16
BAB I PENDAHULUAN A. ESENSI JUDUL Judul: “Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan Sustainable di Gunung Kidul, Yogyakarta” Coastal Park Coastal Park berasal dari kata coast yang artinya pesisir atau tepi pantai dan Park yang artinya taman. Coast ialah suatu zone yang mendapat pengaruh kuat dari proses marine (Strahler,1979:534). Sedangkan menurut Djamal (2005), taman ialah sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia sebagai tempat penyegar. Sehingga dapat disimpulkan Coastal Park ialah suatu zona di daerah pesisir atau tepi pantai yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia sebagai tempat penyegar dan pendukung aktivitas manusia di sekitarnya atau dapat juga disebut sebagai “taman di daerah tepi pantai”. Destinasi Wisata Menurut Daryanto (1997:167) dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap destinasi diartikan “tempat tujuan atau daerah tujuan” dan dengan kata wisata, hal ini berarti tempat tujuan wisata. Menurut Hadinoto (1996:15) destinasi wisata merupakan suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh seseorang pengunjung, ia dapat tinggal selama waktu

latar belakang-masalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

latar belakang

Citation preview

Page 1: latar belakang-masalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. ESENSI JUDUL

Judul: “Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan Sustainable di

Gunung Kidul, Yogyakarta”

Coastal Park

Coastal Park berasal dari kata coast yang artinya pesisir atau tepi pantai dan Park

yang artinya taman. Coast ialah suatu zone yang mendapat pengaruh kuat dari proses

marine (Strahler,1979:534). Sedangkan menurut Djamal (2005), taman ialah sebuah

areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu

sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia sebagai tempat

penyegar.

Sehingga dapat disimpulkan Coastal Park ialah suatu zona di daerah pesisir atau

tepi pantai yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia sebagai tempat

penyegar dan pendukung aktivitas manusia di sekitarnya atau dapat juga disebut

sebagai “taman di daerah tepi pantai”.

Destinasi Wisata

Menurut Daryanto (1997:167) dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap destinasi

diartikan “tempat tujuan atau daerah tujuan” dan dengan kata wisata, hal ini berarti

tempat tujuan wisata. Menurut Hadinoto (1996:15) destinasi wisata merupakan suatu

kawasan spesifik yang dipilih oleh seseorang pengunjung, ia dapat tinggal selama

waktu tertentu.

Sustainable Architecture

Suistainable Architecture menurut pengertian yang dikutip dari buku James Steele

adalah, ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan

kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke

kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait. ”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Taman wisata tepi pantai di Gunung

Kidul, Yogyakarta merupakan sebuah kawasan tepi pantai di Gunung Kidul Yogyakarta

yang dijadikan sebagai taman dengan berbagai fasilitas di dalam perencanaannya tanpa

Page 2: latar belakang-masalah

membahayakan lingkungan, ekosistem, dan kemampuan generasi mendatang dalam

memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

B. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya (±70%)

ditutupi oleh air laut. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki deretan pantai yang

tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan bentang garis pantai mencapai 80.000 km

yang menampilkan keindahan alam yang sangat indah, sumber daya alam yang

melimpah, dan keberagam karaktersistik pantai-pantainya. Menurut Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi (KEMENPAREKRAF) keindahan yang ditampilkan oleh

pantai-pantai di Indonesia didapat dari luas terumbu karang sekitar 50.875 km2 atau 18%

dari total terumbu karang di dunia menjadi salah satu alasan wisata pantai ini tak pelak

dibidik oleh wisatawan asing. Berdasarkan Berita Resmi Statistik dari Badan Pusat Statistik

No. 03/01/Th.XVIII tertanggal 2 Januari 2015 di bawah ini, dapat dilihat perkembangan

jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Oleh karena itu pemerintah Indonesia, khususnya Kementrian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) membuat strategi untuk memanfaatkan potensi

tersebut dalam bidang pariwisata melalui Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2012-

2014, yang mengatur kebijakan strategi pengembangan di Wilayah Jawa dan Bali yang

Page 3: latar belakang-masalah

prioritas utamanya adalah percepatan pembangunan wilayah selatan Jawa dalam

mengembangkan potensi pantai.

