Upload
operator-warnet-vast-raha
View
485
Download
1
Embed Size (px)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
MACROTEACHING
FUNGSI PANCA INDERA
Disusun oleh :
PRASANTI ADRIANI
NIM. 03080122
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
2008
LEMBAR PERSETUJUAN
Satuan Acara Pembelajaran Makro dengan sub pokok bahasa ”Fungsi Panca
Indera” ini telah disetujui untuk disajikan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 3 Desember 2008
Ungaran, Desember 2008
Praktikan,
Prasanti Adriani
NIM. 030801022
Mengetahui,
Pembimbing I
Drs. Sukirman, M.Psi
Pembimbing II
Gipta Galih Widodo, S.Kp., M.Kep., Sp. KMB
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Perkuliahan Makro dengan sub pokok bahasan “Fungsi Panca
Indera ” ini telah disajikan pada tanggal
3 Desember 2008
Ungaran, Desember 2008
Mengesahkan,
Penguji I
Drs. Sukirman, M.Psi
Penguji II
Gipta Galih Widodo, S.Kp., M.Kep., Sp. KMB
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
IDENTITAS MATA KULIAH
Mata kuliah : Fisiologi
Kode Mata Kuliah : Bd.202
SKS : 2 SKS ( T=1; P=1 )
Pokok Bahasan : Fungsi Panca Indera
Sub. Pokok Bahasan : Fungsi Panca Indera
Waktu pertemuan : 2 X 50 menit
Pertemuan ke- :1
Hari dan tanggal : 3 Desember 2008
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran umum
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini mahasiswa mampu
mendeskripsikan tentang fungsi panca indera.
2. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan fungsi indera penglihatan
b. Menjelaskan fungsi indera pendengaran
c. Mendeskrisikan fungsi keseimbangan
d. Mengidentifikasi fungsi indera pengecap dan penciuman
e. Menjelaskan tentang fungsi indera kulit
B. POKOK-POKOK MATERI (terlampir)
1. Fungsi indera penglihatan
2. Fungsi indera pendengaran
3. Fungsi keseimbangan
4. Fungsi indera pengecap dan penciuman
5. Fungsi indera kulit
C. KEGIATAN BELAJAR – MENGAJAR
Tahap/Waktu Kegiatan pengajar
Kegiatan mahasiswa
Media dan alat Metode
Pendahuluan
10 menit
Penyajian
75 menit
1. Mengucapkan salam
pembuka.
Perkenalan
2. Menjelaskan tentang
cakupan materi yang
akan disampaikan
3. Menjelaskan tujuan
yang ingin dicapai
pada akhir
perkuliahan ini
4. Melakukan kontrak
waktu pembelajaran
5. Menjelaskan manfaat
mempelajari materi
fungsi panca indera
6. Melakukan relevensi
tentang materi yang
diajarkan yaitu
tentang fungsi panca
indera
7. Melakukan apersepsi
atas materi yang di
sampaikan.
8. Menjelaskan fungsi
indera penglihatan,
dengan cara:
a. Menanyakan pada
mahasiswa fungsi
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberikan
sumbang saran
Menjawab
White board,
spidol
Whiteboard
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
indera penglihatan
b. Memberi
penguatan
c. Memberi
kesempatan pada
mahasiswa lain
untuk memberi
tanggapan
d. Mengklarifikasi
jawaban
mahasiswa
e. Menjelaskan
fungsi indera
penglihatan
9. Menjelaskan tentang
fungsi indera
pendengaran
a. Menanyakan
kepada mahasiswa
tentang fungsi
indera pendengaran
b. Memberi
penguatan
c. Memberi
kesempatan pada
mahasiswa lain
untuk memberi
tanggapan.
d. Mengklarifikasi
jawaban
mahasiswa
pertanyaan
Memperhatikan
Memberikan
sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberikan
sumbang saran
Memperhatikan
dan spidol
OHT/OHP
OHT/OHP
Whiteboard
dan spidol
OHT/OHP
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
e. Menjelaskan
kepada mahasiswa
tentang fungsi
indera pendengaran
10. Menjelaskan tentang
fungsi indera
pengecap dan
penciuman
a. Menanyakan
kepada mahasiswa
tentang fungsi
indera pengecap dan
penciuman
b. Memberi
penguatan
c. Memberi
kesempatan pada
mahasiswa lain
untuk memberi
tanggapan.
d. Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa
e. Menjelaskan
kepada mahasiswa
tentang fungsi
indera pengecap dan
penciuman
11. Menjelaskan tentang
indera kulit :
a. Menanyakan
kepada mahasiswa
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Memperhatikan
Memberikan
sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
OHT/OHP
Whiteboard
dan spidol
OHT/OHP
OHT/OHP
Whiteboard
dan spidol
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
Tanya
jawab
Penutup
tentang indera kulit
b. Memberi
penguatan
c. Memberi
kesempatan pada
mahasiswa lain
untuk memberi
tanggapan.
d. Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa
e. Menjelaskan
kepada mahasiswa
tentang indera kulit
12. Menjelaskan tentang
fungsi keseimbangan :
a. Menanyakan
kepada mahasiswa
tentang fungsi
keseimbangan
b. Memberi
penguatan
c. Memberi
kesempatan pada
mahasiswa lain
untuk memberi
tanggapan.
d. Mengklarifikasi
jawaban mahasiswa
e. Menjelaskan
kepada mahasiswa
Memperhatikan
Memberikan
sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Memperhatikan
Memberikan
sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan
OHT/OHP
OHT/OHP
Whiteboard
dan spidol
OHT/OHP
OHT/OHP
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
15 menit tentang fungsi
keseimbangan
13. Memberi kesempatan
pada mahasiswa untuk
bertanya bila kurang
jelas
14. Memberi kesempatan
kepada mahasiswa
lain untuk menjawab
15. Menjawab pertanyaan
mahasiswa
16. Menyimpulkan secara
singkat materi yang
telah disampaikan
17. Melakukan evaluasi
terhadap materi yang
telah disampaikan
dengan cara
memberikan soal –
soal latihan kepada
mahasiswa
18. Melakukan tindak
lanjut terhadap materi
yang telah
disampaikan dengan
memberikan tugas
kepada mahasiswa
19. Menutup pertemuan
dengan mengucapkan
salam
20. Mengucapkan salam
Mengajukan
pertanyaan
Memberikan
sumbang saran
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Memperhatikan
Menjawab salam
Tanya
jawab
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Diskusi
Ceramah
Ceramah
Ceramah
penutup
D. Evaluasi
Prosedur : Tes dalam proses dan pada akhir perkuliahan
Jenis : Lisan
Bentuk : Tes Subjektif
Alat : Tes Buatan Dosen
E. Referensi
Ganong, William F. 2002. Buku ajar fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta.
Guyton, Artur C. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta
Kurniawan, Chandra. 2006. Sinopsis fisiologi. Pidi publiser : Yogyakarta
Pearce, Evelyn C. 1999. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. PT.
Gramedia; Jakarta
Sloare, Ettoel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. EGC : Jakarta
Syaifuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat Edisi 2. EGC:Jakarta
Lampiran
MATERI
Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk
menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan
alat perantara yang membawa kesan rasa (sensori impression) dari organ indera
menuju ke otak dimana persaan ini ditafsirkan.
Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan,
penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar , haus,
dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir
khusus mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap organ berhubungan.
Sistem indera, memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan
indera dengan sistem saraf pusat, organ indera sel-sel tertentu yang dapat
menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk
diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susuna saraf. Setiap
organ indera menerima stimulus tertentu, kesan yang sesuai sebagai sistem organ
indera hanya mampu menerima stimulus ,menghasilkan dan mengirim impuls
saraf, interpretasi dari pada semua organ indera dapat diklsrifikasikan menjadi 2
yaitu, organ indera umum seperti reseptor raba tersebar di seluruh tubuh dan
organ indera khusus seperti puting pengecap penyebarannya terbatas pada lidah.
A. Fungsi Indera penglihatan
Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik
peka sinar primitif pada permukaan golongan invertebrata. Dalam bungkus
pelindungnya, mata memiliki lapisan reseptor tersebut, dan sistem saraf yang
menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.
Mata terlindungi baik dari cedera oleh adanya dinding orbita yang
terdiri dari tulang. Kornea dibasahi dan dijaga tetap jernih oleh air mata, dari
kelenjar lakrimalis di bagian atas orbita, yang mengalir di permukaan mata
dan masuk ke dalam hidung melalui duktus lakrimalis. Berkedip membantu
kornea tetap basah.
Sifat terpenting dari sistem penglihatan adalah kemampuannya untuk
berfungsi pada intensitas cahaya yang luas. Bila seseorang pindah dari
keadaan hampir gelap gulita ke keadaan matahari yang terang benderang,
intensitas cahaya meningkat. Salah satu faktor yang mengurangi pengaruh
naik-turunnya intensitas cahaya ialah diameter pupil.
