11
15. NERVUS KRANIALIS Nervus Perjalanan Nervus Kelainan dan pemeriksaan I (Olfaktori us) Epitelium olfaktorius hidung fila olfaktoria (Nervus olfaktorius ) bulbus olfaktorius traktus olfaktorius kortikal (unkus lobus temporalis melewati substansia perforate anterior ke permukaan medial lobus frontalis di bawah genu korpus calosum Gangguan penghidu kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif (kelainan perifer): hiposmia/anosmia Kualitatif (kelainan sentral, mis: epilepsy lobus temporal ): kakosmia yang tidak menyenangkan dan hiperosmia II (Opticus) Sel-sel bipolar retina meninggalkan mata sebagai nervus opticus separuh serabut menyilang di khiasma opticus : serabut dari separuh bagian temporal masing-masing retina tidak menyilang, sedangkan serabut yagn berasal dari separuh bagian nasal telinga menyilang ke sisi kontralateral pada distal khiasma Hilangnya reflex pupil Lesi khiasma opticum: hemianopsia bitemporal Lesi traktus opticus: hemianopsia homonym Lesi radiasio optica : hemianopsia homonim Pemeriksaan: asies visus, campus visus, penglihatan warna, funduskopi 50

Nervus 1-12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nervus 1-12

Citation preview

15. NERVUS KRANIALIS NervusPerjalanan Nervus Kelainan dan pemeriksaan

I (Olfaktorius) Epitelium olfaktorius hidung fila olfaktoria (Nervus olfaktorius ) bulbus olfaktorius traktus olfaktorius kortikal (unkus lobus temporalis melewati substansia perforate anterior ke permukaan medial lobus frontalis di bawah genu korpus calosum

Gangguan penghidu kualitatif dan kuantitatif.Kuantitatif (kelainan perifer): hiposmia/anosmia

Kualitatif (kelainan sentral, mis: epilepsy lobus temporal ): kakosmia yang tidak menyenangkan dan hiperosmia

II (Opticus)Sel-sel bipolar retina meninggalkan mata sebagai nervus opticus separuh serabut menyilang di khiasma opticus : serabut dari separuh bagian temporal masing-masing retina tidak menyilang, sedangkan serabut yagn berasal dari separuh bagian nasal telinga menyilang ke sisi kontralateral pada distal khiasma opticum, serabut dari separuh bagian temporal retina ipsilateraldan separuh bagian temporal ipsilateral dan separuh bagian nasal retina kontralateral bergabung di traktus opticus traktus optikus berakhir di korpus genikulatum laterale, yang mengandung enam lapisan selular radiasio optica (berjalan mengelilingi kornu temporale dan oksipitaleventrikel lateral korteks visual (medial lobus oksipitalis)Hilangnya reflex pupil Lesi khiasma opticum: hemianopsia bitemporal Lesi traktus opticus: hemianopsia homonymLesi radiasio optica : hemianopsia homonimPemeriksaan: asies visus, campus visus, penglihatan warna, funduskopi

III (Occulomotor)N okulomotorius berjalan kea rah posterior di antara a. serebelaris superior dan a. serebelaris posterior menembus duramater melewati sinus cavernosus memasuki rongga orbita melalui fisura orbitalis superior serabut motoric somatic nervus okulomotorius terbagi menjadi dua cabang, cabang superior mempersyarafi m. levator palebra dan m. rectus superior dan cabang inferior mempersyarafi m. rekti medialis dan inferior serta m. obliquus inferiorKelainan : kelainan gerak bola mata , menghambat kemampuan bola mata untuk melirik kea rah tertentu

Pemeriksaan : kedudukan bola mata, ptosis, diplopia, gerak bola mata, bentuk dan besar pupil, refleks cahaya

IV (Trokhlearis)Nucleus berada di ventral substansia grisea periakueductus tepat dibawah kompleks nucleus okulomotorius setinggi kolikulus inferior serabut radicular berjalan di sekitar substansia grisea menyilang sisi kontralateral di dalam velum medulare superius. Nervus trokhlearis keluar dari permukaan dorsal batang otak muncul dari tegmentum mesensefali menuju sisterna kuadrigeminalis mengitari pedunkulus serebeli menuju permukaaan ventral batang otak sehingga saraf ini mencapai orbita melalui fisura orbitalis superior berdama dengan nervus okulomotorius

VI(Abduscen )Nukleus nervus abduscen terletak di di kaudal tegmentum pontis, tepat dibawah dasar ventrikel keempat serabut radicular nervus abduscen berjalan ke pons dan keluar dari batang otak di taut pontomedularis nervus abduscen menembus dura dan bergabung dnegan saraf lain ke otot-oto mata di sinus cavernosus.

