39
Laporan Kerja Praktek Proyek Easton Park Apartement BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1. PENJELASAN UMUM Dalam pembangunan Easton Park Apartement Serpong ini tercakup beberapa hal pekerjaan yang harus dilakukan, ada pun lingkup pekerjaan tersebut dibagi atas: 1. Pekerjaan Struktural 2. Pekerjaan Arsitektur 3. Pekerjaan Mekanikal 4. Pekerjaan Elektrikal 5. Pekerjaan Utilitas II.2.1. Lokasi dan Situasi Proyek Pembangunan Easton Park Apartement Serpong , yang terletak di jalan raya Aztek, Desa Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, berada pada sisi timur laut, sisi barat laut dan sisi utara berbatasan dengan Jl.Lengkong Gudang Timur yang menuju arah BSD dan arah Bintaro. Peta Lokasi Proyek dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

lAPORAN KP BAB 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SIPIL

Citation preview

Proyek Easton Park Apartement

Laporan Kerja PraktekProyek Easton Park Apartement

BAB IITINJAUAN UMUM PROYEKII.1.PENJELASAN UMUM Dalam pembangunan Easton Park Apartement Serpong ini tercakup beberapa hal pekerjaan yang harus dilakukan, ada pun lingkup pekerjaan tersebut dibagi atas: 1. Pekerjaan Struktural 2. Pekerjaan Arsitektur 3. Pekerjaan Mekanikal 4. Pekerjaan Elektrikal 5. Pekerjaan Utilitas

II.2.1. Lokasi dan Situasi Proyek Pembangunan Easton Park Apartement Serpong , yang terletak di jalan raya Aztek, Desa Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, berada pada sisi timur laut, sisi barat laut dan sisi utara berbatasan dengan Jl.Lengkong Gudang Timur yang menuju arah BSD dan arah Bintaro. Peta Lokasi Proyek dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

II.2.2. Data Umum Proyek Adapun data umum dari proyek Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong ini adalah: 1. Nama Proyek : EASTON PARK APARTEMENT SERPONG 2. Pemilik Proyek : PT. Kalmar Jaya 3. Lokasi Proyek : Jl.Raya Aztek Serpong 4. Jenis Bangunan : Apartement5. Harga Kontrak : Rp. 164.300.000.000, 006. Konsultan Perencanaan : PT. Sinar Surya Abadi 7. Konsultan Pengawas : PT. Wahana Konstruksi Unggul 8. Konsultan Arsitek : PT. Sinar Surya Abadi 9. Konsultan M & E : PT. Sinar Surya Abadi 10. Kontraktor Utama : PT. Adhi Persada Gedung11. Kontraktor MEP/HVAC : PT. Dwimukti Graha Elektrindo12. Sistem Kontrak : Lump sump 13. Luas Lahan : 7.129 m214. Luas bangunan : 39.300 m215. Jumlah Lantai : Tower 1 (16 Lantai), Tower 2 (18 Lantai), Tower 3 (18 Lantai) dan 3 basement16. Waktu Pelaksanaan : 18 Bulan kalender Tanggal Mulai : 1 Juli 2014Tanggal Selesai : 31 Desember 201517. Sistem Pembayaran : Uang Muka 10% 18. Cara Pembayaran : Monthly Progress Payment 19. Masa Pemeliharaan : 6 bulan kalender 20. Sub Kontraktor: PT. BETON DELCOPRIMA NUSANTARA (ReadyMix) PT. BINTARA ALUMUNIUM (Pengadaan dan pemasangan alumunium dan kaca) CV. KARUNIA PRATAMA (Pemasangan jendela alumunium) PT. CATUR TUNGGAL MANDIRI PERSADA (Pengadaan dan pemasangan waterproofing dan coating) PT. GARDYAS UTAMA SARANA (Pengadaan dan pemasangan baja atap auditorium) PT. JHS PRECAST CONCRETE INDONESIA (Pengadaan dan pemasangan precast panel) CV. TIRTA BUANA (Dewatering) RATAMA (Penyewaan Tower Crane) PT. ASIA ASINDO SUKSES (Pengadaan dan pemasangan waterproofing integral dan waterstop) CV. SUKSES PUTRA MANDIRI (Pengadaan dan pemasangan bekisting)

II.3.MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah pengelolaan teknis operasional proyek yang mencakup seluruh tahapan proyek. Kegiatan-kegiatan yang mencakup fungsi utama dari manajemen proyek adalah : 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pelaksanaan (Actuating) 4. Pengendalian (Controlling)

Dari uraian diatas dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen proyek adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengkoordinasikan, serta mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga kegiatan proyek dapat sesuai time schedule serta anggaran yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.

II.3.1. Perencanaan (Planning) Perencanaan (Planning) merupakan persiapan teratur dari setiap usaha ke arah terwujudnya tujuan yang telah ditentukan. Fungsi dari perencanaan ini adalah : a. Menetapkan arah/strategi dalam hal mencapai sasaran yang diinginkan, dimana tidak pernah lepas dari efisiensi waktu dan biaya, b. Menentukan titik awal kegiatan, c. Sebagai acuan dalam hal pelaksanaan pembangunan proyek, d. Meningkatkan koordinasi.

Di dalam proyek perencanaan ini meliputi : Konsep Desain (Perancangan) Pengembangan Desain Detail/Koordinasi Desain

II.3.2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian (Organizing) adalah kegiatan membagi-bagi tugas serta tanggung jawab kepada tiap perorangan untuk melaksanakan rencana yang telah disepakati sebelumnya. Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu pengelompokkan kegiatan berdasarkan fungsi, keahlian, dan daerah/tempat kerja. Hal ini dapat menghindari terjadinya pengerjaan tugas yang saling tumpang tindih dan tidak ada kepastian siapa yang bertanggung jawab/berkewajiban pada suatu pekerjaan. II.3.3.Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan (Actuating) adalah kegiatan dinamika atau memimpin para anggota organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan (actuating) terbagi atas : a. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi merupakan kerjasama yang baik antara sesama manusia, ditinjau dari segi psikologis, antara lain sesuai dengan keahlian, pengalaman kerja, keterampilan dan kecocokan dalam penyampaian maksud.

b. Pengarahan (Directing) Pengarahan merupakan salah satu unsur pokok yang dapat menunjang kelancaran kerja proyek. Pengarahan berkaitan erat dengan komunikasi dan akan diperoleh dengan cara penyampaian/komunikasi yang baik dalam setiap kegiatan proyek secara profesional oleh setiap staffnya.

II.3.4. Pengendalian (Controlling) Dengan adanya pengendalian proyek yang baik dapat mengoreksi segala kesalahan kesalahan atau penyimpangan yang dapat terjadi dalam proyek tersebut. Pengendalian ini dilakukan dari dari waktu ke waktu, sehingga segala sesuatu yang terjadi dalam proyek dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan maka proses manajemen proyek kembali lagi ke proses perencanaan sampai dengan proses pengendalian. Kegiatan pengendalian dalam proyek ini meliputi hal-hal sebagai berikut: Pengendalian waktu dan biaya, Pengendalian mutu, Pengendalian sumber daya, Pengendalian material, Pengendalian K3.

II.4. SISTEM PENGENDALIAN PROYEK Syarat penting untuk menuju keberhasilan suatu proyek adalah pengendalian yang berhubungan dengan waktu, biaya, mutu, tenaga kerja, material, dan K3. Pengendalian membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh dari pihak manajemen, disamping itu juga memerlukan keterlibatan seluruh anggota pada tiap tingkat organisasi dalam perusahaan. Sistem pengendalian menyeluruh mencakup pula sistem informasi manajemen dan sistem komunikasi yang terencana baik, sistem manajemen resiko menyeluruh, sistem audit tersendiri yang selalu dilaporkan langsung secara teratur kepada pimpinan proyek. Pada dasarnya upaya pengendalian merupakan suatu proses pengukuran, evaluasi dan membenarkan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada 3 unsur yang selalu harus dikendalikan dan diukur, yaitu :1. Kemajuan (progress) yang dicapai dibandingkan dengan kesepakatan kontrak, 2. Pembiayaan terhadap rencana anggaran, 3. Mutu hasil pekerjaan terhadap spesifikasi teknis.

II.4.1.Pengendalian Teknis Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu. II.4.1.1. Laporan Harian (Terlampir) Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam suatu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan, atau perintah-perintah yang disusun oleh pelaksana dengan persetujuan konsultan. Biasanya dibuat pada akhir jam kerja. Dalam laporan harian ini memuat antara lain: 1. Kejadian penting pada hari tersebut (seperti kesepakatan tambah/kurang pekerjaan, perubahan desain, dan lain-lain), 2. Keadaan cuaca di lokasi proyek, 3. Situasi dan kondisi yang menyebabkan pekerjaan ditunda atau dihentikan, 4. Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya, 5. Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja, dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di lapangan.

II.4.1.2. Laporan Bulanan Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya. Dalam laporan bulanan terdapat hal-hal sebagai berikut: 1. Data umum proyek, 2. Monthly progress report (prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat), 3. Master schedule 4. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan, 5. Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan, 6. Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya, 7. Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan, 8. Foto dokumentasi yang merupakan tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek. II.4.1.3. Rapat (Data tidak terlampir karena terkait kebijakan dari perusahaan)Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama. Pada proyek Hotel Ibis Gading Serpong rapat yang diadakan terbagi menjadi dua, yaitu: Rapat koordinasi yang dihadiri oleh Owner (PT. Kalmar Jaya) ,Kontraktor (PT. Adhi Persada Gedung), dan Konsultan Manjemen Kontruksi (PT. Wahana Konstruksi Unggul) Rapat engineering yang dihadiri oleh Owner (PT. Kalmar Jaya), kontraktor (PT. Adhi Persada Gedung), perencana struktur,arsitek ,M&E (PT. Sinar Surya Abadi).

II.4.2. Pengendalian Waktu dan Biaya Pengendalian waktu merupakan suatu kegiatan dari bagian pengelolaan yang berguna untuk memonitor dan mengukur secara berkala hasil pelaksanaan dari suatu rencna kerja yang kemudiaan dibandingkan dengan standar rencananya. Hal ini dijadikan suatu pedoman untuk menjaga kelangsungan komunitas pekerjaan dengan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.II.4.2.1. Bar Chart Bar Chart adalah hubungan antara bobot pekerjaan dengan waktu yang diperlukan. Penyusunan Bar Chart yang baik akan mempengaruhi peningkatan pekerjaan. Cara pembuatan Bar Chart adalah sebagai berikut: Mendata seluruh jenis pekerjaan yang akan dikerjakan, Menyusun urutan dari masing-masing pekerjaan, Menghitung volume tiap-tiap pekerjaan dari total hari kerja secara keseluruhan, Memperkirakan duarsi pelaksanaan masing-masing pekerjaan, Menentukan jangka waktu penyelesaian dari masing-masing pekerjaan, Hasil yang didapat kemudian digambarkan di dalam diagram batang.

II.4.2.2. Kurva S (Terlampir) Kurva S adalah suatu metode untuk menganalisa kemampuan proyek berdasarkan volume pekerjaan dalam waktu yang telah ditempuh selama proyek berlangsung. Kurva S secara luas digunakan pada proyek-proyek konstruksi, disamping metode konvensional. Kurva S ini terdiri dari dua sumbu, vertikal dan horizontal. Sumbu horizontal menunjukkan keseluruhan pekerjaan, sedangkan sumbu vertikal digunakan untuk menunjukkan besar nilai kumulatif kemajuan pekerjaan tiap unit pekerjaan. Kurva S ini berfungsi sebagai: Alat pengontrol pekerjaan dalam presentasi lapangan, Sebagai referensi atau pegangan pihak owner dalam mengevaluasi prestasi, Untuk referensi kontrol pembayaran. Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan meihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari perbandingan ini, maka dapat diketahui apabila ada pekerjaan yang telah dilaksankan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar absensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja.Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk memperkirakan presentase pekerjaan proyek yang telah dicapai. Kurva S yang terlampir adalah kurva S rencana awal pekerjaan struktur, arsitektur, dan plumbing pada Proyek Easton Park Apartement Serpong. Dengan waktu pelaksanaan selama 18 bulan terhitung dari 01 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2015.Dengan uraian sebagai berikut: Pekerjaan persiapan pra sarana dan penunjang Pekerjaan tanah Pekerjaan bore pile, sordier pile,capping beam Pekerjaan struktur Pekerjaan arsitektur Pekerjaan ruko Pekerjaan bangunan pelengkap

II.4.3. Pengendalian Mutu (Terlampir) Selama pembangunan, pengendalian mutu dilakukan di lapangan oleh pengawas yang bertanggung jawab agar kegiatan harian kontraktor memberikan hasil akhir sesuai dengan spesifikasi kontrak kerja. Agar upaya pengendalian mutu dapat terlaksana dengan baik, maka seluruh tahap perencanaan dan pengambilan keputusan, langkah demi langkah, dihubungkan dengan satu titik kontrol dimana perencanaan yang sedang dikembangkan ditinjau secara formal. Pengendalian mutu ini bertujuan agar hasil pelaksanaan di lapangan sesuai dengan standar - standar mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan spesifikasi teknis serta rencana pembangunan. Pada prinsipnya pengendalian mutu adalah: 1. Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan dokumen kontrak. 2. Mencakup pertimbangan ekonomi dan penetapan jenis material metode konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa perencanaannya telah memenuhi syarat peraturan pembangunan.

II.4.4. Pengendalian Sumber Daya Manusia Pengendalian merupakan bagian dari proses manajemen proyek yang membentuk daur siklus. Pada dasarnya siklus merupakan kegiatan terus-menerus seiring dengan berlangsungnya proses rekayasa konstruksi. Setiap operasi pekerjaan selalu diawali dengan membuat jadwal rencana kerja, dan hasil yang dicapai selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan harus diukur dan dibandingkan dengan rencana semula. Jika dijumpai penyimpangan-penympangan, perlu diterapkan fungsi pengendalian sumber daya dalam membawa kembali pelaksanaan pekerjaan ke rencana semula. Apabila tidak mungkin dilakukan pelaksanaan sesuai dengan rencana semula, maka perlu dilakukan revisi jadwal selanjutnya dipakai sebagai dasar penilaian kemajuan pekerjaan pada saat berikutnya. Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi 2 golongan utama, yaitu: 1. Kemahiran teknis, metode kerja, dan manajemen yang baik 2. Pekerja konstruksi, mesin, peralatan, dan material

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efesiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right man, in the right place), oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Jika target proyek direncanakan selesai dengan waktu yang terbatas, maka juga harus ditambah jumlah tenaganya sesuai kebutuhan. Perlu diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, pekerjaan dapat segera terselesaikan. Hal ini juga menyebabkan pemborosan dalam pembayaran upah tenaga kerja. Penentuan jumlah tenaga kerja harus sesuai dengan produktifitas enaga kerja itu sendiri. Diperlukan perhitungan yang matang agar diperoleh jumlah tenaga kerja yang efisien dan optimum agar target pekerjaan dapat terpenuhi. Pengendalian Sumber Daya Manusia pada Proyek Easton Park Apartement Serpong melalui tahap rekrutmen. Rekrutmen biasa dilakukan oleh mandor yang ditunjuk langsung oleh kontraktor.Mandor merekrut para pekerja-pekerja proyek sesuai dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing.

II.4.5. Pengendalian Material (Terlampir) Program pengadaan memerlukan pengetahuan yang luas mengenai jenis material dan peralatan yang memenuhi standar spesifikasi dan dapat diperoleh dengan biaya modal dan operasi yang terendah. Apabila tidak ditangani dengan baik, proses pengendalian material dan peralatan sangat berpotensi mengundang permasalahan yang tentunya tidak dikehendaki. Proses pengendalian material merupakan komponen dari sistem penjadwalan dan pengendalian yang antara satu dengan lainnya saling brhubungan dan saling mempengaruhi. Keterlambatan dalam hal pembelian dan pengadaan material akan berdampak langsung pada operasi konstruksi. Berpijak pada kenyataan yang ada, maka akan lebih baik jika penjadwalan kegiatan pengadaan dijadikan satu dengan operasi konstruksi. Pada penjadwalan cara jaringan kerja dengan lintasan kritis misalnya, dicantumkan pula kegiatan-kegiatan pengadaan sehingga dapat dilihat dengan jelas kapan suatu proses pengadaan material harus dimulai dan kapan saat paling lambat pengadaan suatu material harus sudah ada di lapangan, dan sebagainya. Dengan demikian akan terlihat jelas betapa berpengaruhnya kegiatan pengadaan terhadap operasi konstruksi secara keseluruhan, bahkan mungkin termasuk sebagai kegiatan yang terletak pada lintasan kritis. Sehingga apabila dipandang perlu, untuk proses pengadaan material yang komplek, bisa jadi harus dibuatkan jaringan kerja sendiri yang merupakan sub-jadwal dari operasi. Pada Proyek Easton Park Apartement Serpong ini perolehan material diperoleh dengan harus mengacu kepada Konsultan Perencana (Arsitek dan Spesifikasi Teknis) tentang material apa saja yang dibutuhkan. Owner pun bisa saja terlibat dengan material khusus yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Kontraktor biasanya telah mempunyai supplier tersendiri yang kemudian menegoisasikan harga dan kualitas barang kemudian meminta persetujuan dari Owner yang tetap mengacu kepada spesifikasi teknis dari gambar. Kemudian owner meminta kontraktor untuk memanggil supplier yang kemudian supplier akan mempresentasikan disertai dengan pemasangan contoh barang yang disaksikan dengan kontraktor dan owner. Jika owner setuju dengan contoh barang yang disaksikan, maka pemasangan material akan segera dilakukan. Pendistribusian material pun harus sesuai dengan SOP (Standart Operation Project) PT. Adhi Persada Gedung.

II.4.6. Pengendalian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) (Terlampir) Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek tersebut. Secara umum pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu. b) Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan. c) Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan. d) Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahannya dan pelaksanaan selanjutnya.

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Pengendalian K3 dalam Proyek Pembangunan High Rise Building yaitu: a) Implementasi dan Operasi K3, 1. Pokok perhatian : kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pemaparan kondisi di lingkungan 2. Training K3 untuk proyek 3. Komunikasi dan konsultasi atau safety meeting 4. Rencana tanggap darurat. b) Pembuatan safety plan, c) Pemasangan alat pemadam kebakaran, d) Checking and corrective action, e) Management review. Pada Proyek Easton Park Apartement Serpong terdapat Safety Plan yang berkomitmen dengan landasan ZERO ACCIDENT yaitu melindungi segenap sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan proyek untuk menciptakan suasana kerja yang aman. Kontraktor akan selalu berusaha untuk: 1. Memadukan seluruh unsur keselamatan dan kesehatan kerja ke dalam tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian/personal. 2. Memadukan seluruh unsur keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses dan tahapan pelaksanaan konstruksi. 3. Mengidentifikasi seluruh resiko yang akan timbul dari setiap pelaksanaan dan melakukan pencegahan semaksimal mungkin. 4. Menghindari penggunaan material dan perlengkapan yang tidak aman. 5. Menekan sekecil mungkin dampak negatif dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat pelaksanaan proyek.

Objective dari penerapan SMK3 adalah: Memastikan bahwa penerapan, standar K3L yang Terstruktur, Spesifikasi, Realistis, dan Terarah. Kontraktor akan memastikan terlaksananya unsur-unsur keselamatan dan kesehatan kerja demi tercapainya lingkungan yang aman, bebas dari kecelakaan, dan sakit akibat kerja.

II.5. SISTEM KONTRAK DAN PEMBAYARAN (Data tidak terlampir karena terkait kebijakan dari perusahaan) Di dalam pembangunan sebuah proyek, biasanya pemilik/owner mencari pelaksanaan pembangunan proyek yang dalam hal ini adalah kontraktor yang memenuhi persyaratan pembangunan High Rise Building. Oleh sebab itu diadakan tender untuk memilih kontraktor yang tepat. Adapun langkah-langkah dalam proses tender Easton Park Apartement Serpong: Pemilihan peserta tender (pra kualifikasi peserta tender) Pengambilan dokumen tender Rapat penjelasan tender (Aanwijzing) Penawaran Klarifikasi teknis dan biaya Penetapan pemenang tender

Berdasarkan surat penetapan pemenang tender Proyek Easton Park Apartement Serpong, telah ditetapkan PT. Adhi Persada Gedung sebagai Kontraktor Pelaksana pekerjaan struktur, arsitektur, dan plumbing. Selanjutnya adalah penentuan sifat pembayaran kontrak yang diantaranya sebagai berikut: Kontrak proyek ini bersifat Lump Sump Fixed Price atau berdasarkan jumlah menyeluruh dengan satu kesatuan yang utuh (jumlah bulat). Sistem pembayaran yang diterapkan pada proyek ini dilakukan perbulan (Monthly Progress Payment). Dalam sistem ini kontraktor dibayar oleh owner sesuai dengan kerja fisik yang telah dilakukan selama satu bulan.

II.6. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK Pelaksanaan suatu proyek kontruksi sering kali tidak sesuai dengan yang kita harapkan, seperti timbulnya hambatan hambatan yang sulit diatasi sehingga menimbulkan keterlambatan dalam pelaksanaan bahkan dapat menimbulkan kerugian. Hal ini dapat ditekan semaksimal mungkin apabila diterapkan suatu kerja sama yang serasi antara unsur unsur yang terlibat di dalam proyek. Dengan kata lain dari permasalahan diatas dibutuhkan suatu wadah untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut, wadah tersebut disebut dengan organisasi, organisasi adalah suatu kumpulan orang atau badan yang memiliki kedudukan, fungsi, hak dan kewajiban masing masing sesuai dengan bidang dan keahliannya. Sedangkan organisasi proyek adalah sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan batas waktu, biaya, mutu dan keuntungan yang direncanakan. Organisasi ini disusun sedemikian rupa sehingga konsep manajemen dapat diterapkan dan dijalankan dengan sebaik - baiknya. Struktur organisasi yang baik adalah dimana antara tugas, hak, dan kewajiban semua pihak yang terlibat dijabarkan dengan baik, sehingga informasi komunikasi dan koordinasi antar anggota dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian diharapkan sasaran yang dirancang dapat dilaksanakan sesuai dengan biaya dan sumber dana yang tersedia dan harus memenuhi mutu yang telah ditetapkan, sehingga hasil yang dicapai dapat semaksimal mungkin dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam melaksanakan proyek pembangunan Easton Park Apartement Serpong ini diperlukan adanya suatu penanganan pekerjaan yang baik, dimana penanganan ini dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam mengerjakan proyek tersebut sehingga menghasilkan mutu yang baik serta waktu dan biaya seminimal mungkin yang sesuai dengan kontraknya. Selain itu harus mampu memecahkan suatu permasalahan yang akan menghambat pada suatu proyek tersebut. Dan dalam setiap permasalahan berani mengambil keputusan yang tepat jika ada gagasan-gagasan yang berbeda, dan hasil keputusan itu mempunyai tujuan yang sama dalam melaksanakan pekerjaan proyek tersebut. Secara garis besar, struktur organisasi yang berperan dalam suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, ketiga unsur utama tersebut adalah pemilik (owner), perencana (konsultan), dan kontraktor. II.6.1. Hubungan Kerja Organisasi Proyek Dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan dan demi kelancaran pekerjaan proyek, harus tercipta hubungan kerja sama yang baik antara pihak yang satu dengan yang lainnya agar tercapai tujuan akhir terselesaikannya proyek tersebut. Pada proyek Hotel Ibis Gading Serpong ini melibatkan berbagai pihak, dimana secara garis besar hubungan antara owner, konsultan perencana, kontraktor utama dan yang lainnya harus di prioritaskan demi kelancaran proyek. a) Hubungan Kerja Pemilik Proyek dan Konsultan 1. Konsultan wajib memenuhi segala keinginan owner sesuai kontrak kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak. 2. Konsultan menjadi pengganti owner dalam mengawasi kontraktor di lapangan. 3. Konsultan memberikan laporan kepada owner, sebaliknya owner memonitor hasil-hasil pekerjaan konsultan. b) Hubungan Kerja Pemilik Proyek dan Kontraktor 1. Owner memberikan tugas kepada kontraktor untuk dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati oleh kedua pihak. 2. Kontraktor melaksanakan pekerjaannya dan menyerahkan laporan hasil pekerjaannya pada owner. c) Hubungan Kerja Kontraktor dan Konsultan 1. Kontraktor bila mengalami kesulitan maka langsung mendiskusikan dengan konsultan. 2. Konsultan memberikan pengarahan dan teguran kepada kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. 3. Kontraktor dan konsultan dapat secara bersama-sama memecahkan segala permasalahan yang dihadapi di lapangan dan disetujui terlebih dahulu oleh pemberi tugas (owner). Adapun hubungan kerja antara Owner, Konsultan Perencana, dan Kontraktor yang terjadi dalam proyek Pembangunan Easton Park Apartement SErpong dapat diuraikan dalam Gambar 2.2 berikut:

II.6.2. Pemberi Tugas (Owner) Yang dimaksud owner adalah orang atau badan hukum atau instansi yang memberi tugas pada perencana dan pelaksana untuk mewujudkan keinginannya. Selain itu owner juga bertugas membuat Surat Perintah Kerja (SPK) dan menandatangani Surat Perjanjian Kontrak serta menyediakan dan membayar biaya perencanaan dan pembangunan proyek. Owner pada proyek pembangunan Easton Park Apartement Serpong ini adalah PT. Adhi Persada Gedung (APG). Pemilik proyek (owner) mempunyai wewenang penuh dalam: 1. Mengawasi penggunaan dana dalam rangka realisasi proyek, 2. Memimpin proyek, 3. Mengambil keputusan, 4. Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan administratif yang telah direncanakan dan disepakati, 5. Mengadakan dan mengesahkan perubahan yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan, 6. Menegur dan memberhentikan konsultan pengawas dan atau kontraktor yang tidak menjalankan tugasnya sesuai rencana.

