40
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri 5 Sindurejo Kecamatan Toroh Semester II Tahun 2014/2015 dengan jumlah siswa 15 anak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa sumber belajar yang digunakan hanya satu sumber buku sehingga siswa kurang mengeksplorasi pengetahuannya, serta penggunaan model dan media pembelajaran yang masih kurang inovatif menyebabkan siswa kurang tertarik memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Selain itu siswa belum terbiasa bekerjasama dalam kelompok dan malu-malu saat bertanya. Data hasil perolehan nilai hasil belajar sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam tabel 11 berikut ini. Tabel 11 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Sebelum Tindakan No Ketuntasan Belajar (KKM = 70) Jumlah Siswa Jumlah Presentse (%) 1 Tidak Tuntas 10 66,67 2 Tuntas 5 33,33 Jumlah 15 100 Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 5 siswa atau 33,33%, sedangkan yang masih di bawah ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa atau dengan presentase sebesar 66,67%. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 8. 28. · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi hasil belajar

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 53

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

    Berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri 5

    Sindurejo Kecamatan Toroh Semester II Tahun 2014/2015 dengan jumlah siswa

    15 anak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa sumber

    belajar yang digunakan hanya satu sumber buku sehingga siswa kurang

    mengeksplorasi pengetahuannya, serta penggunaan model dan media

    pembelajaran yang masih kurang inovatif menyebabkan siswa kurang tertarik

    memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak

    pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Selain itu siswa belum terbiasa

    bekerjasama dalam kelompok dan malu-malu saat bertanya. Data hasil perolehan

    nilai hasil belajar sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam tabel 11 berikut ini.

    Tabel 11

    Ketuntasan Hasil Belajar IPA Sebelum Tindakan

    No Ketuntasan

    Belajar

    (KKM = 70)

    Jumlah Siswa

    Jumlah Presentse

    (%)

    1 Tidak Tuntas 10 66,67

    2 Tuntas 5 33,33

    Jumlah 15 100

    Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan yang mendapatkan nilai

    di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 5 siswa atau 33,33%,

    sedangkan yang masih di bawah ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa atau

    dengan presentase sebesar 66,67%. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa

    dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.

  • 54

    33,33%

    66,66 %

    Gambar 3 Diagram Hasil Belajar Sebelum Tindakan

    Dengan melihat gambar 3 tentang diagram ketuntasan hasil belajar,

    diketahui bahwa sebanyak 66,66% siswa belum tuntas dan sisanya sebesar

    33,33% sudah tuntas nilainya. Rendahnya hasil belajar siswa kelas 4 SD N 5

    Sindurejo disebabkan guru masih menggunakan satu sumber buku sebagai buku

    panduan, model pembelajaran yang digunakan kurang inovatif serta kurang

    menggunakan media yang mampu menarik perhatian siswa. Data hasil observasi

    kegiatan diskusi siswa sebelum tindakan dapat dilihat dalam tabel 12 berikut ini.

    Tabel 12

    Kemampuan Diskusi Sebelum Tindakan

    No Aspek Jumlah skor Persentase

    %

    1 Keberanian 23 7,6

    2 Kelancaran bahasa 23 7,6

    3 Kejelasan ucapan 23 7,6

    4 Penguasaan masalah 20 6,6

    5 Pendapat 22 7,3

    Jumlah 108 36,7

    Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa kemampuan diskusi siswa masih perlu

    ditingkatkan. Hal tersebut dikarenakan jumlah skor yang diperoleh yaitu 108 dari

    skor maksimal sebsesar 300. Sehingga kemampuan diskusi siswa baru mencapai

    36% dari kemampuan yang diharapkan sebesar 80%. Persentase kemampuan

    diskusi siswa dapat dilihat dalam gambar 4 berikut ini.

  • 55

    36%

    64%

    Gambar 4 Diagram Kemampuan Diskusi

    Sebelum Tindakan

    Dengan melihat gambar 4 tentang kemampuan diskusi siswa sebelum

    tindakan, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam berdiskusi baru

    mencapai 36% sehingga masuk ke dalam kategori kurang. Sedangkan

    ketidakmampuan berdiskusi siswa mencapai persentasi yang cukup tinggi yaitu

    64% sehingga perlu diturunkan agar kemampuan diskusi siswa meningkat. Data

    hasil observasi keberanian bertanya siswa sebelum tindakan dapat dilihat dalam

    tabel 13 berikut ini.

    Tabel 13

    Tabel Keberanian Bertanya Siswa Sebelum Tindakan

    No Aspek Jumlah

    Pertanyaan

    Skor Persentase

    (%)

    1 Pertanyaan menggunakan

    bahasa yang sederhana

    3 3 5

    2 Pertanyaan mudah

    dipahami

    3 5

    3 Pertanyaan relevan dengan

    materi

    3 5

    4 Siswa bertanya dengan

    percaya diri

    3 5

    Jumlah 12 20

    Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa terdapat 3 siswa yang berani bertanya

    dari 15 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga persentase siswa

    yang berani bertanya yaitu 20% dari seluruh siswa. Dari ketiga siswa yang

    bertanya diperoleh skor sebesar 12 dari skor maksimal sebesar 60, sehingga

  • 56

    persentase keberanian bertanya siswa sebesar 20%. Persentase keberanian

    bertanya siswa dapat dilihat dalam gambar 5 berikut ini.

    20%

    80%

    Gambar 5 Diagram Keberanian Bertanya

    Sebelum Tindakan

    Dengan melihat gambar 5 dapat diketahui persentase siswa yang berani

    bertanya sebesar 20%, sedangkan sisanya sebesar 80% siswa tidak berani

    bertanya. Maka dari itu, keberanian bertanya siswa perlu ditingkatkan dengan

    tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.

    4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Praktek pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan Kompetensi Dasar

    “menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan” dan “menjelaskan

    hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan” dilakukan

    dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan

    evaluasi dengan rincian berikut ini.

    4.2.1 Perencanaan Tindakan

    Pertemuan I

    Dalam siklus I pertemuan I kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan

    perangkat pembelajaran terkait mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar

    menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, dan materi

    tentang pengertian sumber daya alam, macam-macam sumber daya alam dan

    contohnya. Selain itu menyiapkan pula media yang digunakan dalam

    pembelajaran yaitu video tentang macam-macam sumber daya alam yang terkait

    dengan materi pembelajaran. Kemudian menyiapkan lembar permasalahan bagi

  • 57

    siswa, lembar observasi proses pembelajaran, proses diskusi, dan lembar

    observasi keberanian bertanya siswa. Dalam kegiatan pembelajaran Problem

    Based Learning berbantuan video guru mengkondisikan kelas menjadi aktif,

    kreatif dan menyenangkan dengan menampilkan video pembelajaran tentang

    jenis-jenis sumber daya alam, kemudian siswa dibentuk dalam kelompok-

    kelompok kecil untuk dapat saling bertukar pikiran dalam proses pengumpulan

    data dan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru.

    Pertemuan II

    Dalam kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II ini dilakukan

    penyempurnaan kekurangan yang terdapat pada pertemuan sebelumnya dan juga

    sebagai tindak lanjut dari pertemuan I. Dalam pertemuan II guru menyiapkan

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar menjelaskan

    hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan dan materi

    pembelajaran tentang manfaat sumber daya alam serta teknologi yang digunakan

    untuk mengolah sumber daya alam. Media yang digunakan yaitu video

    pembelajaran tentang manfaat sumber daya alam dan cara-cara pengolahan

    sumber daya alam menggunakan teknologi sederhana. Kemudian menyiapkan

    lembar permasalahan bagi siswa, lembar observasi proses pembelajaran, proses

    diskusi, dan lembar observasi keberanian bertanya siswa. Dalam kegiatan

    pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video guru mengkondisikan

    kelas menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan dengan menampilkan video

    pembelajaran tentang jenis-jenis sumber daya alam, kemudian siswa dibentuk

    dalam kelompok-kelompok kecil untuk dapat saling bertukar pikiran dalam proses

    pengumpulan data dan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru.

    Pertemuan III

    Dalam pertemuan III siswa diberikan soal evaluasi tentang pengertian

    sumber daya alam, macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan

    ketersediaannya, serta contoh sumber daya alam yang dapat langsung

    dimanfaatkan dan sumber daya alam yang diolah terlebih dahulu menggunakan

    teknologi. Soal evaluasi berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir dan evaluasi

  • 58

    ini berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhdap materi yang

    diajarkan menggunakan Problem Based Learning berbantuan video.

