Upload
vicka-cahya-septianto
View
1.425
Download
11
Embed Size (px)
BAB II
PROSES PRODUKSI
2.1. Produk yang di Produksi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-
Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh
Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan
standar, Penerapkan proses produksi yang diakui secara internasional.
Semua itu menunjukkan komitment CCBI untuk memastikan bahwa
teknologi, sumber daya manusia maupun material yang kami pergunakan, semuanya
tertuju untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen kami. Produk-Produk yang di
produksi Coca-Cola Bottling Indonesia Central java sebagai berikut :
Coca-Cola merupakan merek minuman ringan terpopuler dan
paling laris dalam sejarah hingga saat ini. Diciptakan pertama
kalinya di Atlanta, Georgia oleh Dr. John S. Pemberton, Coca-Cola
pertama kami perkenalkan sebagai minuman fountain dengan mencampurkan sirup
rasa Cola dan air berkarbonasi. Pertama kali terdaftar sebagai merek dagang di tahun
1887, di tahun 1895 Coca-Cola telah terjual di seluruh wilayah Amerika Serikat. Kini
12
Coca-Cola telah tersedia di seluruh dunia2.
Can
250 ml 330 ml
Returnable Glass Bottle
193 ml 295 ml 1000 ml
PET
500 ml 1500 ml
Gambar. 2.1. Produk Coca-cola
Takaran Saji : 200 mlJumlah saji per kemasan : 1 Bottle
13
Jumlah per Saji : Energi : 84 kkalLemak total : 0 g (% Daily Value*)Karbohidrat Total : 22 g (% Daily Value*)Gula : 22 gProtein : 0 g (% Daily Value*)Natrium : 10 mg (% Daily Value*)
*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 200 kalori
Komposisi air berkarbonasi, gula dan konsentrat Coca-Cola termasuk karamel.
Pertama kali diperkenalkan di tahun 1960, Sprite adalah minuman
ringan dengan aroma rasa lemon yang paling digemari. Sprite dijual
di 190 negara di dunia dengan daya pikat yang sangat besar di
kalangan generasi muda. Sprite disukai karena rasanya yang dingin menyejukkan dan
benar-benar dapat melepaskan dahaga. Sprite memiliki cita rasa khas yang
membedakannya dari minuman ringan lainnya. Produk ini mendorong Anda untuk
menjadi diri sendiri dan memuaskan rasa haus Anda..
Sprite Sprite Ice
14
Gambar. 2.2. Variansi Produk Sprite
Can
250 ml 330 ml
Returnable Glass Bottle
200 ml 295 ml 1000 ml
PET
500 ml 1500 ml
Gambar. 2.3. Produk Sprite
Takaran Saji : 200 mlJumlah Saji per kemasan : 1 Botol Jumlah per Saji : Energi : 100 kkal
15
Lemak Total : 0 g (% AKG*)Karbohidrat Total : 27 g (% AKG*)Gula : 26 gProtein : 0 g (% AKG*)Natrium : 16 mg (% AKG*)
*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 200 kalori
Fanta merupakan merek dari The Coca-Cola Company untuk
minuman ringan dengan rasa buah-buahan yang sangat menonjol.
Dipasarkan di 188 negara di seluruh dunia dengan konsumen
terbesar remaja berusia antara 12-19 tahun. Di seluruh dunia ada lebih dari 70 jenis
rasa, dengan rasa jeruk (Orange) sebagai volume terbesar. Di Indonesia, produk
Fanta mulai dipasarkan pada tahun 1973 dan hingga kini memiliki 3 rasa buah yaitu
Strawberry, jeruk (Orange) dan Nanas. Konsumen di berbagai belahan dunia,
terutama remaja, mengasosiasikan Fanta dengan keceriaan bersama teman dan
keluarga. Asosiasi positif ini sebenarnya didorong oleh ciri khas merek Fanta yang
membawa sukacita, dengan warna yang cerah, rasa buah dan karbonasi yang terasa
sangat kuat.
