31
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian merupakan bagian yang sangat penting dari dalam suatu penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis dalam bab sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan dikemukakan hasil penelitian berupa deskripsi tempat penelitian, pengujian validitas dan relibilitas, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis serta pembahasan dari hasil penelitian. 1.1. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN SMA Kristen YPKPM Ambon berdiri 14 Oktober 1957 dan merupakan sekolah swasta pertama yang berdiri di kota Ambon setelah empat tahun berdirinya SMA Negeri 1 Ambon di tahun 1953. SMA Kristen YPKPM Ambon yang berada di Jalan Diponegoro No. 61 Ambon Kecamatan Sirimau mampu bersaing dengan sekolah sekolah negeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia 57 tahun ini. Hal ini terlihat dengan setiap tahun pelajaran meningkatnya lulusan siswa SMP yang mendaftarkan diri untuk menjadi siswa di SMA YPKPM Ambon. Dalam menjalankan pelayanannya kepada siswa siswi, SMA Kristen YPKPM Ambon mengemban visi membangun dan membentuk civitas yang tinggi iman Kristiani, tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi, berprestasi dalam seni dan olahraga, berbudi pekerti luhur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 12. 19. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . Hasil penelitian merupakan bagian yang sangat penting dari dalam ... bagian dari tujuan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian merupakan bagian yang sangat penting dari

    dalam suatu penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas

    hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis dalam bab sebelumnya.

    Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan

    dikemukakan hasil penelitian berupa deskripsi tempat penelitian,

    pengujian validitas dan relibilitas, pengujian asumsi klasik, pengujian

    hipotesis serta pembahasan dari hasil penelitian.

    1.1. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN

    SMA Kristen YPKPM Ambon berdiri 14 Oktober 1957 dan

    merupakan sekolah swasta pertama yang berdiri di kota Ambon setelah

    empat tahun berdirinya SMA Negeri 1 Ambon di tahun 1953. SMA

    Kristen YPKPM Ambon yang berada di Jalan Diponegoro No. 61

    Ambon Kecamatan Sirimau mampu bersaing dengan sekolah sekolah

    negeri untuk mencerdaskan anak bangsa di Maluku sampai pada usia

    57 tahun ini. Hal ini terlihat dengan setiap tahun pelajaran

    meningkatnya lulusan siswa SMP yang mendaftarkan diri untuk

    menjadi siswa di SMA YPKPM Ambon.

    Dalam menjalankan pelayanannya kepada siswa siswi, SMA

    Kristen YPKPM Ambon mengemban visi membangun dan membentuk

    civitas yang tinggi iman Kristiani, tinggi ilmu pengetahuan dan

    teknologi, berprestasi dalam seni dan olahraga, berbudi pekerti luhur

  • 2

    serta siap bersaing dalam era global. Dengan tujuan sekolah sebagai

    bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan,

    pengetahuan, berprsetasi dalam bidang olahraga dan seni,

    berkepribadian serta trampil untuk hidup mandiri dan dapat mengikuti

    pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari visi dan tujuan tersebut, SMA

    Kristen YPKPM Ambon sampai saat ini setia dalam melayani,

    membina, dan mendidik putra putri daerah demi kemajuan bangsa dan

    negara.

    1.2. KARAKTERISTIK RESPONDEN

    4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 4.1

    Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin Jumlah %

    Laki-laki 84 50%

    Perempuan 84 50%

    Total 168 100%

    Berdasarkan Table 4.1 diatas, responden dalam penelitian ini

    adalah siswa SMA Kristen YPKPM Ambon sebanyak 168, yang terdiri

    dari 84 (54%) siswa laki-laki dan 84 (50%) siswa perempuan.

    Responden diambil dari dua puluh delapan ruang kelas. Dari setiap

    ruang kelas dipilih enam orang siswa yang terdiri dari tiga siswa laki-

    laki dan tiga siswa perempuan. Responden diperoleh dengan cara

    simple random sampling melalui nomer urut presensi dimana

    responden diambil berdasarkan presensi dengan nomer urut genap.

