BAB 5 Revisi Laporan Kp

Embed Size (px)

Citation preview

BAB V

Pemeliharaan Transformator Distribusi5.1. Pendahuluan Komponen-komponen transformator distribusi terdiri dari: a. Bagian Utama. 1. Inti Besi 2. Kumparan Transformator 3. Minyak Transformator 4. Bushing 5. Tangki konservator

b. Peralatan Bantu. 1. Pendingin 2. Tap Changer 3. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)

4. Indicator-indikator : Thermometer, permukaan minyak A. Bagian Utama 1. Inti Besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetic yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempenganlempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

Gambar 4.1 Inti Besi

2. Kumparan Trafo Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Gambar 4.2 Kumparan

3. Minyak Trafo Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memilki kemampuan untuk menahan tegangan tembus, Sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kempuan kedua ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan.

4. Bushing Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.

Gambar 4.3 Bushing

5.

Tangki Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara

akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasang relai bucholzt yang akan menyerap gas produksi akibat kerusakan minyak. Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran

pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silicagel dan dia tidak keluar mencemari udara sekitarnya.

Gambar4.4 Tangki

B. PERALATAN BANTU 1. Pendinginan Transformator Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat/system pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang dipakai pada system pendingin dapat berupa : 1. Udara/gas 2. Minyak 3. Air 4. Dan lain sebagainya. Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara : 1. Alamiah (natural) 2. Tekanan/paksaan Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak-udara/gas),dengan (Radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced). cara melengkapi transformator dengan sirip-sirp

Gambar 4.5 Pendingin 2. Tap changer Tap changer adalah alat perubahan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer yang bias beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut off load tap changer dan hanya dapat dioperasikan manual. Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator berbeban disebut on load tap changer dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen, tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan transformator di buat tap (penyadap) untuk perbandingan transformator (rasio) trafo. Ada dua cara kerja tap changer : 1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. 2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban (On Load Tap Changer/ OLTC) Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban.

OLTC terdiri dari : 1. Selector Swicth, 2. Driver Switch, dan 3. Transsisi resistor. Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi trafo. Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena elektris, mekanis, kimia, dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. Tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.

Gambar 4.6 Tap Changer

3. Alat pernapasan (Dehydrating Breather) Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka minyak tampungan pada tangki yang sering di sebagai konservator. Pada konservator ini permuakaan minyak yang diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak. Untuk mengatasi hal tersebut, udara yang masuk ke dalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silicagel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat

menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk ke dalam tangki dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media penghisap kelembaban yang digunakan biasanya silicagel, yang secara khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.

Gambar 4.7 Alat Pernafasan 5.2. Jenis Pemeliharaan Pemeliharaan

Tidak Direncanakan

Direncanakan

Darurat

Korektif

Preventif

Terjadwal

Tidak Terjadwal

Pemantauan Kondisi

Pemeliharaan preventive Preventive maintenance adalah tindakan pencegahan agar peralatan tidak mengalami kerusakan atau gangguan, oleh karena itu dalam tindakan ini bertujuan agar menekan suatu tingkat keadaan yang menunjukan gejala kerusakan sebelum peralatan tersebut mengalami kerusakan fatal sehingga umur pemakaiannya bisa panjang. Caranya dengan membuat program pemeliharaan terutama pada bagian-bagian yang rawan dan kritis. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction manual Standar-standar yang berlaku Pengalaman operasi di lapangan

Pemeliharaan ini disebut juga : pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance) Bilamana tindakan preventive dilakukan dengan baik dan terkordinasi antar unit kerja terkait, maka : Kerugian waktu produksi dapat diperkecil. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi. Interupsi terhadap jadwal yang direncanakan dapat dikurangi. Sebagai tindakan preventive yang paling dasar adalah pekerjaan : Membersihkan (cleaning), karena pekerjaan membersihkan sebenarnya sudah merupakan tindakan paling utama. Dalam melaksanakan pembersihan disarankan: 1. agar mengikuti petunjuk cara membersihkan, kapan dengan alat bantu apa saja serta hal-hal apa saja yang harus dihindari. 2. Memeriksa (inspection), terutama pemeriksaan pada bagian-bagian yang dianggap kritis agar diperiksa secara teratur dengan berdasarkan pertimbangan : Pengalaman yang lalu dalam suatu jenis pekerjaan yang sama diperoleh informasi. Sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan dalam waktu tertentu. Rekomendasi dari pabrik peralatan tersebut. Running maintenance sebenarnya adalah tindakan pemeliharaan yang dilakukan pada saat mesin atau peralatan sedang beroperasi (berlangsung).

