24
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TARO MACKAREL CHIPS: KERIPIK BERBAHAN DASAR TALAS DENGAN RASA TENGGIRI SEBAGAI BAGIAN PEMANFAATAN UMBI TALAS DI DAERAH TAWANGMANGU, KARANGANYAR PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua pelaksana : Arnold Thamrin Halomoan I0410009/2010 Anggota : Argatya Tara Setiaji I0410006/2010 Kharisma Aji Candra I0410023/2010

Proposal PKMK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal PKMK

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

TARO MACKAREL CHIPS: KERIPIK BERBAHAN DASAR TALAS DENGAN RASA

TENGGIRI SEBAGAI BAGIAN PEMANFAATAN UMBI TALAS DI DAERAH

TAWANGMANGU, KARANGANYAR

PKM KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh:

Ketua pelaksana : Arnold Thamrin Halomoan I0410009/2010

Anggota : Argatya Tara Setiaji I0410006/2010

Kharisma Aji Candra I0410023/2010

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Proposal PKMK

A. JUDUL PROGRAM

“TARO MACKAREL CHIPS: KERIPIK BERBAHAN DASAR TALAS DENGAN RASA

TENGGIRI SEBAGAI BAGIAN PEMANFAATAN UMBI TALAS DI DAERAH

TAWANGMANGU, KARANGANYAR”

B. LATAR BELAKANG

Di daerah Tawangmangu, daerah wisata di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, salah

satu peluang usaha yang masih terbuka lebar adalah usaha di bidang makanan ringan. Hal ini

dilihat dari tingginya tingkat konsumsi, baik masyarakat sekitar maupun turis yang

berkunjung. Selama ini pemanfaatan talas terbatas sehingga tidak jarang dijadikan makanan

ternak dikarenakan rendahnya harga jual talas. Bahkan hanya menumpuk menjadi sampah

organik. Selain itu, produk olahan talas yang ada cenderung menimbulkan kejenuhan

masyarakat dikarenakan kurangnya inovasi dalam kualitas rasa dari produk olahan yang ada

selama ini. Untuk itu diperlukannya produk alternatif agar dapat memenuhi permintaan

masyarakat.

Dengan adanya produk olahan dari umbi talas berupa keripik talas tenggiri (Taro

Mackarel Chips/TMC) ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat

sebagai produk camilan yang memiliki nilai gizi yang tinggi baik gizi yang berasal dari umbi

talas maupun dari ikan tenggiri. Selain itu dapat meningkatkan nilai ekonomis dari talas dan

dapat menjadi salah satu alternative peluang usaha sehingga akan terciptanya lapangan

pekerjaan baru.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik suatu perumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana pengolahan umbi talas menjadi keripik talas tenggiri (TMC) sehingga dapat

meningkatkan nilai ekonomis talas ?

2. Bagaimana cara pemasaran produk cemilan TMC sebagai produk baru di masyarakat ?

D. TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis talas terutama umbi talas.

Page 3: Proposal PKMK

2. Menciptakan peluang usaha bagi mahasiswa Universitas Sebelas Maret.

3. Menyediakan dan memperkenalkan produk inovasi dari talas untuk memenuhi

permintaan konsumen di Provinsi Bengkulu.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Diharapkan melalui kegiatan ini, talas dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga

dapat meningkatkan nilai ekonomisnya dengan dihasilkan barang komersial serta dapat

menjadi salah satu peluang usaha yang memiliki prospek yang baik dan dapat meningkatkan

kesejahteraan.

F. KEGUNAAN

Kegunaan diadakannya kegiatan program ini adalah untuk :

1. Membangun jiwa wirausaha bagi mahasiswa, sehingga dapat melihat peluang dan

memanfaatkannya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

2. Memanfaatkan talas sehingga memiliki nilai jual yang tinggi

3. Membuka peluang usaha bagi masyarakat yang ingin menciptakan lapangan kerja.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

1) TALAS

Talas (Colocasia esculenta, suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan

penghasil umbi, populer ditanam terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Talas mirip

dengan taro, namun menghasilkan umbi yang lebih besar. Tanaman ini berperawakan tegak,

tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Tanaman

ini mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu

tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering.

