Upload
abi
View
44
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Latar Belakang Masalah
Citation preview
BUDAYA PERUSAHAAN SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN
CITRA PERUSAHAAN
(Analisis Deskriptif pada Strategi dan Target Mutu Pelayanan PT Taspen
Kantor Cabang Yogyakarta)
PROPOSAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Khoirul Zaenal Abidin
NIM. 10730033
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia yang merupakan makhluk sosial tentu saja tidak akan lepas dari
proses komunikasi. Proses Komunikasi yang terjadi antar sesama manusia ini
membentuk berbagai kesepakatan-kesepakatan. Berbagai macam kesepakatan
tersebut seiring berjalanya waktu menjadi norma, ritual, ide, gagasan, adat, dan
kebiasaan manusia dalam suatu kelompok tertentu.
Al-Qur’an menjelaskan dalam surah Al – Hujurat ayat 13 yakni:
يا أيها الن اس إن ا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوب ا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم
عليم خبير أتقاكم إن للا عند للا
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia disisi Allah diantara kamu ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Proses komunikasi inilah yang merupakan proses untuk saling mengenal,
karena memang manusia diciptakan berbeda-beda, berbangsa-bangsa, bersuku-
suku.Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah saling mengenal apa? Tentu saja
saling mengenal identitas dan budaya masing-masing agar tercipta suatu
kesepakatan-kesepakatan yang akan menjadi identitas dan budaya yang baru.
Dalam Al-Qur’an terdapat kata berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, kata
tersebut menunjukkan suatu kelompok-kelompok masyarakat seperti halnya
sebuah organisasi. Organisasi atau perusahaan yang merupakan salah satu dari
suatu kelompok atau kumpulan masyarakat dari berbagai kelompok masyarakat
tertentu yang menjadi satu, tidak menutup kemungkinan di dalamnya terjadi
komunikasi dan membentuk budaya tersendiri yang menyatukan mereka.
Budaya hasil bentukan tersebut yang selanjutnya kita sebut sebagai budaya
organisasi atau perusahaan. Budaya organisasi atau perusahaan yang didalamnya
terdapat unsur-unsur kebudayaan seperti norma atau aturan-ataruan, ritual-ritual,
pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya yang menghasilkan identitas sebuah
perusahaan.
Identitas Perusahaan merupakan sarana individu atau kelompok lain untuk
mengenal organisasi/ perusahaan/ kelompok yang memiliki identias tersebut.
Selanjutnya, identitas tersebut menjadi cerminan (citra) perusahaan yang memiliki
identitas tersebut. Identitas merupakan bagian dari budaya, dengan kata lain
budaya merupakan cerminan (citra) dari perusahaan.
Frank Jefkins (2004:22) mengemukakan bahwa citra perusahaan terbentuk
dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,
keberhasilan dan stabilitas keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor dan
impor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja,
kesediaan memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset.
Dengan kata lain tidak menutup kemungkinan citra juga dapat dibentuk melalui
identitas dan budaya perusahaan.
Berbicara mengenai citra yang dibentuk dari budaya organisasi atau
perusahaan akan sangat menarik jika kita melihat secara nyatanya di sebuah
perusahaan. PT Taspen, merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang sampai saat ini masih tetap beroprasi dan memiliki citra yang
cukup baik di masyarakat dilihat dari masih bertahannya kepercayaan pemerintah
dan beberapa perusahaan baik BUMN atau pun BUMD yang menggunakan
layanan dari PT Taspen dalam pengurusan dana pensiun pegawainya.