Untuk menanggapi perkembangan pariwisata di Indonesia terutama wisata alam pantai,

diperlukan sebuah penanganan yang tepat pada wisata tersebut agar potensi-potensi alam

yang dimiliki tidak rusak dan menjadi sumber daya alam yang berkelanjutan. Hal ini

dilakukan karena pengembangan suatu pariwisata akan memberikan dampak, baik positif

atau negatif pada keberlanjutan alam dan lingkungan di sekitarnya. Dengan berpegang pada

pemikiran ini, konsep Sustainable dalam pariwisata dapat menjadi salah satu cara untuk

menjaga ekosistem pantai dan lingkungan di sekitarnya. Keuntungan memberlakukan

konsep ini pada wisata pantai di Indonesia adalah masyarakat yang sebagian besar hidup

dengan hasil laut akan lebih terjamin masa depannya karena pemeliharaan dan pemanfaatan

sumber daya alam yang tepat akan menjaga alam dari kepunahan. Selain itu, akan

mendatangkan profit yang cukup tinggi bagi Indonesia. Mengapa? Karena pariwisata yang

masih memiliki alam yang indah dan terjaga akan lebih memberikan daya tarik pada

wisatawan.

Salah satu wisata pantai di Indonesia yang dewasa ini banyak dikunjungi adalah pantai-

pantai di Gunung Kidul, Yogyakarta. Dengan panjang pantai 65 km yang membentang dari

Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo., Gunung Kidul memberikan banyak

pilihan jenis pantai kepada para wisatawan lokal maupun asing.

Page 4: latar belakang-masalah

Wisata alam pantai ini tidak hanya sekedar memberikan keindahan panorama saja tetapi

juga dapat memberikan pengetahuan akan ekosistem laut yang ada di sekitarnya. Beberapa

pantai di Gunung Kidul masih menjadi tempat berkembangnya biota laut seperti terumbu

karang, kerang, rumput laut, beberapa jenis penyu, ikan, bintang laut, siput laut, bulu babi

atau yang biasa di sebut landak laut, kepiting, dan udang. Untuk mengembangkan potensi

wisatanya, pemerintah daerah dan Dinas Kelautan dan Perikanan Gunung Kidul mulai

mengelola pantai-pantai tersebut dengan bantuan masyarakat sekitar dengan memberikan

berbagai fasilitas penunjang. Hal ini, juga menjadi salah satu cara untuk menarik wisatawan

untuk datang berkunjung.

Namun, sayangnya beberapa fasilitas umum yang telah dibangun seperti hotel yang

dilansir oleh Harian Jogja, (Senin 2 April 2012, 10:16 WIB) dikatakan bahwa “Hampir 90%

fasilitas umum berupa hotel di pesisir Gunung Kidul tidak memiliki izin (ilegal) bahkan

pengelola hotel tersebut melakukan beberapa pelanggaran yang diantaranya melakukan

pembangunan permanen dan semi permanen di wilayah sepadan pantai yang dapat

berdampak pada kerusakan lingkungan.”

Fenomena inilah yang melahirkan ide untuk menciptakan suatu kawasan taman wisata

pantai (Coastal Park) yang memfasilitasi semua aktivitas yang berkaitan dengan pantai dan

laut dalam bentuk museum budaya laut, school diving, tempat konservasi biota laut dan

penyu, hotel, serta tempat berbagai macam kuliner khas Gunung Kidul baik yang berasal

dari laut maupun tidak.

Kawasan ini tidak hanya cocok diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin menikmati

liburan saja melainkan juga diperuntukkan bagi akademisi yang ingin melalukan penelitian

terhadap flora-fauna laut yang ada. Selain itu Kawasan Pariwisata ini akan menggunakan

pendekatan arsitektur berkelanjutan (Sustainable Architecture) untuk mengurangi resiko

kerusakan lingkungan dan ekosistem di sekitarnya. Sehingga diharapkan dapat menjadi

obyek pariwisata baru yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi warga Gunung Kidul,

Yogyakarta dan para wisatawan baik domestic maupun manca negara.

