Click here to load reader
Author
vuxuyen
View
295
Download
0
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA
PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET
SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh:
TATAR WAHYU KINARYANTO
K.5608023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA
PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET
SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
TATAR WAHYU KINARYANTO
K.5608023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
Januari 2013
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
MOTTO
Setiap manusia memiliki berbagai potensi/kemampuan yang tersembunyi di dalam diri
mereka, tugas pendidik adalah membantu siswa untuk menemukaan, mengarahkan dan
mengembangkannya seoptimal mungkin.
(M. Sobry Sutikno)
Tida ada namanya gagal, yang ada hanya sukses atau belajar. Bila tidak sukses maka itu
artinya kita masih harus belajar hingga sukses.
(Tung Desem Waringin)
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
PERSEMBAHAN
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku
bangga memiliki orang tua seperti kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan
seabadi kasih sayangmu.
-
Teman-teman Angkatan 2008 seperjuangan menempuh ilmu. Suka dan
duka bisa kita lalui bersama demi meraih cita-cita masa depan yang lebih baik.
Kepada Pembina dan Pelatih Ekstrakurikulr Bola Basket SMP Negeri se
Kecamatan Karanganyar diucapkan terima kasih yang telah memberi bantuan
dan bimbingan, sehingga saya dapat mendapatkan data yang saya butuhkan.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ABSTRAK Tatar Wahyu Kinaryanto. STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Surakarta, Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. (2) Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini menggunakan metode survey normatif. Populasi penelitian ini adalah siswa peserta esktrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 114 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian keseluruhan siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, sehingga penelitian ini penelitian populasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes dan pengukuran rangkaian tes bola basket dari Horrison Basketball Battery yang terdiri dari tes: shooting, passing, dribbling dan rebound. Teknik analisis data yang digunakan dengan statistik deskriptif yang terdiri dari penyusunan norma masing-masing item keterampilan dasar bola basket dan penyusunan norma keterampilan dasar bola basket.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, berdasarkan norma keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa, yang memiliki kategori baik sekali dan baik hanya 18 siswa. Sedangkan 96 siswa lainnya memiliki kategori sedang, cukup, kurang dan kurang sekali. Hal ini menggambarkan bahwa, rata-rata keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah atau kurang. Masih rendahnya keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disebabkan kegiatan ekstrakurikuler bola basket hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tidak dibuat program latihan yang jelas.
Simpulan penelitian ini sebagai berikut: (1) Kategori teknik dasar shooting: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 17 siswa atau 15%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 2 siswa atau 2%, (b) kategori teknik dasar passing: baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, baik sebanyak 18 siswa atau 16%, sedang sebanyak 37 siswa atau 32%, cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%, (c) kategori teknik dasar dribbling: baik sekali
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 21 siswa atau 18%, sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, cukup sebanyak 36 siswa atau 31%, kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1% dan (d) kategori teknik dasar rebound: baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 20 siswa atau 18%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%.
Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 11 siswa atau 10%, sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.
Kata kunci: Teknik Dasar Bola Basket, Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL
PERYATAAN................................................................................................
PENGAJUAN
PERSETUJUAN
PENGESAHAN MOTTO
PERSEMBAHAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR .
DAFTAR LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E. Tujuan Pene
F.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
1.
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xii
xiii
xv
xvi
1
1
4
4
5
5
6
7
7
7
7
10
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2.
a.
b. Fungsi Kegiatan Ekstrak
c.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
5.
a. Aspek-
b. Faktor - Faktor yang Mendukung Pencapaian Prestasi
6.
a. Pengertian dan Hubungan antara Tes, Pengukuran dan
b.
c. Prinsip-
d.
7.
a.
b. Prosedur Penyusunan Norma Kemampuan Teknik
B.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat
13
13
13
14
15
15
16
20
24
24
25
37
37
46
48
48
50
51
52
61
61
62
63
65
65
66
66
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
E. Teknik Analisis D
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
B. Implikasi ................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
67
67
71
71
71
72
80
83
83
84
84
86
89
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR TABEL
Tabel .............................................
Tabel 2. Populasi Penelitian.....................................................................
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan ....................................
Tabel 2. Data Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan..............................
Tabel 3. Range ....................................
Tabel 4. Hasil Penilaian Tes Shooting .....................................................
Tabel 5. Hasil Penilaian Tes Passing .......................................................
Tabel 6. Hasil Penilaian Tes Dribbling.....................................................
Tabel 7. Hasil Penilaian Tes Rebound.......................................................
Tabel 8. Hasil Penilaian Tes Keterampilan............................................
66
67
71
72
72
73
74
76
77
79
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan
.............................................
.................................
Gambar 3. Rasio antar Indikator .......................
Gambar 4. Chest Pass .....................................
Gambar 5. Overhead Pass ..............................
Gambar 6. Bounch Pass .................................................
Gambar 7. Inside Pass .................................
...............................
Gambar 9. Free Shoot Bola Basket .......................................
Gambar 10. Lay Up Shoot Bola Basket .............................................
Gambar 11. Dribbling .................................
Gambar 12. Gerakan Pivot .....................................
Gambar.13. Rebound .............................................
Gambar 14. Skema Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet..
..............
Gambar 16. Hubungan Relevansi dan Reliabilitas terhadap Validitas......
8
22
24
28
29
29
30
31
33
34
35
36
37
46
48
53
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman
1. Daftar hasil tes Shooting
2. Daftar hasil tes Passing
3. Daftar hasil tes Dribbling
4. Daftar hasil tes Rebound
5. Daftar hasil Re-Test Shooting
6. Daftar hasil Re-Test Passing
7. Daftar hasil Re-Test Dribbling
8. Daftar hasil Re-Test Rebound
9. Uji Reliabilitas Hasil Tes Shooting
10. Uji Reliabilitas Hasil Tes Passing
11. Uji Reliabilitas Hasil Tes Dribbling
12. Uji Reliabilitas Hasil Tes Rebound
13. Hasil Penghitungan T-Score Shooting
14. Hasil Penghitungan T-Score Passing
15. Hasil Penghitungan T-Score Dribbling
16. Hasil Penghitungan T-Score Rebound
17. Norma Penilaian Shooting
18. Norma Penilaian Passing
19. Norma Penilaian Dribbling
20. Norma Penilaian Rebound
21
22. Petu
23
24
25
90
95
100
105
110
115
120
125
130
136
142
148
154
156
159
162
165
169
174
179
184
193
196
197
208
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Drs.Em. Mulyono Biyakto Atmojo, sebagai pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan
5. Drs. Sugiyoto, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberi semangat
dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun
dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
10. Teman teman kontrakan mesen.
11. Pacarku pareng yang selalu menemani,adik intan yang selalu membantuku.
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca, khususnya norma penilaian keterampilan dasar bola basket.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
xviiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu
pendidikan yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat yang diperoleh melalui
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. H.J.S. Husdarta (2009: 3)
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di dalamnya dikembangkan
banyak aspek agar terjadi perubahan secara holistik pada diri peserta didik baik
fisik, mental dan emosional. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan, maka dalam kurikulum Penjasorkes telah dirancang berbagai
macam materi Penjasorkes yang harus diajarkan kepada peserta didik sesuai
jenjang pendidikannya masing-masing.
Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar
yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ditinjau dari
kurikulum Penjasorkes SMP, permainan bola basket merupakan salah satu materi
pokok yang harus diajarkan kepada siswa SMP. Depdiknas dalam Kurikulum
Penjas (SMP) (2004: 19-
dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2)
aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5) akuatik dan,
Permainan bola basket merupakan salah satu materi dalam permainan dan
olahraga. Dalam pembelajaran permainan bola basket diajarkan macam-macam
teknik dasar bola basket. Machfud Irsyada (2000: 20)
permainan bola basket terdiri dari: (1) gerakan dasar menggiring bola, (2) gerakan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dasar mengoper dan menerima bola, (3) gerakan dasar memasukkan bola, (4)
gerakan dasar menangkap bola yang telah mengenai
Secara garis besar teknik dasar bola basket terdiri dari teknik menggiring
bola, mengoper dan menerima bola, shooting dan rebound. Maksud dan tujuan
pebelajaran teknik dasar bola basket pada siswa SMP yaitu, agar siswa menguasai
teknik dasar bola basket, sehingga diharapkan memiliki keterampilan bermain
bola basket. Selain diajarkan secara reguler, permainan bola basket dikembangkan
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan Undang Undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 mengamanatkan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada dasarnya bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa dalam bidang olahraga. Berdasarkan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
mengacu pada Standar Nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan Standar Nasional pendidikan tersebut,
yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum, salah satunya
kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program yang dipilih peserta didik
berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih perestasi yang bermakna bagi
diri dan masa depannya. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan bermacam-
macam, sesuai kondisi sekolah masing-masing. Salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan sekolah yaitu, kegiatan ekstrakurikuler
olahraga, salah satunya ekstrakurikuler permainan bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kegiatan esktrakurikuler bola basket juga dilaksanakan di SMP Negeri se
Kecamatan Karanganyar. Di Kecamatan Karanganyar terdapat 5 (lima) SMP
Negeri yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri 4 dan
SMP Negeri 5. Dari kelima SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar semuanya
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler permainan bola basket. Kegiatan
ekstrakurikuler bola basket merupakan kegiatan wajib di luar pelajaran reguler
yang harus diikuti siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa dibidang permainan
bola basket agar mampu berprestasi pada event-event antar siswa SMP seperti
POPDA, PORSENI atau pertandingan bola basket lainnya yang sederajat.
Upaya mencapai prestasi yang tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler bola
basket di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, maka aspek-aspek yang
mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan ditingkatkan secara
maksimal. Andi Suhendro (2007: 3.6 Faktor yang harus
dikembangkan untuk mencapai prestasi olahraga yaitu: faktor teknik, fisik, taktik
dan tidak dapat dipisahkan dalam pelatihan olahraga prestasi.
Penguasaan teknik dasar permainan bola basket merupakan salah satu
faktor fundamental untuk mendukung pencapaian prestasi dalam permainan bola
basket. Namun sejauh ini kemampuan teknik dasar bola basket siswa peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar belum
diketahui. Selama dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuer bola basket di SMP
Negeri se Kecamatan Karangayar belum pernah dilakukan tes dan pengukuran
teknik dasar bola basket. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran teknik
dasar bola basket tersebut, sehingga belum diketahui apakah penguasaan teknik
dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se
Kecamatan Karanganyar sudah baik ataukah sebaliknya.
Melakukan tes dan pengukuran penguasaan teknik dasar bola basket
sangat penting dan harus dilakukan agar ketahui sejauh mana hasil yang telah
dicapai selama melakukan latihan. Melalui tes dan pengukuran teknik dasar bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
basket, maka akan diketahui apakah penguasaan teknik dasar bola basket siswa
yang dibinanya sudah baik ataukah masih kurang. Namun hal ini jarang atau
bahkan tidak pernah dilakukan para guru atau pelatih kegiatan ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar. Untuk mengetahui
penguasaan teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, maka perlu dilakukan penelitian dengan
Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket Siswa Peserta
Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun
Pelajaran 2012/2013
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Dari kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri se Kacamatan
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum pernah dilakukan tes dan
pengukuran teknik permainan bola basket.
2. Penguasaan teknik dasar permainan bola basket siswa peserta ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri se Kacamatan Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013 belum diketahui.
3. Tes dan pengukuran teknik dasar dasar bola basket shooting, passing,
dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
4. Tes dan pengukuran tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, pembatasan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tes dan pengukuran teknik dasar dasar bola basket shooting, passing,
dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
2. Tes dan pengukuran tingkat keterampilan dasar bola basket pada siswa peserta
ekstrakurikuler bola bakset SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing,
dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimanakah kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan mengetahui:
1. Kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan
rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se
Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas,
diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain:
1. Dapat dijadikan bahan evaluasi bagi siswa peserta ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar.
2. Sebagai masukan untuk pembina atau pelatih ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar pentingnya melakukan tes dan pengukuran
keterampilan dasar permainan bola basket agar latihan yang telah
dilaksanakan dapat diketahui hasilnya.
3. Dapat dijadikan masukan bagi pembina atau pelatih ekstrakurikuler bola
basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar macam-macam tes dan
pengukuran keterampilan teknik dasar permainan bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial) serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Aip Syarifuddin & Muhadi
jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan
sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan Menurut Arif (2011) 22 Mei 2012 menyatakan:
Mata pelajaran Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan merupakan suatu pendidikan yang di
dalamnya mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Cakupan
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya pada aspek jasmani
saja, tetapi juga aspek neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan
emosional. Rusli Lutan (2000: 4) menggambarkan pendidikan jasmani
menuju perkembangan menyeluruh sebagai berikut:
Gambar 2.1. Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan Menyeluruh (Sumber: Rusli Lutan, 2000: 4)
Skema tersebut menunjukkan bahwa cakupan tujuan ideal
pendidikan jasmani yang pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan
Pendidikan Jasmani
Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan dan pertumbuhan anak
Psikomotorik
Kesegaran jasmani
Perseptual motorik
Afektif Kognitif
Konsep diri Intelegensia emosional & watak
Penalaran & pembuatan keputusan
Pengetahuan tentang penjas, olahraga dan kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan
anak.
Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran
jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa, upaya
pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai
perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik dan sekaligus untuk tujuan
yang bersifat pembentukn serta pembinaan keterampilan. Dengan kata lain,
dari aspek perilaku yang teramati, proses belajar itu tertuju pada dua hal
yaitu (1) belajar untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak dan (2)
belajar melalui gerak bermakna.
Kesegaran jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain
psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik
organ tubuh. Konsentrasinya lebih lebih banyak pada persoalan peningkatan
efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem
(misalnya sistem peredaran darah, sistem pernapasan dan sistem
metabolisme dan lain-lain). Bila kesegaran jasmani ditekankan pada aspek
kesehatan, maka disebut dalam istilah kesegaran jasmnai yang berhubungan
dengan kesehatan, dan apabila ditekankan pada penampilan performa gerak
seperti pada pencapaian prestasi olahraga disebut kesegaran jasmani yang
berkaitan dengan performa.
Perkembangan perseptual-motorik terjadi melalui proses kemampuan
seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian
diolah dan diprogramkan sampai kemudian tercipta respons berupa aksi
yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang
merangsang dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah
perkembangan kepekaan sistem saraf.
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep dan
lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah.
Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut
penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
jasmani dan olehraga serta kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya
pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Domain afektif menyangkut sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur
kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan
berbuat yang perlu dikembangkan, namun lebih penting diantaranya konsep
diri dan komponen kepribadian lainnya seperti intelegensia emosional dan
watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang
tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fundasi kepribadian anak dan
sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
mereka setelah dewasa.
Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni
pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan kemampuan
untuk berempati. Pengendalian diri merupakan kualitas pribadi yang mampu
menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi (kata hati) yang menjadi sifat
penting dalam kehidupan sosial dan pencapaian sukses hidup bermasyarakat.
Tidak ada pekerjaan yang dapat mencapai hasil terbaik tanpa ketekunan,
seperti juga halnya tentang pentingnya kemampuan memotivasi diri,
kemadirian untuk tidak selalu diawasi dalam penyelesaian tugas apapun.
Kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang mampu
menempatkan diri di pihak orang lain. Karena itu, empati disebut juga
sebagai kecerdasan hubungan sosial antar orang.
Dampak yang jelas dari pendidikan jasmani adalah memberikan
sumbangan kepada prestasi akademik. Sebagian ahli percaya,
sumbangannya melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih
positif. Sebagian ahli lainnya percaya bahwa, kemampuan akademis itu
didukung oleh perkembangan perseptual motorik yang merangsang
kecerdasan otak.
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP
Struktur materi pendidikan jasmani dikembangkan dan disusun
dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
olahraga. Asumsi yang digunakan oleh kedua model tersebut adalah untuk
menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, manusia perlu memahami hakikat
kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang benar. Adang
Suherman (2000: 24) menyatakan:
Olahraga merupakan salah satu aktivitas jasmani yang dapat dijadikan media dalam proses pendidikan jasmani. Tetapi olahraga bukan satu-satunya aktivitas jasmani yang dapat dijadikan media dalam pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani dapat memanfaatkan media aktivitas jasmani lainnya seperti, aktivitas kesegaran jasmani, aktivitas permainan seperti permainan tradisional, aktivitas sosial, aktivitas petualangan, olahraga rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya dalam bentuk aktivitas jasmani.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, materi pendidikan jasmani
sangat luas. Selain olahraga, aktivitas lainnya seperti aktivitas kesegaran
jasmani, aktivitas permainan tradisional, aktivitas sosial, aktivitas
petualangan, olahraga rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya merupakan
bahan dalam pendidikan jasmani. Dengan kata lain, aktivitas jasmani baik
olahraga atau bukan yang melibatkan gerak jasmani dapat dijadikan bahan
dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itulah, pendidikan jasmani disebut
pendidikan melalui aktivitas jasmani. Struktur materi pendidikan jasmani
Sekolah Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yaitu:
1) Kelas VII semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu olahraga beregu olahraga bola
besar yaitu sepakbola, bolavoli dan bola basket. b) Aktivitas dan pengembangan melakukan berbagai aktivitas
fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani. c) Uji diri/senam yaitu melakukan berbagai keterampilan senam
ketangkasan dengan tingkat koordinasi rendah. d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan aktivitas ritmik berdasarkan
konsep yang benar e) Akuatik (aktivitas air) yaitu memperagakan gerak dasar salah
satu gaya renang. f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu melakukan
kegiatan pengenalan lingkungan dan penjelajahan di perkampungan sekitar sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Kelas VIII semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu mengkombinasikan
keterampilan dasar salah satu olahraga/permainan beregu bola besar (sepakbola, bolavoli dan bola basket).
b) Aktivitas pengembangan yaitu melakukan beberapa bentuk latihan fisik untuk mengembangkan kualitas fisik motorik.
c) Uji diri/senam yaitu memperagakan berbagai keterampilan senam dengan tingkat koordinasi sedang.
d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan gerakan dasar salah satu senam irama tanpa alat.
e) Akuatik (aktivitas air) yaitu melakukan koordinasi gerak dasar salah satu gaya renang.
f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu memperagakan keterampilan dasar berkemah.
3) Kelas IX semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu mengamati, menemukan,
melakukan dan menilai unsur-unsur teknik dasar salah satu olahraga beregu bola besar (sepakbola, bolavoli dan bola basket).
b) Aktivitas pengembangan yaitu melakukan berbagai bentuk latihan pengembangan kebugaran jasmani.
c) Uji diri/senam yaitu melakukan beberapa senam ketangkasan. d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan senam irama dengan alat. e) Akuatik (aktivitas air) yaitu melakukan lomba kecepatan
dengan menggunakan teknik dasar yang dikuasai. f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu
memperagakan dasar-dasar kegiatan menjelajah hutan, sungai dan pantai.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jasmani untuk
Sekolah Menengah Pertama menunjukkan bahwa, materi pendidikan
jasmani dikelompokkan menjadi olahraga permainan bola besar, aktivitas
pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik dan pendidikan di
luar sekolah. Melalui materi-materi Penjas yang terangkum dalam
kurikulum Penjas SMP diharapkan dapat mendukung perkembangan dan
perumbuhan peserta didik lebih optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Ekstrakurikuler Olahraga di Sekolah
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Kegiatan
ekstrakurikuler menekankan untuk membantu pengembangan peserta didik
dan pemantapan pengembangan kepribadian peserta didik yag lebih
cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler olahraga diharapkan potensi yag ada dalam diri peserta
didik dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar berprestasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler siswa diarahkan untuk
memilih salah satu cabang olahraga yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit
olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti
POPDA, PORPROV maupun kompetisi lainnya.
b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakuriluler pada prinsipnya bertujuan untuk
mengembangkan potensi dan bakat siswa untuk dapat berprestasi yang
tinggi. Menurut Eriyantoni (2011) 23 April 2012 menyatakan:
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut: 1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kegiatan
ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu,
kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial
peserta didik dan dapat dijadikan untuk mengembangkan kesiapan karir
peserta didik.
c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya dibidang olahraga. Namun
mata pelajaran lainnya juga dapat dilaksanakan kegiatan esktrakurikuler.
Lebih lanjut Eriyantono (2011) 23 April 2012 menyatakan:
Jenis kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai berikut: 1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.
4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, jenis kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah terdiri dari beberapa macam, di antaranya: Krida
yang meliputi Kepramukaan. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, PMR,
Paskibraka. Karya Ilmiah yang terdiri dari Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
Latihan atau lomba keberbakatan/prestasi yang terdiri dari: pengembangan
bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.
Seminar yang terdiri dari: lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi
antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan,
seni budaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Latihan
Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratrur guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga
prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart
yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan
perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau
penampilan olahraganya. Berkaitan dengan latihan A. Hamidsyah Noer (1995:
6) me
berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu
dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai
dan Aip Syarifuddin
(1996:
dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah
Hakikat latihan pada dasarnya merupakan proses kerja atau berlatih
yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu, berulang-ulang dengan beban
latihan yang semakin meningkat. Pada dasarnya latihan merupakan faktor yang
penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. A. Hamidsyah Noer (1995: 89)
menyata
prestasi atlet. Namun demikian salah satu faktor yang paling dominan adalah
a. Tujuan Latihan
Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang
sistematis dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara
berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Russel R. Pate., BruceMc.
Clenaghan & Robert Rotella (1993: 317) bahwa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya
dangkan Bompa (1990: 4) menyatakan tujuan
umum latihan yaitu:
1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.
2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.
3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya.
4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan.
5) Untuk mengelola kualitas kemauan. 6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun
tim secara optimal. 7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet. 8) Untuk pencegahan cidera. 9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.
Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang
utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan
keterampilan dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang
berlatih. Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 12-127)
atihan teknik, (3)
berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Untuk
mencapai prestasi yang tinggi, maka keempat aspek tersebut harus dilatih
dan ditingkatkan secara maksimal.
b. Prinsip Latihan
Dalam latihan olahraga prestasi pelatih dan harus memperhatikan
prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat
dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik
pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert
Rotella -
latihan yang dilakukan sesuai dengan azas-azas umum tertentu. Azas-azas
inbi apabila diterapkan dengan bersungguh-sungguh memungkinkan pelatih
untuk membiasakan teknik latihan sehingga dapat memenuhi kebutuhan-
Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam
memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan
tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip
latihan yang tepat, maka program latihan yang telah ditetapkan dapat
dijalankan dengan baik, sehingga akan mendukung pencapaian tujuan
latihan lebih optimal. LANKOR (2007: 46-
latihan yang harus diperhatikan yaitu (1) prinsip pedagogik, (2) prinsip
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-
prinsip latihan yang harus diterapkan terdiri dari: prinsip pedagogik,
prinsip individual, prinsip keterlibatan aktif dan prinsip variasi. Latihan
yang didasarkan pada hukum dan prinsip latihan yang tepat, maka akan
diperoleh hasil latihan yang maksimal. Untuk lebih jelasnya berikut ini
diuraikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:
1) Prinsip Pedagogik
Prinsip pedagogik pada prinsipnya merupakan proses latihan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara keseluruhan
baik aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Prinsip pedagogik
mengarahkan latihan untuk mengikuti berbagai kaidah secara
multilateral, pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran,
sistematik dan gradual.
Prinsip pedagogik sangat penting untuk menjalankan latihan
menuju kepada perkembangan yang lengkap melalui kegiatan
multilateral pada umur tertentu, mencapai prestasi tanpa mengorbankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kesehatan fisik maupun psikis atlet, latihan yang bermanfaat tidak hanya
mengetahui dan memahami, tetapi atlet perlu untuk mampu bagaimana
menerapkan dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan prinsip
pedagogik ini pelatih dituntut untuk memberikan kesadaran yang penuh
akan setiap beban latihan yang diberikan kepada atlet dengan segala
manfaat positif maupun dampak negatifnya, sehingga setiap latihan yang
diberikan perlu dirancang secara sistematik dan meningkat secara
gradual untuk menjamin semua unsur pedagogik dapat dicapai.
2) Prinsip Individual
Setiap atlet merupakan individu yang unik dan tidak ada dua
individu yang sama. Hal ini mengandung konsekuensi terhadap
bagaimana individu tersebut mereaksi beban latihan. Beban latihan yang
sama tidak akan direaksi dengan sama oleh atlet yang berbeda. Oleh
karena itu, pelatih perlu memahami setiap atlet secara individual.
Individu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor
keturunan, umur latihan dan umur perkembangan. Prinsip individu juga
berkaitan dengan hukum kekhususan yang berimplementasi pada latihan
yang khusus bagi setiap atlet. Hukum dan prinsip inilah yang
memunculkan adanya beban luar dan beban dalam.
Beban luar adalah beban yang diberikan dari luar atlet. Sedangkan
beban dalam adalah beban fisiologis dan psikologis atlet setelah
mendapatkan beban luar sebagai reaksi dan adaptasi internalnya seperti,
denyut nadi, perubahan warna kulit dan lain sebagainya. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa dua orang yang berbeda diberikan
bebna luar yang sama akan merekasi secara berbeda yang ditunjukkan
dengan denyut jantungnya, kadar laktat dalam darahnya, sehingga wajar
bila atlet yang satu mengalami kelelahan lebih dahulu daripada atlet
yang lain. Sebaliknya bila atlet diminta untuk berlari dengan bebna
dalam yang sama (denyut nadi 160/menit), maka waktu yang dicapai
(beban luar) untuk berlari 1200 meter akan berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Prinsip Keterlibatan Aktif
Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan dalah memperlakukan
atlet dengan kesempatan yang sama. Oleh karena itu,pelatih perlu
merancang memanajemen latihannya agar setiap atlet dapat
melaksanakan kegiatannya secara optal. Keterlibatan yang aktif pada
setiap atlet akan memperoleh hasil yang optimal. Keterlibatan ini
berkaitan dengan hal-hal sebaga berikut:
(a) Kegiatan fisik (motor density) yaitu bagaimana atlet dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan.
(b) Kegiatan mental dan intelektual, yaitu bagaimana atlet dilibatkan dalam setiap pengamilan keputusan yang berkaitan dengan penyususnan program latihan, pelaksanaan latihan dan kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. (LANKOR, 2007: 48).
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterlibatan aktif atlet
dalam latihan mencakup aspek fisik, mental dan psikologis. Dengan
melibatkan atlet aktif dalam kegiatan latihan, maka akan mendukung
pencapaian tujuan lebih optimal, baik secara fisik, kepribadian dan
kedewasaan.
4) Prinsip Variasi
Latihan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu,
diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam berlatih agar tidak terjadi
kebosanan dan atlet meninggalkan latihan. Pemberian variasi dalam
latihan merupakan cara yang baik untuk memberikan kesempatan bagi
atlet untuk menikmati latihan dengan rasa senang dan gembira.
pelatih dalam latihan dapat berupa: (1) tempat latihan yang berganti-
ganti, (2) metode latihan yang bervariasi dan (3) su
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c. Sistematika Latihan
Latihan yang baik harus dirancang secara sistematis dengan
mengikuti berbagai karakteristik cabang olahraga yang dipelajar,
ketersediaan waktu dan atlit yang dilatih atau dibina. LANKOR (2007: 49-
52) menyatakan:
Beberapa aspek penting untuk menentukan sistematika latihan sebagai berikut: 1) Tahapan latihan:
a) Tahap latihan dasar b) Tahap latihan lanjut c) Tahap prestasi tinggi
2) Pembebanan latihan a) Unsur-unsur beban b) Indikator beban
Pendapat tersebuit menunjukkan bahwa, sistematika latihan
mencakup dua aspek yaitu: tahapan latihan dan pembebanan latihan. Dari
kedua sistematika tersebut di dalamnya terdapat beberapa aspek. Untuk
lebih jelasnya berikut ini diuraikan sistematika latihan sebagai berikut:
1) Pentahapan Latihan
Prestasi puncak seorang atlet sering dicapai pada usia di atas 20
tahun dan biasa disebut usia emas (golden age). Bahkan ada beberapa
cabang olahraga prestasi puncak dapat bertahap sampai usia mendekati
30 tahun. Dengan demikian latihan merupakan proses yang panjang dan
lama, sehingga dilakukan secara sistematik dengan membagai menjadi
beberapa tahap sebagai berikut:
a) Tahap Latihan Dasar
Latihan dasar merupakan tahap awal yang harus dilewati oleh
atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya
cabang olahraga yang ditekuni. Harus diakui bahwa pencarian bakat
bukanlah hal yang mudah tanpa melalui pelaksanaan aktifitas pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
berbagai gerakan motorik ke cabang olahraga maupun kemampuan
kondisi fisik yang sesuai. Dengan melakukan berbagai aktifitas
dalam latihan dasar yang berprinsip multilateral, maka dimungkinkan
atlet muda dapat diidentifikasi bakatnya sejak dini. Selain itu
kesempatan jasmani atlet pada tingkat kebugaran yang memadai pada
usia muda sangat mendukung proses latihan untuk tahap selanjutnya.
