Upload
rahayu-pratiwi
View
900
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perawatan payudara
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Isi Bahasan
2.1.1 Pengertian Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil usia 7-9
bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat
payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk memperlancar
pengeluaran ASI. Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan untuk fungsi uniknya
dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir. Karena payudara
mungkin meningkat beratnya lebih dari 1 pound, BH yang dapat menyangga payudara
dengan baik digunakan untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8 minggu terjadi
perubahan pada payudara berupa pembesaran payudara, terasa lebih padat, kencang,
sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh darah dipermukaan kulit bertambah serta
melebar. Kelenjar-kelenjar motgomer daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol
(Hamilton, 2005).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa
menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan
makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Anwar,
2008). Perawatan payudara saat hamil bisa dilakukan dengan cara sederhana, dan
dilakukan di rumah.
2.1.2 Tujuan Perawatan Payudara
Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi
Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga puting tidak mudah lecet
dan bayi mudah menyusu
Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
Mempersiapkan produksi ASI
3
4
Prinsip
Dalam perawatan payudara harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
Dikerjakan dengan sistematis dan teratur
Menjaga kebersihan sehari-hari
Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil
Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan
2.1.3 Manfaat Perawatan Payudara
Manfaat perawatan payudara saat hamil diantaranya adalah:
1. Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,
2. Mencegah berbagai penyakit, seperti infeksi dan kelainan payudara,
3. Memperkuat puting susu agar bayi mudah untuk menyusu,
4. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara sehingga
produksi ASI lebih banyak dan lancar,
5. Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan melakukan
pengobatan secepatnya,
6. Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.
2.1.4 Cara Merawat Payudara
Cara Merawat Payudara
1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu.
2. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
3. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar
puting setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari
puting susu yang tidak lecet.
4. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan Selama 24 jam. ASI di keluarkan
dan diminumkan menggunakan sendok.
5
5. Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6
jam.
6. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka ibu dapat
melakukan:
a. Pemgompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat
selama 5 menit.
b. Urut payudara dari arah pangkal ke putig atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “Z” menuju puting.
c. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
d. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat mengisap seluruh
ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
e. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
1. Masase payudara untuk pemeliharaan payudara
Bagi sebagian ibu, aktivitas menyusui sering dihubungkan dengan keindahan
payudara. Alasan ini yang membuat mereka enggan berlama-lama menyusui.
Pakar ASI Dr. utami Roesli Sp.A dalam sebuah seminar ASI mengungkapkan
bahwa sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah bentuk payudara, tapi proses
kehamilanlah yang menyebabkan perubahan itu. Dan bila ada keinginan untuk
mengembalikan bentuknya seperti saat masih gadis.
Namun, bukan berarti tidak ada cara membuat payudara agar tetap terlihat indah
dan kencang. Apalagi setelah persalinan dan di saat menyusui. Selain terlihat indah
perwatan payudara teratur akan memudahkan si kecil mengkonsumsi ASI.
Pemeliharaan ini juga meransang produksi ASI dan mengurangi resiko luka saat
menyusui.
Berikut ini kiat masase payudara yang dapat anda praktekkan sejak hari ke-2
usai persalinan, sebanyak 2 kali sehari. Cucilah tangan sebelum masase. Lalu
tuangkan minyak kedua belah tangan secukupnya. Pengurutan dimulai dengan ujung
jari, caranya :
6
a. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan dua
atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan
gerakan spiral pada daerah putting susu.
b. Selanjutnya buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara
dan berakhir pada putting susu diseluruh bagian payudara. Lakukan gerakan
seperti ini pada payudara kanan.
c. Gerakan selanjutnya letakkan kedua telapak tangan di antara dua payudara.
Urutlah dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan
keduanya perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali. Variasi lainnya
adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari diatas dan empat jari
lainnya dibawah. Peras dengan lembut payudara sambil meluncurkan kedua
tangan ke depan kearah puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara
kanan.
7
d. Lalu cobalah posisi tangan parallel. Sangga payudara dengan satu tangan,
sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
pangkal payudara ke arah putting susu. Setelah itu, letakkan satu tangan di
sebelah atas dan satu lagi di bawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara
bersamaan kearah putting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini
sampai semua bagian payudara terkena urutan.
e. Semua gerakan itu bermanfaat melancarkan reflex pengeluaran ASI. Selain itu
jug merupakan cara efektif meningkatkan volume ASI. Terakhir yang tak kalah
penting, mencegah bendungan pada payudara.
2. Memerah ASI
Bagi para ibu-ibu menyusui baik yang masih bekerja ataupun yang sepenuhnya di
rumah, ada baiknya mengetahui tentang tehnik memerah ASI.
Alasan kenapa ASI perlu diperah adalah :
a. Bagi ibu pekerja, memerah ASI berarti menyediakan stok ASI untuk bayi
agar selalu mendapatkan ASI meskipun sang ibu tidak ada di
sampingnya.