16
Strawberry Fruitpunch Creamy Orange Apple Grape
Gambar. 2.4. Variansi Produk Fanta
Can
250 ml 330 ml Returnable Glass Bottle
200 ml 200 ml 295 ml 1000 ml
PET
500 ml 1500 ml
17
Gambar. 2.5. Produk Fanta
Takaran Saji : 200 mlJumlah Saji per kemasan : 1 Botol Jumlah per Saji : Energi : 120 kkalLemak Total : 0 g (% AKG*)Karbohidrat Total : 31 g (% AKG*)Gula : 30 gProtein : 0 g (% AKG*)
*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 200 kalori
Frestea - produk inovatif minuman siap saji (RTD) yang secara
khusus dirancang untuk memuaskan seluruh panca indera konsumen
Indonesia. Merek ini dikembangkan secara lokal dan merupakan bagian dari
Beverage Partners Worldwide (BWP), yaitu perusahaan patungan hasil kemitraan
yang sukses antara The Coca-Cola Company dan Nestle, SA.
Proporsi Frestea dikembangkan untuk menangkap pengalaman dalam menikmati teh
tubruk, dengan rasa, aroma, dan warna menjadi faktor terpenting dimana konsumen
bisa membedakan kualitas sebuah produk. Cita rasa tehnya yang sangat khas dan
inovatif tercipta melalui sajian aroma melati yang menyenangkan dan rasa teh yang
18
unggul. Botolnya yang unik menonjolkan kualitas rasa teh asli, dengan tekstur
emboss dua elemen daun yang saling bersilang.
Frestea diproduksi dengan menggunakan standar kualitas tinggi The Coca-Cola
Company, menggunakan teknologi tinggi dan didukung oleh proses produksi
higienis, demi memastikan bahwa setiap botol Frestea memilki kualitas yang sama.
Untuk tahap awal, peluncuran produk ini difokuskan di Jakarta dan Jawa Barat yang
merupakan pasar mayoritas dari konsumsi produk teh siap minum.
Returnable Glass Bottle Tetra Brick Aseptic Polyethylene Terephtalate RGB TBA PET
220 ml 250 ml 500 ml
Gambar 2.6. Produk Frestea
Takaran Saji : 220 mlJumlah Saji per kemasan : 1 Botol Jumlah per Saji : Energi : 120 kkalLemak Total : 0 g (0% AKG*)
19
Karbohidrat Total : 31 g (10% AKG*)Gula : 30 gProtein : 0 g (0% AKG*)Natrium : 7 mg (0% AKG*)
*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 200 kalori
Frestea GREEN adalah produk teh hijau siap saji yang diluncurkan
pada bulan September 2005. Teh hijau telah dipercaya sejak dulu
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Frestea GREEN
memberikan rasa yang nikmat dan menyegarkan serta memberikan manfaat teh hijau
karena terbuat dari teh yang paling alami dan sehat dari daun teh.
Returnable Glass Bottle Tetra Brick Aseptic Polyethylene Terephtalate (RGB) (TBA) (PET)
220 ml 250 ml 500 ml
20
Gambar 2.7. Produk Frestea Green
Takaran Saji : 250 mlJumlah Saji per kemasan : 1 Jumlah per Saji Energi Total : 87 KkalLemak Total : 0 g (0% AKG*)Protein : 0 g (0% AKG*)Karbohidrat Total : 23 g (7% AKG*)Gula : 23 gNatrium : 31 mg (1% AKG*)
*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan kebutuhan energi 2.000 kkal.
Kebutuhan energi Anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
2.2. Gambaran Proses Produksi dan Bahan Baku yang Digunakan
Dalam proses produksi minuman ringan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java terdapat beberapa tahapan pengolahan sebelum produk jadi berupa
carbonated soft drink samapia ketangan konsumen. Pada dasarnya pembuatan produk
minuman ringan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java dibagi menjadi
empat tahap proses produksi, yaitu:
1. Pengolahan air
2. Pemurnian CO2
3. Pembuatan sirup
4. Pencampuran
5. Pembotolan
21
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi minuman ringan di PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java adalah air, gula pasir, CO2, dan konsentrat
yang harus lulus analisa dan telah mengalami tahap pengolahan sehingga didaptkan
bahan yang berkualitas dan memenuhi standar perusahaan yang ditetapkan.
2.3. Pengolahan Air (water treatment)
Kebutuhan air bagi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java dipenuhi
dari air tanah yang diambil dari sumur bor (deep well) dengan kedalaman kurang
lebih 100 meter, yang berada di lingkungan perusahaan. PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java mempunyai surat ijin pengambilan air sumur (SIPA) yang sah
menurut hukum untuk mengambil air sumur dengan kedalaman 80 – 100 meter dari
permukaan air tanah. Air yang diperoleh dari deep well tersebut perlu dilakukan
pengolahan tertentu baik untuk bahan dasar minuman, pencucian botol, untuk sanitasi
maupun utility. Air yang digunakan sebagai media pelarut dalam pembuatan
minuman ringan tersebut adalah treated water. Sedangkan Frestea menggunakan soft
treated water.