Pemeliharaan Predictive Adlah : pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik (apa dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kerusakan). Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan dini. Cara yang dipakai adalah memonitor kondisi secara on line, baik pada saat beroperasi maupun tidak beroperasi. Diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut pemeliharaan berdasarkan kondisi ( Condition Base Maintenance).

Pemeliharaan Corrective Adalah : pemeliharaan yang dilakukan secara terencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan mengalami kelainan atau unjuk kerja yang rendah pada saat menjalankan fungsinya. Bertujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula, disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curactive Maintenance, yang bisa berupa trouble shooting atau penggantian part/bagian yang rusak/kurang berfungsi.

Pemeliharaan Detective Adalah : kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu, dimana pelaksaannya tidak direncanakan dan sifatnya darurat. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan darurat/perbaikan atau Break Down Maintenance.

4.3. Jadwal Pemeliharaan Trafo Pemeliharaan Bulanan Dilaksankan dalam keadaan beroperasi. Berupa pekerjaan pemeriksaan visual yang meliputi pemeriksaan : tinggi permukaan minyak, warna minyak, kondisi bushing, kondisi permukaan tangki/radiator, dan kemungkinan adanya kebocoran, suhu trafo, mengadakan pengukuran tegangan/beban trafo, serta penyetelan sadapan. Pemeliharaan Tahunan Dilaksanakan dalam keadaan tidak bertegangan pekerjaan yang dilakukan sama dengan pekerjaan pemeliharaan bulanan ditambah dengan pemeriksaan kelengkapan trafo, yaitu : arrester, spark gap, pentanahan, tempat kedudukan trafo serta pengukuran/pengujian kontinuitas belitan, tahanan isolasi, polaritas indeks dan dielektrik minyak isolasinya. 1. Pemeliharaan transformator setiap bulan yang berupa monitoring. No Peralatan/Komponen Yang Diperiksa Trafo Besar 1. Lemari Trafo Sedang Lemari Trafo Kecil Lemari Kontrol/ Proteksi dan box kontrol serta marshaling kios. Silicagel dan system pernapasan. Periksa warna silicagel pada system pernapasan transformator apakah masih biru dan apakah mulut pernapasannya masih kerendam minyak. 3. Kerja OLTC Kerja OLTC Kerja OLTC Periksa jumlah kerja OLTC apakah sudah melampaui jumlah kerja untuk Periksa lemari kontrol/proteksi dan box control serta marshaling kios dari kotoran/bangkai binatang atau benda asing lainnya. Cara Pelaksanaan

kontrol/Proteks kontrol/ i dan box konrol serta Marshaling kios. proteksi dan box kontrol serta marshaling kios. 2. Silicagel dan system pernapasan. Silicagel dan system pernapasan.

pergantian minyaknya atau minyaknya sudah kotor.

2.

Pemeliharaan transformator setiap tahun yang berupa pemeriksaaan, pengukuran dan pengujian. No. Peralatan/Komponen Yang Diperiksa Trafo Besar 1. Diafragma Trafo Sedang Diafragma Trafo Kecil Periksa diafragma apakah masih menutup sempurna/rapat, Pada difragma tipe tidak hancur ( non shattering type diafragma), periksa tertutup oleh karat atau cat. 2. Tahanan isolasi pentanahan dan tahanan tanah Tahanan isolasi pentanahan dan tahanan tanah Tahanan isolasi pentanahan dan tanah Periksa tahanan isolasi dengan megger antara belitan dan belitan ketanah Cara Pelaksanaan

tahanan serta tahanan tanahnya. Apabila ada yang kendor kencangkanlahdan nilai tahanan tanah pentanahan berubah, kembalikan ke nilainya.

