Author
annisamutiasari
View
11
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
latar belakang
BAB I
PENDAHULUAN
A. ESENSI JUDUL
Judul: “Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan Sustainable di
Gunung Kidul, Yogyakarta”
Coastal Park
Coastal Park berasal dari kata coast yang artinya pesisir atau tepi pantai dan Park
yang artinya taman. Coast ialah suatu zone yang mendapat pengaruh kuat dari proses
marine (Strahler,1979:534). Sedangkan menurut Djamal (2005), taman ialah sebuah
areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu
sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia sebagai tempat
penyegar.
Sehingga dapat disimpulkan Coastal Park ialah suatu zona di daerah pesisir atau
tepi pantai yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia sebagai tempat
penyegar dan pendukung aktivitas manusia di sekitarnya atau dapat juga disebut
sebagai “taman di daerah tepi pantai”.
Destinasi Wisata
Menurut Daryanto (1997:167) dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap destinasi
diartikan “tempat tujuan atau daerah tujuan” dan dengan kata wisata, hal ini berarti
tempat tujuan wisata. Menurut Hadinoto (1996:15) destinasi wisata merupakan suatu
kawasan spesifik yang dipilih oleh seseorang pengunjung, ia dapat tinggal selama
waktu tertentu.
Sustainable Architecture
Suistainable Architecture menurut pengertian yang dikutip dari buku James Steele
adalah, ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan
kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke
kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait. ”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Taman wisata tepi pantai di Gunung
Kidul, Yogyakarta merupakan sebuah kawasan tepi pantai di Gunung Kidul Yogyakarta
yang dijadikan sebagai taman dengan berbagai fasilitas di dalam perencanaannya tanpa
membahayakan lingkungan, ekosistem, dan kemampuan generasi mendatang dalam
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
B. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya (±70%)
ditutupi oleh air laut. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki deretan pantai yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan bentang garis pantai mencapai 80.000 km
yang menampilkan keindahan alam yang sangat indah, sumber daya alam yang
melimpah, dan keberagam karaktersistik pantai-pantainya. Menurut Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi (KEMENPAREKRAF) keindahan yang ditampilkan oleh
pantai-pantai di Indonesia didapat dari luas terumbu karang sekitar 50.875 km2 atau 18%
dari total terumbu karang di dunia menjadi salah satu alasan wisata pantai ini tak pelak
dibidik oleh wisatawan asing. Berdasarkan Berita Resmi Statistik dari Badan Pusat Statistik
No. 03/01/Th.XVIII tertanggal 2 Januari 2015 di bawah ini, dapat dilihat perkembangan
jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah Indonesia, khususnya Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) membuat strategi untuk memanfaatkan potensi
tersebut dalam bidang pariwisata melalui Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2012-
2014, yang mengatur kebijakan strategi pengembangan di Wilayah Jawa dan Bali yang
prioritas utamanya adalah percepatan pembangunan wilayah selatan Jawa dalam
mengembangkan potensi pantai.
Untuk menanggapi perkembangan pariwisata di Indonesia terutama wisata alam pantai,
diperlukan sebuah penanganan yang tepat pada wisata tersebut agar potensi-potensi alam
yang dimiliki tidak rusak dan menjadi sumber daya alam yang berkelanjutan. Hal ini
dilakukan karena pengembangan suatu pariwisata akan memberikan dampak, baik positif
atau negatif pada keberlanjutan alam dan lingkungan di sekitarnya. Dengan berpegang pada
pemikiran ini, konsep Sustainable dalam pariwisata dapat menjadi salah satu cara untuk
menjaga ekosistem pantai dan lingkungan di sekitarnya. Keuntungan memberlakukan
konsep ini pada wisata pantai di Indonesia adalah masyarakat yang sebagian besar hidup
dengan hasil laut akan lebih terjamin masa depannya karena pemeliharaan dan pemanfaatan
sumber daya alam yang tepat akan menjaga alam dari kepunahan. Selain itu, akan
mendatangkan profit yang cukup tinggi bagi Indonesia. Mengapa? Karena pariwisata yang
masih memiliki alam yang indah dan terjaga akan lebih memberikan daya tarik pada
wisatawan.
