Upload
vodung
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
DI KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Disusun Oleh :
Yunanto Prasetyo Utomo
NIM: K 5106042
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : YUNANTO PRASETYO UTOMO
NIM : K5106042
Jurusan/ Program Studi : PIP/ Pendidikan Luar Biasa
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DI KELAS V SLB-A
YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 7 September 2012
Yang membuat pernyataan
Yunanto Prasetyo Utomo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
DI KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Oleh
Yunanto Prasetyo Utomo
NIM : K 5106042
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Maryadi. M.Ag Dewi Sri Rejeki. SPd. M.Pd
NIP. 195206011981031002 NIP. 197607302006042001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Senin
Tanggal : 11 Oktober 2012
Tim Penguji Skripsi :
Ketua : Drs. Hermawan. M.Si ..........................
Sekretaris : Priyono. SPd. M.Si ………………
Penguji I : Drs. Maryadi. M.Ag .........................
Penguji II : Dewi Sri Rejeki. SPd. M.Pd .......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. Rer. Nan. Sajidan, M.si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Yunanto Prasetyo Utomo, UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DI KELAS V SLB-A YKAB
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. September
2012.
Penelitian ini bertujuan : Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS melalui
model pembelajaran konstruktivistik pada siswa Tunanetra di kelas V semester II
SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian dilaksanakan dua siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa tunanetra kelas
V yang berjumlah 2 siswa. Sumber data dari guru dan siswa teknik pengumpulan
data dengan dokumen dan tes. Untuk menguji viliditas data penulis menggunakan
triangulasi teknik. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif
komparatif dan teknik analisis kritis. Data kualitatif dianalisis dengan teknik
analisis kritis sedangkan data yang berupa tes diklasifikasikan sebagai data
kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptis komparatif, yakni
membandingkan nilai tes siklus dengan indikator pencapaian.
Hal ini dilihat dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
prestasi belajar IPS pada kondisi awal sebelum menggunakan model
pembelajaran konstruktivistik, diketahui rata-rata kelas dengan nilai 52,5. Prestasi
belajar IPS pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran
konstruktivistik rata-rata kelas dengan nilai 62,5 ketuntasan secara klasikal telah
mencapai 50%, pada siklus II rata-rata kelas menjadi 77,5 seluruh anak mendapat
nilai di atas 60 yang diasumsikan secara klasikal telah mencapai (100%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar IPS anak
tunanetra kelas V SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Kata Kunci : Prestasi belajar IPS, Pembelajaran Konstruktivistik, Tunanetra.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Yunanto Prasetyo Utomo, EFFORTS TO IMPROVE LEARNING
ACHIEVEMENTS OF SOCIAL SCIENCE LEARNING USING
CONSTRUCTIVISTIC LEARNING MODEL OF THE V GRADE
STUDENTS OF SLB-A YKAB SURAKARTA IN 2010/2011 ACADEMIC
YEAR. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta
Sebelas Maret University. September 2012.
The aims of the study: To improve IPS learning achievement through the
model of constructivistic learning to the blind students in the second semester of
the V grade students of SLB-A YKAB Surakarta 2010/2011 academic year.
The research approach that’s used is a Action Research Class. The
research was carried out with two cycles, each cycle consisting of planning,
implementation measures and reflection. The subjects of the research were two
blind students of the fifth grade. The data sources were from teachers and
students. To the data collection, the researcher used documents and tests. To test
the data validity, the researcher used triangulation technique. Analysis technique
were used is a comparative descriptive technique and critical analysis technique.
The qualitative data were analyzed with the techniques of critical analysis, while
the data that classified as a test is as quantitative data. The data are analyzed in a
comparative descriptive, which is comparing the value of the cycle test with the
achievement indicators.
It is seen from the results of research can be concluded that based on the
learning achievement IPS on the initial conditions before using the constructivistic
learning model, it is known that the average grade to the value is 52.5. IPS
learning achievement in the first cycle after using the constructivistic learning
model, the average grade to the value is 62.5 completeness in the classical value
has reached 50%, in the second cycle the average grade become 77.5 of all
students had values above 60 that’s assumed in the classical has been reached
100%.
Based on the research results can be concluded that the constructivistic
learning model can improve the achievement of blind students to learn IPS of the
V grade students of SLB-A YKAB Surakarta 2010/2011academic year.
Keywords: IPS learning Achievement, constructivistic learning, the Blind
students.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Ing madyo mangun karso
Ing ngarso sung tuladho
Tut wuri handayani
(Ki Hajar Dewantoro)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
”Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada putus, kerja keras tiada henti,
pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tiada tara, tidak
ada kasih sayang yang seindah kasih sayangmu.
”Aman,Yonas, Titus dan Buyung”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku
dengan perhatian dan semangat.
”Dita, Ika, Eva, Retno dan Sasi”
Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar
Biasa, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala
bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penyusunan skripsi.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas
pemberian izin penyusunan skripsi.
3. Drs. Hermawan. M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
atas pemberian izin penyusunan skripsi.
4. Priyono, S.Pd, M.Si, Sekretaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Maryadi, M.Ag, selaku Pembimbing I atas perhatian, bimbingan, kritik,
saran, dan nasehat yang diberikan sampai selesainya skripsi ini.
6. Dewi Sri Rejeki. SPd. M.Pd selaku pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Seluruh bapak dan ibu dosen Pendidikan Luar Biasa yang telah memberikan
bekal ilmu kepada peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Kepala SLB-A YKAB Surakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian guna memperoleh data yang diperlukan dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Bapak dan ibu guru SLB-A YKAB Surakarta yang telah ikut memberikan
semangat dan bantuan selama pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga amal kebaikan
semua pihak tersebut mendapat balasan dari Alloh SWT.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan,
karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan.
Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha
Esa, dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, 7 September 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………….………........... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .............................. ii
HALAMAN PENGAJUAN................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………… .................. iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... ix
KATA PENGANTAR......................................................................................... x
DAFTAR ISI……………………………………………………………............ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................. xvi
DAFTAR SKEMA............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………............ 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………...……... 1
B. Rumusan Masalah…………………..…………………..………............ 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………...………...... 5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………........... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA..………………………………….…………..... 6
A. Kajian Pustaka………………………………….…..…………………... 6
1. Tinjauan Tentang Tunanetra….………………....……....…….......... 6
a. Pengertian Tunanetra.................................................................. 6
b. Klasifikasi Anak Tunanetra……………...………...….............. 7
c. Faktor-Faktor Penyebab Ketunanetraan..................................... 10
d. Karakteristik Anak Tunanetra………………...…...………….. 14
e. Dampak Ketunanetraan................................................................ 16
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar …………………..…………...... 18
a. Pengertian Prestasi Belajar.......................................................... 18
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar................... 19
3. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).............................. 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).................................. 22
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial……...……………………….. 23
c. Pembelajaran IPS di SD............................................................... 25
4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPS................................................ 26
5. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Konstruktivistik……........... 26
a. Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme.................................. 26
b. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme... 28
c. Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran. 29
d. Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme terhadap Prestasi
Belajar IPS................................................................................... 31
B. Kerangka Berpikir ...............………………………….......….……….. 33
C. Hipotesis Tindakan.......................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN...…………………..……………........…... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………......……......... 36
B. Subyek Penelitian……………………………………………….………. 37
C. Data dan Sumber Data………………………………………………....... 37
D. Pengumpulan data………………………………...............…............….. 37
1. Tes...................................................................................................... 37
a. Pengertian Tes............................................................................. 37
b. Jenis-Jenis Tes............................................................................. 38
c. Tes yang digunakan dalam penelitian......................................... 39
2. Cara Memberi Penilaian Tes.............................................................. 39
3. Dokumentasi....................................................................................... 40
a. Pengertian Dokumentasi.............................................................. 40
b. Dokumen yang digunakan dalam penelitian............................... 41
E. Uji Validitas Data…………………..…………….……………............... 41
F. Analisis Data….............…………………..……………………….......... 41
G. Indikator Kinerja Penelitian ………………...…………….............……. 42
H. Prosedur Penelitian………………………….............………………….. 42
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN...................................... 45
A. Deskripsi Pratindakan............................................................................... 45
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklu....................................................... 47
1. Diskripsi Siklus I................................................................................. 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
a. Perencanaan ................................................................................ 47
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 48
c. Pengamatan ................................................................................. 50
d. Refleksi ....................................................................................... 51
2. Diskripsi Siklus II .............................................................................. 52
a. Perencanaan ................................................................................ 52
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 53
c. Pengamatan ................................................................................. 54
d. Refleksi ....................................................................................... 56
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ....................................... 56
D. Pembahasan Hasil Tindakan ................................................................... 59
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 61
A. Simpulan .................................................................................................. 61
B. Implikasi .................................................................................................. 61
C. Saran ........................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitiaan..... ....................................................... . 36
Tabel 2 : Penilaian Tingkat Penguasaan Materi. ............................................. . 40
Tabel 3 : Nilai Kondisi Awal .......................................................................... . 45
Tabel 4 : Prestasi Belajar IPS pada Siklus I .................................................... . 49
Tabel 5 : Keaktifasn Siswa pada Siklus I ........................................................ . 50
Tabel 6 : Prestasi Belajar IPS pada Siklus II................................................... . 54
Tabel 7 : Keaktifan Siswa pada Siklus II ........................................................ . 55
Tabel 8 : Peningkatan Prestasi Belajar IPS Setiap Siklus ............................... . 57
Tabel 9 : Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi Belajar IPS Setiap Siklus ...... . 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 : Prestasi Belajar IPS Awal Siswa........................................................ 46
Grafik 2 : Prestasi Belajar IPS Siklus I ............................................................ . 49
Grafik 3 : Keaktifan Siswa Siklus I.................................................................. . 51
Grafik 4 : Prestasi Belajar IPS Siklus II ........................................................... . 54
Grafik 5 : Keaktifan Siswa Siklus II ................................................................ . 55
Grafik 6 : Peningkatan Prestasi Belajar IPS Setiap Siklus ............................... . 57
Grafik 7 : Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi Belajar IPS ............................ . 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 1 : Kerangka Berfikir ........................................................................... .. 35
Skema 2 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. .. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Silabus ........................................................................................ .. 66
Lampiran 2: KISI-KISI SOAL TES IPS KELAS V ........................................ .. 68
Lampiran 3: Soal-Soal Pre Tes IPS Kelas V ................................................... .. 69
Lampiran 4: Kunci Jawaban Soal-Soal Pre Tes IPS ........................................ .. 72
Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ .. 73
Lampiran 6: Soal-Soal Siklus I ........................................................................ .. 86
Lampiran 7: Kunci Jawaban Soal-Soal Siklus I ............................................... .. 89
Lampiran 8: Soal-Soal Siklus II ....................................................................... .. 90
Lampiran 9: Kunci Jawaban Soal-Soal Siklus II ............................................. .. 93
Lampiran 10:Gambar Kegiatam Proses Belajar Mengajar IPS........................ .. 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah penting bagi kehidupan manusia, terlebih
bagi masyarakat Indonesia untuk mencapai kemajuan. Pendidikan pada dasarnya
diberikan untuk membantu manusia menuju kearah pertumbuhan dan
perkembangan. Pendidikan memerlukan perhatian dari semua pihak, lebih-lebih
bangsa Indonesia yang sedang membangun di segala bidang terutama bidang
pendidikan dalam rangka meningkatkan kwalitas manusia.
Tujuan umum pendidikan di Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional yang menyatakan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara. (UU Sisdiknas, 2003:3).
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka peranan guru
sangatlah menentukan keberhasilannya. Adapun peranan guru adalah
menyampaikan pesan dan isi kurikulum kepada anak didiknya, serta memberikan
layanan bimbingan belajar yang efektif kepada murid-muridnya dalam mengatasi
masalah-masalah yang sering muncul dalam pelaksanaan pendidikannya,
khususnya masalah kemandirian belajar siswa.
Amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan
ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa: “Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa)
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik , emosional, mental, social”.
(UU Sisdiknas, 2003: 21).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Ketetapan dalam Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tersebut bagi anak
penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat bahwa
anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang
diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran.
Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak berkelainan
untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran, berarti memperkecil kesenjangan
angka partisipasi pendidikan anak normal dengan anak berkelainan. Untuk bisa
memberikan layanan pendidikan yang relevan dengan kebutuhannya, guru perlu
memahami sosok anak berkelainan, jenis dan karakteristik, penyebab kelainan,
dampak psikologis serta prisip-prisip layanan pendidikan anak berkelainan. Hal
ini dimaksudkan agar guru memiliki wawasan yang tepat tentang keberadaan
anak berkelainan, dalam hal ini anak tunanetra sebagai sosok individu masih
berpotensi dapat terlayani secara maksimal.
Anak tunanetra secara medis dikatakan, jika dalam mekanisme penglihatan
karena suatu atau sebab, terdapat satu atau lebih organ mata mengalami gangguan
atau rusak. Akibatnya organ tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya untuk
menghantarkan dan mempersepsikan cahaya yang ditangkap. Menurut Efendi
(2006: 6).
“ Secara pedagogis, seorang anak dapat dikatakan berkelainan indra
penglihatan atau tunanetra, jika dampak dari disfungsinya organ-organ
yang berfungsi sebagai penghantar dan persepsi penglihatan
mengakibatkan ia tidak mampu mengikuti program pendidikan anak
normal sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus untuk meniti
tugas perkembangannya”.
Anak tunanetra mempunyai kebutuhan belajar dan bersekolah untuk
melatih dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa
bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Ketunanetraan membawa akibat
dalam keterbatasan belajar. Di dalam belajar anak tunanetra mengalami kesulitan
di dalam proses pembentukan pengertian atau konsep terhadap rangsang atau
objek yang berada di luar dirinya yang tidak didapat secara utuh. Ketidakutuhan
tersebut disebabkan anak tidak memiliki kesan, persepsi, pengertian, ingatan dan
pemahaman yang bersifat visual terhadap objek yang diamati Somantri(2006: 68).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Karena anak tunanetra mengalami kesulitan dalam proses pembentukan konsep
secara utuh hal tersebut menjadikan siswa mendapat kesulitan belajar, sulit
mengingat, sulit memahami dan akhirnya menjadikan siswa jenuh dan putus asa
dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang ada termasuk Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar IPS anak tunanetra
menjadi rendah.
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang di peroleh dalam
proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga
komponen utama, yaitu: guru, siswa dan bahan pembelajaran. Proses belajar
belajar merupakan interaksi antar berbagai sumber, serta situasi belajar yang
memberikan kemungkinan kegiatan belajar mengajar. Meskipun demikian guru
merupakan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan pengembangan
bahan pembelajara serta perangkat lainnya. Komunikasi menjadi unsur penentu di
dalam proses tersebut. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan maka akan
semakin banyak tujuan dari proses belajar mengajar, yaitu prestasi belajar siswa
yang baik akan tercapai, karena komunikasi merupakan elemen yang tak
terpisahkan dari proses belajar mengajar.
Dalam memahami kebutuhan para siswa akan bermanfaat dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling. Hal yang perlu dicatat adalah
membantu siswa untuk meneliti kebutuhan mana yang secara spesifik
menimbulkan masalah, sehingga siswa dapat berusaha memecahkannya sendiri.