Pengambilan air sumur yang dilakukan olah PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java juga dipantau oleh satelit mengenai berapa banyak air yang
diambil oleh perusahaan. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java mempunyai
16 sumur dengan jarak antar sumur masing-masing ± 100 meter dengan kedalaman
22
yang berbeda-beda, tetapi hingga saat ini dari 16 sumur yang ada yang masih
beroperasi hanya 11 sumur.
Air yang diperoleh cenderung bersifat sadah dan masih bercampur dengan
dengan kotoran. Kesadahan air yang akan digunakan untuk produksi harus rendah
agar tidak menimbulkan kerak pada pipa yang dapat menyulitkan pemanasan. Oleh
karena itu diperlukan pengolahan air lebih lanjut untuk memperoleh air siap untuk
produksi.
Tabel 2.1 Pengambilan Air PT. CCBI
No WellSIPA
(m3/hr)
Flow Rate
(lt/min)
Operasi Max
(jam)
1 III 200 353 9,44
2 IV 200 316 10,55
3 VIII 120 320 6,25
4 IX 120 436 4,59
5 X 200 375 8,88
6 XI 200 400 8,33
7 XII 200 200 16,66
8 XIII 200 591 5,64
9 XIV 120 236 8,47
10 XV 200 399 8,35
11 XVI 200 420 7,94
Pengolahan air (water treatment) adalah suatu proses pengolahan air dari
sumur untuk diproses sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku
produk. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk menurunkan tingkat alkanitas dan
23
tingkat kesadahan, serta mengurangi kadar mineral yang tidak perlu untuk tubuh dan
juga untuk menjaga system pengendalian air dengan sistem multibarrier untuk
menghasilkan air olah sesuai dengan spesifikasi The Coca-Cola Company.
Air yang digunakan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java terdiri
dari 4 macam, yaitu:
1. Raw Water
Adalah air baku yang akan diproses didalam pengolahan air. Air dari sumur
yang dialirkan dengan menggunakan pompa yang berkapasitas 46,5 m3/jam menuju
ke pabrik untuk melalui pengolahan lebih lanjut sesuai fungsi yang akan digunakan.
Fungsi dari Raw Water ini adalah :
- Sebagai bhan baku yang akan digunakan untuk treated water maupun
soft weater
- Untuk keperluan kamar mandi
- Untuk mesin yng sifatnya tidak kontak langsung dengan produk.
2. Treated Water
Adalah air olah standar yang telah diproses dan didistribusikan keproses
produksi. Air dari sumur yang ditampung pad reservoir dengan kapasitas 200 m3
diolah denngan menambahkan Ca(Ocl)2 5 % dengan kadar residu di air 1 – 5 ppm.
Penambahan Ca(Ocl)2 bertujuan untuk membunuh mikro organisme yang terdapat
dalam air dan untuk mencegh pertumbuhan ganggang di reservoir.
24
Adapun prodes pembuatan Treated Water sebagai berikut :
1. Raw water dari reservoir dialirkan ke Line Softening Plant yang
mempunyai kapasitas 30 m3. pada unit ini Raw Water mengalami proses yaitu
penambahan zat kimia untuk proses koagukasi, flukolasi dan sedimentasi
sehingga menghasilkan air jernih.
2. Line Softning Plant melalui beberapa tahap pengolahan, yaitu :
a). Fluccolation tank
Merupakan tempat dimana raw water ditambahkan bahan bahan kimia
yaitu fero sulphate (FeSo4 20 %), Lime (Ca(OH)2) 8 %), Chlorine
(Ca(Ocl)2 5 %). Penambahan bahan diatas berfungsi untuk mengurangi
kandungan mineral penyebab kesadahan dengan cara penggumpalan
kimia (koagulasi).
b). Settling tank
Berfungsi sebagai tempat pengendapan flok yang tebentuk dari
flocculation tank agar terpisah dari larutan jernih. Air dialirkan dengan
kecepatan rendah agar flok mengendap dengan sempurna.