    Dimana keenam siswa tersebut diambil pada nomer urut dua (2), empat

  • 3

    (4), enam (6) dan seterusnya sampai mencukupi total sampel pada

    masing-masing kelas yakni sebanyak enam orang.

    4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    Tabel 4.2

    Persentase Responden Berdasarkan Usia

    Usia Jumlah %

    16-17 96 57%

    18-19 72 43%

    Total 168 100%

    Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, responden dalam penelitian ini

    adalah 168, yang terdiri dari 96 (57%) siswa dengan rentang usia 16-17

    tahun dan 72 (43%) siswa dengan rentang usia 18-19 tahun.

    4.3 VALIDITAS DAN RELIABILITAS

    Tahap awal dari penelitian ini adalah peneliti melakukan tryout

    angket dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri kepada 56 orang

    siswa dari 28 ruang kelas di SMA Kristen YPKPM Ambon. Subjek

    yang dipakai dalam tryout ini diperoleh dengan teknik simple random

    sampling yakni dengan cara setiap ruang kelas diambil dua orang siswa

    yang memiliki nomer presensi ganjil sebagai subjek. Hasil dari tryout

    diperoleh data yang menyatakan bahwa seluruh item untuk kedua

    angket tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Berikut ini hasil uji tryout

    angket variabel penelitian:

  • 4

    4.3.1. Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

    Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian,

    diperoleh 20 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang

    nilai antara 0.327 sampai dengan 0.771. Koefisien alpha Cronbach 20

    item valid adalah 0.857, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial

    teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini

    dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout)

    angket.

    Tabel 4.3

    Sebaran Item Valid dan Item Gugur

    Uji Coba (Tryout) Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

    No

    Aspek

    Jumlah

    Item

    Nomor Item

    Valid

    Nomor Item

    Gugur

    1. Dukungan Emosional 3 1,2,3 _

    2. Dukungan Penilaian 4 4,5,6,7 _

    3. Dukungan informasi 4 8,9,10,11 _

    4. Dukunganinstrumental 9 12,13,14,15,16

    17,18,19,20

    _

    Jumlah20

    4.3.2 Angket Kontrol Diri

    Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian,

    diperoleh 36 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang

    nilai antara 0.315 sampai dengan 0.640. Koefisien alpha Cronbach 36

    item valid adalah 0.895, untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial

    teman sebaya berada pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini

    dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur pada uji coba (tryout)

    angket.

  • 5

    Tabel 4.4

    Sebaran Item Valid dan Item Gugur

    Uji Coba (tryout) Angket Kontrol Diri

    No

    Aspek

    Jumlah Item Nomor Item Valid Nomor Item

    Gugur

    1. Kontrol terhadap

    pemikiran

    8 1,2,3,4,5,6,7,8 _

    2. Kontrol terhadap

    impulse

    13 9,10,11,12,

    13,14,15,16,17,

    18,19,20,21

    _

    3. Kontrol terhadap emosi 7 22,23,24,25,

    26,27,28

    _

    4. Kontrol terhadap unjuk

    kerja

    8 29,30,31,32

    33,34,35,36

    _

    Jumlah 36

    Setelah peneliti melakukan uji coba (tryout) angket, maka

    langkah selanjutnya yakni melakukan penelitian pada subjek yang

    berjumlah 168 orang. Berikut ini adalah laporan hasil pengujian

    validitas dan reliabilitas angket.

    4.3.3 Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

    Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 20 item valid dan

    tidak ada item yang gugur dengan rentang nilai antara 0.359 sampai

    dengan 0.591. Koefisien alpha Cronbach 20 item valid adalah 0.742,

    untuk itu reliabilitas alat ukur dukungan sosial teman sebaya berada

    pada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran

    item valid dan item gugur.

  • 6

    Tabel 4.5

    Sebaran Item Valid dan Item Gugur

    Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya

    No

    Aspek

    Jumlah

    Item

    Nomor Item

    Valid

    Nomor Item

    Gugur

    1. Dukungan Emosional 3 1,2,3 _

    2. Dukungan Penilaian 4 4,5,6,7 _

    3. Dukungan informasi 4 8,9,10,11 _

    4. Dukunganinstrumental 9 12,13,14,15,16

    17,18,19,20

    _

    Jumlah 20

    Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh

    item angket dukungan sosial teman sebaya yang berjumlah 20

    dinyatakan valid dan tidak ada item yang gugur. Sehingga 20 item

    tersebut digunakan dalam perhitungan lebih lanjut.

