Upload
vunga
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan prestasi belajar seorang peserta didik
menjadi hal yang penting.Karena akhir dari sebuah proses tahap belajar
mengajar adalah assessment (ujian) dengan demikian hasil dari sebuah
ujian adalah sebuah prestasi,dimana dengan ujian kualitas pendidikan akan
terukur dan akhirnya meningkat. Atas dasar hal tersebut, prestasi belajar
merupakan hal yang menarik utuk dikaji guna mengetahui prestasi belajar
peserta didik dalam mencapai hasil dan kualitas pendidikan itu sendiri.
Untuk mencapai hasil dan kualitas tersebut, maka dalam bab ini penulis
akan menguraikan tentang latar belakang pentingnya prestasi belajar yang
difokuskan pada prestasi belajar bahasa inggris peserta didik yang ada di
MAN Salatiga. Prestasi belajar bahasa inggris peserta didik ini diteliti
berdasarkan pertimbangan prestasi belajar bahasa inggris ujian nasional
peserta didik yang cukup vareatif, dimana hasil prestasi belajar bahasa
inggris ujian nasional kedepannya akan dijadikan acuan oleh perguruan
tinggi sebagai salah satu hal yang akan dipertimbangkan untuk dapat lulus
ujian masuk perguruan tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
melihat tiga faktor yang berhubungan antara prestasi belajar peserta didik,
yaitu motivasi berprestasi, English self efficacy dan jenis kelamin siswa
kelas XII di MAN Salatiga.
2
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan arus era globalisasi yang begitu cepat merupakan
sebuah tantangan, implementasinya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas sangat dibutuhkan agar mampu bersaing di dunia secara
global. Salah satu cara yang ditempuh untuk memajukan kualitas SDM
adalah melalui jalur pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan perlu
ditingkatkan.Pendidikan yang bermutu di Indonesia sudah mulai
dicanangkan sejak beberapa tahun terahir, dimana remaja adalah
bidikannya. Perkembangan teknologi begitu cepat membuat segala
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke
seluruh dunia pendidikan dalam siklus lima tahunan. Dengan demikian,
kehadiran globalisasi adalah kepastian. Dengan demikian sudah dapat
dipastikan bahwa globalisasi membawa dampak besar bagi dunia
pendidikan, termasuk pendidikan di Indonesia (www.balitbang
kemendikbud.go.id, Sawali (2013).
Untuk memperoleh proses tersebut remaja mendapatkannya di
bangku sekolah termasuk juga mereka yang berada di tingkat lanjutan.
Sementara itu, Sarwono (2002) menjelaskan bahwa dalam pembagian
sekolah yang perlu dilakukannya, adalah usia remaja yang berada dalam
tahap dimana mereka akan masa pendidikan ditingkat sekolah lanjutan,
dengan memberi prioritas pada pelajaran yang berkaitan dengan penalaran.
Begitu pula dengan pendapat Djiwandono (2002) belajar merupakan suatu
perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar
sendiri dapat melalu berbagai cara dan media, tergantung pada situasi yang
dihadapinya.
Berkaitan dengan proses belajar, semua kegiatan belajar yang
dilakukan individu tidak dapat terlepas dari prestasi belajar. Hal ini karena
setiap individu dalam kegiatan yag hendak dilakukan, tentunya mengharap
3
kegiatan tersebut menghasilkan suatu hasil atau prestasi yang baik.
Prestasi belajar merupakan penilaian terhadap sesuatu yang digunakan
untuk menilai hasil –hasil pengajaran yang diberikan dalam waktu tertentu
(Purwanto,1990).
Beberapa karya ilmiah dan literatur mengenai hasil penelitian yang
bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya bahasa Inggris serta
dipublikasikan dengan bahasa Inggris pula (Sinthia, 2011). Pengenalan
high technology, perangkat keras dan lunak seperti komputer, laptop,
internet yang menggunakan bahasa Inggris telah menjadikan status dan
penggunaan bahasa Inggris sebagai lingua franca dalam komunikasi bisnis
internasional (Gong, 2009).