Menumbuhkan keinginan penulis untuk mengetahui bagaimana pembetukan citra
perusahaan melalui budaya organisasi yang ada di dalamnya, maka dari itu
penulis menyususn proposal penelitian ini dengan judul “BUDAYA
PERUSAHAAN SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN CITRA
PERUSAHAAN (ANALISIS DESKRIPTIF PADA STRATEGI DAN
TARGET MUTU PELAYANAN PT TASPEN KANTOR CABANG
YOGYAKARTA)”
Timbul pertanyaan lain mengapa penelitian ini difokuskan kepada strategi
dan target mutu pelayanan, bukan pada hal yang lain. Menurut penulis, strategi
dan target mutu pelayanan yang mereka sebut 5T yaitu Tepat Orang, Tepat
Jumlah, Tepat Waktu, Tepat Tempat dan Tepat Administrasi adalah salah satu
identitas yang merupakan bagian dari budaya dari PT Taspen dan didalamnya
terkandung nilai-nilai dari perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang yang penulis paparkan di atas, penulis menarik
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu bagaimana budaya
perusahaan memengaruhi citra PT Taspen Kantor Cabang Yogyakarta di mata
para nasabah.
C. TUJUAN DAN KEGUNANAAN PENELITIAN
Tujuan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah
mengetahui bagaimana budaya perusahaan yang ada di PT Taspen Kantor Cabang
Yogyakarta memengaruhi citra dari PT Taspen di mata para nasabah.
Kegunaan dari hasil penelitian yang akan penulis lakukan selain sebagai
salah satu syarat penyelesaian studi jenjang S1 Ilmu Komunikasi penulis,
diantaranya:
1. Memperkaya khasanah keilmuan dengan memunculkan teori baru
mengenai budaya dan citra perusahaan.
2. Memperkuat teori pendahulu, karena teori baru ini ada didukung oleh
teori yang sudah ada.
D. TELAAH PUSTAKA
Penelitian-penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan mengenai
budaya perusahaan seperti yang akan dilakukan penulis beberapa diantaranya
adalah Penelitian dari Prima Nugraha S Sinaga, mahasiswi dari Universitas
Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 2009 dengan judul
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Penelitian ini mengambil metode penilitan
Kuantitatif dengan obyek penelitian pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai dengan subyek penilitannya adalah pegawai di Sekretariat Daerah
Kabupaten Dairi Sumatera Utara.
Penelitian berikutnya dari Yoga Pratama, mahasiswa Universitas Indonesia
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Nanggung
Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Sebagai obyek dari penelitian yang dilakukan oleh Yoga Pratama ini adalah
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, dan yang menjadi subyek
penelitiannya adalah pegawai pada kantor Kecamatan Nanggung Kabupaten
Bogor.
Penelitian yang lain dari Riska Pratiwi yang merupakan mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hassanudin pada tahun 2012 dengan judul
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara Dan Lelang Makassar. Penelitian ini mengambil metode
kuantitatif dengan obyek penelitian pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai, sebagai subyek penelitian yang dilakukan Riska Pratiwi adalah Pegawai
di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Makassar.
Dari penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, penulis menarik
kesimpulan mengenai perbedaan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada metode penelitian
dan subyek penelitian. Penelitian-penelitian terdahulu yang pernah ada dari yang
penulis sampaikan diatas keseluruhan menggunakan metode penelitian kuantitatif,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif. Mengenai subyek penelitian dari penelitian-penelitian
terdahulu yang terpaparkan diatas keseluruhannya sudah sangat jelas berbeda
dengan obyek penelitian yang akan dilakukan penulis.
E. LANDASAN TEORI
1. BUDAYA
Budaya secara etimologis berasal dari kata budi, yang diambil dari
bahasa sangsekerta yang artinya kekuatan budi atau akal, sehingga budaya
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal.(Pratama, 2012:15)
Kemudian menurut Alisyahbana dalam Pratiwi (2012:16) merupakan
manifestasi dari cara berfikir, sehingga menurut pola kebudayaan itu
sangat luas sebab semua tingkah laku dan perbuatan, mencakup di
dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran.