    1.3.1 Angket Kontrol Diri

    Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 2 item yang gugur

    dan 34 item yang valid, dengan rentang nilai antara 0.310 sampai

    dengan 0.693. Koefisien alpha Cronbach dari 34 item valid adalah

    0.753, untuk itu reliabilitas alat ukur kontrol diri berada pada kategori

    dapat diandalkan. Di bawah ini akan dijelaskan penyebaran item valid

    dan item gugur.

  • 7

    Tabel 4.6

    Sebaran Item Valid dan Item Gugur

    Angket Kontrol Diri

    No

    Aspek

    Jumlah Item Nomor Item Valid Nomor Item

    Gugur

    1. Kontrol terhadap

    pemikiran

    8 1,2,3,4,5,6,7,8 -

    2. Kontrol terhadap

    impulse

    13 9,10,11,12,

    13,14,15,16,17,

    18,19,20,21

    -

    3. Kontrol terhadap emosi 7 22,24,25,

    26,28

    23,27

    4. Kontrol terhadap unjuk

    kerja

    8 29,30,31,32

    33,34,35,36

    -

    Jumlah 36

    Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 36

    item yang ada, terdapat dua item yang tidak valid yakni item nomer 23

    dan 27. Sehingga sisanya 34 item dinyatakan valid dan digunakan

    untuk perhitungan lebih lanjut.

    1.4 DESKRIPSI PENGUKURAN VARIABEL

    1.4.1 Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya

    Angket dukungan sosial teman sebaya menggambarkan persepsi

    siswa terhadap dukungan yang diberikan oleh teman sebaya terhadap

    diri mereka sendiri. Artinya responden diminta untuk menilai ataupun

    merespon sejauhmana tingkat dukungan sosial yang diberikan rekan

    sebaya ke mereka. Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel

    dukungan sosial teman sebaya, digunakan dua kategori yakni, rendah,

    dan tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur variabel

  • 8

    dukungan sosial teman sebaya adalah 20 item valid, maka skor yang

    mungkin diperoleh adalah:

    Tabel 4.7

    Deskripsi Pengukuran Variabel

    Dukungan Sosial Teman Sebaya

    Kategori Range N %

    Tinggi 61-80 120 71,4%

    Rendah 43-60 48 28,6%

    Tabel 4.7 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi

    bergerak dari 61-80 dan skor rendah bergerak dari 41-60. Hal ini

    menunjukkan bahwa 71,4% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon

    menunjukkan dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori

    tinggi dan 28,6% berada pada kategori rendah.

    4.4.2 Variabel Kontrol Diri

    Angket kontrol diri menggambarkan persepsi siswa terhadap diri

    mereka sendiri terkait dengan kontrol diri. Artinya responden diminta

    untuk menilai ataupun merespon sejauh mana tingkat kontrol diri

    mereka.Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel kontrol diri,

    digunakan dua kategori yakni, rendah dan tinggi. Jumlah item yang

    digunakan untuk mengukur variabel kontrol diri adalah 34 item valid,

    maka skor yang mungkin diperoleh adalah:

  • 9

    Tabel 4.8

    Deskripsi Pengukuran Variabel Kontrol Diri

    Kategori Range N %

    Tinggi 96-136 113 67,3%

    Rendah 54-95 55 32,7%

    Tabel 4.8 di atas memberikan informasi bahwa skor tinggi

    bergerak dari 95-136 dan skor rendah bergerak dari 53-94. Hal ini

    menunjukkan bahwa 67,3% siswa SMA Kristen YPKPM Ambon

    menunjukkan kontrol diri berada pada kategori tinggi dan 32,7%

    berada pada kategori rendah.

