61
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN LUMBAR CANAL STENOSIS DI RUANG BEDAH RSCM KARYA ILMIAH AKHIR NERS NURHIDAYAT 0806334205 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI 2012/2013 DEPOK JULI, 2013 Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN

LUMBAR CANAL STENOSIS DI RUANG BEDAH RSCM

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

NURHIDAYAT

0806334205

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI 2012/2013

DEPOK

JULI, 2013

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 2: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

i

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN

LUMBAR CANAL STENOSIS DI RUANG BEDAH RSCM

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

NURHIDAYAT

0806334205

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI 2012/2013

DEPOK

JULI, 2013

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 3: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Nurhidayat

Npm : 0806334205

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2013

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 4: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah akhir ini diajukan oleh :

Nama : Nurhidayat

NPM : 0806334205

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Analisis Praktik Klinik Keperawatan

Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada

Pasien Lumbar canal stenosis di Ruang

Bedah RSCM

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners

pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan,

Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Tuti Nuraini, S.Kp., M. Biomed ( )

Penguji : Ns. Hepi Suprianti S.Kep ( )

Ditetapkan : Jakarta

Tanggal : 9 Juli 2013

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 5: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

iv

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya

dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir Ners ini. Penulisan karya ilmiah ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners

Jurusan Ilmu Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak dari masa praktik profesi sampai pada penyusunan karya ilmiah ini,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena itu,

saya mengucapkan terima kasih kepada:

1) Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh kesabaran,

ketekunan dan yang lainnya.

2) Tuti Nuraini, S.Kp., M. Biomed selaku pembimbing karya ilmiah saya

yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing

dan mengarahkan untuk terrealisasinya karya tulis yang baik.

3) Ns. Hepi Suprianti S.Kep selaku kepala ruangan sekaligus merangkap

sebagai pembimbing yang ikut mengarahkan dan mengingatkan kepada

mahasiwa untuk pengimplementasian evidence based terkait.

4) Rospita. Amk, PP ruang bedah yang memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien kelolaan.

5) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik dalam

bentuk materil, moral, dan Do’a.

6) Seluruh sahabat yang banyak membantu saya dalam menyelesaikan karya

tulis ini baik dalam bentuk saran, kritik, waktu, tenaga. Terima kasih.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu khususnya ilmu keperawatan.

Depok, Juli 2013

Nurhidayat

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 6: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik universitas indonesia saya yang bertanda tangan

dibawah ini:

Nama : Nurhidayat

NPM : 0806334205

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Departemen : -

Fakultas : Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

universitas indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Eksclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Analisis Praktik

Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Pasien Lumbar

canal stenosis di Ruang Bedah RSCM”, beserta perangkat yang ada (jika

diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia

berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : Juli 2013

Yang menyatakan

( Nurhidayat )

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 7: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

vi

ABSTRAK

Nama : Nurhidayat

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Perkotaan pada Pasien Lumbar Canal Stenosis di Ruang

Bedah RSCM

Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengimplementasian evidence

based: pencegahan standar & massage + VCO pada pasien dengan resiko terjadi

ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

resiko ulkus dekubitus ringan. Pemberian asuhan keperawatan dilakukan selama 5

hari, 2x sehari dalam 5 menit. Indikator terjadinya ulkus dekubitus melihat dari

ciri terjadinya ulkus dekubitus grade 1, yaitu: Kemerahan, Perubahan sensasi,

Perubahan suhu, dan Perubahan konsistensi. Hasil implementasi menunjukkan

bahwa selama 5 hari pemberian implementasi tidak teridentifikasi satupun tanda-

tanda terjadinya ulkus dekubitus. Saran selanjutnya implementasi dapat diberikan

pada klien dengan resiko ulkus dekubitus tinggi.

Kata kunci: massage, VCO, ulkus dekubitus

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 8: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

vii

ABSTRACT

Name : Nurhidayat

Study Program : Ilmu Keperawatan

Title : Analysis of Urban Health Nursing Clinical Practice In

Patient with Lumbar Canal Stenosis In Surgery Care Room,

RSCM

This study aims to knowing the implementation of evidence based nursing:

standar preventing procedure & massage + VCO to patient with a risk for pressure

ulcer. The patient who include to this study has lumbar canal stenosis and mild

risk for pressure ulcer. The procces of Nursing care within 5 days, twice a day in 5

minutes. The indicator for pressure ulcer is refer to caracteristic of pressure ulcer

stage 1, that is Redness, Alteration of Sensation, Alteration of Thermal, &

Alteration of Consistency. The result show that there is no sign of the pressure

ulcer indicator in 5 days. Next implementation we recommendation to doing an

implementation in severe risk of pressure ulcer.

.

Keyword: massage, VCO, pressure ulcer

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 9: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vi

ABSTRAK........................................................................................................ vii

ABSTRACT...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1. Latar belakang........................................................................................ 1

1.2. Perumusan masalah................................................................................. 3

1.3. Tujuan penelitian.................................................................................... 3

1.3.1. Tujuan umum.............................................................................. 3

1.3.2. Tujuan khusus............................................................................. 3

1.4. Manfaat penelitian.................................................................................. 4

1.4.1. Manfaat teoritis........................................................................... 4

1.4.2. Manfaat aplikatif......................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 5

2.1. Low Back Pain........................................................................................ 5

2.1.1. Lumbar canal stenosis................................................................. 6

2.1.2. Penyebab..................................................................................... 6

2.1.3. Tanda dan Gejala......................................................................... 7

2.2. Ulkus Dekubitus...................................................................................... 7

2.2.1. Klasifikasi Ulkus Dekubitus ...................................................... 8

2.2.2. Etiologi ...................................................................................... 10

2.2.3. Patofisiologi ............................................................................... 11

2.2.4. Skala Identifikasi Resiko Ulkus Dekubitus ............. ................. 11

2.2.5. Intervensi Keperawatan ...................................................... ...... 14

2.3. Virgin Coconut Oil ..................................................................... .... ..... 16

2.4. Penelitian Terkait ........................................................................ ..... .... 18

BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA..................................... 20

3.1. Identitas Klien........................................................................................ 20

3.2. Keluhan Utama...................................................................................... 20

3.3. Pengkajian Keperawatan ........................................................................ 20

3.3.1. Aktivitas/Istirahat ..................................................................... 20

3.3.2. Sirkulasi .................................................................................... 21

3.3.3. Integritas Ego ............................................................................ 21

3.3.4. Eliminasi ................................................................................... 22

3.3.5. Makanan/Cairan ........................................................................ 22

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 10: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

ix

3.3.6. Higiene ...................................................................................... 22

3.3.7. Neurosensori ........................................................................... .. 23

3.3.8. Nyeri .......................................................................................... 23

3.3.9. Pernapasan ................................................................................ 23

3.3.10. Keselamatan .............................................................................. 24

3.3.11. Seksualitas................................................................................ 24

3.3.12. Interaksi Sosial .......................................................................... 24

3.3.13. Penyuluhan /Pembelajaran ........................................................ 24

3.3.14. Pengkajian Tambahan ............................................................... 25

3.3.15. Pemeriksaan Penunjang ............................................................. 26

3.4. Analisa Data ........................................................................................... 31

3.5. Rencana Keperawatan ............................................................................ 34

3.6. Implementasi Dan Hasil ......................................................................... 37

BAB 4 ANALISA SITUASI............................................................................. 39

4.1. profil lahan praktik................................................................................. 39

4.2. analisis masalah keperawatan dengan konsep terkait kkmp dan kasus

terkait .................................................................................................... 40

4.2.1. resiko kerusakan integritas kulit ................................................ 41

4.3. analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait ...... 42

4.4. alternatif pemecahan yang dapat dilakukan ........................................... 45

BAB 5 PENUTUP............................................................................................ 47

5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 47

5.2. Saran.................................................................................................... 47

DAFTAR REFERENSI................................................................................... 48

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 11: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Norton……………………………..........………………….... 12

Tabel 2.2 Skala Gosnell …………………………….………………………... 12

Tabel 2.3 Skala Braden………...................................................................…... 13

Tabel 3.1 Pengkajian Skala Morse Fall Scale .................................................. 25

Tabel 3.2 Pengkajian Skala Norton……....................................................…... 26

Tabel 3.3 Pemeriksaan Kimia Kkinik 1……............................................….... 26

Tabel 3.4 Pemeriksaan Hematologi 1 .............................................................. 27

Tabel 3.5 Pemeriksaan Hemostasis 1 .............................................................. 27

Tabel 3.6 Permeriksaan Kimia Klinik 2 .…..................................................... 27

Tabel 3.7 Pemeriksaan Elektrolit 1 ………..................................... ................ 28

Tabel 3.8 Pemeriksaan Hematologi 2………………………………..…......... 28

Tabel 3.9 Pemeriksaan Hemostasis 2……………............................................ 28

Tabel 3.10 Pemeriksaan Kimia Klinik 3…………....................……..………. 29

Tabel 3.11 Pemeriksaan Hematologi 3……………....................... ………... 29

Tabel 3.12 Analisa Data……........................................................................... 31

Tabel 3.13 Rencana Keperawatan.................................................................... 34

Tabel 3.14 Pencegahan Standar Ulkus Dekubitus……....................……….... 37

Tabel 3.15 Hasil Implementasi ........................................................................ 38

Tabel 4 Dokumentasi Implementasi Keperawatan .......................................... 45

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 12: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 HNP ……………………..………….......................................... 5

Gambar 2.2 Klasifikasi Ulkus Dekubitus ………………………..…....…..... 9

Gambar 3 Keadaan Sakrum Klien………………………..…..................….... 38

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 13: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

1

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit tidak menular atau PTM mengalami peningkatan angka kematian

bahkan melebihi penyakit menular ataupun infeksi (Kemenkes RI, 2012)

Angka kematian meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada

tahun 2001 dan 59,5% pad atahun 2007 (Kemenkes RI, 2012). PTM dipicu

oleh banyak faktor risiko seperti merokok, diet yang kurang sehat (makanan

cepat saji), kurang berolahraga dan gaya hidup tidak sehat lainnya misalkan

perilaku merokok. Data Riskesda pada tahun 2007 menunjukkan 34,7%

adalah perokok setiap hari (Kemenkes RI 2007). Perilaku diatas lebih mudah

dialami oleh masyarakat perkotaan sehingga masyarakat perkotaan rentan

terkena penyakit tidak menular. Salah satu contoh penyakit tidak menular

adalah penyakit lumbar canal stenosis.

Penyakit lumbar canal stenosis merupakan penyakit degeneratif intervetebrae

yang menyebabkan nukleus pulposus keluar dari cincin fibrosanya dan

menekan jaras spinal (Hickey, J. V. 2003). Akibatnya adalah defisit sensorik,

motorik, nyeri dan lainnya. Defisit sensorik dan nyeri mengakibatkan

penderita lebih cenderung untuk tidak bergerak/lebih banyak beristirahat.

