompat pada siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012. Hal ini diperoleh dari hasil pengamatan pelaksanaan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II ternyata ada peningkatan kemampuan gerak dasar lompat. Dari keadaan awal, siklus I dan siklus II diperoleh data jumlah siswa nilai tuntas, aspek kemampuan gerak dasar lompat adapun datanya sebagai berikut :Nilai rata-rata hasil dari kondisi awal sebesar 69,10, jumlah yang tuntas sebanyak 9 siswa, siklus I hasil nilai rata-rata 75,30, jumlah yang tuntas sebanyak 16 siswa dan siklus II hasil nilai rata-rata sebesar 81,20, jumlah yang tuntas sebanyak 22 siswa, untuk nilai rata-rata aspek kemampuan gerak dasar dari kodisi awal, siklus I dan siklus II; awalan 3,12, 3,33, 3,60, tolakan 2,87, 3,29, 3,33, mendarat 2,66, 2,83, 3,20 dan koordinasi awalan, tolakan dan mendarat 2,41, 2,62, 2,90.
Kata kunci: pendekatan bermain, permainan gunungan, kemampuan gerak dasar lompat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Tidak ada benang kusut yang tidak dapat diurai, maka jelas bahwa tidak ada
permasalahan yang tidak dapat diselesaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Buku ini kupersembahan sebagai tanda ketulusan cinta dan kasih kepada :
Suami serta anak-anakku yang kami sayangi dan kami banggakan.
Rekan-rekanku seperjuangan PPKHB Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi.
Semua teman-teman yang selalu membantu terlaksananya pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkah dan rahmat kepada hambaNya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan
Gerak Dasar Lompat Melalui Pendekatan Bermain Gunungan Pada Siswa Kelas
IV SDN Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012 yang telah penulis
laksanakan berjalan dengan baik dan lancar.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan salah satu
mata kuliah kulminatif pada Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
dapat terselesaikan dengan baik berkat bimbingan dari bapak dan ibu dosen serta
uluran tangan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Kependidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Febriani Fajar Ekawati, S.Pd., M.Or.; sebagai dosen pembimbing 1.
5. Dra. Ismaryati, M.Kes.; sebagai dosen pembimbing 2.
6. Kepala SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal, yang telah memberikan ijin.
7. Semua bapak/ibu guru dan staf, yang telah membantu dalam PTK ini.
8. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal, yang telah
berpartisipasi dalam PTK ini.
9. Keluargaku, yang selalu memberi semangat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, semua saran dan kritik yang bersifat
membangun kami harapkan demi perbaikan laporan ini.
Semoga laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
dunia pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .... I
PERNYATAAN .. Ii
PENGAJUAN . Iii
PERSETUJUAN . Iv
PENGESAHAN .. V
ABSTRAK .. Vi
MOTTO ....... Vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR .... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR .. xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..... 1
B. Rumusan Masalah ...... 3
C. Tujuan Penelitian .... 3
D. Manfaat Penelitian .. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .... 4
1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 4
2. Karakteristik Peserta Didik .. 6
3. Hakekat Belajar Gerak . 7
4. Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran Atletik .. 10
5. Pembelajaran Lompat ...... 11
6. Pendekatan Bermain Gunungan Untuk Melatih Kemampuan Lompat .. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Kerangka Pemikiran ....... 15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .... 17
1. Tempat Penelitian .... 17
2. Waktu Penelitian .. 17
B. Subjek Penelitian ................................................................ 18
C. Data dan Sumber Data ... 18
D. Pengumpulan Data . 18
E. Uji Validitas Data ....... 19
F. Indikator Capaian Penelitian ..... 19
G. Analisis Data ... 20
H. Prosedur Penelitian ............................. 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan . 24
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 26
1. Siklus I Tindakan 1 . 26
2. Siklus I Tindakan 2 . 28
3. Pelaksanaan Siklus II .. 32
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 35
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan . 40
B. Implikasi . 40
C. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ..... 42
LAMPIRAN .... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lapangan Bermain Gunungan
14
2. Kerangka Pemikiran Penelitian
..
16
3. Diagram Nilai Rata-rata dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II 36
4. Diagram Nilai Rata-rata dan Prosentase dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat ..
37
5. Diagram Prosentase Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat ....
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Waktu Penelitian
..
17
2. Pengumpulan Data
......
19
3. Kondisi Awal Rata-rata Nilai dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat .. 25
4. Kondisi Awal Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat
...
25
5. Nilai Rata-rata Kondisi Awal dan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat ..... 26
6. Kondisi Siklus I Tindakan 1 Rata-rata Nilai dan ProsentaseKemampuan Gerak Dasar Lompat
28
7. Kondisi Siklus I Tindakan 2 Rata-rata Nilai dan ProsentaseKemampuan Gerak Dasar Lompat
31
8. Kondisi Siklus I Rata-rata Nilai dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat .. 31
9. Kondisi Siklus I Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
10. Nilai Rata-rata Kondisi Siklus I dan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat ..
32
11. Kondisi Siklus II Rata-rata Nilai dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat .. 34
12. Kondisi Siklus II Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat
.......
34
13. Nilai Rata-rata Kondisi Siklus II dan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat ..
35
14. Hasil Nilai Rata-rata dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II....
36
15. Hasil Nilai Rata-rata dan Prosentase dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat..
37
16. Hasil Siswa Tuntas dan Belum Tuntas dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat..
37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Perangkat Pembelajaran
...
44
a. Silabus
45
b. RPP Siklus I Tindakan 1 dan 2
......
46
c. RPP Siklus II 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
..
2 Instrumen Penelitian
.
68
a. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Tindakan
1....
68
b. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Tindakan 2
...
71
c. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II
.
74
d. Hasil Kartu Ceria Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
..
77
3 Daftar Absensi Siswa
....
78
4 Nilai Hasil Tes
..
78
a. Nilai Hasil Tes Kondisi Awal
79
b. Nilai Hasil Tes Siklus I Tindakan 1 dan 2
.....
80
c. Nilai Hasil Tes Siklus II
.
81
5 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
..
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
6 Surat Keterangan telah Mengadakan Penelitian
...
90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan media yang berperan penting dalam mencetak generasi
yang berkualitas dan berprestasi. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(Penjasorkes) adalah bagian yang integral dari dunia pendidikan. Penjasorkes
mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat disemua jenjang sekolah
yang ada di Indonesia. Pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,
tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir
kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
kegiatan aktivitas jasamani dan olah raga.
Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian dari tujuan pendidikan
nasional, yang mana pengajarannya mengajarkan kemampuan gerak dari ketrampilan
dasar olahraga. Pada tingkat Sekolah dasar cabang olahraga atletik diajarkan. Atletik
dilakukan semua negara, karena mengandung nilai-nilai pendidikan serta memegang
peranan penting dalam pengembangan kondisi fisik.
Faktor guru dalam mewujudkan proses pendidikan serta dapat
mengembangbangkan kreatifitas dan aktifitas siswa merupakan faktor penting
dalam kemampuan pembelajaran. Kemampuan guru menjadi bermakna bagi
siswa jika hasil belajar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
yang telah diharapkan dan ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Oleh karena itu guru dituntut mampu menggunakan metode yang
bervariasi dan memanfaatkan berbagai media pembelajaran dalam proses
pembelajaran. Penggunaan metode dan media pembelajaran harus disesuaikan
dengan karakteristik anak dan cabang olahraga agar anak dapat termotivasi dalam
dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat berdampak pada hasil yang
diperoleh.
