114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DI KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Disusun Oleh : Yunanto Prasetyo Utomo NIM: K 5106042 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

  • Upload
    vodung

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISTIK

DI KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Disusun Oleh :

Yunanto Prasetyo Utomo

NIM: K 5106042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : YUNANTO PRASETYO UTOMO

NIM : K5106042

Jurusan/ Program Studi : PIP/ Pendidikan Luar Biasa

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DI KELAS V SLB-A

YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 7 September 2012

Yang membuat pernyataan

Yunanto Prasetyo Utomo

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISTIK

DI KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Oleh

Yunanto Prasetyo Utomo

NIM : K 5106042

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Maryadi. M.Ag Dewi Sri Rejeki. SPd. M.Pd

NIP. 195206011981031002 NIP. 197607302006042001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Senin

Tanggal : 11 Oktober 2012

Tim Penguji Skripsi :

Ketua : Drs. Hermawan. M.Si ..........................

Sekretaris : Priyono. SPd. M.Si ………………

Penguji I : Drs. Maryadi. M.Ag .........................

Penguji II : Dewi Sri Rejeki. SPd. M.Pd .......................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. Rer. Nan. Sajidan, M.si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Yunanto Prasetyo Utomo, UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DI KELAS V SLB-A YKAB

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. September

2012.

Penelitian ini bertujuan : Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS melalui

model pembelajaran konstruktivistik pada siswa Tunanetra di kelas V semester II

SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian dilaksanakan dua siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa tunanetra kelas

V yang berjumlah 2 siswa. Sumber data dari guru dan siswa teknik pengumpulan

data dengan dokumen dan tes. Untuk menguji viliditas data penulis menggunakan

triangulasi teknik. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif

komparatif dan teknik analisis kritis. Data kualitatif dianalisis dengan teknik

analisis kritis sedangkan data yang berupa tes diklasifikasikan sebagai data

kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptis komparatif, yakni

membandingkan nilai tes siklus dengan indikator pencapaian.

Hal ini dilihat dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan

prestasi belajar IPS pada kondisi awal sebelum menggunakan model

pembelajaran konstruktivistik, diketahui rata-rata kelas dengan nilai 52,5. Prestasi

belajar IPS pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran

konstruktivistik rata-rata kelas dengan nilai 62,5 ketuntasan secara klasikal telah

mencapai 50%, pada siklus II rata-rata kelas menjadi 77,5 seluruh anak mendapat

nilai di atas 60 yang diasumsikan secara klasikal telah mencapai (100%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar IPS anak

tunanetra kelas V SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Kata Kunci : Prestasi belajar IPS, Pembelajaran Konstruktivistik, Tunanetra.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Yunanto Prasetyo Utomo, EFFORTS TO IMPROVE LEARNING

ACHIEVEMENTS OF SOCIAL SCIENCE LEARNING USING

CONSTRUCTIVISTIC LEARNING MODEL OF THE V GRADE

STUDENTS OF SLB-A YKAB SURAKARTA IN 2010/2011 ACADEMIC

YEAR. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta

Sebelas Maret University. September 2012.

The aims of the study: To improve IPS learning achievement through the

model of constructivistic learning to the blind students in the second semester of

the V grade students of SLB-A YKAB Surakarta 2010/2011 academic year.

The research approach that’s used is a Action Research Class. The

research was carried out with two cycles, each cycle consisting of planning,

implementation measures and reflection. The subjects of the research were two

blind students of the fifth grade. The data sources were from teachers and

students. To the data collection, the researcher used documents and tests. To test

the data validity, the researcher used triangulation technique. Analysis technique

were used is a comparative descriptive technique and critical analysis technique.

The qualitative data were analyzed with the techniques of critical analysis, while

the data that classified as a test is as quantitative data. The data are analyzed in a

comparative descriptive, which is comparing the value of the cycle test with the

achievement indicators.

It is seen from the results of research can be concluded that based on the

learning achievement IPS on the initial conditions before using the constructivistic

learning model, it is known that the average grade to the value is 52.5. IPS

learning achievement in the first cycle after using the constructivistic learning

model, the average grade to the value is 62.5 completeness in the classical value

has reached 50%, in the second cycle the average grade become 77.5 of all

students had values above 60 that’s assumed in the classical has been reached

100%.

Based on the research results can be concluded that the constructivistic

learning model can improve the achievement of blind students to learn IPS of the

V grade students of SLB-A YKAB Surakarta 2010/2011academic year.

Keywords: IPS learning Achievement, constructivistic learning, the Blind

students.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Ing madyo mangun karso

Ing ngarso sung tuladho

Tut wuri handayani

(Ki Hajar Dewantoro)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

”Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada putus, kerja keras tiada henti,

pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tiada tara, tidak

ada kasih sayang yang seindah kasih sayangmu.

”Aman,Yonas, Titus dan Buyung”

Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku

dengan perhatian dan semangat.

”Dita, Ika, Eva, Retno dan Sasi”

Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar

Biasa, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala

bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

izin penyusunan skripsi.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas

pemberian izin penyusunan skripsi.

3. Drs. Hermawan. M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas pemberian izin penyusunan skripsi.

4. Priyono, S.Pd, M.Si, Sekretaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Maryadi, M.Ag, selaku Pembimbing I atas perhatian, bimbingan, kritik,

saran, dan nasehat yang diberikan sampai selesainya skripsi ini.

6. Dewi Sri Rejeki. SPd. M.Pd selaku pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

7. Seluruh bapak dan ibu dosen Pendidikan Luar Biasa yang telah memberikan

bekal ilmu kepada peneliti.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Kepala SLB-A YKAB Surakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian guna memperoleh data yang diperlukan dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan ibu guru SLB-A YKAB Surakarta yang telah ikut memberikan

semangat dan bantuan selama pelaksanaan penelitian.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga amal kebaikan

semua pihak tersebut mendapat balasan dari Alloh SWT.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan,

karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha

Esa, dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, 7 September 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………….………........... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .............................. ii

HALAMAN PENGAJUAN................................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………… .................. iv

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v

HALAMAN ABSTRAK..................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO......................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... ix

KATA PENGANTAR......................................................................................... x

DAFTAR ISI……………………………………………………………............ xii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR GRAFIK.............................................................................................. xvi

DAFTAR SKEMA............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………............ 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………...……... 1

B. Rumusan Masalah…………………..…………………..………............ 4

C. Tujuan Penelitian…………………………………………...………...... 5

D. Manfaat Penelitian………………………………………………........... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA..………………………………….…………..... 6

A. Kajian Pustaka………………………………….…..…………………... 6

1. Tinjauan Tentang Tunanetra….………………....……....…….......... 6

a. Pengertian Tunanetra.................................................................. 6

b. Klasifikasi Anak Tunanetra……………...………...….............. 7

c. Faktor-Faktor Penyebab Ketunanetraan..................................... 10

d. Karakteristik Anak Tunanetra………………...…...………….. 14

e. Dampak Ketunanetraan................................................................ 16

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar …………………..…………...... 18

a. Pengertian Prestasi Belajar.......................................................... 18

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar................... 19

3. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).............................. 22

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).................................. 22

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial……...……………………….. 23

c. Pembelajaran IPS di SD............................................................... 25

4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPS................................................ 26

5. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Konstruktivistik……........... 26

a. Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme.................................. 26

b. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme... 28

c. Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran. 29

d. Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme terhadap Prestasi

Belajar IPS................................................................................... 31

B. Kerangka Berpikir ...............………………………….......….……….. 33

C. Hipotesis Tindakan.......................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN...…………………..……………........…... 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………......……......... 36

B. Subyek Penelitian……………………………………………….………. 37

C. Data dan Sumber Data………………………………………………....... 37

D. Pengumpulan data………………………………...............…............….. 37

1. Tes...................................................................................................... 37

a. Pengertian Tes............................................................................. 37

b. Jenis-Jenis Tes............................................................................. 38

c. Tes yang digunakan dalam penelitian......................................... 39

2. Cara Memberi Penilaian Tes.............................................................. 39

3. Dokumentasi....................................................................................... 40

a. Pengertian Dokumentasi.............................................................. 40

b. Dokumen yang digunakan dalam penelitian............................... 41

E. Uji Validitas Data…………………..…………….……………............... 41

F. Analisis Data….............…………………..……………………….......... 41

G. Indikator Kinerja Penelitian ………………...…………….............……. 42

H. Prosedur Penelitian………………………….............………………….. 42

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN...................................... 45

A. Deskripsi Pratindakan............................................................................... 45

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklu....................................................... 47

1. Diskripsi Siklus I................................................................................. 47

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Perencanaan ................................................................................ 47

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 48

c. Pengamatan ................................................................................. 50

d. Refleksi ....................................................................................... 51

2. Diskripsi Siklus II .............................................................................. 52

a. Perencanaan ................................................................................ 52

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 53

c. Pengamatan ................................................................................. 54

d. Refleksi ....................................................................................... 56

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ....................................... 56

D. Pembahasan Hasil Tindakan ................................................................... 59

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 61

A. Simpulan .................................................................................................. 61

B. Implikasi .................................................................................................. 61

C. Saran ........................................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitiaan..... ....................................................... . 36

Tabel 2 : Penilaian Tingkat Penguasaan Materi. ............................................. . 40

Tabel 3 : Nilai Kondisi Awal .......................................................................... . 45

Tabel 4 : Prestasi Belajar IPS pada Siklus I .................................................... . 49

Tabel 5 : Keaktifasn Siswa pada Siklus I ........................................................ . 50

Tabel 6 : Prestasi Belajar IPS pada Siklus II................................................... . 54

Tabel 7 : Keaktifan Siswa pada Siklus II ........................................................ . 55

Tabel 8 : Peningkatan Prestasi Belajar IPS Setiap Siklus ............................... . 57

Tabel 9 : Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi Belajar IPS Setiap Siklus ...... . 58

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 : Prestasi Belajar IPS Awal Siswa........................................................ 46

Grafik 2 : Prestasi Belajar IPS Siklus I ............................................................ . 49

Grafik 3 : Keaktifan Siswa Siklus I.................................................................. . 51

Grafik 4 : Prestasi Belajar IPS Siklus II ........................................................... . 54

Grafik 5 : Keaktifan Siswa Siklus II ................................................................ . 55

Grafik 6 : Peningkatan Prestasi Belajar IPS Setiap Siklus ............................... . 57

Grafik 7 : Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi Belajar IPS ............................ . 58

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1 : Kerangka Berfikir ........................................................................... .. 35

Skema 2 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. .. 44

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Silabus ........................................................................................ .. 66

Lampiran 2: KISI-KISI SOAL TES IPS KELAS V ........................................ .. 68

Lampiran 3: Soal-Soal Pre Tes IPS Kelas V ................................................... .. 69

Lampiran 4: Kunci Jawaban Soal-Soal Pre Tes IPS ........................................ .. 72

Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ .. 73

Lampiran 6: Soal-Soal Siklus I ........................................................................ .. 86

Lampiran 7: Kunci Jawaban Soal-Soal Siklus I ............................................... .. 89

Lampiran 8: Soal-Soal Siklus II ....................................................................... .. 90

Lampiran 9: Kunci Jawaban Soal-Soal Siklus II ............................................. .. 93

Lampiran 10:Gambar Kegiatam Proses Belajar Mengajar IPS........................ .. 94

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah penting bagi kehidupan manusia, terlebih

bagi masyarakat Indonesia untuk mencapai kemajuan. Pendidikan pada dasarnya

diberikan untuk membantu manusia menuju kearah pertumbuhan dan

perkembangan. Pendidikan memerlukan perhatian dari semua pihak, lebih-lebih

bangsa Indonesia yang sedang membangun di segala bidang terutama bidang

pendidikan dalam rangka meningkatkan kwalitas manusia.

Tujuan umum pendidikan di Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang system

Pendidikan Nasional yang menyatakan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara. (UU Sisdiknas, 2003:3).

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka peranan guru

sangatlah menentukan keberhasilannya. Adapun peranan guru adalah

menyampaikan pesan dan isi kurikulum kepada anak didiknya, serta memberikan

layanan bimbingan belajar yang efektif kepada murid-muridnya dalam mengatasi

masalah-masalah yang sering muncul dalam pelaksanaan pendidikannya,

khususnya masalah kemandirian belajar siswa.

Amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan

ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa: “Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa)

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik , emosional, mental, social”.

(UU Sisdiknas, 2003: 21).

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Ketetapan dalam Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tersebut bagi anak

penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat bahwa

anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang

diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran.

Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak berkelainan

untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran, berarti memperkecil kesenjangan

angka partisipasi pendidikan anak normal dengan anak berkelainan. Untuk bisa

memberikan layanan pendidikan yang relevan dengan kebutuhannya, guru perlu

memahami sosok anak berkelainan, jenis dan karakteristik, penyebab kelainan,

dampak psikologis serta prisip-prisip layanan pendidikan anak berkelainan. Hal

ini dimaksudkan agar guru memiliki wawasan yang tepat tentang keberadaan

anak berkelainan, dalam hal ini anak tunanetra sebagai sosok individu masih

berpotensi dapat terlayani secara maksimal.

Anak tunanetra secara medis dikatakan, jika dalam mekanisme penglihatan

karena suatu atau sebab, terdapat satu atau lebih organ mata mengalami gangguan

atau rusak. Akibatnya organ tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya untuk

menghantarkan dan mempersepsikan cahaya yang ditangkap. Menurut Efendi

(2006: 6).

“ Secara pedagogis, seorang anak dapat dikatakan berkelainan indra

penglihatan atau tunanetra, jika dampak dari disfungsinya organ-organ

yang berfungsi sebagai penghantar dan persepsi penglihatan

mengakibatkan ia tidak mampu mengikuti program pendidikan anak

normal sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus untuk meniti

tugas perkembangannya”.

Anak tunanetra mempunyai kebutuhan belajar dan bersekolah untuk

melatih dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa

bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Ketunanetraan membawa akibat

dalam keterbatasan belajar. Di dalam belajar anak tunanetra mengalami kesulitan

di dalam proses pembentukan pengertian atau konsep terhadap rangsang atau

objek yang berada di luar dirinya yang tidak didapat secara utuh. Ketidakutuhan

tersebut disebabkan anak tidak memiliki kesan, persepsi, pengertian, ingatan dan

pemahaman yang bersifat visual terhadap objek yang diamati Somantri(2006: 68).

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Karena anak tunanetra mengalami kesulitan dalam proses pembentukan konsep

secara utuh hal tersebut menjadikan siswa mendapat kesulitan belajar, sulit

mengingat, sulit memahami dan akhirnya menjadikan siswa jenuh dan putus asa

dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang ada termasuk Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS), sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar IPS anak tunanetra

menjadi rendah.

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam

menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang di peroleh dalam

proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga

komponen utama, yaitu: guru, siswa dan bahan pembelajaran. Proses belajar

belajar merupakan interaksi antar berbagai sumber, serta situasi belajar yang

memberikan kemungkinan kegiatan belajar mengajar. Meskipun demikian guru

merupakan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan pengembangan

bahan pembelajara serta perangkat lainnya. Komunikasi menjadi unsur penentu di

dalam proses tersebut. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan maka akan

semakin banyak tujuan dari proses belajar mengajar, yaitu prestasi belajar siswa

yang baik akan tercapai, karena komunikasi merupakan elemen yang tak

terpisahkan dari proses belajar mengajar.

Dalam memahami kebutuhan para siswa akan bermanfaat dalam

memberikan layanan bimbingan dan konseling. Hal yang perlu dicatat adalah

membantu siswa untuk meneliti kebutuhan mana yang secara spesifik

menimbulkan masalah, sehingga siswa dapat berusaha memecahkannya sendiri.