Sedangkan menurut Taylor seperti yang dikutip Pratama (2012:15),
budaya merupakan kompleksitas menyeluruh yang terdiri dari
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan berbagai
kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang diperoleh manusia
sebagai bagian dari sebuah masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas mengenai budaya, maka dapat
disimpulkan bahwa budaya buah pikiran atau akal manusia mencakup
moral, tingkah laku/perbuatan, pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, adat
kebiasaan, dan berbagai macam kapabilitas lain sebagai bagian dari suatu
kelompok masyarakat.
2. ORGANISASI
Menurut Kusdi dalam Pratama (2012:16),
“Organisasi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani organon
yang berarti alat. Kemudian kata ini masuk ke dalam bahasa Latin,
menjadi organization dan ke dalam bahasa Prancis pada abad ke-14
menjadi organization. Organon terdiri dari bagian yang tersusun dan
terkoordinasi hingga mampu menjalankan fungsi tertentu secara
dinamis. Karakteristik utama dari organisasi dapat diringkas menjadi
3P, yaitu Purpose, People, dan Plan. Sehingga sesuatu kelompok
tidak dapat dikatakan sebagai organisasi jika tidak memiliki Purpose
(tujuan), People (orang/anggota), dan Plan (rencana). Dalam aspek
rencana (plan) terkandung cirri dari organisasi yang lain, seperti
struktur, system, desain, strategi, dan proses, yang keseluruhannya
menggerakan unsur manusia sebagai anggota (people) untuk
mencapai tujuan (purpose) dari organisasi.”
Dari kutipan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa organisasi
adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan
ssebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relatif pula secara terus menerus untuk mencapai tujuan bersama dari
suatu kelompok.
Ungkapan sependapat dengan juga terlihat dari pengertian organisasi
menurut Stoner dalam Sinaga (2009:7) bahwa organisasi adalah dua orang
atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai
sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Pengertian lain yang mendukung pernyataan tersebut diungkapkan
oleh Sobirin (Pratiwi, 2012:16) bahwa organisasi sebagai unit atau entitas
social yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif lama,
beranggotakan sekelompok manusia minimal dua orang, mempunyai
kegiatan yang terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan untuk
mencapai tujuan tertentu dan mempunyai identitas diri yang membedakan
satu entitas dengan entitas lainnya.
Dari pengertian beberapa ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa
organisasi merupakan kelompok manusia yang beranggotakan minimal
dua orang, terstruktur dan terkoordinasi secara teratur untuk mencapai
tujuan yang disepakati secara bersama.
3. BUDAYA ORGANISASI
Menurut Donnelly, Gibson, dan Ivancevich dalam Pratama (2012:17)
“Budaya organisasi adalah suatu nilai-nilai yang dipercaya sehingga
menjadi karakteristik yang diberikan anggota kepada suatu organisasi.
Budaya organsisasi merupakan lingkungan internal suatu organisasi
karena keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama
banyaknya dengan jumlah individu yang adal dalam organisasi
tersebut sehingga budaya organisasi sebagai budaya pemersatu
budaya-budaya yang ada pada diri individu untuk menciptakan
tindakan yang dapat diterima dalam organsisasi. Budaya organisasi
merupakan suatu system nilai yang unik, keyakinan dan norma-norma
yang dimiliki secara bersama oleh anggota suatu organisasi. Budaya
dapat menjadi suatu penyebab penting bagi keefektifan suatu
organsisasi.”
Scein dalam Sinaga (2009:8) memberikan definisi mengenai budaya
organisasi sebagai suati pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan,
diciptakan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan
maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-
masalahnya yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal
yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada
anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.
Menurut Trujillo dan Pacanowsky dalam Morissan (2009:101)
“Budaya merupakan cara hidup dalam organisasi. Termasuk ke dalam
budaya organisasi adalah iklim atau atmosfir emosi dan psikologis
yang mencakup moral, sikap dan tingkat produktifitas anggota.
Budaya organisasi juga mencakup seluruh simbol yang ada serta
makna yang diberikan anggota organisasi kepada simbol tersebut.
