Upload
nguyenbao
View
224
Download
0
Embed Size (px)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Tindakan
Pada bagian ini pelaksanaan tindakan akan diuraikan dalam empat subba
yaitu kondisi awal siklus 1, siklus 2 serta pembahasan siklus 1 dan siklus 2.
Subbab kondisi awal siswa termasuk kedalam hasil belajar pada mata pelajaran
IPA sebelum dilakukan tindakan penelitian.
Kemudian pada subbab siklus 1 dan siklus 2 akan membahas tentang
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan refleksi. Pada subbab
pembahasan antar siklus 1 dan siklus 2 akan membahas tentang perbandingan
pelaksanaan dan hasil dari siklus 1 dan siklus 2.
4.1.2 Sebelum tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Candirejo 02 kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
melakukan observasi dikelas saat pembelajaran IPA berlangsung. Kemudian
dilakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mengetahui kondisi kelas, serta
hasil belajar siswa.
Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru, ditemukan
permasalahan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran IPA masih rendah siswa
belum mampu mencapai KKM yang telah ditentukan. Hal ini terjadi karena
pemahaman siswa terhadap konsep IPA masih kurang dikarenakan guru belum
menggunakan media pembelajaran secara optimal.
Berdasarkan hasil belajar nilai ulangan, hasil belajar siswa masih banyak
yang kurang atau belum mampu mencapai KKM yang telah ditentukan oleh
sekolah untuk mata pelajaran IPA yaitu ≥ 70. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
Ulangan Tengah Semester (UAS) pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016 siswa
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (70) yang telah ditetapkan dilihat
pada tabel 4.1.
39
Tabel 4.1
Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Mata Pelajaram IPA
Siswa Kelas V SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang
Tahun Ajaran 2015/2016
Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan
Keterangan
Jumlah siswa (%)
1 < 70 12 70.24% Belum tuntas
2 ≥ 70 5 29.76% Tuntas
Jumlah 17 100%
Rata-rata 62
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 45
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah siswa belum mencapai
ketuntasan < 70 adalah 12 siswa atau 70.24%, sedangkan jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan ≥ 70 adalah 5 siswa atau 29.76%. Hasil ini memberikan
gambaran bahwa perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar
IPA guna mencapai kriteria yang ditetapkan sekolah yaitu minimal 80% dari total
siswa tuntas dengan KKM = 70
Sebelum tindakan, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 62 dengan
nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Berdasakan tabel 4.1 nilai mata pelajaran
IPA pada kondisi awal dapat digambarkan dalam bentuk digaram 4.1 berikut ini
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Siswa Kelas V SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2015/2016
29.76%
70.24%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Tuntas tidak Tuntas
persentase
Tuntas
tidak Tuntas
40
Berdasarkan hasil IPA yang masih rendah, maka peneliti merasa perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning dalam upaya untuk
meningkatkan hasil belajar IPA dikelas V melalui penelitian tindakan kelas yang
akan dilaksanakan sebanyak dua siklus yang masing-masing terdiri dari dua
pertemuan.
4.1.3 Siklus 1
Pada subbab siklus 1 ini akan menguraikan tentang rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan refleksi.kegiatan pada siklus 1 akan
dilaksanakan dalam dua pertemuan masing pertemuan berlangsung selama 35
menit.
4.1.3.1 Rencana Tindakan
Pada tahap subbab ini rencana tindakan akan menjelaskan tentang rencana
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas V
yaitu ibu Dewi Kurniawati S.Pd sebagai kolaborator, perencanaan ini dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukakan dengan model
Contextual Teaching and Learning.
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
Contextual Teaching and Learning. Penyusunan RPP didiskusikan bersama ibu
Dewi Kurniawati, S.Pd selaku guru kelas V dan sebgai guru kolaborator.
Diskusi yang dilakukan bersama kolaborator membahsa tentang penentuan
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, media,
serta waktu penelitian. Diskusi dilakukan untuk kelancaran peneliti yang
disesuaikan dengan kalender akademik sekolah yang telah ditetapkan.
Berdasarkan RPP yang telah disusun, pada pertemuan pertama materi yang
akan diajarkan adalah tentang sifat-sifat cahaya yang meliputi sifat cahaya
merambat lurus, dan sifat cahaya dapat dipantulkan. Peneliti juga menyiapkan
perlengkapan pembelajaran yaitu sifat-sifat cahaya. Sifat cahaya yang digunakan
adalah sifat cahaya merambat lurus dengan menggunakan senter sebagai
41
medianya, kemudian sifat cahaya dapat diapntulkan menggunakan cermin datar,
cermin cembung dan cerming cekung.
Selain media pembelajaran, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi
kegiatan guru dan lembar observasi kegaiatan siswa sesuai dengan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Lembar observasi kegiatan guru
dan siswa digunakan untuk memeriksa keterlaksanaan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning yang sudah dilaksakan dikelas.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua meruapakn tindak lanjut dari pertemuan pertama yang
membedakan adalah materi yang akan dipelajari. Tetapi materi ini masih
berkaitan dengan materi pada pertemuan pertama yaitu sifat cahaya dapat
diuraikan dan sifat cahaya dapat dibiaskan.
Pada pertemuan kedua peneliti juga berkolaborasi dengan guru kelas V
untuk mendiskusikan penyusunana RPP menggunakan model Contextual
Teaching and Learning. Diskusi yang dilakukan meliputi standar
kompetensi,kompetensi dasar, indikator, tujan pembelajaran, media yang akan
digunakan serta penentuan waktu untuk melakukan penelitian.
Peneliti juga menyiapkan perlengkapam seperto media yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran yaitu contoh-contoh benda yang bisa
digunakan untuk membuktikan sifat cahaya yang dapat diuraikan dan yang dapat
dibiaskan.