Gambaran selintas, dalam proses pembelajarannya kebanyakan guru masih

menggunakan metode ceramah. Pemilihan metode ceramah masih dianggap

paling efektif untuk segala suasana oleh sebagian besar guru. Akibat dari model

pembelajaran seperti itu, aktivitas siswa masih pasif. Dengan metode ceramah

siswa kurang tertantang dengan tugas-tugas mencari bahan yang harus dibaca dan

didiskusikan dikelas. Melihat kondisi seperti itu, peneliti mencoba untuk

melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V. Penelitian tindakan kelas

yang dirancang lebih menekankan pada peran serta aktif siswa, karena dengan

asumsi: jika siswa aktif dalam proses pembelajaran maka akan melatih siswa

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mengemukakan pendapat sehingga akan tampak siswa mana yang telah

menguasai bahan ataupun yang belum paham.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kegiatan PBM seperti yang

dimaksud diatas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran

konstruktivistik. Penerapan pembelajaran konstruktivistik memungkinkan siswa

lebih aktif dalam proses pembelajaran dikelas serta lebih kreatif dalam mencari

sumber-sumber belajar sehingga pada akhirnya siswa bisa memahami materi

pelajaran.

Akhirnya siswa dalam mencari sumber akan berdampak pada peningkatan

kualitas laporan tugas siswa. Peningkatan kualitas laporan yang disusun siswa

akan meningkatkan pemahaman terhadap materi penjelasan. Begitu seterusnya,

sehingga dipandang penggunaan pembelajaran konstruktivistik sangat penting

dalam rangka peningkatan prestasi pelajaran IPS siswa kelas V. Pencapaian

prestasi mata pelajaran IPS merupakan indikator keberhasilan sekolah dalam

mengantarkan siswa memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam realitas proses pembelajaran, guru merupakan faktor penentu,

karena merekalah yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga

tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan berkualitas. Atas dasar uraian

tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DI

KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat penulis

kemukakan masalah sebagai berikut: ”Apakah penggunaan model pembelajaran

konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar IPS anak tunanetra kelas V

SLB-A YKAB Surakarta, tahun pelajaran 2010/2011 ?.”

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian

adalah sebagai beikut:

Untuk meningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada

anak tunanetra melalui penggunaan model pembelajaran konstruktivistik, bagi

peserta didik kelas V SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada para pembacanya

dan dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang cara yang tepat untuk

mendidik anak agar prestasi belajar mereka meningkat dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

2. Manfaat Praktis

a) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri atau kelompok

meningkat, keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan,

dan saran meningkat.

b) Melakukan KBM dalam mata pelajaran IPS yg di sesuaikan dengan

karakteristik siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta melalui

pembelajaran konstruktivistik.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang Tunanetra

a. Pengertian Tunanetra

Dalam bidang pendidikan luar biasa anak dengan gangguan penglihatan

lebih akrab disebut anak tunanetra. Tunanetra biasanya menempel pada

subyek atau penderita, yaitu seseorang yang mengalami kerugian atau

kerusakan mata. Pengertian tunanetra tidak saja mereka yang buta, tetapi

mancakup juga mereka yang mampu melihat tapi terbatas sekali dan kurang

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari dalam belajar.

Menurut Yusuf (2007: 20) anak tunanetra adalah seseorang yang karena

sesuatu hal tidak dapat menggunakan matanya sebagai saluran utama dalam

memperoleh informasi dari lingkungannya. Menurut Hadi (2007:8) istilah

tunanetra secara harafiah berasal dari dua kata, yaitu: a. Tuna (tuno:Jawa)

yang berarti rugi yang kemudian diidentikkan dengan rusak, hilang,

terhambat, terganggu, tidak memiliki dan b. Netra (netro:Jawa) yang berarti

mata. Namun demikian, kata tunanetra adalah satu kesatuan yang tidak

terpisahkan yang berarti adanya kerugian yang disebabkan oleh kerusakan

atau terganggunya organ mata, baik anatomis maupun fisiologis. ”. Menurut

Barraga (1976) seperti yg dikutip oleh Hadi (2007:11), “Tunanetra diartikan

sebagai suatu cacat penglihatan yang mengakibatkan terganggunya proses

belajar mengajar dan pencapaian belajar secara optimal oleh karena itu

diperlukan metode pengajaran, media pembelajaran, penyesuaian bahan

pelajaran dan lingkungan belajar”. Menurut Somantri (2006: 65), “Tunanetra

adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi

sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya

orang awas.”

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Berdasarkan dari batasan-batasan pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan penglihatan secara

fisik maupun anatomi sehingga berdampak pada segala aspek kehidupannya

termasuk dalam hal belajar, sehingga mereka memerlukan alat khusus,

material khusus, latihan khusus dan bantuan khusus supaya dapat

memfungsikan diri secara optimal di dalam belajar.

b. Klasifikasi Anak Tunanetra

Terdapat bermacam-macam klasifikasi untuk anak tunanetra, hal ini

tergantung dari masing-masing ahli dalam memberikan sudut pandangnya,

Berikut ini berbagai klasifikasi anak tunanetra, yang dikemukakan oleh:

Menurut Muhammad (2008:79) masalah penglihatan dapat dibedakan

dalam tingkatan-tingkatan berikut:

1) Menengah

Pada masalah tingkat menengah, anak-anak masih dapat melihat

cahaya dan menjalankan aktivitas yang membutuhkan indera penglihatan

dengan menggunakan alat bantu khusus seperti kacamata.

2) Serius

Masalah pada tahap serius menyebabkan anak-anak mungkin

memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga untuk menjalankan aktivitas

sehari-hari, bahwa mereka mengalami kesulitan dalam melakukan

aktivitas yang menggunakan penglihatan, walaupun telah memakai

bantuan alat khusus.

3) Sangat serius

Masalah pada tingkat sangat serius mengakibatkan anak-anak

menghadapi kesulitan dalam melakukan aktivitas visual, seperti membaca,

dan harus mengandalkan indera lain.

Lebih lanjut menurut Faye, 1976 dalam Rogow (1988: 34) seperti yang

dikutip oleh Hadi (2007: 46) mengemukakan bahwa kemampuan melihat

tunanetra (visual impairment) dapat dikelompokkan menjadi:

1) Buta (blind), ketunanetraan jenis ini terdiri dari:

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

a) Buta total (totally blind) adalah mereka yang tidak dapat melihat sama

sekali baik terang maupun gelap.

b) Memiliki sisa penglihatan (residual vision) adalah mereka yang masih

bisa membedakan antara terang dan gelap.

2) Kurang penglihatan (low vision), jenis-jenis tunanetra kurang lihat adalah:

a) Light perception, apabila hanya dapat membedakan terang dan gelap.

b) Light projection, tunanetra ini dapat mengetahui perubahan cahaya dan

dapat menentukan arah sumber cahaya.

c) Tunnel vision atau penglihatan pusat, penglihatan tunanetra adalah

terpusat (20) sehingga apabila melihat obyek hanya terlihat bagian

tengahnya saja.

d) Periferal vision atau penglihatan samping, sehingga pengamatan

terhadap benda hanya terlihat bagian tepi.

e) Penglihatan bercak, pengamatan terhadap obyek bagian-bagian tertentu

yang tidak terlihat.

Berdasarkan situs www.ditplb.co.id, klasifikasi tunanetra secara garis

besar dibagi empat, yaitu:

1) Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan:

a) Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yaitu mereka yang sama sekali

tidak memiliki pengalaman penglihatan.

b) Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki

kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah

terlupakan.

c) Tunanetra pada usia sekolah atau pada usia remaja; mereka telah

memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang

mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.

d) Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan

segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.

e) Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti

latihan-latihan penyesuaian diri.

2) Berdasarkan kemampuan daya penglihatan:

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

a) Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yaitu mereka yang

memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat

mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan

pekerjaan/ kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.

b) Tunanetra setengah berat (partially sighted); yaitu mereka yang

kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan

kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu

membaca tulisan yang bercetak tebal.

c) Tunanetra berat (totally blind); yaitu mereka yang sama sekali tidak

dapat melihat.

3) Berdasarkan pemeriksaaan klinis:

a) Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200

dan atau memiliki penglihatan kurang dari 20 derajat.

b) Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70

sampai dengan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.

4) Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata:

a) Myopia: adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan

jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek

didekatkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita

myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negatif.

b) Hypermetropi: adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus

dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika obyek

dijauhkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita

hypermetropi digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.

c) Astigmatisme: adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang

disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau pada

permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik pada

jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk

membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan

kacamata koreksi dengan lensa silindris.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan

Ketunanetraan dapat disebabkan oleh berbagai faktor penyebab, yang

dapat mempengaruhi berbagai bagian dan fungsi mata. Faktor penyebab

ketunanetraan ada berbagai hal, hal ini tergantung dari masing-masing ahli

dalam memberikan sudut pandangnya. Berikut ini berbagai macam faktor-

faktor penyebab ketunanetraan :

Somantri (2006:66) mengemukakan bahwa, “secara ilmiah

ketunanetraan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, apakah itu faktor dalam

diri anak (internal) atupun faktor dari luar anak (eksternal)”. Hal-hal yang

termasuk faktor internal yaitu faktor-faktor yang erat hubungannya dengan

keadaan bayi selama masih dalam kandungan. Kemungkinannya karena faktor

gen (sifat pembawa keturunan), kondisi psikis ibu, kekurangan gizi,

keracunan, obat, dan sebagainya. Sedangkan hal-hal yang termasuk faktor

eksternal diantaranya faktor-faktor yang terjadi saat atau sesudah bayi

dilahirkan. Misalnya: kecelakaan, pengaruh alat medis (tang) saat melahirkan

sehingga sistem persyarafannya rusak, kurang gizi atau vitamin, terkena racun,

virus trachoma, panas badan yang terlalu tinggi, serta peradangan mata karena

penyakit, bakteri, ataupun virus.

Ronald, et al. (2009:291) menyatakan sebagai berikut :“Blindness and

low vision have many possible causes than can affect various parts and

functions of the eye. It is helpful to understand some of the major causes of

vision loss and how the eye funcsions. Similarly, the possible characteries

emerging as a result of vision loss can be quite diverse”.

Ronald, et al. (2009:291) mengemukakan bahwa kebutaan dan

penglihatan rendah memiliki banyak kemungkinan penyebab yang dapat

mempengaruhi berbagai bagian dan fungsi mata, akan sangat membantu untuk

memahami beberapa penyebab utama kehilangan penglihatan dan bagaimana

fungsi mata. Karakteristik yang sama akan muncul sebagai hasil dari

kehilangan penglihatan biasanya sangat beragam.

Menurut Mpyet dan Solomom dalam Opththalmol. (2005 417-419)

mengemukakan sebagai berikut : “cataract was the commonest cause of

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

blindness. Other major cause were non-thachomotous coineal opacity and

trachoma. Blindness and low vision are highly prevalent among leprosy

patients in this seting. Blindness and low vision are highly prevalent among

leprosy patients in this seting”.

Menurut Mpyet dan Solomom dalam Opththalmol diatas dijelaskan

bahwa “katarak penyebab paling umum kebutaan. Penyebab utama lainnya

adalah opasitas kornea, non-trachomatous dan tracoma. Kebutaan dan low

vision sangat lazim di antara pasien kusta dalam pengaturan ini. Hanya

sepertiga dari beban patologi mata berhubungan dengan efek langsung dari

kusta”.

Mason, dkk dalam Hadi (2005: 39) menyebutkan beberapa penyebab

ketunanetraan antara lain:

1) Faktor genetik atau herediter: beberapa kelainan penglihatan bisa didapat

akibat diturunkan dari orang tua misalnya buta warna, albinism, retinitis

pigmentosa.

2) Perkawinan sedarah: banyak ditemukan ketunanetraan pada anak hasil

perkawinan dekat, misalnya keluarga dekat (incest).

3) Proses kelahiran: mengalami trauma pada saat proses kelahiran, lahir

prematur, berat lahir kurang dari 1300 gram, kekurangan oksigen akibat

lamanya proses kelahiran, anak dilahirkan dengan menggunakan alat

bantu.

4) Penyakit anak-anak yang akut sehingga berkomplikasi pada organ mata,

infeksi virus yang menyerang saraf dan anatomi mata, tumor otak yang

menyerang pusat saraf organ penglihatan.

5) Kecelakaan: tabrakan yang mengenai organ mata, benturan terjatuh, dan

trauma yang secara langsung atau tidak langsung mengenai organ mata,

tersetrum aliran listrik, kena zat kimia, terkena cahaya tajam.

6) Perlakuan kontinu dengan obat-obatan.

7) Infeksi oleh binatang.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sedangkan menurut Direkorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

http://www.ditplb.or.id/(2006) faktor yang menyebabkan terjadinya

ketunanetraan antara lain:

1) Pre-natal

Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat

hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak

dalam kandungan yaitu:

a) Keturunan

b) Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan

kandungan dapat disebabkan oleh:

(1) Gangguan waktu ibu hamil

(2) Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah

tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.

(3) Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella

atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga,

jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang

berkembang.

(4) Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasma, trachoma dan tumor.

Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera

penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.

(5) Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan pada

mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.

2) Post-natal

Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat tejadi

sejak atau setelah bayi lahir antara lain:

a) Kerusakan pada mata atau syaraf mata pada waktu persalinan akibat

benturan alat atau benda keras.

b) Pada waktu persalinan ibu mengalami gonorhoe, sehingga baksil

gonorhoe menular pada bayi yang pada akhirnya setelah bayi

mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c) Mengalami penyakit mata yang menyebakan ketunanetraan misalnya:

(1) Xeropthalmia yaitu penyakit mata karena kekurangan vitamin A

(2) Trachoma yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon

trachomis

(3) Katarak yaitu penyakit mata yang meanyerang bola mata sehingga

lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi

putih

(4) Glaucoma yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam

bola mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat

(5) Diabetik Retinopathy adalah gangguan pada retina yang

disebabkan karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-

pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem

sirkulasi hingga merusak penglihatan

(6) Macular Degeneration adalah kondisi umum yang agak baik,

dimana daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk.

Anak dengan retina degenerasi masih memiliki penglihatan perifer

akan tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas

objek-objek di bagian tengah bidang penglihatan

(7) Retinopathy of Prematurity biasanya anak yang mengalami ini

karena lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki

potensi penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur

biasanya ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan

kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator

terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan

pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak normal dan

meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan mata. Peristiwa

ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina) dan

tunanetra total.

d) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti

masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya,

kecelakaan dari kendaraan, dan lain-lain.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan faktor-faktor penyebab

ketunanetraan antara lain:

1) Keturunan atau bawaan sejak lahir

2) Kesehatan ibu saat mengandung

3) Kecelakaan yang terjadi saat masih dalam kandungan, saat kelahiran

dan setelah kelahiran

4) Karena penyakit seperti xeropthalmia, trachoma, katarak, glaucoma,

diabetik retinopathy dan sebagainya

5) Faktor gizi saat ibu mengandung dan saat anak setelah lahir.

d. Karakteristik Anak Tunanetra

Tingkah laku anak tunanetra sering menunjukkan perbedaan dengan

anak awas, hal ini tentunya disebabkan oleh ketidakmampuannya menerima

rangsang akibat dari ketidakfungsian indera penglihatannya. Dengan hanya

melihat tingkah laku anak tunanetra sudah terlihat jelas perbedaan yang

mencolok antara anak tunanetra dengan anak awas.

