58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping itu juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya. Untuk mewujudkan paradigma sehat ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi/harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu Indonesia sehat 2010. Indonesia sehat 2010 anak dari gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku

Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah

satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia,

disamping itu juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri.

Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya

serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya.

Untuk mewujudkan paradigma sehat ditetapkan visi, yaitu

gambaran, prediksi/harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia

pada masa yang akan datang, yaitu Indonesia sehat 2010.

Indonesia sehat 2010 anak dari gambaran masyarakat Indonesia

dimasa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku

sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi-

tingginya. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi

terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedia

air bersih, sanitasi lingkungan memadai, perumahan dan pemukiman

sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan dan kehidupan

masyarakat saling tolong-menolong.

Perilaku sehat merupakan perilaku proaktif untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,

Page 2: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam

gerakkan kesehatan masyarakat.

Untuk mewujudkan Visi Indonesia sehat 2010 tersebut

ditetapkan misi pembangunan kesehatan diantaranya menggerakkan

pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, memelihara

dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya.

Berdasarkan tujuan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu

untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang

optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum sesuai dengan UUD

1945. Dipandang dari pernyataan tersebut maka ilmu pengetahuan

merupakan syarat penting yang harus dimiliki oleh individu dalam

dalam usaha untuk mencapai tujuan sistem kesehatan nasional (SKN).

Ilmu pengetahuan itu sendiri merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dan mendukung terselenggaranya Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) Dengan demikian individu harus selalu berusaha untuk

memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan

selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan

sesuai dan potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk menambah/

memperbanyak pengetahuan dan pengalamannya. Dengan ilmu

Page 3: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

pengetahuan yang dimilikinya diharapkan individu dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu upaya di atas dilakukan bertujuan untuk tercapainya tujuan

utama sistem kesehatan nasional ( SKN) yaitu peningkatan kemampuan

masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam menghadapi/

menyelesaikan masalah khususnya dalam bidang kesehatan.

Demikian halnya dalam lingkup perawatan kebidanan, masih

sering ditemukan berbagai permasalahan pada masa nifas, khususnya

dalam hal perawatan payudara. Untuk itu dalam upaya penyelesaian

permasalahan tersebut, maka harus diketahui seberapa jauh

pengetahuan yang ditunjukkan oleh itu tentang perawatan payudara

setelah melahirkan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil masalah

tentang pengetahuan klien (Ibu Post Partum) terhadap prosedur

perawatan payudara sebagai obyek penelitian. Dari pengalaman penulis

selama ini, ternyata banyak Ibu Post Partum yang tidak memiliki

pengetahuan/pengalaman mengenai hal tersebut. Untuk itu sangat

penting sekali diajarkan bagaimana cara/prosedur dari peratawan

payudara dalam hal ini massage payudara dan juga tujuan manfaat dari

massage payudara kepada Ibu-ibu Post Partum yang belum

mengetahuinya.

Page 4: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

Berbicara tentang tindakan massage payudara tentu tidak

terlepas dari akibat apabila tidak dilakukan massage payudara, antara

lain "Produksi ASI tidak lancar, payudara bengkak, saluran susu

tersumbat, mastitis dan abses payudara. Untuk mencegah dan

menghindari hal tersebut maka penting bagi klien (Ibu Post Partum)

untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam hal massage

payudara.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan menilai sejauhmana tingkat pengetahuan

klien (Ibu Post Partum) terhadap prosedur perawatan payudara

dan tujuan / manfaat dari tindakan perawatan payudara.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Penulis dapat mengetahui sejauh mana tingkat

pengetahuan klien (Ibu Post Partum) terhadap prosedur

perawatan payudara.

1.2.2.2 Penulis dapat mengetahui sejauh mana tingkat

pengetahuan klien (Ibu Post Partum) mengerti tentang

tujuan/manfaat dari perawatan payudara.

Page 5: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

1.2.2.3 Penulis dapat mengetahui sejauh mana klien (Ibu Post

Partum) dapat melaksanakan tindakan perawatan

payudara secara mandiri sesuai dengan prosedur.

1.3 Masalah Penelitian

1.3.1 Pernyataan Masalah

1.3.1.1 Sejauh mana tingkat pengetahuan klien (Ibu Post

Partum) terhadap prosedur perawatan payudara di ruang

Mawar RSU A. Wahab Syahranie Samarinda

1.3.1.2 Apakah ada hubungan bermakna antara pengetahuan

teori dengan kemampuan melaksanakan prosedur

perawatan payudara.

1.3.2 Hipotesa

Ada hubungan bermakna antara pengetahuan teori tentang

prosedur perawatan payudara dengan pelaksanaan perawatan

payudara pada semua pasien post partum.