Makna dan pengertian budaya organisasi yang ada pada anggota
organisasi tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses,
interaksi, dan komunikasi antar anggota organisasi”.
Tiga asumsi dasar yang dibangun oleh Trujillo dan Pacanowsky
dalam Morissan (2009:103) untuk memahami budaya organisasi adalah
sebagai berikut:
a. Anggota organisasi menciptakan dan memelihara rasa bersama
terhadap realitas organisasi yang menghasilkan pengertian yang lebih
baik terhadap nilai-nilai organisasi.
Asumsi ini menunjukkan pentingnya manusia dalam kehidupan
organisasi, khususnya peran individu dalam menciptakan dan
mempertahankan realitas mereka. Inti dari asumsi ini adalah adanya
nilai-nilai organisasi. Nilai merupakan standart atau patokan dan
prinsip dalam suatu budaya yang memiliki nilai intrinsik terhadap
budaya yang bersangkutan. Nilai berasal dai pengetahuan moral
anggota dan anggota menunjukkan pengetahuan moralnya melalui
percakapan atau cerita antar anggota.
b. Penggunaan dan interpretasi terhadap simbol berperan penting
terhadap budaya organisasi
Asumsi ini menyatakan bahwa realitas dan budaya suatu organisasi
juga ditentukan sebagian oleh simbol yang merupakan representasi
makna, dimana anggota menciptakan, menggunakan, dan menafsirkan
simbol setiap hari.
c. Berbagai organisasi memiliki budaya yang berbeda, dan interpretasi
terhadap berbagai tindakan dalam suatu budaya tertentu berbeda
dengan budaya lainnya.
Asumsi ketiga ini berkenaan dengan perbedaan budaya, dimana
setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda satu sama lain.
Pacanowsky dan Trujillo dalam Morissan (2009:105-109) menyatakan
bahwa anggota organisasi melakukan pertunjukan komunikasi tertentu
yang menghasilkan budaya organsisasi yang bersifat unik bagi organisasi
yang bersangkutan. Pertunjukan komunikasi menurut Trujillo dan
Pacanowsky terdiri atas pertunjukan ritual, passion, sosial, politik, dan
enkulturasi.
a. Ritual
Merupakan sesuatu yang diulang-ulang secara teratur (rutin)
sehingga dapat dikenali dengan baik. Ritual memiliki beberapa jenis,
diantaranya:
1.) Ritual Personal
Ritual yang mencakup kegiatan yang dilakukan seseorang
anggota setiap harinya.
2.) Ritual Kerja
Ritual yang mancakup kegiatan yang dilakukan anggota untuk
membatu pekerjaannya.
3.) Ritual Sosial
Ritual yang tidak berhubungan dengan kerja atau tugas namun
ritual ini merupakan pertunjukan penting dalam organisasi.
Misalnya, kumpul bersama teman-teman kantor di tempat minum
atau kafe atau tempat lain seusai kerja.
4.) Ritual Organsisasi
Ritual yang dilakukan oleh seluruh anggota organisasi secara
bersama-sama dan teratur, misalnya adalah rapat mingguan,
upacara hari senin, dll.
b. Passion
Pertunjukan yang berarti kegemaran atau kesukaan, maksudnya
adalah anggota berupaya menjadikan pekerjaan rutin menjadi
menyenangkan dengan cara menceritakan sesuatu yang digemari atau
disukai.
c. Sosial
Merupakan berbagai bentuk kesopanan, basa-basi, penghormatan
yang dilakukan dengan maksud untuk mendorong dan meningkatkan
kerja sama di antara anggota.
d. Politik Organisasi
Merupakan pertunjukan yang menciptakan dan memperkuat
gagasan mengenai kekuasaan dan pengaruh yang mencakup perilaku
untuk menunjukkan kekuatan pribadi, memperkuat hubungan atau
persekutuan dan tawar menawar.
e. Enkulturasi
Merupakan proses pengajaran budaya organisasi oleh salah satu
anggota kepada anggota organisasi lainnya. Proses ini berlangsung
terus menerus namun pertunjukkan tertentu memiliki peran sangat
penting dalam proses ini. Contohnya, orientasi anggota baru oleh salah
satu individu lain bagaimana melakukan pekerjaan tertentu.