Bahasa Inggris juga telah menjadi salah satu faktor kunci
penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta pengelolaan
bisnis.Untuk alasan ini, maka penting bahasa Inggris dipelajari dalam
berbagai kesempatan (Abdullah, 2006).Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Wang (2008) pada mahasiswa Cina menemukan penting bagi
mahasiswa untuk mempelajari bahasa Inggris karena merupakan batu
loncatan untuk pekerjaan dimasa depan. Mereka yang mampu menguasai
bahasa Inggris, memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bisa diterima
disekolah favorit, bekerja di dalam dan di luar negeri, jika dibandingkan
dengan individu yang prestasi bahasa Inggrisnya kurang baik.
Sementara itu,Adeniyi (2009) dalam penelitiannya terhadap
mahasiswa teknik perminyakan Yaman Hardhramout University,
menemukan bahwa sebagian besar lulusan dari Yaman Hardhramout
University ditolak ketika mengajukan permohonan untuk bekerja di
perusahaan minyak disebabkan kompetensi bahasa Inggris mereka rendah.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan menguasai bahasa
Inggris menjadi faktor yang penting dalam berkomunikasi dengan orang
4
lain dalam bahasa Inggris, memudahkanya mendapatkan pekerjaan dan
mengembangkan usahanya pada era perdagangan global (Baharum &
Tratiakov,2008). Bahasa Inggris adalah bahasa yang penting, seiring
dengan perkembangan dan perubahan pada kurikulum-kurikulum mulai
dari tahun ke tahun. Demikian halnya dari generasi ke generasi yaitu dari
tahun 1947 sampai tahun 2006, kemudian yang terakhir kurikulum 2013,
yang secara keseluruhan menuntut adanya prestasi belajar bahasa Inggris
perlu ditingkatkan karena bahasa Inggris merupakan bagian dari standard
kompetensi lulusan tersebut.
Pada umumnya begitu rendahnya kualitas pendidikan berimbas
terhadap prestasi belajar. Salah satu fenomenanya prestasi belajar dapat
dilihat dari nilai hasil Ujian Nasional (UN). Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh saat mengumumkan hasil akhir Ujian
Nasional 2013 untuk tingkat SMA dan sederajat di Jakarta, Kamis
(23/5/2013), mengatakan, tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan sederajat tahun 2013 mengalami penurunan,
dibandingkan tahun 2012. Tahun 2013 persentase kelulusan UN SMA
adalah 99,48%, sedangkan pada 2012 persentase kelulusan UN SMA
adalah 99,5%, dan persentase kelulusan UN SMA pada 2011 sebesar
99,51 persen. Berarti persentase kelulusan tahun 2013 turun 0,02% dari
tahun sebelumnya yang mencapai 99,5 persen (Hartono, 2013 dalam
kompas.com).
Sementara itu, terkait dengan prestasi belajar siswa, salah satu
masalah yang dihadapi oleh peserta didik MAN Salatiga adalah hasil
prestasi ujian nasional khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang
cenderung naik turun. Berikut ini adalah tingkat kelulusan siswa di MAN
Salatiga dari tahun ajaran 2010/2011 sampai dengan tahun ajaran
2013/2014 yang dapat diidentifikasi bahwa untuk pelajaran Bahasa Inggris
5
yang nilainya masih jauh dari harapan, walaupun sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal, berikut adalah tabelnya:
Tabel 1.1Nilai Murni UN Bahasa Inggris peserta didik MAN Salatiga
th ajaran 2010-2011
Prog. Studith 2011
Klasifikasi Rata-rata terendah tertinggi Std. deviasi %
IPA B 7.46 5.50 8.60 0.75 100
IPS B 7.09 4.50 8.40 0.82 100
BAHASA C 7.14 5.60 8.40 0.73 100
Sumber: Balitbang Kemendikbud Prov. Jateng Kamis (24/5/14).
Berdasarkan tabel diatas pada tahun ajaran 2010~2011 hasil nilai
ujian nasional untuk keempat program studi, khususnya mata pelajaran
bahasa Inggris berada pada klasifikasi B, dimana rata- rata diatas nilai 7
lebih artinya rata – rata nilai bahasa Inggris sudah melebihi batas minimal
kelulusan.