Hasil pengamatan peneliti menemukan pembelajaran yang ada unsur
permainan dalam olahraga di sekolah siswa sangat antusias mengikuti olahraga
yang ada unsur bermainnya. Hal ini merupakan modal yang tepat dalam
pembelajaran agar tujuan pembelajaran mudah tercapai. Keadaan sebaliknya pada
cabang atletik khususnya lompat, siswa kurang suka mengikuti
pembelajaran itu sehingga tujuan sulit tercapai.
Dari data di atas terlihat baru 37 % siswa yang tuntas belajar dan rata-rata
kelas belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 75. Jadi secara umum,
siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal belum tuntas dalam mata
pelajaran Penjaskes khususnya kompetensi dasar " Mempraktikan gerak dasar atletik
yang dimodifikasi lompat, loncat dan lempar dengan memperhatikan nilai-nilai pantang
menyerah sportifitas, percaya diri dan kejujuran" materi pembelajaran lompat.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar Penjaskes cabang atletik
siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara
lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru, strategi
pembelajaran, sarana dan prasarana serta lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru
dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang
mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (student
centered), memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan
menarik dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.
Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang
mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif
terutama psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang menarik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran Penjaskes cabang atletik.
Hambatan-hambatan yang ada menjadi permasalahan peneliti bagaimana
upaya meningkatankan pembelajaran lompat dengan menerapkan pendekatan
bermain. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan
harapan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah tersebut adalah :
Bagaimanakah pendekatan bermain Gunungan dapat meningkatkan
kemampuan gerak dasar lompat kelas IV SDN Kaladawa 03 Kabupaten Tegal
Tahun 2011/2012 ?
Definisi Operasional Variabel:
Kemampuan gerak dasar lompat adalah gerakan yang harus dikuasai oleh
siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan lompatan. Permainan
Gunungan adalah permainan yang banyak menggunakan gerak lompat sehingga
dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan lompatan pada cabang
olahraga atletik yaitu lompat jauh.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar
lompat melalui permainan gunungan, pada siswa kelas IV SDN Kaladawa 03
Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012 dalam pembelajaran Penjasorkes.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat pada siswa kelas IV SDN
Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012 dalam rangka mendukung
tercapainya hasil belajar penjasorkes.
2. Membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berhubungan dengan
gerak dasar lompat .
3. Peningkatan kualitas siswa agar berprestasi dibidang penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4. Sebagai bahan informasi atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian
yang lain berkaitan dengan gerak dasar lompat dalam mata pelajaran
penjasorkes.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakekat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani yang
dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani,
kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi
warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Aip Syarifuddin dan
Muhadi, 1992:4) Sukintaka (1995:130) menyatakan bahwa pendidikan
jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan
yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan
manusia seutuhnya. Ratal Wirjasantosa (1984:25) menyatakan bahwa
pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan jasmani, sebagai
titik pangkal : mendidik anak dan anak dipandang sebagai suatu kesatuan jiwa
dan raga.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak. Berlari melompat,
dan melempar merupakan contoh-contoh gerakan yang selalu dilakukan oleh
kita. Kegiatan itu disebut kegiatan alami manusia. Atletik merupakan cabang
olahraga yang tumbuh dan berkembang bersama dengan kegiatan alami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
manusia. Berlari, melempar, dan meloncat merupakan unsur utama dan dasar
olahraga atletik. Sehingga kita dapat mudah melakukannya dan tubuh pun
menjadi sehat.
Olahraga atletik sudah dikenal sejak dahulu dan sering kita lakukan,
sehingga ia disebut sebagai cabang olahraga tertua. Atletik disebut juga
sebagai induk dari semua cabang olahrag yang ada. Hampir semua gerakan
dasar olahraga bersumber dari gerakan-gerakan atletik. Misalnya, di dalam
permainan bola kasti ada gerakan lempar bola, berlari, dan melompat. Dalam
olahraga sepakbola, orangpun harus berlari. Dan masih banyak lagi jenis
olahraga lainnya.
Olahraga adalah aktivitas jasmani yang berbentuk perlombaan atau
pertandidngan untuk memperoleh prestasi tertinggi, kemenangan dan rekreasi.
Peraturan dalam olahraga adalah baku, yang telah ditetapkan dan disepakati
oleh para pelakunya. Untuk membedakan secara nyata tentang olahraga perlu
diketahui tentang apa yang dinamakan bermain, games dan sport.
Ciri yang paling khas di dalam bermain adalah suka rela tidak tertumpu
pada satu tujuan yang ingin dicapai dan biasanya kegiatan bermain ini adalah
kegiatan rutinitas sehari-hari. Games merupakan bagian dari bermain (play),
akan tetapi semua diatur dalam peraturan yang sengaja dibuat yang harus
ditaati bersama. Ciri utama dari games adalah kompetisi, sehingga hanya
individu atau kelompok yang mempunyai standar keterampilan yang tinggi
yang akan berhasil.
Olahraga (sport) merupakan bagian dari pertandingan, perbedaan terletak
dari prasyarat tingkat kecakapan dan olahraga merupakan permainan
pertandingan yang sudah dikembangkan dalam masyarakat seperti halnya
pendidikan, agama dan pemerintah.
Menurut Toho Cholik M dan Rusli Lutan (1997), pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah bukan mengejar prestasi (aspek skill) tetapi
menyalurkan dorongan untuk aktif bermain.
Berdasarkan berbagai pendapat dan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup
sehat dan kecerdasan emosi. Proses pembelajaran penjas yang efektif dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
kognitif dan afektif setiap siswa. Permainan merupakan bagian dari studi
pendidikan jasmani yang mempunyai banyak kegiatan-kegiatan. Pada
permainan dapat dikembangkan kemampuan-kemampuan yang bersifat
jasmani, kordinasi gerak, kejiwaan dan sosial. Permainan mempunyai
hubungan yang erat sekali dengan olahraga dalam mengembangkan manusia
seutuhnya.
2. Karakteristik Peserta Didik
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan
jasmani harus memahami karakteristik siswa, dengan memahami karakteristik
perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara
efektif. Berikut rincian perkembangan aspek psikomotor, kognitif dan afektif :
a. Perkembangan Aspek Psikomotor
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa
perkembangan aspek psiokomotor siswa SD ditandai dengan perubahan
jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa
yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan tinggi badan dan berat
badan, siswa mengalami percepatan proses pertumbuhan tinggi badan .