Karakteristik tunanetra yang menurut Hadi Kemandirian tunanetra,

(2005: 48) adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Fisik, dibagi menjadi dua yaitu :

a) Ciri khas fisik tunanetra buta yaitu mereka yang tergolong buta bila

dilihat dari organ matanya.

b) Ciri khas tunanetra kurang penglihatan yaitu :

tunanetra kurang lihat karena masih adanya sisa penglihatan biasanya

berusaha mencari atau upaya rangsang.

2. Karakteristik Psikis, dibagi menjadi dua yaitu :

a) Ciri khas tunanetra buta yaitu mereka yang tidak memiliki

kemampuan menguasai lingkungan jarak jauh dan bersifat meluas

pada waktu yang singkat. Ketidak mampuan ini mengakibatkan rasa

khawatir, ketakutan dan kecemasan berhadapan dengan lingkungan.

b) Ciri khas psikis tunanetra kurang lihat yaitu mereka yang seolah-olah

berdiri dalam dua dunia yaitu antara tunanetra dan awas.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Muhammad (2008:80-81), gejala yang biasa terjadi pada anak-

anak yang mungkin mengalami masalah penglihatan dapat dilihat dengan tiga

aspek, yaitu:

1) Pertanda fisik:

a) Bola mata selalu berputar-putar

b) Mata selalu bergerak-gerak

c) Tidak merepon terhadap cahaya yang terang

d) Terdapat bintik-bintik putih pada pupil

e) Bagian tepi mata berwarna merah

f) Mata selalu berair

g) Mata terlalu sensitif terhadap cahaya

2) Tingkah laku:

a) Selalu memajukan kepalanya ke depan, misalnya untuk melihat papan

tulis atau objek tertentu

b) Selalu memicingkan kepala

c) Sering mengedipkan mata

d) Sering mengusap-usap mata

e) Sering menutup sebelah matanya

f) Sering menabrak benda

g) Sering salah dalam mengenali huruf

h) Selalu menonton televisi atau membaca buku dengan jarak yang sangat

dekat

i) Sering memegangi kepala dengan cara yang aneh

j) Sering mengeluarkan air mata

k) Memegang buku atau bacaan yang terlalu dekat dengan wajahnya

l) Sering mencari-cari baris kalimat yang dibaca

m) Sering mencontek pekerjaan teman

n) Sering tidak membuat tugas yang diberikan

o) Selalu menghindar untuk membuat setiap tugas yang diberikan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3) Keluhan:

a) Selalu mengeluh sakit kepala, mual, dan pening

b) Penglihatan kabur

c) Penglihatan berbayang-bayang

d) Penglihatan kabur setelah melakukan pekerjaan dengan konsentrasi

tinggi

e) Sensitive terhadap cahaya

f) Mata selalu gatal

Sedangkan menurut Widjajantin dan Hitieuw (tth: 11), mengemukakan

karakteristik tunanetra dibagi menjadi dua hal yaitu karakteristik tunanetra

total dan karakteristik tunanetra kurang lihat atau low vision.

1. Karakteristik tunanetra total adalah sebagai berikut :

a) Rasa curiga pada orang lain

b) Perasaan mudah tersinggung

c) Ketergantungan yang berlebihan

d) Rasa rendah diri

2. Karakteristik tunanerta kurang lihat atau low vision adalah sebagai berikut:

a) Selalu mencoba melihat suatu benda dengan memfokuskan pada titik-

titik benda.

b) Menanggapi rangsangan cahaya yang datang padanya.

c) Bergerak dengan rasa percaya diri baik dirumah atau disekolah.

d) Merespon warna

e. Dampak Ketunanetraan

Seberapa jauh dampak kehilangan atau kelainan penglihatan terhadap

kemampuan seseorang tergantung pada banyak faktor misalnya kapan

(sebelum atau sesudah lahir, masa balita atau sesudah lima tahun) terjadinya

kelainan, berat ringannya kelainan, jenis kelainan, dan lain-lain. Seseorang

yang kehilangan penglihatan sebelum lahir sering sampai usia lima tahun

pengalaman visualnya sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Sedangkan yang kehilangan penglihatan setelah usia lima tahun atau lebih

dewasa biasanya masih memiliki pengalaman visual yang lebih baik tetapi

memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penerimaan diri.

Hadi (2005: 59-65) mengemukakan ketunanetraan pada seseorang

menyebabkan munculnya berbagai masalah yang harus diterima dan sekaligus

dihadapi oleh tunanetra, masalah tersebut misalnya:

1) Munculnya hambatan (handicap atau kendala atau anca).

2) Terjadinya blindism (adatan).

3) Keterbatasan dalam segi fungsi kognitif.

4) Keterbatasan gerak dan Orientasi Mobilitas.

5) Keterbatasan interaksi dengan lingkungan

Somantri (2006:87) mengemukakan bahwa:

Anak tunanetra cenderung memiliki berbagai masalah baik yang

berhubungan dengan masalah pendidikan, sosial, emosi, kesehatan,

pengisian waktu luang, maupun pekerjaan. Semua permasalahan tersebut

perlu diantisipasi dengan memberikan layanan pendidikan, arahan,

bimbingan, latihan, dan kesempatan yang luas bagi anak tunanetra sehingga

permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam berbagai aspek

tersebut dapat ditanggulangi sedini mungkin.

Menurut Effendi (2006:37) Dengan terganggunya salah satu atau lebih

alat inderanya (penglihatan, pendengaran, pengecap, pembau, maupun

peraba), niscaya akan berpengaruh terhadap indera-indera yang lain. Pada

gilirannya akan membawa konsekuensi terhadap kemampuan dirinya

berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari

kehilangan penglihatan akan berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan anak tunanetra pada beberapa bidang yaitu: emosi, psikologis,

sosial, kognitif, pendidikan serta sikap penerimaan masyarakat terhadap

tunanetra

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjuk oleh nilai tes yang

diberikan oleh guru. Winkel (2002:122) mengatakan bahwa, “prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Menurut Sukmadinata (2004: 103-104) ialah Prestasi belajar (achievement)

merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial dimiliki seseorang.

Prestasi belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam

bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun motorik.

Menurut Tirtonagoro (2001: 43) bahwa: “Prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk

simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001: 70) yang dimaksud

pretasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditentukan dengan nilai tes atau

angka yang diberikan oleh guru”.

Sedangkan prestasi belajar menurut Maslow dalam Sudjana, (2007: 22)

bahwa :

Prestasi belajar suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah

kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing

kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan

jenis tertentu pula manusia berada di bangku sekolah.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dengan kerja keras, ulet tekun,

sehingga bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan hasrat ingin tahu

siswa. Berdasarkan pendapat tersebut jelaslah bahwa prestasi belajar

merupakan hasil siswa setelah melakukan suatu proses pembelajaran.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Sedangka prestasi belajar IPS adalah hasil setelah melakukan suatu proses

belajar IPS.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010 : 19-28) secara umum

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan atas dua kategori,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling

mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas

prestasi belajar.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi prestasi belajar individu. Faktor-faktor

internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

1) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua

macam.

a) Keadaan fisik jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi

aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar

akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar

individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya prestasi belajar yang maksimal.

b) Keadaan fungsi jasmani, selama proses belajar mengajar

berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat

mempengaruhi prestasi belajar, terutama pancaindra. Pancaindra

yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar

dengan baik pula. Dalam proses belajar pancaindra mempunyai

pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap

oleh manusia sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.

Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar

adalah mata dan telinga.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi,

minat, sikap, dan bakat.

a) Kecerdasan

pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-

fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan

bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-

organ tubuh yang lain. Kecerdasan merupakan faktor psikologi

yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu

menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat

inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu

tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah

tingkat inteligensi seorang individu, semakin sulit individu itu

mencapai kesuksesan belajar.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan

kegiatan belajar siswa. Motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Intrinsik

Semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan

memberi dorongan untuk melakukan sesuatu.

2) Motivasi Ekstrinsik

Faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi

pengaruh terhadap kemampuan untuk belajar.

Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar siswa menjadi

bagian yang amat penting, dalam rangka mencapai hasil belajar

yang maksimal.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c) Minat

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya

dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh

terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang tidak memiliki minat

untuk belajar, ia tidak akan bersemangat atau bahkan tidak mau

belajar.

d) Bakat

Kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang

diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat

seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka

bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga

kemungkinan besar ia akan berhasil.

Menurut http://sinartombs.com.(2009) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar.

b. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnya di luar siswa. Faktor-faktor eksternal meliputi:

1) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat.

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan

terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah

satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk

belajar.

2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, karena

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar lebih

giat.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak

sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Karena lingkungan

masyarakat dapat membentuk kepribadian anak, karena dalam

pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya

dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya

3. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial sepaerti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, dan budaya. Menurut Soemantri, (2001: 34). Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan

politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,

pendidikan dan agama. Sedangkan menurut Haryanto (2006: 6) bahwa Imu

Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta

menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai

aspek kehidupan secara terpadu.

Menurut Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah

perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia

merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi,

antropologi budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan

ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan

materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. Menurut S.

Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi

atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS

merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran

manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,

ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Menurut Tim

IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang

berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar

dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan

bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian

disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah.

massofa.wordpress.com. Pengertia ruang lingkup dan tujuan IPS.

Menurut Somantri, (2006 : 103) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan

adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk

tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila.

Berdasarkan dari batasan-batasan pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa IPS adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan peran

manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,

ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Yang

disederhanakan agar mudah dipelajari dan dipahami.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang membahas manusia dan

lingkungannya dan melalui pengajaran IPS diperlukan banyak informasi

tentang pengalaman manusia dari manusia dari zaman dahulu sampai

sekarang.

Menurut Sumaatmadja (1980: 48) dalam http://www.fkip. unej.ac.id.

mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

1. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang

terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat.

3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan

sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta

berbagai keahlian.

4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari

kehidupan integralnya.

5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,

perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu dan teknologi.

Menurut KTSP 2006 mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan

sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global.

http://www.shirocoo.co.cc. Latar belakang dan tujuan IPS.

Oleh karena itu tujuan mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analitis terhadap

kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis. Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS

adalah untuk membekali para peserta didik didalam mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analitis terhadap kondisi sosial

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis sehingga

dapat menjadi warganegara yang baik.

c. Pembelajaran IPS di SD

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi material, faslitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ilmu pengetahuan Sosial

adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya

didasakan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan

tata Negara, IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua bahan kajian pokok :

pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup

antropoloti, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata Negara. Bahan kajian

sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau

hingga masa kini. (Dik Das Men,1999 : 14).

Pembelajaran IPS di SD tidak bersifat keilmuan tetapi bersifat

pengetahuan dimana bahan yang diajarkan pada siswa bukan teori-teori sosial

atau ilmu sosial melainkan hal praktis yang berguna bagi dirinya dan

lingkungannya. Yang paling utama kita menitikberatkan pembelajaran IPS

pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa

tujuan pendidikan IPS di SD adalah agar siswa mampu mengembangkan

pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau

dan masa sekarang. Istianti, dkk, (2005 : 55). Menurut Effendi (2009:6) bahwa

pembelajaran IPS disekolah dasar ditunjukkan pada: ”pengembangan

pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa dengan fokus

pembelajarannya dalam hal pengembangan potensi, keberanian, keberadaan

siswa dalam berinteraksi dalam lingkungan serta memahami diri dan

lingkungan sosialnya”.

Pendidikan IPS di SD menuntut proses pembelajaran yang dapat

membuat siswa aktif terlibat di dalamnya. Oleh karena itu dalam proses

pembelajaran diperlukan sebuah pendekatan yang dapat merangsang siswa

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

untuk aktif. Pendekatan kontruktivisme merupakan salah satu dari pendekatan

yang dapat mendukung kegiata tersebut.

4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPS

Dari batasan-batasan yang telah dikemukakan penulis menyimpulkan,

prestasi belajar adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam prose belajar

mengajar, dan tingkat kemanusiaan tersebut diperoleh dari hasil pengukuran yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat.

Penulis menyimpulkan berdasarkan batasan-batasan yang telah

diutarakan, IPS adalah mata pelajaran yang di dalamnya mengkaji peristiwa fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan soial yang bahannya

digunakan pada kajian sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan

budaya.

Dengan melihat kesimpulan di atas prestasi belajar IPS adalah tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai

informasi-informasi yang berupa fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan

dengan kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.

5. Tinjauan Tentang Pembelajaran Konstruktivisme

a. Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran

konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit dan hasilnya diperluas melalui proses berpikirnya.

Menurut Pieget, “manusia memiliki struktur pengetahuan dalam

otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing mempunyai makna

yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi seseorang akan dimaknai

berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang

berbeda. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak-kotak atau

struktur pengetahuan dalam otak manusia Nurhadi, (2004: 118).

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar

adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Menurut Elliot,

dalam Baharuddin dan Wahyuni. (2010) Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta belajar adalah proses yang melibatkan dua elemen penting.

Pertama, belajar merupakan proses secara bioloogi sebagai proses dasar.

Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan

esensinya berkaitan dengan lingkungan social budaya.

Adapun ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme berkaitan dengan

peserta didik dan lingkungan belajar adalah berikut:

a) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan tujuan.

b) Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa.

c) Pengetahuan bukan sesuatu datang dari luar melainkan dikonstruksi secara

personal.

d) Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan

pengaturan atau pengelolaan situasi kelas.

e) Kurikulum bukan sekedar untuk dipelajari, melainkan seperangkat

pembelajaran, materi dan sumber.

Menurut Tasker seperti yg dikutip oleh Iskandar (2009: 104) dalam buku

Penelitian Tindakan Kelas, menegaskan tiga penekanan dalam teori belajar,

yakni (a) Peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara

bermakna; (b) Pentingnya membuat koneksi antara gagasan dalam

pengkonstruksian secara bermakna; (c) Mengaitkan antara gagasan dengan

informasi baru yang diterima.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan.

Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan

pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap

hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan.

Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri

dalam kehidupan kognitif siswa.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme

Pendekatan pembelajaran kontruktivisme memiliki beberapa strategi

dalam proses belajar. Menurut Slavin, (1994:127) dalam Baharuddin dan

Wahyuni (2010 :127) dalam Teori Belajar dan Pembelajaran, tersebut adalah:

1. Top-down processing. Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa belajar

dimulai dari masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian

menghasilkan atau menemukan ketrampilan yang dibutuhkan. Misalnya,

siswa diminta untuk menulis kalimat-kalimat, kemudian dia belajar untuk

membaca, belajar tentang tatabahasa kalimat-kalimat tersebut, dan

kemudian bagaimana menulis titik dan komanya, belajar dengan

pendekatan top-down processing ini berbeda dengan pendekatan belajar

bottom-up processing yang tradisional dimana keterampilan dibangun

secara perlahan-lahan melalui keterampilan yang lebih kompleks.

2. Cooperative learning. Yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar,

dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara (komprehensif)

konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya dengan siswa

yang lain tentang problem yang di hadapi. Dalam strategi cooperative

learning, siswa belajar dalam pasangan-pasangan atau kelompok untuk

saling membantu memecahkan problem yang dihadapi. Cooperative

learning ini lebih menekankan pada lingkungan sosial belajar dan

menjadikan kelompok belajar sebagai tempat untuk mendapatkan

pengetahuan, dan menantang pengetahuan yang dimiliki individu. Inilah

kunci dari konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh Pieget dan

Vygotsky.

3. Generative learning. Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang

aktif antara materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata.

