Author
nurul-falah-kaloko
View
247
Download
1
Embed Size (px)
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
1/28
BAB 46PENYAKIT SARAF PERIFER
Dalam topik sederhana ini, sebuah usaha dilakukan agar mampu
disediakan sebuah gambaran dari subjek yang sangat luas dan sulit pada penyakit
saraf perifer. Oleh karena struktur dan fungsi sistem saraf perifer yang relatif
sederhana, dapat dipastikan bahwa ilmu pengetahuan kita mengenai penyakit ini
dapat diketahui secara lengkap. Terkecuali kasusnya. Sebagai contoh, ketika
sekelompok pasien dengan polineuropati kronis diperiksa secara intensif di pusat
spesialistik tinggi untuk penelitian tentang penyakit saraf perier beberapa dekade
yang lalu, penjelasan yang sesuai atas keadaan mereka tidak ditemukan pada 24
dari kasus !Dyck et al, "#$"% dan hanya sedikit gambaran yang kurang baik di
klinik kita akhir&akhir ini. 'ebih lanjut, dasar fisiologis dari banyak gejala
neuropatik membuat para ahli terus menggali dan pada banyak kasus neuropati
perubahan patologis belum sepenuhnya dimengerti.
(agaimanapun juga, terdapat gelora ketertarikan terkini terhadap penyakit pada
sistem saraf perifer, yang akan menjanjikan perubahan pada keadaan ini.
)enelitian mikroskopik elektron, metode histometrik kuantitati terbaru, dan teknik
fisiologi halus telah mengembangkan pengetahuan kita mengenai struktur dan
fugsi saraf perifer dan secara cepat mampu meningkatkan teknik dalam bidang
imunologi dan genetik molekuler sehingga ke depannya diharapkan mampu
menelisik lebih lengkap dari kategori&kategori penyakit neuropati. Dalam
beberapa tahun terakhir, bentuk terapi yang efektif untuk beberapa neuropati
prifer juga telah dikenalkan, membuat diagnosa imperatif lebih akurat. *ntuk
alasan ini, dokter menemukan bahwa neuropati perifer merupakan kategori
penyakit neurologis yang menantang dan memuaskan.
1
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
2/28
Pertimbangan Umum
)enting untuk memiliki konsep yang jelas dari jaras sistem saraf perifer danbagaimana mekanisme sistem ini dapat begitu terpengaruh kepada penyakit.
Sistem saraf perifer termasuk semua struktur saraf pada membran pial pada
jaringan korda spinalis dan batang otak terkecuali ner+us optik dan bulbus
olfaktorius yang mempunyai jaras khusus dari otak. (agian dari sistem saraf
perifer pada kanal spinalis dan terhubung dengan permukaan dorsal dan +entral
dari korda spinalis disebutspinal nerve roots sementara yang terhubung dengan
permukaan +entrolateral dari batang otak disebut cranial nerve roots, atau biasa
disebut ner+us kranialis.
)ercabangan dorsal dan posterior !aferen atau sensoris% terdiri dari prosesus
a-onal pusat dari ganglia sensori epinal dan ganglia kranial. *ntuk mencapai
korda spinalis dan batang otak, mereka memanjang pada jarak yang ber+ariasi ke
dlam tanduk dorsal dan kolumna posterios !funiculi% dari korda spinalis ke dalam
trigeminal spinal dan traktus lainnya di medulla dan pons sebelum terhubung
dengan neuron sekunder seperti yang dijabarkan pada (ab #. kson perifer darisel ganglion akar dorsal adalah serabu saraf sensoris. /ereka berakhir sebagai
percabangan yang bebas atau akhir dari korpuskular yang terspesialisasi, &seperti
reseptor sensoris& pada kulit, sendi dan jaringan lainnya. Serabut saraf sensoris
ber+ariasi dalam ukuran dan ketebalan selaput myelin berdasarkan hal ini,
mereka diklasifikasikan sebagai tipe , ( atau 0 seperti yang dibahas di (ab $.
kar +entral atau anterior !eferen dan motorik% terdiri dari akson dari sel tanduk
anterior dan lateral dan nukleus motoris dari batang otak. Serabut bermielin besar
secara keras berujung pada serabut otot sementara serabut tak bermielinisasi
berujung di ganglia simpatetik atau parasimpatetik. 1anglia autonom ini
mempengaruhi akson yang berujung pada otot halus, otot jantung, dan kelenjar.
Dengan melewati rongga subarachnoid, dimana lapisan epineural yang baik
kurang, saraf kranialis dan spinalis !baik sensoris dan motoris% banyak ditemukan
dan rentan terhadap substansi pada cairan serebrospinal !0S%, percabangan
lumbosakral memiliki paparan yang lebih lama !1br 43."%.
2
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
3/28
elanjutan jauh dari ramifikasi perifer dari saraf kranialis dan spinalis tercatat
sebagaimana selubung tebal yang protektif dan suportif dari perineurium dan
epineurum dan +askularisasi yang unik pada arah longitudinal dari percabangan
arteri yang kaya akan nutrien anastomosis yang mengaktifkan epineurium dan
perineurium. )erineurium terdiri dari selubung jaringan ikat yang mengelilingi
dan memisahkan setiap bundel dari jaringan saraf !fasikel% dari berbagai ukuran,
setiap fasikel berisi beberapa ratus akson. Selubung yang mengikat dan
mengelilingi semua fasikel dari saraf adalah epineurium. etika akar persarafan
mendekati korda spinalis, epineurium menyatu dengan dura !1br 43."%. 5aringan
ikat halus yang melapisi serabut saraf tunggal disebut endoneurium. )ersarafan
berlanjut foramen sempit !inter+ertebral dan kranial% dan beberapa di antaranya
melewati terowongan ketat secara perifer di tungkai !sebagai contoh ner+us
median antara ligamen karpal dan selubung tendon dari otot fleksor lengan atas
dan ner+us ulnaris pada terowongan cubital%. (entuk anatomis ini menjelaskan
kerentanan beberapa ner+us terhadap tekanan dan desakan serta kerusakan akibat
iskemik. kson sendiri berisi aparatus mikrotubuler internal yang kompleks untuk
menyokong kesatuan membran dan untuk menghantarkan substansi tertentu
seperti neurotransmitter antara badan sel saraf yang jauh dan mencapai serabut
saraf.
Serabut saraf !akson% dilapisi oleh segmen pendek dari mielin dengan
panjang ber+ariasi !267 sampai "777 8m%, yang tiap&tiapnya dibungkus oleh sel
Schwann dan membrannya. 9alaupun membran sel Schwann melapisi sebuah
akson disebut selubung myelin. aktanya, sistem saraf perifer dapat didefinisikan
secara akurat sebagai bagian dari sistem saraf yang dihasilkan oleh sitoplasma dan
membran sel Schwann. Setiap segmen myelin dan sel Schwann memiliki
hubungan simbiosis terhadao akson, namun tetap independen secara morfologis.
Struktur membran aksonal pada gap antara segmen selubung myelin !:odus
;an+ier% terspesialisasi, berisi channel natrium berkonsentrasi tinggi yang
memungkinkan konduksi elektrolik menghasilkan impuls saraf seperti yang
digambarkan pada (ab 46. Serabut tak bermielinisasi, lebih banyak terdapat pada
saraf perifer daripada yang bermielin, juga pada sel di akar dorsal dan ganglia
autonomik. (undel kecil dari akson tak bermielinisasi ini dilapisi oleh sebuah sel
3
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
4/28
Schwann penjuluran halus dari sitoplasma sel Schwann membedakan bundel ini
dengan akson tunggal. Setiap serabut saraf sensoris berakhir pada ujung spesial
yang didesain sensitif terhadap beberapa stimulus alami seperti yang dibahas pada
(ab $ dan #.
Mekanime Pat!genik "ariPen#akit Sara$ Peri$er
1ambaran anatomik yang dijelaskan sebelumnya mempermudah pemahaman
konseptual dari berbagai penyakit yang memengaruhi saraf perifer. )roses
patologis mungkin dapat langsung dihubungkan dengan beberapa kelompok sel
saraf yang aksonnya mempengaruhi saraf tersebut, sebagi contoh, sel pda tanduk
anterior dan lateral pada korda spinalis, ganglia akar sorsal, atau ganglia
simpatetik dan parasimpatetik. Tiap sel ini menampilkan kerentanan spesifik
terhadap proses penyakit tertentu dan bila rusak !misalnya sel saraf motoris pada
poliomyelitis%, menghasilkan degenerasi sekunder akson dan selubung myelin dari
serabut perifer dari saraf ini. 1ejala neuropati dapat diinduksi oleh sejumlah
gangguan fungsi dan struktur dari dari kolumna +entralis dan dorsalis pada korda
spinalis, yang berisi serabut awal dan akhir dari tanduk anterior ganglia akar
dorsal secara respektif. /yelin dari serabut pusat ini berbeda dengan serabut
perifer, dibungkus oleh oligodendrosit daripada sel Schwann dan serabut ini lebih
ditopang oleh astrosit daripada fibroblas.
arena hubungan erat antara akar saraf terhadap '0S dan sel araknoid
terspesialisasi !+illi araknoid%, sebuah proses patologis di '0S atau leptomening
mungkin dapat menyebabkan kerusakan pada akar spinalis. )enyakit jaringan ikat
dapat mempengaruhi saraf perifer yang terdapat pada selubungnya. )enyakit
arterial difus atau lokal mungkin dapat melukai saraf dengan menghambat arteri
yang menghantarkan nutrisi. )ada kategori besar dari neuropati yang terkait imun,
kerusakan dapat diakibatkan oleh baik paparan seluler maupun humoral pada
beberapa komponen myelin. (agian ini diktandai oleh adanya ikatan antibodi
sirkuler terhadap bagian tertentu pada nodus ;an+ier, yang menyebabkan
4
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
5/28
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
6/28
sebagai bagian sari selubung akar. )ada sudut subaraknoid, araknoid
direfleksikan sejauh akar dan berlanjut hingga lapisan terluat dari selubung
akar. )ada persimpangan dengan korda spinalis, lapisan terluar dari selubung
akar berlanjut hingga ke pia mater.
Di antara neuropati genetik, produk gen yang terganggu pada beberapa
kasus kini diketahui dapat menyebabkan kecacatan myelin, yang secara besar
memperlambat konduksi di sepanjang saraf. )ada penyakit genetik lainnya
dispekulasikan bahwa komponen struktural dari akson yang terganggu
menyebabkan degenerasi aksonal dan konduksi elektrik yang terganggu.
Reaki Pat!&!gi Pa"a Sara$Peri$er
Secara patologis, beberapa proses berbeda diketahui pada saraf perifer,
walaupun tidak spesifik dan mungkin muncul pada berbagai kombinasi kasus.
(eberapa proses klasik di antaranya demielinisasi segmental, degenerasi
9allerian, dan degenerasi aksonal !Secara diagramatik digambarkan pada gbr
43.2%
Selubung myelin merupakan elemen paing rentan dari sebuah serabut saraf
yang mungkin dapat rusak karena proses primer yang melibatkan sel Schwann
atau selubung myelin itu tersendiri, atau dapat rusak karena proses sekunder
sebagai konsekuensi dari penyakit yang mempengaruhi akson. Degenerasi fokal
dari selubung myelin dengan akson tunggal disebut demielinisasi segmental.
1ambar 43.2. Diagram dari proses patologik dasar yang mempengaruhi saraf
perifer. )ada degenerasi wallerian, terdapat degenerasi pada silinder aksis dan
distal dari myelin terhadap aksonal yang terkait !panah%, dan kromatolisis
sentral. )ada demielinisasi segmental, a-on menjadi berkurang. )ada degenerasi
aksonal, terdapat degenerasi distal dari myelin dan silinder aksis sebagai akibat
dari penyakit neuronal. (aik degenerasi wallerian dan aksonal dapat
menyebabkan atrofi otot.
6
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
7/28
)erubahan karakteristik dari demielinisasi segmental adalah akibat tidak
tampaknya selubung yang melapisi segmen dengan panjang ber+ariasi, dibatasipada tiap ujung saraf dengan mengawetkan segmen dari myelin. >al ini membuat
segmen yang panjang dari akson terekspos dari lingkungan interstisial. /yelin
dapat juga berdegenarasi sekunder karena penyakit aksonal pada proses umum
yang mungkin terjadi baik pada bagian proksimal ataupun distal dari aksonal yang
terkait. 'esi yang umumnya dijumpai pada saraf perifer menggambarkan tipe
reaksi baik aksonal maupun myelin, kerusakan distal ke askonal disebut
degenerasi wallerian. Degenerasi wallerian dapat digambarkan sebagai dying
forward, sebuah proses dimana saraf berdegenerasi dari titik kerusakan di luar
aksonal. ontras ketika akson berdegenras sebagai bagian dari fenomena dying
back dalam polineuropati metabolik, yang disebut degenerasi aksonal. Disini
akson dipengaruhi mulai dari distal hingga proksimal, dengan penghilangan
myelin yang terjadi secara paralel dengan perubahan aksonal. Satu penjelasan
yang mungkin pada proses ini adalah bahwa kerusakan primer terjadi di
perikaryon neuronal, yang mengakibatkan gagal fungsi dalam sintesa protein dan
menghanrkannya ke bagian distal dari akson. /ungkin pula terdapat
kemungkinan bahwa ?at toksin dan proses metabolik tertentu mempengaruhi
akson atau merusak transport aksonal anterograde ke perifer gangguan fungsional
akan menjadi proporsional dalam ukuran dan panjang dari akson yang diblok.
erusakan sel tanduk anterior atau akar motoris proksimal pada kerusakan
bertahap dari saraf motorik distal dan selubung myelin !sebuah bentuk degenerasi
wallerian%. erusakan yang sama pada akar dorsal menghasilkan degenerasiwallerian sekunder pada kolumna posterior dari korda spinalis, tapi tidak dari
saraf sensoris perifer karena sel ganglion akar dorsal mempertahankan kesatuan
dari akson distal. Dengan kata lain, kerusakan dari akson menyebabkan
degenerasi wallerian dalam beberapa hari pada semua myelin distal pada titik
jejas. /yelin rusak menjadi blok atau o+oid yang menetap pada fragmen akson
!digestion chamber of Cajal%. ragmen myelin dikon+ersikan, melalui aksi
'
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
8/28
makrofag, menjadi lemak netral dan ester kolesterol dan dibawa oleh sel ini
menuju aliran darah.
(eberapa penyakit tertentu mempengaruhi neuron secara primer daripadaakson dan menyebabkan neuronopati motorik dan sensorik. )ada kasus
sebelumnya, sel akar anterior dipengaruhi oleh proses penyakit !penyakit neuron
motorik, atau neuronopati motorik%, dan yang terakhir, sel ganglion sensoris
!ganglionopati% menjadi rusak. Degerasi dari serabut saraf berikutnya pun
mengikuti.
;eaksi patologis lebih mudah dipahami jika ditemukan satu bentuk
struktur tertetu dari struktur sitoskeletal dan fungsi dari sel saraf dan aksonnya.
kson berisi neurofilamen dan mikrotubulus yang terorientasi secara longitudinal,
yang terpisah namun tetap terhubung oleh jembatan silang. ungsi utamanya
melibatkan transport substansi dari badan sel saraf menuju akson terminalis
!transport anterograde% dan dari akson distal kembali ke badan sel ! transport
retrograde%. Demikian pula, bila kerusakan akson parah, organel tidak dapat
ditransmisikan ke akson distal untuk tujuan memperbarui membran dan sistem
neurotransmitter. Dengan cara transport aksonal retrograde, badan sel menerima
sinyal untuk meningkatkan akti+itas metabolik dan memproduksi growth factor
dan bahan lain yang diperlukan untuk regenerasi aksonal. Dalam beberapa
mekanisme yang belum dapat dijelaskan secara komplit, akson menghasilkan
lingkungan lokal yang memungkinkan sel Schwann untuk mempertahankan
kesatuannya dengan selubung myelin yang berdekatan. >ilangnya sinyal tropis ini
membawa pada hilangnya selubung, namun bukan dari sel Schwann sendiri.
(ahkan perubahan karakteristik histopatologik pada badan sel yang
disebut kromatolisis atau reaksi aksonal sebagai konsekuensi dari interupsi
aksonal. )erubahan retrograd ini terdiri atas edema edema dari sitoplasma sel dan
marginalisasi dan penghilangan substansi :issl. )oin pentingnya adalah walaupun
perubahan destruktif pada serabut saraf, sel saraf yang tampak terganggu pada
gambaran histologik, tetap utuh dan reaktif.
(
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
9/28
)ada demielinisasi segmental, pemulihan fungsi dapat berlangsung dengan
cepat, karena akson yang tak berselubung namun tetap utuh hanya butuh untuk
beremielinisasi. Segmen internodal yang baru terbentuk awalnya lebih tipis
daripada yang normal dan ber+ariasi dalam ukuran panjang. Secara kontras,
pemulihan lebih lambat terjadi pada degenerasi wallerian dan aksonal, seringkali
membutuhkan waktu berbulan&bulan hingga bertahun&tahun karena akson harus
beregenerasi dulu dan menginer+asi ulang jaringan otot, organ sensoris, pembuluh
darah, dan sebagainya, sebelum fungsinya dapat kembali. etika akson
beregenerasi termielinisasi, segmen myelin internodal biasanya pendek dan
panjang internodal yang normal digantikan oleh tiga atau empat segmen yang
baru. Demielinisasi dan remielinisasi berulang menyebabkan terbentuknya
formasi onion bulbdan pembesaran saraf, hasil dari proliferasi sel Schwann dan
fibroblas yang melingkari akson dan selubung myelinnya yang tipis. 5ika sel saraf
rusak, maka tidak akan mungkin terjadi pemulihan fungsi kecuali regenerasi
kolateral dari akson dari sel saraf yang utuh.
)ada sirkumstansi yang paling ekstrim, interupsi pada sebuah saraf oleh
kerusakan yang parah atau mentah, keberlangsungannya dapat terganggu dan
mungkin tidak mampu berkembang lagi. ;egenerasi filamen aksonik menjadi
menyimpang dan formasi parut fibroblastik pada ujung bagian sentral dari sarap
yang terganggu, membentuk pseudoneuroma.
;eaksi patologik ini secara relatif tidak dapat dengan sendirinya
mendiferensiasi ratusan bahkan lebih penyakit saraf perifer namun ketika
dihubungkan dengan efek selektif pada berbagai jenis tipe dan ukuran serabut,
topografi lesi, dan waktu terjadinya proses penyakit, mereka menyediakan kriteriadimana banyak penyakit dapat dibedakan. Selanjutnya, identifikasi dari reaksi
dasar dari saraf ini adalah bernilai besar dalam inspeksi material patologik baik
dari jaringan biopsi dan autopsi.
Di samping itu terdapat perubahan patologik khusus, neural tidak spesifik,
yang menandai beberapa penyakit tertentu dari sistem saraf perifer. >al ini
melibatkan perubahan inflamasi atau +askuler atau deposisi material di
interstisium saraf. Sebagai contoh, polineuritis demielinisasi akut pada tipe
)
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
10/28
1uillain (arre ditandai oleh adanya infiltrasi endoneurial yang berisi limfosit dan
sel monuklear lain pada saraf, akar serta ganglia sensoris dan simpatetik infiltrasi
dan kerusakan myelin memiliki distribusi peri+enous. )ada poliarteritis nodosa,
karakteristik panarteritis yang nekrosis dengan sumbatan trombus pada pembuluh
darah dan infark fokal dari saraf perifer adalah temuan yang dominan. Deposisi
dari amiloid di jaringan ikat endoneurial dan lumen pembuluh darah
mempengaruhi serabut saraf sebagai efek toksik sekunder adalah keadaan khusus
dari polineuropati amiloid bawaan dan didapat. )ada satu kasus polineuropati
bawaan pada anak&anak, akson membesar oleh sekumpulan massa erat dari
neurofilamen. )olineuropati difteritis ditandai oleh adanya karakter demielinisasi
predominan terhadap perubahan serabut saraf, lokasi perubahan ini pada sekitar
akar dan ganglia sensoris, pada keadaan subakut, dan kurangnya reaksi inflamasi.
)olineuropati lainnya !paraneuroplastik, nutrisi, porifirik, arsenik, dan uremik%
secara topografi adalah simetris dan semuanya menampilkan gambaran degenerasi
aksonal, namun saat ini tidak dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan
gambaran histopatologik. Sejumlah neuropati ditandai oleh deposisi antibodi dan
komplemen pada selubung mielin atau pada elemen dari akson. )erubahan ini
dapat didemonstrasikan dengan teknik imonuhistopatologik.
Terkait mononeuropati patologi, pengetahuan kita masih belum sempurna.
Tekanan pada saraf atau akar saraf, yang menghasilkan iskemia lokal maupun
segmental, tarikan dan laserasi dari saraf adalah mekanisme yang belum daat
dimengerti, serta perubahan patologi ditemukan pada penelitian eksperimental.
@nfiltrasi tumor dan +askulitis dengan infark iskemik dari saraf terjadi pada
beberapa kasus. Dari jenis infeksi dan granuloma lokal sampai ke saraf tunggal,
hanya lepros, sarkoid, dan herper ?oster yang menunjukkan stadium penyakit
yang dapat diidentifikasi. *ntuk sebagian besar mononeuropati akut, perubahan
patologis belum dapat didefinisikan, karena biasanya bersifat jinak sehingga tidak
ada kemungkinan untuk pemeriksaan patologi yang lengkap.
*e+a&a Pen#akit Sara$ Peri$er1,
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
11/28
Terdapat sejumlah gejala dan tanda dari motorik, sensorik, refleks,
otonom dan tropis yang khas pada penyakit saraf perifer. )engelompokan ke
dalam gejala berdasarkan gambaran topografik dan temporal sangat penting dalam
menunjang diagnosa klinis. )ola topografik dijabarkan pada topik A)endekatan
pada )asien dengan :europati )eriferB. (erikut ini adalah gejala primer yang
muncul pada penyakit saraf perifer.
Gangguan pada Fungsi Motorik 1angguan persisten pada fungsi motorik yang
berlangsung berhari&hari, berminggu&minggu bahkan berbulan&bulan dalam pola
topografik yang melibatkan saraf perifer, mengakibatkan demielinisasi segmental,
gangguan aksonal, atau kerusakan pada neuron motorik. Derajat kelemehan
sebannding dengan jumlah neuron motorik maupun akson yang terpengaruh,
walaupun nyeri dan hilangnya fungsi kinestetik menambah gangguan fungsional.
)olineuropati secara umum ditandai oleh adanya distribusi simetris pada
kelemahan atau paralisis. Dalam kasus kerusakan aksonal yang difus, otot kaki
dan tungkai dipengarui lebih awal dan lebih parah daripada pada otot tangan dan
lengan. Dalam bentuk penyakit aksonal yang lebih ringan, hanya kaki dan tungkai
bawah yang terlibat. Otot trunkus dan kranial biasanya terlibat paling akhir, dan
hanya pada kasus yang parah. >al ini menggambarkan pola length dependentdari
degenerasi aksonal. :europati nutrisional, metabolik dan toksik umumnya muncul
pada bagian distal dari pola aksonal. )erubahan patologis pada beberapa kasus
dimulai dari bagian paling distal dari saraf terbesar dan terpanjang dan meningkat
di sepanjang serabut yang terpengaruh menuju badan sel !dying back neuropathy,
a-onopati distal%.
)ola predominan tipikal dalam hal jarak tidak umum dijumpai pada
demielinisasi kronis di neuropati inflamasi, dimana bentuk alami lesi multifokal
dan hambatan konduksi elektrik mengakibatkan kelemahan tungkai proksimal dan
otot fasialis sebelum atau bersamaan dengan bagian distal terpengaruh.
)engecualian lain terhadap pola kelemahan predomiman distal yakni porfiria,
yaitu proses aksonal yang mengakibatkan kelemahan pada bagian proksimal
tubuh.
11
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
12/28
)ola karakteristik lain dari kelemahan neuropatik yang melibatkan otot
tungkai, dada, dan leher sering menyertai paralisis respiratori. Cang paling dikenal
adalah sindroma 1uillain&(arre !S1(%. )enyebab umum yang paling jarang
adalah pola paralisis umum seperti difteri, paralisis tebal, dan polineuropati
toksik. Secara fatal, ketika terjadi, biasanya karena gagal nafas.
)aralisis bibrakial secara predominan adalah gambaran yang tidak biasa
dari penyakit neuropatik dapat terjadi pada polineuropati demielinisasi inflamasi
seperti sindrom Sjogren, neuropati imunitas kronik atau paraneoplastik, neuropati
bawaan, penyakit Tangier, dan neuritis brakial familial. !)enyebab yang paling
sering dari bibrachial palsy adalah penyakit pada neuron motoris itu sendiri,
secara spesifik, penyakit sistem motorik, seperti yang dibahas pada halaman ##
atau sebuah lesi yang terletak di pusat korda ser+ikal yang merusak neuron yang
sama ini%. )araparesis bukan tipe dari polineuropati umum, tapi pada pengamatan
dapat dijumpai infeksi dan inflamasi dari cauda equina, sebagaimana yang terjadi
pada penyakit 'yme, sitomegalo+irus, herpes simple- dan infiltrasi neoplastik
pada akar saraf. )aralisis bifasial dan saraf kranialis lain sering terjadi pada S1(,
dengan in+asi neoplastik, dan juga penyakit jaringan ikat, >@E, dan infeksi +irus
herpes, sarkoidosis, penyakit 'yme, atau salah satu neuropati metabolik yang
jarang !;efsum, (assen&orn?weig, Tangier, dan ;iley&Day%. >al ini dibahas di
(ab 4F pada penyakit pada ner+us kranialis dan pada (ab selanjutnya mengenai
penyakit metabolik dan infeksi pada sistem saraf.
trofi dari kelemahan dan paralisis otot secara umum merupakan
karakteristik dari penyakit pada neuron motorik atau akson motorik. >al ini
berlangsung perlahan dalam beberapa bulan, derajatnya sesuai dengan jumlahkerusakan dari serabut saraf motorik. Derajat maksimal dari atrofi dener+asi
terjadi dalam #7 sampai "27 hari dan mengurangi +olume otot lebih dari F6
sampai $7. trofi dapat pula terjadi sebagai akibat kurang digunakan terjadi
dalam beberapa minggu, namun kekurangan +olume otot tidak lebih dari 26
sampai 7 persen. Oleh karena itu, atrofi, tidak mengakibatkan paralisis akut dan
setidaknya menonjol pada neuropati demielinisasi akut dimana serabut saraf tidak
begitu dipengaruhi sebagaimana halnya mielin. )ada neuropati aksonal kronis,
12
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
13/28
derajat paralisis dan atrofi cenderung berkontribusi. khirnya, terjadilah
degenerasi atau hilangnya dener+asi serabut otot. )roses ini berlangsung selama 3
sampai "2 bulan dalam sampai 4 tahun, dimana sebagian besar serabut yang
berdener+asi akan berdegenerasi. (ila reiner+asi memakan waktu sampai setahun
lebih, fungsi motorik dan +olume otot dapat dipertahankan.
Refleks Tendonturannya adalah bila penurunan atau hilangnya refleks tendon
selalu merupakan tanda dari penyakit saraf perifer !terkecuali arefleksia pada syok
spinal digambarkan di (ab 44%. )ada neuropati serabut kecil, bagaimanapun,
refleks tendon dapat dipertahankan, walaupun akan muncul kehilangan persepsi
rasa nyeri dan stimuli suhu dan hilangnya fungsi autonom. )erbedaan ini
didasarkan pada fakta bahwa busur aferen dari refleks tendon memanfaarkan
serabut mielin keras dan besar yang berpangkal pada spindel otot. Sebaliknya,
pada neuropati yang terjadi pada diameter terbesar dari serabut bermielin keras,
refleks tendon berkurang lebih awal dan keluar dari proporsi kelemahan.
)erlambatan konduksi pada serabut sensoris dapat pula menghilangkan refleks
dengan cara mendispersi arus aferen dari impuls yang diinisiasi oleh terbukanya
tendon. Terdapat kesamaan antara arefleksia dan hilangnya sensasi propioseptif
dan posisi sendi sebagai contoh, serabut saraf besar dari spindel aferen bertipe
dan berukuran sama dengan serabut yang memediasu bentuk sensasi ini.
Selanjutnya, hilangnya fungsi sensorik yang bergantung pada serabut besar ini
pada munculnya refleks menetap mengimplikasikan proyeksi sentral dari sel
ganglion sensoris seperti, sebuah lesi di kolumna posterior dari korda spinalis.
>ilangnya refleks regional biasanya menjadi suatu tanda radikulopati.
Hilangnya Sensoris!'ihat juga halaman "$&"42% )olineuropati paling banyakmenyebabkan gangguan pada fungsi motorik dan sensorik, namun salah satunya
dapat menjadi lebih rentan dari satu yang lain. )ada kebanyakan neuropati
merabolik dan toksik, hilangnya sensoris melebihi kelemahan dan pda
neuronopati sensoris, tidak terdapat adanya defisit motorik. Secara kontras, pda
paralisis S1( lebih utama daripada hilang sensoris. )erbedaan ini ditekankan pda
gambaran penyakit saraf perifer tunggal pada bagian selanjutnya dari bab ini.
13
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
14/28
)ada polineuropati, sensasi dipengaruhi secara simetris di segmen distal
dari tungkai, lebih sering terjadi pada tungkai ketimbang lengan. )ada kebanyakan
tipe, semua modalitas sensoris !sensasi sentuhan&tekanan, nyeri, dan temperatur,
getaran dan posisi sendi% biasanya terganggu atau hilang sama sekali, walaupun
satu modalitas mungkin mempengaruhi proporsi yang lainnya, atau sensasi
superfisial mungkin terganggu daripada sensasi dalam. Sensasi getar biasanya
dipengaruhi oleh posisi dan rangsang taktil. )ada kasus yang ekstrim, semakin
neuropati memburuk, maka hilangnya fungsi sensoris akan meluas dari distal
sampai ke bagian paling proksimal dari tungkai dan abdomen anterior, thoraks dan
wajah. )ola escutcheondari hilangnya fungsi sensoris dari abdomen dan thoraks
pada neuropati aksonal yang parah, disalahpahami dari le+el sensoris pada lesi di
korda spinalis. (entuk karakteristik lain dari hilangnya fungsi sensoris
mempengaruhi torso, kulit kepala, dan wajah pola ini adalah ganglionopati
sensoris yang merupakan hasil dari refleks simultan pada bagian distal dan
proksimal saraf sensoris.
)ola yang berlawanan dari sensoris serabut besar bermanifestasi pada
sejumah penyakit, hilangnya sensasi nyeri dan temperatur dengan gangguan
ringan atau keci dari sensasi sentuhan&tekanan, getaran, dan posisi. )ola ini
menyerupai gangguan sensoris dari siringomyelia !halaman "47 da "7$4%. )ada
sebagian tipe polineuropati biasanya dapat ditemukan secara predominan pada
area lumbosakral !biasanya disebut siringomyelia lumbosakral%. )enguraian
dislokasi pseudosyringomyelic dari sensasi ini dapat meluas sampai ke lengan,
badan, bahkan permukaan kranialis. The+enard yang pertama mempertanyakan
dasar spinal dan secara umum setuju bahwa sebagian besar contoh bergantung
pada herediter dan neuropati snsorik serabut kecil tertentu !amilod, toksin seperti
pada kemoterapi, hilangnya sensasi nyeri bawaan, sindrom ;iley Day, dan
penyakit Tangier%. )ada penelitian keluarga yang dilakukan oleh dams dan
rekannya, segala bentuk sensasi mungkin saja hilang pada seluruh tubuh, ketika
tenaga motoris dan fungsi autonom tetap tersimpan. )aling sering, hilang sensasi
uni+ersal dikaitkan dengan penyakit didapat yang mempengaruhi ganglia sensoris
!neuronopati sensoris% biasanya ini merupakan proses paraneoplastik, namun
14
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
15/28
penyakit imunitas dan ?at toksin tertentu juga mampu melakukan hal yang sama
!seperti pada penyakit Sjogren, scleroderma%.
Parastesia, Nyeri, dan Disestesia gejala sensoris ini telah dijabarkan pada (ab #.hususnya pada tangan, dan kaki. Pins and needles, rasa seperti ditusuk, geli,
elektrik dan Novocain-like, adalah rasa yang digambarkan oleh pasien. )ada
sejumlah neuropati sensoris, parastesia dan kebas hanya gamaran yg dirasakan,
hilangnya sensori objektif masih kurang. :europati tertentu yang menyebabkan
nyeri, yang sering digambarkan sebagai sensasi terbakar, perih, tajam, seperti
teriris atau remuk, dan pada satu waktu dapat menyerupai nyeri terbakar pada
tabes dorsalis. )engalihan sensasi !allodinia% tempat yang umum seperti, geli, rasa
terbakar, nyeri iris, atau hanya disestesia yang kurang nyaman diinduksi oleh
rangsang taktil. Dalam kondisi ini, stimulus yang diberikan tidak hanya sensasi
yang menyimpang, tapi juga menyebar dan menetap walau stimulus telah
dihentikan. Seperti yang ditandai pada halaman ""$ dan ", reaksi pasien
mengindikasikan suatu hipersensiti+itas !hiperestesia%, namun lebih sering
ambang sensoris meningkat dan menghasilkan pengalaman atau respon sensoris
yang berlebihan !hiperpati%.
)arestesia dan disestesia yang menyakitkan sering dijumpai pada beberapa
tipe diabetes, alkoholik, dan neuropati amiloid. Secara umum, hal ini terjadi pada
kaki !kaki terbakar% dan sedikit kasus terjadi pada tangan. )ada herpes ?oster,
hanya dijumpai pada daerah terbatas di tubuh. *mumnya muncul pada kasus
diabetik dan neuropati +askuler tipe lain, dan masalah neuropati sensorik yang
umum dijumpai pada lansia. :yeri tebakar yang intens menggambarkan kausalgia
dari lesi saraf parsial !biasanya traumatik% dari ner+us ulnar, medianus, tibialisposterior, peroneal dan ner+us lainnya !halaman "27 dan ""F2%.
/ekanisma disestesia termal dan nyeri masih belum dapat dimengerti
sepenuhnya. Terdapat teori bahwa hilangnya serabut besar akibat tekanan
menghamat sel saraf penerima rangsang nyeri pada tanduk posterior dari korda
spinalis. )endapat yang bertentangan dengan penjelasan ini adalah kurangnya rasa
nyeri pada ataksia riedreich, dimana sebagian besar neuron berdegenerasi, dan
pada polineuropati sensori tertentu, dimana persepsi atas rangsang taktil !serabut
1%
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
16/28
besar% hilang. )enjelasan yang memungkinkan, didukung oleh rekaman
mikroneurografik yakni nyeri disestetik berasal dari pelepasan ektopik autogenik
yang muncul pada banyak tempat di sepanjang serabut saraf nosiseptif yang utuh
atau yang beregenerasi atau di reseptor terminalisnya. ontras dengan nyeri
disestetik, telah dipostulatkan bahwa nyeri neuropatik yng dalam dari neuritis
brakial atau siatika !nerve trunk pain% muncul dari iritasi dari ujung saraf normal
!ner+i ner+orum% pada selubung saraf tubuh itu tersendiri !sbury dan ields%.
)ertimbangan ini dibahas pada (ab $.
Ataksia Sensorik dan Tremor Deaferensiasi proprioseptif dengan pengurangan
derajat fungsi motorik menimbulkan ataksia pada pergerakan tungkai !seperti
yang dibahas pada (ab #. /ungkin, disfungsi dari serabut spinoserebelar pada
saraf perifer adalah penyebab munculnya ataksia. (eberapa dari ataksia yang
parah pada tipe ini terjadi dengan ganglionopati sensorik.
taksia tanpa kelemahan adalah karakteristik dari tabes dorsalis, yang murni
mempengaruhi akar posterior, seperti pada saraf !diabetic pseudotabes%, dan oleh
beberapa +arian dari S1( !sindrom isher% seperti beberapa neuropati sensorik
!ganglionopati%. etika ataksia tidak dapat dibedakan dari hal yang disebabkan
oleh penyakit serebellar, gambaran lain dari disfungsi serebelar seperti disartria
dan nistagmus masih kurang. )ada neuropati sensorik kronik dengan gambaran
ataksik, semua pergerakan walaupun kuat, mengalami hilang fungsi sensorik yang
dalam. arakteristik dari ataksia sensoris adalah kasar, menendang&nendang, dan
memukul kaki. >ilangnya proprioseptif mengakibatkan pergerakan fluktuatif pada
jari yang ekstensiGdisebut pseudoatetotik atau dancing fingers.
Tremor dapt muncul pada fase tertentu dari polineuropati. Shahani dkk
menemukan kesan bahwa hal ini terjadi karena hilangnya input dari aferen spindel
otot. Terapi kortikosteroid dapat memperparah tremor cepat ini. (entuk yang
parah dari tremor lambat dikombinasikan dengan pergerakan kaku pada neuropati
tertentu yang mempengaruhi serabut aferen besar, secara spesifik pada keadaan
autoimun, polineuropati glikoprotein terkait antimyelin !/1% dan di beberapa
kasus polineuropati demielinisasi inflamasi kronik [email protected])%. Tremor dapat
sewaktu&waktu menjadi lebih kasar terutama pada penyakit serebellar.
16
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
17/28
Perubaan Deformitas dan Tropik Di sejumlah kasus neuropati kronis, kaki,
tangan, dan spinal menjadi berubah bentuk. >al ini sering terjadi ketika penyakit
terjadi saat usia kanak&kanak. ustin menekankan bahwa deformitas pada kaki
ditemukan pada 7 pasien dengan polineuropati herediter, dan deformitas
kur+atur spinal terjadi pada 27 pasien. )ada awal kehidupan, kaki tertarik ke
posisi talipes eHuinus !de+iasi plantar% karena kelemahan yang tidak seimbang
antara otot pretibialis dan peroneal. )aralisis atrofik dari otot kaki intrinsik ketika
tulang mulai terbentuk mengakibatkan ekstensor panjang pada kaki dorsofleksi ke
falang proksimal dan fleksor panjang memendekkan kaki, meninggikan sudut
kaki, dan memfleksikan falang distal. >asilnya adalah claw foot le pied en
griffe! atau pes ca+us ketika penyakit tidak terlalu parah. )erubahan pada kaki ini
merupakan indikator diagnosis sehingga penyakit neuromuskluer yang terjadi
pada awal masa kanak&kanak atau selama pembentukan intrauterin. Claw hand
kongenital memiliki dasar yang sama. )ada awal masa kanak&kanan, pelemahan
yang tidak seimbang dari otot para+ertebral pada dua sisi spinal menyebabkan
kiposkoliosis.
trofi dener+asi dari otot merupakan gangguan tropis yang umum pada
gangguan ner+us motorik. (agaimanapun, terdapat sejumlah perubahan lain. )ada
analgesia dari bagian distal membuatnya rentan terhadap luka bakar, tekanan, dan
bentuk jejas lain yang mudah terinfeksi dan sulit untuk disembuhkan. )ada
tungkai yang non aktif dan anestetik, kulit menjadi kencang dan mengkilat, kuku
mengeras, dan jaringan subkutaneus menebal !perubahan tropis%. )ertumbuhan
rambut berkurang pada daerah yang terdener+asi. 5ika serabut autonom terganggu,
tungkai menjadi hangat dan eritem. 5ejas berulang serta infeksi subkutaneus
kronik dan osteomielitis menyebabkan hilangnya sensasi rasa nyeri pada jari dan
juga pembentukan ulkus plantar !mal perforant du pied%. >al ini merupakan
bentuk umum dari neuropati sensoris herediter, dan kita harus mengamati bentuk
dominannya secara cermat. )ada tabes dorsalis dan siringomielia, seperti
polineuropati kronik lain, sendi analgesik, ketika mengalami jejas kronis, akan
mengalami deformitas yang kemudian berdisintergrasi pada proses yang disebut
artropati Charcot !Charcot "oint%.
1'
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
18/28
)atogenesis perubahan tropis tidak begitu diahami. (erbeda dengan
analgesia, faktor kritis seperti regulasi neural yang tidak tepat dari +askulatur
distal, yang bersinggungan dengan jaringan normal untuk merespon adanya jejas
dan infeksi. li dkk menghubungkan pembentukan ulkus dengan hilangnya
serabut 0, yang memediasi baik refleks nyeri dan refleks autonom.
(agaimanapun, paralisis tungkai biasanya dingin, bengkak, dan pucatIbiru. >al ini
mugkin efek sekuder dari imobilisasi, seperti yang ditekankan oleh 'ewis dan
)ickering. =ritem dan edama, nyeri terbakar, dan sensasi dingin dapat muncul
karena iritasi ner+us perifer, seperti pada serabut 0 dan &J seperti yang
dijelaskan pada (ab $.
Disfungsi Autonomnhidrosis dan hipotensi ortostatik, dua manifestasi yang
paling sering pada gangguan fungsi autonom, umum dijumpai pada beberapa tipe
polineuropati. )aling sering terjadi pada amiloidosis dan polineuropati serabut
kecil herediter lain, khususnya diabetes, dan beberapa tipe penyakit kongenital.
Sebagai tambahan, manifestasi ini di antara manifestasi lain dari polineuropatik
autonom akut disebut pandisautonomia dan dapat menjadi prominen pada
sebagian kasus S1(. ondisi disautonomik ini dijabarkan secara detail di (ab 23
dan bagian berikutnya dari (ab ini.
/anifestasi lain dari paralisis autonom adalah pupil anreaktif berukuran
kecil sampai medium yang tidak biasanya sensitif pada obat&obatan tertentu !hal
24" dan 432% kurangnya keringat, air mata, dan liur impotensi seksual,
pelemahan spingter usus dan kandung kemih dengan retensi urin atau
inkontinensia urin dan pelemahan sera dilatasi dari esofagus dan kolon. Sebagai
dampak dari disfungsi +agal dan parasimpatetik lain, +ariabilitas normal dari
denyut jantung dan respirasi !sinus aritmia% menjadi hilang dan mungkin terdapat
ileus paralitik atau peristaltik yang tak terkoordinasi, seperti aklorhidria dan
hiponatremia. (eberapa abnormalitas ini ditemukan di polineuropati diabetik dan
amiloid. Secara umum, gangguan autonom ini berkontribusi pada degenerasi
serabut tak bermielinisasi di saraf perifer.
)ada neuropati yang melibatkan ner+us sensoris, terdapat hilangnya fungsi
autonom di ?ona yang sama dengan hilangnya fungsi sensoris. @ni bukan penyakit
1(
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
19/28
radikular nyata karena serabut autonom mengikuti ner+us spinal lebih distal.
Seperti perubahan pada keringat dan aliran darah kutaneous didemonstrasikan
oleh sejumlah uji khusus, seperti yang dijabarkan di (ab 23.
Fasikulasi, !ram, dan Spasme !'ihat juga (ab 66% asikulasi dan kram, tidak
umum dijumpai, dan bukan gambaran yang baku pada kebanyakan polineuropati
dan terdapat perbedaan dari penyakit di sel tanduk anterior yang merupakan
gambaran penting. Terdapat pengecualian, bagaimanapun. ompresi akar kronis
dapat menyebabkan fasikulasi atau spasme yang menyakitkan pada otot yang
teriner+asi. adang&kadang dijumpai polineuropati motorik ringan pada masa
pemulihan, meninggalkan otot pada keadaan yang disebut miokimia, aktifitas otot
berkelanjutan, dan neuromiotonia seperti yang dibahas di (ab 46 dan 64. Semua
otot yang terpengaruh bergelombang dan bergetar dan kadang&kadang mengalami
kram. )enggunaan otot meningkatkan akti+itas ini, dan terdapat reduksi pada
efisiensi kontraktil, dimana pasien mengeluhkan kaku dan rasa berat. )ada
beberapa keadaan, hal ini mengakibatkan sindroma neuropatik dan dapat
dikurangi dengan karbama?epin atau fenitoin. enomena terkait yang erat adalah
spasme dan pergerakan in+olunter dari kaki dan tungkai. Terakhir, merujuk pada
Spilane dkk, dimana sindroma dari nyeri kaki dan dorongan kuat untuk
menggerakkan kaki, didukung oleh :athan sebagai pengrusakan ektopik pada
akar sensoris, ganglia, atau saraf, membangkitkan baik rasa nyeri dan pergerakan
tungkai. >al ini biasanya disebabkan oleh nocturnal restless legs syndrome, tipe
umum idiopatik dan tidak dihubungkan dengan gambaran penyakit saraf perifer
yang lain. /ekanisme lain yang memungkinkan untuk kram dan spasme adalah
transmisi silang ephaptic, hiperakti+itas segmental dari deaferensiasi, dan
pertumbuhan selama reiner+asi. )ada contoh lain, akti+itas otot menginduksi
postur yang aneh atau pergerakan menggeliat lambar yang 5anko+ic dan +an der
'inded ibaratkan sebagai distonia. )atofisiologi yang tepat dari akti+itas spontan
dan tak sinkron dari neuron motorik belum diketahui. Stimulasi ner+us motorik, di
samping menyebabkan ledakan singkat dari potensial aksi di otot, menghasilkan
seri memanjang atau menyebar dari potensial yang berlangsung sekian ratus
milidetik. (erdasarkan bukti, percabangan akson yang terlibat pada iner+asi
kolateral memiliki polarisasi tak stabil yang dapat berlangsung bertahun&tahun.
1)
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
20/28
Pen"ekatan Pa"a Paien-engan Neur!.ati Peri$er
)ada ruang lingkup ini, dokter dihadapkan pada beberapa problema< !"%
membangun eksistensi penyakit sistem saraf perifer !2% membedakan uji klinis
dengan sindroma topografik utama yang muncul !% menentukan apakah
problema ini bersumber dari sensorik atau motorik, atau tipe campuran, dan
apakah selubung mielin atau akson merupakan target dari suatu penyakit dan !4%
menegakkan diagnosa sementara dari penyakit. etika digabungkan, fitur ini
membatasi secara nyata kemungkinan diagnostik dan menentukan penyebab
utama penyakit dan terapi yang tepat.
Pola Topografk dan Klinis dari Neuropati
!Tabel 43."%
)ada awalnya harus ditentukan apakah temuan neurologik berkoresponden kepada
salah satu pola gejala berikutodgkin%. )enggunaan +aksin
antirabies dan +aksin influen?a !%wine flu%, yang diberikan sampai akhir "#F3,
dihubungkan dengan peningkatan ringan pada insidensi S1( dan program
+aksinasi influen?a dihubungkan dengan peningkatan marginal pada kasus.
Trauma dan tindakan bedah juga dapat menimbulkan neuropati, namun penyebab
terkaitnya masih belum pasti.
Ri"ayat PenyakitDeskripsi awal dari paralisis general afebril digambarkan oleh
9ardrop dan Olli+ier pada Tahun "$4. 1ambaran lain yang penting adalah
laporan 'andry !"$6#% dari paralisis motorik yang akut dan ascending dengan
gagal nafas, menyebabkan kematian gambaran Osler !"$#2% tentang polineuritis
febril laporan oleh 1uillain, (arre, dan Strohl !"#"3% tentang polineuritis jinak
dengan disosiasi albuminositologik pada '0S !peningkatan protein dengan sel%
dan elaborasi dari gambaran klinis oleh banyak peneliti @nggris dan merika.
'aporan pertama yang komprehensif tentang patologi S1( adalah dari >aymaker
dan ernohan !"#4#%, yang menekankan bahwa edema akar saraf adalah
perubahan penting pada awal stadium penyakit. Selain itu, sbury, rnason, dan
dams !"#3#% menemukan bahwa lesi esensial, dari awal perjalanan penyakit,
adalah infiltrasi inflamasi mononuklear peri+askuler dari akar dan saraf. )aling
terbaru telah ditemukan bahwa deposisi komplemen pada permukaan mielin
mungkin merupakan keadaan imunologik yang paling awal muncul. *ntuk lebih
detail mengenai riwayat dan aspek lain dari penyakit ini, lihat monograf oleh
;opper dkk serta >ughes.
#nsidensi ngka kejadian yang dilaporkan adalah dari 7,4 sampai ",F kasus per
"77.777 orang per tahun. (iasanya tidak terkait dengan musim dan nonepidemik
namun hubungan musim telah dilaporkan di pedalaman 0hina mengikuti paparan
pada anak&anak oleh C.jejunimelalui kotoran ayam yang berkumpul pada padi
beras. Tahun demi tahun, antara "6&26 pasien diperiksa di penelitian kami. 9anita
lebih rentan. ;entang usia pada pasien ini adalah $ bulan sampai $" tahun, dengan
2%
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
26/28
nilai serangan tertinggi pada pasien dengan usia 67 sampai F4 tahun. asus ini
dapat terjadi pula pada bayi dan pada usia berapapun.
Ge$ala !linis asus yang khas dari S1( telah teridentifikasi. )arestesia dankebas ringan pada kaki dan jari adalah gejala awal hanya pada beberapa kasus
tertentu yang jarang ditemui. /anifestasi klinis utama adalah kelemahan yang
semakin progresif dan simetris yang berlangsung dalam waktu beberapa hari
hingga beberapa minggu atau bahkan lebih lama. Otot tungkai bagian proksimal,
sebagaimana bagian distal juga terlibat, biasanya ekstremitas bawah sebelum naik
ke ekstremitas atas !&andry's ascending paralysis% otot badan, interkostal, leher,
dan kranial yang kemudian terpengaruh. elemahan berlanjut pada sekitar 6
dari pasien ke paralisis motorik total dengan gagal nafas dalam beberapa hari.
)ada kasus yang parah, ner+us motorik okular mengalami paralisis dan pupil
dapat menjadi anreaktif.
'ebih dari setengah keseluruhan pasien mengeluhkan nyeri dan
ketidaknyamanan pada otot, terutama pada panggul, paha, dan punggung gejala
ini sering disalahartikan sebagai penyakit diskus lumbaris, kaku punggung, dan
penyakit ortopedik lain. (eberapa pasien mengeluhkan nyeri terbakar pada jari
dan kaki dan jika muncul sebagai gejala awal, bisa jadi penyakit ini menjadi
masalah penanganan yang persisten. >ilangnya sensorik terjadi pada berbagai
tingkatan selama hari pertama dan dapat dideteksi segera. )ada akhir hari ke&F,
sensasi getaran dan posisi sendi pada kaki dan jari biasanya berkurang keika
beberapa kehilangan muncul, sensibilitas dalam !sentuham&tekanan&getaran%
cenderung untuk lebih terpengaruh dari bagian superfisial !nyeri&suhu%.
;efleks tendon yang berkurang hingga hilang adalah penemuan yang
penting. 5arang sekali hanya refleks pergelangan kaki hilang dalam minggu
pertama penyakit. )ada stadium awal, otot lengan mungkin sedikit melemah
daripada otot tungkai, dan pada beberapa kasus, menyebar ke seluruh tubuh.
Diplegia fasialis terjadi pada lebih dari setengah dari kasus, kadang&kadang terjadi
secara bilateral pada satu waktu, atau selama behari&hari. )alsi saraf kranialis lain,
bila terjadi, biasanya muncul belakangan, setelah lengan dan wajah terpengaruh
jarang sekali merupakan tanda awal dari pola yang ber+ariasi.
26
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
27/28
1angguan pada fungsi autonom !sinus takikardi dan kadang&kadang sinus
bradikardi, facial flushing, hipertensi dan hipotensi fluktuatif, anhidrosis, atau
diaforesis profuse episodik% adalah bentuk kecil yang umum, dan hanya pada
kasus yang jarang ditemui yang berlangsung lebih dari seminggu. ;etensi urin
terjadi pada sekitar "6 dari pasien, segera setelah munculnya kelemahan,
sehingga terkadang dibutuhkan kateterisasi untuk beberapa hari. Terdapat
penambahan dari sejumlah komplikasi medis sekunder akibat imobilisasi dan
gagal nafas, seperti yang akan dibahas berikutnya pada )engobatan. )ada awal
munculnya gangguan, suhu tubuh biasanya normal dan terdapat
limfadenopatiIsplenomegali, bila ini terjadi kaitkan dengan infeksi +irus.
%ariasi Sindroma Guillain &arre !Tabel 43.% )orsi dari gambaran klinis sering
muncul dalam bentuk yang terisolasi dan abortif sera dengan kerumitan dalam
diagnostik etiologi. Dimana pada sebagian besar pasien, paralisis bersifat
meningkat dari kaki ke badan, lengan, serta otot kranialis dan mencapai puncak
kesakitan dalam "7 sampai "4 hari, secara umumu otot faringeal&se+ikal&brakial
yang pertama terpengaruh dan mengawali keseluruhan penyakit, mengakibatkan
kesulitan menelan sebagaimana leher dan lengan atas mengalami pelemahan.
)tosis, terkadang disertai dengan oftalmoplegia. )ola ini dapat menetap tanpa
disertai dengan kelemahan tungkai. Diagnosis banding meliputi myasthenia
gravis, difteri, dan botulisme serta lesi pada bagian sentral dari korda spinalis
ser+ikal dan batang otak bagian bawah.
Sebuah sindroma menggambarkan oftalmoplegia komplit dengan ataksia
dan arefleksia yang menampilkan +ariasi dari S1( seperti yang digambarkan oleh
isher !(isher syndrome%. (entuk oftalmoplegik alami juga ada yang mungkin
disertai dengan pola faringeal&ser+ikal&brakial seperti yang telah disebutkan lebih
awal. Oftalmoplegia, baik tunggal ataupun disertai pelemahan atau ataksia dari
bagian tubuh lain, paling dihubungkan dengan antibodi antineural yang spesifik,
anti 1M"b. )ola oftalmoplegik meningkatkan kemungkinan myasthenia gravis,
botulisme, difteri, paralisis kaku, dan oklusi arteri basilaris. )elemahan otot
fasialis dan abdusen yang bilateral tapi asimetris, disertai dengan parestesia distal
atau pelemahan tungkai proksimal, adalah +arian umum pada penelitian kam.
2'
7/24/2019 Penyakit Saraf Perifer
28/28
;efleks tendon dapat menjadi absen terutama pada pergelangan kaki atau di lutut.
)enyakit 'yme dan sarkoidosis adalah diagnosa yang paling mendekati.
)araparetik, ataksik, dan bentuk motorik murni atau sensorik murni padapenyakit juga telah diteliti. esulitan kecil pada diagnosis dapat terjadi bila
parestesia di ektremitas akral, reduksi progresif atau hilangnya refleks dan
pelemahan yang relatif simetris terlihat setelah beberapa hari setelah tanda awal
muncul. *ji laboratorium yang membantu diagnosis S1( tipikal menemukan
abnormalitas ringan yang sama dan umum bila diperhatikan secara seksama
semua bentuk +ariasi.
Terdapat kecenderungan untuk memisahkan sekelompok kasus yang
diduga kerusakan aksonal difus pada waktu yang mendadak dan eksplosif,
paralisis hebat, gambaran sensorik minor dan temuan elektrofisiologik dengan
aneksitabiltas dari saraf. S1( tipe aksonal ini mewakili 6 !atau kurang% dari
kasus namun identifikasinya memiliki beberapa nilai bahwa respon yang jelek
terhadap terapi pengobatan dan pemulihan yang berkepanjangan.
)ada beberapa pasien dengan kelemahan berlanjut perkembangan
penyakitnya dalam atau 4 minggu bahkan lebih. Dari kelompok bentuk kronis
dari neuropati demielinisasi ini !polineuropati demielinisasi inflamasi kronik%
sering mengalami progresifitas dalam 4 sampai $ minggu dan kemudian
membaik.