1. Fungsi Mata
Sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan berkas-berkas
cahaya pada retina dengan perantara serabut nervus optikus,
menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk
ditafsirkan.
2. Fungsi Refraksi Mata
Bila cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkan bayangan yang letaknya
difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh
kornea lensa badan eques dan vitrous, lensa membiaskan cahaya dan
memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik
bayangan yang difokuskan.
3. Kelenjar Air Mata
Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga
orbita, kelenjar itu mengeluarkan air mata dialirkan ke dalam kantong
konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimalis, bila bola mata dikedipkan
maka air mata akan menggenangi seluruh permukaan bola mata, sebagian
besar cairan ini menguap sebagian lagi masuk ke hidung melalui sal;uran
nasolakrimalis
B. Fungsi Indera Pendengaran
Resptor untuk 2 modalitas sensorik, pendengaran dan keseimbangan,
berada di telinga. Telinga luar, telinga tengah, dan koklea di telinga dalam
berperan untuk pendengaran. Kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus di
telinga dalam berperan untuk keseimbangan. Reseptor di kanalis
semisirkularis mendeteksi percepatan berputar, reseptor di utrikulus
mendeteksi percepatan lurus dalam arah horisontal, dan reseptor di sakulus
mendeteksi percepatan lurus dalam arah vertikal. Reseptor untuk pendengaran
dan keseimbangan adalah sel-sel rambut, dan terdapat 6 kelompok sel rambut
di setiap telinga dalam, satu di masing-masing dari tiga kanalis semisirkularis,
satu di urtikulus, dan satu di koklea.
1. Telinga Bagian Luar (Auris Eksterna)
a) Aurikula (Daun telinga)
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam
telinga.
b) Meatus akustikus ekterna (Liang telinga)
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani
panjangnya kurang lebih 2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan
tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret
berbentuk serum.
c) Membran timpani
Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang
telinga yang disebut membran timpani.
2. Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
a) Kavum timpani
Rongga di dalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang
pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang
melekat pada bagian dalam membran timpani dan bagian dasar
tulang stapes membuka pada fenestra ovalis.
b) Antrum timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian
bawah samping kavum timpani.
Dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari lapisan mukosa
kavum timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga
kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat di belakang
bawah antrum di dalam tulang temporalis.
Dan adanya hubungan ini dapat mengakibatkan menjalarnya
roses radang
c) Tuba auditiva eustaki
Saluran tulang rawan yang panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke
bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.
3. Telinga Bagian Dalam (Auris Interna)
Terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis, terdapat reseptor
pendengaran dan alat pendengar ini disebut labirin.
a) Labirintus osseous
1) Vestibulum. Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum
ini membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada
bagian belakang atas menerima muara kanalis semisirkularis.
2) Koklea. Koklea berbentuk seperti rumah siput, pada koklea ini
ada 3 pintu yang menghubungkan koklea dengan vestibulum,
kavum timpani dan dengan kanalis koklearis.
3) Kanalis semi sirkularis. Merupakan saluran setengah lingkaran
yang terdiri dari 3 saluran, yang satu dengan yang linnya
membentuk sudut 90 derajat, kanalis semisirkularis superior,
kanalis semi sirkularis posterior, dan kanalis semi sirkularis
lateris.
b) Labirintus membranosus
1) Utrikulus. Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng
terpaut pada tempatnya oleh jaringan ikat, disini terdapat saraf
(nervus akustikus) pada bagian depan dan sampingnya ada
daerah yang lonjong disebut makula akustika urtikulo.
2) Sakulus. Bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus,
terletak pada bagian depan dan bawah dari vestibulum dan
terpaut erat oleh jaringat ikat, dimana terdapat nervus
akustikus. Pada bagian depan sakulus ditemukan serabut-
serabut halus cabang nervus akustikus berakhir pada makula
akustika sakuli. Pada permukaan bawah sakulus ada duktus
reunien yang menghubungkan sakulus dengan duktus
koklearis, di bagian sudut sakulus ada salurun halus disebut
duktus endo limfatikus berjalan melalui aquaduktus vestibulalis
menuju permukaan bagian bawah tulang temporalis berakhir
sebagai kantong buntu disebut sakus endo limfatikus, yang
terletak tepat di lapisan otak durameter.
