26
TUMOR MAMMAE Pembimbing : dr.H.Lili,Sp.B FENNY RAHAYU 2007730054

Tumor Payudara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sad

Citation preview

Page 1: Tumor Payudara

TUMOR MAMMAE

Pembimbing : dr.H.Lili,Sp.B

FENNY RAHAYU2007730054

Page 2: Tumor Payudara

Embriologi

Pada minggu ke-5 atau ke-6 pembentukan fetus, payudara dan milk lines telah nyata pada embrio.

Duktus dan lobus terbentuk dari pertumbuhan kedalam ektoderm dari permukaan puting.

Pada masa awal kehidupan janin, milk lines terbentang sepanjang axilla sampai pubis namun pada akhir trimester pertama milk lines menjadi atrofi kecuali pada bagian dada yang akan berkembang menjadi puting susu.

Page 3: Tumor Payudara

Anatomi payudara

Page 4: Tumor Payudara

Tersusun dari kelenjar susu, jaringan ikat, dan jaringan lemak.

Terletak dalam lapisan fascia pectoral superficial. Setiap kelenjar mammae terdiri dari kira-kira 15-

20 lobulus, setiap lobulus memiliki duktus laktiferous yang terbuka pada areola.

Terdapat ligament yang terbentang sepanjang fascia pektoralis profunda sampai lapisan fascia superfisialis di dalam dermis yang berfungsi menyokong mammae, disebut sebagai Ligamentum Cooper’s.

Terbagi dalam 4 kuadran, garis vertikal dan horizontal yang menyeberangi puting : kuadran dalam atas (UIQ), kuadran dalam bawah (LIQ), kuadran luar atas (UOQ), dan kuadran luar bawah (LOQ).2

Struktur dasar payudara

Page 5: Tumor Payudara

Mammae diperdarahi oleh a.mamary interna (a.thoracic interna) dan a.thoracic lateral. Kedua arteri tersebut berasal dari a.axillary yang masing-masing masuk ke mammae melalui bagian atas medial dan bagian atas lateral mammae.3

a.axillary a.mammary interna

a.thoracic lateral

a.intercostal posterior

Page 6: Tumor Payudara

A : m. pectoralis mayor

B : axillary lymph nodes : levels I (low axilla)

C : axillary lymph nodes: levels II (mid axilla)

D : axillary lymph nodes: levels III (apical axillary)

E : supraclavicular lymph nodes

F : internal mammary lymph nodes

Page 7: Tumor Payudara

Fisiologi payudara

Pertumbuhan dan fungsi payudara dipengaruhi oleh beragam rangsangan hormon yaitu estrogen, progesteron, prolaktin, oxytosin, hormon tiroid, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Estrogen, progresteron dan prolaktin memiliki efek yang sangat penting untuk perkembangan dan fungsi payudara.

Prolaktin adalah hormon utama yang merangsang laktogenesis pada akhir kehamilan dan periode post partum.

Hormon tersebut juga memperbaharui regulasi reseptor-reseptor hormon dan merangsang perkembangan epitel mammae. Gonadotropins, Luteinizing Hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) mengatur pelepasan estrogen dan progesteron dari ovarium.1

Page 8: Tumor Payudara

Tumor mammae

Malignant

Invasive epithelial kankerILCIDC

Paget’s disease Inflammatory carcinoma

Non invasive epithelial kankerLCISDCIS

Benign FibroadenomaFibrocystic disease

Mastitis Cystosarcoma Phyllodes

Intraductal papillomaGynecomastia

Page 9: Tumor Payudara

Tumor jinak

Fibroadenoma Definisi : stroma jaringan ikat yang mengelilingi

saluran berepitel dan membentuk tumor jinak yang halus, putih, dan berbatas tegas.

Faktor resiko : lebih banyak ditemukan pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih.

Insiden : biasanya terjadi pada remaja muda sampai akhir usia 30th. Dipengaruhi estrogen.

Tanda dan gejala : halus, sirkuler, masa mobile. Diagnosis : FNA.2

Penatalaksanaan : bila masa > 3cm dilakukan ekstirpasi.

Page 10: Tumor Payudara

Fibrocystic disease Faktor resiko : Biasanya didiagnosis pada usia 20 – 40 tahun. Tanda dan gejala : Breast swelling/ payudara bengkak (sering

ditemukan bilateral), tenderness, dan atau nyeri. Pemeriksaan fisik : Ukuran dapat berubah yaitu menjelang

menstruasi terasa lebih besar dan penuh serta rasa sakit bertambah, bila setelah menstruasi maka sakit hilang/berkurang dan tumorpun mengecil (etiologi hormonal).

Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak.

Tumor jenis fibrokistik umumnya tidak berbatas tegas, konsistensi padat kenyal dan dapat pula kistik.