C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

Page 5: latar belakang-masalah

1. Permasalahan

Kondisi fisik lingkungan di beberapa pantai di Gunung Kidul yang sebagian rusak

akibat eksploitasi sumber daya laut dan pembangunan fasilitas penunjang yang tidak

sesuai dengan peraturan memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat

sekitar pantai itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah mulai

berkurangnya sumber daya laut yang menjadi mata pencaharian utama penduduk

pesisir. Ini terjadi karena pemanfaatan sumber daya untuk menunjang wisata pantai

tidak dilakukan secara benar. Banyak penduduk yang mengambil sumber daya laut

secara berlebihan. Contohnya :

a. Para nelayan memancing ikan dengan menggunakan bahan beracun dan obat

pembius (aposta). Perlakuan ini menyebabkan semua biota laut yang ada menjadi

ikut terkena racun sehingga membuat ekosistem laut mati.

b. Banyak masyarakat yang mengambil karang baik yang masih hidup atau yang

sudah mati untuk dijual dan dijadikan souvenir. Hal ini menjadi salah satu

penyebab biota laut berkurang karena pengambilan terumbu karang yang awalnya

adalah rumah bagi biota laut

c. Masyarakat yang memetik ganggang tidak menggunakan tangan tetapi dengan

gathul (benda tajam) membuat ekosistem ganggang menjadi rusak.

Selain dari segi sumber daya laut, dampak yang ditimbulkan berasal dari

pembangunan fasilitas penunjang, seperti hotel dan restoran yang tidak sesuai dengan

peraturan pembangunan di daerah pantai. Hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan

dan juga berkurangnya ekosistem laut. Padahal potensi yang dimiliki pantai-pantai di

Gunung Kidul sangat banyak dan beraneka ragam.

Untuk mengembalikan keindahan dan keasrian pantai serta sumber daya yang ada

di dalamnya, perlu adanya peran yang besar antara pemerintah daerah dan masyarakat

Gunung Kidul terutama penduduk pesisir. Yaitu dengan diberikannya pembinaan dan

pelatihan, serta penyuluhan lingkungan kepada para penduduk pesisir mengenai

ekosistem laut yang menjadi salah satu faktor pariwisata di pantai tersebut. Selain itu,

memberikan bantuan pembinaan kepada para nelayan dalam bentuk mata pencaharian

alternatif seperti : pelatihan pemandu wisata, pelatihan kader konservasi, pelatihan

menyelam yang nantinya akan dipakai dalam pengembangan pariwisata di pantai.

Sehingga pemerintah dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakatnya dengan

memanfaatkan alam. Namun, dalam realitasnya peran masyarakat dalam pemeliharaan

pantai dan ekosistemnya tidak merata di seluruh pantai di Gunung Kidul. Hal ini terjadi

Page 6: latar belakang-masalah

karena masih ada beberapa penduduk di beberapa jenis pantai yang belum

mengacuhkan pelatihan dan pembinaan dalam pemeliharaan pantai-pantai di Gunung

Kidul. Sehingga diperlukan penegasan dan upaya yang lebih keras oleh pemerintah

terkait menyelesaikan masalah ini.

a. Penegasan dan upaya tersebut dapat berupa sanksi-sanksi yang cukup keras agar

penduduk jera melakukan kegiatan yang merusak dan mulai memperhatikan dan

memelihara lingkungannya. Sejauh ini, selain dari pembinaan dan pelatihan

pemerintah telah mencanangkan beberapa undang-undang terkait pemeliharaan

dan pengendalian kawasan pantai.

2. Persoalan

a. Potensi dan Daya Tarik apa saja yang dimiliki oleh Pantai Gunung Kidul yang

dapat menarik minat wisatawan?

b. Bagaimana mempertahankan ekosistem lingkungan yang ada saat ini sebagai

wujud dari pelestarian Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan

Sustainable di Gunung Kidul, Yogyakarta?

c. Bagaimana mengoptimalkan peran masyarakat terhadap pantai-pantai di Gunung

Kidul agar dapat dimanfaatkan secara benar dan baik?

d. Apa saja yang telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kerusakan

lingkungan dan ekosistem pantai di Gunung Kidul?

D. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Tujuan penulisan konsep ini adalah menyusun konsep perencanaan dan

perancangan dari Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan

Sustainable di Gunung Kidul, Yogyakarta yang tidak menyebabkan kerusakan pada

ekosistem laut dan lingkungan di sekitarnya.

2. Sasaran

a. Mengoptimalkan potensi yang ada di pantai-pantai Gunung Kidul sehingga dapat

menjadi daya tarik bagi wisatawan.

b. mempertahankan ekosistem lingkungan yang ada saat ini sebagai wujud dari

pelestarian Coastal Park sebagai Destinasi Wisata dengan Pendekatan Sustainable

di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Page 7: latar belakang-masalah

c. Mengoptimalkan peran masyarakat terhadap pantai-pantai di Gunung Kidul agar

dapat dimanfaatkan secara benar dan baik.

d. Menanggulangi kerusakan lingkungan dan ekosistem pantai Gunung Kidul yang

disebabkan oleh fasilitas-fasilitas penunjang dan pemanfaatan ekosistem yang

salah oleh masyarakat.

E. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN

Agar penulisan konsep ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang

semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang

diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Perancangan kawasan berada di daerah Coastal Zone (Wilayah pesisir) yang merupakan

wilayah antara darat dan laut dengan batas kearah darat meliputi sebagian daratan, baik

kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti

angin laut, pasang-surut, perembesan air laut yang dicirikan oleh jenis vegetasi yang

khas (Saptiarini, 1995).

2. Pantai yang dijadikan sebagai objek dari perencanaan dan perancangan konsep ini

adalah pantai di Kecamatan Tanjungsari, Gunung Kidul yang meliputi : Pantai Baron,

Pantai Kukup, dan Pantai Sepanjang.

3. Fasilitas yang akan dirancang untuk Kawasan Coastal Park meliputi : Museum Budaya

Laut, Konservasi Biota Laut dan Penyu, Pusat Kuliner khas Gunung Kidul (baik yang

berasal dari laut maupun tidak), School Diving, Hotel, Pusat Budidaya dan

Pengembangan Rumput Laut.

4. Pendekatan yang digunakan pada konsep ini adalah Sustainable Architecture yang di

dalamnya membahas tentang Ekowisata, Konservasi, Green Arsitektur dan Lokal

Wisdom. Digunakan untuk mendapatkan wisata yang ramah lingkungan, tidak merusak

ekosistem dan berkelanjutan

F. METODE

Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan “Coastal Park sebagai

Destinasi Wisata dengan Pendekatan Sustainable di Gunung Kidul, Yogyakarta” diperlukan

beberapa metode untuk membantu penyusunan penulisan tersebut. Metode yang digunakan

dalam penulisan merupakan proses dari perencanaan dan perancangan yang mana terdiri dari

beberapa tahap metode, yaitu :

Page 8: latar belakang-masalah

1. METODE KONSTRUKSI FENOMENA

Metode kontruksi fenomena merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam

membuat konsep perencanaan dan perancangan. Penulis/peneliti harus mencari

masalah/fenomena yang dapat mengankat sebuah konsep menjadi gagasan yang

menarik. Dimana gagasan tersebut dapat membantu menemukan latar belakang isu,

fakta, kajian teoritik, preseden, dan empirik. Gagasan yang berasal dari

masalah/fenomena tersebut dapat diketahui dengan menerapkan 5W/1H (Who, What,

When, Where, Which dan How).

2. METODE KOLEKTIF DATA

Menurut para ahli, metode ini memiliki pengertian berupa suatu pernyataan

(statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data

dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan

penelitian (Gulo, 2002 : 110).

Dalam pengumpulan data, membutuhkan suatu instrumen. Instrumen ini

dibutuhkan untuk pengambilan data dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif.

Beberapa instrumen yang biasa digunakan untuk pengumpulan data adalah :

a. Interview (Wawancara)Metode Observasi

b. Metode Daftar Pertanyaan (kuesioner)

c. Dokumen

3. METODE ANALISIS

Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan metode analisi merupakan

digunakan dalam pengolahan data yang telah terkumpul sebelumnya.

Data diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu hasil

penelitian serta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang berbentuk narasi,

kemudian dari analisis yang telah dilakukan diambil suatu kesimpulan. Hasil

pengolahan data yang telah terkumpul dikelompokkan berdasarkan pemrograman

fungsional, performasi, dan arsitektur.

a. Analisa Fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan objek dalam

konsep perencanaan dan Perancangan (dalam hal ini Coastal Park), termasuk

kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas di dalamnya.

b. Analisa performasi membahas tentang persyaratan dan pemilihan lokasi serta site.

Selain itu persyaratan dan program ruang pada objek dalam konsep perencanaan

dan Perancangan (dalam hal ini Coastal Park)

Page 9: latar belakang-masalah

c. Analisa Arsitektur; Dalam proses ini akan dibahas mengenai kriteria perencanaan

dari desain objek yang meliputi massa, ruang, bentuk, site, utilitas, struktur

bangunan yang menyatukan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.