Gambaran selintas, dalam proses pembelajarannya kebanyakan guru masih
menggunakan metode ceramah. Pemilihan metode ceramah masih dianggap
paling efektif untuk segala suasana oleh sebagian besar guru. Akibat dari model
pembelajaran seperti itu, aktivitas siswa masih pasif. Dengan metode ceramah
siswa kurang tertantang dengan tugas-tugas mencari bahan yang harus dibaca dan
didiskusikan dikelas. Melihat kondisi seperti itu, peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V. Penelitian tindakan kelas
yang dirancang lebih menekankan pada peran serta aktif siswa, karena dengan
asumsi: jika siswa aktif dalam proses pembelajaran maka akan melatih siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mengemukakan pendapat sehingga akan tampak siswa mana yang telah
menguasai bahan ataupun yang belum paham.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kegiatan PBM seperti yang
dimaksud diatas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran
konstruktivistik. Penerapan pembelajaran konstruktivistik memungkinkan siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran dikelas serta lebih kreatif dalam mencari
sumber-sumber belajar sehingga pada akhirnya siswa bisa memahami materi
pelajaran.
Akhirnya siswa dalam mencari sumber akan berdampak pada peningkatan
kualitas laporan tugas siswa. Peningkatan kualitas laporan yang disusun siswa
akan meningkatkan pemahaman terhadap materi penjelasan. Begitu seterusnya,
sehingga dipandang penggunaan pembelajaran konstruktivistik sangat penting
dalam rangka peningkatan prestasi pelajaran IPS siswa kelas V. Pencapaian
prestasi mata pelajaran IPS merupakan indikator keberhasilan sekolah dalam
mengantarkan siswa memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam realitas proses pembelajaran, guru merupakan faktor penentu,
karena merekalah yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga
tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan berkualitas. Atas dasar uraian
tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DI
KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat penulis
kemukakan masalah sebagai berikut: ”Apakah penggunaan model pembelajaran
konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar IPS anak tunanetra kelas V
SLB-A YKAB Surakarta, tahun pelajaran 2010/2011 ?.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian
adalah sebagai beikut:
Untuk meningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada
anak tunanetra melalui penggunaan model pembelajaran konstruktivistik, bagi
peserta didik kelas V SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada para pembacanya
dan dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang cara yang tepat untuk
mendidik anak agar prestasi belajar mereka meningkat dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Manfaat Praktis
a) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri atau kelompok
meningkat, keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan,
dan saran meningkat.
b) Melakukan KBM dalam mata pelajaran IPS yg di sesuaikan dengan
karakteristik siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta melalui
pembelajaran konstruktivistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Tentang Tunanetra
a. Pengertian Tunanetra
Dalam bidang pendidikan luar biasa anak dengan gangguan penglihatan
lebih akrab disebut anak tunanetra. Tunanetra biasanya menempel pada
subyek atau penderita, yaitu seseorang yang mengalami kerugian atau
kerusakan mata. Pengertian tunanetra tidak saja mereka yang buta, tetapi
mancakup juga mereka yang mampu melihat tapi terbatas sekali dan kurang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari dalam belajar.
Menurut Yusuf (2007: 20) anak tunanetra adalah seseorang yang karena
sesuatu hal tidak dapat menggunakan matanya sebagai saluran utama dalam
memperoleh informasi dari lingkungannya. Menurut Hadi (2007:8) istilah
tunanetra secara harafiah berasal dari dua kata, yaitu: a. Tuna (tuno:Jawa)
yang berarti rugi yang kemudian diidentikkan dengan rusak, hilang,
terhambat, terganggu, tidak memiliki dan b. Netra (netro:Jawa) yang berarti
mata. Namun demikian, kata tunanetra adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan yang berarti adanya kerugian yang disebabkan oleh kerusakan
atau terganggunya organ mata, baik anatomis maupun fisiologis. ”. Menurut
Barraga (1976) seperti yg dikutip oleh Hadi (2007:11), “Tunanetra diartikan
sebagai suatu cacat penglihatan yang mengakibatkan terganggunya proses
belajar mengajar dan pencapaian belajar secara optimal oleh karena itu
diperlukan metode pengajaran, media pembelajaran, penyesuaian bahan
pelajaran dan lingkungan belajar”. Menurut Somantri (2006: 65), “Tunanetra
adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi
sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya
orang awas.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Berdasarkan dari batasan-batasan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan penglihatan secara
fisik maupun anatomi sehingga berdampak pada segala aspek kehidupannya
termasuk dalam hal belajar, sehingga mereka memerlukan alat khusus,
material khusus, latihan khusus dan bantuan khusus supaya dapat
memfungsikan diri secara optimal di dalam belajar.
b. Klasifikasi Anak Tunanetra
Terdapat bermacam-macam klasifikasi untuk anak tunanetra, hal ini
tergantung dari masing-masing ahli dalam memberikan sudut pandangnya,
Berikut ini berbagai klasifikasi anak tunanetra, yang dikemukakan oleh:
Menurut Muhammad (2008:79) masalah penglihatan dapat dibedakan
dalam tingkatan-tingkatan berikut:
1) Menengah
Pada masalah tingkat menengah, anak-anak masih dapat melihat
cahaya dan menjalankan aktivitas yang membutuhkan indera penglihatan
dengan menggunakan alat bantu khusus seperti kacamata.
2) Serius
Masalah pada tahap serius menyebabkan anak-anak mungkin
memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga untuk menjalankan aktivitas
sehari-hari, bahwa mereka mengalami kesulitan dalam melakukan
aktivitas yang menggunakan penglihatan, walaupun telah memakai
bantuan alat khusus.
3) Sangat serius
Masalah pada tingkat sangat serius mengakibatkan anak-anak
menghadapi kesulitan dalam melakukan aktivitas visual, seperti membaca,
dan harus mengandalkan indera lain.
Lebih lanjut menurut Faye, 1976 dalam Rogow (1988: 34) seperti yang
dikutip oleh Hadi (2007: 46) mengemukakan bahwa kemampuan melihat
tunanetra (visual impairment) dapat dikelompokkan menjadi:
1) Buta (blind), ketunanetraan jenis ini terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
a) Buta total (totally blind) adalah mereka yang tidak dapat melihat sama
sekali baik terang maupun gelap.
b) Memiliki sisa penglihatan (residual vision) adalah mereka yang masih
bisa membedakan antara terang dan gelap.
2) Kurang penglihatan (low vision), jenis-jenis tunanetra kurang lihat adalah:
a) Light perception, apabila hanya dapat membedakan terang dan gelap.
b) Light projection, tunanetra ini dapat mengetahui perubahan cahaya dan
dapat menentukan arah sumber cahaya.
c) Tunnel vision atau penglihatan pusat, penglihatan tunanetra adalah
terpusat (20) sehingga apabila melihat obyek hanya terlihat bagian
tengahnya saja.
d) Periferal vision atau penglihatan samping, sehingga pengamatan
terhadap benda hanya terlihat bagian tepi.
e) Penglihatan bercak, pengamatan terhadap obyek bagian-bagian tertentu
yang tidak terlihat.
Berdasarkan situs www.ditplb.co.id, klasifikasi tunanetra secara garis
besar dibagi empat, yaitu:
1) Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan:
a) Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yaitu mereka yang sama sekali
tidak memiliki pengalaman penglihatan.
b) Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki
kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah
terlupakan.
c) Tunanetra pada usia sekolah atau pada usia remaja; mereka telah
memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang
mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
d) Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan
segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
e) Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti
latihan-latihan penyesuaian diri.
2) Berdasarkan kemampuan daya penglihatan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a) Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yaitu mereka yang
memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat
mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan
pekerjaan/ kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
b) Tunanetra setengah berat (partially sighted); yaitu mereka yang
kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan
kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu
membaca tulisan yang bercetak tebal.
c) Tunanetra berat (totally blind); yaitu mereka yang sama sekali tidak
dapat melihat.
3) Berdasarkan pemeriksaaan klinis:
a) Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200
dan atau memiliki penglihatan kurang dari 20 derajat.
b) Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70
sampai dengan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.
4) Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata:
a) Myopia: adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan
jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek
didekatkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita
myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negatif.
b) Hypermetropi: adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus
dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika obyek
dijauhkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita
hypermetropi digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.
c) Astigmatisme: adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang
disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau pada
permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik pada
jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk
membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan
kacamata koreksi dengan lensa silindris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c. Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan
Ketunanetraan dapat disebabkan oleh berbagai faktor penyebab, yang
dapat mempengaruhi berbagai bagian dan fungsi mata. Faktor penyebab
ketunanetraan ada berbagai hal, hal ini tergantung dari masing-masing ahli
dalam memberikan sudut pandangnya. Berikut ini berbagai macam faktor-
faktor penyebab ketunanetraan :
Somantri (2006:66) mengemukakan bahwa, “secara ilmiah
ketunanetraan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, apakah itu faktor dalam
diri anak (internal) atupun faktor dari luar anak (eksternal)”. Hal-hal yang
termasuk faktor internal yaitu faktor-faktor yang erat hubungannya dengan
keadaan bayi selama masih dalam kandungan. Kemungkinannya karena faktor
gen (sifat pembawa keturunan), kondisi psikis ibu, kekurangan gizi,
keracunan, obat, dan sebagainya. Sedangkan hal-hal yang termasuk faktor
eksternal diantaranya faktor-faktor yang terjadi saat atau sesudah bayi
dilahirkan. Misalnya: kecelakaan, pengaruh alat medis (tang) saat melahirkan
sehingga sistem persyarafannya rusak, kurang gizi atau vitamin, terkena racun,
virus trachoma, panas badan yang terlalu tinggi, serta peradangan mata karena
penyakit, bakteri, ataupun virus.
Ronald, et al. (2009:291) menyatakan sebagai berikut :“Blindness and
low vision have many possible causes than can affect various parts and
functions of the eye. It is helpful to understand some of the major causes of
vision loss and how the eye funcsions. Similarly, the possible characteries
emerging as a result of vision loss can be quite diverse”.
Ronald, et al. (2009:291) mengemukakan bahwa kebutaan dan
penglihatan rendah memiliki banyak kemungkinan penyebab yang dapat
mempengaruhi berbagai bagian dan fungsi mata, akan sangat membantu untuk
memahami beberapa penyebab utama kehilangan penglihatan dan bagaimana
fungsi mata. Karakteristik yang sama akan muncul sebagai hasil dari
kehilangan penglihatan biasanya sangat beragam.
Menurut Mpyet dan Solomom dalam Opththalmol. (2005 417-419)
mengemukakan sebagai berikut : “cataract was the commonest cause of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
blindness. Other major cause were non-thachomotous coineal opacity and
trachoma. Blindness and low vision are highly prevalent among leprosy
patients in this seting. Blindness and low vision are highly prevalent among
leprosy patients in this seting”.
Menurut Mpyet dan Solomom dalam Opththalmol diatas dijelaskan
bahwa “katarak penyebab paling umum kebutaan. Penyebab utama lainnya
adalah opasitas kornea, non-trachomatous dan tracoma. Kebutaan dan low
vision sangat lazim di antara pasien kusta dalam pengaturan ini. Hanya
sepertiga dari beban patologi mata berhubungan dengan efek langsung dari
kusta”.
Mason, dkk dalam Hadi (2005: 39) menyebutkan beberapa penyebab
ketunanetraan antara lain:
1) Faktor genetik atau herediter: beberapa kelainan penglihatan bisa didapat
akibat diturunkan dari orang tua misalnya buta warna, albinism, retinitis
pigmentosa.
2) Perkawinan sedarah: banyak ditemukan ketunanetraan pada anak hasil
perkawinan dekat, misalnya keluarga dekat (incest).
3) Proses kelahiran: mengalami trauma pada saat proses kelahiran, lahir
prematur, berat lahir kurang dari 1300 gram, kekurangan oksigen akibat
lamanya proses kelahiran, anak dilahirkan dengan menggunakan alat
bantu.
4) Penyakit anak-anak yang akut sehingga berkomplikasi pada organ mata,
infeksi virus yang menyerang saraf dan anatomi mata, tumor otak yang
menyerang pusat saraf organ penglihatan.
5) Kecelakaan: tabrakan yang mengenai organ mata, benturan terjatuh, dan
trauma yang secara langsung atau tidak langsung mengenai organ mata,
tersetrum aliran listrik, kena zat kimia, terkena cahaya tajam.
6) Perlakuan kontinu dengan obat-obatan.
7) Infeksi oleh binatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sedangkan menurut Direkorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
http://www.ditplb.or.id/(2006) faktor yang menyebabkan terjadinya
ketunanetraan antara lain:
1) Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat
hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak
dalam kandungan yaitu:
a) Keturunan
b) Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan
kandungan dapat disebabkan oleh:
(1) Gangguan waktu ibu hamil
(2) Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah
tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
(3) Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella
atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga,
jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang
berkembang.
(4) Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasma, trachoma dan tumor.
Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera
penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.
(5) Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan pada
mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.
2) Post-natal
Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat tejadi
sejak atau setelah bayi lahir antara lain:
a) Kerusakan pada mata atau syaraf mata pada waktu persalinan akibat
benturan alat atau benda keras.
b) Pada waktu persalinan ibu mengalami gonorhoe, sehingga baksil
gonorhoe menular pada bayi yang pada akhirnya setelah bayi
mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c) Mengalami penyakit mata yang menyebakan ketunanetraan misalnya:
(1) Xeropthalmia yaitu penyakit mata karena kekurangan vitamin A
(2) Trachoma yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon
trachomis
(3) Katarak yaitu penyakit mata yang meanyerang bola mata sehingga
lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi
putih
(4) Glaucoma yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam
bola mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat
(5) Diabetik Retinopathy adalah gangguan pada retina yang
disebabkan karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-
pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem
sirkulasi hingga merusak penglihatan
(6) Macular Degeneration adalah kondisi umum yang agak baik,
dimana daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk.
Anak dengan retina degenerasi masih memiliki penglihatan perifer
akan tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas
objek-objek di bagian tengah bidang penglihatan
(7) Retinopathy of Prematurity biasanya anak yang mengalami ini
karena lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki
potensi penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur
biasanya ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan
kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator
terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan
pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak normal dan
meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan mata. Peristiwa
ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina) dan
tunanetra total.
d) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti
masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya,
kecelakaan dari kendaraan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan faktor-faktor penyebab
ketunanetraan antara lain:
1) Keturunan atau bawaan sejak lahir
2) Kesehatan ibu saat mengandung
3) Kecelakaan yang terjadi saat masih dalam kandungan, saat kelahiran
dan setelah kelahiran
4) Karena penyakit seperti xeropthalmia, trachoma, katarak, glaucoma,
diabetik retinopathy dan sebagainya
5) Faktor gizi saat ibu mengandung dan saat anak setelah lahir.
d. Karakteristik Anak Tunanetra
Tingkah laku anak tunanetra sering menunjukkan perbedaan dengan
anak awas, hal ini tentunya disebabkan oleh ketidakmampuannya menerima
rangsang akibat dari ketidakfungsian indera penglihatannya. Dengan hanya
melihat tingkah laku anak tunanetra sudah terlihat jelas perbedaan yang
mencolok antara anak tunanetra dengan anak awas.