Selain mempersiapkan media peneliti juga mempersiapkan lembar
observasi kegiatan guru dan siswa sesuai dengan model Contextual Teaching and
Learning yang diberikan kepada observer yaitu ibu Husnul Khotimah S.Pd.
peneliti juga mempersiapkan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda sebanyak 20
soal yang akan diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan kedua atau akhir
siklus 2. Soal disusun berdasarkan materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
pertama dan pertemuan kedua.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Subbab pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan
dari awal kegiatan sampai penutup. Berikut rincian pelaksanaan tindakan siklus 1:
42
a. Pertemuan Pertama
Pelaksaaan tindakan pada siklus 1 pertemuan dilaksakan pada hari selasa
tanggal 12 April 2016 pukul 10.10 WIB oleh ibu Dewi Kurniawati S.Pd selaku
guru kelas V dan sebagai kolaborator. Guru yang menjadi observer untuk
mengamati kegiatan guru dan siswa adalah ibu Husnul Khotimah S.Pd selaku
guru kelas VI.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari empat kegiatan yaitu kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pra
pembelajaran dimulai dengan guru menyiapkan ruang, alat, dan media
pembelajaran. Siswa menyiapkan perlengkapan pembelajaran serta mengatur
tempat duduk siswa. Kegiatan pendahuluan dimulai dengan mengucapkan salam
kepada siswa, dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Guru juga
memeriksa kesiapan siswa dengan bertanya kepada siswa serta kembali
memeriksa perlengkapan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi
kepada siswa dengan bertanya “Anak-anak siapa yang sebelum berangkat
kesekolah bercermin terlebih dahulu? Bercermin menggunakan apa?
Bagaimanakah bayangan pada cermin itu? Siswa menjawab pertanyaan guru,
beberapa jawaban antara lain saya, cermin datar, dan sama dengan aslinya.
Setelah menyampaikan apersepsi guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan. Guru menjelaskan bahwa hari ini akan mempelajari tentang sifat-
sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning.
Dalam kegiatan inti: peserta didik dihadapkan pada pengalaman konkret
tentang sifat-sifat cahaya, selanjutnya peserta didik diharapkan dapat menemukan
topik yang akan dipelajari baik secara eksperimen maupun noneksperimen.
Kemudian guru bertanya kepada siswa apa yang telah diketahui tentang materi
sifat-sifat cahaya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru
membagi siswa dalam 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa dalam satu
kelompok. Guru juga mempraktikkan tentang sifat cahaya merambat lurus dengan
menggunakan senter didepan siswa. Guru membimbing setiap kelompok dalam
melakukan praktik tentang sifat cahaya dapat dipantulkan menggunakan cermin
43
datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Siswa bersama kelompok bekerja
sama untuk mendiskusikan tentang hasil praktik yang telah dilakukan dengan
mengisi lembar kerja siswa.
Pada kegiatan ini beberapa anak terlihat kesulitan dalam mengisi lembar
kerja siswa dan sulit bekerja sama di dalam kelompok. Pada tahap ini juga siswa
diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan
kelas.setiap kelompok secara bergantian maju kedepan untuk memprsentasikan
hasil diskusi kelompoknya. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk bertanya berkaitan dengan hasil diskusi dan praktik yang telah dilakukan.
Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang apa yang apa yang
sudah dipelajari. Guru menunjukkan beberapa siswa dan bertanya tentang materi
yang telah dipelajari, dan guru melakukan penilaian terhadap siswa.
Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
apa yang sudah dipelajari. Guru juga memebrikan tindak lanjut berupa tugas
kepada siswa untuk mempelajari materi selanjuntnya. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada senin
tanggal 18 April 2016 pukul 09.00-10.10 oleh ibu Dewi Kurniawati S,Pd guru
kelas V dan sebagai kolaborator. Guru yang menjadi observer untuk mengamati
kegiatan guru dan siswa adalah ibu Husnul Khotimah S.Pd selaku guru kelas VI.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari empat kegiatan yaitu kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pra
pembelajaran dimulai dengan guru menyiapkan ruang, alat, dan media
pembelajaran. Siswa menyiapkan perlengkapan pembelajaran serta mengatur
tempat duduk siswa.
Kegiatan pendahuluan dimulai dengan mengucapkan salam kepada siswa,
dialnjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Guru juga memeriksa kesiapan
siswa dengan bertanya kepada siswa serta kembali memeriksa perlengkapan
siswa.
44
Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya
“Anak-anak siapa yang pernah melihat pelangi? Kapan kita bisa melihat pelangi?
Siswa menjawab pertanyaan guru, beberapa jawaban antara saya, setelah habis
hujan, tetapi ada juga yang menjawab melihat pelangi pada malam hari dan siang
hari. Guru juga menyampaiakan tujuan pembelajaran kepada siswa bahwa hari ini
akan mempelajari tentang sifat cahaya dapat diuraikan dan dapat dibiaskan.
Pada kegiatan inti: peserta didik dihadapkan pada pengalaman konkret
tentang sifat-sifat cahaya yang dapat dibiaskan dan diuraikan, selanjutnya siswa
diharapkan dapat menemukan topik yang akan dipelajari baik secara eksperimen
maupun noneksperimen. Guru juga bertanya kepada siswa kepada siswa tentang
materi sifat-sifat cahaya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
guru membagi siswa dalam 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa dalam
satu kelompok. Guru meminta salah satu siswa untuk menjadi model dalam
pembelajaran yaitu mempraktikkan sifat-sifat cahaya dapat diuraikan melalui
menggunakan CD bekas sebagai contoh dari dispersi cahaya putih menjadi
pelangi sederhana. Guru bertanya kepada siswa sifat apa yang terdapat pada
percobaan yang telah dilakukan. Kemudia selanjutnya guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama untuk mempraktikkan sifat-sifat
cahaya yang dapat dibiaskan menggunakan air, uang logam dan gelas bening,
siswa juga mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja siswa didiskusikan
bersama kelompoknya.