Tujuan pada tahap latihan dasar untuk memberikan landasan
yang baik kepada atlet muda berkaitan dengan aspek fisik, mekanik,
psikologi dan moral sebagai prekondisi untuk mencapai hasil yang
baik melalui kemampuan pengembangan, keterampilan dan karakter.
LANKOR (2007: 49) menyatakan:
Sasaran yang harus dicapai pada tahap latihan dasar sebagai berikut:
(1) Pengembangan pengkondisian dan koordinasi. (2) Pengembangan pola gerak olahraga yang akan dituju atau
ditekuni (3) Kesiapan berlatih dan pembentukan kepribadian yang baik
seperti kesiapan, persahabatan, team spirit, disiplin, kejujuran, solidaritas, kemauan dan bekerja keras untuk berlatih.
(4) Menanamkan pengalaman pada latihan dan kompetisi dengan sikap yang baik.
(5) Menemukan bakat atlet dan mengembangkannya kepada arah yang benar.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran
dalam latihan dasar mencakup pengembangan kondisi fisik dan
koordinasi, pembentukan kepribadian, menanamkan pengalaman dan
menemukan atlet yang berbakat untuk dikembangkan lebih lanjut.
b) Tahap Latihan Lanjutan
Tahap lanjutan merupakan tahap penghubung dari tahap latihan
dasar menuju tahap prestasi tinggi. Pada tahap lanjutan bertujuan
untuk memperkuat fondasai keterampilan, kualitas dan kemampuan
fisik dan melakukna latihan yang lebih khusus (spesialisasi) pada
cabang olahraga atau nomor yang ditekuni. Tahap latihan lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dimulai pada sekitar usia 14 tahun pada cabang-cabang olahraga
tertentu. LANKOR (2007: 5) menyatakan:
Sasaran pada tahap latihan lanjutan yaitu: (1) Memperkuat kemampuan (will power) untuk berlatih dan
menghadapi berbagai kendala psikologis dan fisik. (2) Mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dengan
koordinasi seperti: kekuatan, daya tahan, kelincahan dan mobilitas untuk menuju spesialisasi cabang olahraga dengan pendasaran fisik yang kuat menuju ke prestasi tinggi di kemudian hari.
(3) Pengembangan latihan teknik dan taktik dengan melakukan berbagai uji coba atau implementasi latihan dan pertandingan dengan frekuensi yang lebih sering.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam tahap
latihan lanjutan yaitu, memperkuat kemauan yang tinggi dalam
berlatih maupun kendalam dalam latihan, mengembangkan
harmonisasi kondisi fisik dan pengembangan latihan teknik dan
taktik serta melakukan pertandingan uji coba yang lebih banyak.
c) Tahap Prestasi Tinggi
Tahap prestasi tinggi merupakan bagian yang terakhir dari
seluruh proses latihan. Tujuan pada tahap ini adalah kemampuan atlet
untuk mengikuti kejuaran baik Nasional maupun internasional serta
mencatatkan prestsi terbaik. LANKOR (2007: 51) menggambarkan
sasaran pada tahap prestasi tinggi sebagai berikut:
HP
Spesialisasi
Pembinaan multilateral
Gambar 2.2. Tahap Prestasi Tinggi
(Sumber: LANKOR, 2007: 51)
Tahap prestasi tinggi
Tahap Lanjutan
Tahap Dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Pembebanan Latihan
Beban latihan dapat dilihat dari berbagai perspektif dari sisi
beban sebagai kombinasi dari fungsi volume, intensitas, recovery, dapat
juga ditinjau dari sisi indikator lainnya. Berkaitan dengan pembebanan
latihan LANKOR (2007: 51) menyatakan beban latihan ditinjau dari
beberapa perspektif dan bagaimana beban tersebut secara skematis
diberikan pendomannya sebagai berikut:
(a) Unsur-unsur beban Setiap latihan memiliki indikator latihan yaitu, fisik, teknik,
taktik dan mental. Keempat unsur latihan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Harmonisasi dari kemampuan keempat indikator tersebut akan memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi. Keempat indikator ini dapat diimplementasikan pada beban latihan dengan indikator dan karakteristik yang berbeda sesuai dengan cabang olahraga dan nomor-nomornya.
(b) Indikator beban Untuk menentukan beban latihan tepat atau tidak berat atau
ringan, dapat dilihat dari tiga indikator yaitu: (1) Volume: volume menunjukkan jumlah pembebanan
dengan satuan kilo meter, meter, kilo gram dan waktu dalam menit atau detik.
(2) Intensitas: intensitas latihan menunjuk pada persentase beban dari kemampuan maksimalnya.
(3) Pemulihan (recovery): waktu dan bentuk kegiatan yang diperlukan untuk melakukan pulih asal setelah melakukan pembebanan, baik dalam seri, set maupun antar sesi.
Penempatan rasio antar indikator beban latihan sangat
menentukan keberhasilan proses latihan dan hasil peningkatan kinerja
atlet. LANKOR (2007: 52) menggambarkan rasio beban latihan secara
umum sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 2.3. Rasio antar Indikator Beban Latihan (Sumber: LANKOR, 2007: 52)
Rasio pembebanan ini disusun sesuai dengan periode dan fase
latihannya, tujuan latihan yang akan dicapai dan berat ringannya latihan.
Misalnya, pada persiapan umum biasanya latihan memiliki ciri volume
yang meningkat tetapi intensitasnya masih rendah. Sedangkan pada
periode kompetisi intensitas yang tinggi, volume sudah menurun rendah.
4. Bola Basket
a. Permainan Bola Basket
Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang
berkembang cukup pesat di dunia. Permainan bola basket ditemukan pada
bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith. Permainan bola basket
merupakan olahraga tim. Dalam pelaksanaan permainannya masing-masing
tim terdiri lima orang pemain. Maksud dan tujuan masing-masing tim yaitu,
berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya dan
mencegah lawan berbuat hal yang sama terhadap timnya. Dalam
pelaksanaan permainan bola basket, setiap pemain dapat memainkan bola
dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar
sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Hal ini sesuai pendapat
Hal Wissel (2000: 2) bahwa:
Intensitas
Volume
Pemulihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan men-dribble-nya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, permainan bola basket
dimainkan dengan cara memantulkan bola dengan telapak tangan terbuka,
melemparkan, menggelindingkan atau menggiring bola ke segala arah dalam
lapangan permainan. Ditinjau dari cara memainkan bola dalam permainan
bola basket bahwa shooting atau menembakkan ke dalam keranjang lawan
yang merupakan strategi permainan bola basket untuk memperoleh
kemenangan. Untuk mencapai kualitas permainan yang baik, maka setiap
pemain harus menguasai macam-macam teknik dasar bola basket dan
mampu menjalin kerjasama yang kompak dalam satu tim. Tanpa didukung
hal tersebut akan sulit memenangkan pertandingan.
b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket
Teknik dasar permainan bola basket merupakan komponen-
komponen yang fundamental dan harus dikuasai oleh setiap pemain. Hal
tim, namun penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum
Djazet, Pa
bermain bola basket dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak
dasarnya baik. Oleh karena itu teknik dasar perlu dilakukan dengan cara-cara
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai
teknik dasar bola basket secara individu merupakan kemampuan yang harus
dimiliki setiap pemain bola basket. Penguasaan teknik dasar bola basket
yang baik akan dapat mendukung penampilan seorang pemain baik secara
individu maupun secara tim. Menurut Soebagio Hartoko (1993: 22-25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
teknik dasar permainan bola basket terdiri dari: "(1) Operan, (2) Menangkap,
(3) Menembak, (4) Menggiring, (5) Olah kaki, (6) Gerakan berporos, (7)
Melompat/meloncat, (8) Gerak tipu". Hal senada dikemukakan Hal Wissel
Shooting, passing, dribbling, rebounding, defending
bergerak dengan bola dan bergerak tanpa bola adalah teknik dasar yang
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik
dasar permainan bola basket terdiri dua macam yaitu teknik dasar tanpa bola
dan teknik dasar dengan bola. Kedua teknik dasar tersebut merupakan
komponen-komponen dalam permainan bola basket yang saling mendukung
terhadap keterampilan bermain bola basket. Teknik-teknik tersebut di atas
harus dikuasai oleh setiap pemain bola basket agar dapat mendukung
penampilannya dalam bertanding. Dengan menguasai macam-macam teknik
dasar bermain bola basket dengan baik memberi peluang untuk dapat
memenangkan pertandingan. Berikut ini dipaparkan secara singkat teknik
dasar bola basket sebagai berikut:
1) Teknik Dasar Passing
Passing atau operan merupakan teknik dasar permainan bola
baket yang paling sering dilakukan dalam permainan bola basket.
Passing saling berkaitan dengan tangkapan, sehingga kedua teknik ini
dan tangkapan yang baik penting bagi permainan tim, dan keahlian
seperti itulah yang membuat bola basket menjadi permainan tim yang
in
Istilah melempar mengandung pengertian mengoper bola dan
menangkap berarti menerima bola. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat
berlangsung silih berganti, maka selalu dilakukan berteman biasanya
disebut operan. Apabila seorang pemain bola basket memegang bola,
maka ia harus melempar bola, sedangkan apabila ia dalam posisi tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
memegang bola, ia bersiap-siap untuk menerima atau menangkap
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa,
passing dalam permainan bola basket selalui disertai dengan tangkapan
(catching). Kedua hal ini harus betul-betul dikuasai dengan baik.
Banyak manfaat yang diperoleh, jika pemain bola basket menguasai
passing dengan baik. Hal Wissel (2002: 71) kegunaan khusus operan
adalah:
1) Mengalihkan bola dari daerah padat pemain (contoh setelah rebound atau dijaga ketat).
2) Menggerakan bola dengan cepat pada fast break. 3) Membangun permainan yang ofensif. 4) Mengoper bola ke rekan yang sedang terbuka (tanpa dijaga
lawan) untuk penembakan dan, 5) Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan
sendiri.
Passing bola basket mempunyai kegunaan yang cukup luas
yaitu: sebagai upaya mengalihkan bola dari permainan yang cukup
padat, dapat dijadikan sebagai serangan yang cepat dan, sebagai umpan
untuk mencetak angka. Untuk itu, setiap pemain bola basket harus
menguasai jenis-jenis passing bola basket: Jenis-jenis passing bola
basket sebagai berikut:
a) Chest Pass (Passing dari Depan Dada)
Chest pass merupakan cara melakukan passing dari depan dada.
Menurut Imam Sadikun (1992: 78) teknik passing dari depan dada
sebagai berikut:
1) Sikap kaki berdiri wajar (enak) dengan lutut sedikit ditekuk dan badan sedikit condong ke depan, pandangan ke arah lemparan. Kaki boleh sejajar atau salah satu di depan.
2) Pegang bola dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka menutupi bagian samping dan belakang dari bola. Ibu jari hampir mendekat, semua telapak tangan dan jari menyentuh bola.
3) Tekuk kedua siku dengan mendekati badan dan aturlah bola setinggi dada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4) Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki ke depan ke arah sasaran. Bersamaan dengan melangkahkan kaki, kedua lengan menolak lurus ke depan disertai dengan lekukan pergelangan tangan dan diakhiri dengan lecutan jari-jari tangan.
5) Operan diarahkan setinggi dada si penerima secara mendatar dan bola sedikit berputar.
6) Bersamaan dengan irama gerak perlepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan, langkahkan kaki belakang setelah bola lepas dari tangan (followthrogh).
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada
(chest pass) sebagai berikut:
Gambar 2.4. Chest Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 81)
b) Overhead Pass
Overhead pass merupakan cara passing bola basket dari atas
kepala. Menurut Imam Sadikun (1992: 81) teknik overhead pass bola
basket sebegai berikut:
1) Posisi bola berada di atas kepala dengan dipegang dua tangan dan cenderung agak di belakang kepala.
2) Bola dilempar dengan lecutan pergelangan tangan arahnya agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan.
3) Lepaskan bola dari tangan juga menggunakan jentikan jari tangan.
4) Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat tumit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada
(chest pass) sebagai berikut:
Gambar 2.5. Overhead Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 82)
c) Operan Memantul (Bounch)
Operan memantul atau bounch merupakan cara melakukan
operan dengan bola dipantulkan ke lantai. Menurut Imam Sadikun
(1992: 83) teknik operan memantul (bounch) sebagai berikut:
1) Sikap permulaan dilakukan seperti pada posisi operan dengan dua tangan.
2) Bola dilepaskan dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawaah dari letak badan.
3) Bola dilepaskan dari setinggi pinggang dan harus diarahkan pada suatu tempat (titik) kira-kira 1 meter di depan si penerima, disesuaikan dengan jarak dan kekuatan lemparan. Agar arah bola dapat diterima pada daerah antara lutut dan perut.
4) Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada di samping kanan atau kiri kaki lawan.
Berikut disajikan ilustrasi gambar gerakan passing bola basket
dengan dipantulkan (bounch) sebagai berikut:
Gambar 2.6. Bounch Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 83)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d) Operan Samping (Inside Pass)
Operan samping merupakan cara mengoperkan bola dari
samping dengan menggunakan satu tangan. Menurut Imam Sadikun
(1992: 85) teknik peran samping bola basket sebagai berikut:
1) Sikap berdiri enak dengan posisi kaki kanan di belakang. 2) Bola dipegang dengan tangan kanan, tetapi tangan kiri tetap
ikut menjaga supaya bola tidak jatuh dan keseimbangan bola terjaga.
3) Sikap tangan kanan dengan siku ditekuk dan telapak tangan menghadap ke atas.
4) Lemparan bola ke depan melambung sesuai dengan sasaran, gerakan terakhir melepas bola sampai lecutan jari-jari tangan.
5) Setelah bola lepas dari tangan, langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan dengan gerakan lanjutan (followthrough) tangan.
6) Bagi pemain yang melempar bola dengan tangan kiri (kidal), dilakukan kebalikan gerakan dengan tangan kanan)
Berikut ini disajikan ilustrasi operan dari samping (inside pass)
bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.7. Inside Pass (Sumber: Imam Sadikum, 1992: 87)
2) Teknik Dasar Menangkap Bola
Teknik dasar menangkap bola toidak dapat terlepas dari teknik
dasar passing atau operan. Menurut Imam Sadikun (1992: 90) teknik
menangkap bola dalam permainan bola basket sebagai berikut:
1) Sikap kaki berdiri kuat dengan dua tangan lurus ke depan dan kedua telapak tangan menghadap ke depan serta jari-jari tangan terbuka (kedua ibu jari tangan saling mendekat).