Kecenderungan immobilisasi ini mengakibatkan klien dapat terkena masalah

keperawatan seperti konstipasi, luka dekubitus, DPD dan lainnya.

Luka tekan atau lebih dikenal dengan ulkus dekubitus adalah luka yang

terjadi akibat perfusi yang buruk pada daerah yang mengalami penekanan

terus menerus sehingga metabolisme jaringan terganggu (Workman &

Ignativicius, 2006). Ulkus dekubitus ditandai dengan fase hiperemi yang

sekaligus menandakan grade 1 ulkus dekubitus (Potter & Perry, 2005). Ulkus

dekubitus sendiri merupakan salah satu indikator kurang baiknya pelayanan

keperawatan suatu institusi/rumah sakit.

Indikator merupakan suatu kecendurungan sistem yang dapat dipergunakan

untuk mengukur perubahan. Berdasarkan hal tersebut indikator pelayanan

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 14: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

2

Universitas Indonesia

keperawatan adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan

mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan pada pasien. Indikator mutu

pelayanan keperawatan klien SP2KP menurut Depkes meliputi:

1. Keselamatan pasien

Indikator ini meliputi pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus,

kesalahan pemberian obat dan cidera restrain.

2. Perawatan diri

3. Kepuasan pasien

Tingkat kepuasan pasien berdasarkan skala dikaitkan dengan efisiensi,

efektivitas, dan perilaku terdiri dari: kelembaban dan ketepatan

informasi, penurunan kecemasan, perawat terampil profesional, pasien

merasa nyaman, terhidar dari bahaya, privasi terjaga, perawat ramah

dan empati

4. Kecemasan

5. Kenyamanan

Bebas dari rasa nyeri ataupun terkontrol.

6. Pengetahuan

Pengetahuan ini berkaitan dengan pengetahuan pasien tentang

penyakitnya dan discharge planning.

Indikator keselamatan pasien ini termasuk pada keamanan dari kejadian ulkus

dekubitus. Sehingga penting bagi perawat untuk melakukan intervensi

pencegahan ulkus dekubitus demi baiknya mutu pelayanan keperawatan.

Pencegahan dekubitus terdapat 3 area intervensi menurut Potter dan Perry

tahun 2005 yaitu: higiene dan perawatan kulit yang mencegah kulit kering

dan mengontrol pertumbuhan bakteri kulit. Kemudian intervensi yang kedua

adalah pengaturan posisi, perubahan posisi standar adalah satu setengah

hingga dua jam sekali. Hal yang harus diperhatikan adalah melindungi

tonjolan tulang dari penekanan. Ketiga adalah alas pendukung (kasur dan

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 15: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

3

Universitas Indonesia

tempat tidur terapeutik). Pencegahan dekubitus demi terbentuknya mutu

pelayanan keperawatan yang baik terus dilakukan melalui berbagai penelitian.

Penelitian pencegahan dekubitus salah satunya dilakukan oleh Mahasiswa

Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian

menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai bahan topikal untuk

massage. Pemilihan VCO ini bukannya tanpa sebab, VCO mempunyai

substansi yang sesuai dengan sebum/minyak alami dari kulit, selain itu

minyak dapat mencegah kelembaban berlebih oleh urin ataupun feses. Dari

hasil penelitian didapatkan bahwa klien yang diberikan pencegahan standar

dan pencegahan standar+VCO, lebih banyak pasien yang terkena dekubitus

dengan pencegahan standar (Handayani, 2011).

Mutu pelayanan keperawatan yang baik salah satu indikatornya adalah

pencegahan terjadinya dekubitus. Dengan semakin banyaknya penyakit yang

menyebabkan immobilisasi maka akan banyak kemungkinan terjadinya

komplikasi ulkus dekubitus. Sehingga penting bagi tenaga kesehatan

khususnya perawat untuk memberikan intervensi primer kepada klien yang

berisiko mengalami ulkus dekubitus.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan yang baik adalah tidak

terjadinya kejadian ulkus dekubitus maka perlu dilakukan pencegahan

terjadinya ulkus dekubitus dimana salah satu caranya dengan menggunakan

massagge VCO.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penyelesaian tugas akhir mata kuliah Praktik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan (PKKMP) 2012/2013

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengimplementasikan penggunaan massage VCO kepada klien

dengan resiko ulkus dekubitus

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 16: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

4

Universitas Indonesia

Mendokumentasikan sebelum dan sesudah diberikan intervensi selama

asuhan keperawatan

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Pendidikan

Dengan penulisan tugas akhir ini dapat menjadi landasan teori baru

ataupun penguat teori yang telah ada dalam pencegahan ulkus

dekubitus

1.4.2. Manfaat Klinik

Dengan penulisan tugas akhir ini dapat menjadi tambahan intervensi

yang dapat diberikan pada pasien-pasien dengan resiko ulkus

dekubitus demi terbentuknya mutu pelayanan keperawatan yang baik

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 17: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

5

Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Low Back Pain

Nyeri pada pinggang (Lumbosacral) dikenal sebagai Low Back Pain (LBP).

Banyak yang menyebabkan nyeri pada bagian punggung bawah tersebut.

Nyeri dapat berasal dari spasme otot, cedera pada ligamen, degenerasi pada

diskus intervertebrae, ataupun herniasi nukleus pulposus (HNP) dari pusat

diskus intervertebrae. Herniasi pada diskus intervertebrae paling banyak

terjadi pada lumbal keempat dan kelima (L4-5) dan L5-S1. tetapi dapat

terjadi pada lumbal berapa saja (Ignatavicius & Workman, 2006).

HNP pada area lumbosacral dapat menekan saraf spinal yang berdekatan

menyebabkan nyeri seperti terbakar atau tertusuk pada kaki bawah. HNP

dapat menekan spinal cord itu sendiri sehingga menyebabkan kelemahan

pada ekstermitas bawah dan disfungsi pada blader ataupun refleks BAB.

Nyeri tergantung pada area yang terkenan tekanan HNP tersebut

(Ignatavicius & Workman, 2006)..

Gambar 2.1. HNP (Ignatavicious & Workman, 2006)

Penyebab utama adalah trauma yang terjadi pada beberapa kejadian.

Contohnya adalah pada kecelakaan dalam berkendaraan bermotor yang

membuat hiperrefleksi atau pinggang berputar terlalu kuat ataupun klien

mengangkat objek benda yang terlalu berat. Faktor lainnya adalah obesitas

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 18: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

6

Universitas Indonesia

yang mengakibatkan stres yang berlebih pada otot otot pinggang dan

menyebabkan nyeri. Merokok dihubungkan dengan proses degenerasi

diskus intervertebrae. Kondisi kongenital dan skoliosis juga dapat

menyebabkan ketidaknyamanan pada punggung/ pinggang.

Pada klien lansia beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian LBP

adalah sebagai berikut:

1. Perubahan pada struktur penunjang: stenosis spinal, hipertrofi

ligamen intraspinal, arthritis

2. Perubahan pada kesegarisan: skoliosis ataupun lordosis

3. Perubahan vaskular: arteriosklerosis

4. Proses degenerasi diskus intervertebrae

2.1.1. Lumbar canal stenosis

LCS merupakan penyempitan pada ruang saraf (terjadi pada lumbal).

Keadaan ini adalah penyakit yang terutama mengenai pada usia paruh

baya/lansia. Penyempitan pada kanal spinal terjadi secara perlahan

dimulai dari kerapuhan cincin fibrosa, keluarnya nukleus pulposus ,dan

diskus intervetebrae yang menonjol yang akhirnya akan menekan saraf

spinal. Seseorang dengan stenosis tulang belakang ataupun lumbal

memiliki keluhan khas nyeri yang luar biasa pada tungkai atau betis dan

punggung bagian bawah bila berjalan (Hickey, J. V. 2003).

2.1.2. Penyebab

Perubahan degeneratif melemahkan ligamen longitudinal dan jaringan

fibrosa annulus pada tempo kehidupan pertengahan dan lanjut usia.

Perubahan degeneratif terjadi pada diskus intervetebrae, dimulai pada

saat setelah tercapainya kepadatan puncak pada umur 30 tahun (Hickey,

J. V. 2003). Fibrokartilago menggantikan material mukosa gelatin pada

inti pulposus sejalan dengan proses penuaan dan penyempitan diskus

intervertebrae menyebabkan ketidakstabilan. Gerakan yang sangat tiba-

tiba dapat menyebabkan inti pulposus prolaps dan menekan jaras saraf

spinal (McChance, K. L. & Huether, S. E. 1998).

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 19: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

7

Universitas Indonesia

2.1.3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala herniasi ataupun stenosis pada lumbar area

dikategorikan dalam beberapa katagori umum, yaitu: nyeri, deformitas

postural, perubahan motorik, perubahan sensorik, gangguan refleks, dan

tanda spesifik pemeriksaan fisik (Hickey, J. V. 2003).

1. Nyeri

Nyeri yang terjadi terasa pada pinggang dan menjalar hingga ke

pantat, betis dan salah satu kaki. Hal ini juga dapat terasa lebih

nyeri saat batuk ataupun bersin.

2. Deformitas postural

Klien dengan spinal stenosis ataupun HNP biasanya diikuti oleh

keadaan lordosis/skoliosis. Klien akan sedapat mungkin

mengurangi menahan berat pada bagian yang terkena.

3. Defisit motorik

Kelemahan dalam hal pergerakan. Biasanya diikuti oleh

hambatan dalam berkemih dan aktivitas seksual

4. Defisit sensorik

Terjadi kebas dan baal pada bagian kaki bawah.

5. Gangguan refleks

Bergantung pada level herniasi diskus, refleks pada lutut

biasanya tidak ada/menghilang

6. Pemeriksaan fisik lainnya

Akibat dari stenosis lumbal ini menyebabkan klien mengalami

kelemahan dalam pergerakan/berat untuk menggerakkan dan nyeri

dalam menopang tubuh menyebabkan klien cenderung untuk

immobilisasi yang pada akhirnya akan mengalami masalah keperawatan

lainnya. Salah satu dari masalah keperawatan akibat immobilisasi

adalah resiko kerusakan integritas kulit, yaitu resiko terjadinya ulkus

dekubitus.

2.2. Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus (luka akibat penekanan) adalah kerusakan kulit yang terjadi

akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 20: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

8

Universitas Indonesia

yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat

tidur, kursi roda, gips pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka

panjang (Potter & Perry, 2005)

Dekubitus adalah lesi dikulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis, dermis,

dan kadang hingga ke jaringan subkutis dibawahnya. Terutama pada bagian

kulit yang menonjol oleh tulang. Kompresi jaringan akan menyebabkan

ganguan suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila berlangsung lama

hal ini akan menyebabkan kolaps aliran darah atau iskemia jaringan dan

akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel (Corwin, 2007).