Perubahan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat badan , perubahan
berat badan menggambarkan perubahan ukuran tulang, otot dan organ
tubuh dan juga lemak tubuh.
b. Perkembangan Aspek Kognitif
Perkembangan yang terjadi pada siswa SD meliputi peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dan bahasa, serta pemikiran dan
konseptual. Perkembangan kematangan intelektual bervariasi, memori
remaja sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan
menyerap, memproses dan megungkap informasi. Siswa mwngalami
peningkatan kemampuan mengekspresikan diri. Kemampuan berbahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
lebih baik, perbendaharaan kata lebih banyak. Ketika remaja mencapai
kematangan, mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun alasan
rasional, menerapkan informasi, mengimplementasikan pengetahuan dan
menganalisa situasi secara kritis. Kemampuan memecahkan masalah dan
membuat keputusan akan meningkat (KTSP 2006).
c. Perkembangan Aspek Afektif
Perkembangan afektif siswa SD mencakup proses belajar perilaku yang
layak pada budaya tertentu, seperti cara berinteraksi dengan orang lain
(bersosialisasi). Sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan
perilaku orang lain. Pihak yang sangat berpengaruh terhadap proses
sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya. Siswa mengalami
kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapat
sendiri dan mengabaikan orang lain. Siswa SD mengalami perubahan
persepsi diri selaras dengan peningkatan kemampuan kognitif. Persepsi
diri berkaitan dengan persepsi atas kemampuan dan keyakinan yang kuat
bahwa mampu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul rasa percaya diri
(KTSP 2006).
3. Hakikat Belajar Gerak
a. Pengertian Belajar
Menurut Sugihartono, dkk (2007:74) mengatakan bahwa belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan suatu
perubahan, dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang
disesuaikan dengan lingkungannya.
Menurut Sugihartono, dkk (2007:74) juga mendefinisikan belajar
dalam dua hal. Pertama belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan
dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan berreaksi yang relatif
langgeng sebagai hasil latihan. Sejalan dengan pendapat sebelumnya
Oemar Hamalik (2008:29) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses,
belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang harus
ditempuh.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia,
dengan belajar mnusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya,
aktifitas dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar.
Profesi seseorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan
suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif
dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.
b. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktifitas belajar.
Adapun tingkah laku yang dikatagorikan belajar menurut Sugihartono dkk
(2007:74-76), mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1). Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar.
Suatu perilaku digolongkan sebagi aktifitas belajar apabila pelaku
menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan
adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalkan menyadari
pengetahuan bertambah. Sebaliknya perubahan tingkahlaku yang
terjadi karena tidak sadar, tidak termasuk dalam pengertian belajar.
2). Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi
kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan : Seorang anak
belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung
terus sampai kecakapan membacanya menjadi cepat dan lancer.
3). Perubahan bersifat positif dan aktif.
Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila
perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif
apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha
belajar yang dilakukan maka semakin baik dan makin banyak
perubahan yang diperoleh. Perubahan belajar yang bersifat aktif berarti
perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari
individu sendiri. Perubahan tingkah laku karena proses kematangan
yang terjadi dengan dirinya oleh dorongan dari dalam tidak termasuk
perubahan dalam pengertian belajar.
4). Perubahan bersifat permanen.
Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat nenetap atau permanen.
Misalkan kecakapan seorang anak dalam bermain sepeda setelah
belajar tidak akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila
terus digunakan atau dilatih.
5). Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan
yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar
mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai
dengan belajar mengetik.
6). Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkahlaku. Perubahan dalam hal
sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.
c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak
Menurut Rusli Lutan (1999:57) bahwa belajar gerak meliputi tiga
tahap. Pertama, tahap orientasi , yakni penguasaan informasi. Kedua,
tahap pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang
diperoleh. Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan
secara otomatis.
Menurut Arie Asnaldi (2008), mengatakan bahwa belajar gerak
adalah sebagai tingkahlaku atau perubahan kecakapan yang mampu
bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pertumbuhan. Tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala
informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari,
kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan
suatu realisasi secara optimal.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar
gerak merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi penyampaian
informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan
relatif permanen. Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses
belajar gerak atau sebagai dasar dari belajar gerak, penyampai informasi
dalam belajar gerak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh
gerakan.
Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan,
dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena
dalam belajar pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat
latihan-latihan soal atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar gerak
prosesnya tidak jauh berbeda melainkan latihan-latihan yang digunakan
berupa praktik atau yang berhubungan dengan gerak. Proses belajar gerak
ini akan menuju pada ketrampilan gerak atau penampilan geraknya akan
meningkat.
Proses kematangan dan pertumbuhan dapat meningkatkan
kemampuan seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak
dalam berlari, tanpa berlatih dalam hal yang sebenarnya, kemampuan
berlari akan berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh
kematangan. Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan
belajar gerak karena perubahan tersebut bukan dari hasil latihan.
Pertumbuhan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau
pengalaman gerak ini akan masuk pada system memori otak, proses ini
akan menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam
ini tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan
yang terjadi lewat penampilan geraknya dapat diamati langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Kemampuan akibat latihan ini akan tersimpan dalam memori otak
sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan akan dapat digunakan.
4. Pendekatan bermain dalam pembelajaran atletik
Pembelajaran atletik terkesan dikalangan para siswa bahwa pembelajaran
atletik hanya berisi gerakan yang monoton atau tidak bervariasi, yang isinya
meliputi lari, lempar, dan lompat yang kurang menuntut tingkat ketrampilan
yang tinggi, namun melelahkan, sehingga unsur keriangan dan kegembiraan
tidak terungkap dalam pelaksanaan pembelajaran. Keadaan semacam ini
menyebabkan pembelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang
mendapat perhatian para siswa.
Pendidikan bermain dalam pembelajaran atletik maksudnya adalah
penambahan unsur bermain dalam pembelajaran atletik. Bermain dalam hal ini
sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan. Misalnya dalam materi
lompat, contoh bermainnya adalah lompat dengan melewati rintangan dan
sebagainya. Pendekatan bermain ini dapat dilakukan dalam nomor-nomor
atletik yang lain. Secara filosofis manusia mempunyai cirri yang hakiki,
manusia sebagai makhluk bermain (Homo Ludens), sehingga diharapkan siswa
menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran atletik yang menggunakan
pendekatan bermain.
Ada berapa keuntungan yang diperoleh dari aktifitas bermain itu bagi
anak-anak diantaranya adalah : (1) menambah ekstra energi, (2)
mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh seperti tulang, otot, dan
organ-organ lainnya, (3) dapat meningkatkan nafsu makan anak tersebut, (4)
berkembangnya berbagai ketrampilan yang berguna bagi hidupnya, (5) anak
dapat mengontrol diri, (6) menemukan arti benda-benda yang terdapat di
sekelilingnya, (7) kesempatan dapat menerima kemenangan dan kekalahan
dengan sikap lapang dada, (8) kesempatan untuk bergaul dengan teman-
temannya, (9) merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, iri hati, kecewa
dan kedukaan. Sebagai pendidik ada beberapa hal yang harus kita perhatikan
dalam ktivitas bermain adalah : (1) ekstra enargi, (2) waktu yang cukup untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bermain, (3) alat permainan yang kita butuhkan, (4) ruangan yang cukup untuk
bermain, (5) tips cara bermain, dan (6) teman bermain.
5. Pembelajaran Lompat
Lompat merupakan salah satu ketrampilan pokok yang memiliki empat nomor
yaitu lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit dan lompat galah. Lompat adalah
suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau
tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan
mendarat dengan kaki/ anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik
(Widya, Mochamad Junidar 2004:65). Dalam gerakan dasar melompat tanpa bantuan
alat siswa dapat melakukan gerakan dasar lompat dengan cara lompat ke depan,
lompat ke belakang, lompat ke samping, lompat ke atas, dan lompat ke bawah.