    1.5 UJI STATISTIK

    1.5.1 Uji Asumsi Klasik

    1.5.1.1 Uji Normalitas

    Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji one

    sample kolmogorov smirnov yang terdapat pada tabel berikut:

  • 10

    Tabel 4.9

    Hasil Uji Normalitas

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Prestasi

    N 168

    Normal Parametersa Mean 78.5554

    Std. Deviation 6.24517

    Most Extreme Differences Absolute .057

    Positive .049

    Negative -.057

    Kolmogorov-Smirnov Z .736

    Asymp. Sig. (2-tailed) .650

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa nilai p=0.650

    (p>0.05). Hal ini berarti bahwa data terdistribusi normal.

    1.5.1.2 Uji Homogeneity of Variance untuk Analisis of variance (ANOVA)

    Uji homogeneity of variance merupakan salah satu uji asumsi

    klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA.

    Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji homogeneity of variance yakni

    variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori

    variabel independent. Kriteria pengujian ini yaitu nilai Levene test di

    atas 5%. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  • 11

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Homogenitas Levene's Test of Equality of Error Variancesa

    Dependent Variable:Prestasi_Belajar

    F df1 df2 Sig.

    1.002 7 160 .432

    Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

    a. Design: Intercept + Dukungan_Sosial + Jenis_Kelamin + Dukungan_Sosial * Jenis_Kelamin

    Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai p = 0,432.

    Oleh karena nilai Levene’s test sebesar 0,432 > 0,05, maka data

    dinyatakan homogen atau memiliki varian yang sama. Dengan

    demikian asumsi homogeneity of variance terpenuhi untuk melanjutkan

    ke uji Two Way ANOVA.

    1.5.2 UJI HIPOTESIS

    1.5.2.1 Analisis Korelasi Multivariat

    Analisis korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi. Untuk

    melakukan interprestasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau

    lebih dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil

    perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi: kekuatan hubungan antar

    variabel, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Kekuatan

    hubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sugiyono dalam

    Priyatno, 2013):

  • 12

    Tabel 4.11

    Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel

    Makna Koefisien Korelasi Besar Angka

    Sangat rendah 0,00 – 0,199

    Rendah 0,20 – 0,399

    Sedang 0,340 – 0,599

    Kuat 0,599 – 0,799

    Sangat kuat 0,799 – 1,000

    Hipotesis 1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya

    dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA

    Kristen YPKPM Ambon.

    Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa

    korelasi multivariate. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut,

    maka dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis

    nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:

    H0 : Tidak ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya

    dan kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen

    YPKPM Ambon.

    H1 : Ada hubungan signifikan dukungan sosial teman sebaya dan

    kontrol diri dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen

    YPKPM Ambon.

    Tabel berikut menunjukkan hasil analisis korelasi multivariate:

  • 13

    Tabel 4.12

    Hasil Uji Korelasi Multivariate Dukungan Sosial Teman Sebaya

    dan Kontrol Diri dengan Prestasi Belajar ANOVAb

    Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

    1 Regression 303.500 2 151.750 4.032 .020a

    Residual 6209.862 165 37.636

    Total 6513.362 167

    a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial

    b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar

    Tabel 4.13

    Hasil Uji Regreasi Berganda (R Square)

    Model R R Square Adjusted R Square

    1 .216a .047 .035

    a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri, Dukungan_Sosial

    b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar

    Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa nilai F 4,032;

    p

  • 14

    4.5.2.2 Analisis Two-Way Anova

    Analysis of variance merupakan metode untuk menguji

    hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel

    independent. Pada kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga

    variabel independent disebut two ways anova (Ghozali, 2011). Untuk

    hipotesis ke empat sampai ke enam menggunakan analisis two ways

    anova.

    Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan

    jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA

    Kristen YPKPM Ambon.

    Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two

    ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka

    dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan

    hipotesis alternatif sebagai berikut:

    H0 : Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya

    dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA

    Kristen YPKPM Ambon.

    H1 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan

    jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen

    YPKPM Ambon.

    Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:

  • 15

    Tabel 4.14

    Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial dan

    Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects

    Dependent Variable:PRESTASI

    Source Type III Sum of

    Squares Df Mean Square F Sig.

    Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142

    Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000

    KD 84.860 1 84.860 2.230 .137

    JK 276.864 1 276.864 7.274 .008

    DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722

    KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265

    KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887

    JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745

    KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695

    Error 6089.870 160 38.062

    Total 1043233.548 168

    Corrected Total 6513.362 167

    a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)

    Berdasarkan Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa hasil

    interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis

    kelamin memberikan nilai F sebesar 0,106; p > 0,05. Hal ini berarti

    bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman

    sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti

    H0 diterima. Pola interaksi antara ketiga variabel dapat dilihat pada

    gambar berikut ini:

  • 16

    Gambar 4.1

    Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Jenis

    Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa

    Dari Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin

    tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi dukungan

    sosial dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian

    dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan

    rendah jika dukungan sosial teman sebayanya rendah. Sebaliknya siswa

    laki-laki dan perempuan akan memiliki prestasi belajar yang tinggi bila

    dukungan sosial teman sebaya yang diberikan tinggi. Dengan demikian

    H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi dukungan sosial

    teman sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.

  • 17

    Hipotesis 3 : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin

    dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM

    Ambon.

    Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two

    ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka

    dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan

    hipotesis alternatif sebagai berikut:

    H0 : Tidak ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin

    dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM

    Ambon.

    H1 : Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin dengan

    prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

    Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:

    Tabel 4.15

    Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Kontrol Diri dan Jenis

    Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects

    Dependent Variable:PRESTASI

    Source Type III Sum of

    Squares Df Mean Square F Sig.

    Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142

    Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000

    KD 84.860 1 84.860 2.230 .137

    JK 276.864 1 276.864 7.274 .008

    DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722

    KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265

    KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887

    JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745

    KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695

    Error 6089.870 160 38.062

    Total 1043233.548 168

    Corrected Total 6513.362 167

    a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)

  • 18

    Berdasarkan Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa hasil

    interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan

    nilai F sebesar 1,249; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada

    pengaruh interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap

    prestasi belajar siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi ketiga

    variabel dapat dilihat pada gambar berikut ini:

    Gambar 4.2

    Pola Interaksi Kontrol Diri dan Jenis Kelamin

    Dengan Prestasi Belajar Siswa

    Dari Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin

    tidak saling memotong yang berarti tidak terdapat interaksi kontrol diri

    dan jenis kelamin dengan prestasi belajar. Dengan demikian dapat

    dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan rendah

    jika kontrol diri rendah. Sebaliknya siswa laki-laki dan perempuan

  • 19

    akanmemiliki prestasi belajar yang tinggi bila kontrol diri tinggi.

    Dengan demikian H0 diterima bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi

    kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.

    Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

    kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar

    siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

    Untuk pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan analisa two

    ways anova. Untuk melihat signifikansi hubungan tersebut, maka

    dilakukan pengujian signifikansi dengan menentukan hipotesis nol dan

    hipotesis alternatif sebagai berikut:

    H0 : Tidak ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

    kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di

    SMA Kristen YPKPM Ambon.

    H1 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

    kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di

    SMA Kristen YPKPM Ambon.

    Tabel berikut menunjukkan hasil analisis two ways anova:

  • 20

    Tabel 4.16

    Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Dukungan Sosial

    Teman Sebaya, Kontrol Diri dan Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects

    Dependent Variable:PRESTASI

    Source Type III Sum of

    Squares Df Mean Square F Sig.

    Corrected Model 423.492a 7 60.499 1.589 .142

    Intercept 789655.920 1 789655.920 2.075E4 .000

    KD 84.860 1 84.860 2.230 .137

    JK 276.864 1 276.864 7.274 .008

    DSTS 4.851 1 4.851 .127 .722

    KD * JK 47.530 1 47.530 1.249 .265

    KD * DSTS .765 1 .765 .020 .887

    JK * DSTS 4.047 1 4.047 .106 .745

    KD * JK * DSTS 5.852 1 5.852 .154 .695

    Error 6089.870 160 38.062

    Total 1043233.548 168

    Corrected Total 6513.362 167

    a. R Squared = .065 (Adjusted R Squared = .024)

