Upload
tita-siti-nurhala
View
129
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
Perawatan Payudara dan IMD
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi yang paling banyak terjadi di Indonesia pada saat ini adalah kurangnya kalori dan protein,
hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak. Terjadinya kerawanan gizi pada bayilebih banyak
disebabkan karena selain makanan yang kurang, juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan
susu botol, dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini merupakan pertibu adanya
perubahan sosial dan budaya yang berdampak negatif yang dapat mempengaruhi perkembangan bayi
dan perkembangan generasi muda di Indonesia selanjutnya.1)
Sejumlah riset terhadap sejumlah bayi di lingkungan yang berbeda, termasuk kota – kota industri di
barat menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI lebih jarang terkena infeksi pernafasan, infeksi telinga,
infeksi saluran kemih, alergi, asma dan lain – lain. Dalam suatu percobaan sejumlah bayi hanya diberi
ASI tanpa tambahan susu formula atau makanan padat lain hingga mereka berusia 15 minggu. Ternyata,
hingga usia 7 tahun mereka terhindar dari penyakit radang saluran pernafasan. Sejumlah bayi yang
diberi ASI dini hingga mereka berusia 13 minggu ternyata terhindar dari penyakit radang usus sampai
mereka berusia 18 bulan atau 2 tahun. Pada riset di atas dengan memperhitungkan latar belakang social
yang terlihat dari pengambilan sampel dari lingkungan yang berbeda menunjukkan bahwa perbedaan
dalam pemberian ASI akan menunjukkan perbedaan kesehatan bayi tersebut. Dengan demikian
disimpulkan bahwa penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI
terhadap kehidupan terutama kesehatan bayi. 2)
Peningkatan pemberian ASI perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan bagi bayi dan ibu,
upaya tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara pemberian ASI dini. 3)
Pemerintah telah berupaya dalam mensosialisasikan pemberian ASI termasuk ASI dini. Hal ini terbukti
dengan telah dicanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPPASI) oleh
Presiden RI pada peringatan Hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan
”Dengan ASI kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia ”.
Pemberian ASI tanpa makanan lain khususnya pada enam bulan pertama setelah kelahiran disebut
dengan menyusui secara eksklusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping
ASI,sedangkan pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia dua tahun. 1)
ASI merupakan sumber gizi bagi bayi yang tidak tergantikan. Keunggulan ASI yang bersih,selalu segar,
warna, bau, rasa, dan komposisi yang tidak dapat ditiru oleh susu lain bukan hanya merupakan sumber
zat gizi bagi bayi tetapi juga zat anti kuman yang kuat karena adanya beberapa faktor yang bekerja secara
sinergi membentuk suatu sistem imunologi..2, 4)
Meskipun ASI begitu penting bagi bayi, namun masih banyak Ibu yang tidak memberikan ASI pada
bayinya. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali pada Tahun 2007 tingkat pencapaian
ASI eksklusif baru dapat mencapai 46,7 % sedangkan di Jawa Tengah cakupan ASI eksklusifnya baru
27,49%. Pencapaian cakupan ASI eksklusif ini dirasakan masih sangat rendah sekali bila dibandingkan
dengan target Nasional yang diharapkan 80% bayimendapat ASI.5)
Beberapa faktor penyebab yang berhubungan dengan tidak tercapainya pemberian ASI pada bayi
antara antara lain : puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit
sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah, muncul
benjolan di payudara, gizi kurang, puting tidak menonjol dan lain- lain. 6)
Kesemuannya perawatan semasa kehamilan Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu
bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Payudara perlu
dipersiapkan sejak masa kehamilan sehingga bila bayi lahir dapat segera berfungsi dengan baik pada
saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus
lacteriforus.
Sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan
kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan
uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan
lecet pada area tersebut tetapi perlu diingat setelah usia kehamilan lebih 34 minggu.Untuk sisa sekresi
ASI yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin
dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan menjadi lebih berat maka sebaiknya gunakan
penopang payudara yang sesuai (brassiere).7)
Saat kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar putting akan lebih gelap warnanya
(hyperfigmentasi) dan juga lebih sensitif. Semua ini terjadi untuk persiapan ibu hamil
untuk memberikan ASI pada bayinya kelak..2,8,9).