Pada kegiatan ini masih beberapa anak terlihat kesulitan dalam mengisi
lembar kerja siswa dan sulit bekerja sama di dalam kelompok. Siswa diberi
kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas,
setiap kelompok secara bergantian maju kedepan untuk memprsentasikan hasil
diskusi kelompoknya. Guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk bertanya berkaitan dengan hasil diskusi dan praktik yang telah dilakukan.
Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang apa yang sudah
dipelajari. Kemudian tahap selanjutnya guru melakukan penilaian terhadap siswa.
Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa merangkum pembelajaran
yang telah dilakukan, stelah itu guru memberikan tindak lanjut berupa soal
45
evaluasi. Siswa mengerjakan dengan baik, setelah selesai siswa mengumpulkan
kedepan kelas dan guru megakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
penutup.
4.1.3.3 Hasil Tindakan
Pada subbab ini akan menguraikan tentang hasil tindakan siklus 1 berupa
hasil analisis data dari lembar observasi kegiatan guru dan siswa sesuai dengan
model Contextual Teaching and Learning serta hasil belajar siswa yang diperoleh
dari nilai soal evaluasi.
a. Hasil Analisis Observasi
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
Contextual Teaching and Learning. Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan
oleh teman sejawat ibu Dewi Kurniawati S.Pd yaitu ibu Husnul Khotimah S.Pd
yang mengisi lembar observasi sesuai dengan keterlaksanaan model Contextual
Teaching and Learning.
Analisis hasil dari lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning disajikan dalam berikut
ini:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 6 1
3 Kegiatan Inti 17 12 5
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 29 22 7
Berdasarkan tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa dari empat indikator
kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh
guru. Dari keseluruhan 29 butir pengamatan, 22 butir pengamatan sudah
terlaksana dan terdapat 2 butir pengamatan yang belum terlaksana.
Hasil pengamatan kegiatan guru secara umum sudah terlaksana dengan
baik sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning namun masih
46
terdapat beberapa kegiatan guru yang belum terlaksana sesuai dengan RPP yang
telah dibuat pada pertemuan pertama.
Pada kegiatan inti guru tidak menjelaskan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning guru
kurang memperhatikan siswa pada saat bekerja sama dalam kelompok. Pada saat
siswa memprsentasikan guru belum memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk bertanya atau menambahkan hasil diskusi kelompok lain.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 6 1
3 Kegiatan Inti 17 10 7
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 29 20 9
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil observasi kegiatan siswa pertemuan pertama,
dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat
beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh siswa dalam proses belajar
mengajar. Dari keseluruhan 29 butir pengamatan 20 butir pengamatan sudah
terlaksana dan terdapat 9 butir pengamatan yang belum terlaksana.
Dari hasil pengamatan kegiatan siswa secara umum pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning
namun dalam proses belajar mengajar siswa masih kurang aktif dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
Ada beberapa kegiatan yang belum nampak yang dilakukan oleh guru
kepada siswa yaitu siswa tidak dijelakan langkah-langkah pembelajaran sesuai
dengan model Contextual Teaching and Learning. Pada kegiatan inti ada
beberapa siswa yang kesulitan dalam bekerja sama dalam kelompok sehingga
dengan demikian kerja kelompok tidak dapat sepenuhnya terlaksana dengan baik.
Pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
terdapat banyak siswa yang sibuk sendiri, menganggu temannya, sehingga kurang
memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Siswa juga belum aktif
47
menanggapi prsentasi kelompok jika diberikan kesempatan oleh guru setiap akhir
presentasi kelompok.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua yang menjadi observer adalah teman sejawatnya ibu
Dewi Kurniawati S.Pd yaitu ibu Husnul Khotimah S.Pd yang mengisi lembar
observasi sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
Tujuan dari observasi adalah untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Berikut ini akan hasil analisis lembar observasi guru dan siswa yang akan
disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 6 1
3 Kegiatan Inti 17 15 2
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 29 26 3
Berdasarkan tabel 4.5 dapat ditarik analisis bahwa hasil observasi pada
pertemuan kedua, bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat
beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar
dikelas. Dari keseluruhan 29 butir pengamatan 26 butir pengamatan sudah
terlaksana dan terdapat 3 butir pengamatan yang belum terlaksana.
Dari hasil pengamatan kegiatan guru secara umum sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning. Walaupun
masih terdapat beberapa kegiatan guru yang belum terlaksana. Beberapa kegiatan
guru yang belum dilakukan pada kegaiatan awal adalah tidak memeriksa kesiapan
siswa, tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran serta tujuan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru kegiatan pembelajaran menggunakan model
Contextual Teaching and Learning guru sudah memperhatikan siswa pada saat
bekerja sama dalam kelompok namun kurang adanya interaksi dari siswa terhadap
media yang digunakan. Pada saat siswa memprsentasikan guru sudah memberikan
48
kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau menambahkan hasil
diskusi kelompok lain namun masih beberapa anak belum berani mengungkapkan
pendapatnya.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 6 1
3 Kegiatan Inti 17 13 4
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 29 23 6
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil observasi kegiatan siswa pertemuan pertama,
dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat
beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh siswa dalam proses belajar
mengajar. Dari keseluruhan 29 butir pengamatan, 23 butir pengamatan sudah
terlaksana dan terdapat 6 butir pengamatan yang belum terlaksana.
Dari hasil pengamatan kegiatan siswa secara umum pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning
namun dalam proses belajar mengajar siswa masih kurang aktif dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
Ada beberapa kegiatan yang belum nampak yang dilakukan oleh guru
kepada siswa yaitu siswa tidak dijelakan langkah-langkah pembelajaran sesuai
dengan model Contextual Teaching and Learning. Pada kegiatan inti ada
beberapa siswa yang kesulitan dalam bekerja sama dalam kelompok sehingga
dengan demikian kerja kelompok tidak dapat sepenuhnya terlaksana dengan baik.
Pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
terdapat banyak siswa yang sibuk sendiri, menganggu temannya, sehingga kurang
memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Siswa juga belum aktif
menanggapi presentasi kelompok jika diberikan kesempatan oleh guru setiap
akhir presentasi kelompok.
49
b. Hasil Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar diperoleh dari soal evaluasi yang dikerjakan oleh siswa pada
pertemuan kedua siklus 1. Soal evaluasi berbentuk soal pilihan ganda yang terdiri
dari 20 buti soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor kemudian
mengubah menjadi nilai akhir.berikut ini hasil dari analisis hasil belajar siswa
yang disjaikan pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Siswa Mata Pelajaran IPA
Siswa Kelas V SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang
Tahun Pelajaran 2015/2016
Siklus I
No Nilai Siklus 1
Keterangan
Jumlah siswa (%)
1 < 70 7 41% Belum tuntas
2 ≥ 70 10 59% Tuntas
Jumlah 17 100%
Rata-rata 69
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar dengan
perolehan nilai ≥ 70 pada siklus 1 adalah 10 siswa atau 59%, dan siswa yang
belum tuntas belajar dengan perolehan nilai <70 pada siklus 1 adalah 7 siswa atau
41%.
Gambar 4.2
Persentase Nilai Ketuntasan Belajar Siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang
Tahun Pelajaran 2015/2016
59%
41%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
tuntas tidak tuntas
persentase
tuntas
tidak tuntas
50
4.1.3.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan
Siklus 1
Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan siklus 1
dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan model Contextual Teaching and
Learning memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Berikut ini tabel 4.
7Perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan pada siklus 1
Tabel 4.7
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus 1
No Ketuntasan Sebelum Tindakan Siklus I
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Belum Tuntas 12 70.24% 7 41%
2 Tuntas 5 29.76% 10 59%
Total 17 100 17 100
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa terjadi bahwa peningkatan jumlah
maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika sebelum tindakan, siswa yang
belum belajar adalah 5 atau 29.76% dari total jumlah siswa 17 siswa, terjadi
peningkatan setelah melakukan tindakan pada siklus 1, dimana siswa yang tuntas
menjadi 10 atau 59% dari total jumlah siswa 17 siswa. Hasil ini memberikan
gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 atau
29.76%. Jumlah siswa yang belum tuntas sebelum tindakan adalah 12 siswa atau
70.24% dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus 1 menjadi 7 siswa
atau 41%. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa
yang belum tuntas yaitu 5 siswa atau 29.76%.
4.1.3.5 Refleksi Siklus 1
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan
pertama dan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi atas tindakan
pembelajaran pada siklus 1. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan dengan
51
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator
aktivitas yang telah ditetapkan.
Melalui kegiatan refleksi, maka dapat diketahui manfaat bagi guru dan
siswa, kelebihan dan kekurangan dari tindakan menggunakan model Contextual
Teaching and Learning. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi yang
dilakukan oleh peneliti, guru kolabolator, guru observer dan beberapa siswa kelas
V.
Melalui disukusi guru dapat mengetahui manfaat pelaksanaan
pembelajaran bagi guru dan siswa. Guru mendapat pengalaman dan wawasan baru
dalam mengajar, guru juga merasa lebih mudah enyampaiak materi menggunakan
alat bantu media kontekstual sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih
efektif.
Guru juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuka aktif dalam
pembelajaran melalui masyarakat belajar, kegiatan inkuiri. Peran guru hanya
sebagai pembimbing untuk melakukan eksperimen. Siswa juga lebih tertarik
dalam mengikuti pembelajaran karena guru menggunakan media dan mengkaitkan
pembelajaran dengan sesuatu yang kontekstual atau nyata. Siswa bisa mendapat
pengalaman baru melalui kegiatan eksperimen yang dilakukan melalui inkuiri
secara berkelompok, dapat mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil observasi yang dialkukan oleh ibu Husnul Khotimah
S.Pd sebagai observer pada pertemuan pertama dan kedua dapat dianalisis
beberapa langkah pembelajaran yang belum nampak oleh guru dan siswa.namun
secara umum proses pembelajaran sudah berjalan baik sesuai dengan langkah-
langkah yang ada dalam RPP.
Berdasarkan hasil tindakan pada pelaksanaan siklus 1 diketahui beberapa
kelebihan dan kekurangan dalam penerapan model CTL. Kelebihan akan
dipertahankan untuk pelaksanaan siklus 2, sedangkan kekurangannya akan
diperbaiki untuk pelaksanaan siklus 2. Kelebihan dan kekurangan tersebut
diantaranya:
a. Kelebihan
52
1. Secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Penggunaan media didalam pembelajaran dapat membuat siswa lebih
tertarik dengan materi yang disampaikan karena siswa belajar melalui
pembelajaran kontekstual sehingga dapat mengkaitkan materi dengan
kehidupan nyata.
3. Dengan menggunakan media siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran
yaitu pada kegiatan konstruktivisme siswa dapat belajar dari kehidupan
nayata atau konstektual.
4. Peran guru dalam pembelajaran menjadi tidak terlalu dominan, guru hanya
sebagai fasilitator bagi siswa dan membantu siswa jika mengalami kesulitan
dalam belajar.
5. Siswa dapat belajar secara mandiri melalui kegiatan inkuiri (menemukan)
secara berkelompok sehingga dapat menambah pengetahuan mereka.
6. Dengan mengoptimalkan penggunaan media, guru merasa lebih mudah
dalam menyampaikan materi kepada siswa sehingga pembelajaran berjalan
lebih efektif.
7. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang
ditentukan.
b. Kekurangan
1. Dalam penerapan model Contextual Teaching and Learning jarang
digunakan oleh guru sehingga pada pertemuan guru lupa menyampaikan
langkah-langkah kegiatan sehingga siswa terlihat kebingungan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2. Ketertarikan siswa terhadap media yang digunakan oleh guru masih belum
nampak interaksinya saat melakukan proses pembelajaran.
3. Beberapa siswa belum bekera sama dengan baik saat mengerjakan tugas
kelompok dan saat prsentasi kelompok, masih banyak yang bermain
bersama temannya serta belum aktif bertanya atau menanggapi presentasi
kelompok.
53
4. Masih terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak dilakukan oleh guru
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan kekurangan yang ditemukan pada siklus 1, maka peneliti
berkonsultasi dengan guru kolaborator untuk menyusun rencana perbaikan yang
akan diterapkan pada siklus 1. Adapun rencana perbaikan yang akan dilakukan
pada siklus 2 yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti dan guru kolaborator akan berkolaborasi untuk mendiskusikan
perencanaan kegiatan sebelum melaksanakan pembelajaran menggunakan
langkah-langkah model pembelajaran CTL sehingga dalam pelaksanaan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
2. Guru kolaborator harus lebih memberikan motivasi kepada siswa untuk
bekerja kelompok dengan baik dan aktif bertanya atau menanggapi presentasi
kelompok.
3. Guru kolaborator memberikan bimbingan yang lebih kepada siswa terutama
dalam beberapa kegiatan yaitu pada kegiatan kerja kelompok dan saat
prsentasi kelompok agar siswa dapat lebih menghargai kelompok lain yang
sedang presentasi.
4. Guru kolaborator lebih memahami langkah-langkah pembelajaran sehingga
semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
4.1.4.1 Siklus 2
Pada susbbab siklus 2 akan menguraikan tentang rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan dalam dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan berlangsung
selama dua kali 35 menit.
4.1.4.2 Rencana Tindakan.
Tahap rencana tindakan menjelaskan perencanaan yang akan dilakukan
oleh peneliti dan kolaborator. Sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran
menggunakankan model CTL. Tahapan perencanaan tindakan siklus 2 merupakan
upaya perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1.
a. Pertemuan Pertama
54
Kegiatan perencanaan yang dilakukan yang dilakukan pada siklus yang
kedua meliputi penyusunan RPP, menggunakan model CTL yang diskusikan
bersama guru kelas V yaitu ibu Dewi Kurniawati S.Pd sebagai guru kolaborator.
Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan stndar stndar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, yang yang akan digunakan, serta penentuan
waktu penelitian.
Berdasarkan RPP yang telah disusun, materi yang akan diajarkan pada
pertemuan pertama siklus kedua adalah tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya
dalam karya sederhana. Pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana
yaitu periskop dan kaleidoskop.
Selanjutnya peneliti menyiapkan perlengkapan media yang akan
digunakan dalam membuat kaleidoskop sebagai pemanfaatan sifat-sifata cahaya
dalam karya sedrahana. Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi
kegiatan guru dan siswa sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning.
b. Pertemuan Kedua
Kegiatan perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari. Pada
pertemua kedua materi yang akan dipelajari adalah pemanfaatan sifat-sifat cahaya
dalam karya sederahan pada lup dan teleskop.
Pada pertemuan peneliti juga berkolaborasi dengan guru kolaborator untuk
mendiskusikan tentang penyusunan RPP menggunakan model Contextual
Teaching and Learning. Diskusi yang dialkukan meliputi penentuan standar
komoetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, media yang akan
digunakan serta penentuan waktu penelitian..
Selain itu, peneliti juga menyiapkan perlengkapan pembelajaran seperti
media yang akan digunakan untuk membuat lup sederhana. Peneliti juga
mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa sesuai dengan model
Contextual Teaching and Learning. Peneliti juga menyusun soal evaluasi berupa
soal pilihan ganda yang akan diteskan kepada siswa pada akhir siklus atau
pertemuan kedua. Soal evaluasi disusun berdasarkan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
55
4.1.4.3 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang rincian proses pelaksanaan
tindakan dari awal kegiatan sampai kegiatan penutup. Berikut ini rincian
pelaksanaan tindakan siklus 2 sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 19 April 2016 pukul 09.00-10. WIB oleh ibu Dewi Kurniawati
S.Pd selaku guru kolaborator. Guru yang menjadi observer untuk mengamati
kegiatan guru dan siswa adalah ibu Husnul Khotimah, S.Pd yang merupakan
teman sejawat dari guru kolaborator.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari empat kegiatan yaitu kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan guru menyiapkan ruang, alat dan
pembelajaran. Siswa menyiapkan alat tulis sebagai perlengkapan pembelajaran
serta guru mengatur siswa pada tempat duduknya masing-masing.
Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru mengucapkan salam kepada
siswa, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru melakukan presensi untuk
memeriksa kehadiran siswa. Kemudian guru kembali memeriksa kesiapan belajar
siswa dengan bertanya “anak-anak apakah kalian sudah siap untuk belajar?” siswa
menjawab pertanyaan guru.