V(Trigeminus)Serabut somatosensorik trigeminalis :Distribusi kutan nervus trigeminus berbatasan dnegan dermatom radiks nervi servikalis II dan III (radik nervus I adalah motoric murni)

Tiga nucleus yang berperan penting adalah : nucleus sensorik prinsipalis nervi trigemini (untuk raba dan diskriminasi), nucleus spinalis nervi trigemini (nyeri dan suhu) dan nucleus mesensefali nervis trigemini ketiganya membentang dari medulla spinalis servikalis hingga ke mesensefalon ganglion trigeminale terletak di basis kranii membentuk 3 buah cabang nervus trigeminus ke area wajah yang berbedaNervus oftalmicus: keluar dari tengkorak melalui fisura orbitalis superior; nervus maksilaris : keluar melalui foramen rotundum dna nervus mandibularis : keluar melalui foramen ovale

Serabut motoric trigeminalis:Serabut motoric nervus trigeminus terletak di lateral tegmentum pontis keluar dari tengkorak melalui foramen ovale bersama nervus mandiularis dan mempersyarafi m. maseter, m temporalis dan m. pterigoideus lateralis dan medialis, serta m tensor veli palatine, m tensor timpani, m. milohideus dan venter anterior m.digastricus Kelainan : mata kehilangan sensasi sentuhan; parestesia; muskulus masseter dan temporalis tidak bisa berkontraksi; deviasi mandibula ke sisi lesi ketika mulut dibukaKelainan: neuralgia trigeminalis, sindrom gradenigo ( nyeri di distribusi nervus oftalmicus disertai oleh kelumpuhan nervus abdusens ipsilateral, sindroma ini disebabkan oleh infeksi pada sel-sel udara di apex os. Petrosus).Pemeriksaan:membuka mulut, menggerakkan rahang, menggigit/mengunyah, pemeriksaan raba, suhu, dan nyeri, refleks kornea, refleks masseter

VIIFascialisNucleus komponen nervus fascialis terletak di bagian ventrolateral tegmentum pontis serabut radiks nervus fascialis berjalan memutari nucleus abdusen(membentuk yang disebut genu internum nervus fascialis berjalan ke kaudal pons kemudian keluar dari batang otak menembus ruang subarachnoid memasuki meatus acusticus internus bersama dengan nervus intermedius dan nervus cranialis VII berjalan ke lateral di kanalis fasialis menuju ganglion geniculatum setinggi ganglion kanalis fasialis menurun curam pada bagian ujung bawah kanalis fasialis, nervus fasialis keluar dari tengkorak melalui foramen stilomastoideus serabut-serabut syarafnya mempersyarafi semua otot ekspresi wajah yang berasal dari lengkung brachialis kedua yaitu m. orbicularis oris dan m orbicularis okul, m. businator, m. oksipitalis, m. frontalis dan otot-otot yang lebih kecil di daerah ini dan juga m. stapedius, m. platisma, m. stilohiodeus dan venter posterior m. digastricus

Kelainan: paresis flasid pada otot-otot ekspresi wajah, mata tidak bisa menutup penuh; sudut mulut jatuh; dahi tidak bisa mengerut; kornea kering dan kehilangan sensasi rasa pada 2/3 anterior lidah

Pemeriksaan : raut wajah, mengangkat alis, menutup mata rapat, mengembungkan pipi, memperlihatkan gigi, mencucurkan bibir, rasa kecap 2/3 depan

VIIIVesstibul-okoklearis

Nervus kokhlearis, berjalan di sepanjang kanalis auditorius internus bersama dengan nervus vestibularismelewati ruang subarachnoid di cerebrebellopontine angle dan kemudian masuk ke batang otak tepat dibelakang pedunculus serebelaris inferior. Di nucleus kokhlearis ventralis, serabut-serabut nervus kokhlearis bercabang dua; masing-masing kemudian melanjutkan ke lokasi relay berikutnyadi bagian ventral atau dorsal nucleus kokhlearis neurit nucleus kokhlearis ventralis menyilang garis tengah di dalam korpus trapezoideum. Impuls auditorik asenden kemudian berjalan melalui lemniskus lateralis ke kolikulus inferior.Neurit nucleus kokhlearis dorsalis menyilang garis tengah di belakang pedunkulus serebelaris posterior, berjalan naik di lemniskus lateralis ke kolikulus inferior kolikulus inferiorberproyeksi ke korpus genikulatum mediale talami impuls berjalan di radiasio auditoria di kapsula interna korteks auditorik primer di girus temporalis transversus (broadmann 41) yang juga disebut girus transversus heschl.Kelainan:Gangguan pendengaran: tuli konduktif dan tuli sensorineural, gangguan neurologis yang menimbulkan ketulian (penyakit Meniere, ketulian tiba-tiba, neuroma akustik)Gangguan keseimbangan: dizziness dan disekuilibrium, vertigoPemeriksaan : vertigo, nystagmus, keseimbangan, tes gesekan jari, tes Schwabach, tes Rinne, tes Weber

IXGlosofaringeusNervus glosofaringeus keluar dari tengkorak bersama-sama melalui foramen jugulare berjalan diantara arteri carotis interna dan vena jugularis kea rah m. stilofaringeus melanjutkan perjalanan diantara m. stilofaringeus dan m. stiloglosus dan kemudian mempersyarafi pangkal lidah, mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidahCabang-cabang: Ramus timpanicus : berjalan dari ganglion inferior ke ruang timpanik dan pleksus timpanikusRamus stilofaringeus: ke m. stilofaringeus Ramus faringeus: bersama-sama nervus vagus membentuk pleksus faringus. Pleksus ini mepersyarafi otot-otot lurik faringRamus sinus karotikus: berjalan bersama arteri karotis ke sinus karotikus dan glomus karotikum Ramus lingualis:menghantarkan impuls gustatorik dari sepertiga posterior lidah. Kelainan: 1. Gangguan pengecapan pada sepertiga posterior lidah2. Berkurang atau hilangnya reflex muntah dan reflex palatal3. Anesthesia dan analgesia pada bagian atas faring dan area tonsil serta dasar lidah4. Gangguan ringan saat menelan5. Gangguan salivasi dari glandula parotidea

Pemeriksaan: suara, menelan, batuk, kesimetrisan arkus faring, refleks faring

XVagus Dibawah ganglion inferius (nodosum), sarag mengikuti arteri karotis interna dan arteri karotis komunis kemudian melewati aperture toracis superior ke mediastinum trunkus vaginalis menyilang arteri subclavia, trunkus kiri berjalan di belakang hilus dan melewati arkus aorta cabang vagal terminal kemudian menyertai esophagus melalui hiatus esofageus diafragma ke rongga abdomen

Lesi nervus vagus unilateral Palatum molle pada sisi lesi jatuh, reflex muntah menghilang dan pasien berbicara dari hidung karena ronga hidung tidak dapat tertutup lagi dari rongga mulut. Paresis m konstriktor faring menyebabkan mukosa palatal terdorong ke sisi normal ketika pasien berfonasi Suara serak akibat paresis plika Disfagia dan kadang-kadang takikardia dan aritmia jantung

XIAsesorius Nervus asesorius memiliki 2 pasang radiks yaitu radiks kranialis dan spinalis. Rasiks kranialis terletsk di nucleus ambiguous . radiks kranialis terpisah dari radiks spinalis di dalam foramen jugulare untuk bergabung dengan nervus vagusBagian spinal nervus asesorius merupakan motoric murni, membentang dari c2 sampai c5. Ramus eksternus nervus asesorius berjalan ke bawah menuju region leher untuk mempersyarafi muskulus sternocleidomastoideus dan muskulus trapezeus.Keluhan:kelumpuhan muskulus sternokleidomastoideus dan muskulus trapezius bagian superior; bahu jatuh

Pemeriksaan:menoleh kanan dan kiri, mengangkat bahu

XII HipoglosusAkson N. hipoglosus turun di medulla dan keluar dari batang otak sebagai serabut-serabut radiks di sulkus anterolateralis antara oliva inferior dan piramis keluar dari tengkorak melalui kanalis hipoglosus dan berjalan di region servikal bawah diantara vena jugularis dan arteri karotis bersama dengan serabut-serabut dari tiga segmenservikal pertama. Nervus hipoglosus mempersyarafi otot-otot lidah, m. stiloglosus, m. hioglosus dan m. genioglosus.

Lesi nuclear: paralisis flasid bilateral pada lidah dengan atrofi dan fasikulasi

Lesi perifer: memiliki alibat yang sama dengan lesi nuclear, tetapi paralisis biasanya hanya unilateral.

Pemeriksaaan: disartria, posisi lidah, gerakan lidah, fasikulasi atau atrofi lidah

50