22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak ditemukan penyakit yang sifatnya degeneratif. Karena banyaknya komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat kepada masyarakat luar negeri dan adanya ketertarikan masyarakat terhadap gaya hidup masyarakat luar negeri sehingga banyak bermunculan penyakit – penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler dan diabetes insipidus akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit diabetes insipidus ini kemungkinan besar akan megalami peningkatan jumlah penderitanya di masa datang akibat adanya gaya hidup yang tidak sehat yang dilakukan oleh masyarakat saat ini. Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan produksi, sekresi, dan fungsi dari Anti Diuretic Hormone (ADH) serta kelainan ginjal yang tidak berespon terhadap kerja ADH fisiologis, yang ditandai dengan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri). Polidipsia dan poliuria dengan urin encer, hipernatremia, dan dehidrasi adalah keunggulan dari diabetes insipidus. Pasien yang memiliki diabetes insipidus tidak dapat menghemat air dan dapat menjadi sangat dehidrasi bila kekurangan air. Poliuria melebihi 5 mL / kg per jam, urin encer. Kondisi ini menimbulkan polidipsia dan poliuria.

PJBL DI-1.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSaat ini banyak ditemukan penyakit yang sifatnya degeneratif. Karena banyaknya komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat kepada masyarakat luar negeri dan adanya ketertarikan masyarakat terhadap gaya hidup masyarakat luar negeri sehingga banyak bermunculan penyakit penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler dan diabetes insipidus akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit diabetes insipidus ini kemungkinan besar akan megalami peningkatan jumlah penderitanya di masa datang akibat adanya gaya hidup yang tidak sehat yang dilakukan oleh masyarakat saat ini.

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan produksi, sekresi, dan fungsi dari Anti Diuretic Hormone (ADH) serta kelainan ginjal yang tidak berespon terhadap kerja ADH fisiologis, yang ditandai dengan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri). Polidipsia dan poliuria dengan urin encer, hipernatremia, dan dehidrasi adalah keunggulan dari diabetes insipidus. Pasien yang memiliki diabetes insipidus tidak dapat menghemat air dan dapat menjadi sangat dehidrasi bila kekurangan air. Poliuria melebihi 5 mL / kg per jam, urin encer. Kondisi ini menimbulkan polidipsia dan poliuria.

Jumlah pasien diabetes insipidus dalam kurun waktu 20 30 tahun kedepan akan mengalami kenaikan jumlah penderita yang sangat signifikan. Dalam rangka mengantisipasi ledakan jumlah penderita diabetes insipidus, maka upaya yang paling tepat adalah melakukan pencegahan salah satunya dengan mengatur pola makan dan gaya hidup dengan yang lebih baik. Dalam hal ini peran profesi dokter, perawat, dan ahli gizi sangat ditantang untuk menekan jumlah penderita diabetes melitus baik yang sudah terdiagnosis maupun yang belum. Selain itu dalam hal ini peran perawat sangat penting yaitu harus selalu mengkaji setiap respon klinis yang ditimbulkan oleh penderita diabetes insipidus untuk menentukan Asuhan Keperawatan yang tepat untuk penderita Diabetes Insipidus.1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa definisi diabetes insipidus ?

2.Sebutkan klasifikasi diabetes insipidus ?

3.Bagaimana etiologi diabetes insipidus ?

4.Apa manifestasi klinis dari diabetes insipidus ?5. Apa saja pemeriksaan pada diabetes insipidus?6.Bagaimana penatalaksanaan dari diabetes insipidus ?

7.Bagaimana patofisiologi dari diabetes insipidus?

8.Bagaimana pencegahan dari diabetes insipidus ?9. Apa komplikasi dari diabetes insipidus?

10. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien diabetes insipidus?