Selanjutnya pada kegiatan apersepsi guru bertanya kepada siswa “anak-
anak, siapa yang pernah naik kapal? Apakah ada yang tahu apa yang digunakan
awak kapal untuk mengamati permukaan laut? Siswa menjawab pertanyaan guru
dengan jawaban yang berbeda-beda. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti: peserta didik dihadapkan pada pengalaman konkret
tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana, selanjutnya peserta
didik diharapakan dapat menemukan topik yang akan dipelajari melalui
eksperimen maupun noneksperimen. Guru juga bertanya kepada siswa apa yang
diketahui tentang materi pemanfaatan cahaya dalam karya sederhana yag
berkaitan dengan kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari. Selanjunya guru
56
membagi siswa dalam 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dalam satu
kelompok. Guru melakukan percobaan tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya
dalam karya sederhana dengan menggunakan kelaidoskop yang sudah jadi. Guru
membimbing setiap kelompok dalam melakukan praktik tentang pemanfaatan
sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana dengan cara membuat kaleidoskop
sederhana menggunakan kertas mengkilap. Siswa bersama kelompok bekerja
sama untuk mendiskusikan tentang praktik yang telah dilakukan kemudian
menulis hasil diskusinya pada lembar kerja siswa. Guru memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
didepan kelas. Guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi atau bertanya kepada kelompok presentasi berkaitan dengan hasil
diskusi dan praktik yang telah dilakukan. Selanjutnya guru melakukan tanya
jawab tentang materi yang sudah dipelajari, kemudian guru melakukan penilaian
terhadap siswa.
Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru memberikan tidak lanjut berupa tugas kepada siswa
untuk membawa alat untuk pertemuan selanjutnya. Kemudian guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada Siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 25 April 2016 pukul 09.00-10.10 WIB oleh ibu Dewi
Kurniawati S.Pd selaku guru kolaborator. Guru yang menjadi observer untuk
mengamati kegiatan guru dan siswa adalah ibu Husnul Khotimah, S.Pd yang
merupakan teman sejawat dari guru kolaborator.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari empat kegiatan yaitu kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan guru menyiapkan ruang, alat dan
pembelajaran. Siswa menyiapkan alat tulis sebagai perlengkapan pembelajaran
serta guru mengatur siswa pada tempat duduknya masing-masing.
Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru mengucapkan salam kepada
siswa, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru melakukan presensi untuk
57
memeriksa kehadiran siswa. Kemudian guru kembali memeriksa kesiapan belajar
siswa dengan bertanya “anak-anak apakah kalian semangat untuk belajar?” siswa
menjawab pertanyaan guru.
Selanjutnya pada kegiatan apersepsi guru bertanya kepada siswa “anak-
anak, siapa yang tahu alat optik disini apa saja? mengapa ada orang memakai
kacamata? Siswa menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang berbeda-beda.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Pada kegiatan inti: siswa dihadapkan pada pengalaman konkret yaitu guru
meminta beberapa siswa maju ke depan kelas untuk mengamati lup yang sudah
jadi sebagai contoh yang pemanfaatan sifat-sifat cahaya yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari seperti kacamata. Siswa diharapakan dapat
menemukan topik yang akan dipelajari melalui eksperimen atau noneksperimen.
Guru bertanya kepada siswa apa yang telah diketahui tentang materi pemanfaatan
sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dalam
satu kelompok. Guru mempraktikkan cara membuat lup sebagai pemanfaatan sifat
cahaya dalam karya sederhana. Guru membimbing setiap kelompok dalam
membuat lup sebagai pemanfaatan sifat cahaya dalam karya sederhana. Siswa
bersama kelompok bekerja sama membuat lup sederhana kemudian menuliskan
hasil praktik dan diskusinya pada lembar kerja siswa. Pada kegiatan ini siswa
terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Guru memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan masukan.
Beberapa siswa terlihat aktif untuk mengajukan pertanyaan. Jika kelompok lain
tidak bisa menjawab guru akan membantu menjawab pertanyaan tersebut. Guru
bersama siswa melakukan kegiatan refleksi. Guru bertanya kepada siswa apa
pengalaman yang siswa dapatkan selama menikuti pembelajaran. Guru bertanya
bagaimana perasaan siswa dalam megikuti pembelajaran? Apakah ada kesulitan?
Beberapa siswa menceritakan pengalamannya yang didapat selama pembelajaran
yang kendala yang dialami. Guru melakukan penilaian terhadap laporan
praktikum, presentasi siswa dan tes tertulis. Pada kegiatan penutup, guru
memberikan tidak lanjut berupa soal evaluasi yang terdiri dari soal pilihan ganda
58
sebanyak 10 soal. Setelah siswa selesai mengerjakan guru meminta untuk
mengumpulkan didepan kelas. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam penutup.
4.1.4.4 Hasil Tindakan
Pada subbab ini, akan diuraikan tentang hasil tindakan pada Siklus 2. Hasil
tindakan menguraikan hasil analisis data dari lembar observasi kegiatan guru dan
kegiatan siswa sesuai dengan model pembelajaran model Contextual Teaching
and Learning serta hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai soal evaluasi yang
diberikan pada pertemuan kedua.
a. Hasil Analisis Lembar Observasi
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pada pertemuan pertama, yang
menjadi observer masih teman sejawat dari ibu Dewi Kurniawati, S.Pd. yaitu ibu
Husnul Khotimah, S.Pd dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan
kegiatan siswa sesuai dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning.
Hasil analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa sesuai
dengan model Contextual Teaching and Learning secara rinci akan disajikan
dalam Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Pertemuan Pertama
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 7 0
3 Kegiatan Inti 17 15 2
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 29 27 2
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil observasi kegiatan guru pertemuan pertama,
dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran yang
dijabarkan dalam 29 butir pengamatan, semuanya telah nampak dilakukan oleh
guru. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan
59
baik, guru telah melakukan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai yang
tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dari hasil lembar observasi kegiatan guru, terdapat catatan dari observer
yaitu pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari semua
butir pengamatan pada lembar observasi telah dilakukan oleh guru selama
pembelajaran berlangsung dikelas.