Karakteristik tunanetra yang menurut Hadi Kemandirian tunanetra,
(2005: 48) adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Fisik, dibagi menjadi dua yaitu :
a) Ciri khas fisik tunanetra buta yaitu mereka yang tergolong buta bila
dilihat dari organ matanya.
b) Ciri khas tunanetra kurang penglihatan yaitu :
tunanetra kurang lihat karena masih adanya sisa penglihatan biasanya
berusaha mencari atau upaya rangsang.
2. Karakteristik Psikis, dibagi menjadi dua yaitu :
a) Ciri khas tunanetra buta yaitu mereka yang tidak memiliki
kemampuan menguasai lingkungan jarak jauh dan bersifat meluas
pada waktu yang singkat. Ketidak mampuan ini mengakibatkan rasa
khawatir, ketakutan dan kecemasan berhadapan dengan lingkungan.
b) Ciri khas psikis tunanetra kurang lihat yaitu mereka yang seolah-olah
berdiri dalam dua dunia yaitu antara tunanetra dan awas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Menurut Muhammad (2008:80-81), gejala yang biasa terjadi pada anak-
anak yang mungkin mengalami masalah penglihatan dapat dilihat dengan tiga
aspek, yaitu:
1) Pertanda fisik:
a) Bola mata selalu berputar-putar
b) Mata selalu bergerak-gerak
c) Tidak merepon terhadap cahaya yang terang
d) Terdapat bintik-bintik putih pada pupil
e) Bagian tepi mata berwarna merah
f) Mata selalu berair
g) Mata terlalu sensitif terhadap cahaya
2) Tingkah laku:
a) Selalu memajukan kepalanya ke depan, misalnya untuk melihat papan
tulis atau objek tertentu
b) Selalu memicingkan kepala
c) Sering mengedipkan mata
d) Sering mengusap-usap mata
e) Sering menutup sebelah matanya
f) Sering menabrak benda
g) Sering salah dalam mengenali huruf
h) Selalu menonton televisi atau membaca buku dengan jarak yang sangat
dekat
i) Sering memegangi kepala dengan cara yang aneh
j) Sering mengeluarkan air mata
k) Memegang buku atau bacaan yang terlalu dekat dengan wajahnya
l) Sering mencari-cari baris kalimat yang dibaca
m) Sering mencontek pekerjaan teman
n) Sering tidak membuat tugas yang diberikan
o) Selalu menghindar untuk membuat setiap tugas yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Keluhan:
a) Selalu mengeluh sakit kepala, mual, dan pening
b) Penglihatan kabur
c) Penglihatan berbayang-bayang
d) Penglihatan kabur setelah melakukan pekerjaan dengan konsentrasi
tinggi
e) Sensitive terhadap cahaya
f) Mata selalu gatal
Sedangkan menurut Widjajantin dan Hitieuw (tth: 11), mengemukakan
karakteristik tunanetra dibagi menjadi dua hal yaitu karakteristik tunanetra
total dan karakteristik tunanetra kurang lihat atau low vision.
1. Karakteristik tunanetra total adalah sebagai berikut :
a) Rasa curiga pada orang lain
b) Perasaan mudah tersinggung
c) Ketergantungan yang berlebihan
d) Rasa rendah diri
2. Karakteristik tunanerta kurang lihat atau low vision adalah sebagai berikut:
a) Selalu mencoba melihat suatu benda dengan memfokuskan pada titik-
titik benda.
b) Menanggapi rangsangan cahaya yang datang padanya.
c) Bergerak dengan rasa percaya diri baik dirumah atau disekolah.
d) Merespon warna
e. Dampak Ketunanetraan
Seberapa jauh dampak kehilangan atau kelainan penglihatan terhadap
kemampuan seseorang tergantung pada banyak faktor misalnya kapan
(sebelum atau sesudah lahir, masa balita atau sesudah lima tahun) terjadinya
kelainan, berat ringannya kelainan, jenis kelainan, dan lain-lain. Seseorang
yang kehilangan penglihatan sebelum lahir sering sampai usia lima tahun
pengalaman visualnya sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Sedangkan yang kehilangan penglihatan setelah usia lima tahun atau lebih
dewasa biasanya masih memiliki pengalaman visual yang lebih baik tetapi
memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penerimaan diri.
Hadi (2005: 59-65) mengemukakan ketunanetraan pada seseorang
menyebabkan munculnya berbagai masalah yang harus diterima dan sekaligus
dihadapi oleh tunanetra, masalah tersebut misalnya:
1) Munculnya hambatan (handicap atau kendala atau anca).
2) Terjadinya blindism (adatan).
3) Keterbatasan dalam segi fungsi kognitif.
4) Keterbatasan gerak dan Orientasi Mobilitas.
5) Keterbatasan interaksi dengan lingkungan
Somantri (2006:87) mengemukakan bahwa:
Anak tunanetra cenderung memiliki berbagai masalah baik yang
berhubungan dengan masalah pendidikan, sosial, emosi, kesehatan,
pengisian waktu luang, maupun pekerjaan. Semua permasalahan tersebut
perlu diantisipasi dengan memberikan layanan pendidikan, arahan,
bimbingan, latihan, dan kesempatan yang luas bagi anak tunanetra sehingga
permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam berbagai aspek
tersebut dapat ditanggulangi sedini mungkin.
Menurut Effendi (2006:37) Dengan terganggunya salah satu atau lebih
alat inderanya (penglihatan, pendengaran, pengecap, pembau, maupun
peraba), niscaya akan berpengaruh terhadap indera-indera yang lain. Pada
gilirannya akan membawa konsekuensi terhadap kemampuan dirinya
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari
kehilangan penglihatan akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan anak tunanetra pada beberapa bidang yaitu: emosi, psikologis,
sosial, kognitif, pendidikan serta sikap penerimaan masyarakat terhadap
tunanetra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjuk oleh nilai tes yang
diberikan oleh guru. Winkel (2002:122) mengatakan bahwa, “prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Menurut Sukmadinata (2004: 103-104) ialah Prestasi belajar (achievement)
merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial dimiliki seseorang.
Prestasi belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun motorik.
Menurut Tirtonagoro (2001: 43) bahwa: “Prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001: 70) yang dimaksud
pretasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditentukan dengan nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru”.
Sedangkan prestasi belajar menurut Maslow dalam Sudjana, (2007: 22)
bahwa :
Prestasi belajar suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah
kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu
mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing
kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan
jenis tertentu pula manusia berada di bangku sekolah.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dengan kerja keras, ulet tekun,
sehingga bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan hasrat ingin tahu
siswa. Berdasarkan pendapat tersebut jelaslah bahwa prestasi belajar
merupakan hasil siswa setelah melakukan suatu proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Sedangka prestasi belajar IPS adalah hasil setelah melakukan suatu proses
belajar IPS.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010 : 19-28) secara umum
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas
prestasi belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi prestasi belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua
macam.
a) Keadaan fisik jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya prestasi belajar yang maksimal.
b) Keadaan fungsi jasmani, selama proses belajar mengajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat
mempengaruhi prestasi belajar, terutama pancaindra. Pancaindra
yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar
dengan baik pula. Dalam proses belajar pancaindra mempunyai
pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap
oleh manusia sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar
adalah mata dan telinga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi,
minat, sikap, dan bakat.
a) Kecerdasan
pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan
bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-
organ tubuh yang lain. Kecerdasan merupakan faktor psikologi
yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat
inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu
tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat inteligensi seorang individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi Intrinsik
Semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
memberi dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi Ekstrinsik
Faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi
pengaruh terhadap kemampuan untuk belajar.
Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar siswa menjadi
bagian yang amat penting, dalam rangka mencapai hasil belajar
yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c) Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya
dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang tidak memiliki minat
untuk belajar, ia tidak akan bersemangat atau bahkan tidak mau
belajar.
d) Bakat
Kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka
bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungkinan besar ia akan berhasil.
Menurut http://sinartombs.com.(2009) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar.
b. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar siswa. Faktor-faktor eksternal meliputi:
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat.
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan
terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah
satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk
belajar.
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, karena
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar lebih
giat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Karena lingkungan
masyarakat dapat membentuk kepribadian anak, karena dalam
pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya
dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya
3. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial sepaerti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya. Menurut Soemantri, (2001: 34). Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan
politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,
pendidikan dan agama. Sedangkan menurut Haryanto (2006: 6) bahwa Imu
Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai
aspek kehidupan secara terpadu.
Menurut Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah
perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi,
antropologi budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan
ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan
materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. Menurut S.
Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi
atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Menurut Tim
IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang
berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar
dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan
bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian
disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah.
massofa.wordpress.com. Pengertia ruang lingkup dan tujuan IPS.
Menurut Somantri, (2006 : 103) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan
adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk
tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila.
Berdasarkan dari batasan-batasan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa IPS adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan peran
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Yang
disederhanakan agar mudah dipelajari dan dipahami.
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang membahas manusia dan
lingkungannya dan melalui pengajaran IPS diperlukan banyak informasi
tentang pengalaman manusia dari manusia dari zaman dahulu sampai
sekarang.
Menurut Sumaatmadja (1980: 48) dalam http://www.fkip. unej.ac.id.
mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta
berbagai keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari
kehidupan integralnya.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu dan teknologi.
Menurut KTSP 2006 mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan
sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global.
http://www.shirocoo.co.cc. Latar belakang dan tujuan IPS.
Oleh karena itu tujuan mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analitis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis. Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS
adalah untuk membekali para peserta didik didalam mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analitis terhadap kondisi sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis sehingga
dapat menjadi warganegara yang baik.
c. Pembelajaran IPS di SD
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi material, faslitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ilmu pengetahuan Sosial
adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya
didasakan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan
tata Negara, IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua bahan kajian pokok :
pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup
antropoloti, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata Negara. Bahan kajian
sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau
hingga masa kini. (Dik Das Men,1999 : 14).
Pembelajaran IPS di SD tidak bersifat keilmuan tetapi bersifat
pengetahuan dimana bahan yang diajarkan pada siswa bukan teori-teori sosial
atau ilmu sosial melainkan hal praktis yang berguna bagi dirinya dan
lingkungannya. Yang paling utama kita menitikberatkan pembelajaran IPS
pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
tujuan pendidikan IPS di SD adalah agar siswa mampu mengembangkan
pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau
dan masa sekarang. Istianti, dkk, (2005 : 55). Menurut Effendi (2009:6) bahwa
pembelajaran IPS disekolah dasar ditunjukkan pada: ”pengembangan
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa dengan fokus
pembelajarannya dalam hal pengembangan potensi, keberanian, keberadaan
siswa dalam berinteraksi dalam lingkungan serta memahami diri dan
lingkungan sosialnya”.
Pendidikan IPS di SD menuntut proses pembelajaran yang dapat
membuat siswa aktif terlibat di dalamnya. Oleh karena itu dalam proses
pembelajaran diperlukan sebuah pendekatan yang dapat merangsang siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
untuk aktif. Pendekatan kontruktivisme merupakan salah satu dari pendekatan
yang dapat mendukung kegiata tersebut.
4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPS
Dari batasan-batasan yang telah dikemukakan penulis menyimpulkan,
prestasi belajar adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam prose belajar
mengajar, dan tingkat kemanusiaan tersebut diperoleh dari hasil pengukuran yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat.
Penulis menyimpulkan berdasarkan batasan-batasan yang telah
diutarakan, IPS adalah mata pelajaran yang di dalamnya mengkaji peristiwa fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan soial yang bahannya
digunakan pada kajian sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan
budaya.
Dengan melihat kesimpulan di atas prestasi belajar IPS adalah tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai
informasi-informasi yang berupa fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
5. Tinjauan Tentang Pembelajaran Konstruktivisme
a. Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit dan hasilnya diperluas melalui proses berpikirnya.
Menurut Pieget, “manusia memiliki struktur pengetahuan dalam
otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing mempunyai makna
yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi seseorang akan dimaknai
berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang
berbeda. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak-kotak atau
struktur pengetahuan dalam otak manusia Nurhadi, (2004: 118).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar
adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Menurut Elliot,
dalam Baharuddin dan Wahyuni. (2010) Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta belajar adalah proses yang melibatkan dua elemen penting.
Pertama, belajar merupakan proses secara bioloogi sebagai proses dasar.
Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan
esensinya berkaitan dengan lingkungan social budaya.
Adapun ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme berkaitan dengan
peserta didik dan lingkungan belajar adalah berikut:
a) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan tujuan.
b) Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa.
c) Pengetahuan bukan sesuatu datang dari luar melainkan dikonstruksi secara
personal.
d) Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan
pengaturan atau pengelolaan situasi kelas.
e) Kurikulum bukan sekedar untuk dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi dan sumber.
Menurut Tasker seperti yg dikutip oleh Iskandar (2009: 104) dalam buku
Penelitian Tindakan Kelas, menegaskan tiga penekanan dalam teori belajar,
yakni (a) Peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara
bermakna; (b) Pentingnya membuat koneksi antara gagasan dalam
pengkonstruksian secara bermakna; (c) Mengaitkan antara gagasan dengan
informasi baru yang diterima.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan.
Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan
pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap
hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan.
Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri
dalam kehidupan kognitif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme
Pendekatan pembelajaran kontruktivisme memiliki beberapa strategi
dalam proses belajar. Menurut Slavin, (1994:127) dalam Baharuddin dan
Wahyuni (2010 :127) dalam Teori Belajar dan Pembelajaran, tersebut adalah:
1. Top-down processing. Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa belajar
dimulai dari masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian
menghasilkan atau menemukan ketrampilan yang dibutuhkan. Misalnya,
siswa diminta untuk menulis kalimat-kalimat, kemudian dia belajar untuk
membaca, belajar tentang tatabahasa kalimat-kalimat tersebut, dan
kemudian bagaimana menulis titik dan komanya, belajar dengan
pendekatan top-down processing ini berbeda dengan pendekatan belajar
bottom-up processing yang tradisional dimana keterampilan dibangun
secara perlahan-lahan melalui keterampilan yang lebih kompleks.
2. Cooperative learning. Yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar,
dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara (komprehensif)
konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya dengan siswa
yang lain tentang problem yang di hadapi. Dalam strategi cooperative
learning, siswa belajar dalam pasangan-pasangan atau kelompok untuk
saling membantu memecahkan problem yang dihadapi. Cooperative
learning ini lebih menekankan pada lingkungan sosial belajar dan
menjadikan kelompok belajar sebagai tempat untuk mendapatkan
pengetahuan, dan menantang pengetahuan yang dimiliki individu. Inilah
kunci dari konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh Pieget dan
Vygotsky.
3. Generative learning. Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang
aktif antara materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata.