Dengan menguasai gerak dasar melompat siswa dapat meningkatkan kekuatan,
kecepatan, daya tahan, kelincahan dan ketangkasan.
Alat-alat yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan gerak dasar
lompat antara lain dengan menggunakan tali, balok-balok, simpai rotan, kotak
atau box, ban bekas kendaraan roda empat.
Kemampuan gerak dasar lompat apabila dikuasai oleh siswa dengan baik
maka akan dapat membantunya ketika ia melakukan olahraga lompat jauh,
lompat tinggi, lompat jangkit..
6. Permainan Gunungan Untuk Melatih Kemampuan Lompat
Beberapa bentuk permainan yang dapat digunakan untuk melatih
kemampuan lompat adalah bermain Gunungan.
a. Bermain Gunungan
Bermain Gunungan sudah lama sekali di mainkan oleh anak-anak usia
sekolah dasar, baik putra maupun putri. Permainan ini sangat sederhana
sekali tetapi dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar lompat pada
anak-anak usia SD. Permainan ini lebih banyak menekankan pada aktivitas
melompat.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengembangkan keterampilan
gerak dasar melompat dan koordinasi antara tangan dan mata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Alat-alat dan bahan yang diperlukan dalan bermain Gunungan adalah tanah
lapang yang berukuran kurang lebih 6 x 4 meter, pecahan genteng atau
keramik, sebatang lidi.
1) Cara bermain Gunungan
a) Terlebih dahulu membuat gambar gunungan seperti pada gambar 2.1 di
atas tanah yang rata dan tidak ada kerikil atau yang dapat membuat kaki
cidera.
b) Setelah membuat bentuk lapangannya, kemudian siapkan pecahan genteng
atau keramik sejumlah anak yang akan bermain.
c) Sekitar 5 orang peserta, telah siap dengan tanda atau biasa disebut dengan
gacuk (pecahan genteng atau keramik tadi) di kotak nomor 1.
d) Peserta di undi untuk mendapatkan giliran kesempatan untuk bermain.
e) Peserta yang mendapatkan giliran pertama siap untuk melompat dengan
satu kaki secara urut tiap kotak kecuali kotak nomor 4 dan 6 peserta
meletakkan kedua kakinya baik kanan maupun kiri pada kedua kotak
tersebut di nomor 4 dan 6. (kotak yang terdapat gacuk tidak boleh di
lompati tetapi harus di lewati dengan melangkahinya). Peserta tidak boleh
menginjak garis.
f) Setelah sampai di nomor 6, peserta berbalik dengan meloncat dan
melompat kembali lagi pada posisi awal. Sebelum kembali ke posisi awal,
peserta harus mengambil gacuknya terlebih dahulu.
g) Ketika peserta berhasil kembali ketempat semula, ia harus melanjutkan
permainan lagi dengan melemparkan gacuknya ke kotak nomor berikutnya.
Dan selanjutnya melakukan lompatan lagi sampai kembali hingga sampai
ke nomor 6 yang di sebelah kiri.
h) Untuk kotak nomor 4 dan 6 peserta harus meletakkan gacuknya di mulai
dari sebelah kanan. Apabila gacuknya terletak di sebelah kanan pada kotak
nomor 4, peserta harus mengambilnya dari kotak nomor 4 di sebelah kiri,
begitu pula sebaliknya.
i) Bila sampai pada nomor 7, peserta harus mengambil dengan berbalik arah/
mengambil dengan mata tertutup. Tangan atau badannya tidak boleh
menyentuh garis.
j) Peserta yang berhasil sampai pada nomor 7, ketika kembali pada posisi
semula harus melemparkan gacuknya di luar busur lingkaran. Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
melompat lagi dan hingga nomor 6 , nomor 7 tidak boleh di lompati. Ia
harus meraih dengan menginjak gacuknya dengan satu kaki, apabila
berhasil peserta harus melemparkan lagi ke posisi semula dan kembali
lompat di mulai peserta menginjak gacuknya ke kotak nomor 6 sampai
kotak nomor 1.
k) Sesampainya di kotak nomor 1, peserta harus menginjak gacuknya lagi
dengan kedua kakinya. Apabila gagal, peserta harus mengulanginya dari
nomor 6 ketika ia mendapatkan giliran kembali.
Gambar 2.1 Lapangan Bermain Gunungan
2) Manfaat Bermain Gunungan
Ada beberapa manfaat dari permainan ini, seperti :
a) Mengembangkan keterampilan gerak dasar melompat dan meloncat yaitu
dengan melompati tiap kotak dari nomor 1 hingga nomor 7.
b) Mengembangkan koordinasi mata dan tangan, secara otomatis ketika
peserta akan melemparkan gacuknya ia menggunakan insting yang
kuat agar gacuknya tepat pada kotak yang di inginkan.
c) Melatih otot tungkai, sehingga akan didapat kaki yang terkuat.
Permainan ini baik sekali untuk melatih anak-anak dalam atletik
lompat jauh, lompat jangkit bahkan lompat tinggi.
d) Melatih kejujuran, apabila kakinya meyentuh garis maka peserta
dinyatakan gugur dan menunggu giliran berikutnya.
e) Sebagai model pembelajaran yang praktis, aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
f) Dalam pembelajaran lompat, untuk latihan kemampuan gerak lompat.
B. Kerangka Pemikiran
Kemampuan gerak dasar siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03
Kabupaten Tegal tahun 2011/2012 pada materi pembelajaran lompat masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Masalah ini terjadi karena dalam
pembelajaranya guru tidak menggunakan permainan yang dimodifikasi, sehingga
siswa merasa jenuh dan tidak antusias dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa teori belajar dan pembelajaran, maka untuk
mengatasi masalah pembelajaran tersebut guru (peneliti) melakukan tindakan
dengan pendekatan bermain untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat.
Dalam melakukan tindakan, peneliti akan melakukan tindakan perlakuan
sebanyak dua siklus. Setiap tindakan (siklus) akan diadakan refleksi terhadap
penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya disampaikan pula hasil perbaikan
masing-masing siklus. Penyampaian hasil penelitian pada masing-masing siklus
akan mencakup penilaian penampilan perbaikan pembelajaran dan kemampuan
gerak dasar lompat siswa.
Gambaran dari kerangka pemikiran penelitian ini seperti pada gambar 2.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dengan pendekatan bermain, diharapkan kemampuan gerak dasar siswa
dalam lompat dapat lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal
tahun pelajaran 2011 / 2012.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian seperti pada tabel 3.1. Pelaksanaan penelitian
selama 3 bulan yaitu mulai bulan April sampai dengan Juni 2012.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No. Jenis KegiatanTahun 2012
April Mei Juni1. Persiapan
Pemilihan masalah Xb. Studi Literatur Xc. Analisis Dokumen X
2. Pelaksanaan Siklus Ia. Pembuatan RPP Xb. Pelaksanaan Tindakan X
3. Pelaksanaan Siklus IIa. Pembuatan RPP Xb. Pelaksanaan Tindakan X
4. Penyusunan Laporan X
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kaladawa 03
Kabupaten Tegal yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data hasil kemampuan gerak dasar lompat diperoleh dari kegiatan yang
dilakukan selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
a. Data hasil belajar lompat.
b. Data tentang keaktifan siswa.
c. Data tentang keaktifan guru.