Dari beberapa definisi diatas maka penulis mendefinisikan bahwa ulkus

dekubitus adalah kerusakan jaringan kulit akibat adanya tekanan eksternal

pada penonjolan tulang dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan

kolaps aliran darah atau iskemi bahkan kematian sel.

2.2.1. Klasifikasi Dekubitus

Klasifikasi ulkus dekubitus dibagi menjadi 4 grade menurut kedalaman

lukanya (Potter & Perry, 2005), yaitu:

1. Derajat 1

Adanya perubahan dari kulit dapat diobservasi. Ulserasi terbatas

pada epidermis dan dermis dengan eritema (kemerahan) pada

kulit. Apabila dibandingan dengan kulit normal maka ada

perubahan temperatur kulit, perubahan konsistensi kulit dan

perubahan sensasi gatal atau nyeri.

2. Derajat 2

Ulkus dekubitus tahap 2 terjadi perubahan kulit dimana abrasi

pada epidermis atau dermis terlihat jelas. Secara klinis terlihat

seperti abrasi, lecet ataupun lubang dangkal.

3. Derajat 3

Pada derajat 3, luka telah semakin dalam hingga ke jaringan

subkutan dan otot. Pada derajat ini sangat tinggi terjadinya

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 21: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

9

Universitas Indonesia

infeksi pada klien. secara klinis terlihat seperti lubang yang

dalam dengan atau tanpa merusak jaringan disekitarnya.

4. Derajat 4

Derajat akhir dari ulkus dekubitus menandakan kehilangan

struktur yang masif hingga kerusakan pada otot, tulang dan

tendon. Adanya lubang yang dalam serta beresiko mengalami

infeksi tulang (osteomielitis).

Gambar 2.2. klasifikasi ulkus dekubitus (Ignatavicious & Workman, 2006)

2.2.2. Etiologi

Penyebab ulkus dekubitus dibedakan menjadi dua faktor utama yaitu:

faktor intrinsik dan ekstrinsik (Potter & Perry, 2005).

a) Faktor intrinsik

1) Usia

Klien dengan usia lanjut usia akan lebih mudah untuk

mengalami ulkus dekubitus. Hal ini terjadi karena pada usia

lanjut terjadi pada struktur kulit itu sendiri

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 22: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

10

Universitas Indonesia

2) Temperatur

Kondisi tubuh yang mengalami peningkatan temperatur

akan berpengaruh pada temperatur jaringan. Dengan adanya

peningkatan temperatur ini akan menyebabkan iskemik

jaringan.

3) Nutrisi

Nutrisi yang buruk akan berimbas pada menurunnya

metabolisme seluruh jaringan tubuh terutama pada kulit,

ginjal, dan pencernaan. Karena nutrisi akan difokuskan

kepada organ-organ yang lebih vital

b) Faktor ekstrinsik

1) Tekanan

Saat bagian tubuh menalami penekanan yang lebih besar

dari tekanan kapiler maka jaringan akan mengalami

perfusi yang inadekuat dan akhirnya iskemi jaringan.

2) Friksi

Gaya gesek dapat menyebabkan luka pada kulit klien dan

mencetuskan terjadinya ulkus dekubitus

3) Kelembaban

Kelembaban yang meningkat akan memicu terjadinya

kerusakan pada kulit. Banyak hal yang dapat

meningkatkan kelembaban kulit seperti urin pada

inkonintensia urin, pengeluaran keringat berlebih.

4) Faktor lainnya

Penurunan persepsi sensori, immobilisasi, dan keterbatasan

aktivitas

2.2.3. Patofisiologi

Patofisiologi terjadinya ulkus dekubitus.

Tiga elemen dasar yang menjadi dasar terjadinya dekubitus (Potter

& Perry, 2005), yaitu:

1. Intensitas tekanan dan tekanan yang menutup kapiper

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 23: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

11

Universitas Indonesia

2. Durasi dan besarnya tekanan

3. Toleransi jaringan

Luka dekubitus merupakan dampak dari tekanan yang terlalu lama

pada area permukaan tulang menonjol dan mengakibatkan

berkurangnya sirkulasi darah pada area yang tertekan lama

kelamaan jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia, dan

berkembang menjadi nekrosis. Hal ini dapat dicegah bila tekanan

cepat dihilangkan sehingga memberikan waktu jaringan disekitar

memperbaiki diri. Reaksi kompresi sirukulasi akan tampak sebagai

hiperemia dan reaksi tersebut masih efektif bila tekanan

dihilangkan sebelum periode kritis yaitu 1-2 jam. Tekanan yang

normal pada kapiler adalah 32 mmHg. Apabila tekanan kapiler

melebihi dari tekanan kapiler dan struktur pembuluh darah pada

kulit, maka akan terjadi kolaps. Dengan terjadinya kolaps akan

menghalangi oksigenasi dan nutrisi ke jaringan, jaringa tidak

mampu bermetabolisme dengan semestinya. Alhasil jaringan akan

menjadi mati.

2.2.4. Skala Identikasi Resiko Ulkus Dekubitus

Identifikasi pasien beresiko terjadi ulkus dekubitus dengan

menggunakan skala yang menilai resiko terjadinya ulkus dekubitus.

Ada 3 skala yang umum dipakai untuk menentukan resiko (Potter

& Perry, 2005), yaitu:

a) Skala norton

Skala norton menilai 5 komponen faktor resiko yaitu:

kondisi fisik, kondisi mental, aktivitas, mobilisasi, dan

inkontinensia. Total nilai berada diantara 5 sampai 20.

Nilai 16 dianggap sebagai nilai yang beresiko untuk

terkena dekubitus

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 24: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

12

Universitas Indonesia

Tabel 2.1. skala norton

Kondisi

fisik

Kondisi

mental

Aktifitas Mobilisasi inkontinensia

Baik (4)

Sedang (3)

Buruk (2)

Sangat

buruk (1)

Sadar (4)

Apatis (3)

Bingung (2)

Stupor (1)

Mandiri (4)

Dibantu (3)

Diatas kursi

roda (2)

Di atas tempat

tidur (1)

Bebas (4)

Agak

terbatas (3)

Sangat

terbatas (2)

Immobilisa

si (1)

Tidak ada (4)

Kadang (3)

Sering (2)

Dua kali

sehari (1)

b) Skala gosnell

Skala gosnell dibuat sebagai modifikasi pada skala

pengukuran sebelumnya. Lima komponen pengukuran,

hanya berbeda pada 2 penamaan komponen. Komponen

tersebut adalah sebagai berikut: status mental, kontinensia,

mobilisasi, aktivitas, dan nutrisi. Rentang nilai berada pada

nilai 5-20, semakin tinggi nilai menandakan semakin tinggi

resiko terkena luka tekan.

Tabel 2.2. skala gosnell

Status

mental

Kontinensia Mobilisasi Aktivitas Nutrisi

Sadar (5)

Apatis (4)

Bingung (3)

Stupor (2)

Tidak sadar

(1)

Kontrol

penuh (4)

Sedang (3)

Minimal (2)

Kehilangan

kontrol (1)

Penuh (4)

Agak terbatas

(3)

Sangat

terbatas (2)

Immobilisasi

(1)

Mandiri (4)

Dengan

bantuan (3)

Di atas kursi

(2)

Tirah baring

(1)

Baik (3)

Sedang (2)

Buruk (1)

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 25: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

13

Universitas Indonesia

c) Skala braden

Instrumen yang terakhir adalah skala braden yang

mengukur 6 katagori faktor resiko dekubitus yaitu:

persepsi sensori, kelembaban, aktivitas, mobilitas, nutrisi,

friksi dan gesekan. Nilai berada pada rentang 6 hingga 23.

Penilaian berkebalikan dengan 2 skala pengukuran

sebelumnya. Pada skala braden semakin rendah nilai

menandakan semakin tinggi resiko terjadi ulkus dekubitus.

Nilai 16 kebawah dianggap klien beresiko tinggi terkena

ulkus dekubitus.

Tabel 2.3. skala braden

Perspesi sensorik Terbatas total (1)

Sangat terbatas (2)

Sedikit terbatas (3)

Tidak ada ganguan (4)

Kelembaban Kelembaban kulit konstan

(uoleh urin/lainnya) (1)

Sangat lembab (2)

Kadang lembab (3)

Jarang lembab (4)

Aktivitas Tirah baring (1)

Di atas kursi roda (2)

Kadang kadang berjalan (3)

Sering berjalan (4)

Mobilisasi Immobilisasi total (1)

Sangat terbatas (2)

Agak terbatas (3)

Tidak terbatas (4)

Nutisi Sangat buruk (1)

Mungkin kurang (2)

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 26: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

14

Universitas Indonesia

Cukup (3)

Baik (4)

Friksi dan gesekan Masalah (1)

Masalah yang berpotensi (2)

Tidak ada masalah (3)

2.2.5. Intervensi Keperawatan

Setelah diketahui klien beresiko mengalami ulkus dekubitus maka

perlu dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya ulkus

dekubitus. Terdapat tiga area intervensi keperawatan utama untuk

mencegah ulkus dekubitus yaitu (Potter & Perry, 2005):

a. Higiene dan perawatan kulit

Higiene kulit harus dijaga untuk tetap bersih dan kering, hal

ini adalah perlindungan dasar untuk mencegah terjadinya

kerusakan kulit. Penggunaan sabun dan air panas harus

dihindari pemakaiannya karena sabun yang mengandung

alkohol menyebabkan kulit kering dan meninggalkan residu

alkalin pada kulit. Residu alkalin akan menghambat

pertumbuhan bakteri normal pad akulit dan meningkatkan

pertumbuhan bakteri opotunistik yang berlebihan, yang

dapat masuk melalui luka terbuka.

Setelah dilakukan higiene, maka langkah selanjutnya adalah

memberikan kelembaban pada kulit, hal ini tentunya adalah

memberikan kelembaban tanpa membuatnya lebih lembab.

Pelembab harus bersifat anti air agar menjaga area tidak

basah atau terlalu lembab yang nantinya akan meningkatkan

resiko terjadinya luka.

Bila klien mengalami inkontinensia urin ataupun feses,

maka kulit harus selalu dibersihkan dan dijaga

kelembabannya. Maka penting untuk memberikan

perlindungan dari kelembaban berlebih yang ditimbulkan

inkontinensia urin ataupun feses.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 27: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

15

Universitas Indonesia

b. Pengaturan posisi

Pengaturan posisi bertujuan pada pengurangan tekanan dan

gaya gesek pada kulit secara terus menerus. Standar

perubahan posisi adalah dengan interval 2 jam. Akan lebih

baik bila diberikan sebuah jadwal untuk penggantian posisi.