2) Setelah bola menyentuh ujung jari dan telapak tangan, bawalah bola ke dada dan tahanlah dengan mencengkeram
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
bola yaitu, semua telapak tangan dan permukaan jari-jarinya menempel dengan bola di samping kanan dan kiri.
3) Selanjutnya kuasailah bola dengan baik sambil menunggu gerakan berikutnya (melempar, menggiring atau menembak).
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar teknik menangkap bola
dalam permainan bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.8. Teknik Dasar Menangkap Bola (Sumber: Imam Sadikum, 1992: 91)
3) Teknik Dasar Menembak
Menembak (shooting) merupakan usaha seorang pemain bola
basket untuk memasukkan bola ke dalam ring basket lawan. Hal
Shooting (menembak) adalah keahlian
Hartoko (1993: 38) bahwa, "Teknik dasar terpenting dalam bola basket
adalah kemahiran menembak, karena kemenangan suatu pertandingan
ditentukan dengan jumlah tembakan yang dibuat oleh suatu regu".
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menembak
merupakan teknik dasar yang paling penting dalam permainan bola
basket, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim.
Kemenangan suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan yang masuk
ke dalam ring lawan dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan yang
berlaku. Oleh karena itu, seorang pemain bola basket harus mahir
dalam melakukan tembakan dalam permainan bola basket.
Berkaitan dengan teknik dasar menembak, dalam penelitian ini
dipaparkan tembakan bebas (free throw shoot) dan lay up shoot.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a) Tembakan Bebas (Free Shoot)
Tembakan bebas bola basket merupakan salah satu jenis
tembakan hukuman dalam permainan bola basket. Melalui tembakan
bebas, maka mempunyai peluang untuk mencetak angka. A.
Sarumpaet, Zulfar Djaset, Parno dan Imam Sadikun. (1992: 209)
menyatakan:
Tembakan bebas merupakan hadiah yang diberikan kepada seorang pemain untuk mendapatkan 1 angka. Hadiah ini diberikan sebagai akibat diganggunya dengan kasar (persinggungan) oleh pemain lawan terhadap usaha tembakan lapangan. Bila terjadi kesalahan perorangan dan perlu diberikan tembakan bebas, pemain yang dirugikan tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan tembakan bebas sebanyak dua kali.
Pendapat tersebut menunjukkan, tembakan bebas dilakukan jika
pemain mendapat pelanggaran yang kasar saat akan melakukan
tembakan. Melalui tembakan bebas pemain mendapat kesempatan
mendapatkan nilai atau point 1 angka. Pemain yang mendapat
kesempatan tembakan bebas diberikan dua kali kesempatan. Agar
tembakan bebas berhasil dengan baik, maka pemain yang mendapat
kesempatan melakukan tembakan bebas harus menguasai teknik
tembakan bebas dengan baik dan benar. Menurut Hal Wissel (2000:
53) teknik tembakan bebas bola basket sebagai berikut:
1) Fase persiapan: a) Penegasan yang positif b) Letakkan kaki untuk menembak di luar tanda c) Lakukan dengan rutin d) Sikap yang seimbang e) Tangan yang tidak menembak di bawah bola f) Ibu jari rileks g) Siku masuk ke dalam h) Bola antara telinga dan bahu i) Bahu rileks j) Napas dalam, rileks k) Visualkan tambahan yang berhasil l) Konsentrasikan pada target
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Fase pelaksanaan a) Lihat target b) Ucapkan kata-kata kunci secara berirama c) Rentangkan kaki, punggung, bahu d) Rentangkan siku e) Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan f) Lepaskan jari telunjuk g) Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas
3) Fase Follow-Through a) Lihat target b) Lengan terentang c) Jari telunjuk menunjuk pada target d) Telapak tangan ke bawah saat shooting e) Seimbang dengan telapak tangan ke atas f) Posisi lengan tetap di atas bola masuk ke dalam ring
Gambar 2.9. Free Shoot Bola Basket (Sumber: Wissel Hal, 2000: 53)
b) Lay Up Shoot
Lay up shoot merupakanjensi tembakan bola basket yang
mempunyai peluang cukup besar bola dapat masuk ke dalam ring
basket lawan. Karena lay up shoot dilakukan sedekat mungkin dengan
ring basket. Seperti diungkapkan Imam Sadikun (1992: 103) bahwa,
lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan
pada jarak yang sedekat-
Tembakan lay up dapat dilakukan dengan baik, maka harus
menguasai teknik ly up shoot dengan benar. Imam Sadikun (1992:
103) menyatakan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tembakan lay up dimulai dari menangkap bola sambil melayang, menumpu satu kaki, melangkah kaki yang lain ke depan, menumpu satu kaki, melompat setinggi-tingginya atau sedekat mungkin dengan ring basket. Biasanya lay up shoot dilakukan dari samping kiri, kanan atau tengah dan bola dipantulkan lebih dahulu ke papan.
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan lay up shoot bola
basket sebagai berikut:
Gambar 2.10. Lay Up Shoot Bola Basket (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 103)
4) Dribbling (Menggiring Bola)
Menurut Vic Ambler (2005: 10) bahwa Dribbling adalah
membawa bola dengan cara memantul- Sedangkan A.
Dribble bola diperbolehkan
hanya dengan satu tangan kanan saja atau kiri saja dan secara
bergantian antara tangan kanan d
Dribbling bola basket pada prinsipnya cara memainkan bola
dengan dipantul-paltulkan menggunkan satu tangan atau dua tangan
secara bergantian sambil berjalan atau berlari. Teknik dribbling bola
basket menurut Soebagio Hartoko (1994: 36) sebagai berikut:
1) Peganglah bola dengan kedua tangan yang relax, tangan kanan di atas bola, sedang tangan kiri menjadi tempat terletaknya bola.
2) Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit di depan kaki kanan
3) Condongkan badan ke depan mulai dari pinggang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4) Mulai pantulkan bola dengan tangan kanan, (sebagai permulaan sebaiknya mata masih melihat bola).
5) Gerakan lengan hampir sepenuhnya. 6) Jangan memukul bola dengan telapak tangan, tetapi
pantulkan (tekankan) dengan jari-jari dibantu dengan gerakan pergelangan tangan.
7) Jinakkan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya ke atas sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian dipantulkan kembali.
8) Setelah rahasia gerak, watak dan irama dari pantulan dapat dirasakan (get the feeling) dengan sikap berdiri ditempat, memulailah dengan bergerak maju.
9) Mulailah jangan melihat bola, dan percepatlah gerak. 10) Kemudian menggiring dengan agak rendah, rendah, maju,
mundur cepat, secepatnya, berliku, berkelok dengan rintangan dan lawan.
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan dribbling bola
basket sebagai berikut:
Gambar 2.11. Dribbling Bola Basket
(Sumber: Soebagio Hartoko, 1994: 36)
5) Pivot (Gerakan Berporos)
Pivot atau gerakan berporos merupakan usaha seorang pemain
bola basket untuk mengubah arah dari hadangan lawan dengan satu
kaki tetap berpijak atau menempel pada lantai lapangan permainan.
Imam Sadikun (1992: 100) menyatakan,
Gerakan berporos (pivot) adalah suatu usaha mengubah arah hadap badan ke segala arah dengan satu kaki tetap tinggal di tempat sebagai poros (as). Kaki poros ini tidak boleh terangkat atau tergeser dari tempatnya, sementara kaki yang lain boleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
bergerak atau melangkah ke depan, ke belakang, kiri, kanan dan kesegala arah. Khususnya pada saat-saat memegang bola, sebab dipergunakan agar bola dapat dijauhkan dari jangkauan lawan. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar
gerakan pivot bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.12. Gerakan Pivot (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 103)
6) Rebound (Merayah Bola)
Menurut Imam Sadikun Rebound
merupakan suatu usaha untuyk mengambil atau menangkap bola yang
datangnya memantul dari papan pantul atau ring basket akibat dari
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, rebound sangat berperan
penting untuk menguasai bola jika lawan gagal melakukan tembakan.
Kemampuan seorang pemain bola basket menangkap bola saat
tembakan lawan gagal, maka mempunyai kesempatan untuk
melakukan serangan balik. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan
ilustrasi gambar gerakan rebound bola basket sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 2.13. Rebound Bola Basket (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 107)
5. Pembinaan Olahraga
a. Aspek-Aspek Pembinaan Olahraga
Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai prestasi dalam kegiatan pembinaan
olahraga. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga prestasi, aspek-aspek
yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan
dikembangkan secara maksimal. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin
(1996: 87-88) menyatakan, aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan
olahraga adalah:
1) Aspek olahraga menyangkut permasalahan: a) Pembinaan fisik. b) Pembinaan teknik c) Pembinaan taktik d) Kematangan bertanding e) Pelatih f) Program latihan dan evaluasi
2) Aspek medis menyangkut permasalahan: a) Fungsi organ tubuh meliputi: jantung, paru-paru, syaraf,
otot, indera dan lainnya. b) Gizi c) Cidera d) Pemeriksaan medis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3) Aspek psikologis menyangkut permasalahan: a) Ketahanan mental b) Kepercayaan diri c) Penguasaan diri d) Disiplin dan semangat juang e) Ketenangan, ketekunan dan kecermatan f) Motivasi
Secara garis besar aspek-aspek dalam pembinaan olahraga mencakup
aspek olahraga, aspek medis dan aspek psikologis. Dari aspek-aspek tersebut
di dalamnya terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam
pembinaan olahraga prestasi. Agar pembinaan memperoleh hasil maksimal,
maka dalam pembinaan olahraga prestasi diperlukan ahli-ahli disiplin ilmu
yang berkualitas sesuai dengan bidangnya. Ahli-ahli yang dibutuhkan dalam
pembinaan olahraga prestasi di antaranya (1) ahli di bidang olahraga, (2) ahli
di bidang medis kesehatan olahraga dan (3) ahli di bidang psikologi
olahraga. Mengingat sangat kompleks dalam pembinaan olahraga prestasi,
maka strategi pembinaan olahraga perlu ditangani secara profesional, baik
dalam manajemen dalam keilmuannya. Untuk kebutuhan tersebut diperlukan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional. Namun hal yang
mendasar dalam usaha mencapai prestasi yang tinggi dalam pembinaan
olahraga prestasi terutama pembinaan fisik, teknik, taktik dan metal. Lebih
lanjut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 104) menyatakan:
Tujuan dari optimalisasi potensi olahraga adalah untuk meningkatkan kekuatan atau kemampuan dalam olahraga ke arah yang lebih tinggi melalui pembinaan yang intensif antara lain mengenai: 1) Pembinaan Fisik:
a) Spesifik latihan fisik b) Sistem energi predominan latihan fisik
2) Pembinaan teknik 3) Pembinaan taktik 4) Pembinaan mental 5) Kematangan bertanding
Usaha mencapai prestasi dalam olahraga dibutuhkan proses
pembinaan yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga
unsur-unsur yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
ditingkatkan secara maksimal. Unsur-unsur yang harus dilatih dan
dikembangkan dalam pembinaan olahraga mencakup unsur fisik, teknik,
taktik, mental dan kematangan bertanding. Untuk lebih jelasnya macam-
macam pembinaan olahraga diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Pembinaan Fisik
Pembinaan kondisi fisik merupakan pembinaan awal dan
sebagai dasar pokok dalam latihan olahraga untuk mengembangkan
unsur lainnya. Oleh karena itu, kondisi fisik yang prima harus dimiliki
oleh setiap atlet atau olahragawan sesuai dengan cabang olahraga yang
dipelajarinya. Dengan memiliki kondisi fisik yang prima akan dapat
mendukung pencapaian prestasi olahraga secara optimal. Hal ini sesuai
salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet,
dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meraih
Hal senada dikemukakan M. Sajoto (1995: 8)
dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat
dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau
ditawar-
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
kondisi fisik yang prima merupakan syarat mutlak sebagai dasar untuk
mencapai prestasi yang tinggi. Di dalam pembinaan kondisi fisik,
latihannya harus dapat dilakukan secara sistematis, teratur dan selalu
meningkat dengan penyusunan program latihan yang cermat,
sistematis dan mengikuti prinsip-prinsip latihan yang tepat agar tujuan
latihan fisik dapat tercapai dengan baik. Komponen-komponen kondisi
fisik yang terdiri dari: kekuatan (strength), kecepatan (speed), daya
tahan (endurance), kelentukan (flexibility), koordinasi (coordination),
kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan power harus
dimiliki setiap olahragawan (Depdiknas, 2002: 108). Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
memperoleh kondisi fisik yang prima, maka komponen-komponen
kondisi fisik tersebut di atas harus dilatih dan dikembangkan secara
maksimal. Banyak manfaat yang diperoleh dengan latihan kondisi fisik
seperti dijelaskan KONI (1993: 1) bahwa, dengan kondisi fisik yang
baik, maka akan ada:
1) Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
2) Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik.
3) Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) Ekonomi gerak yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh
setelah latihan. 5) Responden dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-
waktu respon demikian diperlukan
Kondisi fisik yang baik sangat penting untuk kondisi tubuh.
Jika seseorang memiliki kondisi fisik yang baik maka sistem sirkulasi
dan kerja jantung meningkat, komponen-komponen kondisi fisik
meningkat, gerakan akan lebih efektif dan efisien baik saat latihan
maupun setelah latihan serta organisme akan cepat merespon setiap
aktivitas yang melibatkan kemampuan fisik.
2) Pembinaan Teknik
Teknik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
suatu cabang olahraga. Banyak manfaat yang diperoleh jika seorang
atlet menguasai teknik yang baik. Sudjarwo (1993: 42) menyatakan,
efektifitas gerakan untuk mencapai prestasi maksimal. Kegunaan
penguasaan teknik yang baik adalah mengurangi terjadinya cidera,
berguna untuk menyusun strategi yang akan diterapkan dalam
Banyak manfaat yang diperoleh dengan menguasai teknik suatu
cabang olahraga. Oleh karena itu, penguasaan teknik perlu dibina
secara cermat dan teratur dengan frekuensi pengulangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sebanyak mungkin, sehingga dapat dikuasai dengan baik. Hal ini
mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan
keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang
dengan frekuensi sebanyak-
Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah
yang harus dilakukan untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga.