2. Data Sekunder
Data diperoleh dari guru dan sekolah, yang terdiri dari :
a. Nilai hasil belajar lompat, sebelum menjalani tindakan.
b. RPP, Silabus dan Kurikulum.
D. Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari Test dan Observasi
1. Test : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil gerak dasar lompat
yang dilakukan oleh siswa.
2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktifitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat melakukan
pembelajaran melalui pendekatan bermain Gunungan.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian seperti pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2 Pengumpulan Data
NoSumber
DataJenis Data
TeknikPengumpulan
DataInstrumen
1. Siswa Hasil belajar lompat Tes Tes kemampuan gerak dasar lompat
2. Siswa Keaktifan siswa Pengamatan Melalui lembar observasi
3. Guru Keaktifan guru Pengamatan Melalui lembar observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
E. Uji Validitas Data
Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan
memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat kesesuaian
antara tes dan atribut yang akan diukur.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi.
1. Hasil belajar lompat dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yaitu data yang
diperoleh dari peneliti, observer dan siswa.
2. Keaktifan siswa, tiga sumber data, yaitu data yang diperoleh dari peneliti, observer
dan siswa.
3. Aktifitas guru, tiga sumber data, yaitu data yang diperoleh dari peneliti, observer dan
siswa.
4. Nilai hasil belajar lompat sebelum tindakan, divalidasi dengan triangulasi peneliti.
5. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
F. Indikator Capaian Penelitian
Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Rata-rata nilai tes kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan lompat adalah
di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu 75
b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75 %.
.
G. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif. Data yang dianalisis berupa rata-rata dan persentase
kemampuan gerak dasar lompat siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
Berikut data kemampuan gerak dasar lompat sebelum dilakukan
pembelajaran dengan pendekatan bermain Gunungan pada siswa kelas IV SD
Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1. Kemampuan gerak dasar lompat yaitu dengan menganalisa nilai rata-rata tes
kegiatan pembelajaran lompat. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor
yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerak lompat yaitu dengan menganalisa
rangkaian gerak lompat dengan mengkategorikan klasifikasi skor yang telah
ditentukan.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat
unjuk kerja. Menurut Iskandar, (2009:131) yang menyatakan bahwa, "Data yang
dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran".
H. Prosedur Penelitian
Langkah penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain
dalam faktor-faktor yang diselidiki.
1. Rancangan Siklus I
a. Pertemuan Pertama
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun scenario pembelajaran yang terdiri dari :
a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjaskes.
b) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat.
c) Menyusun instrumen penilaian lompat .
d) Menyiapkan media yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
e) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses
pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah pembelajaran antara lain :
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat.
b) Melakukan penguluran dan pemanasan.
c) Membentuk satu barisan berbanjar dalam proses pembelajaran;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Melakukan lompatan. Mulai dari awalan, tolakan dan mendarat mengikuti
arah tali yang membentuk huruf S, melompati beberapa kardus ke
samping kanan ke samping kiri dan melompat ke dalam lingkaran beberapa
simpai.
d) Menarik kesimpulan.
e) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
f) Melakukan pendinginan.
3) Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap hasil keterampilan lompat. Kemampuan
rangkaian gerak dasar lompat. Aktifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
4) Tahap Evaluasi ( Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian
dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang
dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi pertemuan tindakan berikutnya.
b. Pertemuan Kedua
1) Tahap Perencanaan.
a) Menyusun rencana perbaikan materi.
b) Memadukan hasil pertemuan pertama agar pertemuan kedua lebih efektif.
c) Menyusun instrumen penilaian lompat.
d) Menyiapkan media yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran.
e) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah
pembelajaran antara lain :
a) Apersepsi tentang pertemuan pertama dan menjelaskan kegiatan belajar
mengajar lompat.
b) Melakukan penguluran dan pemanasan.
c) Membentuk satu barisan berbanjar dalam proses pembelajaran;
Melakukan lompatan. Mulai dari awalan, tolakan dan mendarat mengikuti
arah tali yang membentuk huruf S, melompati beberapa kardus ke
samping kanan ke samping kiri dan melompat ke dalam lingkaran beberapa
simpai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d) Membentuk kelompok siswa untuk bermain permainan Gunungan.
e) Menarik kesimpulan.
f) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
g) Melakukan pendinginan.
3) Pengamatan Tindakan.
Pengamatan dilakukan terhadap hasil keterampilan lompat. Kemampuan
rangkaian gerak dasar lompat. Aktifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
4) Tahap Evaluasi ( Refleksi)
Melakukan tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana
bagi siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun rencana perbaikan materi.
2) Memadukan hasil siklus I agar siklus II lebih efektif.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa.
4) Menyiapkan lembar informasi.
5) Menyiapkan lembar evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
2) Melaksanakan pre-test mengenai materi yang telah dipelajari pada siklus I.
3) Meneliti motivasi siswa.
4) Menyampaikan permasalahan yang harus dibahas.
c. Tahap Evaluasi ( Refleksi)
1) Mengevaluasi hasil observasi.
2) Menganalisis hasil pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dilaksanakan berdasarkan data hasil kegiatan
observasi awal yaitu :
1. Siswa kelas IV SDN Kaladawa 03 IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal
tahun 2011/2012 yang mengikuti pembelajaran lompat sebanyak 24 siswa, terdiri
dari 12 siswa putra dan 12 siswa putri. Dari proses pembelajaran atletik materi
lompat, masih dikategorikan kurang berhasil.
2. Siswa kurang berminat dalam pembelajaran lompat, sebab dan model
pembelajarannya monoton.
3. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kebanyakan siswa kurang memperhatikan
pelajaran. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan
langsung. Saat mengikuti pembelajaran lompat, siswa menunjukkan sikap kurang
memperhatikan pelajaran, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.
4. Guru kurang aktif dalam mengatur dan memberi motivasi terhadap siswa,
sehingga tingkat kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat kurang
maksimal.
5. Guru kesulitan menemukan model pembelajaran lompat yang sesuai dengan
karakter siswa yang kurang antusias.
