Upload
windapandeiro5703
View
1.436
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan konsep bauran pemasaran dapat diterapkan, karena salah satu konsep dasar
pemasaran bagi pusat informasi adalah memenuhi kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna
terhadap jasa layanan yang diberikan tentunya tidak dapat diprediksikan secara tepat oleh
pengelola pusat informasi. Keadaan tersebut membutuhkan suatu pemikiran mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, penyebaran informasi sampai tahap evaluasi, sehingga
tujuan penerapan bauran pemasaran yaitu untuk meningkatkan efisiensi bagi kinerja pusat
informasi serta mewujudkan kepuasan pengguna dapat tercapai. Selain itu bauran pemasaran
sebagai suatu usaha dalam memperlancar pelayanan jasa informasi, harus didukung oleh
keahlian dalam berkomunikasi dengan pengguna. Hal ini disebabkan pemasaran layanan jasa
informasi, bersifat sensitif dalam menghayati kebutuhan penggunanya. Di samping itu para
tenaga pengelola pusat informasi harus mempunyai pengetahuan (services knowledge) dan
mengenal jasa layanan informasi yang dipasarkan. Sehingga mereka dapat memperkenalkan dan
mempromosikan jasa tersebut, serta harus dapat mengetahui siapa yang membutuhkan dan
menggunakan jasanya. Hal ini ditujukan untuk dijadikan sebagai dasar penentuan target atau
sasaran pasarnya.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuannya untuk dapat mengetahui bagaimnan cara memasarkan barang dan jasa lewat
publisitas sebagai media komunikasi. Dan manfaat dari makalah ini terbagi dua yaitu:
a. Secara praktis Sebagai kontribusi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keilmuan komunikasi khususnya dalm publisitas.
b. Secara teoritis Sebagai salah satu bahan acuan dan referensi ilmiah yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau masukan untuk hal-hal yang memiliki korelasi terhadappublisitai itu sendiri.
1
Bab II
Bauran Publisitas dalam memasarkan barang dan jasa
A. Pengertian Publisitas
Menurut Swastha (1999), publisitas adalah "Sejumlah informasi tentang sasaran, barang, atau
organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa
pengawas dari sponsor".
Publisitas merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi yang lain seperti periklanan,
personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya, media bersedia mempublisitas suatu cerita
apabila materinya dirasakan cukup menarik atau patut dijadikan berita. jika dibandingkan
dengan alat promosi lain seperti periklanan, publisitas mempunyai beberapa keuntungan antara
lain:
a. Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca,
sebuah iklan.
b. Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat
kabar atau pada posisi lain yang mencolok.
c. Lebih dapat dipercaya, apabila sebuah surat kabar atau majalah
mempublisitas sebuah cerita sebagai berita, pembaca menggangap bahwa cerita tersebut
merupakan berita dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan.
d. Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa publisitas menawarkan beberapa keuntungan antara lain
tidak ada pengeluaran biaya untuk berita yang disiarkan, walaupun dikatakan tidak ada
pengeluaran biaya, namun pada kenyataanya bukan berarti 100% publisitas perusahaan tidak
mengeluarkan biaya.
Publisitas merupakan istilah yang popular bukan saja dalam dunia PR tapi dalam dunia
sehari-sahari. dalam pandangan Judith Rich (dalam Lesly, 1992:257), tak ada batasan untuk
ruang kreatif kegiatan publisitas itu, selain batasan-batasan etika. Namun kreatifitas yang
2
menghasilkan karya yang bagitu kreatif dan menyenangkan namun tak memberikan apa-apa
bagi apa yang dipublikasikan. Artinya, kreatifitas disini adalah kreatifitas untuk mewujudkan
atau mencapai tujuan organisasi. Publisitas adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto, atau
tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-
unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan
perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan
melalui penerbitan umum.
Publisitas yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau
perusahaan di media massa. Dengan kata lain , publisitas adalah upaya orang atau organisasi
agar kegiatanya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi
satu arah. Kata publisitas berasal dari kata inggris, publicity yang memiliki pengertian sebagai
berikut: publicity. is information From an outside source that is used by the media because the
information has news value. It is an uncontrolled method of placing massages in the media
because the source does not pay the media placement. (Publisitas adalah informasi yang berasal
dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita.
Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol, dalam penempatan pesan di
media massa karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita bersangkutan).
Dengan demikian publisitas adalah informasi yang bukan berasal dari media massa atau bukan
pencarian wartawan media massa itu sendiri namun media massa mengunakan informasi itu
karena memiliki nilai berita. Media massa kerap melaporkan berita publisitas karena merupakan
cara yang mudah dan ekonomis untuk mendapatkan berita dibanding harus mencari sendiri yang
membutuhkan lebih banyak tenaga dan biaya.
