25
PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL DALAM BIDANG DERMATOVENEROLOGI Norman Delvano Weky (1108012032) Rexy R. Nunuhitu (1108012017) Maria Christina Soe (0908012858) Pembimbing : dr. I Nyoman Sutama, Sp.KK DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG 2015

Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Switch

Citation preview

Page 1: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL

DALAM BIDANG DERMATOVENEROLOGI

Norman Delvano Weky (1108012032)Rexy R. Nunuhitu(1108012017)Maria Christina Soe (0908012858)

Pembimbing :dr. I Nyoman Sutama, Sp.KK

 DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIKSMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANARSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES

KUPANG2015

Page 2: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Pendahuluan

• Kortikosteroid merupakan suatu kelompok hormon steroid• Kortikosteroid topikal merupakan salah satu obat yang

paling sering diresepkan • Efek terapi kortikosteroid topikal yakni sebagai anti

inflamasi, imunosupresi, anti proliferasi, dan vasokontriksi• Penggunaan kortikosteroid telah diklasifikasikan

berdasarkan potensinya sehingga efek samping yang tidak diinginkan dapat dicegah

Page 3: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

• Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian korteks kelenjar adrenal

• Kortikosteroid topikal dipakai khusus untuk mengobati penyakit radang kulit yang bukan disebabkan oleh infeksi.

• Berdasarkan cara penggunaannya : kortikosteroid topikal dan kortikosteroid sistemik

• Kortikosteroid, sama sekali tidak menyembuhkan, dan bila pengobatan dihentikan dapat mengakibatkan eksaserbasi

Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Page 4: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Farmakologi

• Kortikosteroid memiliki struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon disusun dalam tiga cincin dengan 6 atom karbon dan satu cincin dengan 5 atom karbon.

Page 5: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Mekanisme Kerja Kortikosteroid Topikal

Kortikosteroid memiliki efek spesifik dan nonspesifik yang berhubungan dengan berbagai mekanisme kerja antara lain adalah :

1. Efek Anti InflamasiEfek anti inflamasi -> menghambat pelepasan enzim phospholipase A2, suatu enzim yang bertanggung jawab dalam pembentukan prostaglandin, leukotrin, dan derivat asam arachidonat yang lain.

Page 6: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

2. ImunosupresifKortikosteroid menghambat migrasi leukosit ke tempat inflamasi, dan mengganggu fungsi sel-sel endotelial, granulosit, sel mast dan fibroblast.

3. Efek Anti ProliferasiEfek anti proliferasi -> penghambatan sintesis dan mitosis DNA.

4. Efek VasokontriksiMekanisme kortikosteroid menyebabkan vasokonstriksi belum jelas, namun dianggap berhubungan dengan penghambatan vasodilator alami seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin.

Page 7: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Penggolongan kortikosteroid topikalGolongan I : Super Poten • Clobetasol proprionate ointment dan

cream 0,5%• Betamethasone diproprionate gel dan ointment 0,05%• Diflorasone diacetate ointment 0,5%• Halobetasol proprionate ointment 0,05%

Golongan II : Potensi Tinggi • Amcinonide ointment 0,1%• Betamethasone diproprionate AF cream 0,05%• Mometasone fuorate ointment 0,1%• Diflorasone diacetate ointment 0,05%• Halcinonide cream 0,1%• Flucinonide gel, ointment, dan cream 0,05%• Desoximetasone gel, ointment, dan cream 0,25%

Page 8: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Golongan III : Potensi Tinggi Triamcinolone acetonide ointment 0,1%• Fluticasone proprionate ointment 0,05%• Amcinonide cream 0,1%• Betamethasone diproprionate cream 0,05%• Betamethasone valerate ointment 0,1%• Diflorasone diacetate cream 0,05%• Triamcinolone acetonide cream 0,5%

Golongan IV : Potensi Medium • Fluocinolone acetonide ointment 0,025%• Flurandrenolide ointment 0,05%• Fluticasone proprionate cream 0,05%• Hydrocortisone valerate cream 0,2%• Mometasone fuorate cream 0,1%• Triamcinolone acetonide cream 0,1%