Pelaksanaan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap
sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi
pembelajaran lompat dan nilai ketuntasan kemampuan gerak dasar sebelum diberi
pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan bermain, setelah diberi
siklus I dan siklus II. Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari kondisi awal
pembelajaran lompat sebelum diberi tindakan dan nilai ketuntasan kemampuan
gerak dasar lompat, setelah diberi siklus I dan siklus II dari pembelajaran lompat
melalui pendekatan bermain Gunungan dengan tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1. Kondisi awal kemampuan gerak dasar siswa dalam pembelajaran lompat
Kondisi awal kemampuan gerak dasar siswa dalam pembelajaran lompat
dan nilai ketuntasan kemampuan gerak dasar siswa kelas IV SD Negeri
Kaladawa 03 Kabupaten Tegal tahun 2011/2012 diketahui melalui observasi
dan tes kemampuan gerakan lompat yang meliputi awalan, tolakan, mendarat
dan koordinasi awalan-tolakan-mendarat. Data kemampuan gerak dasar
lompat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk
tabel 4.1
Tabel 4.1 Kondisi Awal Rata-rata Nilai dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
No Aspek Jumlah Rata-rata Prosentase1 Awalan 75 3,12 78,00 %2 Tolakan 69 2,87 71,75 %3 Mendarat 64 2,66 66,50 %4 Koordinasi awalan, tolakan dan
mendarat58 2.41 60,25 %
Tabel 4.2 Kondisi Awal Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat padaSiswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Rentang Nilai Katagori Kriteria Jumlah Anak Prosentase93 100 Baik Sekali Tuntas 0 0 %84 92 Baik Tuntas 0 0 %75 83 Cukup Tuntas 9 37,50 %00 < 74 Kurang Belum tuntas 15 62,50 %
Jumlah 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Kondisi Awal dan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Jumlah siswaNilai rata-rata Kondisi awal
Tuntas ProsentaseBelum tuntas
Prosentase
24 siswa 69,10 9 37,50 % 15 62,50 %
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar siswa dalam
pembelajaran lompat dan nilai ketuntasan kemampuan gerak dasar siswa kelas IV
SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal tahun 2011/2012 yaitu hasil nilai rata-
rata kondisi awal 69,10 (69,10 %) dan nilai ketuntasan dengan 9 siswa (37,50 %)
dinyatakan tuntas dan 15 siswa (62,50 %) dinyatakan belum tuntas. Nilai rata-rata
kemampuan gerak dasar awalan 3,12 (78,00 %), tolakan 2,87 (71,75 %),
mendarat 2,66 (66,50 %) dan koordinasi awalan, tolakan dan mendarat 2.41
(60,25 %). (Lihat lampiran 4.a). Dihitung melalui diskripsi data awal yang telah
diperoleh tersebut, Maka disusun sebuah tindakan berikutnya untuk
mengoptimalkan hasil pembelajaran lompat melalui pendekatan bermain
Gunungan. Adapun pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam siklus I
dengan dua kali tindakan.
1. Siklus I Tindakan 1
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus I tindakan 1 dilaksanakan pada tanggal 22 Mei
2012 sebagai berikut :
2) Peneliti melakukan analisis kuriklum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
3) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan
dalam PTK.
4) Menyiapkan media yang digunakan untuk pengajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang telah
direncanakan sebagai berikut :
1. Pemanasan
a) Menjelaskan kegaiatn belajar mengajar secara umum
b) Streching
c) Melaksanakan pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan sebuah permainan berlari dengan
membentuk lingkaran.
2. Inti Pelajaran
Guru menjelaskan dan mempraktekan cara melakukan gerak dasar lompat
dengan menggunakan media kardus dan ban bekas.
3. Penutup
a) Melaksanakan pendinginan
b) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Bedoa dan dibubarkan.
c. Pengamatan
Pada langkah observasi dilakukan oleh peneliti pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi menyimpulkan bahwa
proses pembelajarang kurang berjalan dengan baik dikarenakan guru belum
menggunakan metode yang tepat. Guru kesulitan mengkondisikan siswa.
d. Refleksi
adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru atau siswa:
Pembelajaran melalui pendekatan bermain gunungan sudah nampak
motivasi siswa untuk melakukan gerakan lompatan,walaupun masih ada
beberapa siswa yang belum termotivasi.
2) Kendala yang dihadapi guru / siswa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Guru mengalami kendala metode pembelajaran dalam mengontrol
siswa. Kondisi ini disebabkan kurang pahamnya guru tentang PTK.
Sedangkan kendala yang dihadapi siswa adalah keterbatasan alat
pembelajaran sehingga kurang efektif dalam menggunakan alat bantu.
3) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama
maka diperlukan perbaikan sebagai berikut :
a. Akan memaksimalkan kegiatan pembelajaran
b. Pemilihan alat media pembelajaran yang tepat
c. Agar siswa tidak salah dalam setiap melakukan gerakan
pada kegiatan pembelajaran maka peneliti memberikan
penjelasan dan koreksi langsung terhadap siswa yang salah
melakukan gerakan.
d. Siswa yang kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian yang lebih pada pertemuan berikutnya.
Selama pelaksanaan siklus I tindakan 1, peneliti melakukan pengambilan
data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan gerak dasar
lompat dan nilai ketuntasan kemampuan gerak dasar dengan pendekatan
bermain Gunungan pada siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten
Tegal tahun 2011/2012, dapat disajikan seperti dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kondisi Siklus I Tindakan 1 Rata-rata Nilai dan ProsentaseKemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
No Aspek Jumlah Rata-rata Prosentase1 Awalan 75 3,12 78,12 %2 Tolakan 74 3,08 77,00 %3 Mendarat 64 2,66 66,50 %4 Koordinasi awalan, tolakan dan
mendarat62 2,58 64,50 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Siklus I Tindakan 2
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus I tindakan 2 dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2012
sebagai berikut :
1) Peneliti melakukan analisis kuriklum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
2) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan
dalam PTK.
3) Menyiapkan media yang digunakan untuk pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang telah
direncanakan sebagai berikut :
1 Pemanasan
a) Menjelaskan kegaiatn belajar mengajar secara umum
b) Streching
c) Melaksanakan pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan sebuah permainan berlari dengan
membentuk lingkaran.
2 Inti Pelajaran
- Guru menjelaskan dan mempraktekan cara melakukan gerak dasar lompat
dengan menggunakan media kardus dan ban bekas.
- Siswa melakukan gerakan melompat sesuai yang telah diajarkan oleh guru
dengan menggunakan kardus dan ban bekas.
- Siswa melakukan kegiatan bermain gunungan dengan berkompetisi antar
kelompok dan terlihat siswa sangat antusias
3 Penutup
a) Melaksanakan pendinginan
b) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Bedoa dan dibubarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c.Pengamatan
Pada langkah observasi dilakukan oleh peneliti pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi menyimpulkan bahwa
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga kondisi
pembelajaran sangat kondusif . siswa dapat dikondisikan dengan baik
sehingga guru tidak kesulitan dalam penyampainan materi pembelajaran gerak
dasar lompat.
d. Refleksi
adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
a. Keberhasilan guru atau siswa:
Pembelajaran melalui pendekatan bermain gunungan sudah nampak
motivasi siswa untuk melakukan gerakan lompatan,walaupun masih
ada beberapa siswa yang belum termotivasi.
b. Kendala yang dihadapi guru / siswa:
Guru mengalami kendala metode pembelajaran dalam mengontrol
siswa. Kondisi ini disebabkan kurang pahamnya guru tentang PTK.