Untuk mempermudah dalam mempelajari suatu teknik cabang olahraga
harus mengenali dan menganalisa teknik yang akan dipelajari. Yusuf
Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 106) menyatakan, untuk
menguasai teknik suatu cabang olahraga ada beberapa hal yang harus
dilakukan yaitu:
1) Menganalisis gerak teknik. Hasil penganalisisan yang tepat dipakai sebagai patokan pembinaan, sehingga hanya gerakan-gerakan yang tepat dan benar serta berfungsi saja yang dipilih untuk latihan kecapakan teknik untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.
2) Menghasilkan hal-hal yang dapat merintangi atau menghambat efisiensi teknik.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam melatih teknik menurut
Sudjarwo (1993: 45-46) sebagai berikut:
1) Informasi teori dan instruksi pelaksanaan harus tegas dan jelas. Teori teknik gerakan harus diberikan dengan jelas, diterangkan dengan contoh atau peragaan yang tepat, selanjutnya dicoba untuk dilakukan oleh atlet.
2) Contoh gerakan teknik dapat dilakukan dengan suatu demonstrasi yang dilakukan oleh pelatih atau model yang ditunjuk untuk memberikan peragaan secara tepat. Untuk menunjukkan gerakan yang tepat dapat pula melalui media seperti film, slide, gambar-gambar atau media lainnya.
3) Instruksi pelaksanaan harus cermat sebelum dilakukan gerakan ulang (drill), sebab apabila gerakan teknik terlanjur salah dilakukan seterusnya akan menjadi kebiasaan yang salah, sehingga sulit untuk ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4) Koreksi dan perbaikan harus selalu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan teknik.
5) Pemberian motivasi atau dorongan yang positif perlu diberikan, demikian pula umpan balik dan evaluasi sangat diperlukan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
dalam mempelajari suatu teknik cabang olahraga perlu dilakukan
analisa dan penilaian teknik secara seksama dapat diketahui elemen-
elemen yang penting yang berfungsi dengan baik dalam usaha
pembentukan kecakapan teknik. Dengan analisa teknik yang cermat
akan memudahkan dalam melatihnya. Dalam melatih teknik suatu
cabang olahraga dapat dilakukan dengan memberi informasi,
memberikan contoh gerakan, memberikan instruksi yang cermat,
melakukan korekasi dan memberikan motivasi. Hal yang terpeting
dalam melatih teknik harus dilakukan pengulangan sebanyak-
banyaknya.
3) Pembinaan Taktik
Dalam setiap pertandingan atau permainan suatu cabang
olahraga, taktik permainan sangat penting. Taktik yang diterapkan
dalam permainan merupakan suatu usaha untuk memenangkan
pertandingan. Meningkatnya prestasi yang dicapai dalam cabang
olahraga diperlukan kecakapan taktik. Berkaitan dengan taktik Andi
akal yang dirancang dan akan dilaksanakan dalam permainan oleh
perorangan, kelompok maupun tim untuk memenangkan suatu
pert
Taktik merupakan bagian yang penting untuk mencapai
prestasi dalam pertandingan atau permainan olahraga. Banyak manfaat
yang diperoleh jika taktik yang diterapkan dalam permainan cukup
baik dan efektif. Sudjarwo (1993: 72) menyatakan beberapa kegunaan
dari taktik antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Merupakan usaha atau siasat yang direncanakan dengan pemikiran dan penerapan kemampuan fisik, teknik dan mental untuk memperoleh kemenangan secara sportif.
2) Melalui analisis yang dilakukan terhadap kelemahan lawan dan kekuatan lawan maupun kemampuan yang dimiliki oleh atlet sendiri, maka dapat digunakan sistem, pola dan tipe permainan yang tepat untuk mengambil keuntungan dari lawan.
3) Penerapan strategi dan taktik yang tepat dapat digunakan sebagai pengembangan daya pikir, kreativitas, dan efisiensi dan efektifitas gerakan.
4) Penggunaan otomatisasi gerakan teknik yang menunjang pelaksanaan taktik yang telah direncanakan dalam strategi berarti efisiensi gerakan yang dapat mengurangi timbulnya kelelahan dan cidera dalam pertandingan.
5) Menghadapi pertandingan dengan perencanaan strategi yang mantap berarti telah menang sebelum bertanding, artinya seorang atlet telah mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, sehinga atlet akan lebih optimis menghadapi pertandingan.
Taktik sangat berperan penting untuk memenangkan suatu
pertandingan. Namun demikian dalam penerapan taktik permainan
harus didukung beberapa faktor. Yusuf Adisasmita dan Aip
Syarifuddin (1996: 119) menyatakan faktor-faktor pendukung taktik
yaitu:
1) Kemampuan fisik. Kemampuan fisik yang baik tidak akan menyebabkan menurunnya tempo bertanding, sehingga tetap mampu melaksanakan taktik dengan segala macam variasinya.
2) Kemampuan teknik. Kecakapan teknik sangat membantu lancarnya tugas-tugas taktik. Dengan memiliki kemahiran teknik maka konsentrasi hanya tertuju kepada taktik saja.
3) Team work. Kerjasama menentukan berhasilnya suatu team. Team work menentukan pengertian-pengertian satu sama lain dalam melaksanakan taktik.
4) Distribusi energi. Pengaturan distribusi energi selama pertandingan harus sesuai dan tepat. Hal ini untuk menghindari menurunya tempo karena kehabisan tenaga sebelum atau selesai bertanding atau tempo bertanding rendah karena tidak menggunakan tenaga semestinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
5) Penguasaan pola-pola pertandingan. Pola pertandingan sebaiknya jangan statis, pola pertandingan hendaknya mempunyai variasi-variasi. Hal ini perlu agar tidak dapat diterka lawan. Di samping itu, dengan adanya variasi dapat digunakan untuk merubah taktik apabila usaha yang terdahulu gagal.
Taktik dalam bertanding akan sangat bermanfaat atau berjalan
dengan lancar jika didukung kemampuan fisik yang prima, penguasaan
teknik yang baik, memiliki kerjasama yang kompak, distribusi energi
yang baik serta penguasaan pola-pola pertandingan. Bagian-bagian
tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, oleh karena itu harus
dikuasai dan dimiliki oleh setiap atlet.
4) Pembinaan Mental
Perkembangan mental atlet tidak kalah pentingnya dari
kemampuan fisik, teknik dan taktik. Meskipun atlet memiliki
kemampuan fisik, teknik dan taktik yang baik, prestasi yang tinggi
tidak akan tercapai jika mental atlet tidak baik atau berkembang. Yusuf
pertandingan bukan hanya merupakan a battle of the body, akan tetapi
juga a battle of mind bahkan 75% adalah masalah mental dan hanya
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, mental memiliki
prosentase yang lebih besar dibandingkan faktor lainnya saat
melakukan pertandingan. Hal ini karena, mental berfungsi sebagai
penggerak, pendorong dan pemantap bagi atlet untuk mempraktekkan
kemampuan fisik dan skill dalam mencapai prestasi yang tinggi. Oleh
karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi mental atlet harus
mampu diatasi oleh atlet saat melangsungkan pertandingan. A.
-faktor penyebab
yang dapat mempengaruhi kondisi mental, dapat dikelompokkan
dalam dua faktor yaitu: (1) faktor-faktor yang berasal dari dalam atlet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(faktor intern), (2) faktor-faktor yang berasal dari luar diri atlet (faktor
Menangani mental atlet adalah sangat penting dalam
pembinaan olahraga prestasi. Usaha untuk mengatasi atau pencegahan
mental atlet agar tidak drop saat bertanding, maka dapat dilakukan
dengan mengawasi dengan teliti dan mengadakan diskusi-diskusi
dengan atletnya. Segala permasalahan yang dihadapi atlet dapat diutara
kepada pelatih, sehingga pelatih dapat memecahkannya dan
memberikan semangat kepada atletnya. Yusuf Adisasmita dan Aip
Syarifuddin (1996: 125) menyatakan hal-hal yang diusahakan dan
mendapat perhatian dalam pembinaan mental yaitu:
1) Kemampuan dan kemauan (wall power). 2) Semangat daya juang (fighting spirit). 3) Kemampuan menghadapi kesukaran atau kegagalan. 4) Percaya diri (self confident) 5) Menghindarkan percaya diri yang berlebihan (over
confidence).
5) Kematangan Bertanding Pertandingan merupakan tempat untuk mempraktikkan hasil
pembinaan seperti kemampuan fisik, teknik dan taktik. Dalam
pertandingan dapat dinilai sampai dimana kemampuan seorang setelah
dibina dalam latihan. Melalui pertandingan akan selalu dihadapkan
pada bermacam-macam persoalan yang menuntut cara baru untuk
penyelesaiannya. Pengalaman secara terus menerus akan menciptakan
adanya bentuk pengertian yang mantap yang berguna dalam
menghadapi situasi pertandingan. Hal yang demikian akan memberi
pengalaman yang baik bagi atlet.
Atlet yang berpengalaman dalam menghadapi pertandingan
akan lebih bersikap tenang, cepat mengambil inisiatif, cepat dapat
mengatasi kesukaran dan lebih efektif dalam penggunaan tenaga.
Sedangkan atlet yang kurang pengalaman sukar untuk melakukan hal-
hal seperti tersebut. Oleh karena itu, pengalaman bertanding harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dilakukan sebanyak mungkin hingga sampai pada titik yang mantap
yang disebut kematangan bertanding atau kematangan pengalaman
bertanding. Dengan memiliki kematangan bertanding, maka atlet akan
memiliki kesiap siagaan bertanding secara bulat dan menyeluruh
dalam cabang olahraga yang ditekuninya.
b. Faktor-Faktor yang Mendukung Pencapaian Prestasi Olahraga
Mencapai prestasi yang tinggi adalah tujuan setiap atlet. Namun
untuk mencapai prestasi yang tinggi ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan. Prestasi yang tinggi merupakan tujuan utama dalam
pembinaan olahraga. M. Sajoto (1995: 2-4) menyatakan ba -
faktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu: aspek biologis
(fundamental motor skill), aspek psikologis, aspek lingkungan
(environment Sedangkan Bompa (1999: 13)
menggambarkan skematis kualitas latihan dengan faktor-faktor
pendukungnya sebagai berikut:
Gambar 2.14. Skema Faktor-Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet (Sumber: Bompa: 1999: 13)
performance Coach knowledge and personal
Facilities and equipment
Heritage Motivation
Competitions
Fidings from auxiliary sciences
Training quality
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Bagan tersebut menggambarkan bahwa, prestasi dapat dicapai
secara maksimal melalui latihan yang berkualitas. Dalam pelaksanaan
latihan seorang pelatih harus memiliki kepribadian dan pengetahuan di
bidang olahraga yang dibinanya, perlu didukung hasil penelitian-pnelitian,
didukung prasarana dan sarana latihan yang baik serta melakukan
pertandingan-pertandingan. Hal yang lebih penting lagi adalah kemampuan
atlet. Atlet yang dibina harus memiliki potensi yang baik (misal keturunan
atlet) memiliki motivasi yang tinggi. Pendapat lain dikemukakan Sudjarwo
(1993: 9) bahwa, dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada
dua faktor yang menentukan yaitu:
1) Faktor indogen Faktor indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi untuk mencapai prestasi maksimal seperti: a) Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang
olahraga pilihannya, (typology yang berbeda-beda untuk setiap cabang olahraga)
b) Kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan, koordinasi dan sebagainya.
c) Kesehatan baik fisik maupun mental d) Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik e) Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin,
ketekunan, kesungguhan dan daya fikir. f) Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan
penampilan menuju kematangan juara. 2) Faktor exogen
Faktor exogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal seperti: a) Kerjasama (interaksi) antara pelatih, asisten pelatih, atlet
dan semua orang yang terlibat dalam proses kepelatihan. b) Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga
yang tersedia c) Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang
bertanggungjawab d) Lingkungan hidup atlet yang menunjang e) Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin
kehidupan atlet f) Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tiga ahli tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mendukung pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
prestasi olahraga sangat kompleks. Secara garis besar faktor-faktor yang
mendukung pencapaian prestasi olahraga mencakup faktor indogen dan
exogen. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan harus dipenuhi dalam
pembinaan olahraga agar prestasi yang tinggi dapat dicapai.
6. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Olahrga
a. Pengertian dan Hubungan antara Tes, Pengukuran dan Evaluasi
Tes, pengukuran dan evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda
namun saling berhubungan. Ismaryati (2006: 2) menggambarkan hubungan
antara tes, pengukuran dan evaluasi sebagai berikut:
Gambar 2.15. Hubungan antara Tes, Pengukuran dan Evaluasi (Sumber: Ismaryati, 2006: 2)
Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa, tes adalah
bagian integral dari pengukuran. Dengan demikian tes dan pengukuran
adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Berkaitan dengan tes Lutan
(1993: 3) menyatakan
instrumen yang dipakai untuk memperoleh informsi tentang seseorang atau
adalah
instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
Berdasarkan pengertian tes yang dikemukakan tiga ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, tes merupakan sebuat alat atau instrument yang
digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau objek. Oleh
Evaluasi
Pengukuran
Tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
karena itu, alat pengumpulan informasi atau data, maka tes harus dirancang
secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan,
jenis pertanyaan, rtumusan pertanyaan yang diberikan dan pola jawabannya
harus dirancang menurut kriteria yang telah ditetapkan. Demikian juga
waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta
pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu, aspek yang
diteskan pun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes yang
satu dan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara,
pengamatan tentang unjuk kerja fisik, cheklist, dan lain-lain.
Pengukuran menurut M
Lutan & Adang Suherma
Pengertian pengukuran yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada
prinsipnya sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengukuran
merupakan suatu proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan
secara objektif. Objektif yang dimaksud yaitu sebagai persetujuan dari dua
atau lebih penilai yang kompeten atau skorer tentang harga suatu
pengukuran (Mulyono B., 2009: 33). Melalui kegiatan pengukuran segala
pogram yang menyangkut perkembangan dalam bidang perkembangan
dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Hasil pengukuran
berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, ukuran dan lain sebagainya.
Hasil dari pengukuran diyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah
secara statistik.
Sedangkan evaluasi menurut valuasi
dapat didefinisikan sebagai proses yang sistematis untuk menentukan
Menurut Mulyono B. (2009: 3) bahwa,
ri data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa,
evaluasi merupakan suatu proses penentuan nilai dari data yang terkumpul
dari tes dan pengukuran. Dapat pula dikatakan sebagai proses menilai secara
kualitatif, data kuantitatif yang terkumpul melalui pengukuran. Data yang
terkumpul biasanya dinilai, sehngga keputusan yang adil dan perlu
diinformasikan untuk mengambil keputusan (apakah tjuan yang telah
ditetapkan telah tercapai?, apakah anak didik memperoleh kemajuan yang
berati?)