3
Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar humas dari San Jose State University) juga
menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang
pemberitaannya/penyiarannya namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh
individu/perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat
mengakibatkan terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat aksi-
dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan.
Menurut Lesly (1992:6), Publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan
dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari
organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Ada juga yang menyebutkan
publisitas itu sekedar pemberian saran yang mengarahkan para wartawan untuk memasukkan
nama perusahaan atau produk kedalam berita di koran, majalah, acara TV dengan memberikan
ide berita, orang yang diwawancarai, informasi latar dan bahan-bahan lain. David F. Rahmacitti
(1990;5). Publisitas adalah berita yang ditulis oleh media massa yang mencakup pemberitahuan
tentang suatu produk, layanan-layanan, acara-acara, posisi, pekerja, kontribusi, sejarah, atau
tujuan dari suatu bisnis, agensi atau kelompok.
Newsom, Truk, Kruckeberg (2004;215). Publisitas adalah berta-berita tentang
seseorang, produk atau pelayanan yang muncul pada suatu ruang atau waktu yang media
sediakan dalam bentuk berita, feature, atau kontek editorial atau program dalam dunia
broadcast.
Menurut Swastha (1999), publisitas adalah "Sejumlah informasi tentang sasaran, barang,
atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau
tanpa pengawas dari sponsor". Publisitas merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi
4
yang lain seperti periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya, media bersedia
mempublisitas suatu cerita apabila materinya dirasakan cukup menarik atau patut dijadikan
berita.
Publisitas ini merupakan salah satu cara promosi yang ketiga, yaitu selah satu kegiatan
yang melengkapi metode-metode penjualan seperti advertensi, promosi penjualan dan penjual
oleh perorangan. Mengenai definisi publisitas, philip Kotler mengutipnya dari dafinisi yang
diberikan oleh American Marketing Assosiation sebagai berikut : "publicity: non personal
stimulation for a product, service or business unit by commercially significant news about it in
a medium or obtaining favourable presentation radio, television or stage that is not paid the
sponsor". Publisitas adalah merupakan dorongan yang sifatnya tidak perorangan terhadap
permintaan akan suatu produk, jasa ataupun satuan usaha dengan jalan memuat berita-berita
yang sifatnya komersil di dalam media yang dipublikasikan atau penyajiannya secara tepat
melalui televisi, radio, atau bioskop-bioskop dan kesemuanya ini tidak dibayar oleh sponsor.
Menurut Converse, Huegy dan Mitchell, Publisitas didefenisikan sebagai bentuk berita
yang bersifat komersil tentang produk, lembaga jasa atau orang yang dipublikasikan dalam surat
kabar atau media massa yang tidak dibayar oleh sponsor.
Berdasarkan pendapat-pendapet tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
publisitas merupakan keterangan tentang suatu produk tertentu yang disebutkan dalam bentuk
berita, hal mana merupakan keuntungan karena dalam pelaksanaannya tidak dibayar oleh
sponsor, dengan demikian publisitas mempunyai potensi untuk mendorong penjualan.
5
Dari definisi di atas, bahwa media massa mau menerima sumbangan berita atau
informasi serta artikel dan tulisan dari pihak luar, sepanjang tulisan tersebut memiliki nilai
berita yang cukup tinggi untuk dapat dimuat. Dalam definisi tersebut tidak disebutkan akan
adanya kewajiban untuk membayar atau membeli semacam ruang dan waktu tertentu seperti
dalam iklan. Artinya, jika suatu organisasi/perusahaan, perorangan, bisa mengemas sebuah
cerita atau artikel tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasinya menjadi sebuah
tulisan yang bernilai berita cukup tinggi maka media massa tidak akan ragu-ragu untuk
memuatnya, tanpa dipungut biaya apapun.
Hal inilah yang menyebabkan Publisitas dikategorikan sebagai metode komunikasi
massa yang tidak terkontrol, karena diliput tidaknya sebuah berita oleh media massa benar-
benar tergantung dari layak muat tidaknya sebuah berita. Walaupun dibandingkan dengan iklan
tampak bahwa publisitas kurang pasti sifatnya, namun dari aspek kredibilitas pesan publisitas
biasanya dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan adanya persepsi di
masyarakat, bahwa iklan dianggap sebagai sebuah pesan yang persuasif serta penuh dengan
bujuk rayu mengajak khalayak untuk membeli sebuah produk. Lain halnya jika sebuah cerita
atau informasi muncul di media massa sebagai berita. Berita dipersepsi sebagai suatu kejadian
yang faktual, yang benar terjadi, dan karenanya dianggap lebih jujur dan dapat dipercaya.