4. CITRA
Frank Jefkins (2004:20) dalam bukunya menyebutkan bahwa citra
(image) dalam Public Relations memiliki beberapa jenis, diantaranya:
a. Citra Bayangan
Citra ini melekat pada salah orang dalam atau anggota-anggota
organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak
luar tentang organisasinya.
b. Citra yang Berlaku
Suatu pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai
suatu organisasi.
c. Citra yang Diharapkan
Citra yang diinginkan oleh organisasi mengenai organisasi
tersebut.
d. Citra Perusahaan
Citra dari sebuah organisasi secaa keseluruhan, bukan sekedar citra
pelayanan atau produk dari organisasi tersebut.
e. Citra Majemuk
Suatu organisasi atau perusahaan yang sudah besar biasanya
memiliki perwakilan atau cabang perusahaan, sehingga dapat
dimungkinkan setiap cabang atau perwakilan memiliki citra tersendiri.
Banyaknya citra yang dimiliki suatu organisasi dapat dikatakan sama
banyaknya dengan jumlah cabang atau perwakilan dari organisasi atau
perusahaan.
f. Citra yang Baik dan yang Buruk
Citra ini bersumber dari citra yang berlaku, setiap organisasi dapat
menyandang reputasi yang baik atau yang buruk, tergantung dari citra
yang berlaku negatif atau positif.
F. METODE PENELITIAN
1. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah jenis
penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Menurut Jane Richie
dalam Moleong (2010:6)
“Penelitian kualitatif merupakan upaya untuk menyajikan dunia
social, dan perspektifnya di dalam duniadari segi konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti, sehingga
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud memahami fenomena tentang apa yang telah dialami
oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dll, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah, dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”
Sedangkan maksud dari analisis deskriptif yang digunakan oleh
penulis adalah suatu metode atau cara dalam menjelaskan penelitian
tersebut dengan cara menganalisa dan mendeskripsikan secara
mendalam mengenai fenomena yang diteliti.
Alasan mengenai pemilihan metode penelitian dengan jenis ini
adalah analisis deskriptif lebih mampu menjelaskan atau
mendeskripsikan hasil penelitian yang akan dilakukan nantinya.
2. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
Subyek dalam penelitian ini adalah bagian Humas, Sumber Daya
Manusia, Pelayanan, dan nasabah dari PT Taspen Kantor Cabang
Yogyakarta karena bagian-bagian tersebut dianggap paling berkaitan
dengan pokok bahasan yang diambil dalam penelitian ini. Sebagai obyek
penelitian dari penelitian ini adalah budaya organisasi yang difokuskan
kepada strategi dan target mutu pelayanan dari PT Taspen Kantor
Cabang Yogyakarta.
3. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Pengamatan
Dalam Moleong (2010:174) pengamatan merupakan suatu cara
mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung subyek
dan obyek penelitian baik secara terbuka atau tertutup, maupun
pengamat ikut berperan di dalamnya atau hanya mengamati saja.
Pengamatan yang akan dilakukan ini bersifat non partisipatif, yang
artinya peneliti hanya bertindak sebagai pengamat saja dan tidak
menjadi bagian dari obyek yang diamati.
b. Wawancara
Merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (peneliti) dengan terwawancara (subyek sebagai
informan untuk mendapatkan informasi terkait penelitian)
(Moleong:2010:186).