Berdasarkan pengertian tes, pengukuran dan evaluasi menunjukkan
bahwa, evaluasi mencakup tes dan pengukuran. Evaluasi mencerminkan
filosofi, sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan penilaiannya. Pada gilirannya,
hal-hal tersebut menentukan tes dan pengukuran yang digunakan.
Pengukuran menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh
mengumpulkan informasiyang berhubungan dengan filosofi, sasaran, dan
tujuan-tujuan. Sedangkan tes merupakan instrumen yang dignakan untuk
memperoleh informasi. Evaluasi melibatkan penilaian informasi terhadap
standart yang telah ditetapkan. Penilaian menyatakan seberapa jauh kita
meyakini filosofi, sasaran dan tujuan.
b. Tujuan Pengukuran dan Evaluasi
Pengukuran dan evaluasi dalam bidang pendidikan atau kegiatan
olahraga prestasi sangat penting. Melalui evaluasi dapat diketahui sampai
sejauh mana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Rusli Lutan (1993: 4)
Berdasarkan penilaian perlu ditelaah, apa kekurangan dan bahkan juga
keunggulan yang ada. Hasil yang telah baik perlu dipertahankan dan
kekurang -11) menyatakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
kelompok-kelompok, (3) memiliki sedikit dari yang banyak, (4) motivasi,
(5) pemeliharaan standar, (6) memberikan pengalaman pendidikan, (7)
5) bahwa:
Fungsi dan tujuan evaluasi adalah: 1) Untuk mengetahui sejauh mana anak didik menguasai materi
yang telah diberikan. 2) Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan, keuletan
dan kemampuan anak didik terhadap materi pelajaran. 3) Untuk mengetahui derajat efisiensi dan efektifitas strategi
pengajaran yang telah digunakan, baik menyangkut metode maupun teknik belajar mengajar.
Evaluasi pada prinsipnya memiliki fungsi untuk mengetahui sejauh
mana hasil yang dicapai dalam pendidikan atau latihan olahraga. Dari hasil
evaluasi yang dilakukan dapat digunakan dasar untuk mengukur tingkat
keberhasilan pendidikan yang telah dilakukan oleh guru. Selain itu, evaluasi
dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki pola dan
sistem pendidikan aatau latihan yang telah dilaksanakan. Dengan hal ini
diharapkan pada latihan berikutnya diperoleh hasil yang lebih optimal.
c. Prinsip-Prinsip Pengukuran dan Evaluasi
Suatu prinsip hendaknya dianggap sebagai suatu peraturan yang
mempedomani tindakan. Menurut Rusli Lutan (2000: 9) prinsip pengukuran
Untuk
menetapkan dan melaksanakan suatu program evaluasi harus mengetahui
beberapa prinsip pengukuran dan evaluasi. Menurut Mulyono B. (2009: 11-
15) prinsip-prinsip pengukuran dan evaluasi yaitu:
1) Suatu program pengukuran dan evaluasi seharusnya sesuai dengan filosofi hidup dan pendidikan penilainya.
2) Agar dan mengevaluasi secara efektif, semua pengukuran harus dilakukan sehubungan dengan tujuan-tujuan program.
3) Testing adalah bagian dari pengukuran, dan pengukuran hanyalah satu tahap dari evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
4) Pengukuran dan evaluasi harus dilaksanakan dan diawasi oleh ahli terlatih.
5) Hasil pengukuran dan evaluasi harus ditafsirkan sehubungan dengan hidup keseluruhan seseorang termasuk dimensi sosial, emosional, fisik dan psikologinya.
6) Pengukuran dan evaluasi adalah sarana pendidikan yang penting dan memainkan peranan utama dalam proses pendidikan secara keseluruhan.
7) Pengukuran dan evaluasi bertumpu pada dasar pemikiran, bahwa apapun yang ada merupakan suatu penjumlahan, oleh karenanya dapat diukur.
8) Tidak ada pengganti untuk pertimbangan dalam pengukuran dan evaluasi
9) Kemampuan awal para peserta harus diukur untuk mendapatkan pengetahuan tentang prestasi mereka dalam program pendidikan jasmani.
Prinsip-prinsip pengukuran dan evaluasi ini sangat penting untuk
dipahami bagi seseorang yang akan pengadakan pengukuran dan evaluasi.
Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, kegiatan pengukuran dan
evaluasi akan diperoleh hasil sesuai seperti yang diharapkan.
d. Kriteria untuk Memilih Tes
Pemilihan tes merupakan tahap yang paling penting dalam proses
pengukuran dan evaluasi. Kualitas informasi yang diperoleh tergantung
pada kualitas tes yang akan dipakai. Untuk itu perlu memahami apa kriteria
yang dapat dipakai untuk memilih tes. Johnson & Nelson (1987:22)
s yang baik yaitu alat tes yang memenuhi beberapa
persyaratan antara lain, "(1) Validitas, (2) Reliabilitas, (3) Obyektivitas dan
rut Mulyono B.
(2009: 23) beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu tes meliputi
unsur- Validitas, (2) Reliabilitas, (3) Objektivitas, (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1) Validitas
Validitas suatu tes menunjukkan seberapa baik tes itu dapat
memenuhi fungsi sesuai dengan penggunaannya. Kirkendall dalam Rusli
(1985: 8) bahwa, "Suatu alat tes dikatakan sahih, apabila tes tersebut
mengukur sesuai dengan tujuannya".
Validitas merupakan suatu tingkatan dimana tes benar-benar
mengukur apa yang telah direncanakan untuk diukur. Alat yang
digunakan untuk tes dan pengukuran terhadap sesuatu harus benar-benar
mengandung unsur apa yang akan diukur secara tepat. Alat ukur yang
digunakan harus benar-benar valid.
Istilah validitas mengandung pengertian relevansi (Rusli Lutan,
2000:50). Sebagai contoh timbagan relevan untuk mengukur berat
badan, atau berat sebuah benda. Dengan demikian konsep inti validitas
adalah kesesuaian fungsi dan kemampuan instrumen untuk memperoleh
informasi atau mengukur atribut yang ingin diukur. Menurut Kirkendall,
(1987: 54) berkenaan dengan konsep validitas, ada beberapa tipe, seperti
bagan berikut ini:
Validity
Relevance Reliability Objektivity or Logical Statistical or Rater Reliability Construct Stability Inetrnal Consistency Equivalance
Content Concurrent Predictive Tes-Retest Split-Half Parallel Form
Gambar 2.16. Hubungan Relevansi dan Reliabilitas terhadap Validitas (Sumber: Kirkendall, 1987: 54)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Untuk lebih jelasnya bagan di atas dapat diuraikan secara rinci
sebagai berikut:
a) Validitas Isi atau Validitas Logis
Bagan di atas menunjukkan bahwa, salah satu cara untuk menilai
validitas sebuah tes yaitu dengan pertimbangan logis atau profesional.
Prosedur ini biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk menilai
suatu tes. Bila sebuah tes mengandung butir yang dinilai logis untuk
mengukur atribut yang ingin diukur (misalnya untuk mengukur
keterampilan), maka tes itu disebut memiliki validitas logis atau validitas
isi.
b) Validitas Konstruk
Validitas konstruk (construst validity), seperti terlukis dalam
bagan di atas merupakan satu bentuk pengujian validitas dengan
menggunakan statistika. Sebuah konstruk adalah sebuah sifat psikologis
atau atribut kemampuan yang melekat pada seseorang, misalnya sikap
ilmiah, prestasi belajar atau stabilitas emosi. Menurut Rusli Lutan (2000:
53) dari sudut statistika, tiga prosedur yang lazim dipakai untuk menguji
pengujian makna perbedaan skor rata-
Pendapat lain dikemukakan Mulyono B.
konsep (konstruk) didasarkan atas metoda ilmiah yaitu (1) ada dugaan
bahwa suatu tes mengukur beberapa sifat. (2) suatu teori dikembangkan
untuk menerangkan dua hal ialah konsepsi dan tes yang mengukur
konsepsi tersebut. Akhirnya berbagai prosedur statistik diterapkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c) Validitas Konkuren
Disebut validitas konkuren karena yang menjadi kriteria bagi tes
yang akan disusun ialah tes yang sudah ada. Menurut Rusli Lutan (2000:
54) beberapa kriteria yang sering dipakai seperti misalnya dalam
menyusun tes kemampuan atau keterampilan olahraga ialah sebagai
berikut:
1) Pendapat para ahli, sekelompok ahli menilai secara subyektif kemampuan siswa yang bersangkutan, dan kemudian hasilnya dikorelasikan dengan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan tes yang baru disusun koefisien korelasinya menunjukkan seberapa besar koefisien validitas konkuresn.
2) Hasil pertandingan dalam cabang atau nomor yang bersangkutan, skor yang diperoleh dari tes baru dalam bulutangkis misalnya kemudian dikorelasikan dengan point aatau urutan kedudukannya hasil turnamen setengah kompetisi.
3) Tes lama yang telah dianggap valid. Sebagai contoh tes lari 12 menit apakah valid untuk meramalkan VO2 max seseorang.
d) Validitas Prediktif
Suatu tes memiliki kualitas validitas prediktif jika tes itu mampu
menggambarkan seberapa cocok prediksi dengan hasil nyata. Sebagai
contoh soal-soal ujian masuk perguruan tinggi (misalnya ke JPOK) akan
disebut memiliki validitas korelasi yang tinggi dengan hasil-hasil
perkuliahan. Validitas prediktif selalu berhubungan dengan kriteria
tertentu. Bagi para pemakai tes, yang menjadi persoalan apakah kriteria
yang tepat untuk dipakai.
2) Reliabilitas
Suatu pengukuran yang menghasilkan data yang tidak konsisten
adalah tidak valid, sebab tidak akan dapat mempercayai/menghandalkan
hasil tesnya. Derajat keajegan suatu tes adalah reliabilitas. Reliabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
tes kadang-kadang didiskusikan yang berkenaan dengan skor sebenarnya
dan skor kesalahan (error).
Suatu skor tes yang dihasilkan dari seseorang adalah skor
observasi. Tidak diketahui apakah skor tersebut memberi penilaian
sesungguhnya dari kemampuan atau performa seseorang. Mungkin
terjadi kesalahan pengukuran yang berhubungan dengan pelaksanaan tes,
peralatan, skoring, atau keadaan fisik-emosional dari testi. Jadi suatu
skor observasi secara teori terdiri dari skor sebenarnya dan skor
kesalahan seseorang. Kalau diutarakan dengan varian skor, maka varian
skor observasi terdiri dari varian skor sebenarnya ditambah dengan
varian kesalahan. Tujuan seorang tester adalah meniadakan kesalahan
agar menghasilkan skor yang sungguh-sungguh benar. Koefisien
reliabilitas adalah rasio varian skor sebenarnya terhadap varian skor
observasi. Sebab varian skor sebenarnya tidak pernah diketahui dan
diestimasi dengan mengurangi varian kesalahan dari varian skor
observasi. Jadi koefisien reliabilitas menggambarkan (merefleksi) derajat
dimana pengukuran bebas dari varian kesalahan.
a) Sumber-Sumber Kasalahan Pengukuran
Kesalahan pengukuran dapat terjadi melalui empat sumber:
subjek, testing, scoring dan peralatan. Kesalahan pengukuran
sehubungan dengan subjek meliputi banyak faktor, termasuk suasana
hati subjek, motivasi, kelelahan, kesehatan, fluktuasinya memori dan
performa, latihan-latihan terdahulu, pengetahuan khusus (spesifik) dan
terbiasanya melakukan item tes yang diberikan.
Kesalahan dalam testing dapat terjadi disebabkan karena kurang
jelasnya atau kurang lengkapnya petunjuk pelaksanaan, apakah instruksi
harus diikuti dengan ketat, ataukah petunjuk tambahan atau motivasi
diterapkan dan sebagainya. Kesalahan dalam skoring berhubungan
dengan kompetisi, pengalaman dan dedikasi dari skorer dan sifat dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dari skoring itu sendiri. Tingkat familiaritas skorer dengan tingkah laku
atau gerakan yang akan diteskan dan item-item tes dapat sangat
mempengaruhi ketepatan dalam skoring. Kekurang hati-hatian dan
kurangnya perhatian secara detail menghasilkan kesalahan pengukuran.