High Veracity, yaitu publisitas dianggap oleh pembacanya sebagai sesuatu yang benar
sebab pemberitaannya tidak memihak atau dianggep netral, dalam majalah dan surat kabar
maupun TV.
a) Off-guard, yaitu bahwa publisitas merupakan berita dalam surat kabar yang dibaca oleh setiap
orang, sehingga mau tidak mau berita tentang perusahaan juga terbaca. Dalam hal ini berarti
6
bahwa publisitas dapat sampai ke konsumen meskipun seolah-olah konsumen mempunyai
penjaga, jika dianggap publisitas tersebut lolos dari penjaganya.
b) Dramatization, yaitu bahwa publisitas dapat menggambarkan keadaan produk perusahaan itu
dengan jelas, misalnya dalam film, slide serta dapat didramatisir dalam bentuk cerita yang
sedemikian rupa hingga produk dapat digambarkan dengan jelas.
Publisitas mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a) Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca,
sebuah iklan.
b) Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain
yang mencolok.
c) Lebih dapat dipercaya, apabila sebuah surat kabar atau majalah
mempublisitas sebuah cerita sebagai berita, pembaca menggangap bahwa cerita tersebut
merupakan berita dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan.
d) Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa publisitas menawarkan beberapa keuntungan antara
lain tidak ada pengeluaran biaya untuk berita yang disiarkan, walaupun dikatakan tidak ada
pengeluaran biaya, namun pada kenyataanya bukan berarti 100% publisitas perusahaan tidak
mengeluarkan biaya.
7
Terlebih lagi, publisitas juga unggul dari aspek ekonomi. Iklan dipungut biaya,
sedangkan liputan media publisitas bebas biaya sehingga melalui publisitas organisasi ,
seseorang jelas lebih diuntungkan. Publisitas dianggap lebih kredibel daripada iklan dan
karenanya disebut sebagai kegiatan komunikasi yang tidak bisa dikontrol, karena tergantung
dari besar kecilnya nilai berita yang ada di sebuah kegiatan publikasi. Kegiatan publisitas di
media massa tidak dikenakan biaya apapun.
B. Produk (Product)
Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan.
Pengembangan suatu produkharus didasari oleh pertimbangan adanya pembagian
produk, yaitu ada 3 bagian :
1. Produk Inti (Core Product)
Disini harus diketahui apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Setiap produk
tentu memiliki manfaat serta ciri-ciri tertentu. Dalam hal ini penjual harus dapt menjual manfaat
tersebut dan bukan cirri-ciri produk. Produk inti ini terdiri unsur : Manfaat inti.
Suatu contoh :
Konsumen membeli panasa bukan gas.
Wanita membeli kecantikan bukan kosmetik
Nasabah membeli nasabah bukan deposito
2. Produk Berwujud (Tangible Product)
Perusahaan harus berusaha untuk mengubah produk ini menjadi produk berwujud
(tangible product). Misalnya computer, buku. Dalam produk berwujud ini terdapat 5 ciri yaitu :
a. Tingkat Mutu Produk
b. Model
c. Merk Produk
d. Cirri-Ciri Produk
8
Penyerahan dan
kredir
Ciri
Layana Purna Jual
Nama Merk
Mutu
Jaminan
e. Kemasan (Pembungkus)
3. Produk Tambahan (Augmented Product)
Perusahaan harus dapat menwarkan manfaat dan pelayanan tambahan. Dapat diberikan
contoh : garansi, pengiriman barang kerumah. Dalam produk tambahan ini terdapat 4 unsur
yaitu:
Instalasi
Jaminan
Penyerahan dan kredit
Pelayanan purna jual
Ternyata persaingan dewasa ini lebih menuju kearah apa yang dapat ditambahkan
perusahaan pada produk yang dibuatnya dalam bentuk pembungkusan, iklan, pelayanan syarat
penyerahan barang dan sebagainya. Oleh karena itu perusahaan harus menemukan suatu cara
untuk dapat melakukan tambahan pada produk yang ditawarkan.
Produk Tambahan
Produk Berwujud
Produk Inti
Tiga Tingkatan Produk
Layanan atau manfaat inti
Kemasan
Model
Instalasi
9
Permasalahan yang timbul disini adalah, Produk apakah yang paling diinginkan oleh
konsumen. Seperti telah disebutkan dimuka bahwa, kalau perusahaan menganut konsep
pemasaran, maka perusahaan harus berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen
yaitu:
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembelian.
b. Memilih kelompok pembeli tertentu dengan sebagai sasaran penjualan.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya.
d. Mengadakan penelitian konsumen.
e. Menetukan strategi yang paling baik.
Keputusan Pemberian Merk Dan Pembungkusan
Untuk menambah nilai suatu produk maka perusahaan dapat memberikan suatu merk
pada produk yang akan dijualnya.
Merk dapat berupa nama, istilah, tanda, symbol
Nama merk merupakaan bagaian dari suatu merk yang dapat diucapkan.
Bagian dari suatu merk yang dapat dikenali tetapi tidak dapat diucapkan.
Bagian suatu merk yang mendapat perlindungan hukum.
Hak cipta adalah hak sah eksklusif.
Terdapat Tiga Jenis Kemasan/Pembungkus.
a. Kemasan primer
b. Kemasan sekunder
c. Kemasan pengiriman
C. Harga (Price)
Dalam Marketing Mix harga merupakan satu-satunya komponen yang menghasilkan
komponen yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya dalam (Marketing Mix)
menunjukkan biaya.
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Suatu harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk :
10
a. Meningkatkan penjualan
b. Mempertahankan dan memperbaiki market share
c. Menstabilkan tingkat harga
d. Mengembalikan investasi
e. Mencapai laba maksimum
Di dalam penetapan harga, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang turut
berpengaruh, Misalnya ;
a. Harga dari sejenis atau produk pengganti dari para pesaing.
Apabila perbedaan harga di antara produk pengganti atau produk sejenis cukup berarti, maka
konsumen akan beralaih ke harga yang lebih murah.
b. Kemampuan membeli dari masyarakat.
Meskipun harga telah ditetapkan tidak terlalu mahal, tetapi apabila konsumen tidak mampu
menjangkaunya karena terbatasnya penghasilan konsumen tersebut, maka produk itu juga tidak
akan dapet terjual. Apalagi jika produk tersebut tidak termasuk kebutuhan primer.
c. Jangka waktu perputaran dana.
Jika modal perusahaan terbatas, maka tentu saja berusaha agar jangka waktu perputaran dana
dapat dipercepat. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha menetapkan harga yang tidak
terlalu tinggi, meskipun untuk itu keuntungan yang didapat perusahaan juga rendah.
d. Peraturan pemerintah.
Untuk produk tertentu seperti minyak tanah, beras, gula, maka ada peraturan dalam menetapkan
harganya yang harus ditaati oleh penjual. Dalam hal ini penjual tidak dapat menetapkan
besarnyya keuntungan seperti jika menjual produk yang lain.
Modifikasi Harga
a. Menurut Pelanggan (Customer Basis)
b. Menurut Bentuk Produk (Product Form Basis)
c. Menurut Tempat (Place Basis)
d. Menurut Waktu (Time Basis)
Untuk berhasilnya diskriminasi harga, diperlukan beberapa kondisi ;
Pasar harus dapat disegmentasikan dan segmen tersebut harus memperlihatkan intensitas
permintaan yang berbeda.
11
Anggota pangsa pasar yang membayar harga yang rendah harus tidak boleh berpaling dan
menjual kembali produk itu pada pangsa pasar yang membayar harga tinggi.
Pesaing tidak boleh menjual dibawah harga pada pangsa pasar yang dibebankan harga lebih
tinggi.
Biaya penetapan pangsa pasar dan penentuan kebijakan pasar haruslah tidak melebihi hasil
ekstra yang diperoleh dari diskriminasi harga.
Bentuk diskriminasi harga tertentu haruslah tidak dianggap bertentangan dengan hukum.
D. Promosi (Promotion)
Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk dan
bertujan agar konsumen tertarik untuk membelinya. Apabila perlu dilakukan dengan cara
membujuk konsumen agar segera melakukan transaksi pembelian produk. Untuk mengetahui
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian perusahan perlu mengetahui bahwa, seringkali
konsumen melakukan pembelian dipengaruhi baik oleh emosinya maupun oleh akal sehatnya.
Variabel-Variabel dalam bauran komunikasi pemasaran :
1. Periklanan (Advertising)
Yaitu suatu bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai produk atau jasa,
gagasan yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dengan periklanan, perusahaan berharap dapat
membangun citra produk dalam jangka panjang. Periklanan sangatlah luas jangkauannya,
kaarena dapat dimuat dalam media cetak seperti maajalah, surat kabar, brosur, edaran, spanduk,
papan reklame, maupun dimuat dalam media elektronik seperti radio, film.
Beberapa sifat periklanan yang perlu diingat :
Penyajian public
Sifat iklan sangat umum, memberi kesan standar, karena banyak orang menerima pesan
yang sama dan para pembeli maklum banyak motif mereka untuk membeli produk atau jasa
akan diketahui secara umum
Kemampuan meresap
Periklanan merupakan media yang dapat meresap sehingga memungkinkan penjual
menyampaikan suatu pesan berulang kali.
Ekspresi yang diperkuat
12
Periklanan memberikan kesempatan untuk mendramatisir perusahaan bersama produk
melalui pengguna yang cerdik dalam bentuk cetak, suara dan warna.
Tidak mengenai orang tertentu
Periklanan tidak memiliki sifat memaksa. Para pemirsa dan pendengar tidak merasa
berkewajiban untuk memberikan perhatian atau tanggapan. Iklan hanya berkemampuan berupa
suatu monolog dan bukan dialog dengan pemirsa atau pendengar.
2. Penjualan Pribadi
Apabila dibandingkan dengan periklanan, maka penjualan pribadi memiliki 3
karakteristik, yakni :
a. konfrontasi pribadi.
Penjualan pribadi menyangkut sesuatu yang hidup, penuh eneri dan aktif, adanya
pendekatan pribadi serta hubungan interaksi atara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak
dapat mengobservasi kebutuhan dan karakteristik sesamanya dengan sangat dekat dan cepat
membuat penyesuaian.
b. Pereratan
Penjualan peribadi memungkinkan segala jenis hubungan dapat berkembang menjadi
erat dalam jangka panjang.
c. Tanggapan
Penjualan pribadi membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan apa
yang diucapkan penjual.
Proses Penjualan Pribadi :
a. Persiapan sebelum penjualan
b. Menentukan lokasi pembeli potensial
c. Pendekatan pendahuluan
d. Penjualan
e. Kegiatan sesudah penjualan
3. Promosi Penjualan
Program promosi penjualan yang ditujukan kepada konsumen, dapat 2 kelompok :
a. Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik dan memberi tahu konsumen, misalnya dengan brosur,
domonsstrasi atau jasa konsultasi.
13
b. Kegiatan yang ditujukan untuk mendorong konsumen, yaitu dengan cara memberikan hadiah
atau contoh produk dalam kemasan kecil.
4. Publisitas (Publicity)
Daya tarik publisitas terletak pada 3 sifatnya yang khas yaitu :
a. Kepercayaan Tinggi.
Bagi para pembaca, agaknya tajuk karangan dan cerita dalam surat kabar atau majalah
nampaknya lebih otentik dan percaya dari pada iklan.
b. Tak Disangka-Sangka.
Publisitas dapat menjangkau banyak calon konsumen yang kemungkinan dapat menghindari
wiraniaga atau iklan. Pesan yang diterima pembeli lebih merupakan berita daripada sebagai
komunikasi penjualan langsung.
c. Dramatisasi.
Seperti halnya periklanan, publisitas juga mempunyai potensi untuk mendramatisai suatu
perusahaan atau produk.
E. Saluran Distribusi (Place)
Saluran distribusi suatu produk adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai. Saluran
distribusi merupakan struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaaan yang
terdiri dari agen, pedagang besar dan pengecer melalui mana suatu produk atau jasa dipasarkan.
Fungsi Saluran Distribusi
1. Menumpulkan informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan memudahkan pertukaran.
2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi mengenai tawaran.
3. Melakukan pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.
4. Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli. Misalnya kegiatan
perakitan, pengemasan.
5. Mengusahakan perundingan untuk mencapai persetujuan akhir atas harga ketentuan lainnya
mengenai tawaran agar perpindahan pemilikan dapat terjadi.
6. Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk.
7. Mengatur distribusi dana untuk menutup biaya saluran distribusi.
14
8. Menerima resiko dalam hubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran pemasaran.
Tingkaat Saluran Distribusi
Pedagang besar membeli produk ke produsen dalam jumlah besar, kemudian akan dijualnya
kepada para pedagang besar lainnya, kepada pengecer maupun kepada pemakai industri.
Pengecer membeli produk ke produsen atau pedagang besar kemudian akan dijual kepada
konsumen akhir.
Agen memiliki tugas seperti pedagang besar tetapi tidak berhak memiliki produk yang
dipasarkan, sebab agen tidak melakukan pembelian kepada produsen seperti halnya pedagang
besar. Jadi agen dapat disebut sebaagai wakil produsen dalam menjual produk. Biasanya
keuntungan yang diperoleh agen dari perusahaan adalah berupa komisi yang sebelumnya
disepakati besarnya.
1. Produsen – Konsumen
2. Produsen – Pengecer – Konsumen
3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
4. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Beberapa factor yang mempengaruhi produsen di dalam memilih saluran distribusi
1. Pertimbangan Pasar
Banyaknya Pelanggan Potensial
Apabila jumlah pelanggan potensila relative sedikit, produsan dapat menjual langsung
ke konsumen dengan menggunakan tenaga penjual sendiri dan sebaiknya jika jumlah pelanggan
potensila relative banyak, maka produsen dapat menggunakan jasa perantara.
Konsentrasi Geografis Pasar
Penjualan langsung biasanya dilakukan kepada pelanggan yang sebagian besar terpusat
dibeberapa wilayah geografis saja. Penjual dapat mengadakan cabang-cabangpenjualan di
dalam pasar yang penduduknya rapat dan pada pasar yang penduduknya kurang rapat maka
penjual dapat menggunakan jasa perantara.
Besarnya Pesanan
Apabila produsen mendapat pesanan barang yang cukup besar atau jumlah transaksi
cukup besar, maka penjualan secara langsung aganya lebih menarik secara ekonomis. Sebalinya
jika jumlah penjualan kecil, maka akan lebih ekonomis digunakan pedagang besar yang akan
mengcerkan produk tersebut.
15
2. Pertimbangan Produk
Nilai Satuan Produk
Saluran distribusi penjuaalan biasanya digunakan produsen untuk barang-barang yang
nilai satunnya rendah. Tetapi jika barang yang nilai satuannya rendah namun volume
penjualannya besar atau dijual dengan barang lain sehingga total penjualnnya besar, maka
produsen dapat memilih saluran distribusi yang lebih pendek.
Sifat Barang
Apabila barang secara fisik relative cepat rusak atau cepat ketinggalan mode, maka
sebaiknya segera disalurkan atau digunakan saluran distribusi pendek. Suatu produk industri
yang memerlukan layanaan pra jual dan purna jual seperti barang-barang elektronik, alat-alat
pertanian, sebaiknya dijual melalui pengecer karena pedagang besar tidak dapat melakukan
aktivitas tersebut.
3. Pertimbangan Perantara
Produsen sebainya memilih prantara yang dapat menyediakan jasa-jasa pemasaran yang secara
ekonomis tidak mungkin disediakan oleh produsen seperti pergudangan dan reparasi.
Produsen seringkali hanya dapat memilih beberapa penyalur tertentu yang bersedia menerima
kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga penyalur lain terpaksa tidak dapat
digunakan karena tidak sepakat dengan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan.
4. Pertimbangan Perusahaan
Perusahaan yang cukup kuat dananya dapat menyediakan armada penjualan sendiri,
pergudangan, fasilitas servis, pemberian kredit dan lain-lain, sehingga mungkin tidak perlu
menggunakan perantara. Sebaliknya, perusahaan yang kuat dananya maka sebaiknya
mengunakan perantara agar dapat berbagai tanggang jawab terhadap aktivitas tersebut dengan
perantara.
Perusahaan yang belum luas pengetahuannya tentang manajemen umumnya menggunakan jasa
penyalur yang dianggap lebih pengalaman dalam menjual produk.
Apabila perusahaan ingin menguasai atau mengendalikan saluran distribusi, seringkali banyak
menggunakan saluran pendek sebab akan lebih mengndalikannya.
16
F. . PERBEDAAN KARAKTERISTIK PRODUK DAN JASA
Mengembangkan strategi komunikasi pemasaran yang berbeda untuk
mengkomunikasikan jasa (yang menawarkan produk tidak berwujud) adalah berbeda dengan
strategi komunikasi untuk mengkomunikasikan produk manufaktur, hal ini harus benar-benar
dipahami sebagai dasar strategi komunikasi itu sendiri. (Kathleen Mortimer & Brian P, 1998.)
Beberapa perbedaan antara jasa dan produk manufaktur mempunyai implikasi yang sangat
penting dalam komunikasi pemasaran jasa tersebut.
Pemahaman terhadap kenyataan bahwa jasa adalah kinerja atau proses dan bukan
merupakan obyek adalah langkah awal untuk lebih memahami jasa itu sendiri, hal ini terutama
untuk klasifikasi jasa yang sangat sedikit berhubungan dengan peralatan atau equipment . Jasa
lebih merupakan kinerja atau prestasi dan pengalaman dari bentuk obyek, maka spesifikasi serta
manufaktur yang tepat mengenai keseragaman kualitas sangat sulit untuk ditentukan
(Parasuraman et all, 1990) Mengingat jasa tidak berbentuk atau berwujud, maka konsumen
tidak mungkin melihat tampilan secara fisik ataupun mengambil contoh dengan menyentuh,
mencicipi, melihat, mendengar atau membaui suatu jasa pada saat dibeli.