Sehingga dengan menggunakan pendekatan generative learning

diharapkan siswa menjadi lebih melakukan proses adaptasi ketika

menghadapi stimulus yang baru. Selain itu juga, generative learning ini

mengajarkan sebuah metode yang untuk melakukan kegiatan mental saat

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

belajar, seperti membuat pertanyaan, kesimpulan atau analogi-analogi

terhadap apa yang sedang dipelajari.

Menurut Brooks dan Broks (1990:23) seperti yg dikutip oleh Iskandar

(2009: 104) dalam buku Penelitian Tindakan Kelas, langkah-langkah

pembelajaran konstruktivistik sebagai berikut:

a) Pembelajaran disajikan secara utuh menuju bagian-bagian yang

penekanannya pada konsep-konsep besar (big consepts).

b) Menggali pertanyaan siswa dengan dihargai.

c) Aktivitas pembelajaran dititik beratkan pada sumber data utama dan

manipulasi bahan-bahan atau alat peraga.

d) Siswa di pandang sebagai pemikir dengan memunculkan permasalahan.

e) Guru secara umumnya tertindak dengan interaktif, dan mediator

lingkungan bagi siswa.

f) Guru menggalikonsepsi siswa, sehingga memahami sajian konsepsi siswa

untuk penggunaan dalam pembelajaran berikutnya.

g) Penilaian hasil belajar siswa terkait dengan pembelajaran dan terjadi

melalui pengamatan guru terhadap pekerjaan dan penampilan siswa serta

portofolio.

c. Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran IPS di SD pendekatan konstuktivistik dapat

dilakukan pada semua topik dan pokok bahasan. Namun demikian, ketika guru

menggunakan pendekatan ini, mereka dapat membahas dan mengkaji topik

yang dimunculkan oleh guru dan siswa saat kegiatan belajar berlangsung.

Artinya, materi yang dibahas di kelas tidak harus selalu sama dengan apa yang

telah direncanakan guru dalam renpel (rencana pelajaran) atau program-

program lainnya yang telah disusun sebelumnya.

Menurut Horsley (1990:95) seperti yg dikutip oleh Iskandar, (2009:

105) dalam buku Penelitian Tindakan Kelas implementasi teori

konstruktivisme dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a) Tahap apersepsi, ini berguna untuk mengungkapkan konsep awal siswa

dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

b) Tahap eksplorasi.

c) Tahap diskusi dan penjelasan konsep.

d) Tahap pengembangan dan aplikasi konsep.

Penerapan pembelajaran konstruktivistik di kelas. Guru memberikan

tugas kepada siswa untuk membaca dan merangkum materi yang berhubungan

dengan arti proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan dan hasilnya nanti untuk diceritakan secara individu. Guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk menceritakan hasil rangkuman

secara individu, setelah siswa menceritakan hasil rangkuman secara individu,

supaya siswa ingat terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan dapat

bertahan lama dan siswa lebih memahami materi, guru melaksanakan kegiatan

tanya jawab dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk

menanyakan segala sesuatu yang belum jelas dan guru memberikan

penjelasan arti proklamasi kemerdekaan dan pejuangan mempertahankan

kemerdekaan, setelah itu guru melakukan tes.

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DISD/

BBM. Menyatakan bahwa menurut Brook and Brook (1999) pendekatan

konstruktivistik mengharuskan guru-guru IPS untuk melakukan hal-hal

berikut ini:

1. Mendorong dan menerima otonomi dan inisiatif siswa dalam

mengembangkan materi pembelajaran.

2. Menggunakan data mentah dan sumber utama (primary resources),

untuk dikembangkan dan didiskusikan bersama-sama dengan siswa di

kelas.

3. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengembangkan klasifisikasi,

analisis, melakukan prediksi terhadap peristiwa yang terjadi dalam

kehidupan sehari- hari, dan menciptakan konsep-konsep baru

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4. Bersifat fleksibel terhadap response dan interpretasi siswa dalam

masalah-masalah sosial, bersedia mengubah strategi pembelajaran yang

tergantung pada minat siswa, serta mengubah isi pelajaran sesuai dengan

situasi dan kondisi siswa.

5. Memfasilitasi siswa untuk memahami konsep sambil

mengembangkannya melalui dialog dengan siswa.

6. Mengembangkan dialog antara guru dengan siswa dan antara siswa

dengan rekan-rekannya.

7. Menghindari penggunaan alat test untuk mengukur keberhasilan siswa.

Evaluasi bersifat (on going), dilakukan secara komprehensif, dan

pertanyaan yang bersifat terbuka akan mendorong siswa untuk saling

bertanya satu sama lain.

8. Mendorong siswa untuk membuat analisis dan elaborasi terhadap

masalah-masalah kontroversial yang dihadapinya.

9. Memberi peluang kepada siswa untuk berpikir mengenai masalah yang

dihadapi siswa.

10. Memberi peluang kepada siswa untuk membangun jaringan konsep serta

membentuk metaphora.

Dengan pengajaran ini, kualitas pengajaran dapat ditingkatkan, siswa

dipandang sebagai individu yang mandiri yang memiliki potensi belajar dan

pengembang ilmu. Apabila pendekatan itu digunakan maka guru IPS dapat

memandang siswa sebagai rekan belajar dan pengembang ilmu sehingga akan

tercipta hubungan yang kemitraan antara keduanya.

d. Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme terhadap Prestasi Belajar IPS

Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam proses pembentukan konsep

secara utuh, hal tersebut menjadikan siswa mendapat kesulitan belajar, sulit

mengingat, sulit memahami dan akhirnya menjadikan siswa jenuh dan putus

asa dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang ada termasuk Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar

IPS anak tunanetra rendah.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Prestasi belajar IPS adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa

dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang berupa

fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang

didasarkan pada bahan kajian sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik

dan hukum. Kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran IPS merupakan

mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan.

Salah satu usaha untuk mengatasi masalah prestasi belajar IPS anak

tunanetra tersebut yaitu dengan menciptakan suasana senang dan nyaman saat

pembelajaran. Umumnya siswa kurang dapat mempertahankan rasa senang

dalam jangka waktu yang lama saat proses pembelajaran berlangsung, karena

pada umumnya pembelajaran dibawakan dengan metode ceramah yang

dominan yang kemudian hal ini akan memicu rasa bosan pada diri siswa.

Untuk mencapai prestasi belajar IPS yang baik dibutuhkan metode

pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa untuk mengurangi

rasa bosan dalam diri siswa saat pembelajaran.

Metode yang dipilih yaitu pembelajaran konstruktivistik karena metode

ini merupakan metode yang menghadirkan suasana yang nyaman dan

menyenangkan saat pembelajaran dan memacu siswa lebih aktif dan kreatif.

Pendekatan tersebut menekankan pada kegiatan siswa dalam menggali

pengetahuan atau pengalaman sehari-hari yang dibawa dari luar kelas. Dengan

demikian, melalui pendekatan ini para siswa dipandang sebagai memiliki

potensi belajar sekaligus sebagai salah satu sumber belajar yang dapat

dikembangkan dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Adapun juga penelitian

yang relevan yaiu Arsiti (2007) dan Rosilawati (2005).

Arsiti (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pendekatan

Pembelajaran Konstruktivistik sebagai upaya meningkatkan kreativitas,

kemampuan belajar mandiri, dan hasil belajar IPS bagi siswa kelas VII SMP

N 2 Karanglewas, Kabupaten Banyumas. Dari hasil penelitian ini terlihat

bahwa penerapan Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik dapat

meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS. Peningkatan ini

ditunjukkan oleh perbandingan rata-rata hasil belajar yang dicapai antara

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

siklus I (52,97), siklus II (65,58) peningkatan prosentase 7,5 %. Pembelajaran

dengan penerapan Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik mengalami

peningkatan hasil belajar yang sangat baik sesuai dengan indikator

ketercapaian.

Rosilawati (2005) melakukan penelitian yang berjudul penerapan

pembelajaran berbasis konsep melalui pendekatan konstruktivistik untuk

meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran fisika siswa kelas 2 SMPN 3

Lembang. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa penerapan pendekatan

pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar. Hasil

penelitian menunjukan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan

melalui penerapan model pembelajaran berbasis konsep melalui pendekatan

konstruktivisme. Pada siklus pertama persentase jumlah siswa yang aktif

sebesar 69.06% dengan kategori sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti

pembelajaran, meningkat menjadi 74.06% pada siklus kedua dengan kategori

sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, kemudian

meningkat lagi menjadi 84.15% pada siklus 3 dengan kategori pada umumnya

siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dengan penerapan

pendekatan pembelajaran konstruktivistik mengalami peningkatan hasil

belajar yang sangat baik sesuai dengan indikator ketercapaian.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dengan kajian Teori tersebut diatas metode dan pendekatan

yang akan digunakan penulis untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivistik, dalam menciptakan

pembelajaran yang bernuansa konstruktivistik peranan guru dalam memanagemen

pembelajaran sangatlah penting. Untuk itulah guru harus mampu menjadi

fasilitator pembelajaran yang bersifat konstruktivistik dalam proses pembelajaran

dan mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik pendekatan konstruktivistik ini.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Untuk mempermudah pemahaman dari apa yang dilakukan oleh peneliti

pada penelitian tindakan kelas model pembelajaran konstruktivistik, upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivistik dapat digambarkan skema kerangka berfikir seperti pada gambar

di bawah ini.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritik di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan

prestasi belajar IPS anak tunanetra kelas V SLB-A YKAB Surakarta, tahun

pelajaran 2010/2011.

KONDISI

AWAL

KBM tanpa

memakai

pembelajaran

konstruktivistik

Prestasi belajar

IPS siswa kelas V

SLB-A YKAB

Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011

rendah

TINDAKAN

KBM

menerapkan

pembelajaran

konstruktivistik

KONDISI

AHKIR

Prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa

kelas V

SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran

2010/2011 meningkat

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB/A Surakarta yang beralamat di Jalan

Hos Cokroaminoto No.43 Surakarta. Sekolah ini sekarang dipimpin oleh Drs.

Bambang Supriyadi yang bertindak sebagai Kepala Sekolah dan ada 24 tenaga

pendidik. Sekolah ini di bangun diatas area seluas 2.225 m². sekolah ini memiliki

ruang kelas yang digunakan untuk preses belajar mengajar, SDLB terdiri dari 6

ruang kelas, kelas I, kelasII, kelas III, kelas IV, kelas V, kelas VI. SMPLB terdiri

5 ruang kelas, kelas VII, ruang kelas VIII, ruang kelas, IX, dan 2 ruang kelas

ketrampilan. Penelitian ini dilaksanakan di tingkat sekolah dasar kelas V anak

tunanetra.

Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena

pertama data yang dibutuhkan untuk penelitian ini berada di SLB/A Surakarta

Kedua, karena peneliti bertujuan meneliti tentang peningkatan prestasi belajar

mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran konstruktivistik di SLB/A

Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Rincian

Waktu kegiatan

Bulan

April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Judul

2. Penyusunal Proposal

3. Konsultasi bab 1,2,3

4. Perijinan

5. Pembuatan Instrumen

6. Pelaksanaan Penelitian

7. Anaklisis data

8. Penyusunan laporan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini sejumlah siswa Tunanetra kelas V

SLB-A YKAB Surakarta, Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun jumlah siswa

kelas V terdapat 2 orang siswa, terdiri laki-laki 1 siswa dan perempuan 1 siswa.

C. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan data. Adapun data yang

peneliti kumpulkan berupa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS data

kondisi awal, data nilai siklus I dan II dan nilai keaktifan hasil pengamatan

dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik. Sumberdatanya

adalah siswa kelas V SLB/A Surakarta.

D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

tes dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Tes

a. Pengertian Tes

Menurut Budiyono (2000:54) Tes adalah cara pengumpulan data yang

menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada

subyek peneliti. Menurut Suryabrata (1999:22) adalah pertanyaan-pertanyaan

yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang

berdasar atas bagaimana teste menjawab pertannyaan-pertanyaan atau

melakukan perintah-perintah peneliti atau tester mengambil kesimpulan

dengan cara membandingkan dengan standar atau teste yang lain. Dari

beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksut

dengan tes adalah sejumlah pertannyaan atau perintah yang diberikan kepada

seseorang atau teste yang hasilnya dapat dipakai sebagai tolak ukur.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Jenis-jenis Tes

Menurut Arikunto (1998 : 139) jenis-jenis tes dapat dibedakan

menjadi:

1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk

mengungkapakan kepribadian seseorang.

2) Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

atau mengetahui bakat seseorang.

3) Tes intelegensi atau intelligensi test, yaitu yang digunakan untuk

mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap intelektual seseorang

dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur

intelegensinya.

4) Tes sikap atau attitude test yaitu alat yang digunakan untuk

mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

5) Tehnik proyeksi atau projective technique, yaitu metode tetesan tinta

yang diciptakan Rorschach dan disebut Rorschach inkblot technique.

6) Tes minat atau measures of interest yaitu alat yang digunakan untuk

menggali minat seseorang terhadap sesuatu.

7) Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk

mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes

prestasi diberikan setelah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal

sesuai dengan yang akan diteskan.

Jenis-jenis Tes berdasar pelaksanaannya dalam praktek test terbagi

atas:

1. Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir

pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini

digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

2. Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan

dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan

untuk aspek kognitif peserta didik.

3. Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan

pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/

keterampilan peserta didik

www.abdulrahmansaleh.com/Langkah-langkah-penyusunan-tes.html

c. Tes yang digunakan.

1. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Shalahuddin

(1990:29) bahwa tes tertulis bentuk pilihan ganda mempunyai

kelebihan dan kelemahan , yaitu :

a. Kelebihan

1) Hanya memungkinkan satu jawaban yang benar. Hal ini akan

menumbulkan sifat obyektif.

2) Tes obyektif sangat mudah dikoreksi.

3) Hasil penerapan tes obyektif dapat dikoreksi secara cepat

dengan hasil yang dapat dipercaya.

b. Kelemahannya :

1) Menbutuhkan waktu yang relatif lama.

2) Adanya kecenderungan guru yang hanya menekankan

perhatiannya pada pokok bahasan tertentu sehingga tes tidak

bersifat komprehensif.

3) Memungkinkan siswa melakukan untung-untungan dalam

menjawab.

4) Pengdandaan tes obyektif memerlukan waktu yang lama.

c. Sedangkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi

kelemahan tes obyektif yaitu :

1) dalam penyusunan butir-butir soal tes obyektif hendaknya

mendasarkan diri pada tabel spesifikasi yang telah dipersiapkan

sebelumnya, sehingga tidak berpusat pada pokok bahasan saja.

2) Kesulitan menyusun tes obyektif dapat dilakukan dengan

banyak berlatih, mempelajari tes obyektif yang disusun orang

lain yang baik.

2. Cara Memberi Penilaian Tes.

Tes yang diberikan tertulis dan adapun jumlah soalnya 20 soal objektif

yaitu dengan soal pilihan ganda. Tes disusun menggunakan validitas isi yaitu

menyusun tes yang bersumber dari kurikulum, mengkaji buku sumber dan

dimintakan bantuan ahli bidang studi. Untuk scoring penilaian sebagai berikut:

a. Setiap pilihan ganda bernilai 1 (satu) dengan jawaban benar, jika tidak

menjawab atau menjawab salah tidak dihitung sehingga bernilai 0 (nol)

Skor :

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Jumlah soal pilihan ganda 20 x 1 = 20

Jumlah 20

Cara penilaian menurut Slameto (2001:56) dengan menggunakan rumus

tanpa denda : N = B x 5

N = Nilai

B = jumlah soal yang dijawab benar

Jawaban kosong tidak diperhitungkan

Kriteria Penilaian :

Benar 18 – 20 = A (istimewa)

Benar 15 – 17 = B (baik)

Benar 12 – 14 = C (cukup)

Benar 9 – 11 = D (kurang)

Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)

Tabel 2. Penilaian tingkat penguasaan materi

No Tingkat Penguasaan Nilai Akhir

1. 90% ke atas A

2. 75% - 89% B

3. 60% - 74% C

4. 55% - 59% D

5. Kurang dari 55% E

No Jenis evaluasi Jumlah soal Bobot dalam % Bobot tiap soal

1. Pilihan ganda 20 100 1

Total 20 100

3. Dokumentasi

a. Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode penelitian ilmiah yang menggunakan

dokumen-dokumen sebagai bahan acuan untuk kepentingan penelitian.