    4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Implementasi Tindakan Pertemuan I

    Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dilakukan pada hari Senin 13

    April 2015. Kegiatan awal pembelajaran dibuka dengan mengajak siswa berdoa,

    memberikan salam, dan absensi. Tahap pertama Problem Based Learning yaitu

    orientasi permasalahan diawali dengan memberikan apersepsi dengan mengajak

    siswa bermain tebak nama buah dan nama benda yang terdapat di alam dengan

    awalan huruf tertentu dilajutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran

    kepada siswa yaitu pengertian sumber daya alam dan macam-macam sumber daya

    alam berdasar jenis dan ketersediaannya serta contohya. Kemudian guru

    menampilkan video pembelajaran tentang macam-macam sumber daya alam dan

    melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan

    siswa.

    Tahap kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk mandiri dengan

    membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 4-5

    siswa. Kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada siswa dimana

    terdapat tabel yang harus dikerjakan secara individu dan terdapat tabel yang harus

    dikerjakan dengan cara berdiskusi kelompok. Ketika mencari solusi pemecahan

    masalah siswa boleh mencari informasi dengan memanfaatkan berbagai sumber

    yang ada misalnya buku paket IPA atau juga dengan melihat ulang video yang

    sudah ditampilkan sebelumnya.

    Tahap ketiga membantu investigasi mandiri dan kelompok dengan cara

    guru berkeliling mengamati, memotivasi dan memfasilitasi siswa yang

    memerlukan bantuan selama berdiskusi. Tahap keempat yaitu mengembangkan

    dan mempresentasikan hasil. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

    melakukan presentasi hasil diskusi kelompoknya sedangkan kelompok lain

    menanggapi kelompok yang maju presentasi. Tahap selajutnya adalah

    menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan mengacu pada

    jawaban siswa guru bersama siswa lain membahas penyelesaian masalah yang

  • 59

    disampaikan dan memberikan saran perbaikan atas jawaban serta penampilan

    siswa. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

    tentang hal-hal yang belum dipahami. Selajutnya siswa bersama guru membuat

    ringkasan dan kesimpulan tentang pengertian sumber daya alam, sumber daya

    alam berdasar jenisnya terdapat sumber daya alam hayati yaitu sumber daya alam

    yang berasal dari makhluk hidup dan non hayati yang bukan dari makhluk hidup,

    serta sumber daya alam berdasar ketersediaannya dapat dibedakan menjadi

    sumber daya alam dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat

    diperbarui.

    Kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tindak lanjut dengan

    memeberikan pertanyaan kepada siswa contoh-contoh sumber daya alam hayati,

    non hayati, dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui kemudian meminta siswa

    untuk mempersiapkan diri dengan belajar materi yang akan diajarkan pada

    pertemuan selanjutnya.

    Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, penelti

    bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari

    awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan sambil mengisi lembar

    observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, kegiatan diskusi siswa, dan lembar

    observasi keberanian bertanya siswa.

    Hasil dari pengamatan aktivitas guru ketika proses pembelajaran

    berlangsung adalah guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut

    dan sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning. Pada kegiatan awal, guru

    membuka pembelajaran dan menyiapkan media dengan baik, kegiatan apersepsi

    dilakukan dengan baik hanya saja kegiatan apersepsi dan tujuan pembelajaran

    dilakukan secara terbalik tetapi guru tetap mampu membuat siswa fokus menuju

    materi yang akan diajarkan. Guru mampu menampilkan dan menjelaskan video

    dengan baik, tetapi guru kurang memberi kesempatan siswa untuk bertanya

    tentang video yang ditampilkan. Dalam menyampaikan permasalahan

    menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa sehingga siswa mudah

    memahami permasalahan yang akan diselesaikan. Kegiatan inti juga dilaksanakan

    dengan baik yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil kemudian

  • 60

    guru berkeliling memantau dan membantu siswa ketika melakukan diskusi.

    Kemudian guru memfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi dan memberikan

    saran perbaikan atas jawaban yang diberikan oleh setiap kelompok. Tetapi pada

    kegiatan akhir guru kurang memberikan kesempatan siswa untuk bertanya kepada

    kelompok yang melakukan presentasi. Selanjutnya guru mengajak siswa membuat

    ringkasan dan memberikan pesan moral dan tindak lanjut dengan baik.

    Dalam aspek pemanfaatan media, guru sudah memanfaatkan media video

    dengan baik, hanya saja video hanya diputar sekali dan guru kurang memfasilitasi

    siswa untuk mengulang video lagi ketika melakukan pemecahan masalah. Bahasa

    yang digunakan sudah baik dan benar serta mudah dipahami siswa. Selain itu,

    guru menguasai kelas dengan baik.

    Hasil aktivitas siswa adalah siswa melakukan kegiatan pembelajaran

    dengan baik hal ini diketahui ketika kegiatan awal pembelajaran siswa duduk

    tenang dan mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran serta siswa mampu

    menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Ketika ditayangkan video siswa

    memperhatikan dengan baik dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

    oleh guru tetapi siswa kurang aktif bertanya tentang video karena siswa kurang

    diberi kesempatan bertanya oleh guru. Siswa mampu memahami permasalahan

    dengan dijelaskan oleh guru beberapa kali apa yang harus dikerjakan oleh siswa.

    Dalam kegiatan inti ketika membentuk kelompok ada beberapa siswa yang masih

    kebingungan dan perlu diarahkan oleh guru, akan tetapi setelah terbentuk

    kelompok siswa mampu berinteraksi dengan cukup baik. Ketika melakukan

    kegiatan investigasi siswa mampu berdiskusi bersama kelompok dengan baik

    tetapi yang masih kurang adalah penampilan siswa ketika melakukan presentasi

    masih terlihat malu-malu dan gugup serta siswa lain kurang mampu memberikan

    tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang maju presentasi. Kegiatan

    selanjutnya adalah kegiatan akhir, dimana siswa dengan bimbingan guru mampu

    membuat rangkuman dan kesimpulan dengan baik.

    Hasil observasi diskusi siswa adalah sebagian besar siswa cukup berani

    mengungkapkan pendapat ketika berdisuksi bersama kelompok meskipun masih

    terdapat siswa yang hanya diam saja dan memilih mengerjakan sendiri atau hanya

  • 61

    meniru jawaban siswa lain. Kelancaran bahasa siswa selama proses diskusi cukup

    lancar dan ucapannya jelas. Siswa cukup mampu memahami permasalahan yang

    akan diselesaikan, tetapi setiap ketua kelompok terlihat memahami permasalahan

    dengan baik sehingga secara kesuluran kegiatan diskusi berjalan lancar.

    Hasil observasi keberanian bertanya siswa pada siklus I pertemuan 1

    hasilnya adalah tidak ada siswa yang bertanya, hal ini disebabkan guru kurang

    memberi kesempatan dan kurang memfasilitasi siswa untuk bertanya, sehingga

    siswa tidak ada satupun siswa yang bertanya.

    Implementasi Tindakan Pertemuan II

    Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa

    14 April 2015. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam,

    kemudian mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran, dan menyiapkan

    media video yang akan ditayangkan.

    Tahap pertama Problem Based Learning diawali dengan memberikan

    apersepsi dengan mengajak siswa bermain tebak kata nama hewan dengan awalan

    huruf tertentu dan tebak nama benda yang berasal dari sumber daya alam yang

    diolah secara sederhana yang berawalan huru huruf T yaitu tahu, tempe, tape.

    Akan tetapi permainan tebak kata divariasikan dengan permainan “Do Mi Ka Do”

    sehingga siswa lebih semangat. Berdasarkan jawaban dari kegiatan apersepsi,

    guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu manfaat sumber daya alam,

    mengidentifikasi sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan dan yang

    harus diolah terlebih dahulu menggunakan teknologi. Kemudian guru

    menampilkan video contoh-contoh sumber daya alam yang harus diolah terlebih

    dahulu dan cara pengolahan kedelai menjadi tempe, ketela menjadi tape,

    pengolahan kokon ulat sutra menjadi benang, dan susu menjadi yogurt. Stelah

    melihat video guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

    hal-hal yang kurang dipahami dari video. Setelah siswa bertanya, selanjutnya guru

    memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang terkait materi sehingga

    pemikiran siswa terarah pada permasalahan yang sedang dipelajari. Tahap

    selajutnya yaitu tahap mengorganisasikan siswa untuk mandiri guru membentuk

    siswa menjadi beberapa kelompok kecil dimana 1 kelompok terdiri dari 4-5 siswa

  • 62

    kemudian guru membagikan lembar permasalahan yang harus diselesaikan oleh

    siswa bersama kelompoknya. Dalam kegiatan diskusi menentukan pemecahan

    permasalahan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai sumber yang ada

    misalnya dari buku atau dari video. Tahap yang ketiga, guru berkeliling untuk

    mengamati dan memfasilitasi siswa yang memerlukan bantuan dan memantau

    siswa untuk melakukan investigasi mandiri dan kelompok.