Kesalahan pengukuran sehubungan dengan peralatan meliputi penyebab-
penyebab yang jelas seperti kurang akuratnya pengujian peralatan, baik
peralatan mekanik maupun elektronik. Hal tersebut juga berkenaan
dengan kurang mampunya alat ukur untuk membedakan kemampuan
para testi dan kesulitan di dalam skoring.
b) Pengutaraan Reliabilitas melalui Korelasi
Derajat reliabilitas dinyatakan oleh koefisien korelasi dengan
rentang dari 0,00 sampai 1,00, semakin besar skor sebenarnya memberi
andil. Reliabilitas ditentukan melalui beberapa cara, yang dirangkum
dalam bagian berikutnya. Tipe teknik korelasi yang digunakan dalam
menghitung koefisien korelasi berbeda dari yang digunakan untuk
menentukan validitas. r dari Pearson sering diarahkan sebagai korelasi
interklas. Hal tersebut digunakan untuk mengkorelasi dua variabel yang
berbeda (statistik bivariat), seperti misalnya dalam menentukan validitas
dimana skor dari penilai (judgesrating), dikorelasikan dengan skor hasil
tes keterampilan. Bagaimanapun, korelasi interklas tidak dapat
menentukan reliabilitas, sebab yang dikorelasi adalah variabel yang
sama. Apabila suatu tes diberikan dua kali, skor-skor dalam pelaksanaan
tes pertama berkorelasi dengan skor-skor pada pelaksanaan tes kedua
untuk menentukan derajat konsistensi. Dalam hal ini, kedua skor tes
adalah variabel yang sama. Apabila suatu tes diberikan dua kali, skor-
skor pada pelaksanaan tes pertama berkorelasi dengan skor-skor pada
pelaksanaan tes kedua untuk menentukan derajat konsistensi. Dalam hal
ini, kedua skor tes adalah untuk variabel yang sama, dengan demikian
korelasi intraklas jangan digunakan. Lebih baik menggunakan korelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
interklas yang merupakan teknik statistik yang lebih sesuai. Metode ini
menggunakaan ANAVA untuk mendapatkan koefisien reliabilitas.
c) Korelasi Interklas
Ada tiga kelemahan utama pada r dari Pearson (korelasi
interklas) untuk menentukan reliabilitas. Yang pertama adalah, seperti r
dari Pearson adalah suatu statistik bivariat. Sedangkan reliabilitas
menyangkut pengukuran uni-variat. Kedua, dalam r Pearson
perhitungannya dibatasi hanya dengan dua skor, X dan Y. Seringkali
bahkan percobaannya (trial) lebih dari dua kali dan para tester memberi
perhatian reliabilitas dengan multi percobaan. Misalnya, apabila suatu
tes khusus dilakukan 3 kali percobaan dan peneliti melakukan 3 kali
percobaan lagi dan menggunakan rata-rata atau skor terbaik dari setiap
set percobaanuntuk dikorelasi atau mungkin mengkorelasi percobaan
pertama dengan yang kedua, yang pertama dengan yang ketiga dan yang
kedua dengan yang ketiga. Pada kasus yang pertama, percobaan ekstra
harus dilakukan hanya untuk mendapatkan reliabilitas, pada kasus yang
kedua korelasi ganda sering kehilangan keberartiannya. Ketiga, dapat
dikatakan bahwa korelasi interklas tidak memberikan pengujian yang
teliti atas variabilitas dari sumber-sumber yang berbeda pada multi
percobaan. Misalnya percobaan rata-rata (mean) dan standar deviasi dari
percobaan ke percobaan berikutnya tidak dapat dipertimbangkan oleh
metode r dari Pearson, tetapi dapat dianalisis melalui korelasi interklas.
d) Korelasi Intraklas
Korelasi intraklas menetapkan estimasi varian sistematik dan
varian kesalahan. Sebagai contoh, perbedaan-perbedaan sistematik di
antara percobaan dapat diuji. Percobaan yang terakhir dapat berbeda
secara meyakinkan dari percobaan pertama disebabkan karena fenomena
pembelajaran atau akibat kelelahan atas keduanya. Apabila seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
tester menyadari hal tersebut, kemudian mungkin percobaan pertama
atau yang terakhir dapat ditiadakan atau the point at which performance
levels off can be used as the score. Dengan kata lain melalui ANAVA,
tester akan mampu untuk benar-benar menguji performa tes dari
percobaan ke percobaan dan kemudian menetapkan rencana testing yang
lebih reliabel.
e) Tipe Reliabilitas
Reliabilitas dari pengukuran performa fisik biasanya dihitung
dengan satu dari dua metode. Sebab masing-masing menghasilkan
koefisien reliabilitas yang berbeda, maka gunakanlah metode yang tepat
untuk suatu hasil pengukuran. Juga penting untuk diketahui metode-
metode lain yang pernah digunakan untuk menghitung koefisien
reliabilitasnya. Juga perlu diingat bahwa suatu tes dapat reliabel untuk
suatu kelompok lainnya. Sebagai contoh, suatu tes yang memiliki
reliabilitas tinggi untuk mahasiswa, mungkin reliabilitasnya hanya
sedang untuk siswa SMA atau peserta program kesegaran jasmani. Suatu
isu yang menyangkut penghitungan koefisien reliabilitas adalah, apakah
akan menyatakan stabilitas atau konsistensi internal. Adapun tipe
reliabilitas terdiri dari: (1) reliabilitas stabilitas, (2) reliablitas konsistensi
internal, (3) stabilitas versus konsistensi internal
3) Obyektivitas
Obyektifitas merupakan salah satu syarat tes yang sangat penting.
Menurut Nurhasan (1986:1.19) bahwa, "Obyektifitas merupakan derajat
kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester)". Obyektivitas
terjadi apabila 2 orang atau lebih melaksanakan tes yang sama terhadap
orang yang sama dan memperoleh hasil yang sama. Agar tujuan evaluasi
dapat tercapai, maka penilaian yang dilakukan harus bersifat obyektif.
Penilaian terhadap suatu obyek, tidak boleh dipengaruhi oleh unsur yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
lain. Mulyono B (1997: 34) mengemukakan hal-hal yang harus
diusahakan untuk memperoleh obyektivitas yang tinggi dalam
pengukuran adalah:
1) Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-kata yang tepat dan cukup terperinci.
2) Prosedur pengukuran diusahakan agar mudah dan operasional.
3) Bila mungkin digunakan alat pengukur mekanis. 4) Memilih para tester yang telah berpengalaman. 5) Para tester harus memelihara sikap ilmiah.
4) Diskriminitas
Diskriminitas dalam tes merupakan kemampuan suatu tes untuk
membedakan tingkat kemampuan pemain. Penilaian dalam evaluasi
secara jelas harus dapat membedakan antar tingkatan kemampuan.
Ismaryati (2006: 34) mengemukakan, "Tes yang baik, harus dapat
membedakan kemampuan siswa sesuai dengan tingkat keterampilan dan
kepandaian mereka". Dengan adanya diskriminitas ini akan dapt
dipilahkan tingkat kemampuan siswa yang rendah, sedang maupun
tinggi. Pelatih atau pengajar perlu memilih tes yang cukup sulit sehingga
tidak ada pemain yang memperoleh skor yang sempurna, tetapi cukup
mudah sehingga tidak ada pemain yang mendapat nilai 0. Idealnya, skor
harus berada pada rangkaian kesatuan dari tinggi ke rendah sehingga
pemisahan tingkat kemampuan pemain menjadi jelas.
Penilaian dalam evaluasi secara jelas harus dapat membedakan
antar tingkatan kemampuan. Dengan adanya diskriminitas ini akan dapat
dipilahkan tingkat kemampuan pemain yang rendah, sedang maupun
tinggi. Dalam evaluasi keterampilan bulutangkis juga harus memuat
unsur dikriminitas ini. Dari hasil evaluasi tersebut harus dapat
membedakan antara pemain yang keterampilan bulutangkisnya baik,
sedang maupun kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
5) Praktikabilitas
Alat evaluasi yang dilakukan harus bersifat praktis, dalam arti
mudah dilakukan. Berbagai pertimbangan praktis perlu diperhatikan
dalam memilih tes yang digunakan. Mulyono B. (1997: 37) bahwa,
"Pertimbangan-pertimbangan praktibilitas tersebut meliputi; waktu dan
biaya, kemudahan dalam pengadministrasian dan kemudahan dalam
penginterpretasian". Alat evaluasi yang baik yaitu setelah memenuhi
kriteria validitas, reliablitas, obyektivitas dan diskrimitas, alat evaluasi
tersebut harus dapat dilakukan dengan mudah serta dapat dilakukan
dengan biaya dan waktu yang bisa dijangkau.
7. Penyusunan Norma Penilaian
a. Pengertian Norma Penilaian
Dalam melakukan evaluasi agar tujuan pengajaran berhasil dengan
baik, diperlukan adanya pemberian nilai (scoring) yang tepat. Untuk dapat
memberikan nilai yang tepat terhadap kemampuan siswa diperlukan norma
etunjuk atau
Menurut Rusli
Lutan dkk. (1992:218) "norma adalah suatu standart, dimana suatu skor
yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma tes tersebut, sehingga
dikatehui kedudukan skor yang d Menurut Mulyono B. (1997: 26)
-bandingkan nilai yang dicapai
Norma merupakan standar penilaian yang dapat digunakan sebagai
pedoman untuk membandingkan dengan hasil yang dicapai subjek dalam
tes. Norma yang ada dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penilaian atau evaluasi. Dengan adanya norma, maka hasil yang dicapai
subjek dalam tes dapat diketahui berdasarkan norma yang berlaku.
Norma penilaian penting kedudukannya pada pelaksanaan evaluasi.
Norma dapat dijadikan sebagai pembanding tingkat keberhasilan siswa
dalam pencapaian hasil belajar. Soemarno dkk. (1995: 595) mengemukakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
akan lebih mudah dalam menginterpretasikan dan membanding-bandikan
hasil tes, juga dengan adanya norma guru akan lebih mudah
Standar penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan gerak
dasar siswa harus sesuai dengan tingkat usia, tingkat perkembangan dan
pertumbuhan siswa. Standar penilaian yang digunakan harus benar-benar
dapat menggambarkan kemampuan gerak dasar sesuai dengan usianya,
tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini diperlukan
perangkat untuk proses pemberian nilai yang baku. Perangkat untuk
penilaian tersebut dapat menggunakan norma penilaian yang telah dibuat
oleh ahli dari penelitian yang telah dilakukan. Perangkat penilaian tersebut
dapat pula menggunakan standar penilaian yang dibuat sendiri berdasarkan
data dari penelitian yang dilakukan.
Suatu tes yang disertai normanya sangat berguna bagi subyek yang
bersangkutan. Misalnya, seorang anak mengetahui skor yang diperolehnya,
kemudian ia dapat melihat kedudukannya bila dibandingkan dengan teman-
teman lainnya, dalam keadaan ukuran-ukuran yang sebanding. Menurut
Rusli Lutan & Suherman (2000:28) "pemberian nilai dapat dilakukan
dengan menerapkan kriteria (a) absolut atau criterion-referenced yang juga
sering diungkapkan dalam istilah Penilaian Acuan Patokan, dan (b) Kriteria
kelompok atau criterion referenced norm atau Penilaian Acuan Norma".
b. Prosedur Penyusunan Norma Kemampuan Teknik Dasar Permainan
Bola Basket
Dalam penyusunan norma tes seharusnya dilakukan secara cermat
dan teliti, agar norma tes tersebut dapat mencerminkan pada keadaan yang
sebenarnya. Untuk mendapatkan norma tes yang dapat mencerminkan pada
keadaan sebenarnya, maka harus menggunakan sampel yang cukup banyak.
Sampel yang banyak akan mempengaruhi reliabilitas tes. Mulyono B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kepercayaan akan lebih diberikan kepada koefisien reliabilitas suatu tes
Menyusun norma tes harus menggunakan subyek yang banyak.
Subyek yang banyak akan mempengaruhi tingkat reliabilitas. Dalam
melakukan penyusunan norma penilaian teknik dasar bermain bola basket
peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
tahun pelajaran 2012/2013, perlu ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menentukan SMP se Kecamatan Karanganyar yang akan dijadikan objek
penelitian.
2) Mengumpulkan data-data peserta ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
3) Melakukan pengambilan sampel.
4) Menentukan item tes untuk mengukur kemampuan teknik dasar bermain
bola basket yang akan digunakan untuk pengambilan data.
5) Melakukan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan tes, baik dalam
administrasi maupun dalam pelaksanaannya di lapangan.
6) Menyusun data-data siswa yang diambil sebagai sampel penelitian.
7) Melakukan tes sesuai yang telah direncanakan.
Hasil tes disusun dan dianalisis sesuai dengan langkah-langkah
analisis yang benar. Hasil analisis data yang dilakukan kemudian disusun
menjadi norma penilaian.
B. Kerangka Berpikir
Bola basket merupakan olahraga permainan yang diajarkan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Permainan bola basket terangkun dalam permainan
bola besar. Dalam pembelajaran bola basket diajarkan macam-macam teknik
dasar bola basket. Teknik dasar bola basket yang diajarkan pada siswa SMP di
antaranya: passing, shooting, dribbling, pivot dan rebound. Pembelajaran teknik
dasar bola basket pada siswa SMP bertujuan agar siswa memiliki keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
bermain bola basket, sehingga akan mendukung penampilannya baik secara
individu maupun tim.
Permainan bola basket juga dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler bola basket yang dilaksanakan sekolah bertujuan
untuk membina dan mengembangkan potensi siswa dalam olahraga permainan
bola basket. Melalui kegiatan ekstrakurikuler bola basket diharapkan siswa
mampu berprestasi pada pertandingan-pertandingan bola basket antar SMP seperti
POPDA, PORSENI atau pertandingan lain yang sederajat.
Mencapai prestasi yang tinggi merupakan tujuan dari latihan olahraga
prestasi, seperti kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Untuk mencapai prestasi
yang tinggi dalam kegatan ekstrakurikuler bola basket harus dilakukan latihan
secara sistematis, kontinyu dan terprogram. Aspek-aspek yang mendukung
pencapaian prestasi olahraga baik fisik, teknik, taktik dan mental harus
ditingkatkan.
Latihan teknik merupakan salah satu faktor yang harus dikembangkan
dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Dalam latihan teknik dasar bola
basket harus dilakukan evaluasi agar diketahui sejauh mana penguasaan teknik
dasar bola basket. Tanpa diadakan evaluasi, maka tidak akan diketahui
penguasaan teknik dasar bola basket. Jika dari evaluasi diketahui tingkat
penguasaan teknik dasar bola basket belum baik, maka harus ditingkatkan dengan
latihan lebih giat lagi. Demikian juga sebaliknya, jika dari evaluasi diketahui
tingkat penguasaan teknik dasar bola basket sudah baik, maka harus dipertahakan
dan tetap melakukan latihan secara teratur Untuk melakukan evaluasi penguasaan
teknik dasar bola basket harus dilakukan tes dan pengukuran keterampilan teknik
dasar bola basket. Dalam memilih tes keterampilan teknik dasar bola basket harus
memenuhi persyaratan baik: validitas, reliabilitas, objektivitas, diskriminitas dan
praktikabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan bola basket SMP Negeri
4, Lapangan Bola Basket SMP Negeri 5 dan di Lapangan Bola Basket Krida
Manunggal Alun-Alun Kabupaten Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dua kali pengambilan data, yaitu test dan re-
test. Pelaksanaan pengambila data penelitian sebagai berikut:
1. Tanggal 13 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 4
Karanganyar peserta test yaitu: SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP Negeri 3
Karanganyar dan SMP Negeri 4 Karanganyar.
2. Tanggal 14 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 5
Karanganyar peserta test yaitu: SMP Negeri 2 Karanganyar dan SMP
Negeri 5 Karanganyar.
3. Tanggal 15 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 4
Karanganyar peserta re-test yaitu: SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP
Negeri 3 Karanganyar dan SMP Negeri 4 Karanganyar.
4. Tanggal 16 Agustus 2012 di lapangan bola basket Krida Manunggal Alun-
Alun Karanganyar peserta re-test yaitu: SMP Negeri 2 Karanganyar dan
SMP Negeri 5 Karanganyar.