c). Multimedia (sand) Filter
Air dari lime softening plant dialirkan menuju sand filter untuk
mengalami penyaringan dengan menggunakan pompa berkapasitas 25-
35 m3/h. air mengalir melalui bagian atas kolom dengan kecepatan 6
25
GPM/ft2. sand filter terdiri dari 2 lapisan mdia filter yaitu antrasit dan
silica.
d). Turbulensi meningkatkan efisiensi filtrasi
Antrasit befungsi untuk menyebarkan air ke seluruh permukaan filter
dan mencegah terjadinya penyumbatan partikel-partikel besar,
sedangkan silica dengan ukuran 0,8-1,2 mm untu menyaring partikel-
partikel kecil.
e). Storage Tank
Air dari sand filter dialirkan ke storage tank dengan kapasitas 110 m3
untuk ditampung sebelum masuk ke carbon filter.
f). Carbon filter
Carbon filter mempunyai cara kerja hmpir sama dengan sand filter,
hanya pada carbon filter yang di saring adalah zat warna dan klorin
dengan menggunakan akfif karbon merukuran 0,7-1,1 mm.
g). Micron Filter
Alat ini berfungsi untuk mereduksi kandungan padatan tersuspensi.
Bahan panyaring yang digunakan terdiri dari lembaran catridge dengan
ukuran micron filter untuk line 3,4,6,dan 8 sebesar 3µm. sedangkan
untuk line 5 (pembuatan frestea) ditambah 5 µm, karena the sangat
rentan dengan bakteri.
h). Treated Water
26
treated water yang telah diolah digunakan untuk diproduksi sebagai
syrup maupun produk minuman.
3. Soft Treated Water
Adalah treated water yang telah dihilangkan kesadahannya yang di alirkan ke
cation exchanger yang berfungsi untuk menurunkan kesadahan (< 5 ppm). Soft
treated water digunakan dalam pembuatan produk frestea
4. Soft Water(Chlorine & Non Chlorine)
Soft Water (Chlorine) adalah air lunak (kesadahan rendah) yang telah diproses
melalui pelunakan yang ditambah dengan Chlorine yang digunakan untuk
membersihkan botol di line III, IV, V, VI. Soft Water (Non Chlorine) adalah air
lunak (kesadahan rendah) yang telah diproses melalui pelunakan yang berfungsi
untuk boiler dan untuk evacond (pendingin mesin).
Untuk lebih jelasnya lihat diagram Alir Soft Treated water dan Treated pada
Gambar 2.8 dan Diagram alir Soft Water pada Gambar 2.9 dibawah ini.
27
Gambar 2.8 Diagram Alir Soft Treated water dan Treated
Stop
Pengambilan air dari deep well
Treated water
Bufer tankl
Polishing 1 mcr
Polishing 5 mcr
Carbon Purifier
Aerasi dengan cooling tower
Storage Tank
Penampungan air di Reservoir
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Flocolator
Break Tank
Settling tank
Filtrasi
Air untuk Frestea
Penambahan :Lime 8%Fe So4 20%Ca (OCl) 5%
Penambahan :Ca (OCl)2 : 1 – 5 mgr/lt
Start
28
Gambar 2.9 Diagram alir Soft Water
Start
Pengambilan air dari deep well
Softner
Buffer Tank
Aerasi dengan Cooling Tower
Aerasi Tank
Sand filter Softner
Pemeriksaan
Stop
Soft water Tank
Bottle Washer
Polishing 1 mcLine III & IV
Sinal Rinse
Soft water tank
Pemeriksaan
Siap ke :BottlerEvacoondCooling tower FresteaConveyor lubbricant
Penambahan :Ca (Ocl)2 : 1-5 ppm
29
2.4. Pemurnian CO2
Gas CO2 sangat penting dalam pembuatan minuman berkarbonasi karena
berfungsi sebagai penyegar dan pengawet serta memperkuat flavour produk Coca-
Cola, Fanta, dan Sprite. Gas CO2 diketahui memiliki sifat-sifat mengawetkan pada
tekanan yang lebih tinggi dari yang dijumpai dalam udara atmosfer. Gas CO2
disuplay dalam bentuk cair (liquid) kemudian diproses menjadi uap (vapor). Standar
spesifikasi CO2 meliputi rasa, bau, kenampakan dalam air dan kemurnian. Untuk itu
diperlukab proses pemurnian CO2.
CO2 dari supplier disimpan dalam container sebelum dilakukan proses
pemurnian. Hal ini disebabkan tidak mungkin semua CO2 langsung habis dalam
proses pemurnian. CO2 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java dibeli dari 4
supplier, antara lain: PT. Aneka Gas, PT. Samator, PT. Purnabuana, dan PT. Purindo
Inti Gas.
Tabel 2.2 Standar Kandungan CO2 Beverage
Jenis Minuman Kadar CO2 (%)
Coca-Cola 3,75
Sprite 3,70
Sprite Ice 3,70
Fanta Stawbery 2,50
Fanta Grape 2,00
Fanta Melon 2,00
Fanta Orange 1,75
Fanta Apple 2,00
Fanta Soda Water 4,00
30
Lanjutan Tabel 2.2 Standar Kandungan CO2 Beverage
Jenis Minuman Kadar CO2 (%)
Frestea -
Frestea Green -
Adapun tahap-tahap pemurnian CO2 adalah sebagai berikut:
1. Co2 dalam bentuk cair di tampung di reservoir.
2. Untuk mengubah Co2 cair menjadi gas digunakan evaporator dengan
bantuan udara sebagai media heat exchanger dengan cara ditiupkan
dengan bantuan blowe.
3. Untuk memurnikan CO2 dari gas-gas lain digunakan filter KMO4
(kalium permanganate).
4. Kemudian Co2 dilewatkan dalam treated water untuk menghilangkan
kalium permanganate yang mungkin terbawa oleh CO2.
5. gas CO2 yang sudah dipanaskan dalam heater selanjutnya disaring
dalam filter karbon untuk menghilangkan baud an rasa asing.
6. Filter paper digunakan sebagai filter terakhir yang berfungsi menyaring
carbon dan kotoran yang masih tersisa, sehingga dihasilkan gas CO2
yang murni dan selanjutnya di distribusikan ke carbon cooler.
31
2.5. Pembuatan Syrup
Sirup merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dari suatu
produk di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java. Karena rasa, aroma,
kualitas tersebut menjadi andalan dari PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java.
Sebelum dilakukan pembuatan sirup, terlebih dahulu perlu diketahui berapa
banyak minuman yang akan diproduksi sehingga dapat diketahui berapa banyak unit
concentrate yang akan diperlukan, setelah itu dapat diketahui berapa volume air dan
gula yamg dibutuhkan berdasarkan standar pembuatan sirup. Selain itu pembuatan
sirup harus dilkukan terlebih dahulu ceaning atau sanitasi. Pembuatan sirup di PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java melalui dua tahap, yaitu:
Pembuatan simple syrup(sirup sederhana)
Pembuatan finish syrup (sirup akhir)
Urutan proses pembuatan simple syrup adalah sebagai berikut:
1. Pelarutan gula
Pertama yang dilakukan dalam proses pelarutan gula adalah pengisian
treated water sebelum dilakukan penuangan gula. Treated water dan gula
yang akan diproses telah dihitung terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan
produksi. Setelah pengisian treated water dan penuangan gula dilakukan
pengadukan (mixing) selama ± 30 menit hingga semua gula larut. Kelarutan
gula dapat diketahui dengan mengambil sample larutan yang kemudian
dilakukan pengecekan Brix, warna, bau, rasa, dan pH. Setelah sesuai standard
32
an gula larut sempurna, ditambah dengan filter aid dan karbon aktif untuk
penyaringan dari kotoran dan penyerapan warna, bau, dan rasa yang tidak
dikehendaki.
2. Pre coating
Simple sirup dilewatkan screen untuk penyaringan kotoran yang masih
ada yang selanjutnya ditransfer kedalam tangki pre coating. Pre coating
merupakan proses pelapisan filter aid sebelum masuk ke filter press sehingga
akan terbentuk pori-pori penyaringan kotoran yang memiliki ukuran sangat
kecil. Dengan penyaringan ini sample sirup akan terbebas dari kotoran.
Tahap-tahap pre coating adalah sebagai berikut:
a. Pre Coating I
Pada tahap ini dilakukaan penambahan filter aid untuk pelapisan plat
pada filter press sehingga seluruh plat terlapisi secara merata.
b. Pre Coating II
Tahap pre coating II yaitu penambahan filter aid dan karbon aktif pada
larutan simple sirup setelah gula larut sempurna. Filter aid yang
digunakan adalah hyflo yang berwarna putih dan fiter aid standar yang
berwarna kemerahan.
3. Filtrasi
Yaitu proses penyaringan larutan yang merupakan kelanjutan dari pre
coating untuk memisahkan kotoran yang berukuran sangat kecil dari simple
sirup. Simple sirup yang telah dilewatkan filter press diharapakan bebas dari
33
kotyoran yang biasanya beripa koloid. Hasil pemeriksaan yang positif
ditindak lanjuti dengan pengaliran siple sirup ke tangki simple sirup secara
berulang-ulang (sirkulasi) dapat didapatkan simple sirup yang bebas dari
kotoran. Apabila filter press ini sudah jenuh dalam artian tidak dapat
menyaring lagi akibat kotoran yang diikat terlalu banyak maka filter press
dibersihkan.
4. Sterilisasi
Simple syrup yang sudah terbebas dari kotoran dialirkan menuju UV
lamp untuk sterilisasi. Tujuan sterilisasi adalah untuk membunuh semua
mikroorganisme yang tumbuh dalam simple sirup.
Simple sirup yang telah dilewatkan sinar UV disempurnakan menjadi
finish sirup. Pada pembuatan sirup akhir, larutan simple sirup yang telah steril
ditambah dengan konsentrat menurut jenis minuman ringan yang akan
diproduksi. Sebelum ditambahkan, konsentrat dilarutkan dulu dalam tangki
pelarut yang kemudian dialirkan kedalam finish tank. Setelah sirup akhir ini
sesuai standar pengujian maka dialirkan ke dalam carbo cooler untuk proses
pengisian minuman ringan. Finish sirup yang telah disiapkan, ditransfer
kedalam carbo cooler masing-masing line memiliki jangka waktu atau batas
penyimpanan yaitu:
1. Coke dapat disimpan selama 6 jam
2. Fanta dan Sprite memiliki batas waktu 48 jam
3. Khusus Fanta Soda Water hanya tahan 24 jam
34
4. Frestea mempunyai jangka waktu penyimpanan selama 6 jam,
karena the ini sangat rentan terhadap mikroba
Untuk lebih jelasnya Proses pembuatan sirup dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah
ini.
Gambar 2.10. Proses Pembuatan Syrup
2.6. Pencampuran (mixing)
35
Proses pencampuran (mixing) adalah proses pencampuran antara air steril
dengan finish sirup dengan menggunakan mesin pencampur (mixer). Air steril yang
telah ditampung daerator tank diambil kandungan udaanya dengan vacum pump.
Selanjutnya air dialirkan menuju flow mix untuk dicampur dengan finish sirup.
Setelah dicampur dengan perbandingan tertentu, selanjutnya dilakukan pendinginan
pada tangki carbo cooler dan dengan karbondioksida murni. Pendinginan ini
dilakukan pada suhu 4oC dengan maksus agar karnondiksida dapat terikat dengan air.
Tempertur yang digunakan rendah karena sesuai dengan sifat CO2 cair yang stabil
dalam suhu rendah. Dalam temperature yang tinggi CO2 cenderung berupa gas. Dari
tangki carbo cooler ini kemudian dilakukan pengisian.
Secara garis besar bagian-bagian dari unit carbo cooler adalah sebagai
berikut:
1. Carbo cooler tank
Adalah suatu unit pendingain (evaporator), mixing (mencampurkan) gas
CO2 kemudian beverage serta resiver tank beverage yang kemudian akan
ditransfer ke unit filing machine. Unit ini dilengkapi dengan peralatan
elektroda/level control sbagai alat control utama proses pada unit ini secara
keseluruhan.
2. Deaerator tank
36
Merupakan receiver tank untuk mengambil oksigen yang ada dalam
treated water dengan menggunakan vacuum pump yang akan ditransfer ke unit
resiver di sini juga terjadi tahap pendinginan tahap pertama.
3. Water pump
Pompa yang berfungsi mengalirkan treated water dari deaerator tank ke
water reservoir.
4. Water reservoir
Adalah penampung awal untuk treated water dari deaerator tank,
dilengkapi dengan katup yang berfungsi mengatur laju aliran dari water
reservoir kedalam mix reservoir.
5. Syrup reservoir
Adalah penampung awal untuk finish sirup, pada unit ini dilengkapi
dengan peralatan electrode yang berfungsi sebagai pengatur level sirup.