Hal yang harus diingat adalah saat membantu klien

merubah posisi, lakukan dengan cara mengangkat bukan

diseret. Sembari melakukan pergantian posisi maka perawat

juga harus sekaligus mengkaji keadaan kulit. Hindari untuk

melakukan pemijatan pada area yang kemerahan. Pemijatan

pada area yang kemerahan akan meningkatkan kerusakan

kapiler pada jaringan yang berada dibawahnya dan

meningkatkan resiko dekubitus.

c. Alat pendukung (kasur dan tempat tidur terapeutik)

Saat akan memilih alas tempat tidur, perawat perlu untuk

mengkaji kebutuhan klien secara keseluruhan. The Support

Surface Consensus Panel mengidentifikasi 3 tujuan alat

pendukung tersebut, yaitu: kenyamanan, kontrol postur

tubuh, dan manajemen tekanan. Sehingga penting bagi

perawat untuk mengetahui tujuan awal sebuah alas

pendukung agar digunakan sesuai dengan kebutuhan klien.

2.3. Virgin Coconut Oil (VCO)

Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa yang dibuat tanpa pemanasan

atau dengan pemanasan minmal. Bahan olahan minyak kelapa berasal dari

daging buah yang terdiri dari 2 jenis yaitu minyak yang diolah dari bahan

baku kopra (daging kelapa kering) dan minyak yang diolah dari bahan baku

kelapa segar/santan. Pengolahan dari bahan baku buah kelapa segar ini yang

menghasilkan minyak kelapa murni (Handayani, 2010).

Cara pembuatan VCO

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 28: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

16

Universitas Indonesia

VCO diolah dengan minimal pemanasan atau tanpa pemanasan sama sekali.

Pengolahan daging buah kelapa menjadi VCO dapat dilakukan dengan 2

cara (Handayani, 2010), yaitu:

a. Proses mekanis

Pengolahan dengan cara ini, daging kelapa dikeringkan dengan

cepat lalu dipres hingga keluar minyaknya. Pembuatan minyak

kelapa menggunakan cara mekanik akan memperoleh hasil 90%

minyak dan 10% air. Sisa air yang ada dipisahkan dengan cara

dipanaskan dengan cepat agar menguap.

b. Proses fermentasi

Fermentasi dengan menggunakan ragi tape (Saccharomyces

Cerevicae) atau ragi roti. Cara pembuatannya adalah dengan

mencampurkan santan dengan ragi tape kemudian difermentasikan

selama 12-24 jam. Dengan cara ini akan diperoleh VCO dengan

kualitas dan kemurnian yang terjamin. Demikian juga warnanya

bening dan mempertahankan aroma khas buah kelapa.

Perawatan kulit meliputi mempertahankan kebersihan kulit, melindunginya

dari kelembaban berlebihan oleh keringat, urine, ataupun feses, melindungi

kulit dari kekeringan, mempertahankan elastisitas kulit dengan hidrasi dan

nutrisi yang cukup dan memberikan pelembab atau bahan topikal. Bahan

topikal yang dapat dipilih untuk perawatan kulit mencegah luka dekubitus

dapat menggunakan lotion atau minyak kelapa. Price, 2003 dalam

Handayani (2010) menyatakan jika menggunakan lotion biasa untuk

perawatan kulit, umumnya lotion menggunakan komponen air sehingga

ketika dipakai akan memberikan kesegaran sesaat namun ketika kandungan

airnya hilang karena penguapan, maka kult menjadi kering.

VCO dapat diberikan sebagai bahan topikal yang berfungsi menjadi

pelembab untuk mencegah kulit kering dan sebagai bahan topikal untuk

meminimalkan paparan keringat berlebih, urin, feses karena sifatnya sebagai

minyak yang tidak dapat bercampur dengan air. VCO juga memberikan

nutrisi melalui proses penyerapan oleh kulit dan sebagai pelumas untuk

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 29: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

17

Universitas Indonesia

mengurangi efek gesekan dan shear. Menurut Price, 2003 dalam Handayani

(2010) dalam VCO unsur antioksidan dan vitamin E masih dapat

dipertahankan sehingga jika digunakan sebagai pelindung kulit akan mampu

melembutkan kulit.

Asam lemak antiseptik pada minyak kelapa membantu mencegah infeksi

jamur dan bakteri. Ketika dipakaikan langsung sebagai agen topikal, asam

lemak pada minyak kelapa dapat bereaksi dengan bakteri di kulit dan

membentuk zat mirip sebum yang dihasilkan alami oleh kulit sehingga

mampu memberikan kelembaban. Ketika mandi sabun akan menghilangkan

keringat, minyak dan zat zat asam pelindung kulit oleh karena itu sebelum

minyak dikeluarkan kembali oleh kulit, kulit akan kering dan peka terhadap

agen-agen mikroba berbahaya. Memberikan pelembab setelah mandi akan

membuat kulit kembali segar. Pelembab yang terbuat dari minyak kelapa

murni setelah mandi akan bermanfaat bagi kesehatan kulit dengan

meningkatkan atau mempertahankan toleransi jaringan yang diharapkan.

Minyak kelapa disebut sebagai minyak tersehat yang pernah ada bukan

hanya kegunaannya bagi diabetes tetapi juga dapat digunakan untuk

mengurangi kegemukan, mengurangi resiko arterosklerosis, kanker,

mencegah infeksi bakteri-virus-jamur, memperbaiki proses pencernaan dan

absorbsi nutrisi (Gupta, 2010). Kegunaan coconut oil bagi diabetes sendiri

adalah kemampuannya dalam kemampuannya memasukkan glukosa

kedalam sel tanpa membutuhkan bantuan insulin. Selain itu coconut oil

berfungsi dalam meningkatkan kinerja insulin serta memperbaiki ikatan

insulin dengan reseptor sel. Coconut oil juga juga mampu memperlambat

proses pencernaan sehingga membuat gula darah lebih stabil. Ketika

seseorang menyertakan coconut oil dalam menu makanannya seperti

karbohidrat, karbohidrat akan dipercah menjadi glukosa jauh lebih lambat

sehingga kadar glukosa darah lebih stabil.Coconut oil adalah antioksidan

alami sehingga membantu tubuh dalam mencegah pembentukan radikal

bebas dan mencegah penuaan dini serta penyakit penyakit degeneratif.

Coconut oil adalah bahan massage terbaik yang pernah ada, karena coconut

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 30: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

18

Universitas Indonesia

oil mampu menciptakan pelindung dari infeksi, melembutkan serta

melembabkan kulit. Mencegah keriput dan pembentukan titik penuaan.

Coconut oil mampu menyembuhkan beberapa masalah kulit seperti

psoriasis, dermatitis, eczema dan infeksi kulit lainnya.

Unsur kimia dalam coconut oil: coconut oil dibentuk oleh asam lemak

tersaturasi sekitar 94% dengan presentasi asam lemak rantai medium sekitar

64% (Gupta, 2010).

1. Vitamin E, berguna sebagai nutrisi bagi rambut dan kulit sehingga

meremajakan kulit

2. Kelembaban

2.4. Penelitian Terkait

Efektivitas penggunaan Virgin Coconut Oil dengan massage untuk

pencegahan luka tekan grade 1 pada pasien yang beresiko mengalami luka

tekan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Penelitian

kuantitatif berdesain quasi eksperimen postest only with control yang

bertujuan untuk membuktikan efektifitas pencegahan luka tekan

menggunakan VCO dengan massage pada pasien yang beresiko mengalami

luka tekan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Uji fisher

exavt dan regresi logistik berganda menunjukkan adanya perbedaan

kejadian luka tekan pada pasien yang dirawat menggunakan VCO massage

dan tanpa VCO dengan massage (p=0,033 OR 0,733 95% CI 0,540-0,995)

setelah dikontrol oleh variabel indeks massa tubuh (IMT). Hasil penelitian

menyarankan agar VCO dengan massage dapat dijadikan sebagai salah satu

intervensi mandiri keperawatan dalam intervensi pencegahan luka tekan

pada pasien yang beresiko mengalami luka tekan.

pada penelitian Suheri (2009) dengan judul penelitian “gambaran lama hari

rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien immobilisasi di RSUP

haji adam malik medan”. Penelitian menggunakan desain deskriptif dengan

jumlah sampel sebanyak 45 responden. Sampel diambil dengan teknik

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 31: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

19

Universitas Indonesia

purpossive sampling. didapatkan hasil bahwa 88,8% pasien immobilisasi

terjadi ulkus dekubitus pada hari ke-5.

Jurnal yang berjukul “Effect of Massage on Limb And Skin Blood Flow

after Quadriceps Exercise”. Hinds, T., I, Mcewan, J., Perkes, E., Dawson,

D., Ball, and K. George. Diterbitkan pada tahun 2004 di Med. Sci. Sports

Exerc Vol. 36, no. 8, pp. 1308-1313. Tujuan penelitian ini adalah untuk

melihat perbedaan efek massage terhadap kontrol (istirahat) dengan melihat

aliran darah arteri femoral (FABF), aliran darah kulit (SKBF), temperatur

kulit (SKT), dan temperatur otot (MT) setelah latihan dinamis pada keempat

ekstermitas. Sampel berjumlah 13 laki laki dengan melakukan latihaan

sebanyak 3x2menit kemudian diikuti 2x 6 menit pemberian massage

(effleurage dan petrissage). Kemudian indikator-indikator yang berada

diatas diukur sebelum, segera setelah latihan kemudian ditengah dan diakhir

massage/istirahat. Data dianalsis dengna uji ANOVA. Untuk aliran darah

arteri femoral, temperatur otot, laktat darah, tekanan darah, dan nadi tidak

naik secara bermakna dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan untuk aliran

darah kulit dan temperatur kulit meningkat bermakna setelah diberikan

massage dibandingkan kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada kenaikan bermakna aliran darah arteri, peningkatan alirah darah ke kulit

mengalihkan aliran darah ke otot sebagai proses recovery.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 32: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

20

Universitas Indonesia

BAB III

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1. Identitas Klien

klien bernama Ny. S berusia 56 tahun. Tanggal lahir klien adalah 6 juli 1956.

Beliau adalah warga negara asli indonesia berdomisili di jalan jembatan besi

013/003 tambora, jakarta selatan provinsi DKI jakarta. Beliau beragama islam

dengan status menikah. Berpendidikan terakhir SD dan tidak bekerja.

Diagnosa masuk klien adalah lumbal canal stenosis, tanggal masuk 17 juni

2013.