Dokumentasi menurut Guba dan Lincoln dalam Moeleng (2007:217) ialah

setiap bahan tertulis atau film. Sedangkan Arikunto (2002: 135)

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

mengatakan “Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-

peraturan, dengan catatan harian, serta dokumen. Dokumen dibagi menjadi

dokumen pribadi dan dokumen resmi.

b. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Lembar soal tes.

3. Foto-foto pembelajaran.

E. Uji Validitas Data

Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi. Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan

akan dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga data

validitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar

yang kuat dalam menarik kesimpulan.

Menurut Moleong (2007:84) penelitian yang menggunakan teknik

triangulasi dalam pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan atau

mengecek ulang derajad kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda.

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data sebagai berikut:

wawancara, dokumentasi, dan tes.

F. Analisis Data

Setelah data yang diperlukan diperoleh, langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis data. Suwandi (2008:70) mengemukakan bahwa, ”Teknik

analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil di

kumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistic deskriptif

komparatif) dan teknik analisis kritis”.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Teknik statistic deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,

yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil

sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus. Teknik analisis kritis

mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa

dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan criteria normative yang

diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis

tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap

berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian tentang peningkatan

prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui

penerapan model pembelajaran konstruktivistik bagi peserta didik kelas V di

SLB-A YKAB Surakarta, tahun pelajaran 2010/2011.

Untuk mengetahui keberhasilan apabila siswa telah diadakan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik perolehan nilai

meningkat dari sebelumnya baik nilai individu siswa maupun rata-rata kelas.

Dengan harapan kemampuan prestasi belajar siswa akan meningkat dan mendapat

nilai yang paling rendah yaitu 60.

H. Prosedur Penelitian

Secara umum, langkah-langkah operasionl yang akan dilakukan peneliti

dalam Prosedur Penelitian Tindakan Kerja (PTK) meliputi tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, tahap refleksi .

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Oleh karena itu,

rancangan tindakan pada masing-masing siklus I, seperti di bawah ini :

a. Perencanaan

Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai

berikut :

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1) Menetapkan waktu pelaksanaan.

2) Menyiapkan instrument pembelajaran hubungannya dengan Menghargai

perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankan

kemerdekaan.

b. Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :

1) Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan

Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan

mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivistik.

2) Alokasi waktu 10 x 30 menit.

c. Pengamatan

Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivistik.

d. Refleksi

Melakukan solusi terhadap temuan – temuan selama pelaksanaan tindakan

siklus I kemudian direfleksi pada siklus II.

Siklus II

a. Pelaksanaan

Merencanakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran atas dasar temuan di

siklus sebelumnya (siklus I)

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan

model pembelajaran konstruktivistik.

c. Pengamatan

Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivistik.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. Refleksi

Melakukan solusi terhadap temuan – temuan selama pelaksanaan tindakan

pada siklus II untuk kemudian direfleksikan pada pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan Menghargai perjuangan bangsa

Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan.

Peneliti menyimpulkan tidak melanjutkan pada siklus 3 karena dilihat

dari karakteristik dan kemampuan siswa dalam menerima pelajaran, Setelah

dilakukan siklus 1 dan siklus 2, dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivistik yang baik dan benar, siswa mengalami peningkatan prestasi

belajar.

Model penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Skema 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

( Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto. 2008:97 )

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Kondisi awal siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta yang akan

dideskripsikan adalah jumlah siswa ada 2 orang pada kemampuan prestasi belajar

dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada materi ”Mendiskripsikan

peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan”. Dari hasil tes dan dokumen yang berupa nilai kondisi awal untuk

mata pelajaran IPS. Terlihat bahwa siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta

mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan.

Penelitian yang dilakukan menggunakan nilai kondisi awal sebelum

tindakan dilakukan dan nilai ini yang digunakan sebagai nilai acuan pada saat

memberikan treatment. Berikut ini data nilai kondisi awal mata pelajaran IPS

siswa kelas V mendeskripsikan perjuangan mempertahankan kemerdekaan tahun

ajaran 2010/2011.

Tabel 3.

Prestasi Belajar IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada kondisi awal.

No Inisial siswa Butir soal yang benar Nilai Keterangan

1. W 11 55 Belum tuntas

2. D 10 50 Belum tuntas

Jumlah 21 105

Rata-Rata Kelas 10,5 52,5

Ketuntasan Klasikal 100% Belum tuntas

Nilai dalam tabel di atas. Tersebut diperoleh dari hasil ulangan kondisi awal yang

dilaksanakan guru bersama peneliti. Soal dibicarakan oleh guru berjumlah 20 soal.

Dalam soal tersebut telah dibagi-bagi. Masing-masing soal mewakili pokok

bahasan mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Dari tabel diatas dapat dijelaskan,

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

siswa hanya mampu menjawab dengan benar paling tinggi 11 dari 20 soal yang

diberikan guru.

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan siswa

terhadap materi masih kurang. Hal ini dapat diketahui melalui hasil item yang

benar dijawab siswa paling tinggi 55,00 diperoleh satu siswa dan item terendah

yang dijawab siswa 50,00 oleh satu siswa. Hasil rata-rata porsentase penguasaan

siswa terhadap materi yaitu mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebesar 52,50

termasuk kategori sangat kurang.

Prestasi belajar IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada kondisi

awal dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

0

10

20

30

40

50

60

W D

Prestasi Awal

Grafik 1. Prestasi Belajar IPS Awal Siswa Kelas V SLB-A YKAB

Surakarta

Berdasarkan diskripsi kondisi awal prestasi belajar IPS materi

mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan

mempertahankan kemerdekaan yang masih rendah, saat mengikuti pelajaran IPS

siswa kurang peduli dan tidak memperhatikan pelajaran. Guru lebih sering

menggunakan metode ceramah, keadaan ini membuat siswa kurang berminat

dalam pelajaran IPS. Ketidakminatan siswa dalam pelajaran IPS dapat diketahui

dari aktivitas siswa yang kurang merespon pembelajaran dari guru, kurang

memperhatikan penjelasan guru, dan tidak aktif untuk bertanya. Siswa cenderung

pasif, siswa hanya menjawab apa yang ditanyakan guru. Selain itu, berdasarkan

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

hasil prestasi belajar siswa untuk pelajaran IPS termasuk rendah. Hal ini dapat

diketahui dari rata-rata nilai siswa hanya 52,50.

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat diketahui bahwa siswa kurang

antusias dalam pelajaran IPS dipengaruhi oleh kemampuam guru dalam

menentukan metode untuk pelajaran IPS, sehingga pelajaran IPS materi

mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan

mempertahankan kemerdekaan masih rendah. Maka peneliti dan guru berusaha

melakukan inovasi pembelajaran agar prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan

peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan dapat ditingkatkan. Inisiatif yang diambil peneliti serta didukung

guru kelas dan kepala sekolah, dilakukan inovasi pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran konstruktivistik dengan tujuan meningkatkan

prestasi belajar IPS materi perjuangan mempertahankan Kemerdekaan.

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan, refleksi.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-

kegiatan :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran IPS

perjuangan mempertahankan kemerdekaan siklus I ini dirancang dengan 2

kali pertemuan. Alokasi waktu pertemuan adalah 2 x 35 menit setiap

pertemuan. RPP mencakup kompetensi dasar, materi pokok, indikator,

skenario pembelajaran, media /sumber belajar, dan sistem penilaian.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

biasa digunakan setiap hari. Kursi tidak didesain secara khusus, untuk

pelaksanaan pembelajaran kursi diatur sedemikian rupa (berjajar

kebelakang) satu meja untuk satu siswa sehingga guru dapat

menyampaikan materi pembelajaran dengan nyaman, disini guru tidak

selalu didepan kelas saja melainkan juga keliling kelas sesuai dengan

kondisi siswa. (2) Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, diawali dengan informasi atau

pengarahan kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami model

pembelajaran konstruktivistik. Pada kesempatan tersebut, guru menjelaskan

standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam pelajaran IPS serta

memberikan pertanyaan pancingan dan memberikan kesempatan seluas-

luasnya untuk menanyakan segala sesuatu yang mengarah ke pelajaran,

kegiatan ini menggunakan waktu selama 10 menit.

Kegiatan berikut, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca

dan merangkum materi yang berhubungan dengan arti proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan hasilnya

nanti untuk diceritakan secara individu. Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk menceritakan hasil rangkuman secara individu, setelah siswa

menceritakan hasil rangkuman secara individu, supaya siswa ingat terhadap

materi pelajaran yang telah disampaikan dapat bertahan lama dan siswa lebih

memahami materi, Guru melaksanakan kegiatan tanya jawab dan memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menanyakan segala sesuatu

yang belum jelas dan peneliti memberikan penjelasan arti proklamasi

kemerdekaan dan pejuangan mempertahankan kemerdekaan, setelah itu

peneliti melakukan tes. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini

adalah 50 menit.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Pembelajaran siklus I diakhiri dengan refleksi yakni merenungkan apa

saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.

Sebelum mengakhiri pertemuan.

Hasil belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model

pembelajaran konstruktivistik pada Siklus I disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.

Nilai IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada Siklus I.

No Inisial siswa Butir soal yang benar Nilai Keterangan

1. W 14 70 Sudah tuntas

2. D 11 55 Belum tuntas

Jumlah 25 125

Rata-Rata Kelas 12,5 62,5

Ketuntasan Klasikal Belum tuntas

Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

0

10

20

30

40

50

60

70

W D

Siklus I

Grafik 2. Prestasi Belajar IPS Siklus I Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta

c. Pengamatan

Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat

pada saat peneliti memberikan penjelasan dengan menerapkan model

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pembelajaran konstruktivistik, tidak semua siswa memperhatikan, masih

terdapat siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran dari peneliti. Hal ini

terjadi karena siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang

tersedia sehingga mereka kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

Pada saat melakukan pengamatan, masih terlihat siswa yang kurang siap

dalam pelajaran. Masih ada di antara mereka yang hanya menulis beberapa

kalimat saja pada saat peneliti memberikan tugas membaca dan merangkum

materi untuk di ceritakan, siswa juga masih pasif dalam bertanya, belum

banyak memberikan komentar terhadap materi yang dibahas. Disebabkan

karena siswa belum terbiasa bercerita didepan kelas dan tanya jawab dalam

diskusi kelas. Siswa belum terbiasa mengeluarkan pendapat terhadap teman-

temannya.

Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru kelas, peran peneliti untuk

membangkitkan semangat siswa masih kurang. Peneliti kurang mengarahkan

siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Selama mendampingi siswa

belajar, peneliti kurang maksimal dalam menampilkan model pembelajaran

konstruktivistik, karena guru kelas sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran

metode ceramah.

Tabel 5

Lembar pengamatan keaktifan siswa siklus I

No Aspek yang dinilai W D 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Memperhatikan Penjelasan guru v v

2. Mencatat materi penting v v

3. Menjawab pertanyaan v v

4. Berdiskusi dengan teman v v

5. Berani mengutarakan hasil belajarnya v v

6. Mengajukan pertanyaan dengan guru v v

Jumlah 13 12

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

0

2

4

6

8

10

12

14

W D

Siklus I

Grafik 3. Keaktifan Siklus I Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa siswa

belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Untuk menindaklanjutinya,

pembelajaran siklus II perlu ditekankan pada siswa pentingnya pemanfaatan

waktu.

Kurang bersemangatnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

meningkatkan prestasi belajar IPS dan jarangnya tanya jawab dilakukan antara

siswa dengan siswa dan bertanya pada peneliti disebabkan oleh

kekurangpahaman siswa akan pentingnya model pembelajaran konstruktivistik

untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di

sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan sehingga masih ada siswa yang menghadapi kesulitan ketika

merangkum dan bercerita. Oleh sebab itu, pada pembelajaran siklus II perlu

ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri dan memperhatikan

model pembelajaran konstruktivistik.

Perlu ditingkatkan keaktifan siswa dalam bertanya kepada peneliti.

Siswa perlu dibangkitkan semangatnya sehingga penerapan model

pembelajaran konstruktivistik yang dilaksanakan peneliti bermanfaat untuk

menyempurnakan pemahaman terhadap peningkatan prestasi belajar IPS

materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Siswa masih perlu dibimbing dan

diarahkan karena aktivitas untuk bertanya masih kurang.

2. Deskripsi Siklus II

Pembelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar

proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan siswa

kelas V SLB-A YKAB Surakarta. Pada siklus II masih ditunjukkan pada

pemahaman siswa terhadap model pembelajaran konstruktivistik. Pelaksanaan

dirancang sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-

kegiatan :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran IPS

perjuangan mempertahankan kemerdekaan siklus II ini dirancang dengan 2

kali pertemuan. Alokasi waktu pertemuan adalah 2 x 35 menit setiap

pertemuan. RPP mencakup kompetensi dasar, materi pokok, indikator,

skenario pembelajaran, media /sumber belajar, dan sistem penilaian.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang

biasa digunakan setiap hari. Kursi tidak didesain secara khusus, untuk

pelaksanaan pembelajaran kursi diatur sedemikian rupa (berjajar

kebelakang) satu meja untuk satu siswa sehingga peneliti dapat

menyampaikan materi pembelajaran dengan nyaman, disini peneliti tidak

selalu didepan kelas saja melainkan juga keliling kelas sesuai dengan

kondisi siswa. (2) Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II, diawali dengan informasi atau

pengarahan kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami model

pembelajaran konstruktivistik. Pada kesempatan tersebut, peneliti menjelaskan

kembali tentang standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam

pelajaran IPS serta memberikan pertanyaan pancingan dan memberikan

kesempatan seluas-luasnya untuk menanyakan segala sesuatu yang mengarah

ke pelajaran, kegiatan ini menggunakan waktu selama 10 menit.

Kegiatan berikut, Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca

dan merangkum materi yang berhubungan dengan arti proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan hasilnya

nanti untuk diceritakan secara individu. Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk menceritakan hasil rangkuman secara individu, setelah siswa

menceritakan hasil rangkuman secara individu, supaya siswa ingat terhadap

materi pelajaran yang telah disampaikan dapat bertahan lama dan siswa lebih

memahami materi, Guru melaksanakan kegiatan tanya jawab dan memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menanyakan segala sesuatu

yang belum jelas dan peneliti memberikan penjelasan kembali tentang arti

proklamasi kemerdekaan dan pejuangan mempertahankan kemerdekaan,

setelah itu Guru melakukan tes. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan

ini adalah 50 menit.

Pembelajaran siklus II diakhiri dengan refleksi yakni merenungkan apa

saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.

Sebelum mengakhiri pertemuan.

Hasil belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model

pembelajaran konstruktivistik pada Siklus II disajikan dalam tabel berikut.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 6.

Nilai IPS siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta pada Siklus II.