Disamping perawatan payudara dengan perlakuan massase, ibu hamil juga memerlukan istirahat yang
cukup, mengendalikan tingkat emosional,dan makan makanan dengan gizi seimbang terutama
mengkonsumsi tablet Fe secara rutin.. Perawatan payudara juga sangat membantu keberhasilan dalam
pemberian ASI dini. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dimana menyusu dini bayi akan mendapat kolostrum
yang sangat bermanfaat bagi bayi. Inisiasi menyusui dini merupakan hal yang masih baru bagi
masyarakat di Indonesia khususnya di pedesaan. Hal tersebut dapat dimaklumi sebab baik tenaga
kesehatan maupun orang tuaselama berpuluh-puluh tahun tidak menyadari bahwa bayi bisa
merangkak mencari putting susu ibu untuk menyusu padahal bayi tersebut baru lahir. Dan selama
berpuluh-puluh tahun pula, baik tenaga kesehatan maupun orang tua berpendapat bahwa bayi baru
lahir tidak mungkin dapat menyusu sendiri juga bagi ibu banyak beranggapan ASI merasa belum keluar
atau tidak cukup sehingga langsung mencari pengganti ASI, diberi madu atau yang lain. Selama ini
untuk mendapat ASI yang pertama kalinya, bayi harus dibantu dengan memasukkan puting susu
kemulut bayi atau menyusuinya. Padahal, bayi baru lahir belum siap menyusu sehingga jika ibu
menyusui bayi untuk pertama kali, kadang bayi hanya melihat dan menjilat puting susu, bahkan kadang
menolak tindakan yang mengganggunya ini. Dari keterangan di atas maka pengertian Inisiasi menyusu
dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera
setelah lahir.11)
Bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri, melalui
kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan “the breast crawl” atau merangkak mencari
payudara.10)
Disamping perawatan payudara saat ibu hamil juga pemerintah sedang gencar menganjurkanInisiasi
Menyusu Dini (IMD). IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harusaktif menemukan
sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara meletakkan bayiyang baru lahir di dada
ibunya segera setelah bayi lahir dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu
untuk menyusu..11)
IMD dilakukan langsung saat bayi lahir segera setelah tali pusat dipotong, tanpa boleh ditunda dengan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dimandikan, hanya dikeringkan kecuali
tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. 12)
Dari hasil penelitian di dalam dan luar negeri, ternyata inisiasi menyusu dini tidak hanya mensukseskan
pemberian ASI eksklusif. Lebih dari itu, terlihat hasil yang nyata, yaitu menyelamatkan nyawa bayi. Oleh
karena menyusu dalam satu jam pertama bayi baru lahir sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian bayi karena mendapat kolostrum juga dengan adanya kontak skin to skin dapat
menurunkan hypothermia
pada bayi dengan demikian menyusu pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi
karena hypothermia. Bayi merasa aman apabila melakukan kontak kulit dengan ibu. Ternyata suhu
payudara ibu meningkat 0,5 0C dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan
penelitian Dr.Niels Bergman (2005) dalam Roesli Utami (2008), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 1 0C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi
diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1 0C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu
akan meningkat 2 0C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada ibu yang melahirkan merupakan tempat
terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur mahal..11) Hasil penelitian lainnya
menunjukkan bahwa dalam satu tahun rata-rata empat juta jiwa bayi berusia 28 hari meninggal. Jika
semua bayi di dunia segera diberi kesempatan menyusu sendiri dengan membiarkan kontak kulit ibu ke
kulit bayi setidaknya selama satu jam maka satu jutanyawa ini dapat diselamatkan.. 11)
Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Bersalin Anisa Boyolali pada tanggal 14 Januari2009, dari
12 ibu bersalin hanya 4 (30%) ibu saja yang memberikan ASI-nya segera setelah melahirkan, itupun
diberikan setelah bayi sudah bersih dan dilaksanakan di bangsal perawatan. Kemudian dijajaki lagi
dengan melakukan survey lapangan pada tanggal 20 Januari 2009 di Kelurahan Karanggeneng. Hasil
wawancara dengan 10 orang ibu pasca salin, yang melakukan perawatan payudara waktu hamil 2 orang
(20%) dan yang melakukan IMD segera setelah persalinan tidak ada yang melakukan dengan alasan
tidak tahu dan tidak dilakukan oleh petugas kesehatan/ bidan. Hal tersebut tidak hanya di RB Annisa saja
tetapi ditempat pelayanan yang lain seperti RB Aulia, RB Mutiara Kasih dan sebagainya khususnya
wilayah Boyolali
Dari data 10 ibu tersebut yang menyusui bayi secara ekslusif atau hanya ASI saja didapatkan 6 ibu dan 4
ibu memberikan ASI tapi masih memberikan susu botol karena ASI tidak mencukupi dengan bayi yang
masih menangis dan rewel.karena pentingnya ASI dan banyak manfaatnya maka di pibung perlu untuk
melakukan penelitian tentang perawatan payudara dan inisiasi menyusu dini dengan produksi ASI pada
ibupasca bersalin di Rumah Bersalin Annisa Boyolali.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan perawatan
payudara dan inisiasi
menyusu dini dengan produksi ASI pada ibu pasca bersalin di Rumah Bersalin Annisa Boyolali?”
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Mengetahui hubungan perawatan payudara dan inisiasi menyusu dini dengan produksi ASI padaibu
pasca bersalin ?
2.Tujuan Khusus.
a. Mengetahui pelaksanaan perawatan payudara saat hamil pada ibu pasca bersalin
b. Mengetahui pelaksanaan inisiasi menyusu dini ibu bersalin
c. Mengetahui produksi ASI Ibu Bersalin
d. Mengetahui hubungan perawatan payudara dengan produksi ASI ibu pasca bersalin
e. Mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini dengan produksi ASI pada ibu pasca bersalin
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi PenelitiSebagai salah satu tahapan proses belajar dalam merencanakan dan melaksanakan
penulisan ilmiah dalam bentuk skripsi
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan informasi bagi kepentinganpendidikan
dan tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu di Fakultas Kesehatan Masyarakat jurusan
kesehatan Ibu dan Anak
3. Bagi institusi atau tempat penelitian
Sebagai bahan input untuk evaluasi program peningkatan pemberian ASI khususnya dan perawatan
payudara ibu saat hamil dan melahirkan, dalam rangka membantu program pemerintah.untuk
mensukseskan keberhasilan pemberian ASI Eklusif
4. Bagi ibu Bersalin dan ibu menyusuiSebagai tambahan pengetahuan dalam perawatan payudara dan
inisiasi menyusu dini serta mafaatnya , menuju terlaksananya pemberian ASI
5. Bagi BayiASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, meningkatkan imunitas (mengurangi risiko
diare, infeksi jalan nafas, alergi dan infeksi lainnya), mempererat jalinan kasih sayang antara ibudan bayi
6. Bagi Negara Memberikan kontribusi dalam penghematan devisa negara, menghemat sumber dana
yang terbatas dan kelangkaan pangan, menghemat biaya pengobatan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup MasalahPermasalahan dibatasi pada factor perawatan payudara dan inisiasi menyusu dini
dengan produksi ASI pasca persalinan
2. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan penelitian di bidang Kesehatan Masyarakat, khususnya kesehatan ibudan anak
3. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah ibu pasca salin di RB Annisa Boyolali
4. Lingkup Teknik Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tertutup dengan menggunakan
kuesioner danpengamatan lansung (observasi) di lokasi penelitian
5. Lingkup WaktuPenelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
1. ASI
ASI adalah suatu lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organic yang di eksresikan oleh
kelenjar payudara ibu sebagai makanan bagi bayi. 2)
Berdasarkan stadium laktasi, komposisi ASI di bagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Kolustrum yang merupakan cairan yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara
mengandung jaringan dan desidua material yang terdapat aveola dan duktus kelenjar payudara
sebelum dan setelah masa puerpurium
b. Asi masa transisi atau peralihan yang merupakan ASI peralihan dari kolustrom sampai menjadi
ASI yang matur. Disekresikan dari hari keempat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi, tetapi
ada pula pendapat yang mengatakan ASI matur baru terjadi pada minggu ke tiga sampai minggu
ke lima.
c. ASI matur merupakan ASI yang disekresikan pada hari kesepuluh dan seterusnya dengan
komposisi relative (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relative konstan baru
mulai minggu ketiga sampai minggu ke lima.Apabila produksi ASI tidak sesuai dengan
kebutuhan bayi, harus dicari sebab-sebabnya mengapa produksi ASI menurun yaitu :
a. Makanan suplemen.
Bayi yang mendapatkan suplemen makanan selain ASI menyebabkan akan kenyang dan harus
menunggu lebih lama menyusu berikutnya. Sehingga frekuensi menyusui dan produk ASI akan
menurun
b. Penggunaan empongan (pacifier)
Beberapa bayi menemukan dengan menghisap pada empongan, sehinga menurunkan
kesempatan untuk menyusu pada ibu
c. Penggunaan dot ( Nipple shield )
Nipple shield sebaiknya tidak digunakan pada waktu menyusui, karena bayi akan mengalami
bingung puting dan mengakibatkan menurunnya isapan sehingga mempengaruhi terjadinya
let down reflect.
d. Jadwal minum yang ketat akan mempengaruhi produksi ASI lebih baik bayi disusui tanpa
jadwal
e. Bayi tidur saja.
Ada beberapa bayi yang tidur saja hampir sepanjang hari dan hanya sebentar saja menyusu
maka ini menurunkan produksi ASI, lebih baik bayi disusui tanpa jadwal
f. Merokok dan obat-obatan..
Ibu perokok berat produksi ASI nya akan menurun. Demikian juga pil KB yang mengandung
estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI.
g. Ibu yang sedikit minum,
Produksi ASI-nya juga akan berkurang. Ibu menyusui sebaiknya minum 6–8 gelas/hari atau
minum susu atau air teh/ juice setiap kali setelah menyusui
h. Diet ibu yang jelek
akan menurunkan produksi ASI.Pada ibu-ibu yang menyusui tidak ada pantangan
makanan, buah segar, daging,ikan, susu, sayur-sayuran, kacang-kacang sangat dianjurkan,
makan satu prosi (500 kalori) lebih banyak dari biasanya, perawatan payudara selama
kehamilan dan melalukan inisiasi dini saat bayi lahir.
2.Perawatan Payudara.
a. Perawatan Payudara Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa
menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan
pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. 8, 14)
b. Metode Perawatan Payudara
Hal yang tidak boleh dilupakan untuk persiapan menyusui adalah perawatan payudara selama masa
kehamilan (bukan setelah persalinan).
Beberapa tips perawatan payudara selama kehamilan :
1) Bila BH ibu sudah mulai terasa sempit, sebaiknya mengantinya dengan BH yang pas dan sesuai
dengan ukuran ibu untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk ibu.
2) Bila ibu berencana untuk menyusui, ibu dapat memulai menggunakan BH untuk menyusui pada
akhir kehamilan ibu. Pilihlah BH yang ukurannya sesuai dengan payudara ibu, memakai BH yang
mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara diantaranya dapat menyebabkan infeksi
seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara)
3) Persiapan putting susu ibu. Dengan lembut putar putting antara telunjuk danibu jari ibu sekitar 10
detik sewaktu ibu mandi. Jika ibu mendapatkan kesulitan atau puting susu ibu rata atau masuk ke dalam,
konsultasikan ke dokter atau bidan, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk mencegah kesulitan
nantinya
4) Pada tahap akhir bulan kehamilan, cobalah untuk memijat lembut payudara di daerah aerola dan
puting susu, mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes kolustrum (cairan kental bewarna
kekuningan dari putting). Untuk membantumembuka saluran susu.
5) Bersihkan payudara dan puting, jangan mengunakan sabun di daerah putting dapat menyebabkan
daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkandengan handuk.
Dengan melakukan perawatan payudara dengan benar dan teratur, selain memudahkan bayi
menghisap ASI juga menjaga kebersihan payudara sehingga mencegah penyumbatan. Selain itu juga
bermanfaat untuk memperkuat kulit sehingga mencegah terjadinya luka/ lecet pada saat mulai
menyusui. Timbulnya luka ini merupakan gangguan yang sering terjadi dan berpotensi mengganggu
pemberian ASI pada bayi seterusnya. Perawatan payudara ini sebaiknya dimulai begitu memasuki masa
stabil kehamilan, yaitu pada usia kehamilan setelah 34 minggu. Hal-hal yang perlu diperhatikan setiap
kali sebelum dan selama melakukan perawatan adalah:
1) Potong kuku tangan sependek mungkin, serta kikir agar halus dan tidak melukai payudara.
2) Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan
3) Lakukan pada suasana santai, misalnya setelah mandi sore atau sebelumberangkat tidur.
4) Apabila kandungan terasa menegang/kencang segera hentikan. Hindarimelakukan perawatan
payudara terlalu berlebihan. Lakukan setiap hari secara teratur. Pada saat kondisi badan tidak enak tidak
perlu dipaksakan.Di beberapa klinik persalinan sering diadakan program perawatan payudara dengan
bimbingan instruktur khusus. Program ini bertujuan meningkatkan produksi ASI. Meski demikian
disarankan untuk tidak melakukan pijat payudara dengan cara sendiri pada kehamilan masih kurang
dari 34 minggu karena berpotensi merangsang terjadinya kelahiran prematur. Sebenarnya ada cara
yanglebih praktis dan dengan risiko yang lebih rendah untuk meningkatkan produksi ASI. Yang sering
dianjurkan adalah gerakkan badan secara alami. Misalnya lakukan pekerjaan rumah seperti biasa (asal
bukan yang mengangkat beban berat) seperti menyapu, menjemur baju, dan lain-lain. Gerakan-gerakan
dalam melakukan pekerjaan rumah ini memiliki efek sama dengan pijat payudara.8)
Yang perlu melakukan pijat payudara terutama adalah yang memiliki bentuk puting yang agak sulit
dihisap oleh bayi atau puting tenggelam. Hanya perlu diingat, bahwa pijat disini berbeda dengan pijat
untuk merangsang produksi ASI,tetapi lebih ditekankan pada bagian puting saja.8,11)
1) Puting kecil
Karena bagian puting menonjol dan keluar, tipe ini mudah untuk dibuatagar mudah dihisap bayi.
Pada prinsipnya harus dibuat agar puting semakin menonjol keluar. Ini bisa dilakukan dengan
memakai alat penghisap puting,atau dengan memegang puting dan lingkar puting dan menariknya.
Inisebaiknya dilakukan setiap hari.
2) Puting besar
Ini merupakan tipe puting yang paling mudah dihisap bayi. Meski demikian, ada kalanya karena
ukurannya yang besar menimbulkan keraguan ibu butuh penyesuaian, pada bayi untuk
menghisapnya. Namun biasanya bayiakan segera terbiasa sehingga tidak ada masalah. Meski
demikian, lakukanpijat ringan di bagian puting dan lingkar puting sehingga menjadi lunak dan
mudah dihisap bayi.
3) Puting datar
Meski puting menonjol dan keluar namun permukaannya datar (pendek dan kaku). Ini termasuk
tipe puting yang susah dihisap. Untuk itu dianjurkan membuat puting dan lingkar puting menjadi
lunak dengan melakukan pijatan ringan setiap hari.
4) Puting tenggelam
Puting seolah tenggelam atau terbenam di dalam payudara. Ini merupakan tipe puting yang paling
sulit dihisap bayi. Selain itu, karena kurangnya rangsangan pada puting karena posisinya yang
tenggelam,cenderung lebih mudah mengalami luka atau lecet pada saat mulai menyusui.Untuk itu
dianjurkan melakukan pijat di lingkar puting agar menjadi lunak serta meningkatkan kekuatan kulit
agar tidak mudah terluka saat dihisap bayi.Tentu saja perlu dilakukan pijatan atau tarikan agar
puting semakin menonjol keluar.Cara paling praktis melakukan terapi untuk membentuk puting
agar mudah dihisap adalah dengan memakai alat penghisap (gambar A). Atau memakai pelapis
payudara yang berlubang di tengahnya (gambar B) dan dipasang antara payudara dan BH. Yang
terpenting adalah dilakukan setiap hari. Pelapis payudara meski praktis dan bisa dipakai lama dan
dengan sendirinya lebih efektif, memiliki kelemahan terlalu menekan payudara dan menimbulkan
rasa tidak nyaman bagi pemakainya. Untuk itu tidak dianjurkan memakainya terlalu lama setiap
hari.
Cara lain adalah melakukan pijatan dengan tangan terhadap kedua puting (kanan dan kiri). Ini bisa
dilakukan dengan cara sebagai berikut : Untuk selain tipe puting tenggelam atau datar bisa dibedakan
menjadi tipe puting tenggelam atau datar, tahan dan angkat payudara dengan salah satu telapak tangan
dan tekan tepat pada bagian puting dengan telunjuk sampai 2 hitungan kemudian lepas. Segera setelah
dilepas tarik puting dengan ibu jari dan telunjuk sampai 2 hitungan dan lepas.
Tahan dan angkat payudara dengan salah satu telapak tangan dengan posisi payudara diantara ibu jari
dan telunjuk serta telapak sedikit menekan dasar payudara seperti di gambar. Letakkan puting diantara
ibu jari dan telunjuk serta jari tengah. Arahkan puting ke arah atas sehingga anda bisa melihat ujung
punting. Bila keluar cairan dari puting, segera bersihkan dengan lap bersih. .Pijat sekeliling lingkar puting
memakai ujung jari seolah membentuk lingkaran selama sekitar 1-2 menit. Bila lingkar puting sudah
terasa lunak,lakukan pada puting sebelahnya.Tarik ujung puting memakai ujung jari, serta putar ke kiri
atau ke kanan selama 2-3 menit. Lakukan tarikan atau putaran ini sejauh tidak sampai terasa sakit.
Terutama setelah memasuki usia kehamilan 36 minggu lakukan pijatan ini untuk membuka saluran
susu.
c. Kegunaan Perawatan PayudaraPerawatan payudara selama hamil memiliki banyak manfaat, antara
lain :
1) Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu
2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.
3) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar
4) Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upayauntuk
mengatasinya.
5) Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui
Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya melakukan
perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan maka sering dijumpai kasus-kasus yang
akan merugikan ibu dan bayi.
Kasus-kasus yangsering terjadi antara lain :
1) ASI tidak keluar. Inilah yang sering terjadi. Baru keluar setelah hari kedua atau lebih
2) Puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap.
3) Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.
4) Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah.
5) Muncul benjolan di payudara, dan lain - lain.
1.Tanda- tanda ASI cukup dan kurang
Pengaturan makanan yang berhasil akan tercermin dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
memuaskan. Umumnya kecukupan makanan akan dapat diperkirakan dari masukan makanan.
Kecukupan ASI sulit dinilai secara obyektif, tetapi kecukupannya dapat diperkirakan dengan
menganalisa pertumbuhan bayi atau dapat diketahui pula dari penambahan berat badan bayi
sesudah disusukan “bayiditimbang sebelum dan sesudah disusukan”, asal saja pada
wktu tersebut bayi tidak
muntah, buang air besar atau kencing. Dengan demikian secara tidak langsung, ASI dinilai cukup bila :
a. Berat badan waktu lahir telah tercapai kembali sekurang-kurangnya pada akhir minggu kedua setelah
lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badanyang lebih dari 10 %.
b. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan kenaikan berat badan sebagai
berikut
1) selama triwulan ke – 1 : kenaikan berat badan 150 – 250g/minggu.
2) selama triwulan ke-2 kenaikan berat badan 500 – 600 g/minggu.
3)selama triwulan ke-3 kenaikan berat badan 350– 450 g/minggu.
4) selamatriwulan ke-4 kenaikan berat badan 250 –350 g/minggu.
c. Atau pada waktu umur 4– 5 bulan berat badan menjadi 2 kali lipat berat badanwaktu lahir dan
menjadi 3 kali lipat pada umur 1 tahun.
2.Produksi ASI.
Komposisi ASI dari satu ibu ke ibu lainnya berbeda, komposisi ASI ternyata tidak tetap dan tidak sama
dari waktu-ke waktu dan sesuai dengan kebutuhan bayinya.
Jenis-jenis ASI sesuai dengan perkembangan bayi ada 3 yaitu :
a. ASI Kolostrum merupakan cairan pertama yang keluar dari kelenjar payudara dan keluar pada hari ke
1 sampai hari ke 7. Untuk volume berkisar 150 – 300 ml/24 jam
b. ASI Transisi/peralihan, merupakan ASI yang keluar pada hari ke-4 sampai ke 14.
c. ASI matur, merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke 14 dan seterunya. Kecukupan ASI dapat
dilihat juga melalui pengamatan di bawah ini :
- Bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah menyusu. Sewaktu-waktu sering merasa lapar dan cukup
tidur, namun bayi yang selalu tidur bukan pertibu baik
- Ibu merasakan perubahan tegangan pada payudara sebelum dan sesudah menyusukan dan
merasakan aliran ASI yang cukup deras/banyak selamamenyusu.
- Bayi menyusu sedikitnya 8-12 kali dalam sehari.
- Bayi kencing setidaknya 1-2 kali dalam 24 jam pada hari pertama dan minimal 6 kali setelah hari ketiga.
- Bayi buang air besar 3-4 kali dalam 24 jam, faeses nya sekitar 1 sendok makan berwarna kekuningan
- Bayi mengalami peningkatan berat badan lebih dari 15-30 gram per hari setelah air susu matur keluar
- Payudara ibu teraba lembut dan ringan setiap kali selesai menyusui.
- Ibu dapat merasakan aliran ASI ketika bayi menyusu.i. Ibu dapat merasakan hisapan kuat mulut bayi.
- Ibu merasa nyaman dan tak kesakitan pada payudara ketika bayi menyusu.
- Keluar air susu/ memancar dari putting ibu.
Kecukupan ASI diukur dari daya tampung lambung bayi dapat dihitung sebagai berikut, pada hari
pertama, ukuran lambung bayi dapat disetarakan dengan ukuran kelereng (5-7 ml) Mulai hari ke- 3,
kapasitasnya sedikit meningkat menjadi 14 –16ml atau sebesar kelereng besar. Hari ke-10, lambung
bayi kira-kira sebesar bola pingpong atau daya tampunya 60 –80 ml.31)
3.Inisisasi Menyusu Dini
a. Definisi Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi menyusu dini (early initiation)atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir. Bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai
kemampuan untuk menyusu sendiri, melalui kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya
selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the
breast crawl atau merangkak mencari payudara.11)
Ada beberapa “intervensi” yang dapat mengganggu kemampuan alami
bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimiawi yang
diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui plasenta dan mungkin menyebabkan bayi
sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan, seperti operasi Caesar,
vakum, forcep, bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomi dapat
pulamengganggu kemampuan alamiah ini.11)
Informasi ini penting untuk tenaga kesehatan, keluarga, sebelum melakukan IMD. Juga dianjurkan untuk
menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan penuh kesabaran untuk memberi kesempatan bayi
merangkak mencari payudara ibu atau the breast crawl.17)
b. Tujuan Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari.Sekitar 40 % kematian balita pada
satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini meningkatkan keberhasilan menyusu ekslusif
dan lama menyusu sampai dua tahun. Dengan demikian dapat menurunkan angka kematian
anak secara menyeluruh.Inisiasi menyusu dini juga berperan dalam pencapaian tujuan Millenium
Development Goals (MDGs) yakni :
1) Membantu mengurangi kemiskinanJika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun
disusui secara ekslusif enam bulan, berarti biaya pembelian susu formula selama enam bulan
tidak ada.
2) Membantu mengurangi kelaparan
Pemberian ASI membantu memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai dua tahun juga
mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi
pada usia ini.
3) Membantu mengurangi angka kematian bayi dan anak
c. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan
menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia).
2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih
jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.
3) Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya, dan ia akan
menjilat- jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” dari kulit ibu.. Bakteri “baik: ini akan
berkembang biak membentuk koloni di usus bayi, mengurangi bakteri “jahat” dari
lingkungan.
4) Bounding (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1 – 2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur .
5) Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia,
misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggupertumbuhan fungsi usus dan
mencetuskan alergi lebih awal.
6) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu ekslusif dan akan lebih lama
disusui, fungsinya ASI sangat cukup untuk tumbuh kembang bayi dengan baik, sebagai titik awal
kualitas sumber daya manusia, ASI juga sebagia alat kontrasepsi tiga bulan dan memperkecil
kejadian kanker payudara.
7) Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan
dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
8) Hormon oktitosin akan bekerja sama dengan hormone prolaktin yang akan menyebabkan otot
kecil di sekeliling alveoli mengerut sehingga mengalirkan air susu ke puting, pengeluaran
oksitosin juga menyebabkan rahim berkontraksi dan membantu pengeluaran plasenta serta
mengurangi perdarahan.
9) Bayi mendapat ASI kolostrum, ASI yang pertama kali keluar. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya
akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan
usus bayi yang masih belum matangsekaligus mematangkan dinding usus.
10) Ibu dan ayah akan merasa bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi
seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengajarkan anaknya di dada ibunya. Suatu
pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.
Tata Laksana Inisiasi Menyusu Dini
1) Inisiasi menyusu dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu dan rasa percaya diri
sang ibu, dan rasa percaya diri yang tinggi dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang
suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau
keluarga mendampinginya.
2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saatpersalinan. Dapat
diganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, Hypnoterapi, (Hypnorelaksasi)
3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang di inginkan, misalnya melahirkan di dalam air,
atau dengan jongkok
4) Setelah bayi dilahirkkan, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali
tangannya. Lemak putih atau vernixaseosa yang menyamankan kulti bayi sebaiknya
dibiarkan.
5) Bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu dengan skin to skin contact, posisi ini
dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusui awal selesai. Keduanya diselimuti. Jika
perlu gunakan topi bayi.
6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut,
tetapi tidak memaksa bayi keputing susu.
7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tibu-tibu atau perilaku bayi sebelum
menyusu yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jambahkan lebih. Jika belum
menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap
bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
8) Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan, seperti operasi, vaccum agar diberikan
kesempatan skin to skin contact.
9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah satu jamatau menyusu
awal selesai. Prosedur yang invasive, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat
ditunda.
10) Dengan rawat gabung ibu akan mudah merespon bayi selama 24 jam ibu danbayi tetap
tidak dapat dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu.Pemberian minuman pre-lakktal
(cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.
Dalam IMD akan melalui 5 tahap perilaku sebelum bayi tersebut menyusu yakni :
1) Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak
bergerak sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini
merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadan luar kandungan.
2) Antara 30-40 menit, mengeluarkan suatu, gerakan mulut seperti mau minum,menciup dan
menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini
sama dengan bau cairan yang dikeluarkan oleh payudara ibu. Bau dan rasa ini akan
membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu,
3) Mengeluarkan air liur, saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi mulai
mengeluarkan air liurnya.
4) Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut
ibu. Bayi akan menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakan kepala, menoleh kekanan dan kekiri,
serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya
5) Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, melekat dan menyusu
dengan baik
Menurut UNICEF, seorang anak yang diberi ASI di Dunia mempunyai kesempatan untuk
bertahan hidup semasa bayi 3 kali lebih besar dibanding temannya yang tidak memperoleh ASI.
Inisiasi menyusu dini telah dicanangkan oleh UNICEFdan pemerintah Indonesia sebagai bagian
dari upaya mengoptimalkan pemberianASI. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relative
baru, inisiasi menyusu dini perlu disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada
kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat..8)
Apalagi di Negara berkembang, khususnya didaerah yang penduduknya berpendidikan rendah
dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan dan pemberian makanan
bayi khususnya mengenai manfaat air susu ibu (ASI) sangat kurang.11)
Insiasi menyusu dini merupakan salah satu indikator penting dalam pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak adalah pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tentang masalah inisiasi menyusu dini
memang masih menjadi hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Khususnya di daerah
pedesaan. Kurangnya pengetahuan di daerah pedesaan tentang pentingnya memberikan ASI
dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya merupakan hal yang sangat mendasar dalam
pemberian inisiasi menyusu dini. Faktor-faktor penyebab tidak diberikannya ASI dalam satu
jampertama terletak pada sulitnya ibu-ibu dalam menyusui bayinya diantaranya disebabkan
karena produksi ASI kurang sehingga secara keseluruhan proses menyusui terganggu dan
akhirnya terhenti.Pemberian inisiasi menyusu dini juga bisa memberikan ikatan psikologis
yangkuat antara ibu dan bayinya karena adanya kontak langsung antara tubuh bayi dengan ibu.
Pengalaman emosional yang terekam diotak bayi dan juga sebaliknya kontak kulit dini besar
pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Interaksi saat menyusui antara ibu dan bayinya
meningkatkan rasa aman dan ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada bayi. Bayi
dapat mulai mempercayai orang lain (ibu), sehingga menimbulkan percaya diri yang penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, bayi lebih siaga dan responsif serta cepat
beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim.
Pengaruh dari ASI pada bayi yaitu akan lebih tumbuh sehat dengan peningkatan BB 500-1000
gram tiap bulan. Bayi ASI lebih kebal dari infeksi, risiko obesitas, dimana obesitas akan
menambah risiko timbulnya penyaki-penyakit lain seperti jantung, diabetus mellitus, hipertensi
dan lain-lain. Isapan bayi pada payudara ibu juga akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin ini berguna membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi anemia
pada ibu post partum. Jika ibu anemi respon menghisap bayi lambat sehingga produksi ASI
menurun akhirnya aktifitas menyusui terhenti dan berakibat menurunnnya kecerdasan bayi
serta gangguan psikomotorik
Inisiasi menyusui dini memang hanya satu jam, namun pengaruh terhadap bayi seumur
hidupnya. Menyusui juga mampu menjarangkan kehamilan karena hormon yang
mempertahankan laktasi menekan hormon untuk ovulasi. Ibu menyusui juga mampu
menurunkan insiden kanker payudara lebih rendah.7,15).
Keyakinan ibu untuk dapat menyusui bayinya dengan sukses melalui inisiasi menyusu dini
produksiASI akan lebih optimal sehingga akan mendukung keberhasilan proses menyusui
selanjutnya.
.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI
Menurut Suharyono (1990), beberapa factor yang dapat mempengaruhi produksi ASI adalah sebagai
berikut :
1.Umur dan paritas Ibu
Hasil penelitian Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu menyusui
usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari
25 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah
melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.31)
2.Umur Kehamilan (masa gestasi)
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur
(umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan
mengisap pada bayi premature dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya
fungsi organ
3.Penyakit infeksi
Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi
produksi ASI.
4. Berat bayi lahir Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.Hal ini
berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih
besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap
yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho
(1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14
hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang
lebih rendah dibanding bayi yangberat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih
rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal
yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
DAFTAR PUSTAKA
1 Siregar, M., 2004.
Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap Kurang Kalori Protein Pada Balita
. Fakultas KesehatanMasyarakat. Universitas Sumatera Utara.2 Soetjiningsih, 1997.
Tumbuh Kembang Anak
. EGC, Jakarta
3 Kepmenkes, 20024 Peran ASI terhadap Mordibitas dan
Mortalitas http://www.damandiri.or.id Diperoleh 28 Nopember 2008 5 Profil
Kesehatan Boyolali, Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 20086 Hullyana. 2007.
Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhinya
http://www.dinkesjateng.org/profil2005/bab5.htm.7 George Adriaans, 2008, Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik
–
Kesehatan Reproduksi. http://www.pkmi- online.com/download/ASUHAN
%20ANTENATAL.pdf . 8 Kebutuhan Besi Pada Ibu
Menyusui http://www.damandiri.or.id 9 Saeful Anwar, 2003.
Praktis. Perawatan Payudara Selama Hamil
.http : // asysyariah . com / syariah . php ? menu= detil & id_online = 124.
10 Varney H., 2008. Buku Ajar Ilmu Kebidanan, Pernerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta11 Roesli U.,
2008. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Ekslusif. Pusataka Bidan, Jakarta.17 Buku Kebidanan, Ilmu
Kesehatan Gizi, Jilid I, Universitas Indonesia, Cetakan ke 10, Jakarta200218 Varney. H, 2008, Buku Ajar
Ilmu kebidanan, EGC, Jakarta.19 Irma Linda, 2008. Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta
Tentang Inisiasi MenyusuDini di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan medan, Tuntungan
Tahun 2008.Program Studi D-III, Kebidanan Medan, Jurusan Kebidanan, Politeknik
KesehatanDepartemen Kesehatan Medan. Bidan. Media Komunikasi Bidan dan Keluarga. Vol. XII.No. 6
Tahun 2008 Diterbitkan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Jl Johar Baru V/13D,Jakarta.21 Roesli Utami,
2002.
Asi Eksklusif
. Trubus Agrundaya. Jakarta22 Solihin Pujiadi, 2001,
Ilmu Gizi Klinis Pada Anak
, FKUI, Jakarta23 Winarno F.G. 2000.
Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan
. Jakarta: Sinar Harapan24 Papalaya, 2007.
Pekan Asi Sedunia.
http://www.detiksnew.com . 27 Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 1995. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis.Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jakarta28 Prof. Dr. Sudarwan Danim Darwis, 2003.
Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur,Kebijakan, dan Etik
. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.