3.2. Keluhan Utama

Nyeri pinggang sejak 3 tahun yang lalu. Semakin lama semakin berat dan

nyeri terasa menjalar sampai tungkai bawah. Tungkai bawah terasa semakin

baal dan berat untuk digerakkan, tungkai bawah masih dapat digunakan untuk

mobilisasi/ berjalan.

3.3. Pengkajian Keperawatan

3.3.1. Aktivitas/Istirahat

Klien tidak bekerja dalam keseharian, beliau hanya ibu rumah tangga.

Beliau mempunyai keterbatasan semenjak 3 tahun lalu dimana kaki

klien menjadi baal dan lebih berat untuk digerakkan. Sehingga perlu

berpegangan pada dinding atau benda disekitar untuk berpindah posisi.

Klien lebih banyak menghabiskan waktunya diatas tempat tidur, dan

hanya berpindah posisi ke kamar mandi saja. Klien tidak menggunakan

alat bantu apapun dalam mobilisasi keseharian karena menganggap

masih mampu melakukannya sendiri. Pengkajian otot pada klien

didapatkan kekuatan maksimal (5) pada ekstermitas atas dan (4) pada

ekstermitas bawah. Dari hasil pengkajian status mental klien masih

baik, klien mampu menyebutkan kelemahan dalam hal mobilisasi dan

kebutuhan yang dibutuhkan dalam menghadapi kelemahan

mobilisasinya. Untuk aktivitas istirahat klien tidak menghadap

permasalahan. Tidur sekitar 6-7 jam, klien tidak menghadapi

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 33: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

21

Universitas Indonesia

permasalahan sulit tidur seperti insomnia ataupun permasalahan tidur

karena penyakitnya.

3.3.2. Sirkulasi

Klien mempunyai tekanan darah yang tinggi. Pada pengkajian awal

tekanan darah klien 160/90 mmHg, dan selanjutnya pernah

mendapatkan 180/100 mmHg. Hal ini diindikasikan karena klien masih

merasa takut (ansietas) akan operasinya. Klien masih belum menerima

akan operasinya. Sirkulasi perifer masih cukup baik dimana nadi

radialis serta dorsalis pedis teraba cukup kuat dengan frekuensi 80-

100x/menit, Capillary Refill Time (CRT) kurang dari 2 detik. Warna

kulit pada kuku di keempat ekstermitas berwarna merah muda dan

teraba hangat. Auskultasi dada didapatkan bunyi jantung 1 dan 2, kuat

dan teratur. Konjungtiva terlihat anemis dan sklera tidak ikterik.

3.3.3. Integritas Ego

klien terobservasi mengalami stress karena operasinya. Klien

menceritakan bahwa semua pengobatan telah dijalani berharap agar

penyakit klien dapat sembuh tanpa harus melalui proses operasi.

Namun karena dirasa hanya operasi yang belum dijalani dan hal ini

yang direkomendasikan dari poli. Akhirnya dengan berat hati klien

menerima keputusan tersebut. Cara klien mengatasi stressnya secara

konstruktif dan destruktif. Secara destruktif klien terlihat menangis dan

lebih banyak menerima apa adanya. Sedangkan pada cara konstruktif

adalah berdoa dan berpasrah diri pada Tuhan. Klien mempunyai agama

islam. Respon psikologis yang teramati adalah lapang pikiran klien

menyempit, klien lebih banyak melamun dan jarang menggunakan

kontak mata. Klien hanya menjawab pertanyaan seperlunya saja. Klien

juga sempat terlihat menangis saat akan diberikan edukasi pre dan post

op. Keluarga juga membenarkan bahwa klien memang merasa takut dan

belum menerima terhadap operasi yang hendak dilakukan.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 34: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

22

Universitas Indonesia

3.3.4. Eliminasi

Klien mempunyai pola BAB 2 hari sekali atau kadang 3 hari sekali.

BAB terakhir sehari sebelum rumah sakit. Tidak ada perdarahan dalam

BAB. Klien pernah beberapa kali mengalami konstipasi tapi akhir-akhir

ini sudah tidak pernah. Klien tidak menggunakan laksatif. Bising usus

klien normal dengan frekuensi 8x/menit.

BAK klien sehari sekitar 5x, tidak ada warna merah, ataupun disuria.

Tidak ada nyeri tekan abdomen.

3.3.5. Makanan/Cairan

Pola makan diet klien sehari 2 atau 3x sehari dengan porsi setengah

atau ¾ piring. Klien tidak mempunyai alergi makanan apapun.

Minuman klien lebih banyak air putih 6-8 gelas kali sehari.

BB klien 59Kg; TB 157cm; IMT 23,9 Kg/cm; BBIdeal 51,3 Kg

(115%). Klien memiliki sedikit kelebihan berat badan bila melihat berat

badan ideal dan IMT.

Kebutuhan nutisi menurut Brocca:

= 25 x (BBideal) –( umur diatas 40) + (aktivitas ringan) – (BB lebih)

= ( 25 x 51,3 ) – 5% + 10% - 10%

= 1282,5 – 5%

= 1282,5 – 64,125

= 1218, 375 kkal/hari

Klien mendapatkan diet nasi biasa dengan kebutuhan gizi 1500 dari ahli

gizi RSCM.

Kondisi mulut, gigi dan gusi klien masih baik, bising usus 8x/menit.

tidak ada mual ataupun muntah yang dialami oleh klien.

3.3.6. Higiene

Penampilan umum klien terlihat bersih, rapih. Tidak tercium bau yang

menyenangkan. Pakaian rapih bersih dan sesuai dengan gender. Tangan

serta ekstermitas lainnya bersih. Kuku pendek dan tidak kotor. Aktivitas

mandi klien 2 kali sehari namun selama dirumah sakit klien

mengatakan kadang hanya satu kali sehari yaitu pada pagi hari saja.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 35: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

23

Universitas Indonesia

3.3.7. Neurosensori

klien mempunyai nyeri pada kepala terutama pada tengkuk belakang.

Karena klien memang mempunyai hipertensi. Klien juga mempunyai

kebas ataupun baal pada ekstermitas bawah lebih tepatnya dari mata

kaki hingga ujung jari hal ini dikarenakan lumbal stenosisnya.

Sedangkan pada mata kaki keatas klien masih mempunyai sensasi nyeri

yang baik. Untuk mata, penghidu serta pendengaran klien tidak

mempunyai masalah, masih berfungsi dengan baik. Status mental klien

masih cukup baik, klien mampu mengenali keterbatasan ataupun

kemampuannya. Afek klien sedikit datar.

Memori klien masih baik, klien mmapu menceritakan awal mula

kejadian kaki mulai terasa berat dan baal serta mampu menceritakan

pengobatan apa saja yang telah dilakukan selama 3 tahun belakangan.

Kemampuan bicara klien juga dapat dimengerti dan terkoordinasi

dengan baik.

3.3.8. Nyeri

Nyeri dirasakan dibagian punggung bawah, menjalar hingga ke

ekstermitas bawah. Frekuensi tidak menentu. Lamanya bisa bertahan

setengah jam bahkan lebih bila sakitnya kambuh. Sakit tercetus bila

klien salah posisi. Nyeri terasa seperti tertusuk, skala nyeri 6-7. Untuk

menguranginya dirumah klien tidur dengan tempat tidur datar,

terkadang dilapisi dengan papan. Terobservasi wajah yang mengerut

saat dilakukan palpasi pada daerah punggung yang sakit.

3.3.9. Pernapasan

klien tidak mempunyai masalah seperti: batuk, emfisema, asma,

bronkitis, atapun TB paru. Klien tidak merokok. Hasil inspeksi

mendapatkan bahwa RR klien 20x/menit, pengembangan paru simetris

dan tidak ada penggunaan otot bantu napas, tidak terobservasi akan

adanya sianosis. Hasil auskultasi didapatkan kedua lapang paru tidak

ditemukan suara abnormal. Suara napas yang ditemukan adalah bronko

vesikuler dan vesikuler.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 36: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

24

Universitas Indonesia

3.3.10. Keselamatan

Klien tidak mempunyai alergi makanan ataupun alergi obat. Klien

belum pernah mendapatkan transfusi sebelumnya. Klien tidak

mempunyai masalah fraktur ataupun sendi. Klien tidak mempunyai

gangguan penglihatan ataupun pendengaran. Tonus otot masih baik

semua ekstermitas bernilai maksimal 5. Rentang gerak menurun pada

ekstermitas bawah. Cara berjalan berpegangan pada dinding ataupun

benda disekitar karena ekstermitas bawah klien mulai berat untuk

digerakkan. Integritas kulit pada sakrum terlihat kemerahan, menurut

klien itu karena awalnya gatal dan digaruk. Namun integritas kulit

masih utuh.

3.3.11. Seksualitas

klien tidak memiliki masalah dalam hal fungsi reproduksi. Klien telah

mengalami menopause dari umur 48 tahun.

3.3.12. Interaksi Sosial

Klien berstatus sebagai istri, ibu dan seorang nenek. Klien tinggal

dirumah bersama suami dan anak serta cucu. Beliau mempunyai 3 anak

yang ketiganya telah menikah. Setiap hari beliau ditemani oleh suami

dan anak secara bergantian. Komunikasi terjalin baik antara suami

maupun anak yang menjaganya.

3.3.13. Penyuluhan/Pembelajaran

Bahasa yang dominan klien dan keluarga gunakan adalah bahasa sunda

dan bahasa yang kedua adalah bahasa indonesia. Pendidikan terakhir

klien adalah pendidikan dasar (SD). Beliau mematuhi medikasi dari RS.

