Upload
anindita-noviandhari
View
85
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Topikal Kortikosteroid
Topikal Kortikosteroid
Clinical Science SessionRistin Respatiningsih (C11.05.0075)Nurfitriani (C11.05.0089)Louis Nathaniel (C11.05.4011)Ha Yie Lan (C11.05.4029)
PENDAHULUANHormon steroid meliputi hormon kelamin (androgen, progestin, estrogen), dan hormon korteks adrenal.
Hormon kelamin: - Konsepsi - Maturasi embrionik - Perkembangan ciri khas seks primer dan sekunder Korteks adrenal:Androgen adrenalAdrenokortikosteroid-Glukokortikosteroid-Mineralokortikosteroid
KORTIKOSTEROID ADRENAL
MEKANISME KERJAAdrenokortikosteroid mengikat reseptor sitoplasmik intrasellular pada jaringan target.Kompleks hormon reseptor bertranslokasi ke dalam nukleus dan disini bekerja sebagai faktor transkripsi untuk menghidupkan atau mematikan gen, tergantung pada jaringan.Mekanisme ini memerlukan waktu untuk menimbulkan suatu efek.
EFEKGLUKOKORTIKOSTEROIDMetabolisme glukosa, protein, antiimunitas, neuroendokrinologi dan sitotoksik.
MINERALOKORTIKOSTEROIDEfek retensi Na+ dan K+
Kortikosteroid topikalSuatu modifikasi kortisol, suatu molekul dasar yang ditambah atau diubah dari grup fungsional pada posisi tertentu yang menyebabkan perubahan potensi serta efek samping.Potensial klinik kortikosteroid topikal tergantung pada sifat potensial molekul, sifat kulit, dan vehikulum.
Faktor vehikulum: mempengaruhi jumlah steroid yang dilepaskan pada periode yang ditetapkanVehikulum yang oklusif seperti salep dapat meningkatkan potensi kortikosteroid topikal karena terjadi peningkatan hidrasi stratum korneum dan permeabilitas kulit.
Mempertahankan aktivitas yang tinggi di dalam kulit setelah pemakaian topikal dan membentuk metabolit inaktif, mengurangi efek toksik sistemik dan beberapa kemungkinan efek toksik lokal
EFEK KORTIKOSTEROID TOPIKAL
Anti-inflamasiAnti-alergiAnti-pruritisAnti-mitotikvasokonstriksi
PEMILIHAN KORTIKOSTEROID TOPIKALJenis penyakit kulitnyaLuas lesiStadiumLokasiJenis vehikulumUsia penderitaAman , harga, efek samping Pemilihan obat yang sesuai
PENGGOLONGANKortikosteroid topikal dibagi menjadi 7 golongan besar.Golongan 1 adalah paling kuat dari efek anti-inflamasi dan anti-mitotik. (Clobetasol propionate 0,05%, Betamethasone dipropionate 0,05%) Golongan 7 adalah paling lemah potensinya. (Hydrocortisone 0.5-2.5%, methylprednisone 1%)
Penyakit berdasarkan kepekaan dikategorikan dalam 3 bentuk:
Kepekaan tinggiKepekaan sedang Kepekaan rendah
Responsif dermatitis pada korticosteroid topikal
Penetrasi kortikosteroid topikal
- letak kulit- ketebalan stratum korneum - vaskularisasi ke area tersebut
ABSORBSI KORTIKOSTROID TOPIKAL OLEH KULIT
Steroid diabsorbsi dengan ratio berbeda di bagian tubuh yang berbeda. Steroid yang berkerja di muka mungkin tidak bekerja di telapak tangan. Lengan 1% Ketiak 4% Muka 7% Genetelia dan kelopak mata 30% Telapak tangan 0.1% Telapak kaki 0.05%
PENGGUNAAN PADA ANAKAnak cukup rentan terhadap penggunaan kortikosteroid topikal.Mempunyai daerah kulit yang lebih banyak daripada orang dewasa.Belum mampu memetabolisme dan mengeksresi sisa zat steroid dengan sempurna.Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan.
PENGGUNAAN PADA ORANG TUAMemiliki kulit tipis sehingga penetrasi meningkat. Memiliki pre existing skin atrophy.Penggunaan sebaiknya dalam waktu singkat dengan pengawasan ketat.
PENGGUNAAN PADA WANITA HAMILPenelitian belum pernah dilakukan pada manusia.Pada binatang menyebabkan kelainan janin bila diberikan dalam dosis besar, tanpa pengawasan, penggunaan jangka panjang dan potensi kuat.Ekskresi melalui air susu tidak diketahui.Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari penggunaan kortikosteroid.
Dosis dan FormulasiUmumnya pemakaian dua sampai tiga kali sehariPertimbangkan adanya takifilaksis; yaitu pemakaian berulang dapat menurunkan respon kulit terhadap kortikosteroid topikalLama pemakaian steroid topikal sebaiknya tidak lebih dari 4 6 minggu untuk kortikosteroid potensi lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat.Gunakan kortikosteroid topikal potensi lemah untuk area: wajah, axilla, dan area genitalia
Sediaan Salep: bahan berlemak atau seperti lemak. Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat pula lanolin atau minyak. Biasanya digunakan untuk dermatosis yang kering, kronik, bersisik, berkrustaKrim: suspensi minyak dalam air dan emulgator. Digunakan untuk dermatosis subakut, luas, dan daerah berambutLotion: suspensi minyak dalam air dan menyerupai krim, dapat menyebar rata pada kulit
Efek Samping Atrofi kulit Erupsi akneformis TelangiektasiaHipertrikosisStriaeHiper/hipopigmentasiSupresi aksis pituitary-adrenalDermatitis kontak iritan
Interaksi ObatHanya sedikit yang diketahuiPemakaian obat ini sering dicampur dengan obat topikal lainnya, seperti anti jamur dan antibiotik.Pembuatan beberapa produk kombinasi yang baru, tidak disarankan bahkan ditolak oleh FDA.
WET PREPARATIONS baths, soaks, wet dressings inherent cleansing and antipruritic or, medicated for additional antipruritic, astringent, antimicrobial activity POWDERS zinc oxide, talc (magnesium silicate), titanium dioxide reduce friction and absorb moisture used in intertriginous regions or inert carriers for antiparasitic and fungistatic agents. SHAKE LOTION Suspensions of fine powders Calamine lotion - originally zinc carbonate are colored by iron salts as impurities now - zinc oxide with ferric oxide added for colorEMULSIONS less drying than lotions CREAMS OR HYDROPHILIC OINTMENTS intermediate between drying preparation (wet) and ointments high percentage water polyethylene glycols consistency of oil, cream or wax depending on molecular weight water soluble and dissolve water soluble drugs PASTES suspension of powder in ointment OINTMENTS grease or oil as vehicle provide protection of skin penetrate chronic, thickened lesions well should not be used in hairy areas --> folliculitis
Kesimpulan
Indikasi harus tepatPemilihan jenis kortikosteroid dan vehikulumnya tepatPerhatikan keadaan kulit dan cara pemakaianPerhatikan tidak boleh ada kontraindikasiHati hati terhadap efek samping
Skin thinning
Bruising