Page 9: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Golongan V : Potensi Medium Alclometasone diproprionate ointment 0,05%• Betamethasone diproprionate lotion 0,05%• Betamethasone valerate cream 0,1%• Fluocinolone acetonide cream 0,025%• Flurandrenolide cream 0,05%• Hydrocortisone butyrate cream 0,1%• Hydrocortisone valerate cream 0,2%• Triamcinolone acetonide lotion 0,1%

Golongan VI : Potensi Medium • Alclometasone diproprionate cream 0,05%• Betamethasone diproprionate lotion 0,05%• Desonide cream 0,05%• Fluocinolone acetonide cream 0,01%• Fluocinolone acetonide solution 0,05%• Triamcinolone acetonide cream 0,1%

Golongan VII : Potensi Lemah • Obat topikal dengan hydrocortisone, dexamethasone, dan prednisole

Page 10: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Formulasi Farmakologi dan hubungannya dengan potensi

• Kortikosteroid topikal dengan konsentrasi sama dalam sediaan salep dan sediaan krim salep lebih poten

• Penetrasi obat berdasarkan bagian tubuh1. Membran Mukosa2. Skrotum3. Kelopak Mata4. Wajah5. Dada dan punggung6. Lengan dan tungkai atas7. Lengan dan tungkai bawah8. Dorsum manus dan pedis9. Palmar dan plantar pedis10.Kuku

Page 11: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Indikasi

• Indikasi yang utama ditujukan pada dermatosis dengan dasar inflamasi dan proliferasi sel-sel epidermis

• Dibagi atas tiga golongan, yaitu sangat responsif, kurang responsif dan tidak responsif

Page 12: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Kelainan Kulit yang Responsif Terhadap Kortikosteroid Topikal

Sangat responsif Kurang responsif Tidak responsif

•Dermatitis atopik

•Dermatitis seboroik

•Likhen simpleks khronikus

•Pruritus ani

•Dermatitis Kontak Alergika (fase akhir)

•Dermatitis Iritan (fase akhir)

•Psoriasis (genital dan muka)

•Psoriasis (telapak tangan dan kaki)

•Sarkoidosis

•Lupus eritematosus diskoid

•Likhen striatus

•Pemfigus

•Vitiligo

•Granuloma anular

•Nekrobiosis lipoidika diabetik

Keloid Hypertrophic scars Alopesia Areata Kista Akne Prurigo nodularis Helisis Khondrodermatitis

nodularis khronika

Page 13: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Indikasi Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Potensi Rendah – Medium Gigitan Serangga Dermatitis atopik atau kontak Diskoid lupus eritematosus Pruritus anogenital atau senilis Luka Bakar Eksema Likhen Planus

Psoriasis

Potensi Medium – Kuat Dermatitis eksoliatif atau numular Granuloma naulare Alopesia Areata Keloid Pemfigus Lupus eritematous Pemfigoid Pitriasis Rosea

Sarkoidosis

Page 14: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Cara Aplikasi Tabel 4. Fingertip units(FTU’s) sediaan kortikosteroid topikal yang dioleskan pada

daerah tertentu

Umur Muka+Leher Lengan+Tangan Tungkai+Kaki Badan depan

Badan belakang

Dewasa 2,5 4 8 7 7

Anak

3-6 bulan 1 1 1,5 1 1,5

1-2 tahun 1,5 1,5 2 2 3

3-5 tahun 1,5 2 3 3 3,5

6-10 tahun

2 2,5 4,5 3,5 5

Page 15: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Tahapan Absorpsi

Page 16: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Absorpsi Perkutan Kortikosteroid Topikal

Faktor - faktor yang mempengaruhi absorpsi perkutan dapat dibagi atas tiga hal, yaitu 1. Kondisi kulita. Penyakit h. Struktur Kulitb. Keturunan i. Biokimia Kulitc. Umur j. Hidrasi Kulitd. Seks k. Efek Aliran Darahe. Temperatur dan Kelembabanf. Dietg. Kerusakan Fisik

Page 17: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

2. Faktor Karakteristik Fisiokimia Bahan Aktif terdiri dari modifikasi molekul, koefisien partisis, konsentrasi, durasi, aplikasi, ukuran dan bentuk molekul, ukuran partikel dan polimorfisa.