3.

Ratio

Ratio

Ratio

Ukur ratio transformator apakah terjadi perubahan.

4.

Dielektrik minyak

Dielektrik minyak

Dielektrik minyak

Uji dielectric minyak, apakah masih sesuai standar yang dipergunakan.

5.

Kadar asam minyak

Kadar asam minyak

Kadar asam minyak

Uji dielectric minyak, apakah masih sesuai standar yang dipergunakan.

6.

Kadar air

Kadar air

Kadar air

Uji kadar air dalam minyak,

dalam minyak

dalam minyak

dalam minyak

apakah masih sesuai standar yang dipergunakan.

7.

Kadar viscositas minyak

Kadar viscositas minyak Warna minyak

Kadar viscositas minyak Warna minyak

Uji voscositas minyak, apakah masih sesuai standar yang dipergunakan. Uji warna minyak, apakah masih sesuai standar yang dipergunakan.

8.

Warna minyak

9.

Kandungan gas dalam minyak

Kandungan gas dalam minyak

Kandungan gas Uji kandungan gas dalam dalam minyak minyak menggunakan DGA, apakah masih sesuai standar yang dipergunakan.

10.

Peralatan penganman transformator (Bucholz, sudden pressure, rele temperature.)

Peralatan penganman transformator (Bucholz, sudden pressure, rele temperature.)

Peralatan penganman transformator (Bucholz, sudden pressure, rele temperature.)

Bersihkan terminal dari debu. Periksa seal pada tempat masuk kabel tripping dan alaram bilarusak ganti. Bersihkan rongga tempat sambungan kabel dari socket Sudden Pressure dari bangkai binatang kecil dan periksa seal pada tempat masuk kabel tripping dan alaram bila rusak ganti. Uji seluruh alaram dan trippingnya. Bersihkan dari debu dan kotoran lalu beri vet.

11.

Bushing transformator

Bushing transformator

Bushing transformator

Bersihkan porselin dengan air atau sakapen. Periksa dan keraskan bila terdapat mur baut yang kendor

Periksa perapat/paking, dan bila bocor diganti yang baru

5.4. PEMERIKSAAN KONDISI TRANSFORMATOR 5.4.1. Pemeliharaan Sistem Kontrol 1) Kerusakan tap chnger (perubah tap). Kerusakan : umumnya pada dudukan kontak utama, bagian mekanik macet, counter dan regulator. Tindakan : perbaikannya adalah dengan menyetel posisi kontak point dan atau mengganti, bongkar pasang bagian mekanik, mengkalibrasi counter dan menguji serta menyeting regulator dengan relai maupun manual. 2) Kerusakan indicator minyak, pendingin dan temperator. Kerusakan : umumnya pada indicator minyak, indicator pendingin, dan indicator temperature tidak menunjuk angka. Tindakan : perbaikannya adalah dengan memeriksa, memperbaiki, dan menganti alat-alat sensor permukaan minyak, sensor indicator pendingin dan sensor temperature. Selain itu juga memeriksa, memperbaiki ataumengganti pengawatan dan memeriksa relai yang berhubungan dengan indicator. 3) Kerusakan alarm proteksi, relai, sumber daya DC dan pengawatannya. Kerusakan : umumnya pada alarm tidak mengeluarkan sinyal, relai-relai tidak sesuai setting atau tidak bekerja dan sumber daya DC tidak mengeluarkan tegangan atau tegangan di bawah normal. Tindakan : perbaikannya adalah dengan memeriksa, memperbaiki alarm, memeriksa atau memperbaiki relai-relai serta memeriksa atau memperbaiki serta mengganti penyearah dan pengontrol sumber daya DC serta perbaiki

penguatannya.