Daun talas berbentuk perisai yang besar. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-

rambu halus yang menjadikannya kedap air karena akan mengalir langsung meninggalkan

permukaan daun. Daunnya juga sebagai pakan ikan gurame. Daun talas juga dapat dimakan

atau dapat dipakai sebagai pembungkus makanan yang dikenal sebagai “buntil”.

Page 4: Proposal PKMK

Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan.

Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Umbi talas dapat

diolah dengan dikukus, direbus, atau digoreng setelah dipotong.

2) UMBI TALAS

Umbi Talas berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulitnya berwarna

kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna

dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim,

kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan

karbohidrat. Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel

berikut:

Tabel 1. Kandungan gizi talas

Kandungan gizi Talas mentah Talas rebus

Energi (kal) 120 108

Protein (g) 1.5 1.4

Lemak (g) 0.3 0.4

Hidrat arang total (g) 28.2 25.0

Serat (g) 0.7 0.9

Abu (g) 0.8 0.8

Kalsium (mg) 31 47

Fosfor (mg) 67 67

Besi (mg) 0.7 0.7

Karoten total 0 0

Vitamin B1 (mg) 0.05 0.06

Vitamin C (mg) 2 4

Air (g) 69.2 72.4

Bagian yang dimakan (%) 85 100

Sumber: Dewi Sabita Slamet dan Ignatius Tarwotjo. (1980). Majalah Gizi dan Makanan;

jilid 4, hal. 26. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.

3) IKAN TENGGIRI

Page 5: Proposal PKMK

Ikan tenggiri adalah ikan laut yang termasuk dalam marga Scomberomorus famili

scombridae. Ikan ini merupakan kerabat dekat tuna, tongkol, madidhang, dan kembung. Ikan

tenggiri sangat kaya protein dan banyak dimanfaatkan untuk menjaga kesehaan. Ikan tenggiri

juga mengandung asam lemak Omega 3 yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan

jantung, menurunkan tekanan darah tinggi, serta penyakit lain yang berhubungan dengan

penyumbatan pembuluh darah, serta menekan pertumbuhan sel – sel kanker.

4) KERIPIK TALAS TENGGIRI (TMC)

Keripik (chips) adalah makanan ringan berbahan dasar tepung terigu yang digemari di

hampir seluruh penjuru dunia. Di Indonesia sendiri keripik dikenal dan disukai oleh

masyarakat dari berbagai kalangan. Alhasil, muncullah berbagai jenis rasa dari keripik.

Adapun alat dan bahan serta cara pembuatan keripik talas tenggiri (Taro Mackerel Chips/

TMC) sebagai berikut:

a. Alat

Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik talas tenggiri adalah blender,

pendingin (kulkas), kompor + minyak tanah, kuali/penggorengan, saringan air,

dandang, kukusan, saringan penggorengan, pengaduk, sendok, baskom, pisau, lap,

terpal, plastik, parutan/kukuran.

b. Bahan

Umbi talas 15 kg

Tenggiri 1 kg

Tepung tapioka 3 kg

Minyak goreng 5 kg

Bawang Merah ¼ kg

Bawang puith ½ kg

Garam 1,5 bks

Gula 3 kg

Telur ayam negeri 3 kg

Penyedap 1 bks

Soda 4 ons

c. Cara Pembuatan

Mempersiapkan alat dan bahan.

Page 6: Proposal PKMK

Mempersiapkan ikan tenggiri: mencuci ikan tenggiri hingga bersih, meniriskan

menggunakan saringan, membuat fillet, mengambil daging ikan dengan cara

dikerupuk menggunakan sendok, menggiling daging ikan memakai penggiling.

Mempersiapkan umbi talas: mengupas kulit umbi talas kemudian mencucinya

hingga bersih dan direndam dengan air yang ditambahkan garam dapur (NaCl)

selama 30 menit agar rasa gatal dari umbi talas dapat dihilangkan kemudian

ditiriskan, lalu umbi talas yang sudah ditiriskan dihaluskan dengan menggunakan

parutan/kukuran hingga halus.