4. METODE SINTESIS

Metode ini bertujuan untuk merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa

sumber. Sumber yang dimaksud adalah data-data yang telah dikumpulkan dengan

metode kolektif data dan data-data yang telah diolah menggunakan metode analisis.

Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan

karena akan menyangkut dengan hak cipta tulisan. Oleh karena itu, data publikasi atas

sumber-sumber tadi harus dimasukan dalam daftar pustaka.

Metode ini akan memberikan kejelasan pada hasil-hasil data dari metode-metode

sebelumnya dengan mengambil keputusan/kesimpulan dianggap baik. Seperti

pemilihan kriteria perancangan yang sesuai dengan objek konsep perencanaan dan

perancangan (dalam hal ini Coastal Park). Kriteria perancangan ini meliputi massa,

ruang, bentuk, site, utilitas, dan struktur.

5. TRANSFORMASI DESAIN

Transformasi Desain bertujuan untuk memvisualisasikan informasi (masalah-

masalah, kebutuhan-kebutuhan dll.) dalam bentuk teknik-teknik grafis/desain yang

membantu kita untuk memahami dengan lebih baik keperluan-keperluan proyek dan

memicu konsep-konsep desain yg tanggap dan kreatif (dikembangkan dari Edward T.

White, 1978).

Pada proses transformasi desain dibahas mengenai analisa kontekstual. Analisa

kontekstual bertujuan untuk menjalin kesesuaian antara bangunan yg akan dirancang

dengan tapak dan segala sesuatu yang ada disekelilingnya meliputi : lokasi, ukuran,

bentuk, kontur, pola drainasi, tata wilayah dan garis sempadan, utilitas, lalu lintas, pola

lingkungan, pemandangan, iklim dan kondisi yg ada di atas tapak (bangunan, pohon

dsb).

6. STRATEGI DESAIN

Strategi Disain merupakan gabungan dua kata antara Strategi dan Disain yang dari

masing-masing kata tersebut memiliki makna.

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan

gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

(sumber referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi)

Page 10: latar belakang-masalah

Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian

kreatif lainnya. Digunakan juga untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses

kreatif. (sumber referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Desain)

Jadi dari kedua pengertian yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa

Strategi Disain adalah pendekatan yang dilakukan secara menyeluruh dalam lingkup

pelaksanaan gagasan atau perencanaan sebuah aktivitas arsitektur/seni yang merupakan

hasil akhir dari sebuah proses kreatif.

Pendekatan yang digunakan didapatkan dari tema objek yang akan dirancang.

Dimana tema tersebut memiliki fenomena yang mengharuskan untuk mengambil suatu

pendekatan arsitektur yang sesuai agar rancangan yang akan dibuat tidak memberikan

dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.

G. KONTRIBUSI

1. Akademis

Bagi akademis, konsep ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan

menjadi preseden mengenai perencanaan dan perancangan Coastal Park dan pariwisata.

2. Praktisi

Bagi Praktisi, konsep ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menjalankan

suatu usaha di bidang pariwisata

3. Masyarakat

Bagi Masyarakat, konsep ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

pengembangan potensi wisata alam yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta.

4. Pemerintah Daerah

Bagi pemerintah daerah diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna di

dalam pengambilan kebijakan pengembangan pariwisata khususnya di kawasan Pantai

Gunung Kidul, Yogyakarta.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

Meliputi esensi judul, latar belakang, tujuan dan sasaran, permasalahan, persoalan,

kontribusi, serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teori

Meliputi tinjauan teori yang berupa teori coastal park dan coastal zone, destinasi wisata dan

pariwisata, arsitektur sustainable yang meliputi : lokal wisdom, eco-culture, konservasi.

Page 11: latar belakang-masalah

Bab III Metodologi Perencanaan dan Perancangan

Meliputi metode konstruksi fenomena, metode kolektif data, metode analisis, metode

sintesis, transformasi desain, dan strategi desain.

Bab IV Gambaran Umum

Pada bagian ini dikemukakan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, pendekatan yang

digunakan dalam penelitian, identifikasi dan definisi, jenis dan sumber data, prosedur

pengumpulan data dan uji statistik yang digunakan.

BAB V Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Merumuskan pendekatan perencanaan dari segi peruangan, lokasi, tapak, bentuk bangunan,

struktur&konstruksi, serta utilitas.

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan

Menyampaikan hasil konsep perencanaan dan konsep perancangan serta mencantumkan

daftar pustaka.