II.6.3. Konsultan Perencana Konsultan perencana proyek pembangunan Easton Park Apartement Serpong adalah PT. Sinar Surya Abadi (Perencana struktur, Mekanikal dan Elektrikal). Konsultan pengawas atau konttraktor dapat bertanya atau meminta bantuan kepada perencana jika ada ketidakjelasan dari hasil rancangan konsultan perencana. Adapun tugas konsultan perencana adalah: 1. Merealisasikan gagasan dari pemilik proyek (owner) tentang proyek. 2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan di lapangan, lingkungan, dan penyelidikan tanah untuk perencana proyek. 3. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan pembangunan Proyek. 4. Merencanakan gambar rencana bangunan secara keseluruhan yang merupakan gambar kerja dan gambar detail serta menghitung konstruksi, yang terdiri dari bidang arsitektural, mekanikal, dan elektrikal. 5. Bertanggung jawab atas bangunan yang direncanakan. 6. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek sampai selesai dan memberikan pengarahan bila perlu. 7. Menginformasikan kepada owner mengenai masalah-masalah yang ada dan mengusulkan jalan keluarnya. II.6.4. Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas adalah suatu badan hukum atau instansi yang diberi wewenang oleh pemilik proyek untuk mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan fisik proyek agar di dapat hasil yang sesuai dengan kontrak. Pada proyek pembangunan Easton Park Apartement Serpong, yang menjadi konsultan pengawas yaitu PT. Wahana Konstruksi Unggul . Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas adalah : 1. Mengkoordinasikan seluruh bagian yang terlibat dalam proyek. 2. Mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan dan ikut memberikan pengarahan bila perlu. 3. Mengevaluasikan hasil kerja kontraktor dalam waktu pelaksanaan kualitas kerja serta biaya pelaksanaan. 4. Memberikan informasi kepada owner tentang masalah yang akan ditemui dan mengusulkan cara pemecahannya. 5. Memberikan instruksi kepada kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai dengan isi dokumen kontrak, dengan biaya yang ditanggung pihak kontraktor. Sedangkan wewenang konsultan pengawas adalah : 1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja. 2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan. 3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek. 4. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek. 5. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (Site Instruction). II.6.5. Kontraktor Kontraktor adalah perusahaan atau instansi yang berbentuk badan hukum yang dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik atau yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan implementasi fisik berdasarkan surat kontrak. Selain itu juga kontraktor utama mempunyai tanggung jawab atas desain, engineering, pengadaan material, pabrikasi hingga pada konstruksi dan instalasi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek, bila kontraktor mendapat kesulitan, maka kontraktor pelaksana meminta petunjuk kepada konsultan perencana. Dalam proyek ini yang menjadi kontraktor utama yaitu PT. Adhi Persada Gedung (APG)Tugas dan kewajiban Kontraktor adalah : 1. Membuat jadwal waktu pekerjaan (time schedule) secara terperinci untuk setiap jenis pekerjaan serta mengevaluasi perkembangannya. 2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan melaksanakan pengadaan material serta peralatan yang di rekomendasikan atau telah disetujui oleh direksi pengawas. 3. Menyerahkan rencana kerja dan metode pelaksanaan untuk disetujui oleh direksi pengawas. 4. Menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan. 5. Membuat laporan kemajuan pekerjaan (progress report). 6. Mengikuti rapat periodik bersama konsultan perencana.

Wewenang Kontraktor adalah : 1. Mengkoordinir sub kontraktor dalam masalah teknis serta data administrasi. 2. Kontraktor bisa langsung menunjuk sub kontraktor.

II.6.6. Sub-Kontraktor Adalah perseorangan atau badan hukum yang ditunjuk oleh kontraktor utama dengan persetujuan owner melalui konsultan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih spesifik. Sub-kontraktor biasa juga disebut dengan kontraktor spesialis, dan memiliki tenaga ahli dibidang spesialisnya. Dalam hubungan kerja sub-kontraktor bertanggung jawab secara penuh kepada kontraktor utama dan menerima pembayaran dari kontraktor utama. Yang menjadi sub kontraktor pada proyek ini adalah: PT. BETON DELCOPRIMA NUSANTARA (Ready Mix) PT. BINTARA ALUMUNIUM (Pengadaan dan pemasangan alumunium dan kaca) CV. KARUNIA PRATAMA (Pemasangan jendela alumunium) PT. CATUR TUNGGAL MANDIRI PERSADA (Pengadaan dan pemasangan waterproofing dan coating) PT. GARDYAS UTAMA SARANA (Pengadaan dan pemasangan baja atap auditorium) PT. JHS PRECAST CONCRETE INDONESIA (Pengadaan dan pemasangan precast panel) CV. TIRTA BUANA (Dewatering) PT. VONNY PRATAMA (Penyewaan Tower Crane) PT. ASIA ASINDO SUKSES (Pengadaan dan pemasangan waterproofing integral dan waterstop) CV. SUKSES PUTRA MANDIRI (Pengadaan dan pemasangan bekisting)

Tugas dan tanggung jawab sub kontraktor : 1. Melaksanakan pekerjaan menurut kontrak yang telah disepakati. 2. Menganalisa gambar kerja dan spesifikasi teknis. 3. Bertanggung jawab atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan. 4. Membuat laporan bulanan atau data yang meliputi perkembangan pekerjaan pada jangka waktu tertentu. 5. Ikut memeriksa perhitungan dan gambar proyek konstruksi serta segala perubahan pada gambar proyek tersebut apabila terjadi kesalahan dan memberitahukan kepada kontraktor utama. II.7. STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR (Terlampir) Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya mempunyai suatu sistem organisasi yang diharapkan agar dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Dengan adanya struktur organisasi ini, dapat diatur pemberian tugas dan wewenang setiap bagian. Pembagian tugas dan wewenang harus jelas agar setiap bagian memiliki pekerjaan dan tangung jawab masing-masing. Penjelasan pekerjaan dan tugas dari pihak pihak yang berkepentingan dalam proyek ini akan dijelaskan sebagai berikut :

II.7.1. Project Manager Project manager adalah orang yang bertanggung jawab atas planning, controlling, dan mengawasi secara langsung team project management. Bertanggung jawab kepada kepala cabangnya di unitnya masing-masing. Project Manager pada Struktur Organisasi Proyek Easton Park Apartement Serpong adalah Joko Prasetyo, ST dengan uraian pekerjaan sebagai berikut: 1. Membuat RAPK (Rencana Anggaran Pelaksanaan Kendali) dan kegiatan perencanaan yang lain. 2. Membina hubungan kerja yang baik dengan owner, konsultan perencana, dan mitra kerja lainnya seperti suplier, sub kontraktor. 3. Mengelola dan bertanggung jawab atas seluruh sumber daya proyek sehingga dapat efektif dan efisien guna tercapainya sasaran dan tujuan proyek. 4. Menggerakkan sumber daya guna tercapainya sasaran proyek dari segi biaya, waktu, mutu, dan keselamatan. 5. Meneliti rencana pelaksanaan proyek yang dibuat oleh kontraktor. 6. Memberikan persetujuan pembayaran kepada konsultan atau kontraktor. 7. Menyelenggarakan rapat mingguan.

Wewenang Project Manager adalah: 1. Menentukan harga satuan upah kerja. 2. Mengesahkan bukti bukti pembayaran. 3. Mengadakan kontrak kerja dengan sub-kontraktor, suplayer dan mandor. 4. Mewakili perusahaan menjalin hubungan dengan owner.

II.7.2. Site Manager Site Manager pada Struktur Organisasi Proyek Hotel Ibis Gading Serpong adalah Agus Sulistyanto, S.T yang bertanggung jawab pada pelaksanaan pembangunan keseluruhan baik biaya, waktu, dan mutu. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab dari Site Manager. 1. Memberikan laporan kepada project manager menyangkut operasional lapangan sesuai dengan acuan mutu. 2. Koordinasi dengan Quality Control tentang inspeksi, penyimpangan serta solusinya, rencana dan pelaksanaan pekerjaan, pengendalian dokumen dan rekayasa mutu, penerapan sistem mutu terkait. 3. Mengontrol bagian logistik, personalia, dan umum tentang semua perijinan, proses pengadaan/penyimpangan material dan alat, pelatihan, pembayaran, dll. 4. Melaksanakan rapat koordinasi operasional secara berkala dengan pihak-pihak terkait seperti MK dan Owner. 5. Membuat rencana kerja mingguan dan evaluasinya (item pekerjaan, progress, men power, material, dan alat) atas dasar monthly schedule. 6. Menjamin hasil kerja berdasarkan pada rencana mutu, waktu, biaya, dan keselamatan kerja yang diterapkan. 7. Bertanggung jawab atas hasil inspeksi baik material maupun proses dan hasil kerja. 8. Bersama Quality Control dan Konsultan Manajemen Proyek melaksanakan inspeksi akhir hasil kerja.

Site Manager membawahi bagian-bagian berikut : 1. Supervisor 5. ME 2. Surveyor 6. K3 3. Logistik 7. Security 4. MekanikII.7.3. Site Engineering Site Engineering pada Proyek Easton Park Apartement Serpong adalah Doni M Qodri, ST Tugas dari Site Engineering adalah sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan. 2. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan palaksanaan di lapangan. 3. Melakukan peugawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak.

II.7.4. Safety Officer (K3) Safety Officer adalah pihak yang fokus pada masalah pengelolaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja, serta pengelolaan proyek yang berwawasan lingkungan. Safety Officer pada Struktur Organisasi Proyek Easton Park Apartement Serpong adalah Iyan Kusyana. Tugas dari Safety Officer adalah sebagai berikut: 1. Memastikan prosedur K3 telah dilaksanakan. 2. Membuat berita acara kecelakaan. 3. Menerbitkan surat ijin bekerja untuk pekerjaan yang beresiko tinggi. 4. Menerbitkan perintah secara lisan untuk menghentikan pekerjaan apabila di temukan kondisi yang berbahaya. 5. Membuat laporan K3.

II.7.5. Supervisor Supervisor pada Proyek Easton Park Apartement Serpong ialah Adil Darsono dan Rulli Rachman dengan uraian pekerjaan sebagai berikut: 1. Mengimplementasikan Shop Drawing yang diterima dari Site Manager. 2. Menjalankan tugas lapangan sesuai mingguan atau bulanan yang dibuat Site Manager. 3. Membuat laporan atau memonitor pekerjaan di lapangan sesuai format yang telah disepakati. 4. Membuat atau memonitor schedule kebutuhan alat, tenaga, dan bahan. 5. Menjamin terlaksananya pekerjaan sesuai persyaratan mutu dan waktu yang telah ditentukan. Wewenang dari supervisor yaitu: 1. Menerima/menolak hasil perhitungan progress pekerjaan mandor di lapangan. 2. Merekomendasikan mandor dan tenaga kerja yang dipakai. 3. Mengarahkan mandor dan tenaga kerja 4. Membantu menghitung kebutuhan material dan tenaga kerja.

II.8. DATA TEKNIS PROYEK Struktur bangunan adalah suatu kesatuan/rangkaian dari berbagai elemen yang direncanakan agar mampu menerima beban luar maupun beban sendiri tanpa mengalami perubahan bentuk yang melampaui batas persyaratan. Seperti pengaruh gempa, pengaruh angin, maupun hujan. Adapun pedoman pelaksanaan struktur memiliki persyaratan dan peraturan sebagai berikut: PBI-1971 (NI-2) : Peraturan Beton Indonesia SNI-03-2487-2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI-03-1729-2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI-03-1762-2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Bangunan Gedung Tahan

Gempa PPI-83 : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk gedung ACI 318-89 : American Concrete Institute ASTM C150 : American Society for Testing and Materials

II.8.1. Block Plan Block Plan adalah tampak atas bangunan yang dilengkapi dengan lingkungan sekitarnya atau gambar situasi di sekitar bangunan. Luas lahan Proyek Easton Park Apartement Serpong adalah 7.129 m2 dan luas bangunannya adalah 39.300 m2.

II.8.2. Denah Titik Bore PilePondasi bore pile adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Struktur pondasi yang digunakan pada Proyek Easton Park Apartement Serpong ini adalah pondasi bore pile dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Ukuran bore pile: Diameter 0,8 meter dengan kedalaman 20 m2. Mutu bahan Mutu beton : K-400 untuk bore pile

K-350 untuk pile cap Mutu baja :Tulangan deform U-40 untuk D10 dan D16. Tulangan deform U-50 untuk wiremesh ( 13)3. Pondasi yang dipakai adalah pondasi bore pile dengan kapasitas tiang 8,5 m3 untuk diameter 0,8 m dengan kedalaman = 20m sebanyak 333 titik dan dibore pile hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan mencapai tanah keras.

II.8.3. Denah Lantai Basement Basement adalah bagian terbawah dari struktur sebagian atau seluruhnya di bawah permukaan tanah yang sering digunakan untuk penyimpanan. Spesifikasi teknis lantai basement Proyek Hotel Gading Serpong adalah sebagai berikut: 1. Mutu Beton Struktur Balok : K-350 Pelat : K-350 Kolom : K-400

2. Mutu Baja Tulangan : Tulangan deform U-40 untuk D 8,D 10,D13 ,D16,D 19, D 22 (BJTD 40) Tulangan polos U-24 untuk 8 (BJTP 24) Tulangan deform U-50 untuk wiremesh (BJTD 50) 3. Beban Hidup Basement : 400 kg/m2 4. Tebal Dinding Basement : cm

Denah semua lantai ialah sama dengan lantai basement untuk spesifikasi teknisnya. II.8.4. Denah Atap 1. Mutu Beton Struktur Balok : K-350 Pelat : K-350 Kolom : K-400 2. Mutu Baja Tulangan : Tulangan deform U-40 untuk D10, D13, D16, D19, D22, D25 (BJTD 40) Tulangan polos U-24 untuk 8 (BJTP 24) Tulangan deform U-50 untuk wiremesh (BJTD 50) 3. Beban Hidup Atap : 250 kg/m2

II.8.5. Kolom Mutu Beton : K-400 Tulangan Utama : U-40 Tulangan Sengkang : U-40

II.8.6. Pelat Lantai Mutu Beton : K-350 Tulangan Utama : U-40 Tulangan Sengkang : U-40 II.8.7. Balok Mutu Beton : K-350 Tulangan Utama : U-40 Tulangan Sengkang : U-40

II.9. PERALATAN PELAKSANAAN Dalam pelaksanaan pembangunan Easton Park Apartement Serpong digunakan peralatan mekanis yang sangat mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan. Untuk mengoptimalkan penggunaan peralatan, maka penentuan pemilihan jenis peralatan, penentuan jenis peralatan yang harus disediakan, dan penggunaan peralatan secara tepat harus disesuaikan dengan kondisi lokasi proyek. Peralatan yang digunakan dalam proyek ini antara lain dijelaskan sebagai berikut:

II.9.1. Tower Crane Tower crane merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan material atau bahan bangunan dan benda-benda lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal. Pada proyek ini tower crane yang digunakan berjumlah satu buah. II.9.2. Concrete Vibrator Alat ini digunakan untuk menggetarkan spasi beton pada waktu pengecoran sehingga adukan lebih merata dan lebih padat karena gelembung udara hilang saat dimasukkan ke dalam cetakan atau bekisting. Dengan demikian seluruh bagian terutama bagian yang sulit seperti diantara tulangan, dapat terisi spesi beton dengan baik dan padat sehingga terjadi celah-celah kosong yang dapat menyebabkan beton kropos dan muru beton menurun. II.9.3. Concrete Pump Alat ini digunakan untuk menyalurkan adonan beton yang berasal dari sumur beton yang berada dibawah menuju lantai atas yang akan dicor. Alat ini mempunyai selang yang dapat bergerak ke segala arah untuk menyalurkan beton ke tempat yang akan dicor seperti pelat, lantai, balok, dan kolom. Alat ini secara khusus dioperasikan oleh seorang operator. II.9.4. Bekisting Bekisting berguna untuk membentuk cetakan beton yang diinginkan. Agar dapat membuat rencana bekisting, awal perencanaan struktur beton harus dipelajari terlebih dahulu. II.9.5. Scaffolding Alat ini digunakan sebagai penyangga bekisting balok dan lantai. Scaffolding dapat dibuat dari bahan kayu atau besi yang didesain sesuai kebutuhan dengan memperhatikan kekuatan bahan serta bahan yang akan diterima.II.9.6 ContainerII.9.7 Exavator