Vertigo Perifer Case Ira Rani Cuke

Embed Size (px)

Citation preview

VERTIGO A. Definisi Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya . Penderita merasa dirinya berputar atau lingkungannya yang bergerak mengelilinginya. B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibularis Membran labirin berisi endolimf dan dikelilingi perilimf, terletak di dalam rongga labirin tulang. Sistem vestibularis terdiri dari labirin statik yang memberikan informasi mengenai posisi kepala di dalam ruang (makula dan utrikulus), dan labirin kinetik yang mengirimkan informasi mengenai pergerakan kepala dari area khusus di dalam ampula (. Seluruh peralatan vestibuler memberikan informasi yang membantu dalam mempertahankan keseimbangan dan bersama-sama dengan sistem penglihatan dan proprioseptif, memberikan rasa posisi yang kompleks di dalam batang otak dan serebelum. C. Patofisiologi dan Etiologi Vertigo timbul bila terdapat gangguan pada alat-alat vestibuler atau pada serabut-serabut yang menghubungkan nukleus vestibularis dengan pusatnya di serebelum atau di korteks cerebri. Gangguan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan menjadi : 1. Fisiologis , seperti mabuk kendaraan 2. Kelompok penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian perifer dari susunan vestibularis, diantaranya : Penyakit-penyakit telinga Neuronitis vestibularis Vertigo posisional benigna Penyakit meniere

3. Kelompok penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian sentral dari susunan vestibularis, antara lain : Neoplasma Migren basiler

-

Gangguan di serebelum Epilepsi Stroke batang otak atau TIA di daerah arteri vertebro basilaris Spondilitis servikalis, dll

4. Kelompok penyakit sistemik yang menimbulkan gangguan di bagian perifer atau sentral, seperti Diabetes Mellitus, hipoglikemi, anemia, hipotensi postural, dll. D. Gejala Klinis Keluhan dari pasien dapat berupa rasa berputar, atau tempat di sekitarnya bergerak atau perasaan bahwa mereka mengelilingi sekitarnya dan tidak dapat menentukan tempatnya. Beberapa orang menggambarkan perasaan tertarik ke arah lantai atau ke arah satu sisi ruangan, sukar untuk memfokuskan penglihatan dan merasa tidak enak untuk membuka mata selama serangan. Disertai pula dengan mual muntah, keringatan dan dada berdebar-debar . Dari gejala yang didapatkan dapat dibedakan apakah kelainannya di perifer atau sentral, seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Perbedaan vertigo tipe perifer dengan sentral Gejala Onset Beratnya keluhan Durasi dan Gejala Sifat vertigo Nistagmus Fiksasi visual Perifer Tiba-tiba Gejala hebat, episodik Beberapa menit sampai jam Rasa berputar Sentral Perlahan Gejala ringan, kontiniu Kronik Rasa melayang, hilang

keseimbangan, light headed (+) satu arah (dengan fase Kadang-kadang dua arah cepat atau lambat) Dihambat oleh nistagmus Tidak ada hambatan Berubah-ubah Berubah-ubah Jarang

dan vertigo Arah post pointing Ke arah fase lambat Arah jatuh pada Ke arah fase lambat Romberg test Gangguan lain Tuli, tinitus, mual, muntah

E. Pemeriksaan Penderita dengan Vertigo

1. Anamnesis Anamnesis merupakan bagian pemeriksaan yang paling penting untuk penderita vertigo, oleh sebab itu diperlukan anamnesis yang cermat dan banyak memerlukan waktu . Penderita diminta melukiskan dengan kata-kata sendiri apa yang dimaksudnya dengan pusing Anamnesis khusus dengan vertigonya o Adakah kekhususan sifat vertigo yang timbul, keparahan vertigonya o Intensitas timbulnya vertigo berkaitan dengan perjalanan waktu o Bagaimana timbul dan bagaimana berakhirnya o Pengaruh lingkungan atau situasi o Keluhan lain seperti telinga berdenging, mual, muntah dll

Anamnesis untuk keluhan-keluhan lain (drop attack, gangguan penglihatan, disatria, disfonia, gangguan pergerakan atau sensibilitas) bilamana keluhan ini ada dan bersamaan dengan penurunan kesadaran maka perlu dicurigai kelainan serebrovaskuler.