    Tahap keempat yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi

    bersama kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi atau

    bertanya terkait hasil yang dipresentasikan yang belum begitu dipahami. Tahap

    kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi siswa dengan mengacu

    pada jawaban siswa, guru bersama siswa lain membahas penyelesaian masalah

    yang dipresentasikan kemudian memberikan saran perbaikan kepada kelompok

    yang maju presentasi. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

    bertanya kepada guru tentang materi yang belum jelas. Setelah itu siswa bersama

    guru membuat ringkasan dan kesimpulan bahwa terdapat sumber daya alam yang

    dapat langsung dimanfaatkan contohnya air, tanah, udara, matahari, dan sumber

    daya alam yang harus diolah terlebih dahulu menggunakan teknologi misalnya

    barang tambang.

    Kegiatan akhir dari pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilakukan

    dengan memberikan pesan moral kepada siswa untuk memanfaatkan sumber daya

    alam secara bijaksana dan harus bertanggung jawab agar sumber daya alam dapat

    dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Selanjutnya guru memberitahu siswa

    bahwa pertemuan berikutnya akan dilaksanakan evaluasi untuk mengukur

    keberhasilan pembelajaran sehingga siswa diminta untuk belajar dan

    mempersiapkan diri dengan baik.

    Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti

    bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari

    awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan sambil mengisi lembar

    observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, kegiatan diskusi siswa, dan lembar

    observasi keberanian bertanya siswa.

  • 63

    Hasil dari pengamatan aktivitas guru ketika proses pembelajaran

    berlangsung adalah guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut

    dan sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning. Pada kegiatan awal guru

    membuka pelajaran dan menyiapkan media dengan baik, kegiatan apersepsi

    dilakukan dengan baik dengan mengajak siswa bermain “Do Mi Ka Do” dan

    tebak kata dilajutkan dengan penjelasana tentang tujuan pembelajaran. Kegiatan

    selajutnya yaitu guru mampu menyajikan video dan memberikan penjelasan

    dengan baik. Kemudian guru sudah memberi kesempatan siswa untuk bertanya

    tentang hal-hal yang kurang jelas dalam video atau dalam setiap kesempatan.

    Kegiatan inti dilakukan dengan baik, yaitu g menyampaikan permasalahan dengan

    baik dan jelas kemudian membimbing siswa dengan baik ketika melakukan

    diskusi. Setelah itu guru memfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi dan

    memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang

    jelas. Kegiatan akhir dilaksanakan dengan baik dengan memberikan pesan moral

    yang positif kepada siswa. Guru mampu memanfaatkan video dengan baik dan

    efisien. Penggunaan bahasa baik dan mudah dipahami siswa serta menguasai

    kelas dari awal hingga akhir.

    Hasil aktivitas siswa adalah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan

    baik, hal ini diketahui ketika kegiatan awal pembelajaran siswa duduk tenang dan

    mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran serta siswa mampu menjawab

    pertanyaan apersepsi dengan baik. Ketika ditayangkan video siswa

    memperhatikan dengan baik dan mampu mengkritisi video yang dilihat dengan

    mengajukan beberapa pertanyaan serta mampu menjawab pertanyaan yang

    diberikan oleh guru. Siswa mampu memahami permasalahan dengan dijelaskan

    oleh guru dengan baik. Dalam kegiatan inti siswa mampu membentuk kelompok

    dengan baik dan mampu berinteraksi melakukan investigasi bersama kelompok.

    Ketika melakukan presentasi ada bebebapa siswa yang masih malu-malu tapi

    beberapa siswa sudah mulai percaya diri untuk tampil di depan kelas. Siswa

    mampu memanfaatkan dan memahami video dengan baik serta mampu

    menggunakan bahasa dengan baik, jelas dan mudah dipahami.

  • 64

    Hasil observasi diskusi siswa adalah sebagian besar siswa cukup berani

    mengungkapkan pendapat ketika berdisuksi bersama kelompok. Jika sebelumnya

    masih terdapat siswa yang diam saja, tetapi dalam kegiatan pembelajaran kali ini

    siswa sudah mulai ikut terlibat dalam kegiatan diskusi. Kelancaran bahasa siswa

    selama proses diskusi cukup lancar dan ucapannya jelas. Siswa mampu

    memahami permasalahan yang akan diselesaikan dan ketua kelompok terlihat

    memahami permasalahan dengan baik sehingga mampu memimpin siswa lain

    untuk menemukan solusi dari permasalahan yang didiskusikan.

    Hasil observasi keberanian bertanya siswa pada siklus I pertemuan II

    hasilnya adalah setelah diberi kesempatan guru untuk bertanya maka terdapat

    beberapa siswa yang berani menyampaikan pertanyaan dengan percaya diri, tetapi

    masih ada beberapa siswa yang masih melu dan tidak begitu jelas ucapannya

    ketika bertanya.

    Implementasi Tindakan Pertemuan III

    Pertemuan III dari siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 15 April 2015.

    Pertemuan ketiga ini digunakan untuk melakukan evaluasi dengan waktu 1 jam

    pelajaran (35 menit) dan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.

    Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru memberikan refleksi dan

    motivasi kepada siswa kemudian mengakhiri kegitan pembelajaran.

    Ketika proses evaluasi berlangsung, siswa mengerjakan soal dengan tenang

    dan percaya diri serta siswa mampu menyelesaikan soal evaluasi tepat waktu.

    4.2.3 Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I, selanjutnya

    diadakan refleksi dengan berdiskusi bersama guru untuk mengevaluasi kegiatan

    pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning berbantuan video bagi

    guru, siswa serta bagi observer untuk memperbaiki kekurangan dan untuk

    penyempurnaan di siklus berikutnya. Dari diskusi didapatkan bahwa guru ketika

    menggunakan model Problem Based Learning berbantuan video siswa menjadi

    lebih aktif, dengan menayangkan video siswa menjadi lebih kritis dengan

    bertanya tentang video yang kurang dipahami, dan pada penilaian guru melakukan

    penilaian hasil belajar, proses diskusi siswa dan keberanian bertanya siswa.

  • 65

    Namun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki misalnya saja guru masih

    kurang memfasilitasi dan kurang memberi kesempatan kepada siswa bertanya

    sehingga siswa terbiasa dan berani bertanya.

    Berdasarkan kegiatan pada siklus I kemudian diambil data secara

    kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari penilaian proses

    yaitu pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, proses diskusi siswa dan

    keberanian bertanya siswa serta hasil belajar yaitu hasil evaluasi dari siklus I.

    Hasil dari pengamatan aktivitas guru dan siswa siklus I pertemuan I, II, dan III

    dapat dilihat pada uraian berikut ini.

    Tabel 14

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

    No Aspek Penilaian

    Skor

    1

    Skor

    2

    Skor

    3

    Skor

    4

    1 Pelaksanaan Problem Based

    Learning Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    3

    3 10 6

    2 Pemanfaatan media video 1 2 1

    3 Penggunaan bahasa 1 2

    4 Penguasaan kelas 1

    Jumlah 3 4 13 10

    Persentase (%) 10 13,3 43,3 33,3

    Dari tabel 14 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan

    Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir

    yang mendapat skor 1 sebanyak 3 poin, skor 2 sebanyak 3 poin, skor 3 sebanyak

    10 poin, dan skor 4 sebanyak 6 poin. Aspek kedua pemanfaatan media video yang

    mendapat skor 2 sebanyak 1 poin, skor 3 sebanyak 2 poin, dan skor 4 sebanyak 1

    poin. Aspek ketiga penggunaan bahasa yang mendapat skor 3 sebanyak 1 poin

    dan yang mendapat skor 4 sebanyak 2 poin. Aspek yang terakhir adalah

    penguasaan kelas mendapatkan skor 4. Dengan demikian dari data observasi

    siklus I pertemuan I dapat diketahui persentase kategori kurang sebesar 10%,

  • 66

    kategori cukup sebesar 13,3%, kategori baik sebesar 43,3% dan kategori sangat

    baik mencapai 33,3%. Kemudian hasil observasi aktivitas guru siklus I

    pertemuan II dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.

