Upload
anindita-noviandhari
View
92
Download
7
Embed Size (px)
KORTIKOSTEROID TOPIKAL DAN SISTEMIK
Kortikosteroid Merupakan suatu hormon steroid yang
dihasilkan oleh adrenal cortex sebagai respons terhadap ACTH yang dilepaskan oleh hipofisis
Corticosteroid dibedakan menjadi- glucocorticoid hydrocortisone (cortisol)-mineralocorticoid aldosterone
Korticosteroid Sistemik
Struktur Kimia
Mekanisme Sintesis Korticosteroid
Absorption : oral, parenteral (IV, IM, intrasinovial, intralesi)
Distribusi :- > 90% corticosteroid yang diabsporsi terikat dengan plasma ( CBG dan albumin)◦fraksi yang tidak terikat akan memasuki sel untuk menghasilkan efek
Metabolisme :- 1% diekskresikan sebagai free cortisol
- 20% diubah menjadi cortisone oleh 11- hydroxysteroid dehydrogenase- sisanya diinaktivasi di liver oleh 3-hydroxysteroid dehydrogenase - metabolitnya akan dikonjugasi menjadi asam glukuronat dan sulfat
Half life : 60-90 minute
MoA
Molekul hormon masuk membran plasma↓
Berikatan dengan reseptor protein spesifik dalam sitoplasma
↓Meregulasi ekspresi corticosteroid responsive
genes↓
Mengubah sintesis protein
Efek Glukokortikosteroid Berperan dalam glukoneogenesis, lypolysis
dan katabolisme protein Membantu melawan stress Mengubah kadar sel darah dalam plasma Efek antiinflamasi Mempengaruhi komponen lain sistem
endokrin
Indikasi Orang yang tidak bisa menelan seperti pada penderita
SJS dan TEN corticosteroid IV dosis tinggi Reaksi alergi Kelainan kolagen vaskular Penyakit mata uveitis akut, alergi konjungtivitis Penyakit saluran pencernaan IBD Gangguan hematologis anemia hemolitik autoimmun Penyakit kulit dermatosis Penyakit thyroid Penyakit renal Penyakit pernafasan asthma Transplantasi organ
dosis
Kontraindikasi Ulkus peptikum Penyakit jantung Hipertensi dengan gagal jantung Pasien dengan infeksi ; Tb Pasien psikosis Pasien DM Pasien glaukoma
Efek samping Supresi ACTH Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit Gangguan metabolik Meningkatkan resiko infeksi Gangguan perilaku gelisah, insomnia,dll Katarak Osteoporosis Osteonekrosis Gangguan pertumbuhan
Interaksi obat Kortikosteroid dapat menurunkan efektifitas
carbamazepin, derivat barbiturat, fenitoin, dan rifampicin, oral kontrasepsi, furosemid, antimuskarinik, salisilat, beta 2 agonist, dan thiazide
Mifepristone menghambat GR
Korticosteroid Topikal
Tahun 1952, Sulzberger dan Witten memperkenalkan Hidrokortison glukokortikoid topikal pertama yang efektif.
Steroid topikal Obat kulit yang paling sering diresepkan saat ini
PENDAHULUAN
Potensi klinis kortikosteroid bergantung : Potensi molekul Vehikulum Keadaan kulit pasien
FARMAKOLOGI
Vehikulum mempengaruhi jumlah steroid yang
dilepaskan Vehikulum yang sangat oklusif (salep)
meningkatkan efek steroid dengan meningkatkan hidrasi stratum korneum dan meningkatkan permeabilitasnya.
Pemakaian zat topikal sebelum pemakaian steroid topikal mempengaruhi absorpsi pada kulit.
Keratolitik dan pelarut lemak (aseton), meningkatkan penetrasi dengan merusak barier epidermis.
Penelitian meningkatkan efek anti inflamasi dan meminimalisir efek atropogenik dan supresi pada adrenal.
Efektifitas glukokortikoid bergantung : Vasokonstriksi eritem Efek antiproliferasi dengan inhibisi
sintesis DNA dan mitosis Imunosupresi Efek anti-inflamasi menghambat
pembentukan prostaglandin
KEGUNAAN KLINIS
Topikal glukokortikoid kelas 1 sampai 7 Kategori penyakit : - Highly responsive steroid lemah
- Moderately responsive steroid potensi menengah- Least responsive steroid potensi kuat
Penetrasi glukokortikoid bergantung padaBagian tubuh/kulit ketebalan stratum korneum dan suplai vaskular.
Kulit yang terinflamasi, lembab meningkatkan penetrasi
Kulit yang tipis juga meningkatkan efek samping.
Efektifitas tinggi, efek samping minimal pada preparat yang potensi rendah tanpa oklusi.
Pada bayi, risiko efek samping meningkat karena :
- Belum bisa memetabolisme steroid dengan cepat.
PENGGUNAAN PADA ANAK-ANAK
Orang tua kulit tipis penetrasi Penggunaan harus singkat, jangan terlalu
sering, dan pengawasan ketat.
PENGGUNAAN PADA ORANG TUA
Penelitian pada hewan abnormalitas fetus FDA kategori C hati-hati pada wanita
hamil. Ekskresi melalui air susu ?
hati-hati!
PENGGUNAAN PADA WANITA HAMIL
Pada label 2x/hari Bentuk sediaan :
- Salep : campuran minyak dan petrolatum, tidak larut dalam air untuk kulit kering.- Krim : campuran minyak dalam air. Tidak terlalu berminyak, lebih mudah dioleskan. Pengawet & pengemulsi reaksi alergi.
DOSIS DAN FORMULASI
Lotion : campuran minyak dalam air, seperti krim. Mengandung bahan yang melarutkan glukokortikoid mudah menyebar pada kulit.
Solusio : terdiri dari air, alkohol, dan propilen glikol.
Gel : padat pada suhu ruangan, tapi meleleh bila kontak dengan kulit.
Lotion, solusio, gel penetrasi kurang dibanding salep, tapi cocok untuk daerah berambut
Penggunaan pada kulit kering, tidak utuh, pediatrik, geriatri, kulit yang teroklusi meningkatkan efek samping.
Paling sering : striae dan atropi kulit. ES lain : rebound phenomenon.
EFEK SAMPING
Supresi aksis hipofisis-adrenal ES sistemik dan topikal reversibel bila
ditangani cepat. Dermatitis kontak dengan glukokortikoid
atau bahan lain dalam sediaannya seperti bahan pengawetnya.
EFEK SAMPING
Hanya sedikit interaksi obat dicampur dengan obat topikal lain seperti anti jamur dan antibiotik.
FDA tidak merekomendasikan kombinasi tersebut karena keefektifannya belum terbukti.
INTERAKSI OBAT
TERIMAKASIH