8
b. Bagi ibu yang tidak bekerja, memerah ASI juga penting karena jika suatu
saat ibu dalam kondisi sakit dan tidak bisa memberikan ASI langsung
bagi banyinya, tentunya ASI eksklusif masih bisa dilakukan karena ibu
punya stok ASI untuk bayinya.
c. Mempertahankan suplai ASI, karena ASI dihasilkan sesuai kebutuhan
dan psikologis ibu. Semakin sering ASI diperah, semakin banyak ASI
yang diproduksi dan juga sebaliknya.
d. Mencegah ASI menetes atau merembes keluar di kala ibu dan bayi
berjauhan.
e. Menjaga agar putting susu dan areola agar tidak kering atau lecet.
Tiga tehnik memerah ASI adalah sebagai berikut :
a. Manual menggunakan tangan dan jari
Cara ini disukai karena cukup praktis dan tidak repot menyiapkan peralatan.
Cukup menyediakan tangan yang bersih dan wadah.
Caranya :
1. Cuci tangan sampai bersih
2. Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
3. Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
4. Letakkan ibu jari pada batas areola mammae dan letakkan jari telunjuk
pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan
5. Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak
kedua jari tadi
6. Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan
memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lacteferus
7. Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
8. Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk
tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari
selalu berhadapan
9. Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah
dari semua bagian payudara
9
b. Menggunakan pompa manual
Pompa ini banyak tersedia dipasaran namun perlu dicermati bahwa ada
beberapa pompa yang tidak dianjurkan karena cara kerjanya meremas
sehingga dapat merusak jaringan payudara.
Cara memeras ASI menggunakan pompa, adalah sebagai berikut :
1. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat
yang ideal seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu
atau telepon masuk
2. Cuci tangan dengan air sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan
air
3. Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain seperti susu,
jus, teh/kopi, sup, dan disarankan minuman hangat agar membantu
menstimulasi payudara
4. Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi psikologis
akan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Menurut
penelitian, lebih dari 80% kegagalan adalah faktor ketegangan dan beban
target seberapa banyak ASI akan dihasilkan
5. Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau
konsultasi ke bidan atau klinik laktasi.
10
c. Menggunakan pompa listrik
Sebaiknya gunakan alat yang cara kerjanya mirip dengan cara menghisap
bayi. Tidak memutar dan memeras payudara.
2.1.5 Masalah dalam Menyusui
a. Abses payudara (mastitis)
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Ada dua jenis mastitis,yaitu
non-infective mastitis (hanya karena pembendungan ASI / milk statis ) dan
infective mastitis (telah terinfeksi bakteri). Lecet pada puting dan trauma
pada kulit juga dapat mengundang infeksi infeksi bakteri. Gejala yang
ditemukan adalah payudara menjadi merah,bengkak,kadang disertai rasa
nyeri dan panas,serta suhu tubuh meningkat. Di bagian dalam terasa ada
11
massa padat (lump) dan dibagian luarnya,kulit menjadi merah. Kejadian ini
terjadi pada massa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh
sumbatan saluran ASI yang berlanjut.
Keadaan tersebut dapat disebabkan beberapa hal, antara lain :
1. Kurangnya ASI yang dikeluarkan atau diisap
2. Pangisapan yang tidak efektif
3. Kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju
4. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang
besar,terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Kompres hangat/panas dan lakukan pemijatan
2. Rangsang oksitosin dengan pemijatan punggung dan kompres
3. Pemberian antibiotik flucloxacillin atau erythromycin selama 7-10
hari
4. Bila perlu, istirahat total dan konsumsi obat untuk menghilangkan rasa
nyeri
5. Kalau sudah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh
disusukan karena mungkin akan memerlukan tindakan bedah.
12
b. Putting susu lecet
Seorang ibu sering menghentikan proses menyusui karena
putingnya sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah
mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah
terdapat infeksi candida (di mulut bayi). Jika gejala berikut ditemui, maka
berikan nistatin. Biasanya, kulit akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa
sakit yang menetap, dan kulit bersisik ( flaky).
Saat putting susu ibu lecet atau luka, ibu dapat melakukan beberapa
cara, antara lain:
a. Terus memberikan ASI pada bagian luka yang tidak begitu sakit.
b. Mengoles putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-
kali memberikan obat lain, seperti krim, salep.
c. Mengistirahatkan putting susu yang sakit untuk sementara waktu,
kurang lebih 1 x 24 jam dan biasanya akan sembuh dalam waktu
sekitar 2 x 24 jam.
d. Selama putting susu diistirahatkan, ASI tetap dikeluarkan dengan
tangan dan tidak dianjurkan dengan pompa karena akan nyeri.
e. Berikan ASI kepada bayi dengan sendok
f. Cuci payudara sekali saja dalam sehari dan jangan menggunakan
sabun.
13
c. Payudara bengkak
Pada payudara bengkak akan terlihat payudara odema, terasa sakit, putting
susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, ASI tidak keluar bila
diperiksa atau diisap, dan baadan demam setelah 24 jam. Hal ini
dikarenakan:
a. Produksi ASI meningkat
b. Terlambat menyusukan dini
c. Pelekatan kurang baik
d. Kurang sering mengeluarkan ASI.
Untuk merangsang reflex oksitosin, dapat dilakukan langkah-langkah berikut
ini:
a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b. Ibu harus rileks
c. Dekatkan bayi kepada ibu agar ibu dapat memandangnya.
d. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
menggunakan ibu jari dengan teknik gerakan memutar searah jarum
jam kurang lebih selama 3 menit.
e. Belai kedua lembut kedua payudara menggunakan minyak pelumas.
f. Pegang putting dengan dua jari pada arah yang berlawanan kemudian
putar putting searah jarum jam.
g. Kompres dengan air hangat dan dingin untuk mengurangi udem.
14
h. Pakai BH sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara, yang dapat
menyangga oayudara dengan baik.
i. Bila terlalu sakit, dapat diberikan obat analgesic parasetamol 500 mg.
d. Sindrom ASI kurang
Tanda-tanda yang mungkin ASI kurang antara lain :
1. Bayi tidak puas setiap kali menyusu , menyusu dengan waktu yang
sangat lama atau terkadang lebih cepat menyusu. Dikira produksi ASI
kurang , padahal karena bayi telah pandai menyusu.
2. Bayi sering menangis atau menolak jika disusui
3. Tinja bayi keras,kering, atau berwarna hijau
4. Payudara tidak membesar selama hammil atau ASI tidak datang
setelah bayi lahir.
Walaupun ada tanda-tanda tersebut, tapi tetap perlu diperiksa apakah tanda-
tanda tersebut dapat dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang ,
antara lain :
1. Berat badan bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan
2. Berat badan setelah lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
3. Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam. Cairan urin
pekat,bau,dan berwarna kuning.
Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari
berdasarkan faktor penyebab berikut ini :
1. Faktor teknik menyusui
Keadaan ini yang paling sering dijumpai , antara lain karena masalah
frekuensi , pelekatan,penggunaan dot atau botol dll
2. Faktor psikologis
Inim juga sering terjadi. Biasanya ini erat kaitannya dengan pelekatan
antara ibu dan bayi atau karena ibu tidak dapat berkonsentrasi pada
perannya sebagai ibu, misalnya pada ibu yang berkarir sukses.
15
3. Faktor fisik ibu
Hal ini jarang dijumpai,misalnya karena penggunaan alat
kontrasepsi,hamil.merokok,kurang gizi dll
4. Afaktor kondisi bayi
Hal ini sangat jarang dijumpai,misalnya penyakit,abnormalitaS
BAYI.
Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat
dan bayi dapat terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan
tertentu ,ketika produksi ASI memang sangat tidak memadai,perlu
upaya lebih ,misalnyaI relaktasi dan bila perlu dapat dilakukan
pemberian ASI suplementer, yaitu dengan menggunakan pipa
nasogatik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada puting
untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI atau
susu formula.
2.2 Kegiatan Belajar
Penuntun Belajar Dalam Melakukan Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai
berikut:
0 : Perlu perbaikan : langkah atau tugas tidak di kerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
1 : Mampu (dapat diterima dengan bimbingan) : langkah yang dikerjakan kurang
benar atau kurang tepat atau perlu bimbingan.
2 : Mahir : langkah yang dikerjakan benar dan tepat, tanpa ragu-ragu, sesuai
dengan urutan, tanpa bimbingan.
16
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Beri tanda checklist (√) pada kolom ini !
NO KOMPONENNILAI
0 1 2
A. PERSIAPAN ALAT
1. Baskom berisi air hangat
2. Wash lap
3. Handuk
4. Minuman hangat
5. Sampiran
6. Status pasien/ kertas dan alat tulis
B. PERSIAPAN RUANGAN
Pasang sampiran/ pintu dan jendela ditutup
C. PERSIAPAN IBU
1. Ibu diberitahu tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
2. Melepaskan pakaian atas dan BH
3. Ibu duduk di kursi, bayi didekatkan
4. Bantu ibu secara psikologis:
a. Tumbuhkan rasa percaya dirinya
b. Usahakan untuk mengurangi sumber rasa
takut/ kecemasan
c. Bantu ibu untuk mengembangkan pikiran
dan perasaan positif kepada bayinya.
D. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
17
2. Mempersilahkan ibu untuk duduk dengan tenang, jika
memungkinkan dengan diikuti oleh seorang teman (suami)
yang memberika dukungan
3. Ibu dipersilahkan untuk menggendong bayinya agar terjadi
kontak kulit antara ibu dan bayinya. Ibu dapat menaruh
bayi di pangkuannya, namun jika tidak memungkinkan, ia
cukup melihatnya dari dekat
4. Ibu dipersilahkan untuk minum air hangat
5. Menghangatkan payudara ibu dengan menggunakan
kompres hangat, usapan air hangat, atau mandi dengan air
hangat
6. Memberikan rangsangan kepada payudara ibu dengan cara
menarik atau memutar-mutar puting susu dengan jari
7. Pijat dan elus payudara ibu dengan perlahan
8. Pijat bagian punggung ibu untuk merangsang reflex
oksitosin dengan cara:
a. Ibu membungkuk ke depan, serta duduk dan
bersandar pada meja dengan lengan terlipat dan
kepala diletakkan di atas tangannya. Payudara
dibiarkan menggantung dan terlepas dari kain
penutupnya.
b. Usap bagian punggug ibu, kemudian beri tekanan
memutar dengan ibu jari mengarah ke bagian
bawah sepanjang tulang belakang yang dimulai dari
leher dan punggung, kemudian kea rah bawah
selama 3 menit.
9. Pijat areola mamae untuk mengetahui bagaimana
pengeluaran ASI
10. Ajarkan teknik menyusu dan menyendawakan yang benar
11. Pakai BH yang menopang payudara
12. Observasi dan catat reaksi ibu
18
13. Membereskan alat
14. Mencuci tangan
TOTAL NILAI:
NILAI:……………………..
Dosen
( )
2.3 Rangkuman
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu hamil
usia 7-9 bulan (Depkes, 1991). Perawatan payudara merupakan suatu tindakan
untuk merawat payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk
memperlancar pengeluaran ASI. Adapun tujuan dari perawatan payudara adalah
untuk memperlancar produksi ASI. Selain itu menguatkan payudara dan
mencegah agar putting susu lecet. Manfaat yang diperoleh dari perawatan
payudara adalah menjaga kebersihan vulva, mencegah berbagai penyakit,
merangsang kelenjar air susu, dan dapat mendeteksi adanya kelainan dan
melakukan pengobatan segera.
Cara-cara yang bisa digunakan untuk merawat payudara adalah dengan
menjaga kebersihan. Selain itu bisa juga dengan cara masase, memeras ASI, dan
untuk beberapa masalah yang terjadi selama masa nifas terdapat penangan
ataupun perawatan khusus sesuai dengan masalah yang terjadi.
2.4 Sumber Media yang Digunakan
1. Media elektronik : Laptop, LCD proyektor, kamera (untuk
pendokumentasian)
2. Media cetak : Literatur buku-buku ilmiah dan buku popular
19
2.5 Tes Akhir
Pilihan Ganda
1. Masalah yang biasa terjadi pada payudara ibu selama masa nifas dan menyusui,
kecuali….
a. Putting susu lecet
b. Payudara bengkak
c. Bayi tidak mau menyusu
d. Abses payudara / mastitis
Pilihan berikut untuk soal no.2…
1) Mengecek perlekatan ibu dan bayi
2) Membersihkan putting susu dengan sabun
3) Mengecek adanya infeksi candida
4) Mengobati luka lecet dengan salep
2. Dua hal yang perlu dilakukan oleh ibu ketika terjadi putting susu lecet yaitu….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan 4
Pilihan berikut untuk soal no.3…
1) Manual dengan tangan dan jari
2) Pompa manual
3) Pompa listrik
4) Pompa bimanual
3. Berikut cara-cara memerah ASI, yaitu…
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
20
4. Apa yang di maksud mastitis?
a. Mastitis adalah peradangan pada payudara.
b. Mastitis adalah lecet pada payudara
c. Mastitis adalah pengecilan payudara
d. Mastitis adalah cacat payudara
Essay
1. Apa sajakah yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perawatan payudara
pada ibu nifas dan menyusui?
2. Bagaimana cara melakukan perawatan payudara normal pada ibu nifas dan
menyusui?
Bagaimana cara melakukan perawatan terhadap payudara yang bermasalah selama
masa nifas dan menyusui
2.6 Umpan Balik
Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban pada tes akhir. Kemudian, mengukur
tingkat penguasaan materi dengan rumus sebagai berikut :
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : Jumlah soal) x 100%
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh :
Baik sekali = 90-100%
Baik = 80-89%
Cukup =70-79%
Kurang =0-69%
Bila tingkat penguasaan mencapai 80% ke atas, dapat dikatakan menguasai tumbuh
kembang anak. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80%, harus
mengulangi kegiatan belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.
2.7 Rancangan pengajaran remedial
1. Mahasiswa mendapat bimbingan dan pengarahan lebih lanjut secara intensif
2. Mahasiswa melakukan uji ulang