1.4 Kerangka Konsep

Adapun konsep yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah

pendekatan model sistem. Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari

berbagai unsur atau komponen atau bagian dari lingkungan yang

mempunyai makna dan tujuan bersama (clark, 1984). Model sistem

terdiri atas input proses dan output.

Page 6: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

Kerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Input Proses Output

1.5 Definisi Operasional

1.5.1.1 Klien (post partum) adalah keadaan seseorang pada masa

sesudah berakhir hingga pulihnya kembali organ reproduksi

eksternal dan internal.

1.5.1.2 Pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman dan

pemahaman seseorang yang telah dipadukan secara harmonis

dan telah di uji kebenarannya.

1.5.1.3 Perawatan payudara adalah suatu prosedur pengurutan

payudara yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi : * Faktor intrinsik

- Pendidikan - Sumber informasi - Riwayat

persalinan

* Faktor ekstrinsik - Alat perawatan

payudara - Waktu - Peran bidan/

perawat

Perawatan post partum - Perawatan

payudara

Tingkat pengetahuan : - Pengetahuan baik - Pengetahuan cukup - Pengetahuan kurang

baik - Tidak mengetahu

sama sekali

Page 7: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

dan mencegah tersumbatnya saluran-saluran sehingga

memperlancar pengeluaran ASI.

1.5.1.4 Prosedur perawatan payudara adalah langkah-langkah yang

dilakukan secara bertahap dalam melakukan massage payudara.

1.5.2 Definisi Operasional

1.5.2.1 Klien (post partum) adalah semua klien (Ibu Post

Partum) yang dirawat sebagai sasaran penelitian di ruang

mawar RSU. A. Wahab Syahranie Samarinda

1.5.2.2 Pengetahuan adalah perilaku yang ditampilkan oleh

klien (Ibu Post Partum) dan sesudah terintegrasi dengan

pemahaman dan keterampilan serta sikap yang dapat

diukur dengan melakukan tindakan massage payudara

sesuai prosedur.

1.5.2.3 Pengetahuan baik adalah bila jumlah presentase klien

yang mengerti/memiliki pengetahuan dan pengalaman

tentang prosedur perawatan payudara antara 76-100 %

dari seluruh populasi serta mampu melakukan prosedur

perawatan payudara secara mandiri.

1.6 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian

yang hanya pada sejauhmana tingkat pengetahuan klien (Ibu Post

Page 8: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

Partum) prosedur perawatan payudara di ruang RSU. A. Wahab

Syahranie Samarinda.

1.7 Guna / Manfaat Penelitian

1.7.1 Bagi khasanah ilmu pengetahuan

Diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi pengembangan

ilmiah, khususnya ilmu pengetahuan.

1.7.2 Bagi peneliti

Merupakan pengalaman bagi peneliti sebagai dasar untuk

mengembangkan kemampuan diri di masa yang akan datang.

1.7.3 Bagi klien

Meningkatkan kesadaran klien untuk selalu berusaha

mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman

perawatan payudara yang dimilikinya. Dan diharapkan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 9: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anatomi Payudara

Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada

masa laktasi akan mengeluarkan ASI. Payudara terletak pada fasia

supervisialis diantara sternum dan axilla melebar dari iga kedua sampai

iga ketujuh. Payudara terdiri dari corpus mamae, puting dan aerola

corpus payudara terletak dari jaringan kelenjar, ductus tubulus alveolus

dan jaringan ikat, lemak pembuluh darah, pembuluh limfe dan sara.

Corpus payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Tiap lobus terdiri dari

20 - 40 lobulus dan tiap lobulus teridi dari 10 - 100 alveolus. Masing-

masing kelenjar tubulo alveolus tersebut bermuara ke duktus laktiferus

yang kemudian agak melebar fungsi payudara.

2.1.1 Untuk pengeluaran ASI pada masa laktasi

2.1.2 Simbol kewanitaan (sek apeal)

Pertumbuhan payudara dimulai sejak pubertas yang

dipengaruhi oleh pengeluaran hormon estrogen dan progesteron

yang dihasilkan ovarium, lama kelamaan payudara akan

berkembang penuh penimbunan lemak akan menimbulkan

pembesaran yang tetap.

Page 10: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

Besarnya payudara, berbentuk serta ukurannya dipengaruhi

oleh nutrisi, keturunan dan hormon-hormon wanita yang

dihasilkan. Pada saat akan menstruasi estrogen akan merangsang

hyperplasi dan sekresi , saat itu payudara akan dirasakan penuh,

tegang dan berat. Setelah menstruasi terjadi penurunan sel

steroid dan keadaan payudara kembali normal. Demikian pula

pada saat kehamilan akan terbentuk hormon estrogen,

progesteron, kortiko streoid, hormon-hormon hypophyse dan

laktogen placenta. Pada saat nifas setelah placenta lahir maka

kadar estrogen menurun dengan cepat dan terjadi peningkatan

prolaktin yang merangsang pengeluaran air susu.

Selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan

menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bayi baru

lahir. Setelah melahirkan ketika hormon yang dihasilkan

placenta tidak ada lagi, untuk menghambatnya kelenjar pitvitari

mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik) sampai hari ketiga

setelah melahirkan terbukti adanya efek prolaktin pada payudara.

Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah

menyebabkan hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-sel yang

menghasilkan ASI mulai berfungsi dan ASI mulai mencapai

puting melalui saluran susu menggantikan kolostrum yang telah

Page 11: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

mendahuluinya dan kemudian laktosi dimulai. (Asuhan

kesehatan anak dalam konteks keluarga, Depkes RI 1993).

Tabel di bawah ini menggambarkan komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI.

Kolostrum

(1-3 hari)

ASI Transisional

(peralihan ) 3 - 10

ASI Matur

Setelah 10 hari

(K kal)

Laktosa ( g / 100 ml)

Lemak ( g / 100 ml)

Protein ( g / 100 ml)

Mineral ( g / 100 ml)

Imunoglobin (Mg/100 ml) 19 A

1 g B

1 g M

Lisosim ( Mg / 100 ml)

Laktoferin

57,0

6,5

2,9

1,195

0,3

335,9

5,9

17,1

14,2 - 16,4

420 - 520

63,0

6,7

3,6

0,965

0,3

65,0

7,0

3,8

1,324

0,2

119,6

2,9

2,9

24,3 - 27,5

250 - 270

2.2 Fisiologi Laktasi

Dua faktor yang diatur oleh hormon terlihat yaitu produksi air

susu (prolaktin) dan pengeluaran air susu (oksitosin).Dalam fisiologi

laktasi, prolaktin suatu suatu hormon yang disekresi oleh gradula

pitvitari anterior, penting untuk produksi air susu ibu, tetapi walaupun

kadar hormon ini didalam sirkulasi maternal meningkat selama

kehamilan. Bekerjanya hormon ini dihambat oleh hormon placenta pada

akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan progresteron

Page 12: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

beranggsur-anggsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan

diaktifkannya prolaktin..

Terjadi suatu kenaikan pemasokan darah yang beredar lewat

payudara dan dapat diekstraksi bahan penting untuk pembentukan air

susu. Globulin, lemak dan molekul-molekul protein dari dasar-dasar sel

sekretoris akan membengkakkan acini dan mendorongnya menuju

ketubuli laktifer.

Kenaikan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dengan

demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi itu perlu

memberikan air susu 2 sampai 3 kali setiap jam agar pengaruhnya

benar-benar efektif. Kadar prolaktin paling tinggi adalah pada malam

hari, dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada

malam hari, yang biasa memang demikian, maka metode-metode

konstrasepsi yang lebih realibel harus dipakai apabila ingin

menghindari kehamilan.

Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel

sekretorik ke papila mamae yaitu tekanan dari belakang dan refleks

neurohormonal. Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan

mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan penghisapan

oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.

Apabila bayi yang disusui, maka gerakan penghisap yang

berirama akan menghasilkan rangsangan yang terdapat di dalam

Page 13: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

glandula pitvitari posterior. Akibat langsung reflek ini adalah

dikeluarkannya oksitosim dari piutitari posterior. Hal ini akan

menyebabkan sel-sel nieopitel (asel-sel keranjang atau sel-sel laba-laba)

disekitar alveoli akan berkonstraksi dan mendorong air susu masuk ke

dalam vasa laktifer. Dan dengan demikian lebih banyak air susu yang

mengalir kedalam ampullae (Anatomi & fisiologi terapan dalam

kebidanan edisi 3, 1997).

Sedangkan dari buku lain dijelaskan bahwa setelah bayi

dilahirkan, hilangnya sekresi estrogen dan progresteron oleh placenta

yang tiba-tiba memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar

hipofisis ibu untuk mengambil peran dalam memproduksi air susu.

Ketika bayi menghisap pertama kali, bayi sebenarnya tak menerima

susu. Implus sensori harus ditransmisikan melalui saraf somatik dari

puting susu ke mendula spinalis dan kemudian ke hipothalamus dan

menyebabkan sekresi oxitosin pada saat yang bersamaan ketika

hipothalamus menyekresi prolaktin. Oksitosin kemudian dibawa dalam

darah ke kelanjar payudara, dimana oxitosin menyebabkan sel-sel

mioepitel yang menggelilingi dinding luar alveoli berkontraksi dengan

demikian mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus, kemudian

hisapan bayi menjadi efektif dalam mengalirkan sap payudara air susu.

Jadi dalam waktu 30 detik sampai 1 menit setelah bayi mengisap

Page 14: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

payudara air susu mulai mengalir. Proses ini disebut ejeksi air susu/

pengeluaran (let - down) air susu (fisiolagi kedokteran, edisi 9, 1997).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan air susu ibu

adalah :

a) rangsangan otot-otot buah dada

b) keteraturan akan menghisap

c) keadaan ibu dan

d) makanan, juga istirahat ibu

2.3 Penatalaksanaan ASI

Persiapan pembentukan ASI sudah dimulai sejak awal kehamilan.

Status nutrisi ibu dalam kehamilan mempengaruhi proses laktasi.

Walaupun nutrisi itu penting dalam kehamilan, ada faktor lain yang

turut menentukan keberhasilan proses laktasi seperti faktor psikologis

ibu dan keadaan buah dada khususnya puting susu.

a) Manfaat ASI

- ASI mengandung hampir semua zat gizi yang

diperlukan oleh bayi dengan komposisi yang sesuai dengan

kebutuahan bayi.

- ASI mengandung antibodi / zat penolak yang dapat

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.

Page 15: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

- ASI lebih aman dari kontaminasi, karena diberikan

langsung kemungkinan tercermar zat berbahaya lebih kecil.

- Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.

- Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak

mengandung beta laktoglobulin.

- ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik.

- ASI dapat dipakai sebagai perantara untuk menjalin

hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.

- ASI ekonomis, praktis setiap waktu pada suhu yang

ideal dan dalam keadaan segar.

- Kemungkinan bayi tersedak ASI kecil sekali karena

payudara ibu telah diciptakan sedemikian rupa.

- Proses laktasi dapat membantu menjarangkan

kehamilan.

b) Aspek kejiwaan pada laktasi

Aspek kejiwaan dalam pemberian ASI pada anak akan

menghasilkan kepuasan fisik yaitu ASI diperlukan untuk

pertumbuhan anak, kepuasana psikis/rasa aman untuk

mengembangkan kualitas perilaku dan kepribadian serta

kemampuan dirinya, proses belajar karena bayi harus berjuang

dalam menyesuaikan mulutnya dengan payudara ibu, mulai dari

Page 16: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

mencapai puting payudara, kemudian menghisapnya. Bayi harus

mengerahkan tenaga dan mengatur lidah dan rahangnya agar dapat

menghisap ASI dengan kuat. Pada sisi lain, ibu yang berhasil

menyusui bayinya akan menimbulkan hal - hal sebagai berikut :

- Puas, bangga dan bahagia, karena dapat memberikan sesuatu dari

dirinya sendiri.

- Naluri keibuan tersalurkan

- Kesempatan terbaik untuk mendidik anak karena ibulah yang

merupakan orang pertama yang berhubungan dengan bayinya.

c) Menyusui dan tumbuh kembang anak

Pentingnya menyusui bayi sudah tidak diragukan lagi. Karena ASI

telah diakui dan terbukti merupakan makanan tunggal ideal untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai usia 4-6 bulan

pertama dan selanjutnya ASI tetap diberikan terus sampai anak

berusia 2 tahun

2.4 Reflek Mengisap

Ketika bayi menghisap puting susu ibu, maka akan terjadi reflek

pada ibu itu sendiri, yaitu :

2.4.1 Reflek Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, rangsangan dari ujung saraf sensoris

puting susu dikirim ke hipothalamus yang akan memacu

Page 17: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

keluarnya hormon prolaktin yang kemudian merangsang sel

kelenjar memproduksi ASI. Meyusukan dengan kerap adalah

cara terbaik untuk mendapatkan ASI dalam jumlah banyak.

2.4.2 Let Down Reflek

Keluarnya ASI karena interaksi mioepitel sekeliling ductus

lactiferus dengan pengaruh oksitosin, terjadi reflek ini

dipengaruhi oleh jiwa ibu. Melalui reflek ini terjadi pula

kontraksi pendarahan, oleh karena itu setelah dilahirkan bayi

perlu segera disusukan pada ibunya jika mungkin.

Ketika ASI dialirkan karena hisapan bayi dengan memompa, sel-

sel laktasi terang untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Proses

ini dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-

tahun. Bila ASI tetap berada dalam ductus, menyebabkan

tekanan balik meningkat, maka hanya sedikit ASI yang

berbentuk dan pada akhirnya tidak terdapat sama sekali dan hal

ini terjadi secara alamiah.

Reflek tidak hanya terjadi pada ibu saja, tetapi terjadi juga pada

bayi, yaitu :

2.4.2.1 Roting Reflek

Bayi baru lahir disentuh pipinya akan menoleh kearah

sentuhan. Bila bibirnya dirangsang/disentuh, dia akan

Page 18: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk

menyusu.

2.4.2.2 Reflek Menghisap

Dimulai bila sesuatu menyentuh langit-langit (palatum

durum) bayi, biasanya papila mamae untuk merangsang

langit-langit tersebut, maka areola mamae harus

sebanyak mungkin ditangkap untuk mulut bayi. Areola

harus jatuh diantara gusi (setinggi sinus lactiferus yang

terletak dibawah areola). Akan ditekan dan ASI tertekan

keluar, lidah juga berperan untuk mengurut areola dan

puting susu sehingga ASI keluar dan ditelan oleh bayi.

2.4.2.3 Reflek Menelan

Timbul bila ada cairan dirongga mulut.

2.5 Pengertian Massage Payudara

Bagi ibu yang menyusui bayinya, perawatan puting susu

merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diketahui.

Payudara harus dibersihkan dan diteliti setiap hari selama mandi dan

sekali lagi ketika hendak menyusui. Hal ini dilakukan agar kolostrum

yang kering/sisa susu terangkat dan membantu mencegah akumulasi

dan masuknya bakteri ke puting susu maupun ke mulut bayi. Selain itu,

perlu diingat bahwa bukan hal itu saja yang perlu dilakukan, tetapi

Page 19: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

perawatan payudara lainnya yaitu massage payudara juga harus

dilakukan (dasar-dasar keperawatan maternitas edisi 6, persis Marry,

1995)

Adapun yang dimaksud dengan massage payudara adalah suatu

prosedur perwatan payudara mencakup pengurutan payudara dengan

tujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah saluran-

saluran sehingga memperlancar pengeluaran ASI

2.6 Tujuan Massage Payudara

Tujuan dari dilakukannya tindakan massage peyudara selama menyusui

adalah :

2.6.1 Untuk memelihara kebersihan payudara

2.6.2 Memperbanyak dan memperlancar produksi ASI

2.6.3 Mencegah komplikasi

(Asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga, Depkes RI. 1993)

2.6.4 Mempertahankan kesehatan ibu dan anak

2.6.5 Untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat dengan jalan

mencegah terjadinya kelainan-kelainan/komplikasi pada wanita

post partum/nifas.

2.6.6 Mencegah komplikasi pada manajemen laktasi

- Melakukan perawatan payudara secara benar dan teratur

- Menyusui bayi sesegera mungkin setelah bayi lahir

Page 20: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

2.6.7 Membawa ibu ke dalam pengertian dan pengetahuan yang lebih

luas pada prosedur perawatan payudara.

( Perawatan Kebidanan, ZR. Cristina, 1997 )

2.7 Teknik/Prosedur dalam melakukan perawatan Payudara (Massage

Payudara) adalah :

2.7.1 Persiapan Alat

- Kapas

- Minyak kelapa

- Handuk bersih

- Waslap

- Air hangat dalam baskom

- Air dingin dalam baskom

2.7.2 Posisi Ibu

Posisi ibu yaitu duduk di kursi, handuk ditempatkan di bahu/

diatas paha.

2.7.3 Persiapan Puting Susu

Kompres puting susu sampai areola mamae dengan kapas

yang telah dibasahi minyak selama 2 - 3 menit, tujuannya untuk

memperlunak kotoran / kerak yang menempel pada puting susu

sehingga mudah untuk dibersihkan.

Page 21: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

2.7.4 Pengurutan

2.7.4.1 Pengurutan Pertama

Pada pengurutan pertama menggunakan telapak tangan :

-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai

rata

-Kedua tangan ditempatkan diantara kedua payudara,

pengurutan dimulai ke arah atas, kesamping, telapak

tangan kiri ke daerah sisi kiri, telapak tangan kanan

kearah sisi kanan. Pengurutan dilanjutkan ke bawah/

kesamping, selanjutnya tangan dilepas dari payudara.

2.7.4.2 Pengurutan Kedua

Pada pengurutan kedua menggunakan jari-jari tangan :

-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai

rata

-Telapak tangan kiri menopang payudara kiri kemudian

jari-jari tangan kanan saling dirapatkan.

-Sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri

dari pangkal payudara ke arah puting susu, demikian

pula pada payudara kanan.

-Lakukan gerakan 20 - 30 kali tiap satu payudara selama

5 menit.

Page 22: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

2.7.4.3 Pengurutan Ketiga

Pada pengurutan ketiga menggunakan sendi jari-jari

tangan

-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai

rata

-Telapak tangan kiri menopang payudara kiri

-Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang-

tulang kepalan tangan kanan mengurut dari pangkal

ke arah puting susu. Demikian juga dengan payudara

sebelah kanan.

-Lakukan gerakan 20 - 30 kali tiap satu payudara selama

5 menit.

2.7.4.4 Perangsang Payudara

-Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat

dan dingin.

-Siram/kompres menggunakan waslap dengan air hangat

terlebih dahulu kemudian air dingin.

-Siram/kompres bergantian selama 5 menit.

2.7.4.5 Perawatan pada puting susu tenggelam

2.7.4.5.1 Persiapan Alat

- Kapas

- Minyak yang dihangatkan

Page 23: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

- Pompa puting

- Handuk

2.7.4.5.2 Teknik / Prosedur

- Kompres puting susu sampai areola mamae

dengan kapas yang telah dibasahi minyak

selama 2 - 3 menit, tujuan untuk

memperlunak kotoran/kerak yang menempel

pada puting susu sehingga mudah untuk

dibersihkan.

- Basahi kedua telapak tangan dengan

minyak.

- Kedua puting susu dipegang lalu ditarik

bersama dan diputar kedalam dan kemudian

keluar sebanyak 20 kali.

- Apabila dengan prosedur di atas tidak

berhasil, puting susu ditarik dengan

menggunakan pompa puting.

2.7.5 Hal - hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara

- Pelaksanaan perawatan payudara pada post partum dimulai

sedini mungkin yaitu 1 - 2 hari sesudah bayi lahir, dilakukan 2

x sehari / sebelum mandi.

- Perawatan dilakukan secara teratur

Page 24: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

- Kebersihan sehari-hari dijaga.

- Ibu merasa nyaman dan santai / menyangga payudara (Askep

anak dalam konstek keluarga, Depkes RI. 1993)

2.8 Komplikasi

2.8.1 Puting Lecet

Dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah/perawatan

yang tidak betul pada payudara. Infeksi monilla juga dapat

mengakibatkan lecet.

2.8.1.1 Pengobatan

- Teknik menyusui yang benar

- Puting harus kering

- Pemberian lanolin dan vitamin E

- Menyusui pada payudara tidak lecet

- Bila lecetnya hebat maka menyusui dapat ditunda 24

- 48 jam. ASI dikeluarkan dengan ekspresi dengan

tangan / dipompa.

2.8.1.2 Pencegahan

- Jangan membersihkan puting dengan sabun dan zat

pembersih lainnya hanya dengan air.

- Teknik menyusui harus benar

Page 25: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

- Puting susu dan areola harus kering setelah

menyusui

- Jangan memakai lapisan plastik pada BH.

2.8.2 Payudara Bengkak

Disebabkan karena pengeluaran ASI tidak lancar karena

bayi tidak cukup sering menyusui/terlalu cepat disapih. Dapat

pula disebabkan adanya gangguan let down reflek.

2.8.2.1 Pengobatan

- Menyusui lebih sering

- Kompres hangat

- ASI dikeluarkan dengan pompa pemijatan dapat

dilakukan tetapi sering dirasakan sakit.

- Analgetika

2.8.3 Saluran Tersumbat

Terjadi scasis pada saluran ASI (duktus laksliferus) secara

lokal, sehingga timbul benjolan lokal.

2.8.3.1. Pengobatan

- Terus menyusui, sebaliknya menyusui dengan

payudara yang sakit dahulu.

- Pemijatan (massage) bagian yang sakit

- Kompres hangat

Page 26: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

2.8.3.2. Pencegahan

- Menyusui yang sering

- Memakai BH memadai (menopang/menyangga

payudara)

- Hindari tekanan lokal pada payudara.

2.8.4 Infeksi payudara / Mastitis

Suatu proses infeksi pada payudara yang dapat

menimbulkan reaksi sitemik ibu, misalnya demam payudara.

Payudara tampak bengkak, kemerahan dan dirasakan nyeri.

Biasanya terjadi beberapa minggu setelah gangguan.

2.8.4.1. Pengobatan

- Jangan berhenti menyusui, teruskan dengan mulai

menyusui atau dipompa, jangan dimassage/pijat

- Istirahat cukup

- Kompres hangat/dingin

- Minum banyak

- Antibiotika dan analgetika

2.8.5 Abses Payudara

Dapat terjadi sekunder pada mastitis, saluran tersumbat/

luka pada payudara yang terinfeksi.

Page 27: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

2.8.5.1. Pengobatan

- Stop menyusui pada payudara yang ada absesnya,

ASI harus tetap dipompa

- Insisi abses

- Istirahat

- Antibiotika dan analgetika

(Ilmu kebidanan edisi ketiga, Hanifa Wiknsosastro,

1997)

Page 28: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melaksanakan studi melalui desain

deskreptif kualitatif dengan presentase yang bertujuan melukiskan

secara sistematis fakta/karakteristik populasi tertentu bidang/bidang

tertentu secara factual dan cermat (Isaac & Michael : 18). Penelitian

dengan metode ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, dalam

hal ini Ibu Post Partum terhadap prosedur perawatan payudara.

Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk :

a. Mengumpulkan informasi aktual yang secara rinci melukiskan gejala

yang ada.

b. Mengidentifikasi masalah/memeriksa kondisi yang berlaku

c. Membuat perbandingan / evaluasi

3.2 Populasi dan sampel

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua klien

(Ibu Post Partum) yang dirawat di ruang Mawar RSU. A. Wahab

Syahranie Samarinda dengan kriteria sebagai berikut :

a. Tingkat pendidikan

b. Pengalaman / Riwayat persalinan

c. Bersedia menjadi responden

Page 29: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

Pengambilan sampel direncanakan dalam waktu kurang lebih dua

minggu.

3.3 Metode sampling

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden dan studi ini

sendiri, akan diperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan klien

(Ibu Post Partum) terhadap prosedur perawatan payudara. Penulis

menentukan teknis yang digunakan teknik random sampling. Teknik

random sampling yaitu setiap anggaran populasi diberi kesempatan

untuk menjadi sampel (Heri Purwanto : 8)

Selain itu studi ini juga mencoba melihat pengetahuan dan

kemampuan responden secara individual dalam melakukan perawatan

payudara melalui observasi langsung.

3.4 Instrumen dan Pengumpulan data

Riset merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis, berarah dan

bertujuan, maka data/informasi yang dikumpulkan harus relevan

dengan persoalan yang dihadapi artinya data itu bertalian, berkaitan,

mengena dan tepat (dikutip dari Dra. Kartini Kartono).

Peneliti mengumpulkan data berdasarkan sumbernya memperoleh

informasi dari data primer yaitu klien (Ibu Post Partum) di ruang

Mawar untuk mengumpulkan data primer peneliti mempergunakan

metode survey. Pada metode survey peneliti memperoleh informasi

Page 30: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

melalui pihak yang memberikan keterangan/jawaban (responden).

Datanya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan berupa

kuesioner melalui teknik komunikasi. Pengumpulan data ini dilakukan

hanya kepada klien baru (Ibu Post Partum) setiap hari sampai peneliti

mendapatkan data sebanyak 30 responden.

3.5 Pengolahan Data dan Analisa

Data yang telah dikumpulkan, diolah lebih dahulu dan kemudian

disajikan dalam bentuk tabel. Tabel guna kepentingan analisa.

Pengolahan mungkin dikerjakan dengan tangan dan dapat pula dengan

mesin /elektronik komputer.

Pengolahan meliputi :

3.5.1. Editing

Data yang masuk (raw data) perlu diperiksa apakah

terdapat kekeliruan-kekeliruan dalam pengisiannya barangkali

ada yang lengkap, palsu, tidak sesuai dengan sebagainya.

Dengan demikian diharapkan akan diperoleh data yang valid dan

reliable dan dapat dipertanggungjawabkan.

Yang perlu dicek adalah :

a. Dipenuhi tidaknya instruksi sampling

b. Dapat dibaca / tidaknya Raw data

c. Kelengkapan pengisian

Page 31: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

d. Keserasian (consistensy)

e. Apakah isi jawabannya dapat dipahami.

3.5.2. Coding

Waktu pemberian tanda/simbol/kode bagi setiap data yang

termasuk dalam kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka/

huruf.

3.6 Tabulating

Jawaban-jawaban yang serupa dikelompokkan dengan cara diteliti

dan teratur kemudian dihitung, dijumlah berapa banyak peristiwa/

gejala/items yang termasuk dalam kategori kegiatan tersebut

dilaksanakan sampai terwujud tabel-tabel yang berguna, terutama

penting pada data kwantitatif.

Rencana tabulasi memerinci bagaimna tabulasi harus dibuat untuk

diperlukan dumy tables (contoh/model tabel, yaitu tabel-tabel yang

lengkap dengan judul kolom-kolom berserta keterangan di dalamnya.

Kadang-kadang tabel yang terperinci tidak dapat langsung dibuat, maka

dikerjakan lebih dahulu tabel-tabel umum (general tabels).

Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan analisa data.

Tujuan analisa dalam peneliti adalah menyempitkan dan membatasi

penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta

tersusun dan lebih berarti. Proses analisa merupakan usaha untuk

Page 32: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan

pelajaran-pelajaran/hal-hal yang kita peroleh dalam proyek penelitian

(dikutip dari Saroso Wirodiharyo).

Analisa dapat dilakukan secara non statistik dan secara statistik :

1. Analisa non statistik dengan membaca tabel-tabel grafik, atau angka-

angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.

2. Analisa statistik berarti menganalisa data menurut dasar-dasar

statistik, croxton, dan cowdon yang dikutip oleh Anton Dajan

memberikan definisi statistik sebagai metode guna menyimpulkan,

mengolah, menyajikan, menganalisa dan menginteprestasikan data

yang berwujud angka-angka, interpretasi adalah penarikan

kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan atas dasar data

kwantitatif.

Interpretasi data tersebut ditentukan menurut kriteria :

76 - 100 % = Pengetahuan baik

56 - 75 % = Pengetahuan cukup

40 - 55 % = Pengetahuan kurang baik

< 40 % = Tidak mengetahui sama sekali

Page 33: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

PETUNJUK DALAM PENGISIAN

KUESIONER

1. Baca dan pahami maksud pertanyaan dengan baik

2. Jawablah pertanyaan yang diajukan sesuai dengan sikap anda dengan

memberikan tanda ( √ ) pada kolom

Nama Responden :.............................................

Usia :............................................

1. Pendidikan terakhir anda

a. ( ) Tidak sekolah

b. ( ) SD

c. ( ) SMP

d. ( ) SMA

e. ( ) Perguruan Tinggi

2. Untuk sat ini anda melahirkan dan dirawat disini untuk yang berapa kali

a. ( ) 1 - 2 kali

b. ( ) 3 - 4 kali

c. ( ) 5 - 6 kali

d. ( ) 7 - 8 kali

e. ( ) > 8 kali

Page 34: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

3. Apakah anda mengerti yang dimaksud dengan perawatan payudara.

a. ( ) Tidak tahu

b. ( ) Tidak memahami

c. ( ) Memahami sebagian

d. ( ) Mengerti sedikit

e. ( ) Mengerti

4. Jika anda mengerti coba sebutkan ada berapa tahapan teknik/prosedur

perawatan payudara

a. ( ) 1 tahap

b. ( ) 2 tahap

c. ( ) 3 tahap

d. ( ) 4 tahap

e. ( ) 5 tahap

5. Kapan sebaiknya / waktu yang paling tepat dilakukan perawatan

payudara

a. ( ) Sebelum tidur

b. ( ) Setelah tidur

c. ( ) Sewaktu / pada saat mandi

d. ( ) Sesudah mandi

e. ( ) Sebelum mandi

Page 35: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

6. Jika anda tahu / mengerti tentang perawatan payudara apakah anda bisa

melakukannya

a. ( ) tidak bisa

b. ( ) Sedikit bisa

c. ( ) hanya bisa 3 tahap

d. ( ) hanya bisa 4 tahap

e. ( ) Bisa

7. Apakah anda tahu alat-alat yang digunakan dalam melakukan

perawatan payudara.

a. ( ) Tidak tahu

b. ( ) Sudah lupa

c. ( ) Pernah lihat

d. ( ) Tahu sebagian

e. ( ) Tahu

8. Apakah selama anda di rawat disini, pernah diajarkan kepada anda

prosedur perawatan payudara.

a. ( ) Tidak pernah

b. ( ) Belum pernah

c. ( ) Kadang-kadang

d. ( ) Pernah

e. ( ) Sering / rutin

Page 36: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

9. Darimana anda belajar prosedur perawatan payudara

a. ( ) TV

b. ( ) Radio

c. ( ) Buku-buku

d. ( ) Pengalaman yang lalu

e. ( ) Bidan / perawat

10. Apa yang akan anda lakukan bila air susu anda tidak keluar / tidak

lancar dan perawatan anda terasa sakit.

a. ( ) Hanya mengeluh saja

b. ( ) Tidak menyusui dan tidak melakukan Massage payudara

c. ( ) Kadang-kadang menyusui dan tidak melakukan massage

payudara

d. ( ) Terus menyusui, tetapi tidak melakukan massage payudara

e. ( ) Terus menyusui dan melakukan massage payudara.

Page 37: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN

Study Tentang Tingkat Pengetahuan Klien (Ibu Post Partum)Terhadap Prosedur Perawatan Payudara

Di Ruang Mawar RSUD. A. W. SyahranieSamarinda

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Akhir

Politeknik KesehatanSamarinda

Oleh

ROSDIANANIM 00.086

POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

DEPARTEMEN KESEHATAN

SAMARINDA

2002 / 2003

Page 38: Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum

Menyetujui,

Pembimbing

Jasmawati, S. PdNIP. 140245035

Mengetahui,

Direktur Koordinator Politeknik Kesehatan Samarinda MA. 324

H. Darmansyah AF, S. Kp., MPHM H. Darmansyah AF. S. Kp., MPHM NIP. 140113080 NIP. 140113080