Anamnesis intoksikasi/pemakaian obat-obatan, sepeti streptomisin, anti konvulsan, gentamisin, anti hipertensi, kanamisin, penenang, neomisin, alkohol, fenilbutazol, kinin, asam eta-akrinik, tembakau.

2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan mata dilakukan pada kondisi mata bergerak dan dalam posisi netral. 1. Mencari adanya strabismus dan atau diplopia 2. Mencari adanya nistagmus Nistagmus yang disebabkan oleh kelainan sistem syaraf pusat mempunyai ciri-ciri : a. b. c. d. e. Nistagmus pendular : nistagmus yang tidak memiliki fase cepat dan lambat. Nistagmus vertikal yang murni : nistagmus yang geraknya ke atas dan ke bawah Nistagmus rotarorri yang murni : nistagmus yang geraknya berputar Gerakan nistagmoid : gerakan bola mata yang bukan nistagmus sebenarnya Nistagmus tatapan yang murni : nistagmus yang berubah arahnya bila arah lirik mata berubah. Pemeriksaan nistagmus dengan tes elektronistagmografi

Pemeriksaan dengan alat ini diberikan stimulus kalori ke liang telinga dan lamanya serta cepatnya nistagmus timbul dapat dicatat pada kertas, menggunakan teknik yang mirip dengan elektrokardiografi. 3. Pemeriksaan dengan rangsangan perubahan posisi kepala dan tubuh

Cari kemungkinan posisi yang membangkitkan nistagmus atau vertigo. kepala menggantung. Tiap-tiap test dilakukan selama 1 menit dengan kecepatan perubahan posisi 90 derajat dalam 5 detik sehingga pengaruh gaya gravitasi ditiadakan

Test baring terlentang, baring miring ke kiri, kanan dan tes baring terlentang dengan

4. Manuver Hallpike Langkah-langkah :-

Tolehkan kepala pasien 450 ke arah kiri Kemudian pasien direbahkan sampai kepala bergantung di pinggir tempat tidur Pasien tetap membuka mata agar pemeriksa dapat melihat gejala nistagmus. Tolehkan kepala pasien ke arah kanan, perhatikan munculnya nistagmus ke arah yang berlawanan.

-

Pemeriksaan Keseimbangan Berdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumit dan berjalan secara tandem. Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki dengan mata tertutup. Pemeriksaan Pendengaran Garpu tala Audiometri

F. Pengobatan 1. Medikamentosa Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Beberapa obat yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut :

1. antikolinergik/parasimpatolitik 2. antihistamin 3. penenang minor dan mayor 4. simpatomimetik 5. vasodilator 2. Fisioterapi Bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya mekanisme kompensasi/ adaptasi atau habituasi sistem vestibuler yang mengalami gangguan tersebut. Pengobatan vertigo :

Terapi kausal : merupakan pengobatan terbaik yaitu sesuai dengan etiologi

Pengobatan terhadap kelainan susunan saraf pusat seperti iskemia, hipotensi, infeksi, trauma kepala, tumor, migren Pengobatan kelainan sistem vaskuler perifer seperti kelainan telinga tengah/dalam

Terapi simptomatik (medika mentosa) ditujukan kepada 2 gejala a. rasa vertigo, mutar melayang b. gejala otonom (mual, muntah) Pemilihan obat: sesuai efek obat, berat dan fase vertigo Golongan obat : a. Menekan irritabilitas vestibular - Anti histamin: dimenhidrinat (dramamin) - Prometazine (phenergan) - Sinarizin (vertizin, stugoron) - Benzodiazepin - Beta blocker : carvedilol - Ca entry blocker (flunarizine) b. Memperbaiki aliran darah ke labirin dan batang otak (meningkatkan oksigenasi) - Histaminik : betahistin (merislon) - Ca entry blocker (flunarizine) c. Mengatasi mual, muntah

-

Fenotiazine (proklorperazin, stemetil) Terapi rehabilitatif Meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pasien dengan gangguan vestibular Menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi yang dilakukan berulang-ulang.