4) Kerusakan kontaktor-kontaktor, limit switch dan terminal control Kerusakan : umumnya pada kontaktor, limit switch dan terminalnya. Tindakan : perbaikannya adalah dengan memeriksa, nonsetting, memperbaiki dan atau mengganti kontak point kontaktor, memeriksa atau menyetel dan memperbaiki limit switch dan memeriksa atau memperbaiki serta mengganti terminal. 5) Alat-alat ukur tidak menunjuk sempurna atau rusak Kerusakan : umumnya pada penunjuk yang tidak akurat atau tidak menunjuk dan transformator ukur tidak berfungsi. Tindakan : perbaikannya adalah dengan mengkalibrasi, memperbaiki atau mengganti alat-alat ukur dan memeriksa serta memperbaiki pengawatannya serta atau dapat melakukan perbaikan transformator ukur. 6) Bucholzt Relay Rele Bucholzt adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh : 1. Hubung singkat antar lilitan phasa. 2. Hubung singkat antar phasa ke tanah. 3. Busur api listrik antar laminasi. 4. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik. Pada pemeliharaan Bucholzt tidak perlu dilepas, cukup dibersihkan dari debudebu yang menempel pada permukaan dan pada bagian kaca untuk melihat bagian dalam rele Bucholzt. Seandainya dalam pemeriksaan ditemukan adanya gelembung-gelembung udara didalam rele, maka udara tersebut harus dikeluarkan dengan cara membuka baut drain sebelah atas sampai rele penuh kembali oleh minyak trafo yang mengalir dari conservator. Setelah itu tutup kembali bautnya, kemudian lakukan simulasi test trip seperti berikut : 1. Tutup valve of the junction pipe for mounting bucholzt. 2. Buka gas exhaust plug dan drain oil dari oil drain port.

3. Micro switch akan bekerja, tutup oil drain port dan dengan perlahan-lahan buka valve of junction pipe, lantas micro switch akan terbuka kembali.

Gambar 4.8 Bucholzt Relay 7) Dial Thermometer Alat ini berfungsi untuk mengetahui temperatur (suhu) minyak didalam trafo, bisa dipakai sebagai pedoman dalam menentukan langkah-langkah untuk maintenance. Pengukurannya sangat akurat, pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh kena goncangan kuat.Thermometer yang dipakai pada trafo mempunyai 3 (tiga) jarum penunjuk,yaitu: 1. Jarum warna putih berfungsi untuk mengukur temperatur aktual dalam tangki. 2. Jarum warna biru berfungsi untuk batas maksimum temperatur. 3. Jarum warna merah berfungsi untuk batas alarm temperatur Pada pemeliharaan thermometer yang perlu dilakukan adalah memeriksa kaca pelindungnya jangan sampai kotor dan pecah, juga jarum penunjuknya jangan sampai macet.

Gambar 4.9 Dial Thermometer 8) Dehydrating Breather Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari dalam tangki. Sebaliknya bila suhu minyak turun, maka minyak akan menyusut sehingga udara luar akan masuk kedalam tangki. Kedua proses diatas disebut pernafasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo. Maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal silicagel. Pada pemeliharaan dehydrating breather yang perlu dilakukan adalah : 1. Perubahan warna kridtal silicagel, bila perubahan warna silicagel sudah meliputi bagian maka harus diganti karena sudah tidak aktif lagi. Perubahan warna silicagel itu disebabkan karena terlalu banyak menyerap kandungan uap air, sehingga menjadi jenuh. 2. Lubang-lubang untuk keluar masuknya udara di bagian bawah tabung harus bersih (jangan sampai buntu). Kristal silicagel yang jenuh itu masih bisa di aktifkan kembali dengan cara memanaskannya didalam oven listrik sampai warnanya kembali seperti semula.

Gambar 4.10 Dehydrating Breather 5.4.2. Pemeliharaan Sistem Kerja 1) Pengetesan Minyak Transformator. Pengetesan minyak transformator dimaksudkan untuk mengetahui apakah minyak tersebut masih berfungsi sebagai mana mestinya, yaitu sebagai isolasi dan pendingin. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan DGA (dissolve gas analysis) menggunakan alat Transport X, alat ini dapat mengukur gas yang terkandung pada oli transformator dan kondisi warning gas yang terdapat pada oli transformator. Gas yang terdapat pada pemeriksaan transformator antara lain: Hydrogen Water Carbon Diaxide Carbon Monoxide Ethylene Ethane Methane Acetylene

2) Pemeriksaan Isolator/Bushing Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. Pada pemeliharaan bushing yang perlu dilakukan adalah membersihkan debu-debu yang menempel pada permukaan isolator, sebab lama kelamaan debu yang menempel pada isolator bisa menjadi penghantar. Gangguan lain yang sering ditemukan pada bushing adalah : Isolator pecah atau retak. Isolator terbakar. Baut pengikat isolator longgar.