3. Faktor yang Berhubungan Dengan Vehikulum Peranan vehikulum dalam keberhasilan pengobatan kortikosteroid topikal sangat penting, karena menentukan derajat absorpsi perkutan dan pelepasan kortikosteroid dalam jaringan kulit.

Page 18: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Efek Samping

• Efek samping dapat terjadi apabila:• Penggunaan kortikosteroid topikal yang lama dan

berlebihan.• Penggunaan kortikosteroid topikal dengan potensi

kuat atau sangat kuat atau penggunaan sangat oklusif.

Page 19: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Gejala Efek Samping

• Atrofi• Stria atrofise• Telangiektasis• Purpura• Dermatosis akneformis• Hipertrikosis setempat• Hipopigmentasi• Dermatitis perioral• Menghambat penyembuhan ulkus• Infeksis mudah terjadi & meluas• Gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur

Page 20: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Pencegahan Efek Samping

• Pada bayi kulit masih tipis, hendaknya dipakai kortikosteroid topikalyang lemah. Pada kelainan akut dipakai pula kortikosteroid topikalyang lemah

• Bila telah membaik pengolesan dikurangi, yang semula dua kali sehari menjadi sekali sehari atau diganti dengan kortikosteroid topikal sedang/lemah untuk mencegah efek samping

• Terapi intralesi dibatasi 1 mg pada satu tempat, sedangkan dosis maksimum per kali 10 mg

Page 21: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Proses Pemilihan Obat Secara Rasional

• Tentukan masalah yang dihadapi penderita (define the patient’s problem)

• Tentukan tujuan terapi (spesify the therapeutic objective)• Evaluasi kecocokan pengobatan secara individual (verify

the suitability of your personal treatment)• Mulailah pengobatan (start the treatment) • Berilah informasi, instruksi dan kewaspadaan (give

information, instruction and warnings)• Monitor atau hentikan pengobatan (monitor or stop

treatment)

Page 22: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Contoh

Masalah yang dihadapi penderita :1. Dermatitis atopik : akut, luas, pada anak-anak kurang dari 2 tahun yang berasal dari keluarga tidak mampu2. Tujuan terapi :Remisi klinis dermatitis3. Evaluasi kecocokan pengobatan secara individual Inventarisasi golongan obat yang efektif :• Kortikosteroid sistemik (KSS)• Kortikosteroid topikal (KST)• Lainnya

Page 23: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

Golongan Efektivitas Keamanan Kenyamanan Harga

KSS ++ ± + ?

KST ++ ++ ± ?

Lainnya ? ? ? ?

Pemilihan satu golongan obat berdasarkan kriteria tertentu

Pemilihan Jenis Obat (individu)

Jenis Efektivitas Keamanan Kenyamanan Harga

Krim HK 1 % ± ++ + +++

Krim MF 0,1%

++ + + +

Krim KP 0,05 %

+++ ± + +

Page 24: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

3.4 KesimpulanBerdasarkan kriteria di atas, mometason furoat krim 0,1 % terpilih sebagai sediaan kortikosteroid topikal yang cocok untuk kasus tersebut

4. Mulailah pengobatan5. Informasi, instruksi dan kewaspadaan• Oleskan tipis, sekali/sehari, tanpa ditutup• Begitu ada perbaikan, berikan selang sehari, dan

seterusnya secara bertahap• Jangan diberikan lebih dari 3 minggu

6. Monitor

Page 25: Penggunaan Kortikosteroid Topikal

PENUTUP• Kortikosteroid topikal dipakai khusus untuk mengobati penyakit

radang kulit yang bukan disebabkan oleh infeksi• Penggolongan kortikosteroid topikal berdasarkan potensi klinis

dibagi atas 7 golongan.• Efek samping penggunaan kortikosteroid topikal terjadi pada

penggunaan jangka panjang dan penggunaan kortikosteroid topikal dengan potensi kuat.

• Efek samping, antara lain : atrofi, reaksi akneiformis, hipertrikosis, purpura dan gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur