17
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan industri perbankan berjumlah 30 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 - 2012 sebagai sampel penelitian.Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan tahunan, laporan keuangan perusahaan. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi data yang digunakan dalam penelitian.Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Good Corporate Governance (GCG), Profitabilitas, Ukuran perusahaan, dan Kinerja perusahaan (CAMEL).Nilai-nilai statistik data awal dalam proses pengolahan belum menghasilkan data yangberdistribusi normal, sehingga beberapa data outlier dikeluarkan dari analisis. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variable tunggal atau kombinasi 24 .Outlier perlu dibuang jika data outlier tidak menggambarkan 24 Ghozali,Imam.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.2005 67

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-643-bab5.pdf · BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... Hasil

Embed Size (px)

Citation preview

67 

  

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan industri perbankan berjumlah 30 bank yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 - 2012 sebagai sampel

penelitian.Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan

tahunan, laporan keuangan perusahaan.

Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk memberikan

gambaran atau deskripsi data yang digunakan dalam penelitian.Dalam

penelitian ini variabel yang digunakan adalah Good Corporate Governance

(GCG), Profitabilitas, Ukuran perusahaan, dan Kinerja perusahaan

(CAMEL).Nilai-nilai statistik data awal dalam proses pengolahan belum

menghasilkan data yangberdistribusi normal, sehingga beberapa data outlier

dikeluarkan dari analisis. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi

lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variable tunggal atau

kombinasi 24 .Outlier perlu dibuang jika data outlier tidak menggambarkan

                                                            24 Ghozali,Imam.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro,Semarang.2005

67 

68 

  

observasi dalam populasi.berikut merupakan statistik deskriptif untuk data yang

sudah normal.

Tabel 5.1 Hasil Statistik Deskriptif (setelah mengeluarkan outlier)

Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Berdasarkan Tabel 5.1 statisitk deskriptif diatas jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 79 observasi setelah mengeluarkan

data outlier sebanyak 11 observasi. Sehingga dapat dijelaskan hasil sebagai

berikut :

1. Kinerja perusahaan yang di proksikan dengna CAMEL menunjukan nilai

minimumnya 76% dan maksimumnya 93% dengan standar deviasi

3,016%, sedangkan meannya atau rata-ratanya menunjukan 84,27%

artinya dari semua perusahaan perbankan yang dijadikan sampel rata-rata

tingkat kesehatanya adalah 84.27% Hasil ini menunjukan bahwa sampel

perusahaan perbankan dalam penelitian ini tingkat kesehatanya

dikategorikan bagus atau sehat.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Camel

Gcg

79

79

76

.767

93

1.000

84.27

.94794

.339

.005904

3.016

.052473

9.095

.003

Profitabilitas 79 .0000 .4383 .170241 .0114673 .1019233 .010

Size 79 8.5340 23.5602 17.718731 .3357330 2.9840598 8.905

Valid N (listwise) 79

69 

  

Tabel 5.2 Tabel tingkat Kesehatan Bank

No Nilai Kredit CAMEL Predikat 1 2 3 4

81% – 100% 66% - < 81% 51% - < 66% 0% - < 51%

Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat

Sumber : Bank Indonesia

2. Variabel Good Corporate Governance yang di proksikan dengan IPCG

yang dihitung dengan cara Skor menunjukan nilai minimum 76,7%, nilai

maksimum 100% serta nilai rata-rata sebesar 94,794% artinya bahwa dari

semua perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

rata-rata telah melaksanakan pengungkapan Good Corporate Govenance

hampir 94%, sedangkan standar deviasinya adalah 52,473%. Hal ini

menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan telah menerapkan Good

Corporate Governance sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.

8/4/PBI/2006.

3. Variabel Profitabilitas yang di proksikan dengan ROE menunjukan, nilai

minimumnya 00,00% dan nilai maksimumnya 43.83%, nilai standar

deviasinya 0.1019%, sedangkan mean atau rata-ratanya menunjukan nilai

17.02% yang berarti bahwa dari semua perusahaan perbankan di

Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian inikinerja manajemen

bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba

setelah pajak rata-ratanya adalah 17.02% . semakin tinggi ROE maka

70 

  

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

4. Variabel Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Ln-Total asset

menunjukan nilai minimumnya 8.5340 Trilliun, dan nilai maksimumnya

23.5602 Trilliun,untuk standar deviasinya 2.9840 Trilliun. sedangkan

untuk nilai meannya atau rata-ratanya 17.7187 Trilliun nilai tersebut

menunjukan bahwa rata-rata persusahaan perbankan di Indonesia yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini mempunyai asset yang cukup

Tinggi yaitu 17 Triliun , walaupun ada yang paling rendah sekitar 2

Triliun dan paling tinggi 23 Triliun.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Untuk menguji Uji normalitas data dilakukan dengan cara grafik

dengan menggunakan histogram dan normal probability plot yang

dapat digambarkan sebagai berikut:

71 

  

Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal P-Plot

Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Pada gambar 5.1 dijelaskan bahwa penyebaran sebagian besar titik-titik

berada disekitar garis diagonal dan searah dengan garis diagonal, hal ini

menunjukan bahwa data normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas diuji dengan melihat nilai tolerance serta nilai

variance inflation factor (VIF). Dikatakan tidak terdapat

multikolinearitas dalam model regresi jika tolerance > 0,1 atau VIF

< 10 .25

                                                            25 Ibid,Ghozali Imam  

72 

  

Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolineaitas

c.

Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance tidak

menunjukan bahwa ada variabel independen yang memiliki nilai

tolerancekurang dari 0,1 dan tidak ada satupun variabel independen yang

memiliki VIF > 10. Jadi, dapat disimpulkan tidak ada korelasi antar variabel

independen (bebas) atau tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-

Watson (DW test). Pengambilan keputusan untuk menentukan

apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai DW

dan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai

signifikansi 0,05 jumlah sampel (n=79) dan jumlah variabel

independen (k=3).26

                                                            26 Ibid,Ghozali Imam  

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 94.805 5.811

16.315 .000

Gcg -13.865 5.989 -.241 -2.315 .023 .923 1.083

profitabilitas 15.030 3.087 .508 4.868 .000 .921 1.086

Size .003 .101 .003 .025 .980 .997 1.003

a. Dependent Variable: camela

73 

  

Tabel 5.5Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .498a .248 .218 2.666 1.671

a. Predictors: (Constant), size, gcg, profitabilitas

b. Dependent Variable: camel Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Berdasarkan tabel 5.5 diatas, hasil perhitungan Durbin-Watson (DW)

menunjukan angka sebesar 1,671. Berdasarkan tabel DW yang menggunakan

derajat kepercayaan 5% jumlah sampel 79 dan jumlah variabel independen ada

tiga, makan akan didapatkan nilai batas bawah (dL) 1,5568 dan batas atas (dU)

1,7141. Model regresi tidak memiliki persoalan autokorelasi jika memenui

kriteria du≤dw≤(4-du) dengan demikian hasil perhitungan DW sebesar

1,7141>1671<2,2859 maka dapat disimpulkan masuk dalam Grey area, artinya

data dari penelitian ini masih bisa diolah.

d. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik

plot antara ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. Adapun dasar

atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar

tersebut adalah :27

                                                            27 Ibid,Ghozali Imam  

74 

  

1. Jika ada pola tertentu, seperi titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Berdasarkan gambar 5.2 di atas, terlihat titik-titik yang tersebar secara

acak,tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas.

75 

  

3. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji seberapa

besar pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas,dan Ukuran

perusahaan terhadap Kinerja perusahaan pada industri perbankan di

Indonesia. Adapun hasil uji data regresi linear berganda yaitu sebagai

berikut :

Tabel 5.6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 94.805

16.315 .000

Gcg -13.865 5.989 -.241 -2.315 .023

Profitabilitas 15.030 3.087 .508 4.868 .000

Size .003 .101 .003 .025 .980

Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Berdasarkan tabel 5.6dari ketiga variable yang dimasukan dalam model

ternyata hanya variable (GCG, Profitabilitas,) yang signifikan pada α =5%, Jadi

dapat disimpulkan bahwa variable kinerja CAMEL dipengaruhi oleh GCG,

Profitabilitas,dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai

berikut:

Camel = 94,804-13,865x1+ 15,030x2+0,003X3 + ε

a. Dependent Variable: camela

76 

  

4. Uji Hipotesis

a. Uji t (Uji Parsial)

Hasil uji model regresi pertama dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai

berikut :

Tabel 5.7 Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 94.805 5.811

16.315 .000

Gcg -13.865 5.989 -.241 -2.315 .023 .923 1.083

Profitabilitas 15.030 3.087 .508 4.868 .000 .921 1.086

Size .003 .101 .003 .025 .980 .997 1.003

Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Pengujian statistik uji t pada tabel 5.7 pada dasarnya menunjukan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengujian dari uji t dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta (α)

Persamaan regresi linier berganda tersebut memiliki nilai positif pada

konstanta 94,805% yang menyatakan bahwa apabila GCG, Profitabilitas,

Ukuran perusahaan bernilai 0, maka kinerja perusahaan akan bernilai

positif

a. Dependent Variable: camela

77 

  

2. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1)

Hasil uji t pada variabel Good Corporate Governance (GCG) sebesar

−13,865 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 yang berada di bawah

0,05 dan koefisien GCG bertanda negatif sebesar −.0.241. Dilihat dari

tingkat signifikansi <0,05 dengan demikian Ha1 diterima. Jadi bisa

diasumsikan dengan ketiadaanya variable lainnya maka seandainya

variabel GCG mengalami peningkatan maka kinerja perusahaan akan

menurun artinya jika GCG diberlakukan sangat ketat sehingga akan

menimbulkan tekanan kepada agen sehingga menyebabkan kinerjanya

menurun.

3. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)

Hasil uji t variabel Profitabilitas sebesar 4.868 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000 yang berada dibawah 0,05 (5%).Hasil uji t menunjukan

bahwa profitabilitas terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan.Dengan demikian Ha2 diterima. Dengan ini

bisa diasumsikan jika dengan ketiadaan variable lainya maka jika

profitabilitas naik maka kinerja perusahaan akan ikut naik, hal ini berarti

Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

4. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3)

Hasil uji t variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0.025 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,980 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05

(5%). Hasil uji t menunjukan bahwa ukuran perusahaan terbukti tidak

78 

  

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan.Dengan

demikian Ha3 ditolak dan H03 diterima. Hal ini berarti ukuran perusahaan

tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

b. Uji F (Uji Simultan)

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 5.8sebagai berikut :

Tabel 5.8 Hasil Uji F ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 176.171 3 58.724 8.259 .000b

Residual 533.247 75 7.110

Total 709.418 78

a. Dependent Variable: camel

b. Predictors: (Constant), size, gcg, profitabilitas Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 5.8 diatas menunjukan nilai F sebesar

8,259 dengan signifikansi 0,000. Nilai probabilitas signifikan pengujian

tersebut lebih kecil dari α (0,05) maka dapat simpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Good Corporate Governance, Profitabilitas

dan Ukuran perusahaan secara simultan terhadap kinerja perusahaan.

Tabel 5.9 Ringkasan Hasil Hipotesis Penelitian

Hipotesis Hasil

Ha1 = Good Corporate Governanceber pengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan.

Ha1 diterima

79 

  

Ha2 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan

H2diterima

Ha3= Ukuran perusahaan berpengaruh negative

terhadap kinerja perusahaan.

H3 ditolak

Ha = GCG, Profitabilitas, Ukuran perusahaan

berpngaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

secara simultan

H4diterima

B. Pembahasan Penelitian

1. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja

Perusahaan

Hasil pengujian terhadap hipotesis Ha1 menunjukan bahwa Good

Corporate Governance berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien Good Corporate

Governance sebesar −13,865 dengan nilai t sebesar −2,315 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,023.Hal ini menunjukan bahwa Ha1 yang

menyatakan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa tindakan

Good Corporate Governance yang dilakukan oleh manajer berpengaruh

negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.

80 

  

Hasil pengujian statistik t menunjukan bahwa Good Corporate

Governance yang diproksikan dengan Transparency, Accountability,

Responsinility, Independency dan Fairness (TARIF) berpengaruh negatif

signifikan terhadap kinerja perusahaan, Dimana dalam penelitian ini

diukur yaitu perusahaan harus mengungkapkan informasi secara tepat

waktu dalam penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu,

kelengkapan laporan keuangan dan kelengkapan laporan non keuangan

yang meliputi visi, misi, sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi

keuangan, susuna dan kompensasi pengurus, pemegang saham

pengendali, kepemilikan silang (cross shareholding), dan pelaksanaan

GCG sesuai dengan KNKG perbankan, serta sesuai dengan PBI No.

8/4/PBI/2006 mengenai aspek transparansi dewan komisaris. Dengan

keadaan seperti ini menyebabkan tekanan yang cukup besar terhadap

agen sehingga menyebabkan kinerja agen menurun dan menyebabkan

kinerja perusahaan juga akan ikut menurun.

Berdasarkan penelitian ini juga bisa disimpulkan juga bahwa

dengan penerapan Good Corporate Governanance dalam perusahaan

perbankan masih bisa terjadi konflik keagenan antara agen dan

principleyang dalam penelitian ini dimenangkan oleh agenPenerapan

Good Corporate Governance juga merupakan salah satu upaya untuk

memengurangi kesenjangan informasi (asimetri informasi) dalam

perusahaan. Agent mengetahui informasi mengenai prospek perusahaan

81 

  

lebih banyak dibandingkan dengan principal inilah yang disebut dengan

asimetri informasi. Asimetri yang ada di dalam perusahaan dapat

memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan kecurangan

dalam perusahaan, dengan diterapkan Good Corporate Governance

diharapkan dapat meminimalkan asimetri informasi yang ada dalam

perusahaan.Dalam perusahaan perbankan pelaksanaan Good Corporate

Governance merupakan hal yang bersifat wajib dan harus dipatuhi,

karena tertuang dalam PBI No.8/4/PBI/2006.

Jadi bisa penulis simpulkan berdasarkan hasil statistik menunjukan

penerapan Good Corporate Governance mempunyai pengaruh negatif

terhadap nilai perusahaan, Hal ini dikarenakan penerapan Good

Corporate Governance yang terlalu ketat sehingga menimbulkan tekanan

yang bisa mempengaruhi kinerka perusahaan.

2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kinerja perusahaan

Hasil Pengujian Variabel profitabilitas (Ha2) berpengaruh positif

karena dapat dilihat memiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti berada

di bawah taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa

profitabilitas terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan.

Penemuan ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai

tingkat profitabilitas tinggi akan mempunyai kinerja perusahaan yang

bagus. Hal ini mungkin dikarenakan dengan profitabilitas yang bagus

82 

  

otomatis profit perusahaan akan ikut bagus juga dan kesejahteraan

karyawan akan ditingkatkan dengan tujuan supaya kinerja perusahaan

selalu bertambah bagus dan dari penelitian dengan hasil positif dan

signifikanya pengaruh profitabilitas terhadap kinerja perusahaan ada

indikasi dari pihak agen agar bisa mendapatkan bonus.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang diperoleh Deni

Darmawati dkk.(2004) tentang Hubungan Corporate Governance dan

Kinerja perusahaan.Dengan pengujian menggunakan regresi berganda

diketahui hasil dari analisis menunjukkan bahwaterdapat hubungan yang

signifikan antara Good Corporate Governance dan Profitabilitas yang

diproksikan menggunakan ROE.Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

Good Corporate Governance mempengaruhi kinerja perusahaan.

3. Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Kinerja perusahaan

Hasil uji t variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0.025 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,980 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05

(5%). Hasil uji t menunjukan bahwa ukuran perusahaan positiftidak

signifikan terhadap kinerja perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan

akan membuat pengawasan yag dilakukan akan semakin sulit, sehingga

menimbulkan permasalahan agensi yang muncul dari pemisahan antara

manajemen dan control. Diantaranya adalah kesulitan dalam mengawasi

dan mengendalikan tindakan manajemen, serta kesulitan dalam

mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan.Selain itu, ukuran

83 

  

perusahaan yang besar belum tentu menghasilkan kinerja keuangan yang

lebih baik.

Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan, semakin kompleks

pula masalah agensi yang dihadapi. Hasil penelitian yang menyebutkan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

diamini juga oleh penelitian Huang (2002) sertaTalebria et al. (2010) juga

menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap

kinerja perusahaan. Hal ini berarti ukuran perusahaan tidak menjamin

akan menjadikan kinerja perusahaan akan menjadi bagus.