    Berdasarkan Tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa hasil

    interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri dan

    jenis kelamin memberikan nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini

    berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial

    teman sebaya, kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

    siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi variabel dapat dilihat

    pada gambar berikut ini:

  • 21

    Gambar 4.3

    Pola Interaksi Dukungan Sosial Teman Sebaya, Kontrol Diri

    dan Jenis Kelamin Dengan Prestasi Belajar Siswa

    Gambar A

    Gambar B

    Dari Gambar 4.3 di atas, dilihat bahwa terdapat interaksi antara

    dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri pada siswa yang

    berjenis kelamin laki-laki (Gambar 1), walaupun hubungan interaksi

    tersebut cukup kecil ditandai dengan perpotongan dua garis dengan

  • 22

    jarak yang sangat kecil. Sedangkan pada Gambar 2 terlihat jelas bahwa

    tidak terdapat hubungan interaksi antara dukungan sosial teman sebaya

    dan kontrol diri pada siswa dengan jenis kelamin perempuan, yang

    ditandai dengan tidak adanya perpotongan kedua garis tersebut.

    4.5.2.3 Analisa Independen Sampel t-test

    Hipotesis 5 :Adakah perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis

    kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon?

    Pengujian hipotesis yang ke enam dilakukan untuk mengetahui

    perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

    Untuk melakukan pengujian ini, dibuat dua hipotesis yakni hipotesis

    nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:

    H0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis

    kelamin siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

    H1 : Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin

    siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

    Dengan dilakukannya uji t, yang hasilnya disajikan sebagai berikut:

    Tabel 4.17

    Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar

    Berdasarkan Jenis Kelamin (One-Sample Statistics)

    One-Sample Statistics

    N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

    Prestasi 168 78.5554 6.24517 .48183

  • 23

    Tabel 4.18

    Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar

    Berdasarkan Jenis Kelamin (Group Statistics) Group Statistics

    Jenis_Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

    Prestasi_Belajar

    Laki-laki 84 77.2445 6.42118 .70061

    Perempuan 84 79.8663 5.81071 .63400

    Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa perempuan memiliki

    rata-rata prestasi belajar lebih tinggi daripada laki-laki, dimana

    perempuan memiliki rata-rata sebesar 79,8663 sedangkan laki-laki

    sebesar 77,2445. Adanya perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-

    laki dan perempuan lebih terlihat jelas pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.19

    Hasil Uji Signifikansi Prestasi Belajar

    Ditinjau dari Jenis Kelamin

    Independent Samples Test

    Levene's Test for

    Equality of Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. t df Sig. (2-tailed)

    Prestasi_Belajar Equal

    variances

    assumed

    1.917 .168 -2.775 166 .006

    Equal

    variances

    not

    assumed

    -2.775 164.370 .006

  • 24

    Dari Tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji t =-2,775

    p < 0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p

  • 25

    menjadikan siswa merasa nyaman ketika berada di sekolah.

    Kenyamanan ini memunculkan adanya pengontrolan dari dalam diri

    yang pada akhirnya memberikan pengaruh positif terhadap

    meningkatnya prestasi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

    dikemukakan oleh Schneiders (dalam Maslihah, 2011) dan Hurlock

    (2001) bahwa dengan adanya dukungan sosial, siswa saling

    memberikan dukungan terhadap satu dengan yang lainnya berupa

    nasehat, motivasi, atau saling memberikan masukan sehubungan

    dengan pelajaran di sekolah. Dukungan yang diberikan ini, pada

    akhirnya akan memberikan dampak terhadap peningkatan prestasi

    belajar. Lebih lanjut, dukungan sosial akan memberikan kontribusi

    yang positif jika diimbangi dengan kontrol diri yang tinggi dalam hal

    prestasi belajar. Muammar (2011) menyatakan bahwa ketika kekuatan

    dari dalam diri berupa kontrol diri ditingkatkan maka akan

    mengimbangi setiap kekuatan-kekuatan yang berasal dari faktor

    eksternal untuk memberikan sumbangan efektif terhadap peningkatan

    hasil belajar siswa.

    Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya dan

    jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di SMA

    Kristen YPKPM Ambon.

    Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa hasil

    interaksi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dan jenis

    kelamin memberikan nilai F sebesar 0,355; p > 0,05. Hal ini berarti

    bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman

  • 26

    sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini

    menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan

    perempuan meganggap bahwa dukungan sosial teman sebaya yang

    mereka terima merupakan satu hal yang wajar untuk diterima karena

    merupakan bagian dari kehidupan sosial yang juga diikuti dengan

    hubungan mereka dengan teman-teman secara baik. Karena dianggap

    merupakan satu hal yang wajar diterima oleh semua individu sebagai

    makluk sosial, maka dukungan sosial tidak memberikan pengaruh

    terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

    dikemukakan oleh Rensi & Sugiarti (2010) yang menyatakan bahwa

    setiap manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya membutuhkan

    dukungan sosial baik dari orangtua, guru, maupun lingkungan sebaya.

    Dukungan sosial ini jika diberikan secara terus menerus maka

    akanmenjadi sesuatu hal yang biasa atau wajar-wajar saja sehingga

    tidak memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa.

    Kedua, pada tahun 2010 di SMA Kristen YPKPM Ambon

    didirikan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja. Berdirinya PIK

    merupakan bagian dari kerjasama SMA Kristen YPKPM Ambon

    dengan BKKBN Kota Ambon dengan salah satu tujuan utama yakni

    adanya konseling sebaya di kalangan siswa. Dengan adanya konseling

    sebaya, siswa dapat saling mengenal dan memberikan dukungan

    terutama dalam masalah kesehatan reproduksi. Dengan hadirnya PIK

    Remaja di SMA Kristen YPKPM Ambon memberikan kontribusi yang

    besar bagi peningkatan dukungan sosial teman sebaya. Hal ini

  • 27

    menjadikan dukungan sosial teman sebaya meningkat. Dengan

    meningkatkan prosentase dukungan sosial teman sebaya, maka hal ini

    menjadi sebuah hal yang wajar dalam pandangan siswa.Karena

    merupakan hal yang wajar, maka dukungan sosial teman sebaya tidak

    memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. Kemungkinan ada

    faktor-faktor lain selain teman sebaya yang dapat memengaruhi prestasi

    belajar siswa.

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Fuligni (1997), yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

    dukungan sosial teman sebaya pada prestasi belajar keluarga immigrant

    dari negara-negara Asia. Fuligni (1997) menemukan bahwa dukungan

    sosial teman sebaya tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Selain itu

    penelitian yang lain juga dilakukan oleh Cauce (1992) menyatakan

    bahwa dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang negatif

    dengan kompetensi di sekolah, yang dalam hal ini adalah kompetensi

    untuk berprestasi. Hal senada juga diteliti oleh Maassen & Landsheer

    (2000), menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

    dukungan sosial teman sebaya dengan prestasi belajar Matematika.

  • 28

    Hipotesis 3 :Ada pengaruh interaksi kontrol diri dan jenis kelamin

    dengan prestasi belajar siswa di SMA Kristen YPKPM

    Ambon.

    Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh

    interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan

    nilai F sebesar 9,15; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh

    interaksi antara kontrol diri dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

    siswa. Hal ini menjelaskan bahwa pertama, siswa yang berjenis

    kelamin laki-laki dan perempuan menganggap bawah kontrol diri

    merupakan satu hal yang wajar ketika dimiliki oleh seorang siswa

    dalam menjalani proses pendidikan. Dengan adanya anggapan bahwa

    kontrol diri merupakan satu hal yang wajar jika dimiliki oleh setiap

    siswa, maka hal inilah yang kemungkinan menyebabkan tidak adanya

    pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan

    ungkapan yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu perlu

    adanya kontrol dalam dirinya sehingga mampu mengontrol setiap

    aktivitas, termasuk belajar (Tangney dkk, 2004).