6. Mix reservoir
Adalah reservoir tank untuk menampung sementara hasil campuran antara
treated water dan finish sirup, disini terjadi proses pemcampuran antara treated
water dan finish sirup dengan perbandingan yang telah distandarkan.
7. Mix pump
Pompa ini berfungsi mentransfer campuran treated water dan finish sirup
dari mix resiver ke carbo cooler tank.
8. Refrigerasi carbo cooler
37
Pendinginan di dalam proses pembuatan minuman berkarbonasi sangat
mutlak diperlukan, karena pada proses mixing antara campuran treated water
finish sirup dan karbondioksida diperlukan temperature yang cukup rendah.
Untuk lebih jelasnya Proses pencampuran (mixing) dapat dilihat pada gambar 2.11
dibawah ini.
Gambar 2.11. Proses pencampuran (mixing)
2.7. Proses Pembotolan
38
Dalam proses pembotolan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut
1. Gudang Empties
Merupakan gudang penyimpanan botol-botol kosong yang ada dalam
krate yang tersusun dalam palet-palet yang siap untuk dilanjutkan ke proses
pembotolan
2. Unpallet / Depalletizer
Setelah dari gudang empties, krat dan botol kosong yang tersusun
dalam pallet di bawa ke lokasi unpallet. Satu pallet terdiri dari 54 Krate. Di
sini kemudian krat –krat tersebut diturunkan ke case conveyor dengan mesin
depalletizer.
3. Uncasing
Merupakan proses pengeluaran botol kosong dari dalam krate dan di
angkat ke chain conveyor untuk di bawa ke bottle washer setelah terlebih
dahulu di lakukan pre inspection terhadap kondisi fisik botol tersebut,
sementara itu krat yang kosong kangsung menuju ke case washer.
4. Pencucian Krar (Case Washer)
Krat yang sudah kosong kemudian dibawa konfeyor ke case washer
dengan hanya menggunakan system penyemprotan dengan raw water untuk
lebih jelasnya Proses pencucian krat dapat dilihat pada gambar 2.12 dibawah
ini.
39
Gambar 2.12. Proses pencucian krat
5. Proses Pencucian Botol
Botol-botol yang digunakan oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang
digunakan adalah botol baru atau bekas dari konsumen yang sebelum
dilakukan proses pengisian finish beverage terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan dan pencucian botol dan krat yang akn digunakan dalam keadaan
bersih. Tahap-tahap pencucian botol adalah sebagai berikut:
a. Pre Inspection
Botol-botol yang kosong dari krat (case) tertata pada palet yang
disimpan dalam gudang diangkut dengan menggunakan forklift menuju
mesin depalletizer untuk memisahkan krat dari palet. Kemudian krat
menuju unchaser yang memisahkan botol dari krat. Selanjutnya
dilakukan pre inspection terhadap botol kotor yang akan ke washer agar
40
hanya botol yang masih bagus dan tidak rusak yang akan dicuci. Botol-
botol hyang tidak layak kemudian dipecahkan.
b. Inlet Washer
Di dalm inlet washer botol dicuci melalui bebrapa proses agar botol
benar-benar bersih dan terbebas dari mikroorganisme yang tumbuh. Pada
unit pencucian botol (bottle washer) terbagi menjadi beberapa bagian,
yaitu:
1. Pre rinse
Pre rinse merupakan proses penyemprotan botol dengan soft
water dengan botol dalam keadaan terbalik yang berfungsi
mengeluarkan kotoran yang masih berada dalam botol dan
mengurangi tingkat keasaman dalam botol sekaligus meningkatkan
efisiensi pencucian dan memperpanjang unur penggunaan larutan
pencuci caustic soda.
2. Compartement I, II, III
Compartement dalam bottle washer dibagi menjadi tiga bagian,
compartement I, II dan III yang digunakan untuk merendam botol.
Temperature yang digunakan dalam setiap compartement berbeda-
beda yaitu 65oC pada compartement I, 70oC untuk compartement II,
dan 70o-80oC pada compartement III. Kadar kaustik yang digunakan
±2,5-3% sedangkan kadar aditifnya sekitar 0,25%. Kotoran-kotoran
41
yang menempel pada botol akan larut sehingga botol akan benar-
benar bersih.
