26
MAKALAH ENTEROHEPATIK Wahyu Agustyawan NIM 08171112

38624640-Enterohepatik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 38624640-Enterohepatik

MAKALAH

ENTEROHEPATIK

Wahyu Agustyawan

NIM 08171112

Page 2: 38624640-Enterohepatik

2

1. ANATOMI ENTEROHEPATIK

Sistem Enterohepatik merupakan suatu sistem yang menghubungkan antara hepar dan

intestinal yang membantu proses pencernaan.

1.1. Anatomi Hepar (Gambar 1)

Hepar terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diafragma. (Gambar 2).

Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra, dan hemidiaphragma

dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan jantung. Hepar terbentang

ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang

cenderung melengkung di bawah kubah diaphragma.

Hepar juga melintasi region epigastrica dan region hipocondriaca dextra. Hepar bertekstur

lunak, lentur dan memiliki berat 1400 gr pada orang dewasa.1,2

Gambar 1. Bentuk anatomis hepar

Page 3: 38624640-Enterohepatik

3

Gambar 2. (a) proyeksi hepar dilihat dari ventral, (b) proyeksi hepar dilihat dari kanan

1.1.1. Lobuli Hepatis

Hepar memiliki 2 lobus, yaitu :

1. Lobus dextra

1. Lobus quadratus

2. Lobus caudatus

2. Lobus sinistra.1 (Gambar 1 dan 2)

Lobus hepatis dextra terbagi menjadi lobus quadratus dan caudatus oleh adanya vesica

biliaris, fissura ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissura ligament venosi.

Penelitian menunjukkan bahwa pada kenyataannya lobus quadratus dan caudatus

merupakan bagian fungsional dari lobus hepatis sinistra. Oleh karena itu, ramus dextra

arteri hepatica propia (arteri cysticus), ramus dextra venae portae hepatis, dan ductus

hepaticus dextra didistribusikan pada lobus hepatis dextra, sedangkan ramus sinistra arteri

(a)

(b)

Page 4: 38624640-Enterohepatik

4

hepatica propia (arteri lobuli caudati), ramus sinistra venae portae hepatis dan ductus

hepaticus sinistra didistribusikan pada lobus hepatis sinistra (termasuk lobus quadratus dan

caudatus).

Gambar 3. Gambaran hepar dari dorsal

Keterangan gambar :

2. Fossa vesicae biliaris 13. Impressio suprarenalis 28. Processus caudatus

3. Fissura ligament teretis 14. Appendix fibrosa hepatis 32. Lig. venae cavae

6. Porta hepatis 15. Margo Inferior

7. Tuber omentale 16. Incisura ligamentum teretis

8. Impressio oesophagea 18. Lobus dextra hepatica

9. Impressio gastric 21. Lobus sinistra hepatica

10. Impressio duodenalis 25. Lobus quadratus

11. Impressio colica 26. Lobus caudatus

12. Impressio renalis 27. Processus papillaris

Page 5: 38624640-Enterohepatik

5

Gambar 4. Gambaran hepar dari superior

Keterangan gambar : 178.22. Lig. falciforme 130.26. Lobus caudatus 178.23. Lig. triangulare dextra 26. Pars anterior

23. Facies diaphragmatica 27. Pars dextra 178.24. Lig. triangulare sinistra 28. Pars posterior 246.24. Venae hepatica 29. Area nuda*

24. Pars superior 30. Sulcus venae cavae

25. Impressio cardiac 31. Fisura ligament venosi * Area Nuda, adalah area yang tidak diselubungi oleh peritoneum.

1.1.2. Ligamenti Hepatis

Pada hepar terdapat beberapa ligamentum (Gambar 1, 3, dan 4) yaitu :

1. Ligamentum falciformis. Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdolmen dan

terletak di antara umbilicus dan diafragma.

2. Ligamentum teres hepatis (round ligament). Merupakan bagian bawah ligamentum

falciformis; merupakan sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yang telah menetap.

3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis. Merupakan bagian

dari omentum minus yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan duodenum

sebelah proksimal ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat arterie hepatica, vena

Page 6: 38624640-Enterohepatik

6

porta dan ductus choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk

tepi anterior dari Foramen Wislow.

4. Ligamentum Coronaria Anterior (dextra & sinistra) dan ligamentum coronaria

posterior (dextra & sinistra). Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma

ke hepar.

5. Ligamentum triangularis (dextra & sinistra). Merupakan fusi dari ligamentum

coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.

Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang

beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia mengandung

50.000 sampai 100.000 lobulus.

Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus

portalis/triad yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri

hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan

isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Sistem bilier dimulai dari

canaliculi biliaris yang halus yang terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut

membentuk dinding sel.

1.1.3. Segmentum Hepatis (Gambar 5 dan 6)

Gambar 5. Segemen Hepar dari arah ventral

Page 7: 38624640-Enterohepatik

7

Gambar 6. Segemen Hepar dari arah dorsal

1.1.4. Impressio (Gambar 3)

1. Hepatica dextra

1. impressio duodenalis

2. impressio suprarenalis

3. impressio renalis

4. impressio colica

2. Hepatica sinistra

1. impressio esophagus

2. impressio gastrica

1.1.5. Perdarahan

Lobulus hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica

dan kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel

hati yang menyebar dari vena sentralis seperti jeruji roda. Masing –masing lempeng hati

tebalnya dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris kecil yang

mengalir ke ductus biliaris ke dalam septum fibrosa yang memisahkan lobules hati yang

berdekatan.

Page 8: 38624640-Enterohepatik

8

Di dalam septum terdapat vena porta kecil yang menerima darah terutama dari vena

saluran pencernaan melalui vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke sinusoid hati

gepeng dan bercabang yang terletak di antara lempeng-lempeng hati dan kemudian ke vena

sentralis. Dengan demikian, sel hepar terus-menerus terpapar dengan darah vena porta.

Arteriol hati juga ditemukan di dalam septum interlobaris. Arteriol ini menyuplai darah

arteri ke jaringan septum di antara lobulus yang berdekatan, dan banyak juga arteriol kecil

yang mengalir langsung ke sinusoid hati, paling sering berlokasi pada sepertiga jarak ke

septum interlobaris (Gambar 7).

Gambar 7. Struktur dasar lobulus hati

Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh dua ripe sel yang lain:

1. sel endotel khusus dan

2. sel kupffer besar (retikuloendotelial), yang merupakan makrofag residen yang

melapisi sinusoid dan mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam

darah sinus hepatikus.

Lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori-pori yang sangat besar, beberapa

diantaranya berdiameter hampir 1 mikrometer. Di bawah lapisan ini, terletak di antara sel

Page 9: 38624640-Enterohepatik

9

endotel dan sel hepar, terdapat ruang jaringan yang sangat sempit yang disebut ruang Disse

yang juga dikenal dengan ruang perisinusoidal. Jutaan ruang Disse menghubungkan

pembuluh limfe di dalam septum interlobaris. Oleh karena itumelalui aliran limfatik.

Karena besarnya pori di endotel, zat di dalam plasma bergerak bebas ke dalam ruang

Disse, bahkan banyak protein plasma berdifusi dengan bebas ke ruang ini.1

Kira-kira 1050 mL darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati setiap menit, dan

tambahan 300ml lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatica, dengan total rata-rata 1350

ml/menit. Jumlah ini sekitar 27% dari sisa curah jantung. Rata-rata tekanan di dalam vena

porta yang mengalir ke dalam hati adalah sekitar 9 mm Hg, dan rata-rata tekanan di dalam

vena hepatica yang mengalir dari hati ke vena cava normalnya hampir tepat 0 mm Hg.

Perbedaan tekanan yang kecil ini, hanya 9 mm Hg. Menunjukkan bahwa tahanan aliran

darah melalui sinusoid hati normalnya sangat rendah. Terutama bila seseorang dapat

memperkirakan bahwa sekitar 1350 ml darah mengalir melalui jalur ini setiap menit.

Jika sel-sel parenkim hati hancur, sel-sel tersebut digantikan oleh jaringan fibrosa yang

akhirnya akan berkontraksi di sekeliling pembuluh darah, sehingga sangat menghambat

darah porta melalui hati. Proses penyakit ini dikenal dengan sirosis hati. Penyakit ini lebih

umum disebabkan oleh alkoholisme.

Sistem porta juga kadang-kadang terhambat oleh suatu gumpalan besar yang berkembang

di dalam vena porta atau cabang utamanya. Bila system porta tiba-tiba tersumbat,

kembalinya darah dari usus dan limfa melalui system aliran darah porta hati ke sirkulasi

sistemik menjadi sangat terhambat, menghasilkan hipertensi porta dan tekanan kapiler, di

dalam dindimg usus meningkat 15 sampai 20 mmHg diatas normal.

Page 10: 38624640-Enterohepatik

10

1.2. Anatomi Vesica Biliaris (Kandung Empedu)

Kedudukan kandung empedu bervariasi terhadap kedudukan hati. Fundus kandung empedu

terletak khas pada tepi lateral m. Rektus abdominis kanan, agak di bawah tepi kosta.vesica

biliaris memiliki kemampuan menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya,

serta memekatkannya dengan cara mengabsorspi air.

Vesica biliaris dibagi menjadi :

1. Fundus vesicae biliaris, berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah margo

inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan

dinding anterior abdomen setinggi ujung kartilago costalis IX dextra.

2. Corpus vesicae biliaris, terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar

dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.

3. Collum vesicae biliaris, melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok ke

dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis

untuk membentuk ductus choledochus (Gambar 8).

Keterangan gambar :

2. Fundus biliaris 14. Ampulla hepatopancreatica

3. Corpus biliaris 15. Sphincter ampullae

4. Collum biliaris 16. Ductus choledochus 132.8. Ductus hepatica 128.18. M. sphincter ductus

communis pancreatici.

10. Ductus cysticus

11. Plica spiralis

12. M. ductus choledochus

13. M. sphincter ductus choledochi.

Gambar 8. Anatomis Vesica biliaris

1.2.1. Perdarahan

Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dari

arteri hepatica dextra. Dan vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae. Sejumlah

arteri dan venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.

Page 11: 38624640-Enterohepatik

11

1.2.2. Persarafan

Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi

sebagai respons terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunika mukosa

duodenum karena masuknya makanan dari gaster.

1.3. Anatomi Pankreas

Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran

kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di

belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil

caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis.

Gambar 9. Anatomi Pankreas

Pankreas dapat dibagi dalam :

1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung

duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria san vena mesenterica

superior serta dinamakan Processus Uncinatus.

2. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan

caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena

portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari

aorta.

Page 12: 38624640-Enterohepatik

12

3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan

melintang sedikit berbentuk segitiga.

4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan

mengadakan hubungan dengan hilium lienale.

1.3.1. Hubungan Pankreas dengan organ lain

1. Ke anterior : dari kanan ke kiri: colon transversum dan perlekatan mesocolon

transversum, bursa omentalis, dan gaster.

2. Ke posterior : dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae hepatis dan vena

lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica superior, musculus

psoas major sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilum lienale.

1.3.2. Vaskularisasi dan Limfatik

Arteriae

1. Arteri pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis )

2. Arteri pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)

3. Arteri pancreatica magna dan arteri pancretica caudalis dan inferior cabang arteri

lienalis

Venae

Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.

Aliran Limfatik

Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen

akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superiores.

1.3.3. Persarafan

Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis (vagus).

1.3.4. Ductus Pankreaticus

1. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)

Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke caput, menerima

banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars desendens duodenum

di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus choledochus membentuk papilla

duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus di duodenum

terpisah dari ductus choledochus.

Page 13: 38624640-Enterohepatik

13

2. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)

Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara

ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla duodeni minor.

2. FISIOLOGI ENTEROHEPATIK

2.1. Fisiologi Hepar

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh

sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fung hati yaitu :

1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

Dalam metabolisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :

1. Menyimpan glikogen dalam jumlah besar

2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa

3. Glukoneogenesis

4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat

Hati terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.

Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah,

menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi

glukosa darah mulai turun terlalu rendah. Fungsi ini disebut sebagai fungsi penyangga

glukosa hati. Pada orang dengan fungi hati yang buruk, konsentrasi glukosa darah setelah

memakan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkat dua atau tiga kali lebih tinggi

dibandingkan pada orang dengan fungsi hati yang normal.

Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan konsentrasi normal

glukosa darah, karena glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna apabila konsentrasi

glukosa darah mulai menurun di bawah normal. Pada keadaan demikian, sejumlah besar

asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah menjadi glukosa, dengan demikian

membantu mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relatif normal.

2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

Hati tidak hanya mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak

Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :

1. Senyawa 4 karbon – Keton Bodies

2. Senyawa 2 karbon – Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)

Page 14: 38624640-Enterohepatik

14

3. Pembentukan kolesterol.

4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.

Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol.

Dimana serum kolesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid

Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu,

yang kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam

lipoprotein dan dibawa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis

di hati dan terutama ditranspor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol,

digunakan oleh sel untuk membentuk membran, struktur intrasel, dan bermacam-macam

zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Setelah lemak disintesis di hati, lemak ditranspor

dalam lipoprotein ke jaringan lemakuntuk di simpan.

3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses deaminasi, hati

juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati

memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya

organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi

urea.Urea merupakan end product metabolisme protein.∂ - globulin selain dibentuk di

dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya dibentuk di

dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000.

Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:

1. Deaminasi asam amino

2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh

3. Pembentukan protein plasma

4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino

Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk energy

atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi di

jaringan tubuh lain, terutam di ginjal, tetapi hal ini tidak penting di bandingkan deaminasi

asam amino di dalam hati.

Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejumlah besar

amonia dibentuk melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh

pembentukan bakteri di dalam usus secara kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam

Page 15: 38624640-Enterohepatik

15

darah. Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi amino plasma

meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian. Penurunan aliran

darah yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena

cava, dapat menyebabkan jumlah amonia yang berlebihan dalam darah, suatu keadaan

yang sangat toksik

Sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin

adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. Hati

mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15 sampai 50

gram/hari oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma,

jumlah ini dapat digantikan dalam waktu 1 atau 2 minggu.

Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati

yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar; pengaruh ini digandakan oleh

kecepatan pengeluaran protein plasma sampai konsentrasi plasma kembali normal.

Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk membentuk asam

amino tertentu dan juga membentuk senyawa kimia lain yang penting dari asam amino.

Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis semuanya dalam hati.

4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah

Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan

koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.

Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada

hubungan dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer

biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan

untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.

5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin

Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K.

6. Hati menyimpan Besi Dalam Bentuk Ferritin

Sebagian besi dalam tubuh biasanya di simpan di hati dalam bentuk ferritin. Sel hati

mengandung sejumlah besar protein yang disebut apoferritin, yang akan bergabung dengan

besi baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia

dalam cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk ferritin dan

disimpan dalam bentuk ini di dalam sel hati sampai diperlukan,bila besi dalam sirkulasi

Page 16: 38624640-Enterohepatik

16

cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka ferritin akan melepaskan besi. Dengan

demikian, system apoferritin hati bekerja sebagai penyangga besi darah dan juga sebagai

media penyimpanan besi.

7. Fungsi hati sebagai detoksikasi

Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,

reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat

racun, obat over dosis.

8. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas

Sel kuppfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui

proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun

livers mechanism.

9. Fungsi hemodinamik

Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit

atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica ± 25% dan di

dalam vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi

oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada

waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk

mempertahankan aliran darah.

10. Fungsi sekresi empedu oleh hati

Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu , normalnya antara

600 dan 1000 ml/hari.

Empedu melakukan dua fungsi penting, yaitu :

1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorbs lemak, bukan

karena enzim dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena

asam empedu dalam empedu melakukan dua hal, yaitu :

1. Asam empedu membantu mengelmusikan partikel-partikel lemak yang besar dalam

makanan menjadi banyak partikel kecil, permukan partikel tersebut dapat disersng

oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas, dan

2. Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna melalui

membrane mukosa intestinal.

Page 17: 38624640-Enterohepatik

17

2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan

yang penting dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari

penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.

Pengosongan kandung empedu peran perangsangan kolesistokinin (CCK)

Ketika makanan mulai dicerna didalam traktus gastro intestinal bagian atas, kandung

empedu mulai dikosongkan, terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum

sekitar 30 menit setelah makan. Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah

kontraksi ritmis dinding kandung empedu, tetapi pengosongan yang efektif juga

membutuhkan relaksasi yang bersamaan dengan sfincter oddi, yang menjaga pintu keluar

duktus biliaris komunis kedalam duodenum (Gambar 10).

.

Gambar 10. Sphincter oddi

Sejauh ini rangsangan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah

hormone kolesistokinin. Hormone ini adalah hormone kolesistokinin yang telah

dibicarakan sebelumnya yang menyebabkan peningkatan sekresi enzin pencernaan oleh

sel-sel asinar pancreas. Rangsangan untuk memasukkan kolesistokinin kedalam darah dari

mukosa duodenum terutama adalah kehadiran makanan berlemak dalam duodenum.

Page 18: 38624640-Enterohepatik

18

Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut-

serabut saraf yang menyekresi asetil kolin dari system saraf fagus dan enterik usus.

Keduanya adalah saraf yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian

lain traktus gastrointestinal bagian atas.

Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya kedalam duodenum terutama

sebagai respon terhadap perangsangan kolesistokonin yang terutama dicetuskan oleh

makanan berlemak. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung

empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat lemak dalam jumlah yang berarti dalam

makanan, normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar satu

jam.

2.2. Fisiologi Vesica Biliaris

Fungsi kandung empedu adalah untuk mengentalkan dan menyimpan empedu yang dibawa

kepadanya dari hati melalui duktus cysticus, diantara waktu makan dan melepaskan

empedu ke dalam usus lewat duktus cysticus selama makan. Dalam vesika fellea, empedu

dipekatkan oleh absorpsi air dan pengasaman empedu. Memekatkan empedu dengan

penyerapan selektif daripada air, garam organik dan sedikit garam empedu, sehingga

volumenya menjadi 1/5 – 1/10 daripada volume yang disekresikan oleh hati.

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya

bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan

sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk

saluran empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan

masuk ke dalam duodenum. Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam

kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. (Gambar 11).

Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf

sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam

duodenum dan bercampur dengan makanan.

Page 19: 38624640-Enterohepatik

19

Gambar 11. Saluran Empedu

Empedu memiliki 2 fungsi penting:

1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang

berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:

1. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut

dalam lemak untuk membantu proses penyerapan

2. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu

menggerakkan isinya

3. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah

dari sel darah merah yang dihancurkan

4. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari

tubuh

5. Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan

kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh

garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap

sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam

Page 20: 38624640-Enterohepatik

20

kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari

unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

2.3. Fisiologi Pankreas

Pankreas adalah campuran jaringan eksokrin dan endokrin. Pankreas adalah kelenjar

memanjang yang terletak di belakang dan di bawah lambung, diatas lengkung pertama

duodenum. Pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengandung jaringan eksokrin

dan endokrin.

Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik seperti

anggur yang membentuk kantung-kantung atau asinus, yang berhubungan dengan duktus

yang akhirnya bermuara ke duodenum.

Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi,

pulau-pulau langerhans (islets of langerhans), yang tersebar di seluruh pankreas. Hormon

terpenting yang disekresikan oleh sel-sel pulau langerhans adalah insulin dan glukagon.

2.3.1. Eksokrin

Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu :

1. sekresi enzimatik poten dan

2. sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat (NaHCO3).

Enzim pankreas disintesis oleh retikulun endoplasma dan kompleks Golgi sel asinus, dan

kemudian disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis

bila diperlukan.

Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas

yang bermuara ke duodenum.

Ketiga jenis enzim pankreas yaitu:

1. Enzim-enzim proteolitik, yang berperan dalam pencernaan protein.

Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas adalah tripsinogen,

kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam

bentuk inaktif.

Setelah disekresikan ke dalam lumen duodenum, tripsinogen diaktifkan menjadi

bentuk aktifnya, tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam diatas luminal

sel-sel yang melapisi mukosa duodenum. Tripsin kemudian secara oktokatalisis

Page 21: 38624640-Enterohepatik

21

mengaktikan lebih banyak tripsinogen. Tripsinogen harus tetap inaktif dalam didalam

pankreas untuk mencegah enzim proteolitik mencerna sel-sel tempat ia terbentuk.

Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya,

diubah oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin

dan karboksipeptidase, didalam lumen duodenum. Dengan demikian setelah

eritrokinase mengaktifkan sebagian tripsin, tripsin kemudian bertanggung jawab untuk

menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.

2. Amilase pankreas, berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah

polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam

bentuk aktif karena amilase tidak membahayakan sel-sel sekretorik.

3. Lipase pankreas, sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang

disekresikan diseluruh sistem pencernaan yang dapat menuntaskan lemak. Lipase

pankreas menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak

bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.

Kolesterol esterase untuk hidrolisis ester kolesterol sedangkan fosfolipase untuk

memecah asam lemak dan fosfolipid.

Tiga rangsangan dasar yang menyebabkan sekresi pankreatik :

1. Asetikolin : disekresikan ujung nervus vagus parasimpatis dan saraf-saraf

kolinergenik.

2. Kolesistokinin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.

3. Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.

2.3.2. Endokrin

Terdiri atas 4 sel, yaitu : sel α, sel β, sel σ, dan sel F.

Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans.Sekresi sel – sel ini

berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui pembuluh darah.Sel Hormon Target

utama Efek Hormonal Regulasi.

1. α (Glukagon)

Target adalah hati, dan jaringan adiposa. Efek adalah merombak cadangan lipid,

merangsang sintesis glukosa dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa.

Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin.

Page 22: 38624640-Enterohepatik

22

2. β (Insulin)

Target adalah sebagian besar sel. Efek adalah membantu pengambilan glukosa oleh

sel, menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan

kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh

somatostatin.

3. σ (Somatostatin)

Target adalah sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan. Efek adalah menghambat

sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim

pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.

4. F (Polipeptida pankreas)

Target adalah organ pencernaan. Efek adalah menghambat kontraksi kantong empedu,

mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran

pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.

3. HISTOLOGI ENTEROHEPATIK

3.1. Histologi Hepar

Gambar 12. Histologi Lobulus hepatis (1) Keterangan gambar :

1. Vena Sentral

2. Triad Glisson (Eosin - magnification 40 X)

Page 23: 38624640-Enterohepatik

23

Gambar 13. Histologi Portal Triad (Triad Glisson)

Gambar 14. Histologi sel Kuppfer Keterangan gambar :

1. Sinusoid

2. Sel Kuppfer

3. Vena Sentral

(Carmine red - magnification X 300).

Keterangan gambar :

1. Cabang vena portae

2. Cabang arteri hepatica

3. Ductus biliaris interlobular

4. Aliran limfe

(eosin – magnification X 120)

Page 24: 38624640-Enterohepatik

24

Gambar 15. Histologi Vesica Biliaris Keterangan gambar :

1. Tunica mucosa 3. Mucosal crypt

2. Mucosal plicae 4. Lamina propia (Masson-Goldner trichrome; magnification: X 80)

Gambar 16. Histologi Ductus Cholodochus Keterangan gambar :

1. Epitelium ductus choledochus

2. Jaringan penghubung dan pelindung

3. Kelenjar saluran pipa empedu

(Weigert’s picrofuchsin - magnification: X 300)

3.2. Histologi Vesica Biliaris

Page 25: 38624640-Enterohepatik

25

3.3. Histologi Pankreas

Gambar 17. Histologi Pankreas

Keterangan gambar :

1. Lumen acinar

2. RE kasar

3. Kompleks Golgi

4. Granula zymogen

5. Crista tipe mitokondria

6. Corpus cristaloid

7. Sel Nukleus

(Electron microscopy - magnification X 9600).4

Page 26: 38624640-Enterohepatik

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell, Richard. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.-Ed.6-Jakarta : EGC,

2006.

2. Bauer C . Douglas,dkk. Pathophysiology of Desease: An Introduction to Clinical

Medicine. 5th Edition. USA: McGraw-Hill’s Companies, 2006.

3. Feneis, Heinz, dkk. Pocket Atlas of Uman Anatomy. 4th Edition. Stuttgart : Thieme,

2000

4. Kuehnel, Wolfgang. Color Atlas of Cytologi, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th

Edition. Stuttgart : Thieme, 2003.

5. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

6. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit, Jilid II.-

Ed.6-Jakarta : EGC, 2005.

7. Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I.-Ed.2- Jakarta : Penerbit UI,

2007.