Salah satu wisata pantai di Indonesia yang dewasa ini banyak dikunjungi adalah pantai-
pantai di Gunung Kidul, Yogyakarta. Dengan panjang pantai 65 km yang membentang dari
Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo., Gunung Kidul memberikan banyak
pilihan jenis pantai kepada para wisatawan lokal maupun asing.
Wisata alam pantai ini tidak hanya sekedar memberikan keindahan panorama saja tetapi
juga dapat memberikan pengetahuan akan ekosistem laut yang ada di sekitarnya. Beberapa
pantai di Gunung Kidul masih menjadi tempat berkembangnya biota laut seperti terumbu
karang, kerang, rumput laut, beberapa jenis penyu, ikan, bintang laut, siput laut, bulu babi
atau yang biasa di sebut landak laut, kepiting, dan udang. Untuk mengembangkan potensi
wisatanya, pemerintah daerah dan Dinas Kelautan dan Perikanan Gunung Kidul mulai
mengelola pantai-pantai tersebut dengan bantuan masyarakat sekitar dengan memberikan
berbagai fasilitas penunjang. Hal ini, juga menjadi salah satu cara untuk menarik wisatawan
untuk datang berkunjung.
Namun, sayangnya beberapa fasilitas umum yang telah dibangun seperti hotel yang
dilansir oleh Harian Jogja, (Senin 2 April 2012, 10:16 WIB) dikatakan bahwa “Hampir 90%
fasilitas umum berupa hotel di pesisir Gunung Kidul tidak memiliki izin (ilegal) bahkan
pengelola hotel tersebut melakukan beberapa pelanggaran yang diantaranya melakukan
pembangunan permanen dan semi permanen di wilayah sepadan pantai yang dapat
berdampak pada kerusakan lingkungan.”
Fenomena inilah yang melahirkan ide untuk menciptakan suatu kawasan taman wisata
pantai (Coastal Park) yang memfasilitasi semua aktivitas yang berkaitan dengan pantai dan
laut dalam bentuk museum budaya laut, school diving, tempat konservasi biota laut dan
penyu, hotel, serta tempat berbagai macam kuliner khas Gunung Kidul baik yang berasal
dari laut maupun tidak.
Kawasan ini tidak hanya cocok diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin menikmati
liburan saja melainkan juga diperuntukkan bagi akademisi yang ingin melalukan penelitian
terhadap flora-fauna laut yang ada. Selain itu Kawasan Pariwisata ini akan menggunakan
pendekatan arsitektur berkelanjutan (Sustainable Architecture) untuk mengurangi resiko
kerusakan lingkungan dan ekosistem di sekitarnya. Sehingga diharapkan dapat menjadi
obyek pariwisata baru yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi warga Gunung Kidul,
Yogyakarta dan para wisatawan baik domestic maupun manca negara.
C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. Permasalahan
Kondisi fisik lingkungan di beberapa pantai di Gunung Kidul yang sebagian rusak
akibat eksploitasi sumber daya laut dan pembangunan fasilitas penunjang yang tidak
sesuai dengan peraturan memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat
sekitar pantai itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah mulai
berkurangnya sumber daya laut yang menjadi mata pencaharian utama penduduk
pesisir. Ini terjadi karena pemanfaatan sumber daya untuk menunjang wisata pantai
tidak dilakukan secara benar. Banyak penduduk yang mengambil sumber daya laut
secara berlebihan. Contohnya :
a. Para nelayan memancing ikan dengan menggunakan bahan beracun dan obat
pembius (aposta). Perlakuan ini menyebabkan semua biota laut yang ada menjadi
ikut terkena racun sehingga membuat ekosistem laut mati.
b. Banyak masyarakat yang mengambil karang baik yang masih hidup atau yang
sudah mati untuk dijual dan dijadikan souvenir. Hal ini menjadi salah satu
penyebab biota laut berkurang karena pengambilan terumbu karang yang awalnya
adalah rumah bagi biota laut
c. Masyarakat yang memetik ganggang tidak menggunakan tangan tetapi dengan
gathul (benda tajam) membuat ekosistem ganggang menjadi rusak.