    Pandangan di atas jelas terlihat dalam pendapat yang

    dikemukakan oleh Zhu, dkk (2011), dimana setiap siswa hendaklah

    memiliki kontrol diri yang tinggi, yang dapat mengontrol proses

    belajar. Tetapi ada kecenderungan bahwa individu yang sudah memiliki

    kontrol diri yang tinggi, akan merasa wajar-wajar saja sehingga dalam

    belajar, bukan lagi kontrol diri yang menjadi salah satu faktor pengaruh

    tetapi ada kemungkinan faktor-faktor yang lain. Kedua, di SMA

  • 29

    YPKPM Ambon telah diadakan berbagai jenis kegiatan kerohanian

    seperti ibadah buka dan tutup usbu, ibadah buka dan tutup hari, serta

    salah satu ibadah yang dikenal dengan nama ibadah pergumulan tiap

    bulan sekali. Dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukan ini, sangat

    diharapkan agar dapat membentuk kognitif, afektif, konatif, serta

    psikomotorik siswa ke arah yang positif. Hal utama yang diharapkan

    melalui kegiatan ini yakni terbentuknya kontrol diri (self control) siswa

    yang akan memberikan kontribusi positif dalam perilaku siswa di

    sekolah. Dengan adanya kontrol diri yang tinggi, kemungkinan siswa

    akan beranggapan sebagai suatu hal yang wajar sehingga kontrol diri

    tidak memberikan kontribusi terhadap naik turunnya prestasi belajar

    siswa.

    Hipotesis 4 : Ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman sebaya,

    kontrol diri dan jenis kelamin dengan prestasi belajar

    siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

    Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa pengaruh

    interaksi antara variabel kontrol diri dan jenis kelamin memberikan

    nilai F sebesar 0,154; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada

    pengaruh interaksi antara dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri

    dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa. Tidak adanya

    hubungan interaksi ini disebabkan oleh pertama, siswa menganggap

    bahwa teman-teman yang mereka miliki saat ini telah mereka kenal

    semenjak mereka berada di SMA dan diikuti dengan pemahaman

    bahwa setiap siswa haruslah memiliki kontrol di dalam diri mereka,

  • 30

    sehingga hal ini tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kedua,

    dukungan yang diberikan oleh teman sebaya telah dianggap sebagai

    suatu hal yang wajar dan diikuti dengan penanaman nilai-nilai moral

    yang baik guna peningkatan kontrol diri, sehingga kedua hal ini tidak

    lagi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

    Hipotesis 5 :Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin

    siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon.

    Dari hasil uji statistik diketahui bahwa hasil uji t = -2,775; p <

    0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p

  • 31

    untuk dilihat adalah keaktifan siswa ketika pelajaran sedang

    berlangsung. Dalam hal ini, siswa perempuan lebih aktif dalam

    mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan materi

    pelajaran yang diberikan dibandingkan siswa laki-laki. Hal inilah yang

    kemudian dapat menjadi acuan bagi pihak sekolah sebagai

    penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar secara

    khusus siswa laki-laki. Hal senada dinyatakan oleh Bassey, Joshua, & Alice (2008)

    yang menyatakan bahwa wanita cenderung lebih berprestasi daripada

    laki-laki dalam nilai mata pelajaran. Hasil kajiannya menunjukkan

    bahwa terdapat konsistensi yang lebih tinggi antara umur dan tingkat

    pendidikan bagi wanita dibanding dengan laki-laki. Secara implisit

    dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah daripada laki-

    laki. Penelitian senada dilakukan oleh Ngadiran, dkk., (1981 dalam

    Nuryoto, 1998) yang meneliti perbedaan prestasi akademik antara

    mahasiswa dan mahasiswi di FPIPS-IKIP Yogyakarta menunjukkan

    bahwa perolehan nilai rata-rata mahasiswa lebih rendah secara

    signifikan dibanding mahasiswi. Di pihak lain Brotokiswojo (1983,

    dalam Nuryoto, 1998) melakukan penelitian dengan menunjukkan hasil

    bahwa prestasi akademik mahasiswa lebih rendah dibanding

    mahasiswi. Namun penelitian Naderi, Abdullah, Aizan, Sharir, dan

    Kumar (2009) serta Fraine, Damme, dan Onghena (2007) menunjukkan

    tidak adanya korelasi antara jenis kelamin dan prestasi akademik.