Tabel 1.2Nilai Murni UN Bahasa Inggris peserta didik MAN Salatiga
th ajaran 2011-2012
Prog. Studith 2012
Klasifikasi Rata-rata terendah tertinggi Std. deviasi %
IPA B 6.81 4.30 8.50 0.85 100IPS B 7.00 4.90 8.60 0.90 100
BAHASA B 6.57 5.10 8.30 0.95 100AGAMA C 6.20 4.50 7.20 0.63 100
Sumber: Balitbang Kemendikbud Prov. Jateng Kamis (24/5/14).
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2011~2012
hasil nilai ujian nasional mata pelajaran bahasa Inggris berada pada
klasifikasi B, tetapi rata- rata nilai 6 koma atau dibawah 7 artinya, rata –
rata nilai bahasa Inggris mengalami penurunan walaupun telah melebihi
batas minimal kelulusan.
6
Tabel 1.3Nilai Murni UN Bahasa Inggris peserta didik MAN Salatiga
th ajaran 2012-2013
Prog. Studith 2013
Klasifikasi Rata-rata
terendah tertinggi Std.deviasi
%
IPA B 6.61 4.20 8.80 1.13 100IPS C 6.02 3.80 8.20 0.89 100
BAHASA B 6.67 5.20 9.00 0.93 100AGAMA C 6.30 4.20 8.60 0.89 100
Sumber: Balitbang Kemendikbud Prov. Jateng Kamis (24/5/14).
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2012~2013
hasil nilai ujian nasional keempat program studi, untuk mata pelajaran
bahasa Inggris berada pada klasifikasi B & C, tetapi semua program studi
rata- rata nilai 6 koma atau dibawah 7 artinya, rata – rata nilai bahasa
Inggris mengalami penurunan walaupun telah melebihi batas minimal
kelulusan.
Tabel 1.4Nilai Murni UN Bahasa Inggris peserta didik MAN Salatiga
th ajaran 2013-2014
Prog. Studith 2014
Klasifikasi Rata-rata terendah tertinggi Std. deviasi %
IPA B 6.94 5.10 8.50 0.72 100IPS B 7.06 4.90 8.50 0.61 100
BAHASA C 5.82 4.60 8.20 0.79 100AGAMA C 5.89 4.60 8.00 0.89 100
Sumber: Balitbang Kemendikbud Prov. Jateng Kamis (24/5/14).
Tabel diatas pada tahun ajaran 2013-2014 hasil nilai ujian
nasionaluntuk keempat program studi, khususnya mata pelajaran bahasa
Inggris berada pada klasifikasi B & C, dimana rata- rata dibawah nilai 6
artinya, nilai bahasa Inggris terakhir mengalami penurunan, walaupun rata
– rata nilai bahasa Inggris sudah melebihi batas minimal kelulusan.
7
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut menunjukkan bahwa
tingkat kelulusan mata pelajaran Bahasa Inggris peserta didik MAN
Salatiga mencapai 100 %. Namun,kualitas prestasi belajar Bahasa Inggris
siswa MAN Salatiga masih kurang memuaskan.Oleh sebab itu, ada
masalah yang terkait dengan prestasi belajar bahasa Inggris di MAN
Salatiga.
Ada beberapa kemungkinan terjadinya penurunan prestasi belajar
Bahasa Inggris pertama, kemampuan ekonomi orang tua yang masih
belum memenuhi standar, sehingga akan menyebabkan motivasi belajar
kurang. Hal tersebut dapat membuat siswa kurang mempunyai
kepercayaan diri siswa. Berdasarkan catatan guru bimbingan konseling
tanggal 1 Juni 2014 peserta didik yang memperoleh Bantuan Siswa Miskin
(BSM) lebih banyak dari siswa yang mampu, yakni mencapai lebih dari 70
% penerima beasiswa miskin. Di samping itu, jumlah mata pelajaran yang
harus dikuasai lebih banyak dari sekolah pada umumnya.Walaupun
demikian, masih ada siswa menunjukkan prestasi belajar Bahasa Inggris
yang bagus pada umumnya mendapatkan beasiswa dari pihak sekolah
maupun pemerintah.