Sehingga dengan menggunakan pendekatan generative learning
diharapkan siswa menjadi lebih melakukan proses adaptasi ketika
menghadapi stimulus yang baru. Selain itu juga, generative learning ini
mengajarkan sebuah metode yang untuk melakukan kegiatan mental saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
belajar, seperti membuat pertanyaan, kesimpulan atau analogi-analogi
terhadap apa yang sedang dipelajari.
Menurut Brooks dan Broks (1990:23) seperti yg dikutip oleh Iskandar
(2009: 104) dalam buku Penelitian Tindakan Kelas, langkah-langkah
pembelajaran konstruktivistik sebagai berikut:
a) Pembelajaran disajikan secara utuh menuju bagian-bagian yang
penekanannya pada konsep-konsep besar (big consepts).
b) Menggali pertanyaan siswa dengan dihargai.
c) Aktivitas pembelajaran dititik beratkan pada sumber data utama dan
manipulasi bahan-bahan atau alat peraga.
d) Siswa di pandang sebagai pemikir dengan memunculkan permasalahan.
e) Guru secara umumnya tertindak dengan interaktif, dan mediator
lingkungan bagi siswa.
f) Guru menggalikonsepsi siswa, sehingga memahami sajian konsepsi siswa
untuk penggunaan dalam pembelajaran berikutnya.
g) Penilaian hasil belajar siswa terkait dengan pembelajaran dan terjadi
melalui pengamatan guru terhadap pekerjaan dan penampilan siswa serta
portofolio.
c. Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran IPS di SD pendekatan konstuktivistik dapat
dilakukan pada semua topik dan pokok bahasan. Namun demikian, ketika guru
menggunakan pendekatan ini, mereka dapat membahas dan mengkaji topik
yang dimunculkan oleh guru dan siswa saat kegiatan belajar berlangsung.
Artinya, materi yang dibahas di kelas tidak harus selalu sama dengan apa yang
telah direncanakan guru dalam renpel (rencana pelajaran) atau program-
program lainnya yang telah disusun sebelumnya.
Menurut Horsley (1990:95) seperti yg dikutip oleh Iskandar, (2009:
105) dalam buku Penelitian Tindakan Kelas implementasi teori
konstruktivisme dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a) Tahap apersepsi, ini berguna untuk mengungkapkan konsep awal siswa
dan membangkitkan motivasi belajar siswa.
b) Tahap eksplorasi.
c) Tahap diskusi dan penjelasan konsep.
d) Tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
Penerapan pembelajaran konstruktivistik di kelas. Guru memberikan
tugas kepada siswa untuk membaca dan merangkum materi yang berhubungan
dengan arti proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dan hasilnya nanti untuk diceritakan secara individu. Guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk menceritakan hasil rangkuman
secara individu, setelah siswa menceritakan hasil rangkuman secara individu,
supaya siswa ingat terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan dapat
bertahan lama dan siswa lebih memahami materi, guru melaksanakan kegiatan
tanya jawab dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
menanyakan segala sesuatu yang belum jelas dan guru memberikan
penjelasan arti proklamasi kemerdekaan dan pejuangan mempertahankan
kemerdekaan, setelah itu guru melakukan tes.
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DISD/
BBM. Menyatakan bahwa menurut Brook and Brook (1999) pendekatan
konstruktivistik mengharuskan guru-guru IPS untuk melakukan hal-hal
berikut ini:
1. Mendorong dan menerima otonomi dan inisiatif siswa dalam
mengembangkan materi pembelajaran.
2. Menggunakan data mentah dan sumber utama (primary resources),
untuk dikembangkan dan didiskusikan bersama-sama dengan siswa di
kelas.
3. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengembangkan klasifisikasi,
analisis, melakukan prediksi terhadap peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari, dan menciptakan konsep-konsep baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Bersifat fleksibel terhadap response dan interpretasi siswa dalam
masalah-masalah sosial, bersedia mengubah strategi pembelajaran yang
tergantung pada minat siswa, serta mengubah isi pelajaran sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa.
5. Memfasilitasi siswa untuk memahami konsep sambil
mengembangkannya melalui dialog dengan siswa.
6. Mengembangkan dialog antara guru dengan siswa dan antara siswa
dengan rekan-rekannya.
7. Menghindari penggunaan alat test untuk mengukur keberhasilan siswa.
Evaluasi bersifat (on going), dilakukan secara komprehensif, dan
pertanyaan yang bersifat terbuka akan mendorong siswa untuk saling
bertanya satu sama lain.
8. Mendorong siswa untuk membuat analisis dan elaborasi terhadap
masalah-masalah kontroversial yang dihadapinya.
9. Memberi peluang kepada siswa untuk berpikir mengenai masalah yang
dihadapi siswa.
10. Memberi peluang kepada siswa untuk membangun jaringan konsep serta
membentuk metaphora.
Dengan pengajaran ini, kualitas pengajaran dapat ditingkatkan, siswa
dipandang sebagai individu yang mandiri yang memiliki potensi belajar dan
pengembang ilmu. Apabila pendekatan itu digunakan maka guru IPS dapat
memandang siswa sebagai rekan belajar dan pengembang ilmu sehingga akan
tercipta hubungan yang kemitraan antara keduanya.
d. Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme terhadap Prestasi Belajar IPS
Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam proses pembentukan konsep
secara utuh, hal tersebut menjadikan siswa mendapat kesulitan belajar, sulit
mengingat, sulit memahami dan akhirnya menjadikan siswa jenuh dan putus
asa dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang ada termasuk Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar
IPS anak tunanetra rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Prestasi belajar IPS adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa
dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang berupa
fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang
didasarkan pada bahan kajian sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik
dan hukum. Kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran IPS merupakan
mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan.
Salah satu usaha untuk mengatasi masalah prestasi belajar IPS anak
tunanetra tersebut yaitu dengan menciptakan suasana senang dan nyaman saat
pembelajaran. Umumnya siswa kurang dapat mempertahankan rasa senang
dalam jangka waktu yang lama saat proses pembelajaran berlangsung, karena
pada umumnya pembelajaran dibawakan dengan metode ceramah yang
dominan yang kemudian hal ini akan memicu rasa bosan pada diri siswa.
Untuk mencapai prestasi belajar IPS yang baik dibutuhkan metode
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa untuk mengurangi
rasa bosan dalam diri siswa saat pembelajaran.
Metode yang dipilih yaitu pembelajaran konstruktivistik karena metode
ini merupakan metode yang menghadirkan suasana yang nyaman dan
menyenangkan saat pembelajaran dan memacu siswa lebih aktif dan kreatif.
Pendekatan tersebut menekankan pada kegiatan siswa dalam menggali
pengetahuan atau pengalaman sehari-hari yang dibawa dari luar kelas. Dengan
demikian, melalui pendekatan ini para siswa dipandang sebagai memiliki
potensi belajar sekaligus sebagai salah satu sumber belajar yang dapat
dikembangkan dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Adapun juga penelitian
yang relevan yaiu Arsiti (2007) dan Rosilawati (2005).
Arsiti (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pendekatan
Pembelajaran Konstruktivistik sebagai upaya meningkatkan kreativitas,
kemampuan belajar mandiri, dan hasil belajar IPS bagi siswa kelas VII SMP
N 2 Karanglewas, Kabupaten Banyumas. Dari hasil penelitian ini terlihat
bahwa penerapan Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS. Peningkatan ini
ditunjukkan oleh perbandingan rata-rata hasil belajar yang dicapai antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
siklus I (52,97), siklus II (65,58) peningkatan prosentase 7,5 %. Pembelajaran
dengan penerapan Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik mengalami
peningkatan hasil belajar yang sangat baik sesuai dengan indikator
ketercapaian.
Rosilawati (2005) melakukan penelitian yang berjudul penerapan
pembelajaran berbasis konsep melalui pendekatan konstruktivistik untuk
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran fisika siswa kelas 2 SMPN 3
Lembang. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan
melalui penerapan model pembelajaran berbasis konsep melalui pendekatan
konstruktivisme. Pada siklus pertama persentase jumlah siswa yang aktif
sebesar 69.06% dengan kategori sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti
pembelajaran, meningkat menjadi 74.06% pada siklus kedua dengan kategori
sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, kemudian
meningkat lagi menjadi 84.15% pada siklus 3 dengan kategori pada umumnya
siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dengan penerapan
pendekatan pembelajaran konstruktivistik mengalami peningkatan hasil
belajar yang sangat baik sesuai dengan indikator ketercapaian.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan dengan kajian Teori tersebut diatas metode dan pendekatan
yang akan digunakan penulis untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivistik, dalam menciptakan
pembelajaran yang bernuansa konstruktivistik peranan guru dalam memanagemen
pembelajaran sangatlah penting. Untuk itulah guru harus mampu menjadi
fasilitator pembelajaran yang bersifat konstruktivistik dalam proses pembelajaran
dan mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik pendekatan konstruktivistik ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Untuk mempermudah pemahaman dari apa yang dilakukan oleh peneliti
pada penelitian tindakan kelas model pembelajaran konstruktivistik, upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivistik dapat digambarkan skema kerangka berfikir seperti pada gambar
di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritik di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS anak tunanetra kelas V SLB-A YKAB Surakarta, tahun
pelajaran 2010/2011.
KONDISI
AWAL
KBM tanpa
memakai
pembelajaran
konstruktivistik
Prestasi belajar
IPS siswa kelas V
SLB-A YKAB
Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011
rendah
TINDAKAN
KBM
menerapkan
pembelajaran
konstruktivistik
KONDISI
AHKIR
Prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa
kelas V
SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran
2010/2011 meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB/A Surakarta yang beralamat di Jalan
Hos Cokroaminoto No.43 Surakarta. Sekolah ini sekarang dipimpin oleh Drs.
Bambang Supriyadi yang bertindak sebagai Kepala Sekolah dan ada 24 tenaga
pendidik. Sekolah ini di bangun diatas area seluas 2.225 m². sekolah ini memiliki
ruang kelas yang digunakan untuk preses belajar mengajar, SDLB terdiri dari 6
ruang kelas, kelas I, kelasII, kelas III, kelas IV, kelas V, kelas VI. SMPLB terdiri
5 ruang kelas, kelas VII, ruang kelas VIII, ruang kelas, IX, dan 2 ruang kelas
ketrampilan. Penelitian ini dilaksanakan di tingkat sekolah dasar kelas V anak
tunanetra.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena
pertama data yang dibutuhkan untuk penelitian ini berada di SLB/A Surakarta
Kedua, karena peneliti bertujuan meneliti tentang peningkatan prestasi belajar
mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran konstruktivistik di SLB/A
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Rincian
Waktu kegiatan
Bulan
April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Judul
2. Penyusunal Proposal
3. Konsultasi bab 1,2,3
4. Perijinan
5. Pembuatan Instrumen
6. Pelaksanaan Penelitian
7. Anaklisis data
8. Penyusunan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini sejumlah siswa Tunanetra kelas V
SLB-A YKAB Surakarta, Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun jumlah siswa
kelas V terdapat 2 orang siswa, terdiri laki-laki 1 siswa dan perempuan 1 siswa.
C. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan data. Adapun data yang
peneliti kumpulkan berupa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS data
kondisi awal, data nilai siklus I dan II dan nilai keaktifan hasil pengamatan
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik. Sumberdatanya
adalah siswa kelas V SLB/A Surakarta.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
tes dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Tes
a. Pengertian Tes
Menurut Budiyono (2000:54) Tes adalah cara pengumpulan data yang
menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada
subyek peneliti. Menurut Suryabrata (1999:22) adalah pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang
berdasar atas bagaimana teste menjawab pertannyaan-pertanyaan atau
melakukan perintah-perintah peneliti atau tester mengambil kesimpulan
dengan cara membandingkan dengan standar atau teste yang lain. Dari
beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksut
dengan tes adalah sejumlah pertannyaan atau perintah yang diberikan kepada
seseorang atau teste yang hasilnya dapat dipakai sebagai tolak ukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Jenis-jenis Tes
Menurut Arikunto (1998 : 139) jenis-jenis tes dapat dibedakan
menjadi:
1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkapakan kepribadian seseorang.
2) Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi atau intelligensi test, yaitu yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur
intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude test yaitu alat yang digunakan untuk
mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tehnik proyeksi atau projective technique, yaitu metode tetesan tinta
yang diciptakan Rorschach dan disebut Rorschach inkblot technique.
6) Tes minat atau measures of interest yaitu alat yang digunakan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
7) Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes
prestasi diberikan setelah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal
sesuai dengan yang akan diteskan.
Jenis-jenis Tes berdasar pelaksanaannya dalam praktek test terbagi
atas:
1. Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir
pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini
digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
2. Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan
dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan
untuk aspek kognitif peserta didik.
3. Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan
pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/
keterampilan peserta didik
www.abdulrahmansaleh.com/Langkah-langkah-penyusunan-tes.html
c. Tes yang digunakan.
1. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Shalahuddin
(1990:29) bahwa tes tertulis bentuk pilihan ganda mempunyai
kelebihan dan kelemahan , yaitu :
a. Kelebihan
1) Hanya memungkinkan satu jawaban yang benar. Hal ini akan
menumbulkan sifat obyektif.
2) Tes obyektif sangat mudah dikoreksi.
3) Hasil penerapan tes obyektif dapat dikoreksi secara cepat
dengan hasil yang dapat dipercaya.
b. Kelemahannya :
1) Menbutuhkan waktu yang relatif lama.
2) Adanya kecenderungan guru yang hanya menekankan
perhatiannya pada pokok bahasan tertentu sehingga tes tidak
bersifat komprehensif.
3) Memungkinkan siswa melakukan untung-untungan dalam
menjawab.
4) Pengdandaan tes obyektif memerlukan waktu yang lama.
c. Sedangkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kelemahan tes obyektif yaitu :
1) dalam penyusunan butir-butir soal tes obyektif hendaknya
mendasarkan diri pada tabel spesifikasi yang telah dipersiapkan
sebelumnya, sehingga tidak berpusat pada pokok bahasan saja.
2) Kesulitan menyusun tes obyektif dapat dilakukan dengan
banyak berlatih, mempelajari tes obyektif yang disusun orang
lain yang baik.
2. Cara Memberi Penilaian Tes.
Tes yang diberikan tertulis dan adapun jumlah soalnya 20 soal objektif
yaitu dengan soal pilihan ganda. Tes disusun menggunakan validitas isi yaitu
menyusun tes yang bersumber dari kurikulum, mengkaji buku sumber dan
dimintakan bantuan ahli bidang studi. Untuk scoring penilaian sebagai berikut:
a. Setiap pilihan ganda bernilai 1 (satu) dengan jawaban benar, jika tidak
menjawab atau menjawab salah tidak dihitung sehingga bernilai 0 (nol)
Skor :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Jumlah soal pilihan ganda 20 x 1 = 20
Jumlah 20
Cara penilaian menurut Slameto (2001:56) dengan menggunakan rumus
tanpa denda : N = B x 5
N = Nilai
B = jumlah soal yang dijawab benar
Jawaban kosong tidak diperhitungkan
Kriteria Penilaian :
Benar 18 – 20 = A (istimewa)
Benar 15 – 17 = B (baik)
Benar 12 – 14 = C (cukup)
Benar 9 – 11 = D (kurang)
Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)
Tabel 2. Penilaian tingkat penguasaan materi
No Tingkat Penguasaan Nilai Akhir
1. 90% ke atas A
2. 75% - 89% B
3. 60% - 74% C
4. 55% - 59% D
5. Kurang dari 55% E
No Jenis evaluasi Jumlah soal Bobot dalam % Bobot tiap soal
1. Pilihan ganda 20 100 1
Total 20 100
3. Dokumentasi
a. Pengertian Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode penelitian ilmiah yang menggunakan
dokumen-dokumen sebagai bahan acuan untuk kepentingan penelitian.
Dokumentasi menurut Guba dan Lincoln dalam Moeleng (2007:217) ialah
setiap bahan tertulis atau film. Sedangkan Arikunto (2002: 135)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
mengatakan “Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-
peraturan, dengan catatan harian, serta dokumen. Dokumen dibagi menjadi
dokumen pribadi dan dokumen resmi.
b. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Lembar soal tes.
3. Foto-foto pembelajaran.
E. Uji Validitas Data
Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi. Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan
akan dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga data
validitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar
yang kuat dalam menarik kesimpulan.
Menurut Moleong (2007:84) penelitian yang menggunakan teknik
triangulasi dalam pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan atau
mengecek ulang derajad kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda.
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data sebagai berikut:
wawancara, dokumentasi, dan tes.
F. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan diperoleh, langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis data. Suwandi (2008:70) mengemukakan bahwa, ”Teknik
analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil di
kumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistic deskriptif
komparatif) dan teknik analisis kritis”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Teknik statistic deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,
yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil
sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus. Teknik analisis kritis
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa
dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan criteria normative yang
diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis
tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian tentang peningkatan
prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui
penerapan model pembelajaran konstruktivistik bagi peserta didik kelas V di
SLB-A YKAB Surakarta, tahun pelajaran 2010/2011.
Untuk mengetahui keberhasilan apabila siswa telah diadakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik perolehan nilai
meningkat dari sebelumnya baik nilai individu siswa maupun rata-rata kelas.
Dengan harapan kemampuan prestasi belajar siswa akan meningkat dan mendapat
nilai yang paling rendah yaitu 60.
H. Prosedur Penelitian
Secara umum, langkah-langkah operasionl yang akan dilakukan peneliti
dalam Prosedur Penelitian Tindakan Kerja (PTK) meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, tahap refleksi .
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Oleh karena itu,
rancangan tindakan pada masing-masing siklus I, seperti di bawah ini :
a. Perencanaan
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Menetapkan waktu pelaksanaan.
2) Menyiapkan instrument pembelajaran hubungannya dengan Menghargai
perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankan
kemerdekaan.
b. Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
1) Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan
Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan
mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivistik.
2) Alokasi waktu 10 x 30 menit.
c. Pengamatan
Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivistik.
d. Refleksi
Melakukan solusi terhadap temuan – temuan selama pelaksanaan tindakan
siklus I kemudian direfleksi pada siklus II.
Siklus II
a. Pelaksanaan
Merencanakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran atas dasar temuan di
siklus sebelumnya (siklus I)
b. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivistik.
c. Pengamatan
Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
d. Refleksi
Melakukan solusi terhadap temuan – temuan selama pelaksanaan tindakan
pada siklus II untuk kemudian direfleksikan pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan Menghargai perjuangan bangsa
Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan.
Peneliti menyimpulkan tidak melanjutkan pada siklus 3 karena dilihat
dari karakteristik dan kemampuan siswa dalam menerima pelajaran, Setelah
dilakukan siklus 1 dan siklus 2, dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivistik yang baik dan benar, siswa mengalami peningkatan prestasi
belajar.
Model penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut :
Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
Skema 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
( Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto. 2008:97 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Kondisi awal siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta yang akan
dideskripsikan adalah jumlah siswa ada 2 orang pada kemampuan prestasi belajar
dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada materi ”Mendiskripsikan
peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan”. Dari hasil tes dan dokumen yang berupa nilai kondisi awal untuk
mata pelajaran IPS. Terlihat bahwa siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta
mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
Penelitian yang dilakukan menggunakan nilai kondisi awal sebelum
tindakan dilakukan dan nilai ini yang digunakan sebagai nilai acuan pada saat
memberikan treatment. Berikut ini data nilai kondisi awal mata pelajaran IPS
siswa kelas V mendeskripsikan perjuangan mempertahankan kemerdekaan tahun
ajaran 2010/2011.
Tabel 3.
Prestasi Belajar IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada kondisi awal.
No Inisial siswa Butir soal yang benar Nilai Keterangan
1. W 11 55 Belum tuntas
2. D 10 50 Belum tuntas
Jumlah 21 105
Rata-Rata Kelas 10,5 52,5
Ketuntasan Klasikal 100% Belum tuntas
Nilai dalam tabel di atas. Tersebut diperoleh dari hasil ulangan kondisi awal yang
dilaksanakan guru bersama peneliti. Soal dibicarakan oleh guru berjumlah 20 soal.
Dalam soal tersebut telah dibagi-bagi. Masing-masing soal mewakili pokok
bahasan mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Dari tabel diatas dapat dijelaskan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
siswa hanya mampu menjawab dengan benar paling tinggi 11 dari 20 soal yang
diberikan guru.
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan siswa
terhadap materi masih kurang. Hal ini dapat diketahui melalui hasil item yang
benar dijawab siswa paling tinggi 55,00 diperoleh satu siswa dan item terendah
yang dijawab siswa 50,00 oleh satu siswa. Hasil rata-rata porsentase penguasaan
siswa terhadap materi yaitu mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebesar 52,50
termasuk kategori sangat kurang.
Prestasi belajar IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada kondisi
awal dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
0
10
20
30
40
50
60
W D
Prestasi Awal
Grafik 1. Prestasi Belajar IPS Awal Siswa Kelas V SLB-A YKAB
Surakarta
Berdasarkan diskripsi kondisi awal prestasi belajar IPS materi
mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan yang masih rendah, saat mengikuti pelajaran IPS
siswa kurang peduli dan tidak memperhatikan pelajaran. Guru lebih sering
menggunakan metode ceramah, keadaan ini membuat siswa kurang berminat
dalam pelajaran IPS. Ketidakminatan siswa dalam pelajaran IPS dapat diketahui
dari aktivitas siswa yang kurang merespon pembelajaran dari guru, kurang
memperhatikan penjelasan guru, dan tidak aktif untuk bertanya. Siswa cenderung
pasif, siswa hanya menjawab apa yang ditanyakan guru. Selain itu, berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
hasil prestasi belajar siswa untuk pelajaran IPS termasuk rendah. Hal ini dapat
diketahui dari rata-rata nilai siswa hanya 52,50.
Berdasarkan permasalahan tersebut dapat diketahui bahwa siswa kurang
antusias dalam pelajaran IPS dipengaruhi oleh kemampuam guru dalam
menentukan metode untuk pelajaran IPS, sehingga pelajaran IPS materi
mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan masih rendah. Maka peneliti dan guru berusaha
melakukan inovasi pembelajaran agar prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan
peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dapat ditingkatkan. Inisiatif yang diambil peneliti serta didukung
guru kelas dan kepala sekolah, dilakukan inovasi pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran konstruktivistik dengan tujuan meningkatkan
prestasi belajar IPS materi perjuangan mempertahankan Kemerdekaan.
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-
kegiatan :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran IPS
perjuangan mempertahankan kemerdekaan siklus I ini dirancang dengan 2
kali pertemuan. Alokasi waktu pertemuan adalah 2 x 35 menit setiap
pertemuan. RPP mencakup kompetensi dasar, materi pokok, indikator,
skenario pembelajaran, media /sumber belajar, dan sistem penilaian.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
biasa digunakan setiap hari. Kursi tidak didesain secara khusus, untuk
pelaksanaan pembelajaran kursi diatur sedemikian rupa (berjajar
kebelakang) satu meja untuk satu siswa sehingga guru dapat
menyampaikan materi pembelajaran dengan nyaman, disini guru tidak
selalu didepan kelas saja melainkan juga keliling kelas sesuai dengan
kondisi siswa. (2) Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I, diawali dengan informasi atau
pengarahan kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami model
pembelajaran konstruktivistik. Pada kesempatan tersebut, guru menjelaskan
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam pelajaran IPS serta
memberikan pertanyaan pancingan dan memberikan kesempatan seluas-
luasnya untuk menanyakan segala sesuatu yang mengarah ke pelajaran,
kegiatan ini menggunakan waktu selama 10 menit.
Kegiatan berikut, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
dan merangkum materi yang berhubungan dengan arti proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan hasilnya
nanti untuk diceritakan secara individu. Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menceritakan hasil rangkuman secara individu, setelah siswa
menceritakan hasil rangkuman secara individu, supaya siswa ingat terhadap
materi pelajaran yang telah disampaikan dapat bertahan lama dan siswa lebih
memahami materi, Guru melaksanakan kegiatan tanya jawab dan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menanyakan segala sesuatu
yang belum jelas dan peneliti memberikan penjelasan arti proklamasi
kemerdekaan dan pejuangan mempertahankan kemerdekaan, setelah itu
peneliti melakukan tes. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini
adalah 50 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pembelajaran siklus I diakhiri dengan refleksi yakni merenungkan apa
saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.
Sebelum mengakhiri pertemuan.
Hasil belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model
pembelajaran konstruktivistik pada Siklus I disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.
Nilai IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada Siklus I.
No Inisial siswa Butir soal yang benar Nilai Keterangan
1. W 14 70 Sudah tuntas
2. D 11 55 Belum tuntas
Jumlah 25 125
Rata-Rata Kelas 12,5 62,5
Ketuntasan Klasikal Belum tuntas
Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
0
10
20
30
40
50
60
70
W D
Siklus I
Grafik 2. Prestasi Belajar IPS Siklus I Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta
c. Pengamatan
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan
bahwa siswa belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat
pada saat peneliti memberikan penjelasan dengan menerapkan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pembelajaran konstruktivistik, tidak semua siswa memperhatikan, masih
terdapat siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran dari peneliti. Hal ini
terjadi karena siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang
tersedia sehingga mereka kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
Pada saat melakukan pengamatan, masih terlihat siswa yang kurang siap
dalam pelajaran. Masih ada di antara mereka yang hanya menulis beberapa
kalimat saja pada saat peneliti memberikan tugas membaca dan merangkum
materi untuk di ceritakan, siswa juga masih pasif dalam bertanya, belum
banyak memberikan komentar terhadap materi yang dibahas. Disebabkan
karena siswa belum terbiasa bercerita didepan kelas dan tanya jawab dalam
diskusi kelas. Siswa belum terbiasa mengeluarkan pendapat terhadap teman-
temannya.
Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru kelas, peran peneliti untuk
membangkitkan semangat siswa masih kurang. Peneliti kurang mengarahkan
siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Selama mendampingi siswa
belajar, peneliti kurang maksimal dalam menampilkan model pembelajaran
konstruktivistik, karena guru kelas sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran
metode ceramah.
Tabel 5
Lembar pengamatan keaktifan siswa siklus I
No Aspek yang dinilai W D 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memperhatikan Penjelasan guru v v
2. Mencatat materi penting v v
3. Menjawab pertanyaan v v
4. Berdiskusi dengan teman v v
5. Berani mengutarakan hasil belajarnya v v
6. Mengajukan pertanyaan dengan guru v v
Jumlah 13 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
0
2
4
6
8
10
12
14
W D
Siklus I
Grafik 3. Keaktifan Siklus I Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa siswa
belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Untuk menindaklanjutinya,
pembelajaran siklus II perlu ditekankan pada siswa pentingnya pemanfaatan
waktu.
Kurang bersemangatnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
meningkatkan prestasi belajar IPS dan jarangnya tanya jawab dilakukan antara
siswa dengan siswa dan bertanya pada peneliti disebabkan oleh
kekurangpahaman siswa akan pentingnya model pembelajaran konstruktivistik
untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di
sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan sehingga masih ada siswa yang menghadapi kesulitan ketika
merangkum dan bercerita. Oleh sebab itu, pada pembelajaran siklus II perlu
ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri dan memperhatikan
model pembelajaran konstruktivistik.
Perlu ditingkatkan keaktifan siswa dalam bertanya kepada peneliti.
Siswa perlu dibangkitkan semangatnya sehingga penerapan model
pembelajaran konstruktivistik yang dilaksanakan peneliti bermanfaat untuk
menyempurnakan pemahaman terhadap peningkatan prestasi belajar IPS
materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Siswa masih perlu dibimbing dan
diarahkan karena aktivitas untuk bertanya masih kurang.
2. Deskripsi Siklus II
Pembelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar
proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan siswa
kelas V SLB-A YKAB Surakarta. Pada siklus II masih ditunjukkan pada
pemahaman siswa terhadap model pembelajaran konstruktivistik. Pelaksanaan
dirancang sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-
kegiatan :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran IPS
perjuangan mempertahankan kemerdekaan siklus II ini dirancang dengan 2
kali pertemuan. Alokasi waktu pertemuan adalah 2 x 35 menit setiap
pertemuan. RPP mencakup kompetensi dasar, materi pokok, indikator,
skenario pembelajaran, media /sumber belajar, dan sistem penilaian.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang
biasa digunakan setiap hari. Kursi tidak didesain secara khusus, untuk
pelaksanaan pembelajaran kursi diatur sedemikian rupa (berjajar
kebelakang) satu meja untuk satu siswa sehingga peneliti dapat
menyampaikan materi pembelajaran dengan nyaman, disini peneliti tidak
selalu didepan kelas saja melainkan juga keliling kelas sesuai dengan
kondisi siswa. (2) Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, diawali dengan informasi atau
pengarahan kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami model
pembelajaran konstruktivistik. Pada kesempatan tersebut, peneliti menjelaskan
kembali tentang standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam
pelajaran IPS serta memberikan pertanyaan pancingan dan memberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk menanyakan segala sesuatu yang mengarah
ke pelajaran, kegiatan ini menggunakan waktu selama 10 menit.
Kegiatan berikut, Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
dan merangkum materi yang berhubungan dengan arti proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan hasilnya
nanti untuk diceritakan secara individu. Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menceritakan hasil rangkuman secara individu, setelah siswa
menceritakan hasil rangkuman secara individu, supaya siswa ingat terhadap
materi pelajaran yang telah disampaikan dapat bertahan lama dan siswa lebih
memahami materi, Guru melaksanakan kegiatan tanya jawab dan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menanyakan segala sesuatu
yang belum jelas dan peneliti memberikan penjelasan kembali tentang arti
proklamasi kemerdekaan dan pejuangan mempertahankan kemerdekaan,
setelah itu Guru melakukan tes. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan
ini adalah 50 menit.
Pembelajaran siklus II diakhiri dengan refleksi yakni merenungkan apa
saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.
Sebelum mengakhiri pertemuan.
Hasil belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model
pembelajaran konstruktivistik pada Siklus II disajikan dalam tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 6.
Nilai IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada Siklus II.
No Inisial siswa Butir soal yang benar Nilai Keterangan
1. W 16 80 Sudah tuntas
2. D 15 75 Sudah tuntas
Jumlah 31 155
Rata-Rata Kelas 15,5 77,5
Ketuntasan Klasikal 100% Sudah tuntas
Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
0
10
2030
40
50
6070
80
W D
Siklus II
Grafik 4. Prestasi Belajar IPS Siklus II Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta
c. Pengamatan
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan
bahwa siswa sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat
pada saat peneliti memberikan penjelasan dengan menerapkan model
pembelajaran konstruktivistik, semua siswa memperhatikan pembelajaran dari
peneliti.
Siswa serius untuk membaca dan mencatat hal-hal yang penting yang
digunakan sebagai bahan cerita. Peneliti memberikan kesempatan kepada
siswa untuk maju kedepan kelas. Siswa sudah mulai menunjukkan
keaktifannya, hal ini terlihat dari siswa yang mulai menunjukkan
keberaniannya untuk bercerita secara sukarela. Siswa dan peneliti menyimak
dan mengomentari hasil cerita. Kemudian peneliti memberikan kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti siswa,
peneliti memberikan tepuk tangan dan pujian kepada siswa yang maju. Siswa
sudah dapat memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang tersedia
sehingga waktu dimanfaatkan siswa sebaik mungkin.
Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru kelas, peran peneliti untuk
membangkitkan semangat siswa sudah baik. Dalam mendampingi siswa
belajar, peneliti menerapkan model pembelajaran konstruktivistik sesuai
dengan sekenario pembelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di
sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan, karena peneliti sudah mulai terbiasa dengan model
pembelajaran konstruktivistik, yang segala sesuatunya melibatkan siswa
dalam interaksi pembelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar
proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Tabel 7.
Lembar pengamatan Aktivitas siswa siklus II
No Aspek yang dinilai W D 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memperhatikan Penjelasan guru v v
2. Mencatat materi penting v v
3. Menjawab pertanyaan v v
4. Berdiskusi dengan teman v v
5. Berani mengutarakan hasil belajarnya v v
6. Mengajukan pertanyaan dengan guru v v
Jumlah 20 19
Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
0
4
8
12
16
20
W D
Siklus II
Grafik 5. Keaktifan Siklus II Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, secara keseluruhan proses
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivistik
berjalan dengan baik. Kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya dapat
teratasi dengan baik. Siswa lebih aktif saat pembelajaran bila dibandingkan.
siklus I, hal ini dapat terlihat siswa bersemangat dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, seringnya tanya jawab antara siswa dengan siswa dan
bertanya pada guru, siswa lebih aktif dalam merangkum dan berani
menceritakan hasil rangkumannya, siswa telah dapat memanfaatkan waktu
dengan baik. menjadikan siswa semakin paham akan pentingnya model
pembelajaran konstruktivistik untuk meningkatkan prestasi belajar IPS.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS tersebut
telah menunjukkan peningkatan dengan baik dari proses keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran dan peningkatan prestasi belajar IPS.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Hasil evaluasi pelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar
proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada
siklus I menunjukkan bahwa 1 siswa mendapat nilai kurang dari 60,00 yang
dinyatakan belum tuntas belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar
proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
sedangkan 1 siswa mendapat nilai 60,00 atau lebih yang dinyatakan telah tuntas
belajar pelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, nilai rata-rata kelas
62,50 ketuntasan secara klasikal sebesar 50% yang dinyatakan belum tuntas.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran
IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran
konstruktivistik belum berjalan maksimal dan perlu perbaikan karena masih
berada di bawah indikator kinerja ketuntasan belajar yang sudah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Hasil evaluasi belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar
proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada
siklus II, menunjukkan seluruh siswa mendapat nilai di atas 60,00 yang
dinyatakan telah tuntas belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar
proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Nilai
rata-rata 77,50. ketuntasan secara klasikal sebesar 100% yang dinyatakan telah
tuntas.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran
IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran
konstruktivistik pada siklus II telah berjalan maksimal dan sudah berada di atas
indikator kinerja ketuntasan belajar yang telah ditentukan.
Tabel 8.
Prestasi belajar IPS setiap siklus melalui model pembelajaran konstruktivistik.
No Nama siswa Nilai Awal Siklus I Siklus II
1. Wahit 55 70 80
2. Desi 50 55 75
Jumlah 55 125 155
Rata-Rata Kelas 52,50 62,50 77,50
Ketuntasan Klasikal 100% 50%
Dari hasil nilai rata-rata secara individu dari setiap siklus dapat dibuat
grafik perbandingan sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
W D
Nilai Awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Grafik 6. Peningkatan Belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar
proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan setiap siklus melalui model pembelajaran
konstruktivistik.
Tabel 9.
Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi IPS setiap siklus.
Siklus Nilai Rata-rata Peningkatan
Tes Awal 52,50 -
Siklus I 62,50 10,00
Siklus II 77,50 15,00
Dari peningkatan prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di
sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan
siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta melalui model pembelajaran
konstruktivistik secara klasikal dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
NA SIKLUS I SIKLUS II
Nilai Awal
Siklus I
Siklus II
Grafik 7. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi mendiskripsikan peristiwa di
sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
D. Pembahasan Hasil Tindakan
Berdasarkan data awal prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan
peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan, diketahui rerata sebesar 52,50, terdapat 2 siswa kurang dari 60,00.
ketuntasan secara klasikal 50%. Berdasarkan data tersebut, rerata kelas belum
mencapai batas tuntas yang ditetapkan. Demikian pula, secara klasikal belum
mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil tertinggi pada siklus I, diketahui rerata nilai IPS materi
mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan sebesar 62,50 sebanyak 1 siswa. Siswa yang
mendapat nilai kurang dari 60,00 ada 1 siswa. Ketuntasan secara klasikal 50%,
sehingga secara klasikal belum mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil tes pada siklus II, diketahui rerata nilai IPS materi
mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan sebesar 77,50, seluruh siswa mendapat nilai 60,00
atau lebih (tuntas belajar). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 100%,
sehingga secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar.
Hasil tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arsiti (2007)
menunjukkan bahwa Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik sebagai upaya
meningkatkan kreativitas, kemampuan belajar mandiri, dan hasil belajar IPS.
Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal ini, maka Pendekatan Pembelajaran
Konstruktivistik tidak hanya dapat diterapkan bagi siswa normal namun juga
efektif dalam meningkatkan prestasi belajar IPS bagi anak tuna netra.
Dengan upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pada pembelajaran IPS
materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dapat di simpulkan bahwa
penggunaan pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar
IPS. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari naiknya presentase hasil tes yang
diperoleh siswa.
Hasil penilaian melalui tes menentukan bahwa rerata nilai IPS materi
mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
mempertahankan kemerdekaan. telah mencapai 77.50% dari 2 siswa seluruhnya
mendapat nilai di atas 60,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 100% siswa
mendapat nilai 60,00 ke atas yang dapat di asumsikan indikator kinerja secara
klasikal telah mencapai batas tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa,
penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi
belajar IPS materi “Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan
dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan”. Pada anak tunanetra kelas V
SLB-A YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa dalam pembelajaran,
sangatlah diperlukan adanya pemikiran yang kreatif dalam memecahkan suatu
masalah. Bukan hanya pada materi saja, namun juga pada permasalahan yang
sering terjadi dalam proses belajar mengajar.
Berkaitan dengan pemilihan model pembelajran yang diharapkan mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa. Upaya yang dapat dilakukan dengan
menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivistik dalam pembelajaran IPS
membuktikan terjadinya peningkatan prestasi belajar IPS anak tunanetra Kelas V
SLB-A YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Penggunaan Model
Pembelajaran Konstruktivistik dalam penelitian ini merupakan salah satu upaya
yang dilakukan untuk menghadirkan model pembelajaran yang baru dan menarik
dalam pembelajaran IPS sehingga model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai
pertimbangan bagi guru yang ingin menyampaikan materi pelajaran IPS. Model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran IPS karena model pembelajaran ini dapat menciptakan
keadaan siswa yang aktif dan mengeksplorasikan bahan pembelajaran dengan cara
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan informasi yang baru
diterimanya. Untuk itu Model Pembelajaran Konstruktivistik perlu digunakan
dalam pembelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Saran Kepada Kepala Sekolah
Dalam upaya mengaktifkan model pembelajaran konstruktivistik dalam
pembelajaran bagi anak tunanetra, kepala sekolah hendaknya
mensosialisasikan model pembelajaran konstruktivistik kepada guru-guru
supaya mereka mengenal dan memahami model pembelajaran konstruktivistik
serta dapat menerapkan dalam pelajaran IPS.
2. Saran Kepada Guru
a. Memberikan alternatif dan membantu guru dalam melakukan KBM dalam
mata pelajaran IPS yang disesuaikan dengan karakteristik siswa melalui
penggunaan model pembelajaran konstruktivistik.
b. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran konstruktivistik dengan
variasi yang berbeda dari peneliti lakukan, sesuai dengan variasi
kreativitas guru.
3. Saran Kepada Siswa
a. Siswa hendaknya bisa melibatkan diri secara lebih aktif dalam mengerjakan
tugas mandiri atau kelompok, keberanian siswa mengungkapkan ide,
pendapat dan bertanya saat proses belajar mengajar dengan model
pembelajaran konstruktivistik, sehingga siswa akan terbiasa aktif saat
proses kegiatan belajar mengajar.
b. Siswa hendaknya berusaha mengekspresikan dirinya dengan berani ikut
berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kerja
sama baik antara guru dengan siswa atau antar siswa sendiri ketika
pelaksanaan model pembelajaran konstruktivistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.(1998). Dasar-dasar Evaluasi Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, S.(1998). 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S.(1998). 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Baharuddin, dan Wahyuni, E. S. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Budiyono.(2000). Statistik Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Choiri, A.S. dan Yusuf, M. (2007). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. UNS.
Depdiknas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan TK dan SD. (2006). Pedoman penyusunan KTSP SD.Jakarta
: Badan Standar Nsional Pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
(2006: 135).
Dik Das Men (1999) : Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Dik Das
Men
Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Hadi, P. (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.
Hadi, P. (2007). Komunikasi Aktif Bagi Tunanertra (Aktivitas Dalam
Pembelajaran Pada Sistem Pembelajaran Inklusif). Jakarta : Depdiknas
Dirjen Dikti.
Haryanto (2006). Ilmu Pengetahuan Sosia SD. Jakarta : Erlangga
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DISD/ BBM.
http://massofa.wordpress.com. Pengertian ruang lingkup dan tujuan IPS.
http://sinartombs.com.(2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
http://www.ditplb.or.id. (2006). Faktor yang menyebabkan terjadinya
ketunanetraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
http://www.ditplb.co.id. (2007). Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak
Tunanetra. Tanggal akses 11 Oktober 2007.
http://www.shirocoo.co.cc.2010. Latar belakang dan tujuan IPS.
Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Istianti. (2005). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Bahan Belajar Mandiri
Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Press Bandung.
Moeleng, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
karya.
Muhammad, J,K,A.(2008). Special Education for Special Children. Jakarta :
Hikmah.
Nurhadi. (2004). Pembelajaran Konstektual dan penerapan dalam KBK. Malang :
Universitas Negeri Malang
Ronald L. Taylor. Lydia R. Smiley. Stephen B. Richard. (2009). Exceptional
Students Preparing Teachers for the 21 Century. New York:Mc Graw
Hill Companies.
Shalahuddin, M. (1990) : Pengantar Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soemantri, N (2001). Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Jakarta : Direktorat Tenaga Pendidik Dirjen PMPTK Depdiknas
Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT Refika Aditama.
Sudjana N. (2008). Dasar-dasar proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja
Rosda karya.
Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung :PT.
Remaja Rosda karya..
Suryabrata, S. (1999). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dpartemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Suwandi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tirtonegoro, S. (2001). Evalusional Instruksional. Jakarta: Bima Aksara.
Undang-Undang No 20 Tahun. (2003). sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).
Bandung: Citra Umbara.
Widjajantin, A dan Imanuel, H. Ortopedagogik Tunanerta I. Jakarta : Depdikbut.
Winkel, W.S. (2002). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
www.abdulrahmansaleh.com. Langkah-langkah Penyusunan tes.html.
www.fkip.unej.ac.id. Tujuan Pembelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Lampiran 1
S I L A B U S
Nama Sekolah : SLB-A YKAB Surakarta
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : V/II
Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
No Kompetensi
Dasar
Indikator Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Sarana
Penilaian
1 1.Menghargai
perjuangan
bangsa Indonesia
dalam meraih
dan
mempertahankan
kemerdekaan
1.Menjelaskan cara
mengenang
perjuangan para
tokoh dalam
memproklamasikan
kemerdekaan
Indonesia
2. Menunjukkan
sikap menghargai
perjuangan para
tokoh dalam
mempertahankan
kemerdekaan
1.Mengajak
siswa ikut aktif
dalam
pembelajaran.
2.Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
dengan baik.
3. Guru
Menceritakan
jasa dan peranan
tokoh dalam
memprokiamasi
kan
kemerdekaan
dan mencari jasa
dan peranan
tokoh teraebut.
4. Dengan
bimbingan guru,
siswa
mengadakan
diskusi tentang
cara mengenang
tokoh
perjuangan
kemerdekaan.
2x
Pertemuan
Buku IPS
Kelas V
PT Tiga
Serangkai
Tertulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
5.Guru
Memberikan
pertanyaan
kepada siswa
6.Guru
Memberikan
reward kepada
siswa yang bisa
menjawab
pertanyaan.
7.guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
mengenai materi
yang belum
jelas.
8.Melakukan
evaluasi tertulis.
Mengetahui Surakarta
Guru Kelas Pengamat
Drs. Harmanto Yunanto Prasetyo.U
NIP.196105121984011002 NIM. K5106042
Kepala Sekolah
Drs. Bambang Supriadi
NIP.1956092919820301014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Lampiran 2
KISI-KISI SOAL TES IPS KELAS V
Variabel Sub Variabel Indikator Bentuk Soal Nomer Item
Prestasi
belajar IPS
Meningkatkan
prestasi belajar
ips melalui
model
pembelajaran
Konstruktivistik
1. Menyebutkan
nama tokoh
pahlawan.
2. Menyebutkan
tanggal, bulan
dan tahun
pristiwa-pristiwa
bersejarah.
3. Menyebutkan
nama daerah
terjadinya
pristiwa
bersejarah.
Pilihan Ganda 1,2,4,5,6,12,13
3,7,9,10,11,
15,16,18,20
8,14,17,19
Jumlah 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Lampiran 3
SOAL-SOAL PRE TEST
Satuan Pendidikan : SD
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : V
Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
Jumlah : 20
Pilih jawaban yang kamu anggap benar !
1. Pemimpin penyerbuan terbesar dalam Perang Pasifik pada tanggal 25
Oktober 1944, adalah.....
a. Jendral Daoglas Mac Arthur c. Brigjen T.E.D. Kelly
b. Kolonel Huiyer d. Brigjen Bether
2. Tokoh yang berpidato pada tanggal 1 juni 1945 tentang dasar negara
adalah....
a. Ir. Sukarno c. Kol. Sudirman
b. Jendral Sudirman d. Sastrodiharjo
3. BPUPKI , dibentuk pada tanggal....
a. 7 Mei 1949 c. 17 Januari 1948
b. 27 Desember 1949 d. 1 Maret 1945
4. BPUPKI diketuai oleh....
a. Dr. Rajiman Widyodiningrat c. Amir Syarifudin
b. Mohammad Hatta d. Raden Panji Suroso
5. PPKI diketuai oleh....
a. Mohammad Hatta c. Ir. Soekarno
b. Sutan Syahrir d Sultan Hamid II
6. Wakil ketua PPKI, adalah.....
a. Sultan Hamid II c. Sutan Syahrir
b. Sultan Hamengku Buwono IX d. Mohammad Hatta
7. Rapat PPKI diselenggarakan pada tanggal.....
a. 1 Maret 1945 c. 18 Agustus 1945
b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
8. Tentara sekutu yang datang ke Indonesia di beri tugas untuk melucuti
tentara.....
a. Jepang c. Indonesia
b. Belanda d. Amerika
9. Kota Hirosima di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada
tanggal....
a. 18 Agustus 1945 c. 6 Agustus 1945
b. 17 Desember 1949 d. 9 Agustus 1945
10. Kota Nagasaki di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada
tanggal....
a. 17 Desember 1949 c. 9 Agustus 1945
b. 6 Agustus 1945 d. 1 Maret 1945
11. Pemimpin angkatan perang Jepang memerintahkan untuk menghentikan
perang dan mengakui kekalahan Jepang pada tanggal….
a. 17 Desember 1949 c. 9 Agustus 1945
b. 6 Agustus 1945 d. 14 Agustus 1945
12. Pada tanggal 14 Agustus 1945 seorang tokoh pemimpin Indonesia,
memperoleh berita bahwa Jepang sudah mengalami kekalahan yaitu….
a. Sutan Syahrir c. Mr. Ahmad Subardjo
b. Bung Karno d. Bung Hatta
13. Pada tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh
para pemuda ke Rengasdengklok, terjadi kesepakatan antara golongan
tua dengan golongan pemuda. golongan pemuda diwakili oleh....
a. Wikana dan Yusuf Kunto c. Wikana dan Rajiman
b. Sutan Syahrir dan Yusuf Kunto d. Waluyo dan Yusuf
14. Pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 00.00 WIB Bung Karno
memimpin rapat PPKI di rumah.....
a. Laksamana Tadashi Maeda c. Wikana
b. Bung Hatta d. Mr. Ahmad Subardjo
15. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Bung Karno
pada hari,tanggal , jam dan bertempat dimana....
a. Hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
b. Hari Minggu tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
c. Hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
d. Hari Senin, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
16. Sumpah Pemuda diikrarkan pada tanggal.....
a. 10 Agustus 1928 c. 19 Agustus 1845
b. 28 Oktober 1943 d. 28 Oktober 1928
17 Ir. Soekarno dilahirkan di kota.....
a. Surakarta, Jawa tengah c. Bandung, Jawa barat
b. Surabaya, Jawa timur d. Bukittinggi, Sumatra Barat
18. Ir. Soekarno dilahirkan pada tanggal....
a. 12 Juli1902 c. 2 Maret 1902
b. 12 Agustus 1901 d. 6 Juni 1901
19. Mohammad Hatta dilahirkan di kota......
a. Surabaya, Jawa timur c. Surakarta, Jawa tengah
b. Bukittinggi, Sumatra Barat d. Bandung, Jawa barat
20. Mohammad Hatt lahir pada tanggal.....
a. 22 Mei 19032 c. 12 Agustus 1903
b. 12 Agustus 1902 d. 02 Maret 1903
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN
1. A 11. D
2. A 12. A
3. D 13. A
4. A 14. A
5. C 15. C
6. D 16. D
7. B 17. B
8. A 18. D
9. C 19. B
10. C 20. B
PEDOMAN PENILAIAN
N = Nilai
B = jumlah soal yang dijawab benar
Jawaban kosong tidak diperhitungkan
N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir
Kriteria Penilaian :
Benar 18 – 20 = A (istimewa)
Benar 15 – 17 = B (baik)
Benar 12 – 14 = C (cukup)
Benar 9 – 11 = D (kurang)
Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
I. IDENTITAS
MATA PELAJARAN : ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
TINGKAT STATUS PEMDIDIKAN : DASAR
KELAS/ SEMESTER : V/ II
ALOKASI WAKTU : 2x PERTEMUAN
II. STANDAR KOMPETENSI
Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan
mempertahankan kemerdekaan.
III. KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan pristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
IV. KONDISI AWAL
1. Siswa belum dapat menghargai perjuangan bangsa Indonesia.
V. INDIKATOR
2. Menjelaskan cara mengenang perjuangan para tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
3. Menunjukkan sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan
VI. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
2. Siswa dapat Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Mengajak siswa bertanya jawab tentang tokoh atau pahlawan yang
ada pada gambar
2. Menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan
B. Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Guru menjelaskan secara singkat sesuai materi.
2. Mengadakan tanya jawab tentang cara mengenang perjuangan
para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
3. Guru menjelaskan cara bersikap menghargai para tokoh
perjuangan.
4. Siswa dapat Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan
dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
5. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
2. Dengan bimbingan guru, siswa mengadakan diskusi tentang cara
mengenang tokoh perjuangan kemerdekaan.
3. Menceritakan jasa dan peranan tokoh dalam memprokiamasikan
kemerdekaan.
4. Mengajak siswa mencari jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
C. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2. Mengadakan uji kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
VIII. Materi Ajar
Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan
perjuangan mempertahankan kemerdekaan
A. Masa Persiapan Kemerdekaan
Perang pasifik semakin berkecambuk. Tentara sekutu dibawah pimpinan
Amerika Serikat semakin mantap, sementara tentara Jepang mengalami
kekalahan dimana-mana. Pasukan Jepamg yang berada di Indonesia bersiap-
siap mempertahankan diri.
Selama masa pemerintahan Jepang di Indonesia, tahun 1942-1945,
Indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan berikut.
1. Wilayah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Makasar, meliputi
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
2. Wilayah Komando Angkatan yang berpusat di Jakarta, meliputi Jawa,
Madura, Sumatra, dan Malaya. Pusat Komando untuk kawasan Asia
Tenggara terdapat di Dalat (Vietnam).
Serangan tentara Sekutu sudah mulai diarahkan ke Indonesia. setelah
menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku, pada tanggal
20 Oktober 1944, Jendral Daoglas Mac Arthur, Panglima Armada Angkatan
Laut Amerika Serikat, menyerbu Kepulauan Leyte (Filipina). Penyerbuan ini
adalah penyerbuan terbesar dalam Perang Pasifik. Pada tanggal 25 Oktober
1944, Jenderal Daoglas Mac Arthur di Pulau Leyte.
Dalam bulan Februari 1945, pasukan Sekutu berhasil merebut Pulau
Iwo Jima di Jepang. Dengan jatuhnya Pulau Iwo Jima, tentara Jepang semakin
lemah. Untuk menarik perhatian Indonesia, Jepang mengizinkan pengibaran
Bendera Merah Putih di samping Bendera Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia
Raya boleh dikumandangkan setelah lagu kebangsaan Jepang, Kimi Ga Yo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
B. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI)
Dalam Perang Pasifik, armada militer Jepang semakin terdesak. Pulau
Halmahera dan Pulau Morotai di Maluku sudah jatuh ke tangan Sekutu.
Keadaan ini mendorong pemerintah Jepang untuk mengambil hati rakyat
Indonesia. Pada bulan Juli 1944, Jenderal Kuniaki Kaiso, yang ketika itu
menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang, mengumumkan bahwa Indonesia di
perkenankan merdeka di kemudian hari. Dengan memberikan janji ini, Jepang
berharap Indonesia mau membantu Jepang dalam menangkal serangan Sekutu.
Namun, keadaan kemudian berubah. Tentara Jepang semakin terdesak dan
mengalami kekalahan dimana-mana.
Dalam situasi yang semakin kritis, pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah
Jepang mengumumkan 3 (tiga) tindakan sebagai berikut.
1. Membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi
Cokasai.
2. Mempersiapkan lembaga Latiham Nasional (Kenkoku Gakuin) yang
melatih dan mendidik calon pemimpin negara yang baru.
3. Memperluas pembicaraan tentang kemerdekaan Indonesia.
Maksud dan tujuan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ialah mempelajari dan menyelidiki hal-hal
yang dibutuhkan dalam usaha membentuk negara Indonesia merdeka. Badan
ini mempunyai 63 anggota, termasuk 4 (empat) orang golongan Cina dam
Arab, serta golongan Indo (Peranakan Belanda).
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diketuai
oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat, sedangkan wakil ketua dijabat oleh Raden
Panji Suroso. Tugas pokok BPUPKI ialah menyiapkan organisasi pemerintah
yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pembukaan BPUPKI di Jalan
Pejambon, Jakarta. Dalam upacara tersebut, Jepang diwakili oleh Jenderal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Izagaki, Panglima Tentara Wilayah ketujuh yang bermarkas di Singapura, dan
Letnan Jenderal Nagato, Panglima tentara keenambelas yang menguasai Jawa
dan Madura. Rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia diselenggarakan dari tanggal 29 Mei sampai dengan
tanggal 1 Juni 1945. Rapat BPUPKI diselenggarakan untuk membicarakan
dasar negara Indonesia yang akan merdeka.
Pada tanggal 1 juni 1945, rapat mendengarkan pidato Ir. Soekarno. Dalam
pidatonya Ir. Soekarno mengatakan bahwa dasar negara Indonesia merdeka
adalah Pancasila, yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Selain Bung Karno, dalam rapat BPUPKI tersebut, Muhammad Hyamin
juga mengusulkan lima asas dan dasar negara Republik Indonesia, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia juga
berhasil membentuk sebuah panitia yang disebut Panitia Sembilan.
Anggotanya terdiri dari sembilang orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Ahmad Subardjo
4. Abdul Kahar Muzakir
5. Abikusno Cokrosuyoso
6. K.H Wahid Hasyim
7. Mumahmad Yamin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
8. Mr. A.A. Maramis
9. Haji Agus Salim
C. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Pada tanggal 22 juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil
penting yang diperoleh dalam rapat itu ialah lahirnya Piagam Jakarta (Jakarta
Charter). Piagam Jakarta merupakan cikal bakal pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Akhirnya, pemerintah Jepang menyetujui pembentukan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Donkuritsu
Junbi Inkai. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Ir.
Soekarno, sedangkan wakil ketuanya Drs. Mohammad Hatta.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia beranggota 21 orang, yaitu
wakil dari daerah-daerah Indonesia. Pada waktu yang sama, yaitu tanggal 7
Agustus 1945, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia dibubarkan.
Adapun tugas utama panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
sebagai berikut.
1. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang
telah disiapkan BPUPKI.
2. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan
kemerdekaan Indonesia pada saan nanti.
D. Peristiwa Menjelang Proklamasi
Tanggal 6 Agustus 1945, Kota Hirosima, sebuah kota di Jepang dijatuhi
bom atom oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom
dijatuhkan kembali oleh Amerika di Kota Nagasaki. Akibatnya, pasukan
Jepang mengalami kekalahan dimana-mana. Untuk mempersiapkan
kemerdekaan di pihak Indonesia sebagai salah satu wilayah yang diduduki
Jepang, maka pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga orang tokoh pemimpin
bangsa Indonesia, yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Dr. Rajiman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Widyodiningrat berangkat ke Kota Dalat di Vietnam. Setelah melakukan
pembicaraan sekitar persiapan kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 14
Agustus 1945, ketiga tokoh tersebut kembali ke Indonesia.
Bertepatan kembalinya ketiga tokoh tersebut, pemimpin angkatan perang
Jepang memerintahkan untuk menghentikan perang dan mengakui kekalahan
Jepang. Tanggal 14 Agustus 1945, seorang tokoh pemimpin Indonesia, yaitu
Sutan Syahrir memperoleh berita bahwa Jepang sudah mengalami kekalahan.
Pada malah harinya Sutan Syahrir segera menemui Bung Karno untuk
menyampaikan berita tentang kekalahan Jepang dan menuntut agar Bung
Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun dengan
berbagai pertimbangan, Bung Karno menolak usul tersebut.
Tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat dengan pokok
pembicaraan sekitar usaha-usaha untuk segera memproklamasikan Indonesia
merdeka. Usulan tersebut pun segera disampaikan kepada Bung Karno, tetapi
Bung Karno tetap menolak dengan alasan beliau harus bermusyawarah
terlebih dahulu dengan anggota panitia lain.
Karena Bung Karno tetap menolak usulan untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 16 Agustus
1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda ke
Rengasdengklok dengan maksud agar kedua tokoh tersebut segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada pengaruh dari pihak
Jepang.
Pada saat yang sama, terjadi kesepakatan antara golongan tua yang
diwakili oleh Mr. Ahmad Subardjo dengan golongan pemuda yang diwakili
oleh Wikana dan Yusuf Kunto untuk membawa kembali dua tokoh tersebut ke
Jakarta.
Pukul 21.00 WIB, kedua tokoh tersebut dibawa kembali dari
Rengasdengklok, dan sampai di Jakarta sekitar pukul 23.00 WIB. Selanjutnya,
pada pukul 00.00 WIB, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah
Laksamana Tadashi Maeda. Dalam rapat tersebut dirumuskan teks proklamasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
dan menyetujui agar proklamasi kemerdekaan Indonesia segera
dikumandangkan besok harinya.
Tepatnya hari Jumat, pada tanggal 17 Agustus 1945, pada pukul 10.00
WIB, bertempat di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, yang sekarang
dikenal dengan Jalan Proklamasi, dibacakan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia oleh Bung Karno, didampingi oleh Bung Hatta dan tokoh-tokoh
yang lain ata nama bangsa Indonesia.
Sejak itu, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas
dari belenggu penjajah. Nasib bangsa dan tanah air terletak di tangan bangsa
Indonesia sendiri.
E. Tokoh-tokoh Kemerdekaan
Perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah dimulai sejak
penjajah menginjakkan kakinya di bumi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
munculnya para tokoh atau pahlawan yang berjuang melawan penjajah.
Namun, perjuangan itu selalu mengalami kegagalan karena tidak adanya rasa
persatuan dan kesatuan. Masing-masing tokoh berjuang untuk membela dan
mempertahankan daerahnya sendiri-sendiri.
Dengan diikrarkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, rasa
nasionalisme dalam rangka perjuangan benar-benar sudah tumbuh. Bangsa
Indonesia hanya mengakui tanah air satu, bangsa yang satu, dan bahasa yang
satu, yaitu Indonesia.
Pada masa pemerintahan Jepang, cita-cita untuk merdeka semakin
menggelora di hati para pejuang. Generasi muda mendesak Ir. Soekarno dan
Drs. Mohammad Hatta untuk segera menproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, keduanya tampil
sebagai Dwi Tunggal.
1. Ir. Soekarno
Dilahirkan di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. sekolah dasar
diselesaikan di Mojokerto dan Smp di Surabaya. Setelah tamat sekolah
menengah, ia melanjudtkan pendidikannya di Technische Hoge School
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
(sekarang ITB) di Bandung. Semasa sekolah di Surabaya, ia tinggal di
rumah Haji Oemar Said Cokroaminoto. Dari beliau, Soekarno banyak
belajar tentang politik.
Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno mendirikan Partai Nasionalisme
Indonesia (PNI). PNI berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka.
Karena kritikannya yang tajam terhadap pemerintah Belanda, ia ditangkap
dan dipenjara di Bandung.
Setelah bebas dari penjara, Soekarno mendirikan Partai Indonesia
(Partindo) sebagai ganti PNI. Karena kembali akti di bidang politik, pada
bulan Juli 1933, ia kembali ditangkap dan dibuang ke Ende (Pulau Flores),
dan kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah Jepang menduduki
Indonesia pada tahun 1942, ia dibebaskan.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 , ia ditunjuk sebagai ketua Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Malam hari tanggal 16 Agustus
1945, bersama-sama dengan Drs. Mohammad Hatta dan Ahmad Subardjo,
ia menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tanggal 17
Agustus 1945 jam 10.00 pagi, Soekarno, didampingi Mohammad Hatta,
membaca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mulai saat itu, secara resmi
Indonesia lepas dari belenggu penjajah dan hidup merdeka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dipilih menjadi presiden
Republik Indonesia yang pertama. Karena jasa-jasanya, Soekarno diberi
gelar sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Dapat juga disebut
Bapak Bangsa Indonesia.
2. Drs. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada
tanggal 12 Agustus 1902. pendidikan dasar diselesaikan di Bukittinggi.
Kemudian, sekolah menengah di Padang, dan sekolah ekonomi di Jakarta,
ia melanjutkan pendidikannya di negeri Belanda.
Ketika masih di Sumatra Barat, ia sudah aktif dalam organisasi Jong
Sumatra. Pada waktu bersekolah di Belanda, bersama-sama dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
temannya, ia mendirikan Perhimpunan Indonesia (PI). Mohammad Hatta
duduk sebagai ketua.
Setelah kembali ke Indonesia, ia segera bergabung dengan para tokoh
politik lainnya dan mendirikan Partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI
Baru). Karena kegiatan di bidang politik, ia ditangkap Belanda dan
dibuang ke Digul (Irian Jaya).
Dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta
duduk sebagai wakil ketua. Pada tanggal 16 Agustus, bersama-sama
dengan Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh lainnya, ia merumuskan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tanmggal 17 Agustus 1945, ia
mendampingi Soekarno membaca teks Proklamasi Kemerdekaan di Jalan
Pagangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta dipilih sebagai wakil presiden
Republik Indonesia yang pertama. Atas jasa-jasanya, mohammad Hatta
juga diberi gelar sebagai Proklamator Kemerekaan Indonesia.
Masih banyak tokoh-tokoh yang berjuang untuk mencapai Indonesia
merdeka. Bagaimana dengan di daerah tempat tinggalmu? Tentu ada tokoh
yang ikut membela kemerdekaan atau mengisi kemerdekaan.
F. Menghargai Jasa-jasa Tokoh Kemerdekaan
Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang bukanlah hadiah dari pemerintah
Jepang atau pemerintah Belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan
bangsa Indonesia sendiri.
Dalam perjuangan mencapai kemerdekaan, mengorbankan harta benda dan
bahka nyawa menjadi taruhannya. Tidak terhitung jumlah putera bangsa yang
gugur di seluruh Nusantara. Mereka rela mempertaruhkan jiwa raga demi
membela tanah air Indonesia.
Bagai mana sikap ini terhadap jasa-jasa para pahlawan tersebut? Pada
pelajaran yanglalu sudah dikatakan bahwa ”bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai jasa pahlawannya”. Jasa-jasa mereka tidak boleh kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
lupakan. Ada beberapa cara mengenang jasa para pahlawan, yaitu sebagai
berikut.
1. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan mengheningkan
cipta. Tujuannya adalah mengenang jasa para pahlawan.
2. melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga
arwahnya di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
3. Meniru semangat perjuangan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.
IX. Metode
1. Ceramah
2. Model Pembelajaran Kontruktivistik
3. Tanya Jawab
X. Alat dan Sumber
Sumber : Buku IPS Tiga Serangkai
Alat Peraga : -
XI. Penilaian
N = Nilai
B = jumlah soal yang dijawab benar
Jawaban kosong tidak diperhitungkan
N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir
Kriteria Penilaian :
Benar 18 – 20 = A (istimewa)
Benar 15 – 17 = B (baik)
Benar 12 – 14 = C (cukup)
Benar 9 – 11 = D (kurang)
Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Mengetahui Surakarta
Guru Kelas Pengamat
Drs. Harmanto Yunanto Prasetyo.U
NIP.196105121984011002 NIM. K5106042
Kepala Sekolah
Drs. Bambang Supriadi
NIP.1956092919820301014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Lampiran 6
SOAL-SOAL SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : V
Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
Jumlah : 20
Pilih jawaban yang kamu anggap benar !
1. Tentara sekutu yang datang ke Indonesia di beri tugas untuk melucuti
tentara.....
a. Inggris c. Amerika
b. Belanda d. Jepang
2. Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus
1945, kota yang terkena bom atom adalah....
a. Tokyo c. Nagawa
b. Hirosima d. Nagasaki
3. Pemimpin penyerbuan terbesar dalam Perang Pasifik pada tanggal 25
Oktober 1944, adalah.....
a. Kolonel Huiyer c. Brigjen T.E.D. Kelly
b. Jendral Daoglas Mac Arthur d. Brigjen Bether
4. Pemimpin angkatan perang Jepang memerintahkan untuk menghentikan
perang dan mengakui kekalahan Jepang pada tanggal….
a. 17 Januari 1949 c. 14 Agustus 1945
b. 10 Maret 1945 d. 11 Agustus 1945
5. Pada tanggal 22 juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil
penting yang diperoleh dalam rapat itu ialah lahirnya.......
a. Piagam Jakarta c. Dasar negara Indonesia
b. Pancasila d. Teks Proklamasi
6. Ir. Sukarno berpidato tentang dasar negara pada tanggal ....
a. 1 Juni 1945 c. 4 Agustus 1945
b. 1 Maret 1945 d. 6 Agustus 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
7. BPUPKI diketuai oleh....
a. Dr. Rajiman Widyodiningrat c. Amir Syarifudin
b. Mohammad Hatta d. Raden Panji Suroso
8. BPUPKI , dibentuk pada tanggal....
a. 7 Mei 1949 c. 17 Januari 1948
b. 1 Maret 1945 d. 27 Desember 1949
9. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Bung Karno pada
hari,tanggal , jam dan bertempat dimana....
a. Hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta
b. Hari Minggu tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
c. Hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
d. Hari Senin, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta
10. Ir. Soekarno dilahirkan di kota.....
a. Surakarta, Jawa tengah c. Surabaya, Jawa timur
b. Bandung, Jawa barat d. Bukittinggi, Sumatra Barat
11. Mohammad Hatta dilahirkan di kota......
a. Surakarta, Jawa tengah c. Surabaya, Jawa timur
b. Bandung, Jawa baratd. d.Bukittinggi, Sumatra Barat
12. Sumpah Pemuda diikrarkan pada tanggal.....
a. 10 Agustus 1928 c. 19 Agustus 1845
b. 28 Oktober 1943 d. 28 Oktober 1928
13. Ir. Soekarno dilahirkan pada tanggal....
a. 6 Juni 1901 c. 2 Maret 1902
b. 12 Agustus 1901 d. 12 Juli1902
14. Mohammad Hatt lahir pada tanggal.....
a. 22 Mei 19032 c. 12 Agustus 1903
b. 12 Agustus 1902 d. 02 Maret 1903
15. Kota Nagasaki di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada
tanggal....
a. 17 Desember 1949 c. 9 Agustus 1945
b. 6 Agustus 1945 d. 1 Maret 1945
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
16. PPKI diketuai oleh....
a. Mohammad Hatta c. Sultan Hamid II
b. Sutan Syahrir d Ir. Soekarno
17. Wakil ketua PPKI, adalah.....
a. Sultan Hamid II c. Sutan Syahrir
b. Sultan Hamengku Buwono IX d. Mohammad Hatta
18. Rapat PPKI diselenggarakan pada tanggal.....
a. 1 Maret 1945 c. 11 Agustus 1945
b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949
19. Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda
Pada tanggal .....
a. 1 Maret 1945 c. 16 Agustus 1945
b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949
20. Pada tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh
para pemuda ke Rengasdengklok, terjadi kesepakatan antara golongan tua
dengan golongan pemuda. golongan pemuda diwakili oleh....
a. Wikana dan Yusuf Kunto c. Wikana dan Rajiman
b. Sutan Syahrir dan Yusuf Kunto d. Waluyo dan Yusuf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN
1. D 11. D
2. B 12. D
3. B 13. A
4. C 14. B
5. A 15. C
6. A 16. D
7. A 17. D
8. B 18. B
9. C 19. C
10. C 20. A
PEDOMAN PENILAIAN
N = Nilai
B = jumlah soal yang dijawab benar
Jawaban kosong tidak diperhitungkan
N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir
Kriteria Penilaian :
Benar 18 – 20 = A (istimewa)
Benar 15 – 17 = B (baik)
Benar 12 – 14 = C (cukup)
Benar 9 – 11 = D (kurang)
Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Lampiran 8
SOAL-SOAL SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : V
Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
Jumlah : 20
Pilih jawaban yang kamu anggap benar !
1. Jenderal Daoglas Mac Arthur melakukan penyerbuan terbesar dalam
Perang Pasifik pada tanggal .....
a. 20 Oktober 1944 c. 24 Oktober 1944
b. 25 Oktober 1944 d. 28 Oktober 1944
2. Dalam bulan Februari 1945, pasukan sekutu berhasil merebut pulau......
Dengan jatuhnya pulau itu tentara Jepang semakin lemah.
a. Pulau Izu c. Pulau Iwo Jima
b. Pulau Saga d. Pulau Oita
3. Upacara pembukaan BPUPKI di Jalan Pejambon Jakarta. Diadakan pada
tanggal......
a. 28 Oktober 1944 c. 28 Oktober 1945
b. 28 Mei 1944 d. 28 Mei 1945
4. Dalam upacara pembukaan BPUPKI pihak Jepang diwakili oleh......
a. Jenderal Kuniaki Kaiso dan Letnan Jenderal Nagato
b. Jenderal Izagaki dan Letnan Jenderal Nagato
c. Jenderal Kuniaki Kaiso dan Jenderal Izagaki
d. Jenderal Izagaki dan Laksamana Maeda
5. Pada tanggal 22 juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil
penting yang diperoleh dalam rapat itu ialah lahirnya.......
a. Piagam Jakarta c. Dasar negara Indonesia
b. Pancasila d. Teks Proklamasi
6. Tiga orang tokoh pemimpin bangsa Indonesia, berangkat ke Kota Dalat di
Vietnam untuk mempersiapkan kemerdekaan di pihak Indonesia pada
tanggal....
b. 9 Agustus 1945 c. 14 Agustus 1945
b. 28 Agustus 1945 d. 11 Agustus 1945
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
7. Pemimpin angkatan perang Jepang memerintahkan untuk menghentikan
perang dan mengakui kekalahan Jepang pada tanggal......
a. 9 Agustus 1945 c. 14 Agustus 1945
b. 28 Agustus 1945 d. 11 Agustus 1945
8. Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus
1945, kota yang terkena bom atom adalah....
a. Tokyo c. Nagawa
b. Hirosima d. Nagasaki
9. Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus
1945, kota yang terkena bom atom adalah....
a. Tokyo c. Nagawa
b. Hirosima d. Nagasaki
10. Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda ke.............dengan
maksud agar kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa ada pengaruh dari pihak Jepang.
a. Bandung c. Jakarta
b. Rengasdengklok d. Dallat
11. Pada tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh
para pemuda, terjadi kesepakatan antara golongan tua dengan golongan
pemuda. golongan pemuda diwakili oleh....
a. Wikana dan Yusuf Kunto c. Wikana dan Rajiman
b. Sutan Syahrir dan Yusuf Kunto d. Waluyo dan Yusuf
12. Jam, Hari dan Tahun berapa proklamasi kemerdekaan Indonesia
dibacakan......
a. 10.00 WIB, Kamis, 17 Agustus 1945
b. 10.00 WIB, Jumat, 17 Agustus 1945
c. 09.00 WIB, Jumat , 17 Agustus 1945
d. 10.00 WIB, Minggu, 17 Agustus 1945
13. Julukan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta untuk segera
menproklamasikan kemerdekaan Indonesia ialah......
a. Dwi Darma c. Dwi Tunggal
b. Dwi Cara d. Dwi Tri
14. BPUPKI diketuai oleh....
a. Dr. Rajiman Widyodiningrat c. Amir Syarifudin
b. Mohammad Hatta d. Raden Panji Suroso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
15. Pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 00.00 WIB Bung Karno memimpin
rapat PPKI di rumah.....
a. Bung Hatta c. Wikana
b. Laksamana Tadashi Maeda d. Mr. Ahmad Subardjo
16. Rapat PPKI diselenggarakan pada tanggal.....
a. 1 Maret 1945 c. 18 Agustus 1945
b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949
17 Ir. Soekarno dilahirkan di kota.....
a. Surakarta, Jawa tengah c. Bandung, Jawa barat
b. Surabaya, Jawa timur d. Bukittinggi, Sumatra Barat
18. Ir. Soekarno dilahirkan pada tanggal....
a. 12 Juli1902 c. 2 Maret 1902
b. 12 Agustus 1901 d. 6 Juni 1901
19. Mohammad Hatta dilahirkan di kota......
a. Surabaya, Jawa timur c. Surakarta, Jawa tengah
b. Bukittinggi, Sumatra Barat d. Bandung, Jawa barat
20. Mohammad Hatt lahir pada tanggal.....
a. 22 Mei 19032 c. 12 Agustus 1903
b. 12 Agustus 1902 d. 02 Maret 1903
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN
1. B 11. A
2. C 12. B
3. D 13. C
4. B 14. A
5. A 15. B
6. A 16. B
7. C 17. B
8. B 18. D
9. D 19. B
10. B 20. B
PEDOMAN PENILAIAN
N = Nilai
B = jumlah soal yang dijawab benar
Jawaban kosong tidak diperhitungkan
N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir
Kriteria Penilaian :
Benar 18 – 20 = A (istimewa)
Benar 15 – 17 = B (baik)
Benar 12 – 14 = C (cukup)
Benar 9 – 11 = D (kurang)
Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Lampiran 10
GAMBAR KEGIATAN PROSES
BELAJAR MENGAJAR IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
GAMBAR KEGIATAN PROSES
BELAJAR MENGAJAR IPS SIKLUS I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
GAMBAR KEGIATAN PROSES
BELAJAR MENGAJAR IPS SIKLUS II