Gambar 4.11 Bushing

3) Pemeriksaan Baut Terminal Transformator bila sedang beroperasi akan menimbulkan getaran-getaran pada transformator tersebut. Getaran ini akan mempengaruhi kekencangan bautbaut terminal, sehingga baut-baut terminal akan longgar atau kendor. Kondisi baut terminal yang kendor ini akan sangat berbahaya bagi trafo, karena bisa menimbulkan loss contack dan menimbulkan bunga api. Sehingga terjadilah panas yang dapat merusak isolasi-isolasi yang ada, dan yang lebih fatal lagi terjadinya short circuit.

Maka pada pemeriksaan baut terminal, bila ada ditemukan baut terminal yang kendor perlu dilakukan pengencangan kembali. Ukuran kekencangan baut bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Ukuran Kekencangan Baut

4) Pemeriksaan Pentanahan (grounding) Penggunaan pentanahan (grounding) pada transformator sangat penting untuk penyelamatan peralatan maupun untuk keselamatan manusia. Karena begitu pentingnya sistim pentanahan ini, maka perlu dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan sistim pentanahan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pentanahan adalah Earth Tester.

Besarnya harga tahanan pentanahan tersebut maksimum yang diizinkan sebesar 5 (lima) ohm. Bila nilai tahanan pentanahan melebihi 5 (lima) ohm

berarti sistim pentanahan tidak bagus, sehingga perlu memperkecil tahanan pentanahan dengan cara antara lain : 1. Menambah elektroda baru dan dipasangkan paralel dengan elektroda yang lama. 2. Dengan pipa yang sama besar tetapi lebih panjang untuk mengganti elektroda, agar lebih dekat kedaerah yang lembab.

5) Pemeriksaan Tahanan Isolasi Transformator yang dioperasikan terus menerus akan menimbulkan temperatur yang tinggi, yang bisa berpotensi mempengaruhi tahanan isolasi kumparan. Oleh sebab itu pengukuran tahanan isolasi kumparan harus dilaksanakan secara rutin dan terjadwal. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada sisi kumparan primer dan sisi kumparan sekunder dengan menggunakan alat pengukur tahanan isolasi yang disebut megger. Tahanan isolasi yang diizinkan pada transformator adalah minimum 1000 ohm tiap tegangan kerja (rumus empiris).

5.5. PENGUJIAN TRANSFORMATOR 5.5.1. Pengukuran / Pengujian Kondisi Belitan Salah satu indicator penting suatu trafo layak dioperasikan kondisi isolasinya, sebab bila kondisi isolasi jelek dan ini ditunjukan dengan nilai tahanan isolasinya rendah dibawah batas minimal yang inginkan, ketika dioperasikan (diberi tegangan) dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada trafo itu sendiri, bahkan dapat menggangu kerja dari system jaringan, dimana trafo tersebut dipasang. Hal ini yang lebih membahayakan, apabila sampai terjadi kontak antara kuparan tegangan tinggi dengan badan trafo, atau kumparan tegangan rendah, tetapi kerja system pengaman kurang baik, maka tak layak lagi dapat menyebabkan kecelakaan bagi orang, karena tegangan sentuh terlalu tinggi atau paling tidak dapat merusak peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada tegangan rendah.