Klien mempunyai harapan agar operasi berjalan lancar dan mampu

menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 37: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

25

Universitas Indonesia

3.3.14. Pengkajian Tambahan

Pengkajian resiko jatuh

Tabel 3.1. Pengkajian Morse Fall Scale

No. Resiko Skala Nilai

1. Riwayat jatuh, yang baru atau 3 bulan

terakhir

Tidak 0

Ya 25

0

2. Diagnosa medis sekunder >1 Tidak 0

Ya 15

0

3. Alat bantu jalan:

Bedrest/dibantu perawat

Penopang/tongkat/walker

Furnitur

0

15

30

0

4. Menggunakan infus Tidak 0

Ya 25

0

5. Cara berjalan/berpindah

Normal/bedrest/immobilisasi

Lemah

Terganggu

0

15

30

15

6. Status mental:

Orientasi sesuai kemampuan diri

Lupa keterbatasan diri

0

15

0

Jumlah skor 15

Keterangan :

0-24 tidak berisiko

25-50 resiko rendah jatuh

>50 resiko tinggi jatuh

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 38: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

26

Universitas Indonesia

Pengkajian resiko ulkus dekubitus

Tabel 3.2. Pengkajian Skala Norton

Penilaian 4 3 2 1

Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk

Status mental Sadar Apatis Bingung Stupor

Aktivitas Jalan

sendiri

Jalan

denagn

bantuan

Kursi roda Di tempat

tidur

Mobilitas Bebas

bergerak

Agak

terbatas

Sangat

terbatas

Tidak

mampu

bergerak

Inkontinensia Kontinen Kadang-

kadang

inkoninten

Selalu

inkontinensi

a urin

Inkontinensia

urin

Skor 8 9

Total skor 16

Keterangan :

16 – 20 resiko rendah terjadi dekubitus

12 – 15 resiko sedang terjadi dekubitus

12 resiko tinggi terjadi dekubitus

3.3.15. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal pemeriksaan : 13 mei 2013

Kimia klinik

Tabel 3.3. Pemeriksaan Kimia Klinik 1

Glukosa puasa 91 Mg/dl 70-100

Glukosa 2 jam PP 94 Mg/dl 70-140

Gliko Hb (HbA1c) 5.2 % <5.7 : normal

5.7-6.4 : beresiko diabetes melitus

>6.5 : diabetes melitus

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 39: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

27

Universitas Indonesia

Tanggal pemeriksaan : 18 juni 2013

Hematologi rutin

Tabel 3.4. Pemeriksaan Hematologi 1

Hemoglobin 6.9 g/dL 12-15

Hematokrit 22.1 % 36-46

Eritrosit 2.40 106/µL 3.8-4.8

MCV 92.1 fL 80-95

MCH 28.8 Pg 27-31

MCHC 31.2 g/dL 32-36

Jumlah leukosit 10.72 103/µL 5-10

Jumlah trombosit 297 103/µL 150-400

Hemostasis

Tabel 3.5. Pemeriksaan Hemostasis 1

Masa protrombin (PT)

Pasien

Kontrol

10.2

12.7

Detik

Detik

9.8-12.6

APTT

Pasien

kontrol

32.1

33.9

Detik

Detik

31-47

Kimia klinik

Tabel 3.6. Pemeriksaan Kimia Klinik 2

SGOT 13 U/L <27

SGPT 10 U/L <34

Ureum darah 30 Mg/dL <50

Kreatinin darah 0.9 Mg/dL 0.6-1.2

Glukosa sewaktu 86 Mg/dL <140

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 40: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

28

Universitas Indonesia

Elektrolit

Tabel 3.7. Pemeriksaan Elektrolit 1

Natrium 140 mEq/L 132-147

Kalium 3.61 mEq/L 3.3-5.4

Klorida 106.2 mEq/L 94.6-111

Tanggal pemeriksaan 19 juni 2013

Hemostasis

Tabel 3.8. Pemeriksaan Hematologi 2

Hemoglobin 6.8 g/dL 12-15

Hematokrit 21.4 % 36-46

Eritrosit 2.40 106/µL 3.8-4.8

MCV 89.2 fL 80-95

MCH 28.3 Pg 27-31

MCHC 31.8 g/dL 32-36

Jumlah leukosit 7.14 103/µL 5-10

Jumlah trombosit 281 103/µL 150-400

Hemostasis

Tabel 3.9. Pemeriksaan Hemostasis 2

Masa protrombin (PT)

Pasien

Kontrol

10.9

12.7

Detik

Detik

9.8-12.6

APTT

Pasien

kontrol

33.3

33.9

Detik

Detik

31-47

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 41: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

29

Universitas Indonesia

Kimia klinik

Tabel 3.10. Pemeriksaan Kimia Klinik 3

SGOT 14 U/L <27

SGPT 10 U/L <34

Albumin 3.36 g/dL 3.4-4.8

Ureum darah 32 Mg/dL <50

Kreatinin darah 0.9 Mg/dL 0.6-1.2

Glukosa sewaktu 103 Mg/dL <140

Tanggal pemeriksaan : 20 juni 2013

Hematologi

Tabel 3.11. Pemeriksaan Hematologi 3

Hemoglobin 9.6 g/dL 12-15

Hematokrit 29.8 % 36-46

Eritrosit 3.26 106/µL 3.8-4.8

MCV 91.4 fL 80-95

MCH 29.4 Pg 27-31

MCHC 32.2 g/dL 32-36

Jumlah leukosit 6.62 103/µL 5-10

Jumlah trombosit 295 103/µL 150-400

Laporan radiologi

tanggal pemeriksaan : 27 februari 2013

foto vertebra lumbosacral AP-Lateral

vertebrae lumbosacral melurus

tampak iisthesis L3 dan L4

tampak spur anterior dan lateral L2 s/d L5

pedikel intak

discus intervertebral L2-3, L3-4, L4-5 sempit

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 42: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

30

Universitas Indonesia

kesan: spondyolisthesis L3 dan L4

OA lumbal

Laporan radiologi

Tanggal pemeriksaan : 17 april 2013

Telah dilakukan pemeriksaan MRI lumbosakral potongan sagital

sekuen T1W1, T2W1, dan T2 fat.supresi, dan potongan axial T1 dan T2

tanpa pemberian bahan kontras Gd DTPA dengan hasil sebagai berikut:

Tampak scoliosis lumbalis ke kanan

Alignment columna vertebrae lumbosakral baik, tampak listhesis

Struktur korpus, prosesus transversus dan spinosus intak

Tidak tampak signal dengan intensitas patologis di corpus vertebrae

lumbosacral

Tak tampak penurunan intensitas signal seluruh discus intervertebralis

lumbalis

Tampak multipel penonjolan diskus intervertebralis ke posterior

menekan dural sac, dengan penekanan radiks kanan dan kiri setinggi

L2-3, L3-4, L4-5 serta L5-S1

Medula spinalis mulai Th9 sampak konus medularis berakhir di level

L1 dengna intensitas normal, tidak ada lesi fokal dan tidak ada signal

intensitas patologis intramedularis maupun extramedular

Ligamentum flavum, ligamentum interspinosum dan ligamentum

longitudinale anterior dan posterior tidak menebal, sendi apofisi kanan-

kiri dalam batas normal

Jaringan lunak paravertebra tidak memperlihatkan penebalan maupun

lesi patologis lain

Kesimpulan:

HNP L2-3, L3-4, L4-5 serta L5-S1 dengna penekanan radiks kanan dan

kiri

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 43: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

31

Universitas Indonesia

3.4. Analisa Data

Tabel 3.12. Analisa Data

No. Data yang ditemukan Diagnosa keperawatan

1. DS:

Klien mengatakan nyeri pada

punggung bagian bawah

Klien menyatakan nyeri menjalar

hingga ke kaki bawah

Durasi nyeri bisa setengah jam

bahkan lebih lama

Frekuensi tidak menentu

Nyeri terasa seperti tertusuk

Klien mengatakan untuk

mengurangi nyeri tidur dengan

tempat tidur datar, terkadang

dilapisi dengan papan

Skala nyeri 6-7

Klien menyatakan nyeri semenjak

3 tahun yang lalu

DO:

Terobservasi wajah yang

mengerut saat dilakukan palpasi

pada daerah punggung yang sakit.

Nyeri kronik

2. DS: Resiko kerusakan

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 44: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

32

Universitas Indonesia

Klien mengatakan lebih banyak

menghabiskan waktu dikamar tidur

Klien mengatakan hanya mobilisasi

ke kamar mandi bila diperlukan

saja

Klien mengatakan kaki mulai terasa

berat untuk digerakkan

DO:

Nilai skala norton 18, klien beresiko

rendah terkena ulkus dekubitus

Klien lebih banyak berbaring di

tempat tidur

integritas kulit

3. DS:

Klien mengatakan takut operasi

DO:

Klien lebih banyak melamun

Klien lebih tertutup

Klien menangis saat akan dilakukan

pendidikan pre-op dan post op

Nilai skala hamilton 10 (kecemasan

ringan)

Ansietas

4. DS:

Klien mengatakan kaki terasa baal

Klien mengatakan kaki berat untuk

digerakkan

Klien mengatakan berjalan butuh

pegangan

DO:

Mata kaki kebawah sensasi nyeri

tidak ada

Gaya berjalan klien berpegangan

Resiko injuri

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 45: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

33

Universitas Indonesia

pada tembok dan benda disekitar

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 46: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

34

Universitas Indonesia

3.5. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan yang ditampilkan dibawah ini adalah rencana keperawatan untuk diagnosa keperawatan: resiko kerusakan

integritas kulit.

Tabel 3.13. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Resiko kerusakan

integritas kulit

NOC:

Tissue integrity : skin

and mucous membranes

Status nutrisi

Tissue perfusien perifer

Dialiysis acces integrity

Setelah dilakukan

tindakan kepererawatan

selama 5x24 jam

gangguan integritas kulit

tidak terjadi dengan

kriteria hasil:

NIC: pressure management

1. Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang

longgar

2. Hindari kerutan pada tempat

tidur

3. Jaga kebersihan kulit agar tetap

bersih dan kering

4. Mobilisasi pasien (ubah posisi

pasien) setiap dua jam sekali

5. Monitor kulit akan adanya

1. Pakaian longgar mengurangi

tekanan dan friksi yang

terjadi pada kulit

2. Kerutan dapat membuat friksi

pada kulit

3. Kulit yang bersih dan kering

lebih kuat dibandingkan

dengan kulit yang lembab

4. Mobilisasi tiap 2 jam dapat

mengurangi tekanan pada

bagian yang tertekan

5. Kemerahan menandakan

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 47: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

35

Universitas Indonesia

1. Integritas kulit yang

baik bisa

dipertahankan

2. Melapornakan

adanya gangguan

sensasi atau nyeri

pada daerah kulit

yang mengalami

gangguan

3. Menunjukkan

pemahaman dalam

proses perbaikan

kulit dan mencegah

terjadinya cedera

berulang

4. Mampu melindungi

kulit dan

meempertahnakn

kelembaban klit dan

kemerahan

6. Monitor aktivitas dan

mobilisasi pasien

7. Monitor status nutrisi klien

8. Memandikan klien dengan

sabun dan air hangat

9. Gunakan pengkajian risiko

untuk memonitor faktor risiko

klien (braden scale, norton

scale)

10. Inspeksi kulit terutama pada

bagian tulang yang menonjol

dan titik titik tekanan kteika

merubah posisi klien

11. Jaga kebersihan alat tenun

jaringan disekitar iskemi dan

terjadi hiperemi sebagai

kompensasi

6. Memantau kemmapuan

mobilisasi klien

7. Nutrisi yang baik dapat

memperkuat seluruh jaringan

8. Air hangat membuat

pembuluh darah

bervasodilatasi

9. Memantau resiko ulkus

dekubitus dari waktu ke

waktu

10. Bagian tulang yang menonjol

merupakan bagian yang

beresiko terkena ulkus

dekubitus

11. Kebersihan meminimal kan

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 48: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

36

Universitas Indonesia

perawatan alami

5. Status nutrisi

adekuat

6. Sensasi dan warna

kulit normal

12. Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk pemberian tinggi

protein, mineral, dan vitamin

13. Monitor serum albumin dan

transferin

resiko infeksi ataupun friksi

pada klien

12. Memberikan nutrisi cukup

bagi jaringan tubuh

13. Albumin menandakan protein

tubuh secara keseluruhan,

menurun mempunyai arti

penurunan sistem imun pula.