Hal tersebut memperlihatkan sisi positif yang dicapai dari kerja
keras guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas untuk secara kontinyu
meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas. Namun, sangat disayangkan
bahwa di tengah gemilangnya prestasi belajar yang diraih siswa, kurang
mendapat perhatian serius dari pemerintah kota Salatiga. Dalam hal ini
oleh Kanwil Jawa Tengah.Selain itu, pemerintah juga masih belum
membuat pendampingan dan umpan balik terhadap keberlanjutan prestasi
yang diraih oleh siswa secara memadai. Dengan kata lain, ada masalah
yang muncul terkait dengan kemampuan guru untuk mempertahankan dan
8
meningkatkan mutu pendidikan di MAN Salatiga melalui prestasi belajar
yang dicapai siswa sangat terbatas.
Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hal yang sangat
penting diperhatikan oleh setiap orang yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik itu guru di sekolah (terlibat langsung)
maupun orang tua di rumah (secara tidak langsung). Situasi ini disebabkan
oleh adanya prestasi belajar yang diraih peserta didik dari aktivitas belajar
baik berupa pengetahuan maupun keterampilan masih belum memuaskan
(ada yang baik dan ada yang masih kurang baik). Pada akhirnya prestasi
belajar tersebut dapat memengaruhi sikap dan tingkah laku peserta didik
(Nurwati,2009)
Kemudian Patty, (2014) mengemukakan bahwa fungsi utama
prestasi belajar antara lain: 1) sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, 2) sebagai lambang pemuasan
hasrat ingin tahu, 3) sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, 4)
sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan, 5)
dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Menurut penulis, prestasi belajar merupakan hal yang penting
untuk diteliti.Prestasi belajar merupakan salah satu faktor penting untuk
menentukan tingkat pengetahuan siswa. Dengan mengetahui tingkat
pengetahuan siswa, maka guru dapat mengukur sejauh mana pencapaian
dari sasaran belajar dimana belajar adalah sebuah proses dari yang belum
mengerti menjadi lebih faham.
Ada beberapa temuan yang menyatakan bahwa prestasi belajar di
pengaruhi oleh motivasi berprestasi yang dapat di lihat dari temuan
(Tella, 2007) berpendapat bahwa untuk meraih prestasi akademik yang
baik, banyak orang berpendapat perlunya memiliki kecerdasan yang tinggi
sebagai bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar.Agar dapat
9
menghasilkan prestasi yang optimal. Dalam situasi belajar yang sifatnya
kompleks dan menyeluruh serta melibatkan interaksi beberapa komponen,
sering ditemukan peserta didik yang tidak dapat mencapai prestasi
akademik yang setara dengan kecerdasannya, karena pada dasarnya
presatasi akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang
berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Motivasi
berprestasi merupakan daya pendorong dalam diri individu untuk berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi.
Sementara itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Menurut Walgito (2001), faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar self efficacysiswa terdiri dari: kesehatan
fisik, kelelahan, motivasi berprestasi, minat, konsentrasi, natural curiosity,
self confidence, self control, intelegensi, ingatan, tempat, peralatan belajar,
suasana, waktu belajar, kedisiplinan, dukungan sosial, dan pergaulan.
Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang turut
memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.Ini berarti bahwa
Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang penting untuk
diteliti dalam hubungannya dengan prestasi belajar siswa.
Pada suatu kesempatan, McClelland (dalam Wijono,2012) telah
jauh meneliti bahwa motivasi berprestasi sebagai kecenderungan individu
untuk berupaya mengarahkan tingkah laku dalam pencapaian prestasi,
Jadi jelas bahwa dalam bidang pendidikan salah satu aspek yang paling
penting adalah motivasi berprestasi yang mempunyai karakteristik
pengambilan risiko yang moderat (moderat risk),menginginkan umpan
balik (immediate feedback),puas terhadap prestasi (accomplishment),
keasyikan dengan tugas (preoccupation with the task).
Namun demikian, motivasi berprestasi memiliki korelasi yang erat
karena prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik ditentukan pula
10
oleh motivasi yang dimilikinya.Salah satu upaya meningkatkan motivasi
berprestasi dikalangan peserta didik adalah situasi yang kondusif bagi
peserta didik untuk belajar.Dengan demikian, karena motivasi berprestasi
merupakan hal yang penting dalam diri setiap individu, maka diharapkan
setiap siswamemiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
Ada beberapa penelitianyang menemukan bahwa motivasi
berprestasi memiliki peran yang besar dalam perkembangan anak usia
remaja. Lebih lanjut dinyatakan bahwa fungsi motivasi berprestasi salah
satunya yakni menolong dalam memberikan umpan balik (immediate
feedback) berkaitan dengan pelajaran di sekolah.Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Noya (2011) yang mengangkat tentang motivasi
berprestasi dan disiplin diri sebagai prediktor yang berpengaruh secara
simultan terhadap prestasi belajar mahasiswa di Institut Injil Indonesia
yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel motivasi
berprestasi dan disiplin dengan prestasi belajar.Begitu juga dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Gardner (2009) terhadap 694 siswa sekolah
menengah di Spanyol yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
signifikan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar (r=0.17,p<0.05).
Rasmi (2013) juga menyatakan bahwa motivasi berprestasi, baik itu
bersifat intrinsik maupun ekstrinsik, memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Adanya hubungan yang positif signifikan ini disebabkan oleh,
pertama, siswa memiliki karakteristik pengambilan resiko sedang,
sehubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan, serta siswa merasa
nyaman karena ada umpan balik ketika mengalami permasalahan
sehubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan di kelas, yang
semuanya memberikan pengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa.
Kedua, puas terhadap apayang diraih serta keasyikan tugas yang diberikan
11
oleh guru merupakan hal yang sangat penting dan mendukung
perkembangan individu, terutama sehubungan dengan peningkatan
prestasi belajar. Hal ini disebabkan oleh adanyakeasyikan yang terjadi
pada saat belajar sehingga meningkatkan kemampuan dari dalam diri
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses belajar.
Tetapi berbeda dengan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
Sulistiyawati Mariyanti, (2010) menghasilkan analisa data yang
menggunakan tekhnik analisis statistic chi-square test, diperoleh hasil dari
X2 = 4,800 dengan derajat kebebasan (dk) =2 dan P-value = 0,091 .dari
hasil tersebut P-value memiliki nilai yang lebih besar daripada a= 0,05 ,
dengan kata lain Ho tidak ditolak. Jadi kesimpulanya bahwa motivasi
berprestasi tinggi tidak berperan secara signifikan terhadap peningkatan
prestasi.Begitu juga dalam penelitian yang dilakukan oleh Utomo (Putra,
2012) menyatakan bahwa motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0.154;p>0.05. Abdullahi (2000), meneliti seribu mahasiswa yang
terdiri dari 665 wanita dan 335 pria di Universitas Nigeria menyatakan
bahwa motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Bakar,(2010) juga melakukan penelitian terhadap 1484 mahasiswa dengan
kesimpulan bahwa motivasi berprestasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar. Sementara itu,Zenzen (2002) melakukan
penelitian terhadap 99 siswa teknologi industri di daerah Minesota,
menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar r=0,200; p> 0.05.
Selain motivasi berprestasi,faktor penting yang menjadi pendorong
bagi seseorang atau siswa untuk dapat menjadi berkualitas atau memiliki
prestasi tinggi adalah dengan dimilikinya self-efficacy yang
tinggi.Bandura(dalam Putra, 2012) menyatakan bahwa efikasi diri sebagai
12
pertimbangan seseorang terhadap kemampuannya mengorganisasi dan
melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai prestasi
tertentu.
Menurut pendapat Matlin (dalam Sulistyawati, 2010) seseorang
yang memiliki self efficacy kuat, mampu mengatur kehidupan untuk lebih
berhasil.Seseorang yang self efficacy tinggi ketika awalnya kurang berhasil
mereka akan mencoba cara yang baru, dan mereka lebih keras. Ketika
masalah muncul, seseorang dengan self efficacy yang kuat tetap tenang
dalam menghadapi masalah dan mencari solusi, bukan memikirkan
kekurangan dari dirinya.self efficacy yang rendah dapat menghalangi
usaha meskipun individu memiliki keterampilan dan menyebabkan mudah
putus asa sehingga mengurangi prestasi belajarnya.
Sementara itu, Sudarmaji (Priyantoro, 2002) menyebutkan bahwa
efikasi diri memiliki peranan dalam pengendalian reaksi terhadap ancaman
dan tekanan, dimana keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya akan
menentukan individu akan mencoba mengatasi situasi yang sulit atau
tidak. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi akan melakukan usaha
yang lebih keras untuk mengatasi semua kesulitan. Individu akan berusaha
mengerahkan seluruh kemampuan sumber daya kognitif, motivasi, dan
menentukan atau merencanakan tindakan yang dibutuhkan untuk
mencapai situasi yang diinginkan dalam mencapai prestasi belajar bahasa
Inggris. Pada waktu yang lain Cervone, Schaumannn, & Scott (1994)
menyatakan bahwa individu akan menunjukkan efikasi diri yang tinggi
bila individu memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor personalnya mampu
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada untuk mencapai
prestasi.
Penelitian Takaki, Nishi, Shimoyama, Inada, Matsuyama,
Kumano, &Kuboki (2003) serta Rolf & Johnson (dalam Smet, 1994)
13
menyatakan efikasi diri yang negatif juga merupakan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar bahasa Inggrisnya.Harapan efikasi diri
yang tinggi terkait dengan prestasi yang lebih tinggi karena keyakinannya
tersebut mempengaruhi usaha-usaha seseorang meningkatkan prestasinya.
Selain hal tersebut Bandura (dalam Smet, 1994) juga menyatakan bahwa
self efficacyakan meningkatkan kemampuan seseorang, baik prestasi
formal maupun informal seorang individu serta mengaktifkan perubahan-
perubahan penampilan (performance) dalam diri individu tersebut.
Beberapa peneliti sebelumnya berpendapat bahwa self efficacydan
motivasi berprestasi memiliki peran terhadap munculnya sebuah prestasi,
Klasen & kuzucu (dalam Putra, 2012) bahwa self efficacydan motivasi
berprestasi akademik merupakan predictor yang kuat dari prestasi belajar.
Tetapi berbeda dengan penelitian Jamileh Rahemi, ( 2009 ) yang dilakukan
pada siswa humaniora terdapat ada hubungan negatif yang signifikan
antara self efficacydan motivasi berprestasi dengan prestasi akademik,
semakin tinggiself efficacydan motivasi berprestasi seorang siswa maka
semakin rendah tingkat prestasi akademiknya
Self efficacy, motivasi berprestasi khususnya pada mata pelajaran
bahasa Inggris sangatlah penting dalam menunjang prestasi belajar Bahasa
Inggris, berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tergerak untuk
meneliti tentang prestasi belajar bahasa Inggris di MAN Salatiga dengan
beberapa alasan di antaranya;peserta didik merupakan kumpulan individu
yang sedang dipersiapkan di pendidikan menengah untuk menjadi individu
intelektual yang berdaya saing tinggi, mampu bersaing memasuki dunia
pendidikan lebih lanjut, guna memajukan pembangunan bangsa pada
jenjang Nasional serta Internasional di era ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang sangat pesat ini,sehingga jika peserta didik memiliki
motivasi berprestasi danEnglish self efficacy rendah maka prestasi belajar
14
khususnya Bahasa Inggris akan rendah, dengan demikian sulit untuk
bersaingdalam era globalisasi yang kompetitif.
Berdasarkan berbagai fenomena dan hasil penelitian yang ada,
maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hubungan
motivasi berprestasi dan English self efficacydan jenis kelamin terhadap
prestasi belajar Bahasa Inggris Peserta didik kelas XII MAN
Salatiga,meskipun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini
memiliki sejumlah kesamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya,
tetapi yang membedakannya adalah variabel bebas ke-dua lebih spesifik,
yaitu English self efficacy yang merupakan prediktor prestasi belajar
Bahasa Inggris pula. Kemudian subjek penelitian yang diteliti dalam
penelitian ini menjalankan seluruh aktivitas pendidikan dan kehidupan
sehari-hari dalam ruang lingkup pendidikan Madrasah, serta begitu
menurunya hasil prestasi belajar bahasa Inggris. Hal inilah yang membuat
penelitian ini beda dengan penelitian sebelumnya di mana subjek dalam
penelitian-penelitian sebelumnya pada umumnya adalah siswa/mahasiswa
yang bersekolah di sekolah umum (misalnya SD, SMP, SMA) yang
notabene mata pelajaranya sedikit, tetapi di Madrasah Aliyah Negeri
terdapat tambahan mata pelajaran agama yang cukup banyak ditambah
beberapa muatan lokal, seperti otomotif, menjahit, dan teknik informatika.
Dalam penelitian ini, selain English self efficacy dan motivasi
berprestasi, variabel lain yang menarik untuk diteliti adalah jenis kelamin,
sehingga dapat dijadikan variabel untuk mendapatkan hasil yang
bervariasi dalam penelitian ini. Beberapa penelitian tentang pengaruh jenis
kelamin juga pernah diteliti sebelumnya seperti, Wasonga, dkk (2003)
juga melakukan penelitian tentang prestasi belajar siswa SMA di
perkotaan, dan menemukan bahwa jenis kelamin berpengaruh pada
prestasi belajar. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
15
dilakukan Zahroh (2008).Namun hasil penelitian yang berbeda
dikemukakan oleh Naderi, dkk, (2008), Reese dkk (2009), Noya (2011),
Heong dkk.(2011), serta penelitian yang dilakukan oleh Pambudiono,
Zubaidah, dan Mahanal (2012) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis kelamin.Berdasarkan
beberapa penelitian tentang jenis kelamin tersebut, penulis berkeinginan
untuk meneliti kembali tentang jenis kelamin dalam kaitannya dengan
prestasi belajar.Hal ini dikarenakan bahwa jika ditinjau kembali, jenis
kelamin selalu memberi kontribusi terhadap pencapaian
prestasi.Kontribusi jenis kelamin dapat berbeda satu dengan yang lainnya
dan juga dapat mempengaruhi prestasi seseorang.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan antara
motivasi berprestasi, dan English self efficacydan jenis kelamin terhadap
prestasi belajarBahasa Inggris di MAN Salatiga, maka penelitian ini akan
dilaksanakan di MAN Salatiga khususnya di kelas XII. Atas dasar
fenomena dan hasil penelitian yang ada, maka penulis ingin melakukan
penelitian lebih lanjut dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan motivasi berprestasi dan English self
efficacy dengan prestasi belajar siswa di MAN salatiga?
2. Apakah ada pengaruh interaksi motivasi berprestasi dan jenis
kelamin dengan prestasi belajar siswa di MAN Salatiga?
3. Apakah ada pengaruh interaksi English self efficacydan jenis
kelamin dengan prestasi belajar siswa MAN Salatiga?
16
4. Apakah Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin
pada siswa di MAN Salatiga?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan motivasi berprestasi dan English self efficacy dengan
prestasi belajar siswa di MAN salatiga?
2. Pengaruh interaksi motivasi berprestasi dan jenis kelamin dengan
prestasi belajar siswa di MAN Salatiga?
3. Pengaruh interaksi English self efficacy dan jenis kelamin dengan
prestasi belajar siswa MAN Salatiga?
4. Perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin pada siswa di
MAN Salatiga?
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep serta pola pikir kita tentang pengaruh
motivasi berprestasi dan English self efficacyterhadap prestasi belajar
Bahasa Inggris. Selain itu kiranya penelitian ini dapat menjadi acuan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Kepada lembaga penyelenggara pendidikan, hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai data awal untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik khususnya bahasa Inggris.
17
2. Kepada peserta didik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan dalam meningkatkan kualitas dan hasil belajar secara
pribadi.
3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
acuan pada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti
variabel motivasi berprestasi , variabel English self efficacyserta
variabel prestasi belajarBahasa Inggris.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, penulis
menyusun tulisan ini ke dalam beberapa bab, antara lain:
Bab I, dalam bab ini penulis menguraikan pendahuluan yang di
dalamnya membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II, dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teoritis
yang terdiri dari pengertian masing-masing variabel (XI, X2, X3 dan Y),
teori masing-masing variabel, aspek-aspek, faktor pengaruh, hasil-hasil
penelitian sebelumnya, model penelitian, serta hipotesis penelitian.
Bab III, dalam bab ini penulis menguraikan tentang variabel
penelitian, defenisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas
dan reliabilitas alat ukur, populasi dan sampel penelitian, serta teknik
analisis data.
Bab IV, dalam bab ini penulis menguraikan tentang deskripsi tempat
penelitian, karakteristik responden, hasil uji validitas dan reliabelitas alat
ukur, hasil pengukuran variabel, hasil uji statistik, serta diskusi.
Bab V, dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan
saran berdasarkan hasil penelitian.
18