Memasukkan umbi talas, tenggiri, tepung tapioka, garam, gula, soda, telur, dan

bawang merah serta bawang putih yang telah dihaluskan ke dalam baskom dan

dicampurkan hingga merata sehingga membentuk adonan yang dapat dibentuk.

Membentuk adonan umbi talas tersebut berupa silinder/ persegi panjang.

Mengukus atau merebus adonan tersebut hingga matang (sekitar 1 jam). Setelah

matang, diangkat dan ditiriskan. Setelah 1 jam, adonan tersebut dimasukkan ke

dalam pendingin sekitar 1 jam hingga mengeras. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah pengirisan dalam membuat keripik.

Setelah mengeras, mengiris adonan tipis-tipis dan kemudian dijemur hingga

mengering di bawah matahari dengan di alaskan terpal plastik

Setelah dikeringkan, mengemas keripik singkong ebi tersebut dalam bentuk

keripik mentah atau dapat dikemas dalam bentuk keripik siap makan.

Untuk keripik siap makan, setelah kering, keripik langsung digoreng hingga

matang dan renyah. Kemudian langgsung dikemas ke dalam plastik kemasan yang

ada dan diberi label di setiap kemasan.

d. Peluang Usaha dan Kelayakan

1. Peluang usaha

Produk makanan berupa keripik telah banyak dikenal dan dikonsumsi

berbagai kalangan masyarakat. Keripik disukai oleh masyarakat berbagai usia baik

anak-anak maupun dewasa, karena rasanya yang enak, gurih dan renyah. Melalui

inovasi berupa keripik talas tenggiri yang mengandung gizi yang tinggi serta rasanya

yang enak dan gurih diharapakan akan meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap

kerupuk talas tengiri ini.

Page 7: Proposal PKMK

Talas yang kuantitasnya cukup banyak di daerah Tawangmangu ini

memudahkan dalam pencarian bahan baku utama dari keripik talas tenggiri ini. Selain

itu harga bahan baku yang murah dan terjangkau memungkinkan pembuatan keripik

dengan biaya yang murah namun memiliki yang tinggi. Jadi dengan bahan baku

utama yang murah maka biaya produksi dapat diminimalisasi namun mendapat

keuntungan yang maksimal. Kelayakan dalam suatua usaha, tidak terlepas dari

berbagai faktor ketersediaan bahan baku, target konsumen, tingkat persaingan produk

sejenis, dll.

Berikut adalah beberapa pertimbangan factor SWOT yang bisa ditemukan

dalam menganalisis keberlangsungan usaha Keripik Talas Tenggiri (TMC). Dimana

terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu kekuatan (Strength), kelemahan

(Weakness), Peluang (Opportunity), ancaman (Threath) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Faktor SWOT usaha pembuatan kerupuk talas ebi

Faktor SWOT USAHA PEMBUATAN KERIPIK TALAS EBI

Kekuatan (Strength) · Harga produk yang murah

· Bahan baku yang melimpah

· Keunikan produk

· Kesukaan konsumen akan produk

· Umur simpan produk yang panjang

Kelemahan (Weakness) · Kurangnya promosi

· Kemungkinan kemasan yang kurang menarik

Peluang(Opportunity) · Kesempatan biaya produksi murah

· Peluang pasar yang besar di Tawangmangu

· Kesempatan menguasai pasar

Ancaman (Threat) · Standarisasi mutu

· Kemungkinan pesaing skala besar

· Perubahan selera masyarakat

2. Kelayakan usaha

Page 8: Proposal PKMK

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahu apakah suatu usaha tersebut

layak atau tidak didirikan. Beberapa cara yang paling sering digunakan untuk

menganalisis kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menghitung BEP dan B/C

Ratio serta R/C Ratio.

BEP

BEP (Break Even Point) merupakan titik dimana modal dapat kembali, bisa

dalam bentuk jumlah produk maupun dalam bentuk uang.