BAB II

PEMBAHASANDEFINISI Diabetes insipidus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan poliuria polidipsi yang disebabkan oleh defisiensi ADH. (Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Fransisca B. Batticaca. 2008) Diabetes insipidus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskopis. (Kapita Selekta Kedoteran : 2000) Diabetes insipidus merupakan keadaan patologis dimana terjadi pengeluaran urine yang sangat banyak dan encer dengan plasma dalam keadaan terkonsentrasi. (Medicine at a Glance, Patrick Davey. 2006) Diabetes insipidus adalah penyakit yang ditandai oleh penurunan produksi, sekresi atau fungsi ADH. Istilah diabetes insipidus berhubungan dengan kualitas dan kuantitas urin (Corwin, Elizabet J, 2009). Diabetes insipidus merupakan gangguan metabolisme air yang disebabkan oleh defisiensi vasopresin (juga dikenal dengan hormon ADH) yang bersikulasi atau oleh resistensi ginjal terhadap hormon ini ( William dan Wilkins, 2011). Diabetes insipidus adalah gangguan dari metabolisme air. Hal ini berarti air atau cairan yang diminum dengan cairan yang dikeluarkan tidak seimbang. Diabetes insipidus bisa disebabkan karena kekurangan vasopresin (ADH) atau tidak beresponsnya atau resistensi hormon ADH ini didalam tubuh (Bethesda, MD, 2006).Sehingga dapat disimpulkan bahwa diabetes insipidus merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh penurunan sekresi hormone ADH (vasopresin) atu penurunan respon (resistensi) ginjal terhadap hormone ADH.KLASIFIKASI

Menurut Bethesda, MD (2006) diabetes insipidus di klasifikasikan sebagai berikut :1. Diabetes insipidus kranial atau sentral atau neurogenikDiabetes jenis ini adalah jenis yang paling umum dari diabetes insipidus dan disebabkan oleh tingkat ADH yang rendah. Diabetes insipidus central biasanya disebabkan karena penyakit, gangguan atau cedera yang melibatkan kelenjar pituitari atau hipotalamus. Diabetes ini bisa juga disebabkan oleh tumor, pembedahan saraf, infeksi atau perdarahan yang mempengaruhi kemampuan otak untuk mensekresikan vasopresin. Pada pasien dengan gangguan ini tingkat ADH tidak cukup tinggi untuk mencegah ginjal mensekresi air dalam jumlah besar.

2. Diabetes insipidus nefrogenikDiabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika kadar ADH dalam tubuh memadai tetapi ginjal tidak menanggapi hormon dengan benar. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh saluran air yang abnormal ( aquaporins ) di ginjal, gangguan metabolisme seperti hiperglikemia , atau dengan obat-obat yang mengurangi ekspresi aquaporins seperti lithium digunakan untuk mengobati gangguan jiwa bipolar.

ETIOLOGI

Menurut Fransisca B. Batticaca, 2008, penyebab diabetes insipidus sentral adalah kegagalan pelepasan hormone antidiuretic (ADH) yang secara fisiologis dapat menyebabkan kegagalan sintesis dan gangguan pengangkutan ADH yang disimpan untuk sewaktu-waktu dilepaskan kedalam sirkulasi jika dibutuhkan. Kegagalan pelepasan ADH ini disebabkan oleh kerusakan osmoreseptor yang terdapat pada hipotalamaus anterior dan disebut Kerneys osmoreseptor cells yang berada diluar sawar darah otak.Dan untuk diabetes insipidus nefrogeneik, penyebabnya adalah kegagalan pembentukan dan pemeliharaan gradient osmosis dalam medulla renalis dan kegagalan utilisasi gradient pada keadaan dimana ADH dalam jumlah yang cukup dan berfungsi normal.EPIDEMIOLOGI

Diabetes insipidus dapat terjadi pada setiap usia sesudah bayi, diabetes insipidus nephrogenic warisan biasanya terjadi segera setelah lahir . Warisan diabetes insipidus nephrogenic adalah terpaut pada kromosom x, karena itu pada laki-laki hanya terpengaruh secara klinis, sedangkan perempuan adalah pembawa. Warisan central diabetes insipidus sangat langka dan dapat menunjukkan pola negatif atau resesif dominan. Prevalensi diabetes insipidus ini terdapat 1 kasus per 25.000 penduduk, presentasi antara laki-laki dan wanita sama (Bardesono, 2011).