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN 1. Identitas Pasiena. Nama/Kelamin/Umur b. Pekerjaan/pendidikan c. Alamat

: Rara/ Perempuan / 25 tahun : Ibu Rumah Tangga / SMA : Jl Bahari no.2 ulak karang ,Padang

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluargaa. Status Perkawinan b. Jumlah Anak

: Sudah Menikah : 1 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : Berasal dari golongan ekonomi sedang dengan penghasilan

suami perbulan 1.500.000 yang bekerja sebagai pegawai swasta

d. KB

: Tidak ada :

e. Kondisi Rumah-

Rumah permanen, 2 kamar tidur , perkarangan kecil, luas bangunan 8x5 m2 Ventilasi cukup Listrik ada Sumber air minum : PDAM WC ada 1 buah, septitank ada Sampah dibuang di TPS Jumlah penghuni 3 orang ; pasien, suami pasien serta 1 orang anak pasien.

-

-

f. Kondisi Lingkungan Keluarga-

Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.

3. Aspek Psikologis di keluarga Hubungan di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya baik.

4. Riwayat Penyakit Dahulu / Penyakit Keluarga

Pasien pernah menderita pusing berputar 3 bulan yang lalu, dibawa ke puskesmas dan mendapatkan pengobatan serta tidak ada keluhan. Pasien lupa nama obat yang diminum.

Riwayat hipertensi, DM (-) Riwayat infeksi pada telinga (-) Tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini.

5. Keluhan Utama Pusing berputar sempoyongan sejak 1 hari yang lalu

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Pusing berputar sempoyongan sejak 1 hari yang lalu. Pusing bertambah hebat selama 1 menit saat kepala digerakkan ke kiri ataupun kekanan. Sebelumnya rasa pusing berputar ini terjadi secara tiba-tiba dan biasanya dirasakan dalam waktu singkat.

Pusing disertai dengan mual, tapi muntah tidak ada. Telinga berdenging (+), pandangan ganda(-). Sakit kepala (+) diseluruh lapangan kepala sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala terasa berdenyut dan dirasakan terus menerus. Pasien mengeluhkan sukar untuk tidur sejak sakit.

Penurunan nafsu makan (+) sejak 5 hari yang lalu Riwayat trauma tidak ada Demam sebelumnya tidak ada Riwayat pemakaian obat-obatan lama (-) Riwayat kelelahan ada sejak mempunyai anak pertama Riwayat memakan sarapan pagi jarang dilakukan Riwayat memakai kacamata (-) Buang air kecil dan buang air besar biasa

7. Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran Nadi Nafas TD Suhu BB TB Indeks Massa Tubuh : Sedang : CMC : 78x/ menit : 20x/menit : 110/60 mmHg : 36,8 0C : 60 Kg : 165 cm : 60_ (1,65)2 Mata Kulit : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik : Turgor kulit baik = 22,03 ( normoweight)

Dada Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : Kiri Atas Auskultasi Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Perut tidak tampak membuncit : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - ) : Timpani : BU (+) N : 1 jari medial LMCS RIC V : RIC II : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-) Kanan : LSD : iktus tidak terlihat : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V : sonor : vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-) : simetris ki=ka : fremitus ki=ka

Status Neurologis : 1. GCS 15 : E4 M6 V5 2. Tanda rangsangan meningeal : - Kaku kuduk (-) - Brudzinsky I (-) - Brudzinsky II (-) - Kernig (-) 3. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :

- muntah proyektil (-) - sakit kepala progresif (-) 4. Nn Kranialis : -NI - N II - N III, IV, VI -NV - N VII - N VIII - N IX, X - N XI - N XII : : : : : : : : : penciuman baik reflek cahaya +/+ pupil bulat, diameter 3 mm/ 3 mm, gerakan bola mata bebas ke segala arah, nistagmus (-) bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris Fungsi pendengaran baik Arcus faring simetris, uvula di tengah. bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan lidah : deviasi (-)

Keseimbangan dan Koordinasi : : Tes Romberg (+), Romberg dipertajam (+), pasien jatuh ke samping. : Tandem gait (+), stapping gait (+) : Tes telunjuk hidung : tidak terganggu : Test supinasi-pronasi : tidak terganggu : Test tumit-lutut : tidak terganggu 5. Motorik : 5 5 5 5 5 5 555 555 Sensorik - Eksteroseptif : rasa raba, tekan dan nyeri baik - Proprioseptif : rasa getar dan posisi sendi baik Fungsi otonom : BAK dan BAB normal Reflek fisiologis : Reflek biseps +/+, Reflek triceps +/+, Reflek KPR +/+, Reflek APR +/+ Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-, Reflek Babinsky Group -/8. Laboratorium : Tidak Dilakukan

9. Diagnosis Kerja

Vertigo Perifer10. Diagnosis Banding : -

11. Manajemen a. Preventif :-

Istirahat yang cukup Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri dari tempat tidur

-

-

Hindari posisi membungkuk dalam mengangkar barang ( hindari posisi yang mencetuskan rasa pusing berputar)

b. Promotif-

:

Menjelaskan dan memberikan edukasi tentang vertigo, pencegahannya dan pengobatannya

c.

Kuratif-

:

Betahistin mesilat tab 6 mg 3x1 tab/hari Domperidone tab 10 mg 3x1 tab/hari Flunarizin tab 5 mg 2x1 tab/hari

d. Rehabilitatif : -

Kontrol teratur ke Puskesmas untuk menilai efek pengobatan yang diberikan. Meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pasien dengan gangguan vestibular serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap

stimulasi yang dilakukan berulang-ulang. Hal ini dapat dilakukan dengan latihan visual vestibular : Pasien berbaring melirik keatas-kebawah-kesamping kiri-kanan mulamula lambat makin lama makin dipercepat Gerakan fleksi ekstensi kepala dan ke kiri - ke kanan Lakukan hal yang sama pada posisi duduk Bila sudah mungkin lakukan waktu berdiri Kemudian latihan berjalan, tenden dengan mata terbuka kemudian mata tertutup

Dinas Kesehatan Kodya Padang Puskesmas Ulak Karang Dokter Tanggal : Curanira : 7 februari 2011

R/ Betahistin Mesilat tab 6 mg No. X S3 dd tab I __________________________________________ R/ Domperidone tab 10 mg No.X S3 dd tab I __________________________________________ R/ Flunarizin tab 5 mg No.X S 2 dd tab I

Pro : Rara Umur : 25 tahun

DISKUSI Telah diperiksa seorang wanita berumur 25 tahun yang datang ke Puskesmas Ulak Karang dengan diagnosis klinik vertigo vestibuler perifer, diagnosis topik apparatus vestibuler, dan diagnosis etiologi susp vertigo posisional. Diagnosis vertigo perifer ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis diketahui pasien merasa pusing berputar yang timbul secara tiba-tiba. Pusing bertambah dengan perubahan posisi kepala. Pusing diiringi dengan mual dan telinga berdenging. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nistagmus (-) dan adanya gangguan koordinasi berupa tes romberg (+), romberg yang dipertajam (+), dan tandem gait (+),stapping gait (+), sedangkan pada pemeriksaan tes tunjuk hidung tidak ada gangguan, hal ini menunjukkan bahwa pasien ini menderita vertigo posisional. Penatalaksanaan umum pada pasien ini yaitu dengan istirahat yang cukup, bangun secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri dari tempat tidur serta menghindari posisi membungkuk dalam mengangkat barang ( hindari posisi yang mencetuskan rasa pusing berputar). Selanjutnya perlu dijelaskan kepada pasien mengenai penyakit vertigo, penyebabnya pencegahannya dan pengobatannya . Pasien diberikan terapi kuratif betahistin mesylate, suatu analog histamin, dapat meningkatkan sirkulasi di telinga dalam dengan cara memperbaiki mikrosirkulasi pada labirin dan menurunkan tekanan pada endolimf sehingga dapat mengatasi gejala vertigo. Flunarizin merupakan suatu golongan antagonis kalsium yang bersifat supresan

vestibular (sel rambut vestibular banyak mengandung terowongan kalsium), bersifat antikolinergik dan antihistamin. Antiemetik Domperidone merupakan antagonis dopamin yang diberikan untuk pengobatan jangka pendek terhadap gejala mual pada pasien, dimana domperidone memiliki efek langsung dengan menekan pada pusat muntah the chemoreceptor trigger zone. Penatalaksanaan rehailitatif yatu dengan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pasien dengan gangguan vestibular serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi yang dilakukan berulang-ulang, salah satu metodenya yaitu dengan cara latihan visual vestibular. Dengan latihan ini diharapkan dapat meminimalkan gejala vertigo karena telah dilakukan sensitisasi dan stimulasi berulang ulang pada pasien. Pasien diharapkan kontrol teratur ke Puskesmas untuk menilai efek pengobatan yang diberikan.