No Inisial siswa Butir soal yang benar Nilai Keterangan

1. W 16 80 Sudah tuntas

2. D 15 75 Sudah tuntas

Jumlah 31 155

Rata-Rata Kelas 15,5 77,5

Ketuntasan Klasikal 100% Sudah tuntas

Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

0

10

2030

40

50

6070

80

W D

Siklus II

Grafik 4. Prestasi Belajar IPS Siklus II Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta

c. Pengamatan

Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat

pada saat peneliti memberikan penjelasan dengan menerapkan model

pembelajaran konstruktivistik, semua siswa memperhatikan pembelajaran dari

peneliti.

Siswa serius untuk membaca dan mencatat hal-hal yang penting yang

digunakan sebagai bahan cerita. Peneliti memberikan kesempatan kepada

siswa untuk maju kedepan kelas. Siswa sudah mulai menunjukkan

keaktifannya, hal ini terlihat dari siswa yang mulai menunjukkan

keberaniannya untuk bercerita secara sukarela. Siswa dan peneliti menyimak

dan mengomentari hasil cerita. Kemudian peneliti memberikan kesempatan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti siswa,

peneliti memberikan tepuk tangan dan pujian kepada siswa yang maju. Siswa

sudah dapat memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang tersedia

sehingga waktu dimanfaatkan siswa sebaik mungkin.

Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru kelas, peran peneliti untuk

membangkitkan semangat siswa sudah baik. Dalam mendampingi siswa

belajar, peneliti menerapkan model pembelajaran konstruktivistik sesuai

dengan sekenario pembelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di

sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan, karena peneliti sudah mulai terbiasa dengan model

pembelajaran konstruktivistik, yang segala sesuatunya melibatkan siswa

dalam interaksi pembelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar

proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Tabel 7.

Lembar pengamatan Aktivitas siswa siklus II

No Aspek yang dinilai W D 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Memperhatikan Penjelasan guru v v

2. Mencatat materi penting v v

3. Menjawab pertanyaan v v

4. Berdiskusi dengan teman v v

5. Berani mengutarakan hasil belajarnya v v

6. Mengajukan pertanyaan dengan guru v v

Jumlah 20 19

Data dalam tabel di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

0

4

8

12

16

20

W D

Siklus II

Grafik 5. Keaktifan Siklus II Siswa Kelas V SLB-A YKAB Surakarta

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, secara keseluruhan proses

pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivistik

berjalan dengan baik. Kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya dapat

teratasi dengan baik. Siswa lebih aktif saat pembelajaran bila dibandingkan.

siklus I, hal ini dapat terlihat siswa bersemangat dalam melakukan

kegiatan pembelajaran, seringnya tanya jawab antara siswa dengan siswa dan

bertanya pada guru, siswa lebih aktif dalam merangkum dan berani

menceritakan hasil rangkumannya, siswa telah dapat memanfaatkan waktu

dengan baik. menjadikan siswa semakin paham akan pentingnya model

pembelajaran konstruktivistik untuk meningkatkan prestasi belajar IPS.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS tersebut

telah menunjukkan peningkatan dengan baik dari proses keaktifan siswa

dalam mengikuti pelajaran dan peningkatan prestasi belajar IPS.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Hasil evaluasi pelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar

proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada

siklus I menunjukkan bahwa 1 siswa mendapat nilai kurang dari 60,00 yang

dinyatakan belum tuntas belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar

proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

sedangkan 1 siswa mendapat nilai 60,00 atau lebih yang dinyatakan telah tuntas

belajar pelajaran IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, nilai rata-rata kelas

62,50 ketuntasan secara klasikal sebesar 50% yang dinyatakan belum tuntas.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran

IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran

konstruktivistik belum berjalan maksimal dan perlu perbaikan karena masih

berada di bawah indikator kinerja ketuntasan belajar yang sudah ditentukan.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Hasil evaluasi belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar

proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada

siklus II, menunjukkan seluruh siswa mendapat nilai di atas 60,00 yang

dinyatakan telah tuntas belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar

proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Nilai

rata-rata 77,50. ketuntasan secara klasikal sebesar 100% yang dinyatakan telah

tuntas.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran

IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran

konstruktivistik pada siklus II telah berjalan maksimal dan sudah berada di atas

indikator kinerja ketuntasan belajar yang telah ditentukan.

Tabel 8.

Prestasi belajar IPS setiap siklus melalui model pembelajaran konstruktivistik.

No Nama siswa Nilai Awal Siklus I Siklus II

1. Wahit 55 70 80

2. Desi 50 55 75

Jumlah 55 125 155

Rata-Rata Kelas 52,50 62,50 77,50

Ketuntasan Klasikal 100% 50%

Dari hasil nilai rata-rata secara individu dari setiap siklus dapat dibuat

grafik perbandingan sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

W D

Nilai Awal

Siklus I

Siklus II

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Grafik 6. Peningkatan Belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar

proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan setiap siklus melalui model pembelajaran

konstruktivistik.

Tabel 9.

Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi IPS setiap siklus.

Siklus Nilai Rata-rata Peningkatan

Tes Awal 52,50 -

Siklus I 62,50 10,00

Siklus II 77,50 15,00

Dari peningkatan prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan peristiwa di

sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan

siswa kelas V SLB-A YKAB Surakarta melalui model pembelajaran

konstruktivistik secara klasikal dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai

berikut.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

NA SIKLUS I SIKLUS II

Nilai Awal

Siklus I

Siklus II

Grafik 7. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi mendiskripsikan peristiwa di

sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

D. Pembahasan Hasil Tindakan

Berdasarkan data awal prestasi belajar IPS materi mendiskripsikan

peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan, diketahui rerata sebesar 52,50, terdapat 2 siswa kurang dari 60,00.

ketuntasan secara klasikal 50%. Berdasarkan data tersebut, rerata kelas belum

mencapai batas tuntas yang ditetapkan. Demikian pula, secara klasikal belum

mencapai ketuntasan.

Berdasarkan hasil tertinggi pada siklus I, diketahui rerata nilai IPS materi

mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan

mempertahankan kemerdekaan sebesar 62,50 sebanyak 1 siswa. Siswa yang

mendapat nilai kurang dari 60,00 ada 1 siswa. Ketuntasan secara klasikal 50%,

sehingga secara klasikal belum mencapai ketuntasan.

Berdasarkan hasil tes pada siklus II, diketahui rerata nilai IPS materi

mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan

mempertahankan kemerdekaan sebesar 77,50, seluruh siswa mendapat nilai 60,00

atau lebih (tuntas belajar). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 100%,

sehingga secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar.

Hasil tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arsiti (2007)

menunjukkan bahwa Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik sebagai upaya

meningkatkan kreativitas, kemampuan belajar mandiri, dan hasil belajar IPS.

Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal ini, maka Pendekatan Pembelajaran

Konstruktivistik tidak hanya dapat diterapkan bagi siswa normal namun juga

efektif dalam meningkatkan prestasi belajar IPS bagi anak tuna netra.

Dengan upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pada pembelajaran IPS

materi mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dapat di simpulkan bahwa

penggunaan pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi belajar

IPS. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari naiknya presentase hasil tes yang

diperoleh siswa.

Hasil penilaian melalui tes menentukan bahwa rerata nilai IPS materi

mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

mempertahankan kemerdekaan. telah mencapai 77.50% dari 2 siswa seluruhnya

mendapat nilai di atas 60,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 100% siswa

mendapat nilai 60,00 ke atas yang dapat di asumsikan indikator kinerja secara

klasikal telah mencapai batas tuntas.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa,

penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan prestasi

belajar IPS materi “Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan

dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan”. Pada anak tunanetra kelas V

SLB-A YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa dalam pembelajaran,

sangatlah diperlukan adanya pemikiran yang kreatif dalam memecahkan suatu

masalah. Bukan hanya pada materi saja, namun juga pada permasalahan yang

sering terjadi dalam proses belajar mengajar.

Berkaitan dengan pemilihan model pembelajran yang diharapkan mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa. Upaya yang dapat dilakukan dengan

menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivistik dalam pembelajaran IPS

membuktikan terjadinya peningkatan prestasi belajar IPS anak tunanetra Kelas V

SLB-A YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Penggunaan Model

Pembelajaran Konstruktivistik dalam penelitian ini merupakan salah satu upaya

yang dilakukan untuk menghadirkan model pembelajaran yang baru dan menarik

dalam pembelajaran IPS sehingga model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai

pertimbangan bagi guru yang ingin menyampaikan materi pelajaran IPS. Model

pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran IPS karena model pembelajaran ini dapat menciptakan

keadaan siswa yang aktif dan mengeksplorasikan bahan pembelajaran dengan cara

menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan informasi yang baru

diterimanya. Untuk itu Model Pembelajaran Konstruktivistik perlu digunakan

dalam pembelajaran IPS.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-

saran sebagai berikut :

1. Saran Kepada Kepala Sekolah

Dalam upaya mengaktifkan model pembelajaran konstruktivistik dalam

pembelajaran bagi anak tunanetra, kepala sekolah hendaknya

mensosialisasikan model pembelajaran konstruktivistik kepada guru-guru

supaya mereka mengenal dan memahami model pembelajaran konstruktivistik

serta dapat menerapkan dalam pelajaran IPS.

2. Saran Kepada Guru

a. Memberikan alternatif dan membantu guru dalam melakukan KBM dalam

mata pelajaran IPS yang disesuaikan dengan karakteristik siswa melalui

penggunaan model pembelajaran konstruktivistik.

b. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran konstruktivistik dengan

variasi yang berbeda dari peneliti lakukan, sesuai dengan variasi

kreativitas guru.

3. Saran Kepada Siswa

a. Siswa hendaknya bisa melibatkan diri secara lebih aktif dalam mengerjakan

tugas mandiri atau kelompok, keberanian siswa mengungkapkan ide,

pendapat dan bertanya saat proses belajar mengajar dengan model

pembelajaran konstruktivistik, sehingga siswa akan terbiasa aktif saat

proses kegiatan belajar mengajar.

b. Siswa hendaknya berusaha mengekspresikan dirinya dengan berani ikut

berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kerja

sama baik antara guru dengan siswa atau antar siswa sendiri ketika

pelaksanaan model pembelajaran konstruktivistik

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.(1998). Dasar-dasar Evaluasi Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S.(1998). 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S.(1998). 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Baharuddin, dan Wahyuni, E. S. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Budiyono.(2000). Statistik Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Choiri, A.S. dan Yusuf, M. (2007). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. UNS.

Depdiknas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Pembinaan TK dan SD. (2006). Pedoman penyusunan KTSP SD.Jakarta

: Badan Standar Nsional Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

(2006: 135).

Dik Das Men (1999) : Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Dik Das

Men

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT

Bumi Aksara.

Hadi, P. (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.

Hadi, P. (2007). Komunikasi Aktif Bagi Tunanertra (Aktivitas Dalam

Pembelajaran Pada Sistem Pembelajaran Inklusif). Jakarta : Depdiknas

Dirjen Dikti.

Haryanto (2006). Ilmu Pengetahuan Sosia SD. Jakarta : Erlangga

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DISD/ BBM.

http://massofa.wordpress.com. Pengertian ruang lingkup dan tujuan IPS.

http://sinartombs.com.(2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

http://www.ditplb.or.id. (2006). Faktor yang menyebabkan terjadinya

ketunanetraan.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

http://www.ditplb.co.id. (2007). Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak

Tunanetra. Tanggal akses 11 Oktober 2007.

http://www.shirocoo.co.cc.2010. Latar belakang dan tujuan IPS.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Istianti. (2005). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Bahan Belajar Mandiri

Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Press Bandung.

Moeleng, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda

karya.

Muhammad, J,K,A.(2008). Special Education for Special Children. Jakarta :

Hikmah.

Nurhadi. (2004). Pembelajaran Konstektual dan penerapan dalam KBK. Malang :

Universitas Negeri Malang

Ronald L. Taylor. Lydia R. Smiley. Stephen B. Richard. (2009). Exceptional

Students Preparing Teachers for the 21 Century. New York:Mc Graw

Hill Companies.

Shalahuddin, M. (1990) : Pengantar Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Soemantri, N (2001). Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Jakarta : Direktorat Tenaga Pendidik Dirjen PMPTK Depdiknas

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT Refika Aditama.

Sudjana N. (2008). Dasar-dasar proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja

Rosda karya.

Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung :PT.

Remaja Rosda karya..

Suryabrata, S. (1999). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dpartemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Suwandi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan Karya

Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tirtonegoro, S. (2001). Evalusional Instruksional. Jakarta: Bima Aksara.

Undang-Undang No 20 Tahun. (2003). sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

Bandung: Citra Umbara.

Widjajantin, A dan Imanuel, H. Ortopedagogik Tunanerta I. Jakarta : Depdikbut.

Winkel, W.S. (2002). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

www.abdulrahmansaleh.com. Langkah-langkah Penyusunan tes.html.

www.fkip.unej.ac.id. Tujuan Pembelajaran IPS.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Lampiran 1

S I L A B U S

Nama Sekolah : SLB-A YKAB Surakarta

Mata Pelajaran : IPS

Kelas : V/II

Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan.

No Kompetensi

Dasar

Indikator Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Sarana

Penilaian

1 1.Menghargai

perjuangan

bangsa Indonesia

dalam meraih

dan

mempertahankan

kemerdekaan

1.Menjelaskan cara

mengenang

perjuangan para

tokoh dalam

memproklamasikan

kemerdekaan

Indonesia

2. Menunjukkan

sikap menghargai

perjuangan para

tokoh dalam

mempertahankan

kemerdekaan

1.Mengajak

siswa ikut aktif

dalam

pembelajaran.

2.Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

dengan baik.

3. Guru

Menceritakan

jasa dan peranan

tokoh dalam

memprokiamasi

kan

kemerdekaan

dan mencari jasa

dan peranan

tokoh teraebut.

4. Dengan

bimbingan guru,

siswa

mengadakan

diskusi tentang

cara mengenang

tokoh

perjuangan

kemerdekaan.

2x

Pertemuan

Buku IPS

Kelas V

PT Tiga

Serangkai

Tertulis

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

5.Guru

Memberikan

pertanyaan

kepada siswa

6.Guru

Memberikan

reward kepada

siswa yang bisa

menjawab

pertanyaan.

7.guru

memberikan

kesempatan

kepada siswa

untuk bertanya

mengenai materi

yang belum

jelas.

8.Melakukan

evaluasi tertulis.

Mengetahui Surakarta

Guru Kelas Pengamat

Drs. Harmanto Yunanto Prasetyo.U

NIP.196105121984011002 NIM. K5106042

Kepala Sekolah

Drs. Bambang Supriadi

NIP.1956092919820301014

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Lampiran 2

KISI-KISI SOAL TES IPS KELAS V

Variabel Sub Variabel Indikator Bentuk Soal Nomer Item

Prestasi

belajar IPS

Meningkatkan

prestasi belajar

ips melalui

model

pembelajaran

Konstruktivistik

1. Menyebutkan

nama tokoh

pahlawan.

2. Menyebutkan

tanggal, bulan

dan tahun

pristiwa-pristiwa

bersejarah.

3. Menyebutkan

nama daerah

terjadinya

pristiwa

bersejarah.

Pilihan Ganda 1,2,4,5,6,12,13

3,7,9,10,11,

15,16,18,20

8,14,17,19

Jumlah 20

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Lampiran 3

SOAL-SOAL PRE TEST

Satuan Pendidikan : SD

Mata Pelajaran : IPS

Kelas : V

Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan.

Jumlah : 20

Pilih jawaban yang kamu anggap benar !