B/C Ratio

Merupakan perbandingan antara keuntungan dengan biaya produksi. Usaha

dapat dikatakan menguntungkan dan layak jika B/C Ratio lebih besar dari 0 (>0).

R/C Ratio

Merupakan perbandingan antara seluruh pendapatan/pemasukan dengan biaya

produksi. Usaha dikatakan layak apabila R/C Ratio lebih dari 1,00 (>1,00)

3. Analisis usaha Kerupuk Talas Tenggiri

Dalam 1 periode produksi keripik talas tenggiri akan digunakan bahan

baku umbi talas sebanyak 120 kg. Dari 120 kg bahan mentah talas akan diperoleh

sekitar 100 kg keripik talas tenggiri (bahan baku mengalami penyusutan sekitar

20 kg). Produk akan dikemas dalam bentuk kemasan dengan netto: 250 gram (1/4

kg) sehingga dari 100 kg produk yang dihasilkan akan diperoleh 400 bungkus

dengan berat 250 gram.

Harga untuk 1 bungkus kerupuk dengan berat 250 gram adalah Rp

12.000,00 sehingga akan diperoleh pendapatan kotor di setiap periode adalah

sebesar 400 bungkus x Rp 12.000,00 = Rp 4. 800.000,00.

Adapun keseluruhan modal yang dikeluarkan di awal pendirian usaha,

meliputi peralatan, bahan habis pakai, transportasi, sewa tempat, promosi, dll

adalah Rp 10.000.000,00 (lihat tabel 3). Jadi, jika dihitung berdasarkan

keseluruhan modal awal yang meliputi bahan habis pakai, peralatan, dan biaya

lain-lain (tabel 3) sebesar Rp 10.000.000,00 maka modal akan kembali dalam

waktu 2-3 bulan atau 3 kali produksi (3 periode produksi) dengan rincian :

pendapatan per produksi Rp 4.800.000,00 x 3 periode = Rp 14.400.000,00.

Page 9: Proposal PKMK

Untuk modal tetap (modal yang tidak perlu dikeluarkan lagi di setiap

periode produksi) meliputi peralatan dan biaya lain-lain dengan jumlah Rp

7.601.000,00 (lihat tabel 1). Sedangkan modal/biaya yang perlu dikeluarkan

setiap kali produksi meliputi biaya bahan habis pakai sebesar Rp 2.399.000,00

(lihat tabel 1) dan biaya susut peralatan per bulan sebesar Rp 104.570,00 (lihat

tabel 2) sehingga biaya produksi yang dikeluarkan setiap bulannya adalah Rp

2.503.570,00.

Pendapatan per produksi = Rp 4.800.000,00

Pengeluaran per produksi = Rp 2.503.570,00

Keuntungan per produksi = Rp 2.296.430,00

a. BEP

BEP volume produksi = 2.503.570 / 12.000

= ± 209 bungkus

Maka modal akan kembali setelah diproduksi kerupuk talas ebi

sebanyak 209 bungkus. Jadi apabila dalam 1 kali produksi dihasilkan 400

bungkus keripik maka akan diperoleh keuntungan sebanyak (400 – 209)

bungkus = 191 bungkus.

BEP harga produksi = 2.503.570 / 400 bungkus

= Rp 6.259,00

Jadi, harga untuk 1 bungkus kerupuk sebesar Rp 6.259,00

merupakan harga dimana biaya/modal produksi kembali sehingga untuk

mendapatkan keuntungan harga per unit/ per kemasan harus di atas Rp

6.259,00. Jadi dengan harga per bungkus Rp 12.000,00, maka diperoleh

keuntungan per bungkus sebesar Rp 12.000,00 - Rp 6.259,00 = Rp

5.741,00.

b. B/C Ratio

Keuntungan (B) yang diperoleh per bulan adalah Rp 2.296.430,00 dan

biaya produksi (C) per bulan adalah Rp 2.503.570,00 sehingga diperoleh B/C

Ratio = 2.296.430 : 2.503.570 = 0,92. Jadi dengan B/C Ratio 0,92 (di atas nol)

maka usaha ini dinyatakan layak dan keuntungan yang diperoleh adalah 92 %

dari biaya produksi.