Secara keseluruhan rincian waktu penelitian digambarkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2012
Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Ijin Penelitian
5 Uji Coba Instrumen
6 Pengumpulan Data
7 Analisis Data
8 Penyusunan Laporan
B. Rancangan/Design Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey normatif. Thomas, J.R. & Nelson, J.K.
Survey normatif meliputi penyusunan norma untuk
kemampuan dan penelitian ini disusun norma keterampilan
teknik dasar bola basket.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa peserta esktrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah
114 orang. Rincian populasi siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 3.2. Populasi Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama SMP Negeri di
Kecamatan Karanganyar Jumlah Peserta Ekstrakurikuler
Bola Basket 1 SMP Negeri 1 Karanganyar 21 siswa
2 SMP Negeri 2 Karanganyar 22 siswa
3 SMP Negeri 3 Karanganyar 25 siswa
4 SMP Negeri 4 Karanganyar 23 siswa
5 SMP Negeri 5 Karanganyar 23 siswa
Jumlah 114 siswa
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini keseluruhan siswa peserta
esktrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran rangkaian tes bola
basket dari Horrison Basketball Battery (1969 : 100-103) yang terdiri dari tes:
1. Shooting
2. Passing
3. Dribbling
4. Rebound
Petunjuk masing-masing tes terlampir.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan statistik deskriptif. Analisis data yang dilakukan yaitu: dengan
mengadakan pengklasifikasian tingkat keterampilan teknik dasar bola basket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
siswa. Dari hasil tes dan pengukuran keterampilan teknik dasar bola basket,
kemudian disusun norma penilaian dengan rumus sebagai berikut:
1. Tabel Kerja Mencari T-Skor Mencari T-Skor, langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Mencari angka tertinggi (AT) b) Mencari angka terendah (AR) c) Mencari rentangan/Range ®
R = AT AR d) Mencari class interval (ki) ditentukan e) Menentukan interval (i)
i = R ki
f) Mencari angka pertama (AP) AP = AR I
g) Membuat tabel kerja untuk mencari T-Skor
2. Menyusun Norma Penilaian
Hasil yang diperoleh kemudian disusun dalam norma penilaian,
dengan rentangan 2,5 SD. Penetapan rentangan 2,5 SD tersebut karena jumlah
sampel yang digunakan adalah di atas 50 siswa. Hal ini sesuai
keterangannya Garrett H.E. (1958: 208) bahwa pembagian rentangan adalah,
N = 10 49 ± 2,0 S
N = 50 199 ± 2,5 S
N = 200 999 ± 3,0 S
N = 1000 ke atas ± 3,5 S
Langkah-langkah untuk menyusun norma penilaian, menurut
Mulyono B. (1997: 111) sebagai berikut:
1. Cari Rentangan nilai, dengan cara mencari nilai tertinggi dan nilai
terendah. Rentangannya adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.
2. Tetapkan interval
3. Buat tabel frekuensi
4. Cari f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
5. Cari cf dari bawah
6. Cari cum % f (cummulative % frekuensi) dengan rumus :
Cf N X 100
7. Cari smoothed cum % f dengan cara = kelas interval yang dicari ditambah
kelas interval di atas dan di bawahnya dibagi 3.
8. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. Gambaran persentase
masing-masing klasifikasi dapat dilihat pada kurve sebagai berikut :
.
0,0 -1,66 SD -0,83 SD +0,83 SD +1,66 SD -
(P4,84) (P20,63) (P50,00) (P79,67) (P95,15)
Gambar Gambar 3.1. Kurva Normal
9. Cari P yang ditentukan dengan rumus :
X - Yb Px = Bt + ( ) i Ya - Yb
10. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing.
Dalam mengklasifikasikan kategori dari norma yang disusun dalam
penelitian ini dengan kategori baik sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan
kurang sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3. Mengklasifikasikan Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bola Basket
Langkah-langkah untuk mengklasifikasikan tingkat keterampilan
teknik dasar bola basket sebagai berikut:
i. Dari hasil tes yang telah dicapai, kemudian dikelompokkan berdasarkan
kategorinya yaitu: baik sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan kurang
sekali.
ii. Mencari prosentase dari masing-masing kategori tingkat keterampilan
teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian hasil
penelitian berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data keterampilan dasar
bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Deskripsi data keterampilan dasar bola
basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 secara keseluruhan disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Baske SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Item Keterampilan Dasar Bola Basket
N Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
M SD
Shooting 114 17 5 19,54 4,14
Passing 114 32 15 44,12 6,03
Dribbling 114 32 16 44,12 4,78
Rebound 114 34 15 42,52 6,67
B. Uji Relibilitas
Untuk mengetahui tingkat keajegan alat ukur keterampilan dasar bola
basket, maka dilakukan uji reliabilitas masing-masing teknik dasar bola basket
yang terdiri dari shooting, passing, dribbling dan rebound. Hasil uji reliabilitas
keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se
Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentk tabel
sebagai berikut:
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.2. Data Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Baske SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Hasil Tes Reliabilitas Kategori
Shooting
Passing
Dribbling
Rebound
0.92
0,96
0,92
0.97
Very Good
Excellent
Very Good
Excellent
Berdasarkan hasil uji reliabilitas keterampilan dasar bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 rata-rata memiliki kategori tinggi sekali. Untuk mengartikan
kategori koefisien reliabilita tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien
korelasi dari Assesing Sport Skiil pendapat Strand & Rolayne Wilson (1993: 11)
sebagai berikut:
Tabel 4.3. Range Kategori Reliabilitas
Coefficient Reliability
.95 - .99
.90 - .94
.80- .89
.70- . 79
.60- .69
Excellent
Very Good
Acceptable
Poor
Questionable
C. Hasil Analisis Data
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disusun norma penilian
keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se
Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengklasifikasian dan
penyusunan norma penilaian masing-masing item keterampilan dasar bola basket
peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
1. Penilaian Hasil Tes Shooting Bola Basket
Data hasil penilaian tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil Penilaian Tes Shooting Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa
dalam % 27 Baik sekali 7 6.00
22 26 Baik 17 15,00 19 21 Sedang 48 42,00 16 18 Cukup 25 22,00 12 - 15 Kurang 15 13,00
11 Kurang sekali 2 2,00 Total 114 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes shooting bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
7
17
48
25
15
2
0
10
20
30
40
50
60
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Gambar 4.1. Histogram Penilaian Hasil Tes Shooting Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes shooting bola basket
peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7
siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 17 siswa atau 15%, kategori sedang
sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 25 siswa atau 22%,
kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali
sebanyak 2 siswa atau 2%.
2. Penilaian Hasil Tes Passing Bola Basket
Data hasil penilaian tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5. Hasil Penilaian Tes Passing Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa
dalam % Baik sekali 8 7.00
48 54 Baik 18 16,00 43 47 Sedang 37 32,00 39 42 Cukup 35 31,00 34 - 38 Kurang 11 10,00
Kurang sekali 5 4,00 Total 114 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes passing bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
8
18
3735
11
5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Gambar 4.2. Histogram Penilaian Hasil Tes Passing Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes passing bola basket
peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 8
siswa atau 7%, kategori baik sebanyak 18 siswa atau 16%, kategori sedang
sebanyak 37 siswa atau 32%, kategori cukup sebanyak 35 siswa atau 31%,
kategori kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kategori kurang sekali
sebanyak 5 siswa atau 4%.
3. Penilaian Hasil Tes Dribbling Bola Basket
Data hasil penilaian tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4.6. Hasil Penilaian Tes Dribbling Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam %
Baik sekali 6 5.00 47 53 Baik 21 18,00 43 46 Sedang 40 36,00 40 42 Cukup 36 31,00 35 - 39 Kurang 10 9,00
Kurang sekali 1 1,00 Total 114 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes dribbling bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
6
16
33
38
16
5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Dribbling Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes dribbling bola
basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali
sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 21 siswa atau 18%,
kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, kategori cukup sebanyak 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
siswa atau 31%, kategori kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kategori
kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1%.
4. Penilaian Hasil Tes Rebound Bola Basket
Data hasil penilaian tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Tes Rebound Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam %
Baik sekali 6 5,00 47 55 Baik 20 18,00 41 46 Sedang 48 42,00 37 40 Cukup 22 19,00 31 - 36 Kurang 15 13,00
Kurang sekali 3 3,00 Total 114 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes rebound bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
6
20
48
22
15
3
0
10
20
30
40
50
60
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Rebound Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes rebound bola basket
peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6
siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 20 siswa atau 18%, kategori sedang
sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 19%,
kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali
sebanyak 3 siswa atau 3%.
5. Penilaian Keterampilan Dasar Bola Basket
Data hasil penilaian tes keterampilan dasar bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4.8. Hasil Penilaian Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam %
Baik sekali 7 6,00 223 261 Baik 11 10,00 198 222 Sedang 40 35,00 175 197 Cukup 38 33,00 150 - 174 Kurang 13 12,00
Kurang sekali 5 4,00 Total 114 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes keterampilan dasar bola basket
peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
7
11
4038
13
5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Baik sekali Baik sekali Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes keterampilan dasar
bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali
sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 11 siswa atau 10%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, kategori cukup sebanyak 38
siswa atau 33%, kategori kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kategori
kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan analisis data dalam penelitian ini yaitu: norma masing-masing
item keterampilan dasar bola basket dan norma keterampilan dasar bola basket
peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013. Berikut ini disajikan pembahasan hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Kategori Teknik Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Norma masing-masing item keterampilan dasar bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 meliputi tes:
1. Shooting hasil tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang
memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik
sebanyak 17 siswa atau 15%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau
42%, kategori cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kategori kurang
sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 2 siswa
atau 2%.
2. Passing hasil tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang
memiliki kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, kategori baik
sebanyak 18 siswa atau 16%, kategori sedang sebanyak 37 siswa atau
32%, kategori cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kategori kurang
sebanyak 11 siswa atau 10% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa
atau 4%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
3. Dribbling hasil tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler bola
basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013
yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori
baik sebanyak 21 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 40 siswa atau
36%, kategori cukup sebanyak 36 siswa atau 31%, kategori kurang
sebanyak 10 siswa atau 9% dan kategori kurang sekali sebanyak 1 siswa
atau 1%.
4. Rebound hasil tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang
memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik
sebanyak 20 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau
42%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kategori kurang
sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 3 siswa
atau 3%.
2. Kategori Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta
Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013
Norma keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola
basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013
yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik
sebanyak 11 siswa atau 10%, kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 35%,
kategori cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kategori kurang sebanyak 13
siswa atau 12% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.
Berdasarkan norma keterampilan dasar bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa, yang memiliki kategori baik sekali
dan baik hanya 18 siswa. Sedangkan 96 siswa lainnya memiliki kategori
sedang, cukup, kurang dan kurang sekali. Hal ini menggambarkan bahwa,
rata-rata keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
rendah atau kurang. Masih rendahnya keterampilan dasar bola basket peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 karena kegiatan ekstrakurikuler bola basket hanya
dilaksanakan satu kali dalam seminggu. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar jelas tidak ideal. Idealnya latihan
olahraga prestasi dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu. M. Sajoto (1995:
uju untuk
menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan
Selain kegiatan ekstrakurikuler yang tidak ideal, kegiatan
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tidak
dibuat program latihan yang jelas. Seharusnya kagiatan olahraga prestasi
termasuk ekstrakurikuler bola basket dibuat program latihan yang jelas baik,
fisik, teknik, taktik dan mental dan dibuat program latihan untuk jangka
panjang atau jangka pendek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. (a) Kategori teknik dasar shooting: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik
sebanyak 17 siswa atau 15%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup
sebanyak 25 siswa atau 22%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang
sekali sebanyak 2 siswa atau 2%, (b) kategori teknik dasar passing: baik sekali
sebanyak 8 siswa atau 7%, baik sebanyak 18 siswa atau 16%, sedang
sebanyak 37 siswa atau 32%, cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kurang
sebanyak 11 siswa atau 10% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%, (c)
kategori teknik dasar dribbling: baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik
sebanyak 21 siswa atau 18%, sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, cukup
sebanyak 36 siswa atau 31%, kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kurang
sekali sebanyak 1 siswa atau 1% dan (d) kategori teknik dasar rebound: baik
sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 20 siswa atau 18%, sedang
sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kurang
sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%.
2. Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola
basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013
yaitu: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 11 siswa atau
10%, sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, cukup sebanyak 38 siswa atau
33%, kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa
atau 4%.
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini bahwa, dalam memberikan penilaian
terhadap keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 dapat
menggunakan pedoman yang sesuai. Dalam hal ini guru Penjasorkes atau
pembina kegiatan ekstrakurikuler bola basket dapat melihat norma yang ada,
yang telah disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Norma
yang disusun tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan penilaian
keterampilan dasar bola basket siswa SMP yang terdiri dari teknik dasar shooting,
passing, dribbling dan rebound.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui, tingkat keterampilan dasar bola
basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian ini diketahui ada
siswa yang memiliki keterampilan dasar bola basket dengan kriteria baik, baik
sekali, sedang, cukup, kurang dan kurang sekali.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada para guru Penjasorkes, Pembina atau Pelatih
Ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, disarankan
hal-hal sebagai berikut:
1. Hendaknya selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap keterampilan
dasar bola basket, sehingga akan diketahui sejauh mana keberhasilan latihan
yang telah dilaksanakan.
2. Dalam melakukan penilaian keterampilan dasar bola basket, hendaknya
menggunakan norma penilaian yang sesuai. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan pedoman untuk menilai keterampilan dasar bola basket siswa SMP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
3. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket hendaknya dilaksanakan minimal tiga
kali dalam satu minggu.
4. Hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bola basket dibuat
program latihan yang jelas baik program latihan fisik, teknik, taktik dan
mental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
DAFTAR PUSTAKA
Adang Suherman. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
A. Hamidsyah Noer. (1995). Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Andi Suhendro. (1999). Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. (2007. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Arif (2011). dalam http://arif05094.blogspot.com/ 22 Mei 2012 A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun. (1992). Permainan Bola Besar.
Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson (1987). Practical Measurement for
Evaluation Pysical Education. Minesota USA: Publishing Company.
Bompa, O. Tudor. 1999. Periodization Theory and Methodology of Training. Kendall / Hant : Departement of Physical Education York University. Toronto. Ontario. Canada.
Depdiknas. (2002). Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi
Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
(2004). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Frank M. Verducci. (1980). Measurement Concepts In Physical Education. New
York : The C.V. Mossby Company. Garret. H.E. (1958). Statistics In Psycology and Education. New York: Longuans
Green and CO. Hal Wissel. (2000). Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran dan
Teknik. Alih Bahasa. Bagus Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. H.J.S. Husdarta. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta