26
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Isi Bahasan 2.1.1 Pengertian Perawatan Payudara Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil usia 7-9 bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk memperlancar pengeluaran ASI. Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan untuk fungsi uniknya dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir. Karena payudara mungkin meningkat beratnya lebih dari 1 pound, BH yang dapat menyangga payudara dengan baik digunakan untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8 minggu terjadi perubahan pada payudara berupa pembesaran payudara, terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh darah dipermukaan kulit bertambah serta melebar. Kelenjar- kelenjar motgomer daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol (Hamilton, 2005). Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini 3

PERAWATAN PAYUDARA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perawatan payudara

Citation preview

Page 1: PERAWATAN PAYUDARA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Isi Bahasan

2.1.1 Pengertian Perawatan Payudara

Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil usia 7-9

bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat

payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk memperlancar

pengeluaran ASI. Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan untuk fungsi uniknya

dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir. Karena payudara

mungkin meningkat beratnya lebih dari 1 pound, BH yang dapat menyangga payudara

dengan baik digunakan untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8 minggu terjadi

perubahan pada payudara berupa pembesaran payudara, terasa lebih padat, kencang,

sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh darah dipermukaan kulit bertambah serta

melebar. Kelenjar-kelenjar motgomer daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol

(Hamilton, 2005).

Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa

menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan

makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Anwar,

2008). Perawatan payudara saat hamil bisa dilakukan dengan cara sederhana, dan

dilakukan di rumah.

2.1.2 Tujuan Perawatan Payudara

Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi

Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga puting tidak mudah lecet

dan bayi mudah menyusu

Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar

Mempersiapkan produksi ASI

3

Page 2: PERAWATAN PAYUDARA

4

Prinsip

Dalam perawatan payudara harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

Dikerjakan dengan sistematis dan teratur

Menjaga kebersihan sehari-hari

Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil

Memakai bra yang bersih dan menopang payudara

Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan

2.1.3 Manfaat Perawatan Payudara

Manfaat perawatan payudara saat hamil diantaranya adalah:

1. Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,

2. Mencegah berbagai penyakit, seperti infeksi dan kelainan payudara,

3. Memperkuat puting susu agar bayi mudah untuk menyusu,

4. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara sehingga

produksi ASI lebih banyak dan lancar,

5. Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan melakukan

pengobatan secepatnya,

6. Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.

2.1.4 Cara Merawat Payudara

Cara Merawat Payudara

1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu.

2. Menggunakan BH yang menyokong payudara.

3. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar

puting setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari

puting susu yang tidak lecet.

4. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan Selama 24 jam. ASI di keluarkan

dan diminumkan menggunakan sendok.

Page 3: PERAWATAN PAYUDARA

5

5. Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6

jam.

6. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka ibu dapat

melakukan:

a. Pemgompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat

selama 5 menit.

b. Urut payudara dari arah pangkal ke putig atau gunakan sisir untuk mengurut

payudara dengan arah “Z” menuju puting.

c. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu

menjadi lunak.

d. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat mengisap seluruh

ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.

e. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

1. Masase payudara untuk pemeliharaan payudara

Bagi sebagian ibu, aktivitas menyusui sering dihubungkan dengan keindahan

payudara. Alasan ini yang membuat mereka enggan berlama-lama menyusui.

Pakar ASI Dr. utami Roesli Sp.A dalam sebuah seminar ASI mengungkapkan

bahwa sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah bentuk payudara, tapi proses

kehamilanlah yang menyebabkan perubahan itu. Dan bila ada keinginan untuk

mengembalikan bentuknya seperti saat masih gadis.

Namun, bukan berarti tidak ada cara membuat payudara agar tetap terlihat indah

dan kencang. Apalagi setelah persalinan dan di saat menyusui. Selain terlihat indah

perwatan payudara teratur akan memudahkan si kecil mengkonsumsi ASI.

Pemeliharaan ini juga meransang produksi ASI dan mengurangi resiko luka saat

menyusui.

Berikut ini kiat masase payudara yang dapat anda praktekkan sejak hari ke-2

usai persalinan, sebanyak 2 kali sehari. Cucilah tangan sebelum masase. Lalu

tuangkan minyak kedua belah tangan secukupnya. Pengurutan dimulai dengan ujung

jari, caranya :

Page 4: PERAWATAN PAYUDARA

6

a. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan dua

atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan

gerakan spiral pada daerah putting susu.

b. Selanjutnya buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara

dan berakhir pada putting susu diseluruh bagian payudara. Lakukan gerakan

seperti ini pada payudara kanan.

c. Gerakan selanjutnya letakkan kedua telapak tangan di antara dua payudara.

Urutlah dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan

keduanya perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali. Variasi lainnya

adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari diatas dan empat jari

lainnya dibawah. Peras dengan lembut payudara sambil meluncurkan kedua

tangan ke depan kearah puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara

kanan.

Page 5: PERAWATAN PAYUDARA

7

d. Lalu cobalah posisi tangan parallel. Sangga payudara dengan satu tangan,

sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah

pangkal payudara ke arah putting susu. Setelah itu, letakkan satu tangan di

sebelah atas dan satu lagi di bawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara

bersamaan kearah putting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini

sampai semua bagian payudara terkena urutan.

e. Semua gerakan itu bermanfaat melancarkan reflex pengeluaran ASI. Selain itu

jug merupakan cara efektif meningkatkan volume ASI. Terakhir yang tak kalah

penting, mencegah bendungan pada payudara.

2. Memerah ASI

Bagi para ibu-ibu menyusui baik yang masih bekerja ataupun yang sepenuhnya di

rumah, ada baiknya mengetahui tentang tehnik memerah ASI.

Alasan kenapa ASI perlu diperah adalah :

a. Bagi ibu pekerja, memerah ASI berarti menyediakan stok ASI untuk bayi

agar selalu mendapatkan ASI meskipun sang ibu tidak ada di

sampingnya.

Page 6: PERAWATAN PAYUDARA

8

b. Bagi ibu yang tidak bekerja, memerah ASI juga penting karena jika suatu

saat ibu dalam kondisi sakit dan tidak bisa memberikan ASI langsung

bagi banyinya, tentunya ASI eksklusif masih bisa dilakukan karena ibu

punya stok ASI untuk bayinya.

c. Mempertahankan suplai ASI, karena ASI dihasilkan sesuai kebutuhan

dan psikologis ibu. Semakin sering ASI diperah, semakin banyak ASI

yang diproduksi dan juga sebaliknya.

d. Mencegah ASI menetes atau merembes keluar di kala ibu dan bayi

berjauhan.

e. Menjaga agar putting susu dan areola agar tidak kering atau lecet.

Tiga tehnik memerah ASI adalah sebagai berikut :

a. Manual menggunakan tangan dan jari

Cara ini disukai karena cukup praktis dan tidak repot menyiapkan peralatan.

Cukup menyediakan tangan yang bersih dan wadah.

Caranya :

1. Cuci tangan sampai bersih

2. Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI

3. Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan

4. Letakkan ibu jari pada batas areola mammae dan letakkan jari telunjuk

pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan

5. Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak

kedua jari tadi

6. Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan

memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lacteferus

7. Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali

8. Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk

tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari

selalu berhadapan

9. Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah

dari semua bagian payudara

Page 7: PERAWATAN PAYUDARA

9

b. Menggunakan pompa manual

Pompa ini banyak tersedia dipasaran namun perlu dicermati bahwa ada

beberapa pompa yang tidak dianjurkan karena cara kerjanya meremas

sehingga dapat merusak jaringan payudara.

Cara memeras ASI menggunakan pompa, adalah sebagai berikut :

1. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat

yang ideal seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu

atau telepon masuk

2. Cuci tangan dengan air sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan

air

3. Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain seperti susu,

jus, teh/kopi, sup, dan disarankan minuman hangat agar membantu

menstimulasi payudara

4. Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi psikologis

akan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Menurut

penelitian, lebih dari 80% kegagalan adalah faktor ketegangan dan beban

target seberapa banyak ASI akan dihasilkan

5. Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau

konsultasi ke bidan atau klinik laktasi.

Page 8: PERAWATAN PAYUDARA

10

c. Menggunakan pompa listrik

Sebaiknya gunakan alat yang cara kerjanya mirip dengan cara menghisap

bayi. Tidak memutar dan memeras payudara.

2.1.5 Masalah dalam Menyusui

a. Abses payudara (mastitis)

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Ada dua jenis mastitis,yaitu

non-infective mastitis (hanya karena pembendungan ASI / milk statis ) dan

infective mastitis (telah terinfeksi bakteri). Lecet pada puting dan trauma

pada kulit juga dapat mengundang infeksi infeksi bakteri. Gejala yang

ditemukan adalah payudara menjadi merah,bengkak,kadang disertai rasa

nyeri dan panas,serta suhu tubuh meningkat. Di bagian dalam terasa ada

Page 9: PERAWATAN PAYUDARA

11

massa padat (lump) dan dibagian luarnya,kulit menjadi merah. Kejadian ini

terjadi pada massa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh

sumbatan saluran ASI yang berlanjut.

Keadaan tersebut dapat disebabkan beberapa hal, antara lain :

1. Kurangnya ASI yang dikeluarkan atau diisap

2. Pangisapan yang tidak efektif

3. Kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju

4. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang

besar,terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, antara lain :

1. Kompres hangat/panas dan lakukan pemijatan

2. Rangsang oksitosin dengan pemijatan punggung dan kompres

3. Pemberian antibiotik flucloxacillin atau erythromycin selama 7-10

hari

4. Bila perlu, istirahat total dan konsumsi obat untuk menghilangkan rasa

nyeri

5. Kalau sudah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh

disusukan karena mungkin akan memerlukan tindakan bedah.

Page 10: PERAWATAN PAYUDARA

12

b. Putting susu lecet

Seorang ibu sering menghentikan proses menyusui karena

putingnya sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah

mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah

terdapat infeksi candida (di mulut bayi). Jika gejala berikut ditemui, maka

berikan nistatin. Biasanya, kulit akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa

sakit yang menetap, dan kulit bersisik ( flaky).

Saat putting susu ibu lecet atau luka, ibu dapat melakukan beberapa

cara, antara lain:

a. Terus memberikan ASI pada bagian luka yang tidak begitu sakit.

b. Mengoles putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-

kali memberikan obat lain, seperti krim, salep.

c. Mengistirahatkan putting susu yang sakit untuk sementara waktu,

kurang lebih 1 x 24 jam dan biasanya akan sembuh dalam waktu

sekitar 2 x 24 jam.

d. Selama putting susu diistirahatkan, ASI tetap dikeluarkan dengan

tangan dan tidak dianjurkan dengan pompa karena akan nyeri.

e. Berikan ASI kepada bayi dengan sendok

f. Cuci payudara sekali saja dalam sehari dan jangan menggunakan

sabun.

Page 11: PERAWATAN PAYUDARA

13

c. Payudara bengkak

Pada payudara bengkak akan terlihat payudara odema, terasa sakit, putting

susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, ASI tidak keluar bila

diperiksa atau diisap, dan baadan demam setelah 24 jam. Hal ini

dikarenakan:

a. Produksi ASI meningkat

b. Terlambat menyusukan dini

c. Pelekatan kurang baik

d. Kurang sering mengeluarkan ASI.

Untuk merangsang reflex oksitosin, dapat dilakukan langkah-langkah berikut

ini:

a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

b. Ibu harus rileks

c. Dekatkan bayi kepada ibu agar ibu dapat memandangnya.

d. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)

menggunakan ibu jari dengan teknik gerakan memutar searah jarum

jam kurang lebih selama 3 menit.

e. Belai kedua lembut kedua payudara menggunakan minyak pelumas.

f. Pegang putting dengan dua jari pada arah yang berlawanan kemudian

putar putting searah jarum jam.

g. Kompres dengan air hangat dan dingin untuk mengurangi udem.

Page 12: PERAWATAN PAYUDARA

14

h. Pakai BH sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara, yang dapat

menyangga oayudara dengan baik.

i. Bila terlalu sakit, dapat diberikan obat analgesic parasetamol 500 mg.

d. Sindrom ASI kurang

Tanda-tanda yang mungkin ASI kurang antara lain :

1. Bayi tidak puas setiap kali menyusu , menyusu dengan waktu yang

sangat lama atau terkadang lebih cepat menyusu. Dikira produksi ASI

kurang , padahal karena bayi telah pandai menyusu.

2. Bayi sering menangis atau menolak jika disusui

3. Tinja bayi keras,kering, atau berwarna hijau

4. Payudara tidak membesar selama hammil atau ASI tidak datang

setelah bayi lahir.

Walaupun ada tanda-tanda tersebut, tapi tetap perlu diperiksa apakah tanda-

tanda tersebut dapat dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang ,

antara lain :

1. Berat badan bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan

2. Berat badan setelah lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali

3. Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam. Cairan urin

pekat,bau,dan berwarna kuning.

Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari

berdasarkan faktor penyebab berikut ini :

1. Faktor teknik menyusui

Keadaan ini yang paling sering dijumpai , antara lain karena masalah

frekuensi , pelekatan,penggunaan dot atau botol dll

2. Faktor psikologis

Inim juga sering terjadi. Biasanya ini erat kaitannya dengan pelekatan

antara ibu dan bayi atau karena ibu tidak dapat berkonsentrasi pada

perannya sebagai ibu, misalnya pada ibu yang berkarir sukses.

Page 13: PERAWATAN PAYUDARA

15

3. Faktor fisik ibu

Hal ini jarang dijumpai,misalnya karena penggunaan alat

kontrasepsi,hamil.merokok,kurang gizi dll

4. Afaktor kondisi bayi

Hal ini sangat jarang dijumpai,misalnya penyakit,abnormalitaS

BAYI.

Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat

dan bayi dapat terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan

tertentu ,ketika produksi ASI memang sangat tidak memadai,perlu

upaya lebih ,misalnyaI relaktasi dan bila perlu dapat dilakukan

pemberian ASI suplementer, yaitu dengan menggunakan pipa

nasogatik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada puting

untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI atau

susu formula.

2.2 Kegiatan Belajar

Penuntun Belajar Dalam Melakukan Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai

berikut:

0 : Perlu perbaikan : langkah atau tugas tidak di kerjakan dengan benar atau

dihilangkan.

1 : Mampu (dapat diterima dengan bimbingan) : langkah yang dikerjakan kurang

benar atau kurang tepat atau perlu bimbingan.

2 : Mahir : langkah yang dikerjakan benar dan tepat, tanpa ragu-ragu, sesuai

dengan urutan, tanpa bimbingan.

Page 14: PERAWATAN PAYUDARA

16

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

NIM :

Beri tanda checklist (√) pada kolom ini !

NO KOMPONENNILAI

0 1 2

A. PERSIAPAN ALAT

1. Baskom berisi air hangat

2. Wash lap

3. Handuk

4. Minuman hangat

5. Sampiran

6. Status pasien/ kertas dan alat tulis

B. PERSIAPAN RUANGAN

Pasang sampiran/ pintu dan jendela ditutup

C. PERSIAPAN IBU

1. Ibu diberitahu tujuan dan prosedur tindakan

yang akan dilakukan

2. Melepaskan pakaian atas dan BH

3. Ibu duduk di kursi, bayi didekatkan

4. Bantu ibu secara psikologis:

a. Tumbuhkan rasa percaya dirinya

b. Usahakan untuk mengurangi sumber rasa

takut/ kecemasan

c. Bantu ibu untuk mengembangkan pikiran

dan perasaan positif kepada bayinya.

D. PELAKSANAAN

1. Mencuci tangan

Page 15: PERAWATAN PAYUDARA

17

2. Mempersilahkan ibu untuk duduk dengan tenang, jika

memungkinkan dengan diikuti oleh seorang teman (suami)

yang memberika dukungan

3. Ibu dipersilahkan untuk menggendong bayinya agar terjadi

kontak kulit antara ibu dan bayinya. Ibu dapat menaruh

bayi di pangkuannya, namun jika tidak memungkinkan, ia

cukup melihatnya dari dekat

4. Ibu dipersilahkan untuk minum air hangat

5. Menghangatkan payudara ibu dengan menggunakan

kompres hangat, usapan air hangat, atau mandi dengan air

hangat

6. Memberikan rangsangan kepada payudara ibu dengan cara

menarik atau memutar-mutar puting susu dengan jari

7. Pijat dan elus payudara ibu dengan perlahan

8. Pijat bagian punggung ibu untuk merangsang reflex

oksitosin dengan cara:

a. Ibu membungkuk ke depan, serta duduk dan

bersandar pada meja dengan lengan terlipat dan

kepala diletakkan di atas tangannya. Payudara

dibiarkan menggantung dan terlepas dari kain

penutupnya.

b. Usap bagian punggug ibu, kemudian beri tekanan

memutar dengan ibu jari mengarah ke bagian

bawah sepanjang tulang belakang yang dimulai dari

leher dan punggung, kemudian kea rah bawah

selama 3 menit.

9. Pijat areola mamae untuk mengetahui bagaimana

pengeluaran ASI

10. Ajarkan teknik menyusu dan menyendawakan yang benar

11. Pakai BH yang menopang payudara

12. Observasi dan catat reaksi ibu

Page 16: PERAWATAN PAYUDARA

18

13. Membereskan alat

14. Mencuci tangan

TOTAL NILAI:

NILAI:……………………..

Dosen

( )

2.3 Rangkuman

Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil

usia 7-9 bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan

untuk merawat payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk

memperlancar pengeluaran ASI. Adapun tujuan dari perawatan payudara adalah

untuk memperlancar produksi ASI. Selain itu menguatkan payudara dan

mencegah agar putting susu lecet. Manfaat yang diperoleh dari perawatan

payudara adalah menjaga kebersihan vulva, mencegah berbagai penyakit,

merangsang kelenjar air susu, dan dapat mendeteksi adanya kelainan dan

melakukan pengobatan segera.

Cara-cara yang bisa digunakan untuk merawat payudara adalah dengan

menjaga kebersihan. Selain itu bisa juga dengan cara masase, memeras ASI, dan

untuk beberapa masalah yang terjadi selama masa nifas terdapat penangan

ataupun perawatan khusus sesuai dengan masalah yang terjadi.

2.4 Sumber Media yang Digunakan

1. Media elektronik : Laptop, LCD proyektor, kamera (untuk

pendokumentasian)

2. Media cetak : Literatur buku-buku ilmiah dan buku popular

Page 17: PERAWATAN PAYUDARA

19

2.5 Tes Akhir

Pilihan Ganda

1. Masalah yang biasa terjadi pada payudara ibu selama masa nifas dan menyusui,

kecuali….

a. Putting susu lecet

b. Payudara bengkak

c. Bayi tidak mau menyusu

d. Abses payudara / mastitis

Pilihan berikut untuk soal no.2…

1) Mengecek perlekatan ibu dan bayi

2) Membersihkan putting susu dengan sabun

3) Mengecek adanya infeksi candida

4) Mengobati luka lecet dengan salep

2. Dua hal yang perlu dilakukan oleh ibu ketika terjadi putting susu lecet yaitu….

a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 3 dan 4

d. 1 dan 4

Pilihan berikut untuk soal no.3…

1) Manual dengan tangan dan jari

2) Pompa manual

3) Pompa listrik

4) Pompa bimanual

3. Berikut cara-cara memerah ASI, yaitu…

a. 1, 2, dan 3

b. 1 dan 3

c. 2 dan 4

d. 4 saja

Page 18: PERAWATAN PAYUDARA

20

4. Apa yang di maksud mastitis?

a. Mastitis adalah peradangan pada payudara.

b. Mastitis adalah lecet pada payudara

c. Mastitis adalah pengecilan payudara

d. Mastitis adalah cacat payudara

Essay

1. Apa sajakah yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perawatan payudara

pada ibu nifas dan menyusui?

2. Bagaimana cara melakukan perawatan payudara normal pada ibu nifas dan

menyusui?

Bagaimana cara melakukan perawatan terhadap payudara yang bermasalah selama

masa nifas dan menyusui

2.6 Umpan Balik

Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban pada tes akhir. Kemudian, mengukur

tingkat penguasaan materi dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : Jumlah soal) x 100%

Arti tingkat penguasaan yang diperoleh :

Baik sekali = 90-100%

Baik = 80-89%

Cukup =70-79%

Kurang =0-69%

Bila tingkat penguasaan mencapai 80% ke atas, dapat dikatakan menguasai tumbuh

kembang anak. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80%, harus

mengulangi kegiatan belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.

2.7 Rancangan pengajaran remedial

1. Mahasiswa mendapat bimbingan dan pengarahan lebih lanjut secara intensif

2. Mahasiswa melakukan uji ulang