Tabel 4.9
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Pertemuan Pertama
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 6 1
3 Kegiatan Inti 17 15 2
4 Kegiatan Penutup 3 2 1
Jumlah 29 25 4
Hasil observasi kegiatan siswa pada pertemuan pertama yang terdapat pada
Tabel 4.9 dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran
yang dijabarkan dalam 29 butir pengamatan, 25 butir pengamatan sudah
terlaksana dengan baik, dan masih terdapat 4 butir pengamatan yang belum
terlaksana sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan catatan observer hasil lembar observasi kegiatan siswa
dituliskan bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari semua butir pengamatan pada lembar observasi telah dilakukan oleh siswa
selama pembelajaran berlangsung. Walaupun masih ada beberapa siswa yang
belum masih sering menganggu temannya pada saat bekerja sama dalam
kelompok.
2) Pertemuan Kedua
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Kegiatan observasi bertujuan
untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning. Pada pertemuan pertama, yang menjadi observer masih teman sejawat
dari ibu Dewi Kurniawati, S.Pd. yaitu ibu Husnul Khotimah, S.Pd dengan mengisi
lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
60
Hasil analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa sesuai
dengan model Contextual Teaching and Learning secara rinci akan disajikan
dalam Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Pertemuan Pertama
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 7 0
3 Kegiatan Inti 17 17 0
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 29 29 0
Berdasarkan Tabel 4.10 hasil observasi kegiatan guru pertemuan pertama,
dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran yang
dijabarkan dalam 29 butir pengamatan, semuanya telah nampak dilakukan oleh
guru. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan
baik, guru telah melakukan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai yang
tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dari hasil lembar observasi kegiatan guru, terdapat catatan dari observer
yaitu pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari semua
butir pengamatan pada lembar observasi telah dilakukan oleh guru selama
pembelajaran.
Tabel 4.11
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Pertemuan Pertama
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Pendahuluan 7 7 0
3 Kegiatan Inti 17 17 0
4 Kegiatan Penutup 3 3 0
Jumlah 29 29 0
Hasil observasi kegiatan siswa pada pertemuan pertama yang terdapat pada
Tabel 4.11 dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 29 butir pengamatan, semuanya telah
nampak dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pembelajaran sudah berjalan dengan baik, siswa telah melakukan semua kegiatan
pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
61
Berdasarkan catatan observer hasil lembar observasi kegiatan siswa
dituliskan bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari semua butir pengamatan pada lembar observasi telah dilakukan oleh siswa
selama pembelajaran berlangsung.
b. Hasil Analisis Hasil Belajar siswa
Hasil belajar siswa pada Siklus 2 diperoleh dari nilai soal evaluasi yang
diberikan kepada siswa pada pertemua kedua. Soal evaluasi berbentuk pilihan
ganda sebanyak 10 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor yang
diperoleh dan kemudian mengubah menjadi nilai akhir. Hasil dari analisis hasil
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Total Jumlah Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA
Siswa Kelas V SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang
Tahun Pelajaran 2015/2016
Siklus II
No Nilai Siklus II Keterangan
Jumlah Siswa (%)
1 < 70 3 17.06 Belum Tuntas
2 ≥ 70 14 82.94% Tuntas
Jumlah 17 100
Rata-Rata 79.41
Nilai Tertinggi 100
Nilai Tertinggi 60
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar setelah
diberikan tindakan pada siklus 2 sebanyak 14 siswa atau 82.94% dan siswa yang
belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 17.06%. Dengan perolehan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and
Learning dalam rangka meningkatkan ketuntasan belajar IPA materi sifat-sifat
cahaya berhasil.
62
Gambar 4.6
Persentase Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II
Siswa Kelas V SDN Candirejo 02 Kecamatan Tuntang
Tahun Pelajaran 2015/2016
4.1.4.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2
Membandingkan ketuntasan belajar setelah tindakan pada siklus 1 dengan
setelah tindakan siklus 2, dmaksudkan untuk melihat apakah penerapan model
Contxtual Teaching and Learning memberikan pengaruh dalam meningkatkan
ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.13 perbandingan ketuntasan belajar siswa
setelah tindakan siklus 1 dengan setelah tindakan siklus 2.
Tabel 4.13
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2
No Kategori
Ketuntasan
Siklus I Siklus II
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Belum Tuntas 7 41% 3 17.0%
2 Tuntas 10 59% 14 82.94%
Total 17 100 34 100
Berdasarkan Tabel .13 diketahui bahwa pada silus 1, siswa yang tuntas
belajar adalah 10 siswa atau 59%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 2,
terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa menjadi 14 atau 82.94%.
siswa yang belum tuntas pada siklus 1 sebanyak 7 siswa atau 41%. Setelah
diberikan tindakan pada siklus 2, berkurang menjadi 3 siswa atau 17.06. dengan
82.94%
17.06%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Tuntas tidak Tuntas
persentase
Tuntas
tidak Tuntas
63
hasil ini dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan belajar IPA melalui model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas V SDN
Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang berhasil dilakukan.
Tabel 4.14
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus 1
dan Siklus 2
No Hasil Belajar Belum Tuntas Tuntas
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Sebelum Tindakan 12 70.24% 5 29.76%
2 Siklus I 7 41% 10 59%
3 Siklus 2 3 17.06% 14 82.94%
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui siswa yang belum sebelum tindakan
sebanyak 5 atau 29.76%. Setelah diberikan tindakan pada siklus 1 terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 10 siswa atau 59%. Setlah
diberikan tindakan pada siklus 2, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan
menjadi 14 atau 82.94%. siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan
sebanyak 12 siswa atau 70.24%. setelah diberikan tindakan pada siklus 1,
berkurang 7 siswa atau 41%. Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus 2,
menjadi 3 siswa atau 17.06% yang belum tuntas walaupun terjadi peningkatan
dibandingkan siklus 1. Dengan kata lain bahwa upaya peningkatan hasil belajar
IPA melalui model Contextual Teaching and Learning, materi sifat-sifat cahaya
29.76%
59%
82.94%
70.24%
41%
17.06%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
prasiklus siklus 1 siklus 2
persentase
tuntas tidak tuntas
64
pada siswa kelas V SDN Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
berhasil dilakukan.