Transferin menandakan

keadaan zat besi tubuh.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 49: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

37

Universitas Indonesia

3.6. Implementasi dan hasil

Implementasi: implementasi yang diberikan kepada klien adalah pencegahan

ulkus dekubitus standar dan massage dengan menggunakan VCO.

Implementasi pencegahan standar dapat dirangkum seperti dibawah ini

Tabel 3.14. Pencegahan Standar Ulkus Dekubitus

No. Pencegahan Standar Implementasi

1. Perawatan kulit Mandi 2 kali sehari

(kolaborasi dengan keluarga)

2. Reposisi Miring kiri-miring kanan-telentang

tiap 2 jam

(kolaborasi dengan keluarga)

3. Observasi Memantau tanda-tanda terjadinya

kerusakan jaringan kulit:

1. Kemerahan

2. Perubahan sensasi; nyeri

3. Perubahan konsistensi

4. Perubahan suhu

Implementasi massage menggunakan VCO selama 5 menit 2 kali sehari

selama 5 hari; pukul 08.00 dan 17.00 dari tanggal 18 – 22 juni 2013.

Indikator lama fokus penelitian 5 hari berdasarkan pada penelitian Suheri

(2009) dengan judul penelitian “Gambaran Lama Hari Rawat dalam

Terjadinya Luka Dekubitus pada Pasien Immobilisasi di RSUP Haji Adam

Malik Medan” didapatkan hasil bahwa 88,8% pasien immobilisasi terjadi

ulkus dekubitus pada hari ke-5.

Fokus tindakan keperawatan ini adalah untuk mencegah terjadinya ulkus

dekubitus sehingga dilihat beberapa indikator yang menandakan terjadinya

ulkus dekubitus (diambil dari ciri-ciri ulkus dekubitus grade 1) yaitu:

1. Nyeri

2. Kemerahan

3. Perubahan Suhu

4. Perubahan konsistensi

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 50: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

38

Universitas Indonesia

Hasil sebagai berikut:

Tabel 3.15. Hasil Implementasi

Hari ke Nyeri Kemerahan Perubahan suhu Perubahan konsistensi

1 − − − −

2 − − − −

3 − − − −

4 − − − −

5 − − − −

Dibawah ini adalah gambar dari keadaan sakrum klien sebelum diberikan

intervensi dan hari terakhir pemberian implementasi.

Sebelum implementasi hari terakhir implementasi

Gambar 3. Keadaan Sakrum Klien

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 51: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

39

Universitas Indonesia

BAB IV

ANALISIS SITUASI

4.1. Profil Lahan Praktek

RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan rumah sakit pusat

rujukan nasional yang status kepemilikannya berada di bawah naungan

pemerintah lebih tepatnya oleh Kementrian Kesehatan RI. Sebagai rumah

sakit rujukan nasional RSCM mempnyai pelayanan yang cukup lengkap.

Pelayanan yang dimiliki RSCM meliputi Instalasi Gawat Darurat,

Poliklinik, rawat inap, dan Pelayanan Jantung Terpadu. Ruang rawat inap

terbagi ke dalam beberapa instalasi rawat inap, yaitu meliputi gedung A,

RSCM Kencana, RSCM Kirana, Instalasi Kesehatan Anak, Perinatologi,

Bedah Anak, dan Unit Luka Bakar. RSCM memiliki visi “menjadi Rumah

Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional terkemuka di Asia Pasifik

tahun 2014” (RSCM, 2013).

Perwujudan visi tersebut terlihat dari pembenahan yang terus dilakukan

pihak RSCM untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu indikator

terbesar pelayanan sebuah rumah sakit terlihat dari pelayanan keperawatan.

Pelayanan keperawatan yang bersifat 24 jam dan tidak terputus menjadi

suatu hal yang harus menjadi perhatian khusus. Salah satu pengembangan

untuk terwujudnya pelayanan keperawatan yang adalah dilakukannya

pengembangan MPKP.

MPKP merupakan penataan struktur dan proses pemberian asuhan

keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga memungkinkan pemberian

asuhan keperawatan yang professional (Sitorus, 2006). Beberapa hal yang

dikembangkan dalam model ini adalah penentuan jumlah dan pembagian

peran perawat. Penentuan jumlah tenaga keperawatan pada model ini

berdasarkan jumlah pasien sesuai dengan derajat ketergantungan pasien.

Pembagian peran perawat pada model MPKP dibagi menjadi 2, yaitu:

perawat primer dan perawat associate (perawat pelaksana).

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 52: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

40

Universitas Indonesia

Model keperawatan MPKP ini telah diterapkan kepada seluruh komponen

RS termasuk pada pelayanan ruang rawat Gedung A. Gedung A terdiri dari

8 lantai yang masing masing mempunyai spesifikasi pelayanan yang

berbeda. Salah satu pelayanan untuk ruang rawat bedah Gedung A berada

pada lantai 4.

Lantai 4 merupakan ruang rawat bedah terdiri dari 21 ruangan yang terdiri

dari bedah onkologi, urologi, digestif, ortopedi, bedah plastik, bedah

vaskuler. Sisanya terdapat pada lantai yang berbeda. Lahan praktik yang

digunakan untuk pelaksanaan evidence based pada ruangan 404 yang terdiri

dari bedah ortopedi, bedah vaskuler, dan bedah plastik. Ruangan 404 adalah

ruangan khusus untuk ruang bedah perempuan, sedangkan untuk laki-laki

terdapat pada ruangan yang berbeda.

4.2. Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait KKMP dan

Kasus Terkait

Ulkus dekubitus rentan terjadi pada pasien ataupun klien klien yang

mempunyai keterbatasan neurologi, sensorik ataupun motorik. Klien-klien

dengan penyakit yang mempunyai defisit pada ketiga domain diatas akan

beresiko tinggi mengalami kerusakan jaringan kulit (ulkus dekubitus).

Beberapa penyakit yang mampu menyebabkan defisit ketiga domain diatas

adalah penyakit-penyakit golongan degeneratif (penyakit tidak menular).

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang terjadi akibat proses penuaan,

sehingga umumnya akan dialami oleh individu-individu usia lanjut. Namun

dengan pola makan yang kurang baik (makanan cepat saji; tinggi kalori tinggi

kolesterol; minuman bersoda), stressor tekanan secara fisik/psikis, gaya hidup

kurang sehat (perilaku merokok). Maka proses degeneratif akan semakin

maju dan semakin cepat diderita bahkan pada orang-orang yang belum masuk

usia lanjut usia (Tapan E., 2005).

Faktor-faktor diatas rentan dimiliki oleh masyarakat perkotaan.

Perkembangan makanan cepat saji yang menjamur di lingkungan perkotaan,

stressor yang diterima oleh lingkungan kerja serta perilaku merokok yang

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 53: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

41

Universitas Indonesia

mulai merambah bahkan pada anak kecil dan kalangan perempuan

menyebabkan masyarakat perkotaan akan lebih banyak terkena jenis

penyakit-penyakit seperti ini yang akhirnya akan menimbulkan banyak

komplikasi, salah satunya adalah ulkus dekubitus.

4.2.1. Resiko kerusakan integritas kulit

Masalah keperawatan utama yang akan dijadikan fokus utama oleh

mahasiswa adalah resiko kerusakan integritas kulit pada klien lumbar

canal stenosis.

Lumbar canal stenosis (LCS) adalah penyempitan kanal saraf pada

lumbal. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya LCS, tetapi

penyebab paling umum adalah proses degeneratif pada tulang

belakang. Proses degeneratif membuat cincin fibrosa semakin rapuh

yang mengakibatkan semakin mudahnya nukleus pulposus keluar dan

menekan saraf spinal dibelakangnya.

Klien secara verbal mengatakan bahwa aktivitas lebih banyak

ditempat tidur, klien hanya turun dari tempat tidur saat hendak ke

kamar mandi saja. Hal ini dikarenakan klien mengatakan bahwa terasa

nyeri pada tulang belakang yang mejalar pada kaki bagian bawah.

Kaki agak sulit untuk digerakkan. Tanda dan gejala yang klien alami

ini sesuai dengan gambaran pada tanda dan gejala pada stenosis spinal

(lumbal).

Tanda dan gejala diatas membuat klien enggan untuk mobilisasi dan

lebih cenderung untuk immobilisasi. Immobilisasi akan meningkatkan

resiko terjadinya dekubitus (Potter & Perry, 2005). Selain itu

gangguan sensorik yang klien alami pada mata kaki hingga kebawah

juga mampu menjadi faktor pendukung terjadinya ulkus dekubitus

pada bagian yang bersangkutan (Potter & Perry, 2005).

Klien mengatakan aktivitas terbanyak ditempat tidur, baik itu hanya

tidur ataupun duduk. Sehingga klien beresiko untuk terjadi penekenan

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 54: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

42

Universitas Indonesia

terus menerus pada bagian sakrum. Fokus untuk pencegahan ulkus

dekubitus selama 5 hari kedepan adalah kondisi sakrum klien.

4.3. Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait

Penurunan mobilitasi ataupun immobilisasi akan mempunyai dampak

beberapa masalah keperawatan. Salah satunya adalah resiko kerusakan

integritas kulit. Dibawah ini penulis mendapatkan beberapa penelitian yang

berhubungan dengan evidence based penulis.

Pertama adalah penelitian Suheri (2009) dengan judul penelitian “Gambaran

Lama Hari Rawat dalam Terjadinya Luka Dekubitus pada Pasien

Immobilisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penelitian menggunakan

desain deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Sampel

diambil dengan teknik purpossive sampling. didapatkan hasil bahwa 88,8%

pasien immobilisasi terjadi ulkus dekubitus pada hari ke-5.

Kemudian penelitian “Efektivitas Penggunaan Virgin Coconut Oil dengan

Massage untuk Pencegahan Luka Tekan Grade 1 pada Pasien yang Beresiko

Mengalami Luka Tekan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.” Penelitian kuantitatif berdesain quasi eksperimen postest only

with control yang bertujuan untuk membuktikan efektifitas penvegahan luka

tekan menggunakan VCO dengan massage pada pasien yang beresiko

mengalami luka tekan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Hasil penelitian menyarankan agar VCO dengan massage dapat dijadikan

sebagai salah satu intervensi mandiri keperawatan dalam intervensi

pencegahan luka tekan pada pasien yang beresiko mengalami luka tekan.