Penatalaksanaan : Konservatif management : - NSAIDs - OCPs (Oral Contraceptive Pills) - Danazol atau - Tamoxifen

Page 11: Tumor Payudara

Mammary Duct Ectasia (Mastitis sel plasma)

Definisi : inflamasi dan pelebaran pada duktus laktiferous.

Nyeri pada payudara disertai benjolan dibawah puting atau areola dengan atau tanpa discharge puting.

Dapat teraba benjolan dibawah areola, bisa disertai keluarnya discharge pada puting.

Diagnosis : berdasarkan pemeriksaan,eksisi biopsi dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis kanker payudara.

Penatalaksanaan : eksisi pada saluran yang terkena.

Page 12: Tumor Payudara

Cystosarcoma Phyllodes

Tumor yang mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler yang tumbuh dengan cepat.

Sebagian besar jinak. Pasien datang biasanya dengan fibroadenoma yang sudah

bertahun-tahun (> 30 tahun). Karakteristik : tidak dapat dibedakan dari fibroadenoma

menggunakan ultrasound atau mammogram. Keduanya dapat dibedakan berdasarkan gambaran histologinya ( tumor phylloides memiliki aktivitas mitotic lebih banyak). Lebih banyak jinak dan memiliki prognosis yang baik.

Pemeriksaan fisik : massa besar (5 - 40 cm), dapat digerakkan (mobile).

Diagnosis : diagnosis pasti memerlukan biopsi. Penatalaksanaan : - Tumor kecil : eksisi luas lokal setidaknya 1

cm dari tepi tumor. - Tumor besar : simple mastektomi.2

Page 13: Tumor Payudara

Intraductal papilloma Proliferasi lokal yang

jinak dari sel epitel duktus.

Keluar discharge darah pada puting.

Diagnosis : evaluasi patologi spesimen.

Penatalaksanaan : pengangkatan ductus yang tekena.2

Gynecomastia Definisi : perkembangan

jaringan payudara pada laki-laki seperti payudara perempuan.

Dapat bersifat fisiologis ataupun patologis.

Kurang lebih 2 cm pengambilan jaringan payudara subareolar diperlukan utuk menegakkan diagnosis.

Penatalaksanaan : atasi penyebab utama jika penyebabnya sudah diketahui, jika bersifat fisiologi dilakukan bedah eksisi (subareolar mastektomi).2

Page 14: Tumor Payudara

Non Invasive Karsinoma Mammae

LCIS DCIS (solid)

DCIS (comedo)

DCIS (cribriform)

Tumor malignant

Page 15: Tumor Payudara

Invasive Karsinoma Mammae

Invasive Ductal Carcinoma Invasive Lobular Carcinoma

Mucinous Carcinoma Tubular Carcinoma

Medullary Carcinoma

Page 16: Tumor Payudara

Etiologi ca mammae1

Mutasi gen

Hormonal

Terpapar radiasi

Diet

Alkohol

Page 17: Tumor Payudara

Faktor risiko ca.mammae

Menarkhe dini. Nullipara. Menopause lama (>55 tahun). Ras kulit putih. Usia tua (>40 tahun). Riwayat kanker mammae di keluarga terutama ibu,

anak perempuan dan saudara perempuan. Predisposisi genetik. Pemberian estrogen postmenopause. Terpapar radiasi. Hyperplasia duktus atau lobulus yang atipical.

Page 18: Tumor Payudara

Cara penyebaran

Melalui jalur lifatik, dan secara hematogen.

Metastasis kanker mammae paling sering terjadi di kelenjar limfe, kulit, tulang, hati, paru-paru dan otak.4

Page 19: Tumor Payudara

Diagnosis Ca Mammae

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

- Status haid (menarke cepat, menopause lama)

- Rw perkawinan (tidak menikah, tidak punya anak)

- Rw menyusui (tidak menyusui)

- Rw penyakit payudara (FAM, pagget disease, dll)

- Rw kanker di keluarga (+)- Rw partus (pertama kali umur > 30 tahun)

- RPS (timbul massa di payudara, nyeri +/-, tumbuh cepat, keluar cairan (+/-)

- Simetris/tidak- Massa (lokasi, bentuk, ukuran, konsistensi, mobilitas, permukaan, nyeri tekan +/-, batas)

- Peau d’orange - Dimpling- Nodul satelit- Tanda inflamasi- Keluar cairan- Pembesaran kel.limfe regional

- Retraksi puting

- FNA (ditemukan sel kanker)-Mamografi ( massa solid, penebalan jaringan dan mikrokalsifikasi)

- Duktografi (massa irregular, multiple filling defect)

- USG (massa dengan dinding irreguler, batas halus)

- MRI (terlihat adanya masa kanker)

- Tumor marker (CEA & CA 15-3)

Page 20: Tumor Payudara

Stadium Ca Mammae

Tumor Primer (T)

Tx Tumor primer tidak dinilai

Tis Carcinoma in situ (LCIS atau DCIS) atau paget’s disease pada puting tanpa tumor

T1 Tumor ≤2 cm

T1a Tumor ≥0.1 cm, ≤0.5 cm

T1b Tumor >0.5 cm, ≤1 cm

T1c Tumor >1 cm, ≤2 cm

T2 Tumor >2 cm, ≤5 cm

T3 Tumor >5 cm

T4 Tumor dalam berbagai ukuran dengan perluasan sampai ke dinding dada atau kulit

T4a Tumor meluas sampai dinding dada (termasuk m. pectoralis)

T4b Tumor meluas ke kulit dengan ulserasi, edema dan nodul satelit

T4c Gabungan T4a dan T4b

T4d Karsinoma inflamatory

Page 21: Tumor Payudara

Pembuluh Limfe/Node (N)

NX regional kelenjar limfe tidak dapat dinilai.

N0 tidak ada metastasis kelenjar limfe.

N1 metastasis bergerak ke ipsilateral kel.limfe aksila.

N2 metastasis menetap pada ipsilateral kel.limfe aksila, atau pada studi imaging ipsilateral kel.int.mamary secara klinis tidak ditemukan metastasis kel.limfe aksila.

N2a metastasis ipsilateral kel.limfe aksila tetap satu sama lain atau terhadap struktur lain.

N2b metastasis ipsilateral kel.int.mamary hanya pada studi imaging, dan secara klinis tidak ditemukan metastasis kel.limfe aksila.

N3 metastasis pada ipsilateral kel.limfe infraklavikular, dengan atau tanpa melibatkan kel.limfe aksila, atau dalam studi imaging kel.limfe mamary int. Dan secara klinis ditemukan metastasis kel.limfe aksila; atau metastasis ipsilateral kel.limfe supraklavikular dengan atau tanpa melibatkan kel.limfe mamary.int.

N3a Metastasis ipsilateral kel.infraklavikular.

N3b Metastasis ipsilateral kel.limfe int.mamary dan kel.limfe aksila.

N3c Metastasis ipsilateral kel.limfe supraklavikular.

M (Metastasis)

M0 Tidak terdapat metastasi jauh

M1 Terdapat metastasis jauh

Page 22: Tumor Payudara

STAGE TNM

Angka harapan hidup 5 tahun

(%)

0 Tis, N0, M0 92

I T1, N0, M0 87

IIA T0, N1, M0 78

T1, N1, M0

T2, N0, M0

IIB T2, N1, M0 68

T3, N0, M0

IIIA T0, N2, M0 51

T1, N2, M0

T2, N2, M0

T3, N1, M0

T3, N2, M0

IIIB T4, N0, M0 42

T4, N1, M0

T4, N2, M0

IV Semua T, Semua N, M1

13

Page 23: Tumor Payudara

Screening & Pemeriksaan

Dini Ca Mammae

PF oleh dokter

SADARIMammografi

Page 24: Tumor Payudara

Terapi Ca Mammae

Terapi Bedah Terapi Non Bedah

1. Sentinel Lymphe Node Dissection

2. Breast Conservation Therapy (BCT)•Radical mastectomy : reseksi dari semua jaringan payudara, node axilla dan m.pectoralis mayor & minor.•Simple mastectomy : reseksi semua jaringan payudara•Lumpectomy dan axillary node dissection : reseksi massa tanpa jaringan normal dan dilakukan axillary node disection, kosmetika lebih baik

3. Rekonstruksi Payudara dan Dinding Dada

1. Therapi radiasi2. Kemoterapi3. Terapi Hormonal

Page 25: Tumor Payudara

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F. Charles, dkk. Oncology at Schwartz’s Principles of Surgery Eight Edition. Mc Graw Hill: United State of America. 2005.

2. Stead, Latha. G, dkk. The Breast at First Aid for The Surgery Clerkship. Mc Graw Hill. United State of America. 2003.

3. Jatoi, Ismail, dkk. Atlas of The Breast Surgery. Springer. New York. 2006.

4. Haskell, Charles M and Dennis A. Casciato. Breast Cancer at Manual of Clinical Oncology Fourth Edition. Lippincott Williams & Wilkins. United State of America. 2000.

5. Pass, Helen. A. Benign and Malignant Disease of The Breast at Surgery Basic Science and Clinical Evidence. Jeffrey A Norton Springer. New York. 2001.

6. Winer, Eric. P. Malignant Tumor of The Breast at Cancer Principles and Practice of Oncology. Lippincott Williams & Wilkins. United State of America. 2001.

7. Towsend, M. Jr, dkk. The Breast at Sabiston textbook of Surgery. Elsivier. United State of America. 2008.

Page 26: Tumor Payudara

THANK YOU