Selain dari segi sumber daya laut, dampak yang ditimbulkan berasal dari
pembangunan fasilitas penunjang, seperti hotel dan restoran yang tidak sesuai dengan
peraturan pembangunan di daerah pantai. Hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan
dan juga berkurangnya ekosistem laut. Padahal potensi yang dimiliki pantai-pantai di
Gunung Kidul sangat banyak dan beraneka ragam.
Untuk mengembalikan keindahan dan keasrian pantai serta sumber daya yang ada
di dalamnya, perlu adanya peran yang besar antara pemerintah daerah dan masyarakat
Gunung Kidul terutama penduduk pesisir. Yaitu dengan diberikannya pembinaan dan
pelatihan, serta penyuluhan lingkungan kepada para penduduk pesisir mengenai
ekosistem laut yang menjadi salah satu faktor pariwisata di pantai tersebut. Selain itu,
memberikan bantuan pembinaan kepada para nelayan dalam bentuk mata pencaharian
alternatif seperti : pelatihan pemandu wisata, pelatihan kader konservasi, pelatihan
menyelam yang nantinya akan dipakai dalam pengembangan pariwisata di pantai.
Sehingga pemerintah dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakatnya dengan
memanfaatkan alam. Namun, dalam realitasnya peran masyarakat dalam pemeliharaan
pantai dan ekosistemnya tidak merata di seluruh pantai di Gunung Kidul. Hal ini terjadi
karena masih ada beberapa penduduk di beberapa jenis pantai yang belum
mengacuhkan pelatihan dan pembinaan dalam pemeliharaan pantai-pantai di Gunung
Kidul. Sehingga diperlukan penegasan dan upaya yang lebih keras oleh pemerintah
terkait menyelesaikan masalah ini.
a. Penegasan dan upaya tersebut dapat berupa sanksi-sanksi yang cukup keras agar
penduduk jera melakukan kegiatan yang merusak dan mulai memperhatikan dan
memelihara lingkungannya. Sejauh ini, selain dari pembinaan dan pelatihan
pemerintah telah mencanangkan beberapa undang-undang terkait pemeliharaan
dan pengendalian kawasan pantai.
2. Persoalan
a. Potensi dan Daya Tarik apa saja yang dimiliki oleh Pantai Gunung Kidul yang
dapat menarik minat wisatawan?
b. Bagaimana mempertahankan ekosistem lingkungan yang ada saat ini sebagai
wujud dari pelestarian Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan
Sustainable di Gunung Kidul, Yogyakarta?
c. Bagaimana mengoptimalkan peran masyarakat terhadap pantai-pantai di Gunung
Kidul agar dapat dimanfaatkan secara benar dan baik?
d. Apa saja yang telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kerusakan
lingkungan dan ekosistem pantai di Gunung Kidul?
D. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Tujuan penulisan konsep ini adalah menyusun konsep perencanaan dan
perancangan dari Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan
Sustainable di Gunung Kidul, Yogyakarta yang tidak menyebabkan kerusakan pada
ekosistem laut dan lingkungan di sekitarnya.
2. Sasaran
a. Mengoptimalkan potensi yang ada di pantai-pantai Gunung Kidul sehingga dapat
menjadi daya tarik bagi wisatawan.
b. mempertahankan ekosistem lingkungan yang ada saat ini sebagai wujud dari
pelestarian Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan Sustainable
di Gunung Kidul, Yogyakarta.
c. Mengoptimalkan peran masyarakat terhadap pantai-pantai di Gunung Kidul agar
dapat dimanfaatkan secara benar dan baik.
d. Menanggulangi kerusakan lingkungan dan ekosistem pantai Gunung Kidul yang
disebabkan oleh fasilitas-fasilitas penunjang dan pemanfaatan ekosistem yang
salah oleh masyarakat.
E. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN
Agar penulisan konsep ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang
semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Perancangan kawasan berada di daerah Coastal Zone (Wilayah pesisir) yang merupakan
wilayah antara darat dan laut dengan batas kearah darat meliputi sebagian daratan, baik
kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti
angin laut, pasang-surut, perembesan air laut yang dicirikan oleh jenis vegetasi yang
khas (Saptiarini, 1995).
2. Pantai yang dijadikan sebagai objek dari perencanaan dan perancangan konsep ini
adalah pantai di Kecamatan Tanjungsari, Gunung Kidul yang meliputi : Pantai Baron,
Pantai Kukup, dan Pantai Sepanjang.
3. Fasilitas yang akan dirancang untuk Kawasan Coastal Park meliputi : Museum Budaya
Laut, Konservasi Biota Laut dan Penyu, Pusat Kuliner khas Gunung Kidul (baik yang
berasal dari laut maupun tidak), School Diving, Hotel, Pusat Budidaya dan
Pengembangan Rumput Laut.
4. Pendekatan yang digunakan pada konsep ini adalah Sustainable Architecture yang di
dalamnya membahas tentang Ekowisata, Konservasi, Green Arsitektur dan Lokal
Wisdom. Digunakan untuk mendapatkan wisata yang ramah lingkungan, tidak merusak
ekosistem dan berkelanjutan
F. METODE
Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan “Coastal Park sebagai
Destinasi Wisata dengan Pendekatan Sustainable di Gunung Kidul, Yogyakarta” diperlukan
beberapa metode untuk membantu penyusunan penulisan tersebut. Metode yang digunakan
dalam penulisan merupakan proses dari perencanaan dan perancangan yang mana terdiri dari
beberapa tahap metode, yaitu :
1. METODE KONSTRUKSI FENOMENA
Metode kontruksi fenomena merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam
membuat konsep perencanaan dan perancangan. Penulis/peneliti harus mencari
masalah/fenomena yang dapat mengankat sebuah konsep menjadi gagasan yang
menarik. Dimana gagasan tersebut dapat membantu menemukan latar belakang isu,
fakta, kajian teoritik, preseden, dan empirik. Gagasan yang berasal dari
masalah/fenomena tersebut dapat diketahui dengan menerapkan 5W/1H (Who, What,
When, Where, Which dan How).
2. METODE KOLEKTIF DATA
Menurut para ahli, metode ini memiliki pengertian berupa suatu pernyataan
(statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian (Gulo, 2002 : 110).
Dalam pengumpulan data, membutuhkan suatu instrumen. Instrumen ini
dibutuhkan untuk pengambilan data dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif.
Beberapa instrumen yang biasa digunakan untuk pengumpulan data adalah :
a. Interview (Wawancara)Metode Observasi
b. Metode Daftar Pertanyaan (kuesioner)
c. Dokumen
3. METODE ANALISIS
Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan metode analisi merupakan
digunakan dalam pengolahan data yang telah terkumpul sebelumnya.
Data diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu hasil
penelitian serta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang berbentuk narasi,
kemudian dari analisis yang telah dilakukan diambil suatu kesimpulan. Hasil
pengolahan data yang telah terkumpul dikelompokkan berdasarkan pemrograman
fungsional, performasi, dan arsitektur.
a. Analisa Fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan objek dalam
konsep perencanaan dan Perancangan (dalam hal ini Coastal Park), termasuk
kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas di dalamnya.
b. Analisa performasi membahas tentang persyaratan dan pemilihan lokasi serta site.
Selain itu persyaratan dan program ruang pada objek dalam konsep perencanaan
dan Perancangan (dalam hal ini Coastal Park)
c. Analisa Arsitektur; Dalam proses ini akan dibahas mengenai kriteria perencanaan
dari desain objek yang meliputi massa, ruang, bentuk, site, utilitas, struktur
bangunan yang menyatukan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.
4. METODE SINTESIS
Metode ini bertujuan untuk merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa
sumber. Sumber yang dimaksud adalah data-data yang telah dikumpulkan dengan
metode kolektif data dan data-data yang telah diolah menggunakan metode analisis.
Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan
karena akan menyangkut dengan hak cipta tulisan. Oleh karena itu, data publikasi atas
sumber-sumber tadi harus dimasukan dalam daftar pustaka.
Metode ini akan memberikan kejelasan pada hasil-hasil data dari metode-metode
sebelumnya dengan mengambil keputusan/kesimpulan dianggap baik. Seperti
pemilihan kriteria perancangan yang sesuai dengan objek konsep perencanaan dan
perancangan (dalam hal ini Coastal Park). Kriteria perancangan ini meliputi massa,
ruang, bentuk, site, utilitas, dan struktur.
5. TRANSFORMASI DESAIN
Transformasi Desain bertujuan untuk memvisualisasikan informasi (masalah-
masalah, kebutuhan-kebutuhan dll.) dalam bentuk teknik-teknik grafis/desain yang
membantu kita untuk memahami dengan lebih baik keperluan-keperluan proyek dan
memicu konsep-konsep desain yg tanggap dan kreatif (dikembangkan dari Edward T.
White, 1978).
Pada proses transformasi desain dibahas mengenai analisa kontekstual. Analisa
kontekstual bertujuan untuk menjalin kesesuaian antara bangunan yg akan dirancang
dengan tapak dan segala sesuatu yang ada disekelilingnya meliputi : lokasi, ukuran,
bentuk, kontur, pola drainasi, tata wilayah dan garis sempadan, utilitas, lalu lintas, pola
lingkungan, pemandangan, iklim dan kondisi yg ada di atas tapak (bangunan, pohon
dsb).
6. STRATEGI DESAIN
Strategi Disain merupakan gabungan dua kata antara Strategi dan Disain yang dari
masing-masing kata tersebut memiliki makna.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
(sumber referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi)
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian
kreatif lainnya. Digunakan juga untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses
kreatif. (sumber referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Desain)
Jadi dari kedua pengertian yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa
Strategi Disain adalah pendekatan yang dilakukan secara menyeluruh dalam lingkup
pelaksanaan gagasan atau perencanaan sebuah aktivitas arsitektur/seni yang merupakan
hasil akhir dari sebuah proses kreatif.
Pendekatan yang digunakan didapatkan dari tema objek yang akan dirancang.
Dimana tema tersebut memiliki fenomena yang mengharuskan untuk mengambil suatu
pendekatan arsitektur yang sesuai agar rancangan yang akan dibuat tidak memberikan
dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.
G. KONTRIBUSI
1. Akademis
Bagi akademis, konsep ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan
menjadi preseden mengenai perencanaan dan perancangan Coastal Park dan pariwisata.
2. Praktisi
Bagi Praktisi, konsep ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menjalankan
suatu usaha di bidang pariwisata
3. Masyarakat
Bagi Masyarakat, konsep ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
pengembangan potensi wisata alam yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta.
4. Pemerintah Daerah
Bagi pemerintah daerah diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna di
dalam pengambilan kebijakan pengembangan pariwisata khususnya di kawasan Pantai
Gunung Kidul, Yogyakarta.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan
Meliputi esensi judul, latar belakang, tujuan dan sasaran, permasalahan, persoalan,
kontribusi, serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Meliputi tinjauan teori yang berupa teori coastal park dan coastal zone, destinasi wisata dan
pariwisata, arsitektur sustainable yang meliputi : lokal wisdom, eco-culture, konservasi.
Bab III Metodologi Perencanaan dan Perancangan
Meliputi metode konstruksi fenomena, metode kolektif data, metode analisis, metode
sintesis, transformasi desain, dan strategi desain.
Bab IV Gambaran Umum
Pada bagian ini dikemukakan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, pendekatan yang
digunakan dalam penelitian, identifikasi dan definisi, jenis dan sumber data, prosedur
pengumpulan data dan uji statistik yang digunakan.
BAB V Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Merumuskan pendekatan perencanaan dari segi peruangan, lokasi, tapak, bentuk bangunan,
struktur&konstruksi, serta utilitas.
BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan
Menyampaikan hasil konsep perencanaan dan konsep perancangan serta mencantumkan
daftar pustaka.