Pemilihan subjek penelitian yang akan diwawancara menggunakan
teknik purposive sampling. Menurut Hendry (2010) Purposive
sampling merupakan teknik penentuan sampel atau informan dengan
pertimbangan khusus.
c. Studi Dokumen
Merupakan proses pencarian data dengan mempelajari dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan pokok permasalahan, bisa
melalui buku harian, surat pribadi, otobiografi, dokumen resmi, foto-
foto, dan lain sebagainya. (Moleong:2010:219)
4. METODE ANALISIS DATA
Metode analisis data adalah suatu cara yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganissika data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong:2010:248).
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
perbandingan tetap, yaitu membandingkan suatu data dengan data yang
lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan
kategori yang lain, dimana secara umum metode ini meliputi reduksi
data, kateorisasi, sintesisasi, dan penarikan kesimpulan. (Moleong :
2010 : 288)
a. Reduksi Data
Reduksi data meliputi beberapa tahap, diantaranya:
1) Indentifikasi satuan yaitu mengidentifikasi adanya bagian
terkecil yang ditemukan dalam data, yang dimungkinkan
memiliki makna bila dikaitkan dengan focus dan masalah
penelitian.
2) Membuat Koding yaitu membuat kode pada setia satuan, agar
data dapat ditelusuri berasal dari mana.
(Moleong : 2010 : 288)
b. Kategorisasi
Merupakan upaya memilah-milah bagian bagian yang memiliki
kesamaan yang kemudian diberi label. (Moleong : 2010 : 288)
c. Sintesisasi
Merupakan proses mencari kaitan antara satu kategori dengan
kategori lainnya, yang kemudian diberi label atau nama lagi.
(Moleong : 2010 : 289)
d. Penarikan Kesimpulan
Merupakan proses terakhir dalam analisis data, dimana semua data
yang diperoleh kemudian melalui proses reduksi data, kategorisasi,
dan sintesisasi, setelah itu ditarik kesimpulan untuk
diujikan.(Moleong : 2010 : 289)
5. METODE KEABSAHAN DATA
Metode keabsahan data dalam Moleong (2010:320) merupakan
cara menilai derajat kepercayaan hasil penelitian. Metode yang akan
digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah Triangulasi
Sumber Data, yakni dengan mengecek dan membandingkan ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari informan yang
dipilih dengan sumber yang berbeda. (Moleong : 2010 : 330)
G. DAFTAR ISI SKRIPSI SEMENTARA
Berikut adalah daftai isi skripsi sementara yang digunakan dalam
penelitian yang akan dilakukan:
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING
HALAMAN NOTA DINAS KONSULTAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
D. Telaah Pustaka
E. Landasan Teori
F. Metode penelitian
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Sejarah PT Taspen
B. Visi dan Misi PT Taspen
C. Makna Logo PT Taspen
D. Motto Layanan PT Taspen
E. Produk dan Layanan PT Taspen
F. Strategi dan Target Mutu Pelayanan PT Taspen
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Budaya Perusahaan dalam Mempengaruhi Citra PT
Taspen Kantor Cabang Yogyakarta Dimata Para
Nasabah
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Kata penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Gage, M. Susan. 2006. Seri Manajemen: Strategi Pelayanan Pelanggan.
Yogyakarta: Argo Publisher
Hendry. 2010. Populasi dan Sampel. www.teorionline.wordpress.com
Ishak Ahmad, dkk. 2011. Public Relations dan Corporate Social Responsibility.
Yogyakarta:Aspikom
Jeffkins, Frank. 2004. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Morrisan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Moleong, J. Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan Kedua Puluh
Tujuh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Suryadi, Didih. 2006. Promosi Efektif: Menggugah Minat dan Loyalitas
Pelanggan. Yogyakarta: Tugu Publisher
Syahputra Iswandi, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Pokja
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
_____. 1999. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Edisi Kedua. Cetakan Kedua Puluh Tiga. Jakarta: Balai Pustaka
Skripsi
Riska Pratiwi. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang”. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Hasanudin
Prima Nugraha Sinaga. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi Sumatera Utara”. Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Sumatera Utara
Yoga Pratama. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
pada Kantor Kecamatan Nanggung”. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas
Indonesia