    Tabel 15

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

    No Aspek Penilaian

    Skor

    1

    Skor

    2

    Skor

    3

    Skor

    4

    1 Pelaksanaan Problem

    Based Learning

    Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    2 9

    11

    2 Pemanfaatan media video 3 1

    3 Penggunaan bahasa 1 2

    4 Penguasaan kelas 1

    Jumlah 2 13 15

    Persentase (%) 6,7 43,3 50

    Dari tabel 15 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan

    Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan yang

    mendapat skor 2 sebanyak 2 poin, mendapat skor 3 sebanyak 9 poin, dan

    mendapatkan skor 4 sebanyak 11 poin. Aspek kedua pemanfaatan media video

    yang mendapat skor 3 sebanyak 3 poin dan skor 4 sebanyak 1 poin. Aspek ketiga

    penggunaan bahasa yang mendapat skor 3 sebanyak 1 poin dan skor 4 sebanyak 2

    poin. Aspek yang terakhir adalah penguasaan kelas mendapatkan skor 4. Dengan

    demikian dari data observasi siklus I pertemuan II dapat diketahui persentase

    kategori cukup sebesar 6,7%, kategori baik mencapai 43,3 % dan kategori sangat

    baik sebesar 50%. Untuk hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel

    16 berikut ini.

  • 67

    Tabel 16

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

    No Aspek Penilaian

    Skor

    1

    Skor

    2

    Skor

    3

    Skor

    4

    1 Pelaksanaan Problem

    Based Learning

    Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    3 7 9 4

    2 Pemanfaatan media video - - 1 2

    Jumlah 3 7 10 6

    Persentase (%) 11,5 26,9 38,5 23,1

    Dari tabel 16 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan

    Problem Based Learning L berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir

    yang mendapatkan skor 1 sebanyak 3 poin, mendapat skor 2 sebanyak 7 poin,

    mendapat skor 3 sebanyak 9 poin, dan mendapat skor 4 sebanyak 4 poin. Aspek

    kedua pemanfaatan media video yang mendapatkan skor 3 sebanyak 1 poin dan

    skor 4 sebanyak 2 poin. Dengan demikian dari data observasi siklus I pertemuan I

    dapat diketahui persentase kategori kurang sebesar 11,5%, kategori cukup sebesar

    26,9%, kategori baik sebesar 38,5%, dan kategori sangat baik sebesar 23,1%.

    Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada

    tabel 17 berikut ini.

  • 68

    Tabel 17

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

    No Aspek Penilaian

    Skor

    1

    Skor

    2

    Skor

    3

    Skor

    4

    1 Pelaksanaan Problem Based

    Learning Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    - 2 12 9

    2 Pemanfaatan media video - - - 3

    Jumlah - 2 12 12

    Persentase (%) - 7,7 46,1 46,1

    Dari tabel 17 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan

    Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir

    yang mendapat skor 2 sebanyak 2 poin, mendapat skor 3 sebanyak 12 poin, dan

    skor 4 sebanyak 9 poin. Aspek kedua pemanfaatan media video skor 4 sebanyak 3

    poin. Dengan demikian dari data observasi siklus I pertemuan II dapat diketahui

    persentase kategori cukup sebesar 7,7%, kategori baik sebesar 46,1%, dan

    kategori sangat baik sebesar 46,1%. Selanjutnya hasil observasi kegiatan diskusi

    siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat dalam tabel 18 berikut ini.

    Tabel 18

    Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus I Pertemuan I

    No Aspek Jumlah

    skor

    Persentase

    (%)

    1 Keberanian 20 7,69

    2 Kelancaran bahasa 21 8, 07

    3 Kejelasan ucapan 21 8,07

    4 Penguasaan masalah 24 9,23

    5 Pendapat 25 9,61

    Jumlah 111 42,69

  • 69

    Dari tabel 18 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai

    42,69% yang diperoleh dari aspek keberanian dengan skor 20 dengan persentase

    sebesar 7,69%; kelancaran bahasa mendapatkan skor 21 dengan persentase

    sebesar 8,07%; kejelasan ucapan skor 21 dengan persentase 8,07%; penguasaan

    masalah skor 24 dengan persentase 9,23% dan pendapat skor 25 dengan

    persentase 9,61%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi

    siswa masuk ke dalam kategori cukup tetapi masih terlalu rendah. Untuk hasil

    observasi kegiatan diskusi siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat dalam tabel 19

    berikut ini.

    Tabel 19

    Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus I Pertemuan II

    No Aspek Jumlah

    skor

    Persentase

    (%)

    1 Keberanian 29 9,6

    2 Kelancaran bahasa 31 10,3

    3 Kejelasan ucapan 30 10

    4 Penguasaan masalah 34 11,3

    5 Pendapat 34 11,3

    Jumlah 158 52,6

    Dari tabel 19 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai

    52,6% yang diperoleh dari keberanian skor yang diperoleh 29 dengan persentase

    sebesar 9,6%; kelancaran bahasa skor 31 dengan persentase 10,3%; kejelasan

    ucapan skor 30 dengan persentase 10%; penguasaan masalah skor 34 dengan

    persentase 11,3% dan pendapat skor 34 dengan persentase 11,3%. Dari data

    tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa masuk ke dalam

    kategori cukup. Untuk hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus I

    pertemuan I dapat dilihat dalam tabel 20 berikut ini.

  • 70

    Tabel 20

    Hasil Observasi Keberanian Bertanya Siklus I Pertemuan I

    No Aspek Jumlah

    Pertanyaan

    Skor Persentase

    (%)

    1 Pertanyaan menggunakan

    bahasa yang sederhana

    - - -

    2 Pertanyaan mudah dipahami - -

    3 Pertanyaan relevan dengan

    materi

    - -

    4 Siswa bertanya dengan

    percaya diri

    - -

    Jumlah - -

    Dari tabel 20 diketahui bahwa tidak ada siswa yang berani bertanya, hal ini

    dikarenakan pada pembelajaran siklus I pertemuan I guru kurang memberi

    kesempatan siswa untuk bertanya. Hasil observasi keberanian bertanya siswa

    siklus I pertemuan II dapat dilihat dalam tabel 21 berikut ini.

    Tabel 21

    Hasil Observasi Keberanian Bertanya Siklus I Pertemuan II

    No Aspek Jumlah

    Pertanyaan

    Skor Persentase

    (%)

    1 Pertanyaan menggunakan

    bahasa yang sederhana

    8

    8 13,3

    2 Pertanyaan mudah dipahami 8 13,3

    3 Pertanyaan relevan dengan

    materi

    8 13,3

    4 Siswa bertanya dengan

    percaya diri

    6 10

    Jumlah 30 50

    Dari tabel hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus I pertemuan II

    dapat diketahui bahwa terdapat 8 siswa yang berani mengajukan pertanyaan

    dengan skor yang diperolah sebesar 30 dari skor maksimal 60, sehingga

    persentase keberanian bertanya siswa sebesar 50%. Berikutnya hasil ketuntasan

    belajar siswa siklus I dapat dilihat dalam tabel 22 berikut ini.

  • 71

    Tabel 22

    Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

    No. Ketuntasan

    Belajar

    Jumlah Siswa

    Jumlah Persentase (%)

    1. Tidak Tuntas 6 40

    2. Tuntas 9 60

    Jumlah 15 100

    Dari data tabel 22 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siklus I terdapat

    6 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 40% dan 9 siswa yang tuntas dengan

    presentase 60% dari seluruh siswa. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 22 dapat

    dilihat pada gambar 6 berikut ini.

    40%

    60%

    Gambar 6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA

    Siklus I Pertemuan I

    Dari diagram 6 diketahui bahwa siswa yang yang tuntas sebanyak 60% dari

    keseluruhan siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 40%. Meskipun persentase

    ketuntasan siswa sudah mengalami peningkatan, akan tetapi kenaikan ini belum

    memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai yaitu sebesar 80% dari seluruh siswa

    sehingga perlu dilakukan tindakan di siklus II.

    4.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    Praktek pelaksanaan siklus II dilaksanakan dengan Kompetensi Dasar

    “Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan”.

    Pembelajaran siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan

    tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi. Siklus II merupakan tindakan

  • 72

    penyempurnaan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Berikut merupakan

    rincian pelaksanaan siklus II.