Dengan demikian muncul kesulitan dalam mengkomunikasikan jasa. Untuk itu
dibutuhkan suatu obyek yang dapat digunakan untuk mengingat wujud fisik jasa tersebut.
Dorongan untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan jasa seringkali dikaitkan dengan
inovasi teknologi. Dimana inovasi ini, tentunya dikaitkan pula dengan kemungkinan biaya
tenaga kerja yang dapat diturunkan ataupun dioptimalkan. (Davis et all,1989). Permasalahan
sering kali muncul, apabila peningkatan produktivitas ini tidak diimbangi oleh usaha-usaha
untuk mempertahankan kualitas jasa. Untuk itu faktor manusia (people) masih memegang
peranan yang cukup besar dalam jasa. (Brown James And Chekitan, 2000).
Bentuk jasa yang mengharuskan konsumen aktif dalam proses transfer jasa yang
dilengkapi dengan penggunaan teknologi, menuntut perusahaan jasa memberikan layanan
tambahan berupa pelatihan ataupun pemberian informasi yang lengkap tentang teknologi yang
digunakan dalam proses jasa tersebut. Dengan demikian marketer jasa juga harus bertindak
sebagai edukator. (Leg and Barker, 1992) karena mereka berperan pula dalam transfer
pengetahuan tentang jasa itu sendiri. Dengan demikian komunikasi tidak cukup dilakukan
melalui penyampaian benefit atau manfaat jasa, tetapi harus ditumbuhkan unsur edukasi dalam
17
komunikasi tersebut sehingga benefit atau manfaat yang diharapkan dari jasa tersebut benar-
benar sesuai dengan ekspektasi dari konsumen jasa. (Howard, 1989).
Evaluasi terhadap Jasa sangat sulit dilakukan oleh konsumen,
Meskipun konsumen sangat mengenal karakteristik dari jasa yang mereka konsumsi, namun
merupakan hal yang sulit untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas dari jasa Terutama untuk
perusahaan jasa dengan kontak konsumen yang rendah ( low contact services) sulit sekali
melakukan evaluasi terhadap kualitas jasa. Hal ini terjadi, mengingat komunikasi dengan
konsumen sulit untuk dilakukan disebabkan oleh terbatasnya peluang atau kesempatan untuk
melakukan kontak langsung dengan konsumen. Peranan iklan dalam menilai kualitas jasa dapat
dioptimalkan dengan melakukan word of mouth ( Haywood, 1989). Proses word of mouth akan
semakin terpercaya bila berupa komentar konsumen yang telah mengkonsumsi atau mengalami
proses jasa (service delivery) jasa tersebut (David H. Maister, 1997). Dengan demikian
komunikasi dari mulut ke mulut tersebut diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai
penyampaian informasi tentang benefit atau manfaat jasa, tapi lebih lagi dapat digunakan untuk
membentuk persepsi konsumen yang baik dan kuat tentang jasa tersebut.
Kebutuhan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan berkaitan dengan
demand management strategies yaitu bagaimana strategi perusahaan dalam mengelola atau
mengatur aktivitas yang dapat meningkatkan permintaan pada saat peak periods ataupun
memperpanjang kondisi high periods. Banyak peluang yang bisa dioptimalkan oleh marketer
untuk dapat melaksanakan strategi ini misalnya dengan memberikan discount harga.
Permintaan rendah pada peak periods merupakan masalah serius pada industri jasa terutama
yang mempunyai biaya tetap atau fixed cost tinggi seperti hotel. Untuk itu, dapat disiasati
dengan menawarkan discount harga maupun penawaran service tambahan misalnya ; gratis
penggunaan fasilitas hotel, sarapan pagi dll agar akumulasi konsumen pada high periods dapat
disebar untuk mengisi kekosongan demand konsumen pada low periods hal ini sama artinya
dengan memperpanjang kondisi high periods atau peak periods dari jasa tersebut. Dengan
demikian komunikasi sangat berperan dalam menginformasikan penetapan strategi discount
dengan tujuan menyeimbangkan penawaran dan permintaan jasa, bukan dengan tujuan penuruan
kualitas jasa itu sendiri.
Pentingnya kontak secara personal dengan konsumen.