Kerusaka-kerusakan atau kecelakaan seperti tersebut diatas adalah hal yang harus dihindari. Untuk trafo caranya adalah mengukur kondisi isolasi baik saat trafo yang akan dipasang maupun secara berkala pada trafo yang sudah beroperasi. Sebagai cairan isolasi minyak trafo baru harus mempunyai tegangan tembus minimal 120 kV/cm, sedang untuk minyak yang terpakai mininmal 80 kV/cm. Sebagai cairan pendingin, nilai viskositas untuk minyak baru maksimal 18,50 milipoises, sedang untuk minyak yang terpakai maksimal 19,24 milipoises. Titik nyala minimum 1460C. Penyebab kerusakan pada minyak trafo : a. Trafo dengan, type conservator, minyak trafo mempunyai kontak dengan udara luar yang mengandung asam, dimana terjadi persenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air dalam minyak trafo ini makin tinggi. b. Suhu yang terlalu panas dapat menurunkan tahanan isolasi yang dapat mengkibatkan hubung singkat antara phasa dan phasa dengan body. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan secara periodic pemeriksaan minyak di laboratorium guna mengetahui : Nilai tegangan tembus Kadar asam dan air Nilai viskositas Keadaan visual (warna, endapan, kejernihan).

Pengujian Minyak trafo terdiri dari : a. Uji Viskositas : Viskositas adalah suatu ukuran dari besarnya perlawanan yang diberikan oleh minyak untuk mengalir, atau besarnya tekanan geser bagian dalam dari suatu bahan cair. Bila suhu naik maka viskositas akan turun. Uji Viskositas hanya dilakukan untuk minyak isolasi baru. b. Uji warna : Warna adalah banyaknya intesitas sinar yang diteruskan dan dinyatakan dengan angka yang berdasarkan perbandingan terhadap sederetan standar warna. Bertambahnya intensitas waarna menunjukan bahwa minyak telah terkontaminasi. c. Uji Tegangan Tembus : Tegangan tembus adalah tegangan dalam kV yang diperlukan untuk menembus lapisan minyak setebal 1 cm diantara 2

buah elektroda dan dinyatkan dalam kV/cm dalam kondisi suhu kamar. Tegangan tembus yang rendah menunjukan adanya kontaminasi seperti air, kotoran atau partikel yang tidak dikehendaki. 5.5.2. Pengukuran Perbandingan Belitan Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbadingan jumlah kumparan sisi tagangan tinggi dari sisi tegangan rendah pada setiap tapping , sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh transformator sesuai dengan yang dikehendaki, toleransi yang diijinkan adalah: a. 0.5 % darib rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal. Adapun Standar pengoperasiaanya adalah : Gunakan hanya pada trafo tidak bertegangan Pelaku tes harus menjaga jarak dari rangkaian tes, kecuali set tes sudah tidak bertegangan Selurus rangkaian ditanahkan dengan baik Selalu lepas kabel tes dari peralatan yang diuji terlebih dahulu baru kemudian dari alat uji Kabel pentanahan terhubung paling awal, terlepas paling akhir Pemadam darurat dapat dilakukan dengan menekan tombola pa saja pada keypad Perhatikan petunjuk lainnya pada buku manual. Adapun fungsi dari pengujian ini adalah: Menentukan perbandingan lilitan trafo 1 fasa, 3 fasa (antar fasa), CT, PT dan regulator Menentukan pergeseran fasa antara lilitan primer dan sekunder Menentukan arus eksitasi Menentukan tahanan lilitan DC

5.6. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan faktor yang mutlak di utamakan di lingkungan kerja untuk mencegah timbulnya korban kecelakaan. Keselamatan kerja diutamakan karena berkaitan dengan pekerjaan yang melibatkan manusia, peralatan, proses kerja dari sistem ke lisrtikkan yang dapat berakibat fatal. Begitu juga dalam melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan transformator, yang perlu diperhatikan adalah : 1. Membebaskan transformator dari semua kemungkinan sumber listrik, baik sisi primer maupun sisi sekunder. 2. Mentanahkan kumparan dan kabel supply, untuk menghilangkan kemungkinan masih adanya sisa energi kapasitif di dalam kumparan maupun kabel supply. Pentanahan ini diharapkan selalu terpasang sampai pekerjaan selesai. 3. Rangkaian yang berhubungan dengan transformator, seperti incoming/feeder ACB atau OCB harus di draw out (dikeluarkan) dan diberi tanda label. 4. Bila pekerjaan sudah selesai, perhatikan alat-alat kerja seperti obeng, tang, kuncikunci, dan lain sebagainya tidak tertinggal di dalam transformator. 5. Sebelum disambung pada sumber listrik, perlu diperhatikan bahwa semua keadaan telah aman dan baik.