3) Duktus semi sirkularis. Ada tiga tabung selaput semi sirkularis
yang berjalan dalam kanalis semi sirkularis (superior, posterior,
dan lateralis). Penampangnya lira-kira spertiga penampangnya
kanalis semi sirkularis.
Bagian duktus yang melebar disebut ampula selaput, setiap
ampula mengandung satu celah sulkus ampularis merupakan
tempat-tempat masuknya cabang ampula nervus akustiktikus,
sebelah dalam ada krista ampularis yang terlihat mononjol ke
dalam yang menerima ujung-ujung saraf.
4) Duktus koklearis. Merupakan saluran yang bentuknya agak
segi tiga seolah-olah membuat batas pada koklea timpani, atap
duktus koklearis terdapat membran vestibularis pada alasannya
dapat membran basilaris.
Duktus koklearis mulaidari kantong buntu (seikum vestibular)
dan berakhir tepat di seberang kanalis lamina spiralis pada
kantong buntu (seikum ampulare). Pada membran basilaris di
temukan organ korti sepanjang duktus koklearis yang
merupakan hearing sense organ.
4. Proses Pendengaran
Ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang
suara dimana kecepatan dan volumenya berbeda-beda.
Gelombang suara brgerak melalui rongga telingga luar (auris eksterna)
yang mrnyebabkan membran timpani bergetar, getaran-gataran
tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes melalui maleus yang
terkait pada membran itu.
Karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka tulang
akan mempebesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra
vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui
membran menuju endolimfe dalam saluran koklea dan rangsangan
mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti selanjutnya
dihantarkan menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak
sebagai suara yang enak atau tidak enak, gelombang suara
menimbulkan bunyi.
a) Tingkatan suara biasa 80-90 desible.
b) Tingkatan maksimum kegaduhan 130 desible.
Bagi orang secara terus-menerus menghadapi kegaduhan seperti di
pabrik diberikan perlengkapan pelindungan telinga.
C. Fungsi keseimbangan
Nesus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan impuls-
impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi,
karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran
itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala
terhadap badan. Apalabila seseorang didorong kesalah satu sisi maka
kepalanya cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang
dodorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi
badan dipertahakan sehingga jatuhnya badan dapat dipertaruhkan.
Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler inilah yang
merangsang impils, respons badan berupa gerak reflek, guna memindahkan
berat badan serta mempertahankan kesetimbangan.
Nervus auditori mengumpulkan sesibilitas dan bagian vestibuler rongga
telingga dalam yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan.
Searabut sarat ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik
pertemuan antara pons dan medula oblongata terus bergerak menuju
serebelum.
Bagian koklearis pada nervus auditori saraf pendengaran yang seberangannya,
serabut saraf dipancarkan ke sebuah nukleus khusus yang berada di belakang
talamus, dipacarkan menuju korteks otak yang terletak pada bagian
temporalis.
D. Fungsi pengecap (lidah)
Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap,
lidah terdiri dari 2 kelompok :
Otot intrinsik melakukan gerak halus
Otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan kasar pada waktu
mengunyah dan menelan.
Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah bersentuhan
dengan gigi, dan terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput
lendir yang dapat digerakkan kesegala arah.
1. Bagian-bagian dari lidah
a) Radiks lingua: pangkal lidah
b) Dorsum lingua : punggung lidah
c) Apeks lingua : ujung lidah
Bila lidah digulung ke belakang tampak permukaan bawah yang
disebut frenulum lingua, sebuah struktur ligamen yang halus yang
mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, permukaan
atas seperti beludru dan ditutupi papil-papil terdiri atas 3 jenis yaitu :
a) Papila sirkumvalate. Ada 8 hingga 12 buah yang terletak pada
pangkal lidah atau dasar lidah, jenis papila yang terbesar tersusun
seperti huruf V
b) Papila fungiformis. Menyebar pada permukaan ujung sisi lidah dan
berbentuk jamur.
c) Papila filiformis. Merupakan papila terbanyak menyebar di seluruh
permukaan lidah, organ ujung untuk pengecap adalah puting
penegcap yang sangat banyak terdapat di dalam dinding papila
sirkumvalate dan filiformis.
Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuhan dari
rasa pengecapan yang sebenarnya.
Selaput lendir langit-langit dan faring juga bermuatan puting-puting
pengecap.