    4.3.1. Perencanaan Tindakan

    Pertemuan I

    Dalam siklus II pertemuan I kegiatan yang dilakukan adalah menyusun

    perangkat pembelajaran mata pelajaran IPA kompetensi dasar menjelaskan

    dampak pengambila bahan alam terhadap pelestarian lingkungan dengan materi

    ajar dampak negatif kegiatan manusia dan pengelolaan sumber daya alam yang

    tidak bijaksana. Kemudian menyiapkan media yang digunakan yaitu video

    pembelajaran tentang dampak-dampak kegiatan manusia dalam mengelola sumber

    daya alam yang tidak bertanggungjawab misalnya banjir, lonsor, dan kelangkaan

    BBM. Guru juga menyiapkan alat peraga berupa ember, triplek, tanah, tanah

    berumpt dan air untuk mendemonstrasikan tanah longsor bersama

    siswa..Selanjutnya menyiapkan lembar permasalahan bagi siswa yang tiap

    kelompok mendapat permasalahan yang berbeda dengan kelompok lain. Dalam

    kegiatan pembelajaran Problem Based Leraning berbantuan video guru

    mengkondisikan kelas menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan dengan

    menampilkan video pada masing-masing kelompok kemudian siswa diberi lembar

    permasalahan untuk didiskusikan solusinya kemudian siswa mempresentasikan

    hasil diskusi bersama kelompoknya.

    Pertemuan II

    Dalam pembelajaran siklus II pertemuan II guru menyiapkan Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar menjelaskan dampak

    pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan dan materi ajar tentang

    kegiatan manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengolahan sumber daya

    alam yang tidak bijaksana. Selanjutnya guru menyiapkan video tentang macam-

    macam kegiatan manusia yang dapat mencegah atau mengatasi dampak negatif

    pengolahan sumber daya alam yang tidak bijaksana seperti video melakukan

    reboisasi, penghematan energi, dan konservasi laut. Kemudian menyiapkan

    lembar permasalahan bagi siswa dan lembar observasi bagi observer selama

    melakukan observasi. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model Problem

  • 73

    Based Learning berbantuan video guru mengkondidikan kelas menjadi aktif,

    kreatif, dan menyenangkan dengan menampilkan video kemudian siswa bersama

    kelompok diminta untuk mendiskusikan suatu permasalahan dan menemukan

    solusinya yang dilajutkan presentasi menyampaikan hasil diskusi.

    Pertemuan III

    Dalam pertemuan III siswa diberikan soal evaluasi tentang macam-macam

    dampak negatif pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana, kegiatan

    manusia yang berdampak negatif dalam pengelolaan sumber daya alam dan

    kegiatan manusia yang dapat mengatasi atau mencegah dampak negatif

    pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana. Soal evaluasi berupa soal

    pilihan ganda sebanyak 20 butir yang berfungsi untuk mengukur tingkat

    pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan menggunakan model Problem

    Based Learning berbantuan video.

    4.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Pertemuan I

    Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II dilakukan pada hari Kamis 16

    April 2015. Kegiata awal pembelajaran dibuka dengan mengajak siswa berdoa,

    memberi salam dan absensi. Tahap pertama Peoblem Based Learning yaitu

    orientasi permasalahan yang diawali denga apersepsi dengan mengajak siswa

    untuk melihat video tanah longsor kemudian guru memberikan beberapa

    pertanyaan kepada siswa yang mengarahkan siswa pada tujuan pembalajaran.

    Kemudian siswa diminta membaca teks bacaan tentang berbagai macam dampak

    negatif pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana dilajutkan dengan

    memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang bacaan yang kurang begitu

    dipahami. Setelah itu guru bersama siswa mendemonstrasikan terjadinya tanah

    lonsor. Tahap selanjutnya yaitu mengorganisasikan siswa untuk mandiri, dalam

    tahap ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi

    permasalahan. Siswa bersama kelompoknya masing-masing diminta untuk

    mencari solusi dari permasalahan yang didapat dengan mencari informasi dari

    berbagai sumber yang ada.

  • 74

    Tahap ketiga guru membantu siswa ketika sedang berdiskusi dengan cara

    berkeliling mengamati, memotivasi dan memfasilitasi siswa yang memerlukan

    bantuan. Tahap keempat adalah siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan

    ditanggapi siswa lain. Tahap terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi hasil

    diskusi yang disampaikan kemudian memberikan saran perbaikan atas jawaban

    dan penampilan siswa.

    Kegiatan selajutnya adalah siswa bersama guru membuat rangkuman dan

    kesimpulan tentang berbagai dampak negatif pengelolaan sumber daya alam yang

    tidak bijaksana misalnya banjir, tanah longsor, kelangkaan BBM, kerusakan

    terumbu karang, dll. Bencana-bencana tersebut merupakan akibat ulah manusia

    yang tidak bertanggung jawab seperti menebang hutan secara liar,

    mengeksploitasi BBM dan merusak habitat laut dan untuk mencegah bencana

    tersebut, manusia harus mengelola sumber daya alam dengan baik contohnya

    tidak melakukan penebangan liar, melakukan reboisasi, dan juga menghemat

    penggunaan SDA. Kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tindak lanjut

    dengan memberikan tugas rumah kepada siswa dan meminta siswa untuk belajar

    tentang materi selanjutnya.

    Selama tindakan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung peneliti

    bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari

    awal smapai akhir. Observer melakukan pengamatan sambbil mengisi lembar

    observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, kegiataan diskusi siswa dan lembar

    observasi keberanian bertanya siswa.

    Hasil dari pengamatan aktivitas guru siklus II pertemuan I adalah guru

    melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan runtut sesuai tahap-tahap

    Problem Based Learning. Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi

    dengan baik dan penyampaian tujuan pembelajaran jelas. Guru semakin sering

    memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan guru melibatkan siswa ketika

    melakukan demonstrsi. Penyampaian permasalahan kepada siswa menggunakan

    bahasa yang mudah dipahami. Kegiatan inti berjalan dengan baik, guru berkeliling

    memantau dan membantu siswa melakukan diskusi kemudian memfasilitasi siswa

    untuk melakukan presentasi dengan baik. Dalam aspek pemanfaatan media guru

  • 75

    mampu memanfaatkan media video dengan baik. Bahasa yang digunakan mudah

    dipahami siswa dan sangat menguasai kelas.

    Hasil aktivitas siswa adalah siswa mampu melaksanakan kegiatan

    pembelajaran dengan baik. hal ini terlihat dari kegiatan awal siswa sudah duduk

    tenang dan mempersiapkan buku pelajaran kemudian siswa mampu menjawab

    pertanyaan yang diberikan guru dengan baik. Siswa mengamati video dengan baik

    dan mampu memahami isi video. Ketika dibentuk kelompok siswa mampu

    berinteraksi dengan baik dalam kelompok. Selanjutnya ketika presentasi siswa

    sudah terlihat percaya diri ketika menyampaikan hasil diskusi.

    Hasil observasi diskusi siswa adalah siswa sudah mampu berdiskusi

    dengan baik. hal tersebut terlihat dari siswa sudah berani mengeluarkan pendapat

    ketika berdiskusi bersama kelompok. Ketika bebicara sudah tidak malu-malu dan

    jelas serta siswa sudah mampu memahami permasalahan dengan baik. Ketua

    kelompok mampu memimpin diskusi dan anggota kelompok mau diajak

    kerjasama dengan baik.

    Hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II pertemuan I adalah

    semakin sering siswa diberi kesempatan bertanya semakin banyak pula siswa

    yang berani mengajukan pertanyaan. Ketika menyampaikan pertanyaan terlihat

    bahwa siswa mulai percaya diri, bahasa yang digunakan jelas, pertanyaan mudah

    dipahami dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.

    Pertemuan II

    Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan II dilaksanakan hari Jumat 17

    April 2015. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

    kemudian mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran, dan menyiapkan

    video yang akan ditayangkan. Tahap pertama Problem Based Learning diawali

    dengan mengulas pembelajaran pertemuan sebelumnya kemudian memberikan

    apersepsi yaitu mengajak siswa bermain “Do Mi Ka Do” dengan lagu lain

    kemudian siswa diminta menyebutkan contoh dampak negatif akibat pengelolaan

    sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab dan contoh kegiatan manusia

    yang dapat mengatasi dampak negatif tersebut. Dari jawaban siswa guru

    menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan II

  • 76

    siklus II. Selanjutnya siswa diminta mengamati video tentang kegiatan manusia

    yang dapat mengatasi dampak negatif pengelolaan sumber daya alam dan

    melakukan tanya jawab bersama guru. Tahap selanjutnya adalah

    mengorganisasikan siswa untuk mandiri dengan cara membentuk siswa ke dalam

    kelompok kecil dan meminta setiap kelompok untuk menemukan solusi dari

    permasalahan yang dbagikan oleh guru. Tahap ketiga guru berkeliling memantau,

    membantu dan memfasilitasi siswa yang membutuhkan bantuan selama diskusi

    berlangsung. Tahap keempat yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil

    diskusi kelompoknya sedangkan siswa lain diminta untuk menanggapi dengan

    memberi pertanyaan atau saran perbaikan atas penampilan kelompok yang maju

    presentasi. Setelah presentasi selesai masuk ke tahap kelima yaitu guru

    menganalisis dan mengevaluasi jawaban siswa kemudian memberikan saran

    perbaikan atas jawaban dan penampilan siswa. Dalam kegiatan akhir siswa

    bersama guru mmebut rangkuman serta kesimpulan bahwa manusia dapat

    mencegah atau mengatasi dampak negatif pengelolaan sumber daya alam

    contohnya dengan cara reboisasi, pembuatan sengkedan pada tanah miring,

    melakukan gerakan hemat energi kemudian melakukan konservasi laut, dll.

    Kemudian guru memberikan pesan moral yang positif kepada siswa dan

    memberitahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan evaluasi

    pembelajaran sehingga siswa diminta untuk belajar dan mempersiapkan diri

    dengan baik.

    Selama tindakan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, peneliti

    bertindak sebagai oberver yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari

    awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan sambil mengisi lembar

    observasi akitivitas guru, aktivitas siswa, kegiatan diskusi siswa, dan lembar

    observasi keberanian bertanya siswa.

    Hasil dari pengamatan aktivitas guru ketika proses pembelajaran

    berlangsung adalah guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut

    dan sesuai tahap-tahap Problem Based Learning. Pada kegiatan awal guru

    membuka pembelajaran dengan baik, media disiapkan dengan baik, dan kegiatan

    apresepsi dilaksanakan dengan sangat baik pula dilanjutkan penyampaian tujuan

  • 77

    pembelajaran dengan sangat jelas. Guru memfasilitasi siswa untuk mengamati

    video dengan sangat baik dan memberi penjelasan kepada siswa tentang isi video.

    kemudian guru sering memberi kesempatan siswa untuk bertanya setelah

    mengamati video. Penyampaian permasalahan jelas, membimbing siswa dengan

    sangat baik ketika diskusi dan memfasilitasi siswa melakukan presentasi dengan

    sangat baik. Guru mampu memanfaatkan video dengan baik dan efisien serta

    memberikan pesan moral yang posotif kepada siswa. Guru menggunakan bahasa

    yang sangat baik dan mudah dipahami siswa serta sangat menguasai kelas dari

    awal hingga akhir.

    Hasil observasi aktivitas siswa adalah siswa melaksanakan kegiatan

    pembelajaran dengan model Probelm Based Learning berbantuan video dengan

    sangat baik. Siswa mampu menangkap pernasalahan yang disajikan guru dengan

    baik dan mampu berinteraksi dengan siswa lain. Siswa mampu mengkritisi video

    dengan baik dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait video yang sedang

    diamati dan mampu memahami isi video dengan baik hal ini terlihat ketika siswa

    diberi pertanyaan oleh guru tentang video siswa mampu menjawab dengan benar.

    Ketika maju presentasi siswa terlihat sangat percaya diri dan mampu menjawab

    pertanyaan siswa lain dengan baik. Bahasa yang digunakan siswa semakin baik,

    jelas dan mudah dimengerti.

    Hasil observasi kegiatan diskusi siswa adalah siswa sangat percaya diri

    untuk menyampaikan pendapatnya ketika sedang berdiskusi. Ucapan siswa sangat

    jelas dan mudah dipahami serta sangat memahami permasalahan yang sedang

    dibahas. Secara keseluruhan diskusi berjalan sangat lancar. Ketua kelompok

    mampu memimpin diskusi serta didukung peran anggota kelompok yang

    bekerjasama dengan sangat baik.

    Hasil observasi keberanian bertanya siswa adalah semakin sering siswa

    diberi kesempatan untuk bertanya semakin banyak pula siswa yang berani

    mengajukan pertanyaan dengan percaya diri. Pertanyaan yang diajukan sesuai

    dengan materi serta mudah dipahami oleh siswa lain. Secara keseluruhan sebagian

    besar siswa berani bertanya dengan percaya diri.

  • 78

    Pertemuan III

    Pertemuan III dari siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 18 April 2015.

    Pertemuan ketiga ini digunakan untuk melakukan evaluasi dengan waktu 1 jam

    pelajaran (35 menit) dan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 butir.

    Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru memberikan refleksi dan

    motivasi kepada siswa kemudian mengakhiri kegitan pembelajaran.

    Ketika proses evaluasi berlangsung, siswa mengerjakan soal dengan

    tenang dan percaya diri serta siswa mampu menyelesaikan soal evaluasi tepat

    waktu

    4.3.3. Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II, selanjutnya diadakan

    refleksi dengan berdiskusi bersama guru untuk mengevaluasi kegiatan

    pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning berbantuan video bagi

    guru, siswa dan observer. Dari diskusi didapatkan bahwa ketika guru

    menggunakan model Probelm Based Learning berbantuan video siswa menjadi

    lebih aktif dan lebih kritis. Guru ketika memberi apersepsi dan menyampaikan

    tujuan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat serta berani

    bertanya dengan percaya diri. Namun meskipun sudah mengalami peningkatan

    masih tetap diperlukan perbaikan secara berkesinambungan agar hasil belajar

    yang sudah meningkat dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan menjadi lebih

    baik lagi.

    Berdasarkan kegiatan siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif

    melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari penilaian proses yaitu

    pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, proses diskusi siswa dan keberanian

    bertanya siswa, serta hasil belajar yaitu hasil evaluasi dari siklus II. Hasil dari

    pengamatan aktivitas guru dan siswa siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat

    pada uraian berikut ini.

  • 79

    Tabel 23

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

    No Aspek Penilaian

    Skor

    1

    Skor

    2

    Skor

    3

    Skor

    4

    1 Pelaksanaan Problem Based

    Learning Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    - - 7 15

    2 Pemanfaatan media video - - 2 2

    3 Penggunaan bahasa - - 3

    4 Penguasaan kelas - - 1

    Jumlah - - 9 21

    Persentase (%) - - 30 70

    Dari tabel 23 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan

    Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir

    yang mendapat skor 3 sebanyak 7 poin dan skor 4 sebanyak 15 poin. Aspek kedua

    pemanfaatan media video yang mendapat skor 3 sebanyak 2 poin dan skor 4

    sebanyak 2 poin. Aspek ketiga penggunaan bahasa yang mendapat skor 4

    sebanyak 3 poin serta aspek keempat penguasaan kelas mendapatkan skor 4.

    Dengan demikian dari data observasi siklus II pertemuan I dapat diketahui

    persentase kategori baik sebesar 30% dan kategori sangat baik mencapai 70%.

    Kemudian hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II dapat dilihat pada

    tabel 24 berikut ini.

  • 80

    Tabel 24

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

    No Aspek Penilaian

    1 2 3 4

    1 Pelaksanaan Problem Based

    Learning Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    - - 3 19

    2 Pemanfaatan media video - - - 4

    3 Penggunaan bahasa - - - 3

    4 Penguasaan kelas - - - 1

    Jumlah - - 3 27

    Persentase (%) - - 10 90

    Melalui tabel 24 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu

    pelaksanaan Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti,

    dan akhir yang mendapat skor 3 sebanyak 3 poin dan skor 4 sebanyak 19 poin.

    Aspek kedua pemanfaatan media video yang mendapat skor 4 sebanyak 4 poin.

    Aspek ketiga penggunaan bahasa yang mendapat skor 4 sebanyak 3 poin, serta

    aspek keempat penguasaan kelas mendapatkan skor 4. Dengan demikian dari data

    observasi siklus II pertemuan II dapat diketahui persentase kategori baik sebesar

    10% dan kategori sangat baik mencapai 90%. Kemudian hasil observasi aktivitas

    siswa siklus II pertemuan I dapat dilihat dalam tabel 25 berikut ini.