Perusahaan jasa dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu: high contact services dan low
18
contact services (lovelock,2002).Pada perusahaan jasa dengan kontak konsumen tinggi (high
contact services), karyawan yang berhubungan langsung dengan konsumen merupakan sentral
dari proses transfer jasa (service delivery). Untuk itu banyak perusahaan yang mengupayakan
agar proses jasa lebih tangible (berwujud) dan lebih personalised (personal).
Pada jenis jasa dimana kontak dengan pelanggan sangat besar (High contact services), karyawan
dapat bertindak sebagai pelengkap dari usaha-usaha promosi perusahaan. Mengingat karyawan
dapat intens memanfaatkan waktu dalam proses transfer jasa untuk mengkomunikasikan benefit
atau manfaat jasa, tentunya disertai upaya untuk membentuk persepsi yang baik terhadap
kualitas jasa yang diberikan. Kecilnya peran perantara. Intermediaries atau perantara seperti
retail/pengecer sering mempunyai peran yang cukup penting dalam mempromosikan produk
manufaktur pada konsumen dan sekaligus memberikan informasi tentang karakteristik produk
manufaktur. Tetapi jasa tidak dapat disamakan dengan produk manufaktur karena perusahan
jasa akan langsung menjual pada pelanggan. Berarti dalam jasa, terdapat peran perantara yang
sangat minimal.
Namun demikian, beberapa perusahaan jasa seperti jasa angkutan (travel), asuransi tetap
membutuhkan agen-agen untuk menjadi perantara dalam memasarkan jasa mereka. Oleh karena
peran perantara hampir tidak ada dalam jasa, diperlukan komunikasi lebih intensif untuk
menginformasikan benefit dan value dari jasa tersebut.
STRATEGI KOMUNIKASI JASA
Bauran Komunikasi jasa memiliki komponen yang lebih luas dan lengkap dibandingkan
dengan bauran komunikasi produk manufaktur. Terlihat dari adanya 2 elemen tambahan dalam
bauran komunikasi jasa jika dibandingkan dengan bauran komunikasi produk manufaktur.
Tambahan elemen tersebut adalah instructional material dan corporate design.
Hal ini mendukung konsep bahwa jasa memang berbeda dengan produk manufaktur. Jasa
memiliki keterbatasan yang bersumber dari karakteristik jasa yang berbeda dengan produk
manufaktur terutama dalam tangibility (keberwujudan). Oleh sebab itu, dua elemen tambahan
dalam bauran komunikasi jasa tersebut mengarah pada usaha untuk memperkecil dampak
negatif karakteristik jasa, khususnya karakteristik jasa berupa keterbatasan dalam tangibility
(keberwujudan). Proses tangibilizing jasa atau proses menambah keberwujudan jasa, dapat
dilakukan dengan bantuan dua elemen komunikasi ini
19
Bab III
Penutup
Publisitas merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi yang lain seperti
periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya, media bersedia mempublisitas
suatu cerita apabila materinya dirasakan cukup menarik atau patut dijadikan berita. jika
dibandingkan dengan alat promosi lain seperti periklanan, publisitas mempunyai beberapa
keuntungan antara lain:
a. Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca,
sebuah iklan.
b. Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat
kabar atau pada posisi lain yang mencolok.
c. Lebih dapat dipercaya, apabila sebuah surat kabar atau majalah
mempublisitas sebuah cerita sebagai berita, pembaca menggangap bahwa cerita tersebut
merupakan berita dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan.
d. Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
A. Produk (Product)
1. Produk Inti (Core Product)
2. Produk Berwujud (Tangible Product)
3. Produk Tambahan (Augmented Product)
B. Harga (Price)
Modifikasi Harga
a. Menurut Pelanggan (Customer Basis)
b. Menurut Bentuk Produk (Product Form Basis)
c. Menurut Tempat (Place Basis)
d. Menurut Waktu (Time Basis)
C. Promosi (Promotion)
1. Periklanan (Advertising)
2. Penjualan Pribadi
3. Promosi Penjualan
20
4. Publisitas (Publicity)
C. Saluran Distribusi (Place)
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen di dalam memilih saluran distribusi
1. Pertimbangan Pasar
2. Pertimbangan Produk
3. Pertimbangan Perantara
4. Pertimbangan Perusahaan
21
Daftar Pustaka
Basu Swastha, 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.
Dra. Murti Sumarni, Dkk “Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan)”
Edisi Ke-Lima, Liberty Yogyakarta :1998.
Donna Legg and Julie Baker, 1992, "Advertising Strategies for Service Firm," in C. Suprenant (ed.), Add Value to Your Service, Chicago, IL: American Marketing Association.
22