Macam pengecapan terbagi atas 4 bagian :
a) Rasa pahit terdapat pada pangkal lidah
b) Rasa manis terdapat pada ujung lidah
c) Rasa asin terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah
d) Rasa asam terletak pada samping kiri dan kanan
Makan dapat dirasakan kalau makanan dalam bentuk cair dan harus
sunggguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu
menerima rangsangan yang berbeda-beda dan menimbulkan kesan rasa
yang berbeda pula.
Lidah memiliki persarafan yang majemuk dari urat saraf hipoglosus
(saraf otak k 12) dan dipersarafi juga oleh saraf kranial VII (nervus
fasialis) dan saraf IX glosofaringeus yang membawa saraf impuls saraf
persarafan umum. Kelenjar ludah
Mengeluarkan kurang lebih 1/2 liter dalam 24 jam dalm mengolah
enzime amilase, sebagai katalisator dalam perubahan karbohidrat
menjadi monosakarida dan disakarida.
2. Fungsi alat pengecap
a) Untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak
b) Sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis
dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.
3. Susunan saliva (kelenjar ludah)
a) Air 70%-99%
b) Gliko protein yang dihaslkan sublingualis.
c) Enzim pencernaan yang disebut ptialin yang hanya dapat bekerja
dalam suasana asam.
d) Garam alkali (sifatnya basa)
e) Lain-lainnya, sel-sel epitel yang terlepas, sel kelenjar leukosit, gas
(CO2) dan bakteri.
4. Fungsi saliva
a) Fungsi mekanis. Mencampur ludah dengan makanan sehingga
menjadi lunak setengah cair dan mudah ditelan.
b) Fungsi kimia. Enzim ptialin mengubah hidrat arang menjadi
maltose, enzime maltose menjadi glukosa.
c) Membasahi lidah, pipi dan langit-langit (palatum) yang penting
dalam proses berbicara.
d) Melarutkan makanan yang kering hingga dapat dirasakan.
Misalnya; gula dan garam
e) Mencegah gigi menjadi karies, mengubah suasana asam yang
ditimbulkan oleh bakteri pembusuk
Bila makanan ada dalam mulut atau kita mencium bau makanan
maka akan keluar saliva atau yang disebut sekresi psikis yang
akan merangsang nervus olfaktorius dan nervus gloosofaringeus.
5. Sensasi haus
Rasa sensasi haus diproyeksikan pada faring, reseptornya tidak
diketahui dengan pasti sedangkan serabut eferennya melalui nervus
glossofaringeus saraf IX. Pusatnya tidak diketahui, sensasi haus
merupakan pelindung untuk segera minum.
6. Sensasi lapar
Rasa sensasi lapar diproyeksikan pada lambung biasanya bersama
dengan kontraksi ritmis yang kuat dari otot-otot lambung yang timbul
periodik tiap 30-60 menit sekali.
Reseptor lapar terletak diantara otot-otot lambung serabut eferen
melalui nervus vagus dan pusat lapar yang yidak diketahui jelas.
E. Indera Pencium
Penciuman dan pengecapan secara umum dikllasifikasikan sebagai
indera viseral karena kaitanya yang erat dengan fungsi salurancerna. Secara
fisiologis, keduanya berkaitan satu sama lain. Aroma berbagai makanan
sebagian besar merupakan kombinasi dari penciuman dan pengecapan.
Reseptor penciuman maupun pengecapan adalah kemoreseptor yang
dirangsang oleh molekul yang larut dalam mukus di hidung dan dalam air liur
di mulut.
1. Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak
nervus olfaktorius, serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir
hidung dikenal dengan olfaktori.
2. Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang
mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus tenalin dengan serabut-
serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil, saraf
olfaktorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.
3. Proses penciuman. Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan
merangsang saraf (nervus olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan
bergerak melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun
penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat
olfaktorius pada lobus temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan.
Rasa pencium dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa
tersebut mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang cukup lama.
4. Contoh : orang yang berada dalam suatu ruangan yang sesak dan pengap
tidak merasakan bau yang tidak enak sementara dilain pihak bau segera
menyerang hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara segar.
5. Kelainan pada penciuman
a) Rasa penciuman akan lemah apabila selaput lendir hidung sangat
kering, basah, atu membengkak seperti keadaan influenza
b) Rasa penciuman akan hilang sama sekali akibat komplikasi dari
suatu cedera pada kepala
6. Konka nasalis
Terdiri dari lipatan selaput lendir, pada bagian puncaknya terdapat saraf-
saraf pembau, kalau kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau
sesuatu udara, udara yang kita hisap melalui bagian atas rongga hidung
Pada konka nasalis terdapat 3 pasang karang hidung
a) Konka nasalis superior
b) Konka nasalis media
c) Konka nasalis inferior
Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut para nasalis
yang terdiri dari:
a) Sinus maksilaris = rongga tulang hidung
b) Sinus sfenoidalis = rongga tulang baji
c) Sinus frontalis = rongga nasalis inferior
7. Sinus inidiliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga
hidung, lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar, jika tidak dapat
mengalir keluar akan menjadi sinusitis.