1. Pemimpin penyerbuan terbesar dalam Perang Pasifik pada tanggal 25

Oktober 1944, adalah.....

a. Jendral Daoglas Mac Arthur c. Brigjen T.E.D. Kelly

b. Kolonel Huiyer d. Brigjen Bether

2. Tokoh yang berpidato pada tanggal 1 juni 1945 tentang dasar negara

adalah....

a. Ir. Sukarno c. Kol. Sudirman

b. Jendral Sudirman d. Sastrodiharjo

3. BPUPKI , dibentuk pada tanggal....

a. 7 Mei 1949 c. 17 Januari 1948

b. 27 Desember 1949 d. 1 Maret 1945

4. BPUPKI diketuai oleh....

a. Dr. Rajiman Widyodiningrat c. Amir Syarifudin

b. Mohammad Hatta d. Raden Panji Suroso

5. PPKI diketuai oleh....

a. Mohammad Hatta c. Ir. Soekarno

b. Sutan Syahrir d Sultan Hamid II

6. Wakil ketua PPKI, adalah.....

a. Sultan Hamid II c. Sutan Syahrir

b. Sultan Hamengku Buwono IX d. Mohammad Hatta

7. Rapat PPKI diselenggarakan pada tanggal.....

a. 1 Maret 1945 c. 18 Agustus 1945

b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

8. Tentara sekutu yang datang ke Indonesia di beri tugas untuk melucuti

tentara.....

a. Jepang c. Indonesia

b. Belanda d. Amerika

9. Kota Hirosima di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada

tanggal....

a. 18 Agustus 1945 c. 6 Agustus 1945

b. 17 Desember 1949 d. 9 Agustus 1945

10. Kota Nagasaki di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada

tanggal....

a. 17 Desember 1949 c. 9 Agustus 1945

b. 6 Agustus 1945 d. 1 Maret 1945

11. Pemimpin angkatan perang Jepang memerintahkan untuk menghentikan

perang dan mengakui kekalahan Jepang pada tanggal….

a. 17 Desember 1949 c. 9 Agustus 1945

b. 6 Agustus 1945 d. 14 Agustus 1945

12. Pada tanggal 14 Agustus 1945 seorang tokoh pemimpin Indonesia,

memperoleh berita bahwa Jepang sudah mengalami kekalahan yaitu….

a. Sutan Syahrir c. Mr. Ahmad Subardjo

b. Bung Karno d. Bung Hatta

13. Pada tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh

para pemuda ke Rengasdengklok, terjadi kesepakatan antara golongan

tua dengan golongan pemuda. golongan pemuda diwakili oleh....

a. Wikana dan Yusuf Kunto c. Wikana dan Rajiman

b. Sutan Syahrir dan Yusuf Kunto d. Waluyo dan Yusuf

14. Pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 00.00 WIB Bung Karno

memimpin rapat PPKI di rumah.....

a. Laksamana Tadashi Maeda c. Wikana

b. Bung Hatta d. Mr. Ahmad Subardjo

15. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Bung Karno

pada hari,tanggal , jam dan bertempat dimana....

a. Hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta

b. Hari Minggu tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta

c. Hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta

d. Hari Senin, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

16. Sumpah Pemuda diikrarkan pada tanggal.....

a. 10 Agustus 1928 c. 19 Agustus 1845

b. 28 Oktober 1943 d. 28 Oktober 1928

17 Ir. Soekarno dilahirkan di kota.....

a. Surakarta, Jawa tengah c. Bandung, Jawa barat

b. Surabaya, Jawa timur d. Bukittinggi, Sumatra Barat

18. Ir. Soekarno dilahirkan pada tanggal....

a. 12 Juli1902 c. 2 Maret 1902

b. 12 Agustus 1901 d. 6 Juni 1901

19. Mohammad Hatta dilahirkan di kota......

a. Surabaya, Jawa timur c. Surakarta, Jawa tengah

b. Bukittinggi, Sumatra Barat d. Bandung, Jawa barat

20. Mohammad Hatt lahir pada tanggal.....

a. 22 Mei 19032 c. 12 Agustus 1903

b. 12 Agustus 1902 d. 02 Maret 1903

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Lampiran 4

KUNCI JAWABAN

1. A 11. D

2. A 12. A

3. D 13. A

4. A 14. A

5. C 15. C

6. D 16. D

7. B 17. B

8. A 18. D

9. C 19. B

10. C 20. B

PEDOMAN PENILAIAN

N = Nilai

B = jumlah soal yang dijawab benar

Jawaban kosong tidak diperhitungkan

N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir

Kriteria Penilaian :

Benar 18 – 20 = A (istimewa)

Benar 15 – 17 = B (baik)

Benar 12 – 14 = C (cukup)

Benar 9 – 11 = D (kurang)

Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

I. IDENTITAS

MATA PELAJARAN : ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

TINGKAT STATUS PEMDIDIKAN : DASAR

KELAS/ SEMESTER : V/ II

ALOKASI WAKTU : 2x PERTEMUAN

II. STANDAR KOMPETENSI

Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan

mempertahankan kemerdekaan.

III. KOMPETENSI DASAR

Mendeskripsikan pristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

IV. KONDISI AWAL

1. Siswa belum dapat menghargai perjuangan bangsa Indonesia.

V. INDIKATOR

2. Menjelaskan cara mengenang perjuangan para tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

3. Menunjukkan sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan

VI. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

2. Siswa dapat Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran

A. Pendahuluan

1. Mengajak siswa bertanya jawab tentang tokoh atau pahlawan yang

ada pada gambar

2. Menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan

B. Kegiatan inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. Guru menjelaskan secara singkat sesuai materi.

2. Mengadakan tanya jawab tentang cara mengenang perjuangan

para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

3. Guru menjelaskan cara bersikap menghargai para tokoh

perjuangan.

4. Siswa dapat Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan

dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

5. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan.

2. Dengan bimbingan guru, siswa mengadakan diskusi tentang cara

mengenang tokoh perjuangan kemerdekaan.

3. Menceritakan jasa dan peranan tokoh dalam memprokiamasikan

kemerdekaan.

4. Mengajak siswa mencari jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

C. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2. Mengadakan uji kompetensi

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

VIII. Materi Ajar

Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan

A. Masa Persiapan Kemerdekaan

Perang pasifik semakin berkecambuk. Tentara sekutu dibawah pimpinan

Amerika Serikat semakin mantap, sementara tentara Jepang mengalami

kekalahan dimana-mana. Pasukan Jepamg yang berada di Indonesia bersiap-

siap mempertahankan diri.

Selama masa pemerintahan Jepang di Indonesia, tahun 1942-1945,

Indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan berikut.

1. Wilayah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Makasar, meliputi

Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.

2. Wilayah Komando Angkatan yang berpusat di Jakarta, meliputi Jawa,

Madura, Sumatra, dan Malaya. Pusat Komando untuk kawasan Asia

Tenggara terdapat di Dalat (Vietnam).

Serangan tentara Sekutu sudah mulai diarahkan ke Indonesia. setelah

menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku, pada tanggal

20 Oktober 1944, Jendral Daoglas Mac Arthur, Panglima Armada Angkatan

Laut Amerika Serikat, menyerbu Kepulauan Leyte (Filipina). Penyerbuan ini

adalah penyerbuan terbesar dalam Perang Pasifik. Pada tanggal 25 Oktober

1944, Jenderal Daoglas Mac Arthur di Pulau Leyte.

Dalam bulan Februari 1945, pasukan Sekutu berhasil merebut Pulau

Iwo Jima di Jepang. Dengan jatuhnya Pulau Iwo Jima, tentara Jepang semakin

lemah. Untuk menarik perhatian Indonesia, Jepang mengizinkan pengibaran

Bendera Merah Putih di samping Bendera Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia

Raya boleh dikumandangkan setelah lagu kebangsaan Jepang, Kimi Ga Yo.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

B. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI)

Dalam Perang Pasifik, armada militer Jepang semakin terdesak. Pulau

Halmahera dan Pulau Morotai di Maluku sudah jatuh ke tangan Sekutu.

Keadaan ini mendorong pemerintah Jepang untuk mengambil hati rakyat

Indonesia. Pada bulan Juli 1944, Jenderal Kuniaki Kaiso, yang ketika itu

menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang, mengumumkan bahwa Indonesia di

perkenankan merdeka di kemudian hari. Dengan memberikan janji ini, Jepang

berharap Indonesia mau membantu Jepang dalam menangkal serangan Sekutu.

Namun, keadaan kemudian berubah. Tentara Jepang semakin terdesak dan

mengalami kekalahan dimana-mana.

Dalam situasi yang semakin kritis, pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah

Jepang mengumumkan 3 (tiga) tindakan sebagai berikut.

1. Membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi

Cokasai.

2. Mempersiapkan lembaga Latiham Nasional (Kenkoku Gakuin) yang

melatih dan mendidik calon pemimpin negara yang baru.

3. Memperluas pembicaraan tentang kemerdekaan Indonesia.

Maksud dan tujuan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ialah mempelajari dan menyelidiki hal-hal

yang dibutuhkan dalam usaha membentuk negara Indonesia merdeka. Badan

ini mempunyai 63 anggota, termasuk 4 (empat) orang golongan Cina dam

Arab, serta golongan Indo (Peranakan Belanda).

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diketuai

oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat, sedangkan wakil ketua dijabat oleh Raden

Panji Suroso. Tugas pokok BPUPKI ialah menyiapkan organisasi pemerintah

yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.

Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pembukaan BPUPKI di Jalan

Pejambon, Jakarta. Dalam upacara tersebut, Jepang diwakili oleh Jenderal

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Izagaki, Panglima Tentara Wilayah ketujuh yang bermarkas di Singapura, dan

Letnan Jenderal Nagato, Panglima tentara keenambelas yang menguasai Jawa

dan Madura. Rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia diselenggarakan dari tanggal 29 Mei sampai dengan

tanggal 1 Juni 1945. Rapat BPUPKI diselenggarakan untuk membicarakan

dasar negara Indonesia yang akan merdeka.

Pada tanggal 1 juni 1945, rapat mendengarkan pidato Ir. Soekarno. Dalam

pidatonya Ir. Soekarno mengatakan bahwa dasar negara Indonesia merdeka

adalah Pancasila, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

3. Mufakat dan Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Selain Bung Karno, dalam rapat BPUPKI tersebut, Muhammad Hyamin

juga mengusulkan lima asas dan dasar negara Republik Indonesia, yaitu:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia juga

berhasil membentuk sebuah panitia yang disebut Panitia Sembilan.

Anggotanya terdiri dari sembilang orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno (ketua)

2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)

3. Mr. Ahmad Subardjo

4. Abdul Kahar Muzakir

5. Abikusno Cokrosuyoso

6. K.H Wahid Hasyim

7. Mumahmad Yamin

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

8. Mr. A.A. Maramis

9. Haji Agus Salim

C. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Pada tanggal 22 juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil

penting yang diperoleh dalam rapat itu ialah lahirnya Piagam Jakarta (Jakarta

Charter). Piagam Jakarta merupakan cikal bakal pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945.

Akhirnya, pemerintah Jepang menyetujui pembentukan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Donkuritsu

Junbi Inkai. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Ir.

Soekarno, sedangkan wakil ketuanya Drs. Mohammad Hatta.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia beranggota 21 orang, yaitu

wakil dari daerah-daerah Indonesia. Pada waktu yang sama, yaitu tanggal 7

Agustus 1945, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia dibubarkan.

Adapun tugas utama panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

sebagai berikut.

1. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang

telah disiapkan BPUPKI.

2. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan

kemerdekaan Indonesia pada saan nanti.

D. Peristiwa Menjelang Proklamasi

Tanggal 6 Agustus 1945, Kota Hirosima, sebuah kota di Jepang dijatuhi

bom atom oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom

dijatuhkan kembali oleh Amerika di Kota Nagasaki. Akibatnya, pasukan

Jepang mengalami kekalahan dimana-mana. Untuk mempersiapkan

kemerdekaan di pihak Indonesia sebagai salah satu wilayah yang diduduki

Jepang, maka pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga orang tokoh pemimpin

bangsa Indonesia, yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Dr. Rajiman

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Widyodiningrat berangkat ke Kota Dalat di Vietnam. Setelah melakukan

pembicaraan sekitar persiapan kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 14

Agustus 1945, ketiga tokoh tersebut kembali ke Indonesia.

Bertepatan kembalinya ketiga tokoh tersebut, pemimpin angkatan perang

Jepang memerintahkan untuk menghentikan perang dan mengakui kekalahan

Jepang. Tanggal 14 Agustus 1945, seorang tokoh pemimpin Indonesia, yaitu

Sutan Syahrir memperoleh berita bahwa Jepang sudah mengalami kekalahan.

Pada malah harinya Sutan Syahrir segera menemui Bung Karno untuk

menyampaikan berita tentang kekalahan Jepang dan menuntut agar Bung

Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun dengan

berbagai pertimbangan, Bung Karno menolak usul tersebut.

Tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat dengan pokok

pembicaraan sekitar usaha-usaha untuk segera memproklamasikan Indonesia

merdeka. Usulan tersebut pun segera disampaikan kepada Bung Karno, tetapi

Bung Karno tetap menolak dengan alasan beliau harus bermusyawarah

terlebih dahulu dengan anggota panitia lain.

Karena Bung Karno tetap menolak usulan untuk segera

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 16 Agustus

1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda ke

Rengasdengklok dengan maksud agar kedua tokoh tersebut segera

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada pengaruh dari pihak

Jepang.

Pada saat yang sama, terjadi kesepakatan antara golongan tua yang

diwakili oleh Mr. Ahmad Subardjo dengan golongan pemuda yang diwakili

oleh Wikana dan Yusuf Kunto untuk membawa kembali dua tokoh tersebut ke

Jakarta.

Pukul 21.00 WIB, kedua tokoh tersebut dibawa kembali dari

Rengasdengklok, dan sampai di Jakarta sekitar pukul 23.00 WIB. Selanjutnya,

pada pukul 00.00 WIB, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah

Laksamana Tadashi Maeda. Dalam rapat tersebut dirumuskan teks proklamasi,

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dan menyetujui agar proklamasi kemerdekaan Indonesia segera

dikumandangkan besok harinya.

Tepatnya hari Jumat, pada tanggal 17 Agustus 1945, pada pukul 10.00

WIB, bertempat di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, yang sekarang

dikenal dengan Jalan Proklamasi, dibacakan teks proklamasi kemerdekaan

Indonesia oleh Bung Karno, didampingi oleh Bung Hatta dan tokoh-tokoh

yang lain ata nama bangsa Indonesia.

Sejak itu, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas

dari belenggu penjajah. Nasib bangsa dan tanah air terletak di tangan bangsa

Indonesia sendiri.

E. Tokoh-tokoh Kemerdekaan

Perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah dimulai sejak

penjajah menginjakkan kakinya di bumi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan

munculnya para tokoh atau pahlawan yang berjuang melawan penjajah.

Namun, perjuangan itu selalu mengalami kegagalan karena tidak adanya rasa

persatuan dan kesatuan. Masing-masing tokoh berjuang untuk membela dan

mempertahankan daerahnya sendiri-sendiri.

Dengan diikrarkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, rasa

nasionalisme dalam rangka perjuangan benar-benar sudah tumbuh. Bangsa

Indonesia hanya mengakui tanah air satu, bangsa yang satu, dan bahasa yang

satu, yaitu Indonesia.

Pada masa pemerintahan Jepang, cita-cita untuk merdeka semakin

menggelora di hati para pejuang. Generasi muda mendesak Ir. Soekarno dan

Drs. Mohammad Hatta untuk segera menproklamasikan kemerdekaan

Indonesia. Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, keduanya tampil

sebagai Dwi Tunggal.

