Author
dr641050789
View
29
Download
5
Embed Size (px)
TUMOR PAYUDARA
PAYUDARA
(Mammae)
Gambar 2.1
Anatomi Mammae
Gambar 2.3
Gambar skematis penampang lobulus dan duktus
Limfonodus daerah puting,areola, dan lobulus kelenjar
Pleksus limfatikus subareolar
Limfonodus aksilaris
(95%)
Limfonodus interpektoralis, deltopektoralis, supraklavikularis, dan servikal inferior profunda
Gambar2.4
Nodus limfatikus mammae
Aliran Limfe
Estrogen turun,Lonjakan LH,
Ovulasi
Luteinisasi,Progesteron meningkat.
(fase luteal)
Degenerasi korpus luteum,Estrogen dan progesteron turun,
Menstruasi
FSH & LH aktif,Berkembangnya folikel
dan sekresi estrogen(Fase Folikular)
Perkembangan jaringan stroma, sistem duktus, dan deposit lemak dan lobulus sedikit berkembang
Pertumbuhan nyata dari alveoli dan lobulus bersifat sekretorik payudara membengkak
Fisiologi Mammae
Tumor Jinak Mammae• Gejala yang muncul dapat berupa nyeri,
massa yang terpalpasi, ataupun nipple discharge.
Klasifikasi tumor jinak payudara• Nonproliferative
– Tidak beresiko menjadi kanker payudara– Contoh : massa kistik / fibrokistik
• Proliferative– Beresiko berkembang menjadi kanker payudara– Contoh : moderate epitel hyperplasia
• Atypical (atypia) hyperplasia– Sel dengan beberapa struktur abnormal– Contoh : ADH dan ALH
Fibrocystic Changes (FCC)
• Merupakan lesi yang menggambarkan perubahan jinak pada epitel payudara
• paling banyak terjadi pada wanita usia 30—50 tahun
• Disebabkan oleh aktivitas hormon estrogen
Fibrocystic Changes (FCC)
• Terasa benjolan pada payudara (umumnya tidak sengaja)
• Terasa nyeri, kadang multipel, biasanya massa bilateral pada kedua payudara
• Fluktuasi ukuran massa yang cepat• Nyeri terasa dan ukurannya membesar bersamaan
dengan siklus menstruasi
Proliferative tanpa atypiaTerdiri dari:• Moderate/ florid epithelial hyperplasia• Sclerosing adenosis• Complex screlosing lesions (radial scar)• Papiloma• Fibroadenoma
Fibroadenoma• Faktor risiko : usia pubertas,
dewasa muda, dan lebih sering terjadi pada wanita ras kulit hitam.
• Pertumbuhan abnormal sel epitel dan jaringan ikat karena pengaruh estrogen.
• Manifestasi yang muncul dapan berupa massa berbatas tegas yang tidak nyeri, keras, elastic, biasanya soliter dengan rentang diameter 1 hingga 5 cm.
Evaluasi dan Terapi
• Observasi• Tindakan eksisi tumor• Meredakan gejala : antibiotik dan anti-
inflamasi• Reduksi zat yang dapat merangsang
jaringan payudara : kafein pada minuman bersoda, kopi.
• Kurangi konsumsi produk turunan susu (dairy product)
Karsinoma MammaePenyakit yang bergantung pada hormon (hormone dependent) ditandai dengan proliferasi ganas dari sel-sel yang membatasi duktus atau lobulus mammae.
Menyebabkan kematian pada usia 40—44 tahun
Wanita:pria = 150:1 (cari referensi lain!!)
Faktor Resiko dan Lokasi lesi
Tanda dan gejala
• Lesi awal : Tunggal, tidak nyeri, terasa keras dengan batas yang kurang jelas
• Tahap lanjut :Retraksi kulit/puting, limfadenopati aksillaris, kemerahan, nyeri, massa terfiksasi dengan jaringan sekitar pada dinding dada.
Tes Diagnostik• Mammography
Sensitif untuk menilai adanya massa payudara tetapi tidak spesifik dalam membedakan antara sel jinak atau keganasan (sedini mungkin)
• Sonogram (USG)membedakan massa padat dengan kistik (saat ini bisa melihat apakah lesi tersebut merupakan keganasan atau bukan)
• Biopsi (aspirasi jarum halus),(eksisi), (insisi) semuanya dilakukan dengan bius total (umum)Lebih spesifik dalam menentukan jenis sel dari lesi yang ditemukan
• Saat biopsi, harus diperhatikan pola (arah) pengambilannya (sesuai pola garis kulit)
• Berdasarkan sistem TNM-AJC 1992 yang direvisi
• Stadium awal I dan II• Stadium lanjut III dan IV
Observasi untuk pengobatan :– Stadium awal kuratif– Stadium III kuratif ditambah modalitas lain– Stadium IV Paliatif
Stadium dan rencana pengobatan
Pengobatan
• Modalitas terapi :– Pembedahan
• Lumpectomy• Mastektomi
– Total– Radikalbila massa tumor sudah invasi sampai otot– Radikal Modifikasipertimbangan kosmetik
– Kemoterapi dan Hormonal• Merupakan terapi gabungan (adjuvant)
– Radiasi onkologi (radioterapi)
• Deteksi Stadium terapi prognosis
• Semakin dini stadium dan optimal penanganan, prognosis semakin baik dengan harapan hidup per-lima tahun mencapai 95%
• Stadium lanjut harapan hidup per lima tahun hanya berkisar 5—10%