  • 81

    Tabel 25

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

    No Aspek Penilaian

    1 2 3 4

    1 Pelaksanaan Problem Based

    Learning Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    - -

    7 16

    2 Pemanfaatan media video - - - 3

    Jumlah - - 7 19

    Persentase (%) - - 26,9 73,1

    Dari tabel 25 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu

    pelaksanaan Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti,

    dan akhir yang mendapat skor 3 sebanyak 7 poin dan skor 4 sebanyak 16. Aspek

    kedua pemanfaatan media video yang mendapat skor 4 sebanyak 3 poin. Dengan

    demikian dari data observasi siklus II pertemuan I dapat diketahui persentase

    kategori baik sebesar 26,9% dan kategori sangat baik meningkat menjadi 73,1%.

    Untuk hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat dalam

    tabel 26 berikut ini.

    Tabel 26

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

    No Aspek Penilaian

    1 2 3 4

    1 Pelaksanaan Problem Based

    Learning Berbantuan Video

    - Kegiatan awal

    - Kegiatan inti

    - Kegiatan akhir

    - -

    2 21

    2 Pemanfaatan media video - - - 3

    Jumlah - - 2 24

    Persentase (%) - - 7,7 92,3

  • 82

    Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan

    Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir

    yang mendapat skor 3 sebanyak 2 poin dan skor 4 sebanyak 21 poin. Aspek kedua

    pemanfaatan media video yang mendapat skor 4 sebanyak 3 poin. Dengan

    demikian dari data observasi siklus II pertemuan II dapat diketahui persentase

    kategori sangat baik mencapai sebesar 92,3% dan kategori baik sebesar 7,7%.

    Untuk hasil observasi dikusi siswa siklus II pertemuan I dan II dapat diketahui

    dalam uraian berikut ini.

    Tabel 27

    Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus II Pertemuan I

    No Aspek Jumlah

    skor

    Persentase

    (%)

    1 Keberanian 41 13,7

    2 Kelancaran bahasa 46 15,3

    3 Kejelasan ucapan 44 14,7

    4 Penguasaan masalah 44 14,7

    5 Pendapat 42 14

    Jumlah 217 72,4

    Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai

    72,4% yang diperoleh dari keberanian skor 41 dengan persentase sebesar 13,7%;

    kelancaran bahasa skor 46 dengan persentase 15,3%; kejelasan ucapan skor 44

    dengan persentase 14,7%; penguasaan masalah skor 44 dengan persentase 14,7%

    dan pendapat skor 42 dengan persentase 14%. Dari data tersebut dapat diketahui

    bahwa kemampuan diskusi siswa masuk ke dalam kategori baik. Untuk hasil

    observasi kemampuan diskusi siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat dalam

    tabel 28 berikut ini.

  • 83

    Tabel 28

    Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus II Pertemuan II

    No Aspek Jumlah

    skor

    Persentase

    (%)

    1 Keberanian 51 17

    2 Kelancaran bahasa 53 17,7

    3 Kejelasan ucapan 51 17

    4 Penguasaan masalah 50 16,7

    5 Pendapat 49 16,3

    Jumlah 254 84,7

    Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai

    78,7% yang diperoleh dari keberanian skor 51 dengan persentase sebesar 17%;

    kelancaran bahasa skor 53 dengan persentase 17,7%; kejelasan ucapan skor 51

    dengan persentase 17 %; penguasaan masalah skor 50 dengan persentase 16,7%

    dan pendapat skor 49 dengan persentase 16,3%. Dari data tersebut dapat diketahui

    bahwa kemampuan diskusi siswa masuk ke dalam kategori sangat baik. Untuk

    hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II pertemuan I dan II dapat

    dilihat dalam tabel uraian berikut ini.

    Tabel 29

    Hasil Observasi keberanian Bertanya Siklus II Pertemuan I

    No Aspek Jumlah

    Pertanyaan

    Skor Persentase

    (%)

    1 Pertanyaan menggunakan

    bahasa yang sederhana

    11 11 18,3

    2 Pertanyaan mudah dipahami 11 18,3

    3 Pertanyaan relevan dengan

    materi

    11 18,3

    4 Siswa bertanya dengan

    percaya diri

    9 15

    Jumlah 42 70

    Dari tabel hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II pertemuan I

    dapat diketahui bahwa terdapat 11 siswa yang berani mengajukan pertanyaan

    dengan skor yang diperolah sebesar 42 dari skor maksimal 60, sehingga

  • 84

    persentase keberanian bertanya siswa sebesar 70%. Hasil observasi keberanian

    bertanya siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 30 berikut ini.

    Tabel 30

    Hasil Observasi Keberanian Bertanya Siklus II Pertemuan II

    No Aspek Jumlah

    Pertanyaan

    Skor Persentase

    (%)

    1 Pertanyaan menggunakan

    bahasa yang sederhana

    13

    13 21,7

    2 Pertanyaan mudah

    dipahami

    13 21,7

    3 Pertanyaan relevan dengan

    materi

    13 21,7

    4 Siswa bertanya dengan

    percaya diri

    12 20

    Jumlah 51 85

    Dari tabel 30 hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II

    pertemuan II dapat diketahui bahwa terdapat 13 siswa yang berani mengajukan

    pertanyaan dengan skor yang diperolah sebesar 51 dari skor maksimal 60,

    sehingga persentase keberanian bertanya siswa sebesar 85% yang berarti masuk

    ke dalam kategori sangat baik. berikutnya adalah hasil ketuntasan belajar siswa

    siklus II yang dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

    Tabel 31

    Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

    No. Ketuntasan

    Belajar

    Jumlah Siswa

    Jumlah Persentase (%)

    1. Tidak Tuntas 2 13,3

    2. Tuntas 13 86,7

    Jumlah 15 100

    Dari data tabel 31 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siklus II

    terdapat 2 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 13,3% dan 13 siswa yang

    tuntas dengan presentase 86,7% dari seluruh siswa. Ketuntasan belajar siswa pada

    tabel 4.21 dapat dilihat pada gambar 7 berikut ini

  • 85

    Tuntas

    Tidak Tuntas

    13,3%

    86,7%

    Gambar 7

    Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

    Dari gambar 7 diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 86,7% dan

    yang tidak tuntas sebesar 13,3% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan indikator

    keberhasilan dengan KKM 70 dan persentase ketuntasan siswa sebesar 80%,

    maka dapat dikatakan indikator keberhasilan telah tercapai.

    4.4. Hasil Penelitian

    berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

    terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model Probelm Based Learning

    berbantuan video pada mata pelajaran IPA bagi siswa kelas 4 SDN 5 Sindurejo

    Kecamatan Toroh pada semester II Tahun 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat

    dilihat pada uraian berikut ini.

  • 86

    Tabel 32

    Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II

    No Aspek

    Persentase Penilaian Hasil Obervasi

    Siklus I Siklus II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    1. Pelaksanaan

    Problem Based

    Learning berbantuan

    video

    20 36,7 50 63,3

    2. Pemanfaatan media

    video

    3,3 3,3 6,7 13,3

    3. Penggunaan bahasa 6,7 6,7 10 10

    4 Penguasaan Kelas 3,3 3,3 3,3 3,3

    Jumlah (%) 33,3 50 70 90

    Berdasarkan hasil observasi siklus I dan II telah terjadi peningkatan

    aktivitas guru selama menggunakan model Problem Based Learning berbantuan

    video. hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh guru pada kategori sangat

    baik yang selalu meingkat setiap siklusnya. Semakin besar perolehan persentase

    dalam kategori sangat baik mengindikasikan bahwa keberhasilan kinerja guru

    dalam menerapkan model Problem Based Learning berbantuan video semakin

    baik. Selain perbandingan hasil observasi kinerja guru, perbandingan aktivitas

    siswa selama siklus I dan II berlangsung dapat dilihat dalam uraian tabel 31

    berikut.

  • 87

    Tabel 33

    Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II

    No Aspek

    Persentase Penilaian Hasil Obervasi

    Siklus I Siklus II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    1. Pelaksanaan

    Problem Based

    Learning berbantuan

    video

    15,4 34,6 61,6 80,8

    2. Pemanfaatan media

    video

    7,7 11,5 11,5 11,5

    Jumlah (%) 23,1 46,1 73,1 92,3

    Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama siklus I dan II

    dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti

    pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan video.

    peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari semakin meingkatnya persentase

    siswa yang terdapat pada kategori sangat baik.

    Berdasarkan hasil observasi juga dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi

    siswa selama siklus I dan II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam

    tabel 34 tentang perbandingan kemampuan diskusi siswa berikut ini.