3. Semi final rinse dan rinse
Pada semi final rinse botol disemprot dengan soft water with
chlorine untuk sterilisasi dan disinfektan. Temperature yang dipakai
pada final rinse cukup tinggi, sesuai temperature ruang supaya
mikroba mati.
c. Post Inspection
Setelah botol dicuci masih tetap dilakukan pemeriksaan ulang melalui
post inspection untuk memastikan botol. Botol-botol yang cacat yang
dimungkinkan lolos pencucian diambil. Meskipun botol bersih telah
melewati post inspection, tidak menutup kemungkinan botol cacat masih
lolos. Maka dari itu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
menggunakan alat EBI (Electronic Bottle Inspection) untuk mendeteksi
botol, sehingga botol yang masih kotor atau cacat akan ditendang keluar
line masuk kedalam tong sampah. Untuk lebih jelasnya Proses pencucian
botol dapat dilihat pada gambar 2.13 dibawah ini.
42
Gambar 2.13. Proses pencucian botol
6. Proses Pengisian (filling)
Setelah pencucian botol selesai, maka botol akan menuju filler untuk
proses pengisian finish beverage kedalam botol (RGB) dengan menggunakan
mesin pengisi (filler). Dimana botolbotol yang lolos deteksi EBI akan masuk
ke filler untuk proses pengisain minuman. Proses pengisian di bagi dalam
beberapa tahapan:
1) Tahap open filling valve
Di dalam Bowl terdapat sensor yang berfungsi untuk
mengaktifkan cam yang digunakan untuk apabila ada botol yang
masuk ke dalam bowl cam ini kemudian digerakkan oleh silinder
pneumatic, yang berfungsi untuk meneken butterfly. Butterfly
43
kemudian menggerakkan lever arm ke atas sehingga mengangkat
needle.
2) Tahapan Counter Pressure
Pada tahapan ini terjadi proses masuknya CO2 bertekanan dari
bowl kedalam botol sampai terjadi persamaan tekanan dalam
botol, setelah pressure antara di dalam bowl dan di botol sama,
proses pengisian di mulai. Apabila proses counter pressure tidak
berjalan dengan sempurna, maka proses filling tidak akan
sempurna, akibatnya botol bias tidak terisi sesuai takaran,
ataupun botol dapat pecah.
3) Tahap filling
Setelah terjadi persamaan antara tekanan bowl dengan botol
maka secara otomatis guide tube akan bergerak sehingga
pengisian dapat dilakukan dengan sempurna.
4) Tahap leveling.
Proses dimana setelah lubang vent tube tertutup oleh minuman
maka proses pengisian akan berhenti dengan sendirinya karena
sudah tidak ada udara yang keluar dari dalam botol, proses
leveling ini di setting dengan cara mengganti panjang pendeknya
dari vent tube.
44
5) Tahap Closing
Pada tahap ini filling valve ditutup lewat butterfly oleh cam
penutup (close filling valve) secara mekanis, posisi cam penutup
disini adalah kebalikannya dari cam pembuka.
6) Tahap Sniffing
Tahap pembuangan sisa gas bertekanan yang masih ada di dalam
botol.
7) Caper machine.
Botol yang sudah selesai pada tahap pengisian akan keluar
menuju unit crowner. Crowner berfungsi untuk memasang tutup
botol (crown) sehingga botol tertutup dengan standart kerapatan
yang ada.
8) Date Decoding
Botol yang sudah selesai dari crowner kemudian menuju ke
mesin pemberian kode atas produksi tersebut, yaitu kode waktu
kadaluarsa, waktu proses produksi, tempat pembuatan dan line
yang digunakan.
9) Check mat
Alat ini berfungsi untuk mengukur level ketinggian isi an botol
dan juga untuk menghitung jumlah produk yang di produksi.
45
10) Full Inspection
Pada full inspection ini dilakukan pemeriksaan apakah produk
tersebut layakuntuk dipasarkan atau tidak.
11) Cassing
Casing adalah pemindahan botol yang sudah terisi kedalan krat
yang sudah dibesihkan
12) Palletizer
Krat yang telah terisi botol kemudian ditempatkan ke pallet
untuk memudahkan pengankutan dengan forklift menuju gudang
penyimpanan
13) Gudang full
Adalah gudang yang digunakan untuk menyimpan hasil produk
akhir yang nantinya siap didistribusikan kepada konsumen.
46