Sedangkan kendala yang dihadapi siswa adalah keterbatasan alat
pembelajaran sehingga kurang efektif dalam menggunakan alat
bantu.
c. Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan
pertama maka diperlukan perbaikan sebagai berikut :
a. Akan memaksimalkan kegiatan pembelajaran
b. Pemilihan alat media pembelajaran yang tepat
c. Agar siswa tidak salah dalam setiap melakukan gerakan
pada kegiatan pembelajaran maka peneliti memberikan
penjelasan dan koreksi langsung terhadap siswa yang
salah melakukan gerakan.
d. Siswa yang kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian yang lebih pada pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pada pelaksanaan siklus I tindakan 2, peneliti juga melakukan pengambilan
data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan gerak dasar
lompat dan nilai ketuntasan kemampuan gerak dasar dengan pendekatan
bermain Gunungan pada siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten
Tegal tahun 2011/2012, dapat disajikan seperti dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Kondisi Siklus I Tindakan 2 Rata-rata Nilai dan ProsentaseKemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
No Aspek Jumlah Rata-rata Prosentase1 Awalan 85 3,54 88,50 %2 Tolakan 84 3,50 87,50 %3 Mendarat 72 3,00 75,00 %4 Koordinasi awalan, tolakan
dan mendarat64 2,66 66,50 %
Selama pelaksanaan siklus I, peneliti melakukan pengambilan data
berdasarkan hasil rata-rata tindakan 1 dan 2. Adapun deskripsi data
peningkatan kemampuan gerak dasar lompat dan nilai ketuntasan kemampuan
gerak dasar dengan pendekatan bermain Gunungan pada siswa kelas IV SD
Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal tahun 2011/2012, dapat disajikan
seperti dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kondisi Siklus I Rata-rata Nilai dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
No AspekNilai Rata-
rataProsentaseTindakan 1
(A)Tindakan 2
(B)A+B
21 Awalan 75 85 80 3,33 83,25 %2 Tolakan 74 84 79 3,29 82,85 %3 Mendarat 64 72 68 2,83 70,75 %4 Koordinasi
awalan, tolakan dan mendarat
62 64 63 2,62 65,60 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 4.7 Kondisi Siklus I Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Rentang Nilai Katagori Kriteria Jumlah Anak Prosentase93 100 Baik Sekali Tuntas 0 0 %84 92 Baik Tuntas 7 29,20 %75 83 Cukup Tuntas 9 37,50 %00 < 74 Kurang Belum tuntas 8 33,30 %
Jumlah 24
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata Kondisi Siklus I dan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Jumlah siswaNilai rata-rata
Siklus ITuntas Prosentase
Belum tuntas
Prosentase
24 siswa 75,30 16 66,70 % 8 33,30 %
Dari tabel 4.6, tabel 4.7 dan tabel 4.8 pada kegiatan siklus I menunjukkan
nilai kemampuan gerak dasar lompat, nilai rata-rata siswa sebesar 75,30 (75,30
%) dan nilai ketuntasan dengan 16 siswa (66,70 %) dinyatakan tuntas dan 8
siswa (33,30 %) dinyatakan belum tuntas. Nilai rata-rata kemampuan gerak
dasar awalan 3,33 (83,25 %), tolakan 3,29 (82,85 %), mendarat 2,83 (70,75 %)
dan koordinasi awalan, tolakan dan mendarat 2,62 (65,60 %). (Lihat lampiran
4.b). Setelah diberi pembelajaran pada siklus I kemampuan gerak dasar lompat
siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan bermain gunungan dicatat
hasilnya dalam lembar observasi. Dalam pelaksanaan siklus I dapat digunakan
sebagai tolak ukur perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
3. Pelaksanaan siklus II
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2012. Berdasarkan refleksi dari
siklus pertama maka perencanaan tindakan dilakukan penilaian sebagai berikut:
1. Membuat RPP dengan mengacu pada siklus I penerapan pembelajaran
gerak dasar lompat dengan permainan gunungan, agar lebih menarik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Menyusun instrumen yang digunakan pada siklus PTK yaitu penilaian
gerak dasar lompat.
3. Menyiapkan media yang digunakan untuk pengajaran
4. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang telah
direncanakan sebagai berikut :
1 Pemanasan
a) Menjelaskan kegaiatn belajar mengajar secara umum
b) Streching
c) Melaksanakan pemanasan dengan membentuk dua kelompok dengan jarak
yang sudah ditentukan, dan siswa melakukan lompatan secara bergantian.
2 Inti Pelajaran
- Guru menjelaskan dan mempraktekan gerak dasar lompat. Penjelasan ini
diulang agar siswa mengerti dan memahami gerak lompatan yang benar
- Siswa melakukan gerakan melompat sesuai yang telah diajarkan oleh guru
dengan menggunakan kardus dan ban bekas.
- Siswa melakukan kegiatan bermain gunungan dengan berkompetisi antar
kelompok dan terlihat siswa sangat antusias
3 Penutup
a) Melaksanakan pendinginan
b) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Bedoa dan dibubarkan.
c. Pengamatan
Langkah pengamatan ini dilakukan oleh guru dan kolaborator saat
pembelajaaran berlangsung adapun hasil observasi menyimpulkan bahwa :
a) Pemanasan
Pada kegiatan pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan
pemanasan yang dikemas dengan cara permainan. Siswa antusias
melakukan pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari
pemanasan yang dilakukan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b) Penyampaian materi
Penyampaian materi hampir sama dengan kondisi pertemuan
sebelumnya, siswa memperhatikan dengan seksama materi yang
diberikan oleh guru yaitu gerak dasar lompat. Hal ini dapat dilihat
dari sikap antusias siswa saat penyampaian materi berlangsung dan
pertanyaan dari beberapa siswa yang belum mengerti gerakan
lompatan.
Selama pelaksanaan siklus II, maka peneliti melakukan pengambilan data
penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan gerak dasar lompat
dan nilai ketuntasan kemampuan gerak dasar lompat dengan pendekatan
bermain gunungan pada siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten
Tegal tahun 2011/2012, dapat disajikan seperti dalam tabel 4.9, tabel 4.10, dan
tabel 4.11
Tabel 4.9 Kondisi Siklus II Rata-rata Nilai dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
No Aspek Jumlah Rata-rata Prosentase
1 Awalan 86 3,60 90,00 %2 Tolakan 80 3,33 83,25 %3 Mendarat 76 3,20 80,00 %4 Koordinasi awalan, tolakan dan
mendarat70 2,90 72,50 %
Tabel 4.10 Kondisi Siklus II Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Rentang Nilai Katagori Kriteria Jumlah Anak Prosentase93 100 Baik Sekali Tuntas 4 16,70 %84 92 Baik Tuntas 4 16,70 %75 83 Cukup Tuntas 14 58,30 %00 < 74 Kurang Belum tuntas 2 8,30 %
Jumlah 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kondisi Siklus II dan Ketuntasan Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Jumlah siswaNilai rata-rata
Siklus IITuntas Prosentase
Belum tuntas
Prosentase
24 siswa 81,20 22 91,70 % 2 8,30 %
Dari tabel 4.9, tabel 4.10 dan tabel 4.11 pada kegiatan siklus II menunjukkan nilai
kemampuan gerak dasar lompat, nilai rata-rata siswa sebesar 81,20 (81,20 %) dan nilai
ketuntasan dengan 22 siswa (91,70 %) dinyatakan tuntas dan 2 siswa (8,30 %)
dinyatakan belum tuntas. Nilai rata-rata kemampuan gerak dasar awalan 3,60 (90,00 %),
tolakan 3,33 (83,25 %), mendarat 3,20 (80,00 %) dan koordinasi awalan, tolakan dan
mendarat 2,90 (72,50 %). (Lihat lampiran 4.c). Setelah diberi pembelajaran pada siklus II
kemampuan gerak dasar lompat siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan bermain
gunungan dicatat hasilnya dalam lembar observasi.
d. Refleksi
keberhasilan yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Keberhasilan siswa:
a) Dari hasil tes pada siklus II menunjukan bahwa hasil belajar gerak dasar lompat
siswa meningkat.
b) Sebagian besar siswa melakukan lompatan dengan baik.