    Tabel 34

    Perbandingan Hasil Observasi

    Kemampuan Diskusi Siswa Siklus I dan II

    No Aspek

    Persentase Penilaian Hasil Obervasi

    Siklus I Siklus II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    1. Keberanian 7,69 9,6 13,7 17

    2. Kelancaran Bahasa 8,07 10,3 15,3 17,7

    3. Kejelasan Ucapan 8,07 10 14,7 17

    4. Penguasaan Masalah 9,23 11,3 14,7 16,7

    5. Pendapat 9,61 11,3 14 16,3

    Jumlah (%) 42,69 52,6 72,4 84,7

  • 88

    Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan ketika pelaksanaan

    siklus I dan II berlangsung, terjadi peningkatan keberanian bertanya siswa selama

    mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel 33 perbandingan

    persentase keberanian bertanya siswa siklus I dan II berikut ini.

    Tabel 35

    Perbandingan Keberanian Bertanya Siswa Siklus I dan II

    No Aspek

    Persentase Penilaian Hasil Obervasi

    Siklus I Siklus II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    Pertemuan

    I

    Pertemuan

    II

    1. Bahasa sederhana - 13,3 18,3 21,7

    2. Mudah dipahami - 13,3 18,3 21,7

    3. Relevan dengan

    materi

    - 13,3 18,3 21,7

    4. Percaya diri - 10 15 20

    Jumlah (%) - 49,9 69,9 85,1

    Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah

    terjadi peningkatan hasil belajar IPA melalui model Problem Based Learning

    berbantuan video pada siswa kelas 4 SDN 5 Sindurejo pada semester II tahun

    2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 36 berikut ini.

    Tabel 36

    Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA

    Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

    Ketuntasan

    Belajar

    Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

    Jumlah

    Siswa

    Persentase

    (%)

    Jumlah

    Siswa

    Persentase

    (%)

    Jumlah

    Siswa

    Persentase

    (%) Tidak Tuntas 10 66,7 6 40 2 13,3

    Tuntas 5 33,3 9 60 13 86,7

    Jumlah 15 100 15 100 15 100

    Dari tabel 34 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sebelum tindakan hanya terdapat 5 siswa

    yang tuntas dengan persentase 33,3% dan yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa

    atau 66,7%, kemudian setelah dilaksanakan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa

  • 89

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Tidak Tuntas

    Tuntas

    meningkat menjadi 9 anak yang tuntas atau sebesar 60% dan yang tidak tuntas

    turun menjadi 6 anak atau 40%, selanjutnya pada siklus II siswa yang tuntas

    meningkat menjadi 13 siswa dengen persentase sebesar 86,7% dan siswa yang

    tidak tuntas menurun menjadi 13,3% atau 2 anak yang tidak tuntas. Ketuntasan

    belajar siswa dapat digambarkan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil

    belajar berikut ini.

    86,7%

    66,7%

    60%

    33,3% 40%

    13,3%

    Gambar 8 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA

    Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

    Dari diagram pada gambar 8 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

    ketuntasan hasil belajar dari pra siklus yang semula sebanyak 5 siswa dengan

    persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 33,3% kemudian pada siklus I

    meningkat menjadi 9 siswa dengan persentase 60% kemudian meingkat lagi pada

    siklus II menjadi 13 siswa dengan persentase 86,7%. Sedangkan ketidaktuntasan

    hasil belajar mengalami penurunan yang semula pada pra siklus sebanyak 10

    siswa dengan persentase sebesar 66,7% kemudian menurun pada siklus I menjadi

    6 siswa dengab persentase 40% dan akhirnya pada siklus II mengalami penurunan

    hingga menjadi 2 siswa dengan persentase 13,3%.

  • 90

    4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas 4 SDN

    5 Sindurejo KecamatanToroh Kabupaten Grobogan Semester II tahun 2014/2015

    menggunakan model Problem Based Learning berbantuan video telah terbukti

    terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hal ini diketahui dari persentase

    ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari pra siklus sampai

    pada siklus II yang mengalami peningkatan. Selain itu persentase kemampuan

    diskusi dan keberanian bertanya siswa juga mengalami peningkatan dari sebelum

    tindakan hingga dilaksanakan tindakan pada siklus II. Hal ini sesuai dengan

    penelitian yang telah dilakukan oleh Annisa Septiana Mulyasari dan Tomi

    Iswandi dimana hasil penelitian yang telah dilakukan mengindikasikan terjadinya

    peningkatan hasil belajar.

    Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model Problem

    Based Learning berbantuan video dapat mengubah pola pikir siswa yang semula

    hanya menerima informasi berubah menjadi lebih kritis dan analitis ketika diminta

    mengamati video dalam proses pembelajaran Problem Based Learning. Hal

    tersebut terlihat dari meningkatnya persentase keberanian bertanya siswa ketika

    pembelajaran berlangsung. Dengan mengamati video siswa menjadi lebih kritis

    dan analitis menanyakan apa yang dilihat dalam video. Selain itu kegiatan

    mempresentasikan hasil diskusi kemudian membahas hasilnya bersama-sama juga

    merangsang siswa untuk bertanya jika hasil yang dipresentasikan kurang sesuai

    dengan hasil dikerjakan kelompok lain. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan

    oleh Smith (Amir, 2010:27) bahwa Problem Based Learning mampu mendorong

    siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, serta pendapat dari Trianto (2011:96-97)

    bahwa Problem Based Learning menumbuhkan sifat inquiri siswa.

    Selain itu dengan diberikan permasalahan yang harus dikerjakan secara

    berkelompok membuat siswa menjadi lebih aktif beriteraksi dengan siswa lain dan

    mampu bekerjasama dengan baik, hal ini terlihat dari meningkatnya persentase

    kemampuan diskusi siswa selama dilaksanakan tindakan. Peningkatan ini terjadi

    karena dengan membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang diberi

    tanggungjawab untuk menyelesaikan suatu permasalahan membuat siswa terbiasa

  • 91

    berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompok untuk

    menyatukan pendapat untuk mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah

    tersebut. Selain itu dengan membentuk siswa menjadi kelompok membuat siswa

    terbiasa untuk saling bertukar pikiran, pendapat dan pengetahuan. Dengan begitu

    siswa dapat memperoleh informasi yang lebih banyak dari siswa lain sehingga

    siswa lebih mudah memahami permasalahan yang sedang dihadapi serta mampu

    menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Dengan banyaknya informasi yang

    diperoleh siswa selama berineteraksi dengan siswa lain dan meningkatnya

    pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran maka hasil belajar siswapun

    dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan Trianto

    (2011: 96-97) bahwa Problem Based Learning mampu membuat pemahaman

    konsep siswa semakin kuat dan yang diungkapkan Smith (Amir, 2010:27) bahwa

    Problem Based Learning mampu membangun kerja tim, kepemimpinan, dan

    ketrampilan sosial siswa, serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

    yang sedang dipelajari.

    Penerapan Problem Based Learning berbantuan video juga membiasakan

    siswa menyelesaikan masalah melalui penelurusan ilmiah sehingga memperoleh

    kesimpulan sendiri melalui pembuktian yang nyata dimana guru bertindak sebagai

    fasilitator dan siswa berusaha membangun pengetahuannya sendiri. Hal inilah

    yang membuat siswa menjadi terbiasa menghadapi masalah sehingga ketika

    mengerjakan tes formatif siswa dapat mengerjakan dengan mudah dan siswa

    mampu menyelesaikan masalah yang kompleks seperti dalam kehidupan sehari-

    hari. Perubahan pola pikir inilah yang mengakibatkan peningkatan hasil belajar

    siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2011: 96-97) bahwa Problem

    Based Learning mampu memupuk kemampuan problem solving siswa dan

    pendapat dari Smith (Amir, 2010:27) bahwa Problem Based Learning mampu

    meningkatkan pemahaman dan fokus pada pengetahuan yang relevan dengan

    kehidupan siswa.

    Setelah diberikan tindakan berupa penerapan Problem Based Learning

    berbantuan video terdapat 13 siswa atau 86,7% siswa tuntas dan 2 siswa atau

    13,3% siswa yang belum tuntas. Diketahui bahwa 2 siswa yang belum tuntas ini

  • 92

    memiliki riwayat ketuntasan belajar yang selalu di bawah KKM sehingga perlu

    diberikan tindakan lanjutan dengan memberikan remedial dan memberikan jam

    belajar tambahan agar dapat memahami materi yang kurang dipahami dan tidak

    tertinggal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

    Dengan demikian hipotesis penelitian ini terbukti bahwa pembelajaran

    dengan menerapkan Problem Based Learning berbantuan video dapat

    meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD N 5 Sindurejo Kecamatan Toroh

    pada Semester II Tahun 2014/2015.