1. Ir. Soekarno

Dilahirkan di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. sekolah dasar

diselesaikan di Mojokerto dan Smp di Surabaya. Setelah tamat sekolah

menengah, ia melanjudtkan pendidikannya di Technische Hoge School

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

(sekarang ITB) di Bandung. Semasa sekolah di Surabaya, ia tinggal di

rumah Haji Oemar Said Cokroaminoto. Dari beliau, Soekarno banyak

belajar tentang politik.

Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno mendirikan Partai Nasionalisme

Indonesia (PNI). PNI berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka.

Karena kritikannya yang tajam terhadap pemerintah Belanda, ia ditangkap

dan dipenjara di Bandung.

Setelah bebas dari penjara, Soekarno mendirikan Partai Indonesia

(Partindo) sebagai ganti PNI. Karena kembali akti di bidang politik, pada

bulan Juli 1933, ia kembali ditangkap dan dibuang ke Ende (Pulau Flores),

dan kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah Jepang menduduki

Indonesia pada tahun 1942, ia dibebaskan.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 , ia ditunjuk sebagai ketua Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Malam hari tanggal 16 Agustus

1945, bersama-sama dengan Drs. Mohammad Hatta dan Ahmad Subardjo,

ia menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tanggal 17

Agustus 1945 jam 10.00 pagi, Soekarno, didampingi Mohammad Hatta,

membaca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mulai saat itu, secara resmi

Indonesia lepas dari belenggu penjajah dan hidup merdeka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dipilih menjadi presiden

Republik Indonesia yang pertama. Karena jasa-jasanya, Soekarno diberi

gelar sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Dapat juga disebut

Bapak Bangsa Indonesia.

2. Drs. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada

tanggal 12 Agustus 1902. pendidikan dasar diselesaikan di Bukittinggi.

Kemudian, sekolah menengah di Padang, dan sekolah ekonomi di Jakarta,

ia melanjutkan pendidikannya di negeri Belanda.

Ketika masih di Sumatra Barat, ia sudah aktif dalam organisasi Jong

Sumatra. Pada waktu bersekolah di Belanda, bersama-sama dengan

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

temannya, ia mendirikan Perhimpunan Indonesia (PI). Mohammad Hatta

duduk sebagai ketua.

Setelah kembali ke Indonesia, ia segera bergabung dengan para tokoh

politik lainnya dan mendirikan Partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI

Baru). Karena kegiatan di bidang politik, ia ditangkap Belanda dan

dibuang ke Digul (Irian Jaya).

Dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta

duduk sebagai wakil ketua. Pada tanggal 16 Agustus, bersama-sama

dengan Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh lainnya, ia merumuskan teks

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tanmggal 17 Agustus 1945, ia

mendampingi Soekarno membaca teks Proklamasi Kemerdekaan di Jalan

Pagangsaan Timur No. 56, Jakarta.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta dipilih sebagai wakil presiden

Republik Indonesia yang pertama. Atas jasa-jasanya, mohammad Hatta

juga diberi gelar sebagai Proklamator Kemerekaan Indonesia.

Masih banyak tokoh-tokoh yang berjuang untuk mencapai Indonesia

merdeka. Bagaimana dengan di daerah tempat tinggalmu? Tentu ada tokoh

yang ikut membela kemerdekaan atau mengisi kemerdekaan.

F. Menghargai Jasa-jasa Tokoh Kemerdekaan

Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang bukanlah hadiah dari pemerintah

Jepang atau pemerintah Belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan

bangsa Indonesia sendiri.

Dalam perjuangan mencapai kemerdekaan, mengorbankan harta benda dan

bahka nyawa menjadi taruhannya. Tidak terhitung jumlah putera bangsa yang

gugur di seluruh Nusantara. Mereka rela mempertaruhkan jiwa raga demi

membela tanah air Indonesia.

Bagai mana sikap ini terhadap jasa-jasa para pahlawan tersebut? Pada

pelajaran yanglalu sudah dikatakan bahwa ”bangsa yang besar adalah bangsa

yang menghargai jasa pahlawannya”. Jasa-jasa mereka tidak boleh kita

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

lupakan. Ada beberapa cara mengenang jasa para pahlawan, yaitu sebagai

berikut.

1. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan mengheningkan

cipta. Tujuannya adalah mengenang jasa para pahlawan.

2. melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga

arwahnya di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

3. Meniru semangat perjuangan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-

hari.

IX. Metode

1. Ceramah

2. Model Pembelajaran Kontruktivistik

3. Tanya Jawab

X. Alat dan Sumber

Sumber : Buku IPS Tiga Serangkai

Alat Peraga : -

XI. Penilaian

N = Nilai

B = jumlah soal yang dijawab benar

Jawaban kosong tidak diperhitungkan

N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir

Kriteria Penilaian :

Benar 18 – 20 = A (istimewa)

Benar 15 – 17 = B (baik)

Benar 12 – 14 = C (cukup)

Benar 9 – 11 = D (kurang)

Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Mengetahui Surakarta

Guru Kelas Pengamat

Drs. Harmanto Yunanto Prasetyo.U

NIP.196105121984011002 NIM. K5106042

Kepala Sekolah

Drs. Bambang Supriadi

NIP.1956092919820301014

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Lampiran 6

SOAL-SOAL SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD

Mata Pelajaran : IPS

Kelas : V

Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan.

Jumlah : 20

Pilih jawaban yang kamu anggap benar !

1. Tentara sekutu yang datang ke Indonesia di beri tugas untuk melucuti

tentara.....

a. Inggris c. Amerika

b. Belanda d. Jepang

2. Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus

1945, kota yang terkena bom atom adalah....

a. Tokyo c. Nagawa

b. Hirosima d. Nagasaki

3. Pemimpin penyerbuan terbesar dalam Perang Pasifik pada tanggal 25

Oktober 1944, adalah.....

a. Kolonel Huiyer c. Brigjen T.E.D. Kelly

b. Jendral Daoglas Mac Arthur d. Brigjen Bether

4. Pemimpin angkatan perang Jepang memerintahkan untuk menghentikan

perang dan mengakui kekalahan Jepang pada tanggal….

a. 17 Januari 1949 c. 14 Agustus 1945

b. 10 Maret 1945 d. 11 Agustus 1945

5. Pada tanggal 22 juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil

penting yang diperoleh dalam rapat itu ialah lahirnya.......

a. Piagam Jakarta c. Dasar negara Indonesia

b. Pancasila d. Teks Proklamasi

6. Ir. Sukarno berpidato tentang dasar negara pada tanggal ....

a. 1 Juni 1945 c. 4 Agustus 1945

b. 1 Maret 1945 d. 6 Agustus 19

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

7. BPUPKI diketuai oleh....

a. Dr. Rajiman Widyodiningrat c. Amir Syarifudin

b. Mohammad Hatta d. Raden Panji Suroso

8. BPUPKI , dibentuk pada tanggal....

a. 7 Mei 1949 c. 17 Januari 1948

b. 1 Maret 1945 d. 27 Desember 1949

9. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Bung Karno pada

hari,tanggal , jam dan bertempat dimana....

a. Hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan Pegangsaan

Timur No. 56 Jakarta

b. Hari Minggu tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta

c. Hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. pukul 10.00 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta

d. Hari Senin, tanggal 17 Agustus 1945. pukul 11.00 di jalan Pegangsaan

Timur No. 56 Jakarta

10. Ir. Soekarno dilahirkan di kota.....

a. Surakarta, Jawa tengah c. Surabaya, Jawa timur

b. Bandung, Jawa barat d. Bukittinggi, Sumatra Barat

11. Mohammad Hatta dilahirkan di kota......

a. Surakarta, Jawa tengah c. Surabaya, Jawa timur

b. Bandung, Jawa baratd. d.Bukittinggi, Sumatra Barat

12. Sumpah Pemuda diikrarkan pada tanggal.....

a. 10 Agustus 1928 c. 19 Agustus 1845

b. 28 Oktober 1943 d. 28 Oktober 1928

13. Ir. Soekarno dilahirkan pada tanggal....

a. 6 Juni 1901 c. 2 Maret 1902

b. 12 Agustus 1901 d. 12 Juli1902

14. Mohammad Hatt lahir pada tanggal.....

a. 22 Mei 19032 c. 12 Agustus 1903

b. 12 Agustus 1902 d. 02 Maret 1903

15. Kota Nagasaki di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada

tanggal....

a. 17 Desember 1949 c. 9 Agustus 1945

b. 6 Agustus 1945 d. 1 Maret 1945

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

16. PPKI diketuai oleh....

a. Mohammad Hatta c. Sultan Hamid II

b. Sutan Syahrir d Ir. Soekarno

17. Wakil ketua PPKI, adalah.....

a. Sultan Hamid II c. Sutan Syahrir

b. Sultan Hamengku Buwono IX d. Mohammad Hatta

18. Rapat PPKI diselenggarakan pada tanggal.....

a. 1 Maret 1945 c. 11 Agustus 1945

b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949

19. Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda

Pada tanggal .....

a. 1 Maret 1945 c. 16 Agustus 1945

b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949

20. Pada tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh

para pemuda ke Rengasdengklok, terjadi kesepakatan antara golongan tua

dengan golongan pemuda. golongan pemuda diwakili oleh....

a. Wikana dan Yusuf Kunto c. Wikana dan Rajiman

b. Sutan Syahrir dan Yusuf Kunto d. Waluyo dan Yusuf

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN

1. D 11. D

2. B 12. D

3. B 13. A

4. C 14. B

5. A 15. C

6. A 16. D

7. A 17. D

8. B 18. B

9. C 19. C

10. C 20. A

PEDOMAN PENILAIAN

N = Nilai

B = jumlah soal yang dijawab benar

Jawaban kosong tidak diperhitungkan

N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir

Kriteria Penilaian :

Benar 18 – 20 = A (istimewa)

Benar 15 – 17 = B (baik)

Benar 12 – 14 = C (cukup)

Benar 9 – 11 = D (kurang)

Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Lampiran 8

SOAL-SOAL SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD

Mata Pelajaran : IPS

Kelas : V

Materi : Mendiskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan.

Jumlah : 20

Pilih jawaban yang kamu anggap benar !

1. Jenderal Daoglas Mac Arthur melakukan penyerbuan terbesar dalam

Perang Pasifik pada tanggal .....

a. 20 Oktober 1944 c. 24 Oktober 1944

b. 25 Oktober 1944 d. 28 Oktober 1944

2. Dalam bulan Februari 1945, pasukan sekutu berhasil merebut pulau......

Dengan jatuhnya pulau itu tentara Jepang semakin lemah.

a. Pulau Izu c. Pulau Iwo Jima

b. Pulau Saga d. Pulau Oita

3. Upacara pembukaan BPUPKI di Jalan Pejambon Jakarta. Diadakan pada

tanggal......

a. 28 Oktober 1944 c. 28 Oktober 1945

b. 28 Mei 1944 d. 28 Mei 1945

4. Dalam upacara pembukaan BPUPKI pihak Jepang diwakili oleh......

a. Jenderal Kuniaki Kaiso dan Letnan Jenderal Nagato

b. Jenderal Izagaki dan Letnan Jenderal Nagato

c. Jenderal Kuniaki Kaiso dan Jenderal Izagaki

d. Jenderal Izagaki dan Laksamana Maeda

5. Pada tanggal 22 juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil

penting yang diperoleh dalam rapat itu ialah lahirnya.......

a. Piagam Jakarta c. Dasar negara Indonesia

b. Pancasila d. Teks Proklamasi

6. Tiga orang tokoh pemimpin bangsa Indonesia, berangkat ke Kota Dalat di

Vietnam untuk mempersiapkan kemerdekaan di pihak Indonesia pada

tanggal....

b. 9 Agustus 1945 c. 14 Agustus 1945

b. 28 Agustus 1945 d. 11 Agustus 1945

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

7. Pemimpin angkatan perang Jepang memerintahkan untuk menghentikan

perang dan mengakui kekalahan Jepang pada tanggal......

a. 9 Agustus 1945 c. 14 Agustus 1945

b. 28 Agustus 1945 d. 11 Agustus 1945

8. Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus

1945, kota yang terkena bom atom adalah....

a. Tokyo c. Nagawa

b. Hirosima d. Nagasaki

9. Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus

1945, kota yang terkena bom atom adalah....

a. Tokyo c. Nagawa

b. Hirosima d. Nagasaki

10. Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda ke.............dengan

maksud agar kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia tanpa ada pengaruh dari pihak Jepang.

a. Bandung c. Jakarta

b. Rengasdengklok d. Dallat

11. Pada tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh

para pemuda, terjadi kesepakatan antara golongan tua dengan golongan

pemuda. golongan pemuda diwakili oleh....

a. Wikana dan Yusuf Kunto c. Wikana dan Rajiman

b. Sutan Syahrir dan Yusuf Kunto d. Waluyo dan Yusuf

12. Jam, Hari dan Tahun berapa proklamasi kemerdekaan Indonesia

dibacakan......

a. 10.00 WIB, Kamis, 17 Agustus 1945

b. 10.00 WIB, Jumat, 17 Agustus 1945

c. 09.00 WIB, Jumat , 17 Agustus 1945

d. 10.00 WIB, Minggu, 17 Agustus 1945

13. Julukan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta untuk segera

menproklamasikan kemerdekaan Indonesia ialah......

a. Dwi Darma c. Dwi Tunggal

b. Dwi Cara d. Dwi Tri

14. BPUPKI diketuai oleh....

a. Dr. Rajiman Widyodiningrat c. Amir Syarifudin

b. Mohammad Hatta d. Raden Panji Suroso

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

15. Pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 00.00 WIB Bung Karno memimpin

rapat PPKI di rumah.....

a. Bung Hatta c. Wikana

b. Laksamana Tadashi Maeda d. Mr. Ahmad Subardjo

16. Rapat PPKI diselenggarakan pada tanggal.....

a. 1 Maret 1945 c. 18 Agustus 1945

b. 22 juni 1945 d. 17 Desember 1949

17 Ir. Soekarno dilahirkan di kota.....

a. Surakarta, Jawa tengah c. Bandung, Jawa barat

b. Surabaya, Jawa timur d. Bukittinggi, Sumatra Barat

18. Ir. Soekarno dilahirkan pada tanggal....

a. 12 Juli1902 c. 2 Maret 1902

b. 12 Agustus 1901 d. 6 Juni 1901

19. Mohammad Hatta dilahirkan di kota......

a. Surabaya, Jawa timur c. Surakarta, Jawa tengah

b. Bukittinggi, Sumatra Barat d. Bandung, Jawa barat

20. Mohammad Hatt lahir pada tanggal.....

a. 22 Mei 19032 c. 12 Agustus 1903

b. 12 Agustus 1902 d. 02 Maret 1903

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN

1. B 11. A

2. C 12. B

3. D 13. C

4. B 14. A

5. A 15. B

6. A 16. B

7. C 17. B

8. B 18. D

9. D 19. B

10. B 20. B

PEDOMAN PENILAIAN

N = Nilai

B = jumlah soal yang dijawab benar

Jawaban kosong tidak diperhitungkan

N : (Jawaban benar) x 5 = Nilai Akhir

Kriteria Penilaian :

Benar 18 – 20 = A (istimewa)

Benar 15 – 17 = B (baik)

Benar 12 – 14 = C (cukup)

Benar 9 – 11 = D (kurang)

Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Lampiran 10

GAMBAR KEGIATAN PROSES

BELAJAR MENGAJAR IPS

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

GAMBAR KEGIATAN PROSES

BELAJAR MENGAJAR IPS SIKLUS I

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

GAMBAR KEGIATAN PROSES

BELAJAR MENGAJAR IPS SIKLUS II