FAKTOR RESIKO

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes insipidus meliputi: Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisis karena operasi, infeksi, stroke, tumor, atau cedera kepala Kondisi tertentu (seperti sarkoidosis, tuberkulosis, granulomatosis dengan polyangiitis) Obat-obatan tertentu (seperti lithium) penyebab paling umum dari diabetes insipidus Penyakit ginjal (seperti penyakit ginjal polikistik) Malnutrisi protein Kondisi tertentu (seperti hiperkalsemia, hipokalemia)(http://www.med.nyu.edu/content?ChunkIID=102703)

PATOFISIOLOGI

(Terlampir)MANIFESTASI KLINIS

Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan polidipsia. Jumlah cairan yang diminum maupun produksi urin per 24 jam sangat banyak, dapat mencapai 5 15 liter sehari. Berat jenis urin biasanya sangat rendah, berkisar antara 1001 1005 atau. Penurunan osmolaritas urine < 50-200m. Osm/kg berat badan, Peningkatan osmolaritas serum > 300 m. Osm/kg. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat gejala gejala lain kecuali jika ada penyakit lain yang menyebabkan timbulnya gangguan pada mekanisme neurohypophyseal renal reflex. (Sudoyo, 2006).

Jika merupakan penyakit keturunan, maka gejala biasanya mulai timbul segera setelah lahir. Gejalanya berupa rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang encer (poliuri). Bayi tidak dapat menyatakan rasa hausnya, sehingga mereka bisa mengalami dehidrasi. Bayi bisa mengalami demam tinggi yang disertai dengan muntah dan kejang-kejang. Jika tidak segera terdiagnosis dan diobati, bisa terjadi kerusakan otak, sehingga bayi mengalami keterbelakangan mental. Dehidrasi yang sering berulang juga akan menghambat perkembangan fisik. (Sudoyo, et al: 2006)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. AnamnesaPertama, yaitu apakah yang menyebabkan poliuria tersebut adalah pemasukan bahan tersebut (dalam hal ini air) yang berlebihan ke ginjal atau pengeluaran yang berlebihan. Bila pada anamnesa ditemukan bahwa pasien memang minum banyak, maka wajar apabila poliuria itu terjadi.

Kedua, apakah penyebab poliuria ini adalah factor renal atau bukan. Poliuria bisa terjadi pada penyakit gagal ginjal akut pada periode diuresis ketika penyembuhan. Namun, apabila poliuria ini terjadi karena penyakit gagal ginjal akut, maka akan ada riwayat oligouria (sedikit kencing).

Ketiga, Apakah bahan utama yang membentuk urin pada poliuria tersebut adalah air tanpa atau dengan zat-zat yang terlarut. Pada umumnya, poliuria akibat Diabetes Insipidus mengeluarkan air murni, namun tidak menutup kemungkinan ditemukan adanya zat-zat terlarut. Apabila ditemukan zat-zat terlarut berupa kadar glukosa yang tinggi (abnormal) maka dapat dicurigai bahwa poliuria tersebut akibat DM yang merupakan salah satu Differential Diagnosis dari Diabetes Insipidus.

2. Pemeriksaan Penunjang Jika kita mencurigai penyebab poliuria ini adalah Diabetes Insipidus, maka harus melakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis. Ada beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus, antara lain:

1. Hickey-Hare atau Carter-RobbinsHickey-Hare tes adalah uji endokrin untuk menyelidiki osmoregulasi.

Cairan NaCl hipertonis diberikan IV dan akan menunjukkan bagaimana respon osmoreseptor dan daya pembuatan ADH. Pemberian infuse larutan garam hipertonis secara cepat pada orang normal akan menurunkan jumlah urin sedangkan pada diabetes insipidus urin akan menetap atau bertambah.

a. Infus dengan dexrose dan air sampai terjadi dieresis 5 ml/menit (biasanya 8-10 ml/menit).

b. Infuse di ganti dengan NaCl 2,5% dengan jumlah 0,25 ml/menit/kg BB di pertahankan selama 45 menit

c. Urin ditampung selama 15 menit.

Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok

Perhatian : pemeriksaaan ini cukup berbahaya

2.Fluid deprivation

Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalani pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter. Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah (natrium) dan berat badan diukur secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah tekanan darah turun atau denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat badan lebih dari 5%, maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan hormon antidiuretik.Langkah-langkah uji Fluid deprivation:

a. Sebelum pengujian fluid deprivation pasien diminta untuk mengosongkan kandung kencingnya kemudian ditimbang berat badannya, diperiksa volume dan berat jenis atau osmolalitas urin pertama, kemudian diambil sampel plasma untuk diukur osmolalitasnya.

b. Pasien diminta buang air kecil sesering mungkin setiap jam, pasien ditimbang setiap jam bila dieresis lebih dari 300 ml/jam atau setiap 3 jam bila dieresis kurang dari 300 ml/jam.

c. Setiap sampel urin disimpan dalam botol yang tertutup dan tersimpan dikulkas.

d. Pengujian dihentikan setelah 16 jam atau berat badan menurun 3-4%.

Selama menjalani pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter.

3.Uji Nikotin dan Uji Vasopresin

Produksi vasopressin oleh sel hipotalamus langsung dirangsang oleh nikotin. Pada orang normal akan terjadi peningkatan osmolalitas urin maksimal smapai 1000 mOsol/kg berat badan. Tidak adanya peningkatan osmolalitas lebih lanjut setelah pemberian nikotin dan vasopressin menunjukkan adanya stimulasi pelepasan ADH yang maksimal dan respon ginjal yang maksimal terhadap ADH. Obat yang di pakai adalah nikotin salisilat secara IV. Akibat sampingnya adalah mual, muntah.

Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok

Perhatian : pemeriksaan ini cukup berbahaya

PENATALAKSANAAN

1. Terapi cairan parenteral

Untuk mencegah dehidrasi, penderita harus selalu minum cairan dalam jumlah yang cukup ketika mereka merasa haus karena penyakit diabetes insipidus merupakan suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer sehingga penderita bayi dan anak-anak harus sering diberi minum.

2. Jika hanya kekurangan ADH, dapat diberikan obat Clorpropamide, clofibrate untuk merangsang sintesis ADH di hipotalamus.3. Jika berat diberikan ADH melalui semprotan hidung dan diberikan vasopressin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik). Pemberian beberapa kali sehari berguna untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya.4. Obat-obat tertentu dapat membantu, seperti diuretik tiazid (misalnya hidrochlorothiazid/HCT) dan obat-obat anti peradangan non-steroid (misalnya indometacin atau tolmetin).5. Pada DIS yang komplit, biasanya diperlukan terapi hormone pengganti (hormonal replacement) DDAVP(1-desamino-8-d-arginine vasopressin) yang merupakan pilihan utama. Selain itu, bisa juga digunakan terapi adjuvant yang mengatur keseimbangan air, seperti: Diuretik Tiazid, Klorpropamid, Klofibrat, dan Karbamazepin.KOMPLIKASI1. Dehidrasi berat dapat terjadi apabia jumah air yang diminum tidak adekuat

2. Ketidakseimbangan elektrolit, yaitu hiperatremia dan hipokalemia.

3. Keadaan ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur dan dpat terjadi gagal jantung kongesti.

ASUHAN KEPERAWATANPengkajianData Demografi

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.

Riwayat Sakit dan Kesehatan

1. Keluhan utama

Biasanya pasien merasa haus, pengeluaran air kemih yang berlebihan, sering keram dan lemas jika minum tidak banyak.2. Riwayat penyakit saat ini

Pasien mengalami poliuria, polidipsia, nocturia, kelelahan, konstipasi

3. Riwayat penyakit dahulu

Klien pernah mengalami Cidera otak, tumor, tuberculosis, aneurisma/penghambatan arteri menuju otak, hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormone antidiuretik, kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik kedalam aliran darah, kerusakan hipotalamus/kelenjar hipofisa akibat pembedahan dan beberapa bentuk ensefalitis, meningitis.4. Riwayat penyakit keluarga

Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan diabetes insipidus.5. Pengkajian psiko-sosio-spiritualPerubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.

Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )

Pemeriksaan fisik pada klien dengan diabetes insipidus meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).1. Pernafasan B1 (breath)RR = 20 x/mnt, tidak ada sesak nafas, tidak ada batuk pilek, tidak memiliki riwayat asma dan suara nafas normal.2. Kardiovaskular B2 (blood)TD = 130/80 mmHg, nadi = 84 x/mnt, suhu = 36,5 oC, suara jantung vesikuler. Perfusi perifer baik, turgor kulit buruk, intake= 295 mosmol/L (n=