Page 10: Proposal PKMK

c. R/C Ratio

Seluruh pemasukan/pendapatan per bulan (R) adalah Rp 4.800.000,00 dan

biaya produksi per bulan (C) Rp 2.503.570,00 sehingga diperoleh R/C Ratio =

4.800.000 : 2.503.570 = 1,92. Jadi dengan R/C Ratio 1,92 (di atas 1) maka

usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.

e. Rencana Pencapaian

Perencanaan menajemen yang digunakan adalah general partnersip, yaitu semua

anggota ikut secara aktif mengoperasikan bisnis serta bersama-sama bertanggung

jawab, termasuk tanggung jawab yang tak terbatas terhadap hutang-hutang bisnis.

Namun dalam pelaksanaan teknis ada pembagian tugas masing-masing sesuai

kesepakatan bersama. Selain itu akan diadakannya kerjasama dengan beberapa

pedagang skala menengah ke bawah dan tidak menutup kemungkinan untuk bekerja

sama dengan pengusaha skala atas untuk membantu memasarkan produk keripik talas

tenggiri ini sehingga dapat dengan cepat dikenal dan diminati oleh masyarakat.

f. Gambaran umum masyarakat sasaran

Masyarakat yang menjadi sasaran dalam pemasaran usaha Keripik Talas Tenggiri

ini adalah sebagai berikut:

1. Seluruh anggota (misal. dosen dan mahasiswa) Universitas Sebelas Maret

2. Masyarakat di daerah Kota Solo dan Kab. Karanganyar, terutama di sekitar

daerah Tawangmangu

3. Turis (lokal dan luar negeri) yang berkunjung ke daerah Tawangmangu dan

sekitarnya

4. Mini market, toko oleh-oleh, warung-warung, hotel dan resort, serta pedagang

makanan di pasar maupun di jalanan yang ada di sekitar daerah Tawangmangu.

H. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan di tempat usaha yang telah disewa selama 4 bulan

di sekitaran kampus UNS. Kegiatan akan dilakukan selama 4 bulan dan kegiatan diadakan

tiga kali dalam seminggu yaitu hari Kamis, Sabtu, dan Minggu, dimulai dari persiapan bahan

dan peralatan, pencarian bahan baku, pengolahan bahan, pengujian, pemasaran, dll sehingga

dihasilkan produk yang diinginkan. Untuk tahapan pembuatan produk dilakukan dalam

Page 11: Proposal PKMK

bentuk periode, jadi dalam waktu 4 bulan akan diadakan 5 periode pembuatan produk

sehingga dihasilkan produk yang diinginkan. Kegiatan akan dimulai pada hari Kamis mulai

dari pukul 10.00-17.00 WIB sampai selesai, dan hari Sabtu-Minggu kegiatan dimulai pukul

08.00 – selesai.

Umbi talas sebagai bahan baku dalam pembuatan keripik talas tenggiri ini diperoleh dari

petani talas. Dalam pemilihan bahan baku harus sangat diperhatikan agar kualitas produk

dapat maksimal. Untuk itu perlu dilakukan seleksi terhadap talas yang akan digunakan dalam

pembuatan keripik talas tenggiri ini. Umbi talas yang dapat dijadikan sebagai bahan baku

produk adalah umbi talas yang masih segar dan dagingnya berwarna putih keruh.

Langkah-langkah pelaksanaan program adalah sebagai berikut:

a) Persiapan bahan baku

Adalah rangkaian kegiatan mulai dari pembelian bahan baku berupa umbi talas

yang baik dan segar dari semua varietas talas yang aman dikonsumsi, didapat dari petani

talas secara langsung. Selanjutnya bahan baku yang telah diperoleh kemudian di sortasi

untuk menghilangkan bahan baku yang dianggap kurang baik untuk diolah, misalnya

terdapat cacat, busuk dan sebagainya.

b) Pengolahan

Tahapan ini merupakan kegiatan mulai dari proses pengupasan bahan baku,

pencucian, pengirisan, hingga bahan baku siap untuk dilakukan pengolahan.

c) Pembuatan keripik talas tenggiri

Merupakan rangkaian proses pengolahan bahan mentah dari talas, selanjutnya

diolah menjadi keripik talas tenggiri yang siap untuk dikonsumsi. Kemudian akan

diadakan beberapa uji untuk membuktikan apakah keripik talas tenggiri ini baik untuk

dikonsumsi baik penelitian di laboratorium maupun menguji secara langsung kepada

masyarakat sehingga akan diketahui respon masyarakat terhadap produk keripik talas

tenggiri ini.

d) Paket teknologi rpoduk dan pengemasan

Dilakukan untuk mengetahui tentang teknologi produk yang dihasilkan, perkiraan

daya simpan produk yang dihasilkan dan teknologi pengemasan yang sesuai dengan

produk guna mempertahankan mutu dan kualitas produk. Teori yang diberikan berkaitan

Page 12: Proposal PKMK

dengan sifat fisik dan karakteristik bahan, pengetahuan tentang pengemasan dan labelling

produk.

e) Promosi dan pemasaran

Setelah keempat paket kegiatan diatas selesai dilaksanakan maka akan dilakukan

promosi dan pemasaran yang akan dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung dijual

kepada konsumen dan toko-toko yang banyak dikenal masyarakat atau toko-toko yang

telah berkompeten dalam bidang pendistribusian makanan serta langsung menuju

masyarakat sasaran yang telah ditentukan.

I. JADUAL KEGIATAN

Tabel 3. Jadual rencana pelaksanaan kegiatan

Kegiatan

Bulan ke- 1 Bulan ke- 2 Bulan ke- 3 Bulan ke- 4

Minggu ke-: Minggu ke-: Minggu ke-: Minggu ke-:

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Konsultasi

dengan dosen

pembimbing

Persiapan bahan

dan peralatan

Pembuatan

produk Keripik

Talas Tenggiri

Tahap

komersialisasi

produk

Page 13: Proposal PKMK

Tahapan

pengujian

produk

Evaluasi secara

umum kegiatan

bisnis

Pengolahan data

Pembuatan

draft laporan

akhir

J. ANGGARAN BIAYA

a. Tabel 4. Cashflow usaha

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 TotalMASUKSetoran Modal 10.000.000 10.000.000

Omzet 4.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 19.200.000Total Masuk 14.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000KELUARPeralatan 5.721.000 5.721.000

Transportasi 450.000 450.000Sewa tempat 4 bulan 500.000 500.000Dokumentasi 150.000 150.000Laporan dan penggandaaan 30.000 30.000

Belanja bahan baku 2.399.000 2.399.000 2.399.000 2.399.000Gaji 1 karyawan 150.000 150.000 150.000 150.000 600.000Promosi bersama 60.000 30.000 30.000 30.000 150.000Lain-lain 104.570 104.570 104.570 104.570 418.280Total Keluar per Bulan 9.384.570 2.683.570 2.683.570 2.836.570

Arus kas bersih per bulan 5.415.430 2.116.430 2.116.430 1.936.430

Saldo bulan sebelumnya - 5.415.430 7.531.860 9.648.290

Page 14: Proposal PKMK

Sisa kas pada akhir bulan 5.415.430 7.531.860 9.648.290 11.584.720

b. Tabel 4. Anggaran biaya produksi

NO URAIAN HARGA

1 BAHAN HABIS PAKAI

a. Umbi talas @ Rp 2.000,00/kg x 120 kg Rp 240.000,00

b. Tepung tapioka @ Rp 1.500,00/kg x 20 kg Rp 30.000,00

c. Ikan Tenggiri @ Rp 40.000/kg x 10 kg Rp 400.000,00

d. Bawang merah @ Rp 14.000/kg x 4 kg Rp 56.000,00

e. Bawang putih @ Rp 20.000,00/kg x 6 kg Rp 120.000,00

f. Minyak goreng @ Rp 14.000,00/kg x 20 kg Rp 280.000,00

g. Garam @ Rp 6.000/bungkus x 10 bks Rp 60.000,00

h. Gula @ Rp 12.500/bungkus x 24 kg Rp 300.000,00

i. Penyedap Rasa @ Rp 600,-/bungkus x 25 bks Rp 15.000,00

j. Telur ayam negeri @ Rp 14.000,00/kg x 32 kg Rp 448.000,00

k. Isi gas 3 kg @ Rp 15.000,00 x 30 hari Rp 450.000,00

JUMLAH Rp 2.399.000,00

NO URAIAN HARGA

2 PERALATAN

a. Blender @ Rp 200.000,00 Rp 200.000,00

b. Kompor gas @ Rp 300.000,00/buah x 2 Rp 600.000,00

c. Tabung gas 3 kg @ Rp 87.000,00 x 2 Rp 174.000,00

d. Kulkas kecil @ Rp 822.000,00 Rp 822.000,00

e. Timbangan @ Rp 75.000,00 Rp 75.000,00

f. Kukuran @ Rp 350.000,00 Rp 350.000,00

g. Baskom besar @ Rp. 45.000,00 x 3 buah Rp 135.000,00

h. Dandang @ Rp. 650.000,00 x 2 buah Rp 1.300.000,00

i. Kukusan @ Rp. 300.000,00 x 2 buah Rp 600.000,00

j. Pisau @ Rp. 20.000,00 x 3 buah Rp 60.000,00

Page 15: Proposal PKMK

k. Penggorengan stainless steel @ Rp. 200.000,00 x 3 buah Rp 600.000,00

l. Saringan Plastik @ Rp.12.700,00 x 3 buah Rp 38.100,00

m. Saringan stainless steel @ Rp. 29.000,00 x 3 buah Rp 87.000,00

n. Sendok Penggorengan @ Rp. 15.000,00 x 3 buah Rp 45.000,00

o. Pengaduk (whisker) @ Rp. 10.000,00 x 3 buah Rp 30.000,00

p. Terpal 3 x 4 meter @ Rp. 340.000,00 Rp 340.000,00

q. Lap @ Rp. 5.000,00 x 3 buah Rp 15.000,00

r. Plastik Kemasan 1/4 kg @ Rp. 25.000,00/kg x 10 kg Rp 250.000,00

JUMLAH Rp 5.721.000,00

NO URAIAN HARGA

3 BIAYA LAIN-LAIN

a. Transportasi Rp 450.000,00

b. Gaji karyawan 1 orang Rp 600.000,00

c. Sewa tempat 4 bulan Rp 500.000,00

d. Dokumentasi Rp 150.000,00

e. Laporan dan penggandaan Rp 30.000,00

f. Promosi Rp 150.000,00

JUMLAH Rp 1.880.000,00

TOTAL KESELURUHAN DANA Rp 10.000.000,00

PEMASUKAN* 4.800.000

PENGELUARAN* 2.503.570

KEUNTUNGAN* 2.296.430

c. Tabel 5. Biaya penyusutan peralatan per bulan

No. Jenis Jumlah Alat Harga (Rp) Usia Pakai (thn) Biaya Penyusutan (Rp/bln)

1 Blender 1 200.000 3 3.333

2 Kompor gas 2 300.000 7 7.142

3 Tabung gas 3 kg 2 87.000 5 2.900

Page 16: Proposal PKMK

4 Kulkas kecil 1 822.000 4 17.125

5 Timbangan 1 75.000 3 2.083

6 Kukuran 1 350.000 5 5.833

7 Baskom besar 3 45.000 2 5.625

8 Dandang 2 650.000 5 21.666

9 Kukusan 2 300.000 5 10.000

10 Pisau 3 20.000 3 1.666

11 Penggorengan stainless steel 3 200.000 5 10.000

12 Saringan plastik 3 12.700 2 1.587

13 Saringan stainless steel 3 29.000 3 2.416

14 Sendok penggorengan 3 15.000 3 1250

15 Pengaduk (whisker) 3 10.000 2 1250

16 Terpal 3 x 4 m 1 340.000 3 9.444

17 Lap 3 5.000 1 1.250

JUMLAH BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN PER BULAN Rp 104.570,00