Penelitian ketiga adalah penelitian dengan judul “Effect of Massage on

Limb And Skin Blood Flow after Quadriceps Exercise”. Penelitian dengan

desain eksperimental. Massage yang digunakan adalah effluerage dan

petrissage. Salah satu hasil dari penelitian tersebut adalah terjadinya

kenaikan aliran darah kulit setelah diberikan massage dibandingkan dengan

kontrol.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 55: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

43

Universitas Indonesia

Dari 3 penelitian diatas maka fokus utama penulis adalah:

“pencegahan ulkus dekubitus dengan menggunakan massage+VCO selama

5 hari berturut-turut.”

Seperti yang sebelumnya telah disampaikan. Setiap hari dilakukan 2 kali

dalam durasi 5 menit dengan teknik effleurage. Indikator yang digunakan

dalam menilai terjadinya kerusakan integritas kulit adalah:

1. Kemerahan

2. Perubahan suhu

3. Perubahan konsistensi

4. Nyeri

Selama 5 hari dilakukan implementasi evidence based massage+VCO.

Dimulai pada tanggal 18-22 juni 2013. Dalam pemberian implementasi

massage+VCO ini diberikan dengan kolaborasi dengan keluarga. Hal

pertama yang dilakukan adalah memberikan penjelasan terlebih dahulu

terhadap klien dan keluarga mengenai resiko yang klien alami dan cara

pencegahannya. Kemudian setelah klien dan keluarga memahami serta

menyepakati untuk dilakukan tindakan pencegahan, keluarga menyediakan

VCO. Implementasi awal dilakukan oleh mahasiswa disaksikan oleh

keluarga dan klien serta diberikan penjelasan mengenai bagaimana cara

melakukannya. Hari berikutnya mahasiswa memberikan kesempatan pada

keluarga untuk melakukan apa yang sebelumnya telah dicontohkan. Hal

tersebut dilakukan karena pelaksanaan implementasi dilakukan 2x sehari,

dimana mahasiswa hanya dapat hadir didalam salah satu shift.

Setiap dilakukan implementasi oleh mahasiswa, sekaligus dilakukan

pengkajian ke 4 komponen diatas untuk melihat bagaimana kondisi

integritas kulit klien. selama 5 hari dilakukan pemantauan, tidak terjadi

kemerahan, perubahan konsitensi, perubahan suhu ataupun nyeri. Indikator

5 hari diambil dari penelitian Suheri, dimana kejadian dekubitus pada pasien

immobilisasi terlihat pada hari kelima.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 56: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

44

Universitas Indonesia

Implementasi ini jelas berhasil untuk mencegah terjadinya ulkus dekubitus

dalam 5 hari kedepan setelah dilakukan implementasi massage+VCO.

Massage pada pencegahan ulkus dekubitus untuk sementara ini yang telah

ada dalam penelitian adalah teknik effleurage. Tentunya massage

mempunyai fungsi untuk memperlancar aliran darah pada suatu area tubuh.

Kenaikan aliran darah pada daerah kulit telah dilakukan oleh penelitian

sebelumnya dimana effluerage dan petrissage didapatkan hasil kenaikan

aliran darah kulit. Hal ini akhirnya akan meningkatkan transportasi nutrisi

dan transportasi pembuangan zat zat sisa metabolisme jaringan kulit. VCO

sendiri secara mempunyai kandungan asam lemak bebas yang cocok atau

mirip dengan sebum yang dihasilkan oleh tubuh untuk menjaga kelembaban

kulit. Pada saat mandi dengan sabun. Maka zat pelembab (Sebum) pada

kulit mejadi berkurang ataupun hilang sehingga kulit menjadi kering dan

akan beresiko terjadi kerusakan. Pemberian VCO sesudah mandi akan

menjaga kelembaban kulit. Selain itu karena minyak VCO bersifat

hidrofobik maka akan lebih bermanfaat untuk menjaga kelembaban berlebih

dari lingkugan eksternal.

Konsep kelembaban yang diberikan VCO ini sangat sesuai dengan 3 area

intervensi yang telah ada sebelumnya dari Potter dan Perry tahun 2005.

Dalam 3 area intervensi tersebut salah satunya adalah menjaga higiene

klien. higiene dilakukan dengan mandi dan pemakaian sabun. Tetapi

pelembab diperlukan untuk menjaga kelembaban kulit yang akhirnya akan

meningkatkan toleransi jaringan akan stressor dari luar, dalam hal ini adalah

stressor tekanan.

Selain itu juga, vitaminE yang dimiliki dapat diserap serta digunakan oleh

jaringan kulit sebagai pelindung sel dari radikal bebas. Sehinga vitamin E

mampu untuk menyehatkan kulit dan sekaligus meremajakannya.

Keluarga mengatakan bahwa terapi keperawatan yang diberikan cukup

mudah dan tidak butuh waktu ataupun biaya yang besar. Menurut keluarga

harga pasaran untuk VCO sendiri masih sangat terjangkau sehingga relatif

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 57: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

45

Universitas Indonesia

cukup mudah untuk dilaksanakan. Hanya saja selama asuhan keperawatan

pada saat keluarga yang memberikan terapi tidak didokumentasikan secara

tertulis. Dokumentasi terbatas pada lisan.

4.4. Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan

Secara pelaksanaan sendiri keluarga menyatakan bahwa pelaksanaan

implementasi relatif mudah dilakukan, hanya yang perlu ditambahkan

kembali untuk pelaksanaan yang lebih baik adalah pembuatan jadwal secara

tertulis sebagai pengingat dan dokumentasi pelaksanaan. Jadwal yang dibuat

akan membuat keluarga lebih berperan aktif lagi. Hal ini dapat dilakukan

baik di dalam ruang perawatan ataupun dalam rumah klien sendiri. Contoh

pendokumentasiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Dokumentasi Implementasi Keperawatan

Klien: Mr. X

NRM: 00 tahun

Diagnosa medis:

Diagnosa keperawatan:

Tanggal

(dd/mm/yy) Pencegahan ulkus dekubitus

Jam

(hh:mm)

Dilakukan

Ya Tidak

23/06/13 Mandi 2 kali sehari 08:00

17:00

Reposisi tiap 2 jam sekali

1. Miring kiri

2. Miring kanan

3. Telentang

08:00

10:00

12:00

14:00

16:00

18:00

20:00

22:00

24:00

02:00

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 58: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

46

Universitas Indonesia

04:00

06:00

Observasi keadaan kulit

1. Kemerahan

2. Perubahan sensasi;

nyeri

3. Perubahan konsistensi

4. Perubahan suhu

08.30

17.30

Massage dengan VCO 2x

sehari dalam 5 menit

08.30

17.30

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 59: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

47

Universitas Indonesia

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Evidence based massage+VCO pada pencegahan ulkus dekubitus selama 5

hari menunjukkan hasil yang positif. Tidak terlihat tanda-tanda seperti

kemerahan, perubahan suhu, perubahan konsistensi, dan nyeri. Pemberian

massage+VCO dapat menjadi salah satu implementasi keperawatan yang

diberikan kepada klien. karena VCO sendiri dapat dibuat secara mandiri

ataupun membeli dengan harga yang cukup terjangkau bagi seluruh kalangan.

Pelaksanaannyapun tidak menyusahkan. Cukup 2x dalam sehari dengan

durasi 5 menit. Implementasi ini berfungsi baik dalam pencegahan ulkus

dekubitus dengan menjaga kelembaban, membantu peningkatan sirkulasi dan

menyehatkan kulit.

5.2. Saran

1. Asuhan keperawatan klien dengan risiko kerusakan integritas kulit dalam

penelitian ini adalah klien dengan risiko dengan risiko rendah terjadi

ulkus dekubitus. Saran kedepan bisa dapat pemberian asuhan keperawatan

pada klien dengan risiko tinggi ulkus dekubitus untuk membandingkan

hasil penelitian

2. Hasil dokumentasi dari asuhan keperawatan kali ini tidak menggunakan

sampel kontrol seperti penelitian oleh Ririn Sri Handayani. Sehingga bila

ingin mengaplikasikan sesuai dengan penelitian sebelumnya alangkah

lebih baiknya menggunakan kontrol atau tingkat yang lebih tinggi lagi.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 60: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

48

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, J. E. (2007). Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

DepKes (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan

RI.

DepKes, RI. (2005). Kerjasama Global Memerangi Penyakit Degeneratif. Diakses

pada 10 juni 2013diperoleh dari http://depkes.go.id/ .

Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DEPKES RI. (2009). Modul Sistem

Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional. Jakarta: Departemen

Kesehatan.

Gupta, A, etc. (2010). Coconut Ooil: The Healthiest On Earth. International Journal

Of Pharmautical Sciences And Research . diakses pada 30 mei 2013 diperoleh

dari www.ijspr.com.

Handayani, R. S. (2010). Efektifitas Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan

Massage Untuk Pencegahan Luka Tekan Grade 1 pada Pasien yang Beresiko

Mengalami Luka Tekan Di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.

Tesis Program Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,

Depok.

Herdman, T. H. (2012) (Ed.). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions

& Classification, 2012-2014. Oxford: Willey-Blackwell.

Hickey, J. V. (2003). The Clinical Practice Of Neurological And Neurosurgical

Nursing Fifth Edition. Philladelphia: Lippincot William & Wilkins.

Hinds, T., I. Mcewan, J. Perkes, E. Dawson, D. Ball, and K. George. (2004). Effect

of Massage on Limb and Skin Blood Flow After Quadriceps Exercise. Med.

Sci. Sports Exercise Vol. 36 No. 8, Pp. 1308-1313. Diakses pada 15 juni 2013

Diperoleh dari http://physioblackrock.com.au/wp-

content/uploads/2011/05/TessaHinds_massage_bloodflow_post-exercise1.pdf.

Ignatavicius & Workman. (2006). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking For

Collaborative Care. Missouri: Elseiver Saunders.

Kepmenkes RI (2012). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit

Tidak Menular, Semester II; 2012. Jakarta: Kepmenkes RI.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013

Page 61: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351497-PR-Nurhidayat.pdf · ulkus dekubitus. Klien teridentifikasi dengan lumbar canal stenosis dan memiliki

49

Universitas Indonesia

Mcchance, K. L. & Huether, S. E. (1998). Pathophysiology The Biological Basic for

Disease In Adults and Children Third Edition.Missouri: Mosby.

Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.

Suheri. (2009). Gambaran Lama Hari Rawat Dalam Terjadinya Luka Ulkus

Dekubitus Pada Pasien Immobilisasi Di RSUP Haji Adam Malik. Diakses

pada 13 juni 2013 diperoleh melalui

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17133.

Tapan, Erik. (2005). Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Analisis praktik ..., Nurhidayat, FIK UI, 2013