2) Keberhasilan guru:
a) Guru berhasil meningkatkan hasil belajar lompatan melalui pendekatan bermain
gunungan sesuai tarjet yang telah ditentukan.
b) Guru berhasil meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat melalui pendekatan
bermain gunungan kedalam pembelajaran penjasorkes dengan hasil yang
memuaskan.
5. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa
kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal tahun 2011/2012 yang
pelaksanakannya terdiri dari 2 siklus yaitu pada tanggal 29 Mei 2012 dan 6 Juni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2012 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian dalam bentuk tabel dan
diagram sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Nilai Rata-rata dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II pada Siswa Kelas IV SDNegeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
No Aspek Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
Rata-rata
Prosen-tase
Rata-rata
Prosen-tase
Rata-rata
Prosen-tase
1 Awalan 3,12 78,00% 3,33 83,25% 3,60 90,00%2 Tolakan 2,87 71,75% 3,29 82,85% 3,33 83,25%3 Mendarat 2,66 66,50% 2,83 70,75% 3,20 80,00%4 Koordinasi awalan,
tolakan dan mendarat
2,41 60,25% 2,62 65,60% 2,90 72,50%
Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-rata dan Prosentase Kemampuan Gerak Dasar Lompat dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Awalan Tolakan Mendarat Koordinasiawalan,tolakandan mendarat
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 4.13 Hasil Nilai Rata-rata dan Prosentase dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Kondisi awal Prosentase Siklus I Prosentase Siklus II Prosentase69,10 69,10 % 75,30 75,30 % 81,20 81,20 %
Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-rata dan Prosentase dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Tabel 4.14 Hasil Siswa Tuntas dan Belum Tuntas dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
No PembelajaranTuntas Belum Tuntas
Jumlah Siswa
ProsentaseJumlah Siswa
Prosentase
1 Kondisi Awal 9 37,50 % 15 62,50 %2 Siklus 1 16 66,70 % 8 33,30 %3 Siklus 2 22 91,70 % 2 8,30 %
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
69.1
075
.30
81.2
0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 4.3 Diagram Prosentase Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Kemampuan Gerak Dasar Lompat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun 2011/2012
Dari tabel 4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.12, dapat didiskripsikan analisis
kemampuan gerak dasar lompat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II
sebagai
berikut :
1. Kondisi awal hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten
Tegal Tahun 2011/2012, nilai rata-rata sebesar 69,10 (69,10 %), sebanyak 9
siswa (37,50 %) dinyatakan tuntas, 15 siswa (62,50 %) dinyatakan belum
tuntas, nilai rata-rata kemampuan gerak dasar lompat antara lain : (1) Awalan
3,12 (78,00 %), (2) Tolakan 2,87 (71,75 %), (3) Mendarat 2,66 (66,50 %) dan
(4) Koordinasi awalan, tolakan dan mendarat 2,41 (60,25 %), nilai rata-rata
siklus I sebesar 75,30 (75,30 %), sebanyak 16 siswa (66,70 %) dinyatakan
tuntas, 8 siswa (33,30 %) dinyatakan belum tuntas, nilai rata-rata kemampuan
gerak dasar lompat antara lain : (1) Awalan 3,33 (83,25 %), (2) Tolakan 3,29
(82,85 %), (3) Mendarat 2,83 (70,75 %) dan (4) Koordinasi awalan, tolakan
dan mendarat 2,62 (65,60 %), dan nilai rata-rata siklus II sebesar 81,20 (81,20
%), nilai tuntas sebanyak 22 siswa (91,70 %), dan 2 siswa (8,30 %) dinyatakan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tuntas Belum Tuntas
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
belum tuntas, nilai rata-rata kemampuan gerak dasar lompat antara lain : (1)
Awalan 3,60 (90,00 %), (2) Tolakan 3,33 (83,25 %), (3) Mendarat 3,20 (80,00
%) dan (4) Koordinasi awalan, tolakan dan mendarat 2,90 (72,50 %). Dalam
pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan dan dapat digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan, adapun kelebihan dalam pelaksanaan Siklus 1 diantaranya: (1)
siswa merasa tertarik dengan model pembelajaran yang disampaikan oleh
penjelasan guru, sehingga dengan model pembelajaran bermain, siswa merasa
senang melakukan gerak lompat yang selama ini dianggap melelahkan dan
membosankan, (2) siswa mudah melakukan lompat, sehingga pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar menjadi terlaksana dengan baik. Akan tetapi dalam
pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat
kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan dan kekurangan
dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah: (1) masih ada sebagian siswa yang
belum mempraktikkan lompat dengan sungguh-sungguh, (2) pada lompat
gunungan, siswa kurang banyak kesempatan untuk melakukan lompat karena
harus menunggu giliran lompat, (3) masih ada siswa yang tidak melaksanakan
perintah guru.
2. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan siklus I
berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target
dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang
diharapkan.
3. Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan pada
pelaksanaan siklus II diantaranya: (1) sebagian siswa telah mampu melakukan
lompat dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang melakukannya
kurang benar, (2) dengan dibantu oleh kolabolator, proses transfer materi
kepada siswa berjalan lancar dan aman. Melalui penguatan pembelajaran
dengan pendekatan bermain siswa lebih tertarik dan senang melakukannya,
sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada bab 4. Hasil analisis yang diperoleh adanya peningkatan dari
kondisi awal ke siklus I dan ke siklus II. Kemampuan gerak dasar lompat siswa
pada kondisi awal yang tuntas 9 siswa, siklus I yang tuntas 16 siswa dan akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
siklus II yang tuntas 22 siswa. Dengan demikian diperoleh simpulan bahwa
melalui pendekatan bermain gunungan dapat meningkatkan kemampuan gerak
dasar lompat siswa kelas IV SD Negeri Kaladawa 03 Kabupaten Tegal Tahun
2011/2012.
B. Implikasi
Dalam penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru, siswa maupun model pembelajaran yang
digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik
yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari
siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, model
pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Dalam penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa,
melalui pendekatan bermain dapat membantu meningkatkan kemampuan gerak
dasar lompat siswa, sehingga dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi
guru yang ingin menggunakan model pembelajaran ini.
C. Saran
Berdasarkan hasil dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini, dengan
menggunakan pendekatan bermain pada pembelajaran lompat,
Peneliti sarankan kepada :
1. Guru Penjaskes SD dapat menggunakan sebagai salah satu cara dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif, khususnya yang berkaitan
dengan peningkatan hasil balajar siswa yang efektif, aktif, menarik dan
menyenangkan, sehingga menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran
pendidikan jasmani yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran
yang menyenangkan.