4.1.4.6 Refleksi Siklus 2
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan
pertama dan kedua, maka selanjutnya akan diadakan refleksi atas tindakan
pembelajaran pada siklus 2. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan untuk
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan.
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang dilakukan oleh
peneliti, guru kolaborator, guru observer, serta beberapa siswa kelas V.
Berdasarkan hasil refleksi diketahui bahwa guru kolaborator sudah menerapkan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan sangat baik. Hal
ini nampak pada hasil observasi guru dan siswa yang menunjukkan bahwa seluruh
indikator pengamatan kegiatan pembelajaran sudah dilakukan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa masih terdapat beberapa siswa
yang menganggu temannya pada saat diskusi kelompok dilakukan. Namun pada
pertemuan kedua, siswa dapat melakukan kerja sama kelompok dengan baik
sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan sangat baik.
Melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning siswa dapat
berperan aktid di dalam pembelajaran. Selain itu siswa lebih paham akan konsep
yang disampaikan karena siswa belajar langsung dihadapkan langsung dengan
kehidupan nyata sehingga apa yang mereka pelajari dapat dikaitkan dengan
kehidupan nyata. Siswa juga lebih senang belajar dengan memanfaat bahan
konstektual sebagai media pembelajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan Kriteria
Ketuntasan Belajar (KKM ≥ 70) maka diperoleh data sebanyak 14 siswa dengan
presentase 82.94% tuntas. Sedangkan indikator keberhasilan ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh peneliti yaitu 80%, maka dapat dinyatalan bahwa indikaotr
keberhasilan telah tercapai karena presentase ketuntasan telah mencapai 82,94%.
Dengan perolehan nilai rata-rata belajar pada siklus 2 yaitu 79.4118.
65
Maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul
pada siklus 1 dapat diselesaikan dengan baik melalui upaya yang rencanakan
melalui refleksi siklus 1 sehingga dapat dilaksanakan pada siklus 2. Hasil tindakan
yang diperoleh pada siklus 2 telah mencapai indikaotr keberhasilan yang
ditentukan oleh peneliti.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kondisi Awal
Berdasarkan hasil analisis dikethaui bahwa siswa yang tuntas sebelum
tindakan adalah 5 (29.76%). Setelah diberikan tindakan pada siklus 1 terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 10 (59%). Setelah diberikan
tindakan pada siklus 2, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 14
siswa (82.94%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan sebanyak
12 siswa (70.24%). Namun setelah diberikan tindakan pada siklus 1 berkurang
menjadi 7 siswa (41%). Dilaksanakan lagi tindakan pada siklus 2 menjadi 3
(17.06) yang belum tuntas. Dengan kata lain bahwa upaya peningkatan hasil
belajar IPA melalui model Contextual Teaching and Learning materi sifat-sifat
cahaya pada siswa kelas V SDN Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang berhasil dilakukan.
Selain meningkatkan hasil belajar, penerapan model Contextual Teaching
and Learning pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya juga meningkatkan
kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada siklus 1, kinerja guru masuk dalam kategori
cukup baik, namun setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus 2, aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning
masuk dalam kategori baik sekali.
Hasil penelitian ini sejalan dengan E-Juernal penelitian yang dilakukan
oleh Khotimah, Ulhaq Zuhdi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas 1 SD”. Peneliti menggunakan model Contextual
Teaching and Learning yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari dan melakukan sendiri materi yang akan dipelajari, melalui
pengetahuan yang mereka miliki siswa dapat menghubungkan materi
66
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Siswa juga dilibatkan sejak
perencanaan sampai akhir dan siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
pengetahuan yang baik serta aktif dalam pembelajaran dan memiliki kemampuan
dan mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui materi pembelajaran yang
dipelajari. Wening Wahyuni (2009) mengadakan penelitian tentang peningkatan
minat belajar IPA melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V,
membuktikan bahwa dengan metode pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning-CTL) bisa meningkatkan minat belajar siswa, prestasidan
hasil belajar.
Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian juga
mendukung pernyataan teoritis tentang model Contextual Teaching and Learning
oleh Suyadi (2013:81) yang menyatakan bahwa model Contextual Teaching and
Learning merupakan salah satu pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi pembelajaran, mendorong
peserta didik agar dapat menghubungkan antara materi yang dipelajari dengan
realitas kehidupan nyata, dan mendorong peserta didik untuk menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Situasi pembelajaran seperti ini mendukung efektivitas
proses pembelajaran dengan keterlibatan siswa secara langsung pada aktivitas
(learning community) siswa akan lebih memahami dan mengerti materi yang
dipelajari. Dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat,
ternyata model Contextual Teachig and Learning mampu meningkatkan
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA
materi sifat-sifat cahaya. Dari hasil penelitian masih ada 3 siswa yang belum
tuntas. Hal ini disebabkan karena sulit atau lambat dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan hasil penelitian dan temuan terdahulu, maka dapat
dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Kegiatan belajar model Contextual Teaching and Learning merupakan
strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar dan
hasil belajar IPA.
67
2. Implikasi Praktis
a. Belajar melalui penerapan mode Contextual Teaching and
Learning dalam pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar,
hal ini terjadi dikarenakan siswa dapat menghubungkan konsep
yang dipelajari dengan kehiduan nyata, menemukan sendiri konsep
melalui konteks yang nyata, siswa aktif dalam pembelajaran dan
guru hanya sebagai fasilitator.
b. Pada penerapan model Contextual Teaching and Learning siswa
dituntut untuk bekerja mandiri dan saling mendukung dalam
kelompok, dalam hal ini rasa ingin tahu siswa akan lebih tinggi
untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat dihubungkan
dengan kehidupan nyata.