8. Perbedaan antara alat penciuman dengan alat pengecap
a) Alat penciuman menentukan zat yang jauh letaknya, sedangkan alat
pengecap menentukan zat yang letaknya dalam rongga mulut.
b) Alat penciuman dapat menentukan banyak sekali macam rasa,
sedangkan untuk pengecap dapat menentukan 4 macam rasa.
c) Alat penciuman diperlukan zat kimia, sedangkan untuk alatv
pengecap tidak diperlukan zat kimia.
F. Indera kulit
Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda-beda
menurut ujung saraf yang dirangsang, panas, dingin dan sakit ditimbulkan
karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda misalnya
mengenai otot dan tulang.
Panca indera peraba terdapat pada kulit disamping itu kulit juga sebagai
pelepas panas yang ada pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan
selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang. Kulit
mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari
luar diteruskan ke pusat saraf di otak.
1. Sensasi indera peraba dari kulit
Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin dan rasa sakit.
Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh
manusia.
Reseptor masing-masing berbeda-beda, yang terbanyak adalah receptor
rasa sakit, kemudian sensasi raba, dingin dan panas.
Repesptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mucosa mulut
dan traktus respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit, dan jeringan epitel
gepeng berlapis-lapis pada bagian akar rambut.
Receptor yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada
kulit dibawah lapisan mucosa disekitar sendi, pleura, endokardium,
peritoneum dan lain-lain.
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin,
sakit, semua perasaan ini berlainan.
Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan
sensitif terhadap dingin dan sakit. Perasaan yng disebabkan tekanan yang
sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang menentukan dan
menilai berat suatu benda timbul pada struktur lebih dalam misalnya pada
otot dan sendi.
2. Kulit sebagai penyimpan air
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpann air, ja
ringan adipose dibawah kulit penyimpan lemak yang utama pada tubuh.
3. Kemampuan melindungi kulit
a) Menghindari hilangnya cairan dari jeringan dan menghindari
masuknya air ke dalam jeringan.
b) Menghalangi cedera pada struktur dibawahnya
c) Mencegah bahaya dehidrasi yang lebih parah kalau epidermis
mengalami kerusakan.
4. Fungsi kulit
a) Melindungi tubuh terhadap luka, mekanis, kimia dan termis karena
epitelnya dengan bantuan sekret kelenjar memberikan perlindungan
terhadap kullit.
b) Perlindungan terhadap mikroorganisme patogen
c) Mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah
d) Mengatur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar
e) Alat indera melelui persarafan sensorik dan tkanan temperatur dan
nyeri
f) Sebagai alat rangsangan rasa yang datang dari luar yang dibawa oleh
saraf sensorik dan motrorik ke otak
LEMBAR EVALUASI
A. Soal
1. Jelaskan pengertian dari panca indera ?
2. Jelaskan fungsi refraksi mata ?
3. Jelaskan proses pendengaran ?
4. Sebutkan jenis papil-papil pada lidah ?
5. Jelaskan perbedaan antara alat penciuman dengan alat pengecap ?
B. Jawaban
1. Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan
untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang
menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa
(sensori impression) dari organ indera menuju ke otak dimana persaan ini
ditafsirkan.
2. Fungsi refraksi mata yaitu:
Bila cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkan bayangan yang letaknya
difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh
kornea lensa badan eques dan vitrous, lensa membiaskan cahaya dan
memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik
bayangan yang difokuskan.
3. Proses pendengaran terjadi karena ditimbulkan oleh getaran
atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara dimana kecepatan dan
volumenya berbeda-beda.
Gelombang suara brgerak melalui rongga telingga luar (auris eksterna)
yang mrnyebabkan membran timpani bergetar, getaran-gataran tersebut
diteruskan menuju inkus dan stapes melalui melalui maleus yang terkait
pada membran itu.
Karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka tulang
akan mempebesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra
vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui
membranmenuju endolimfe dalam saluran koklea dan rangsangan
mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti selanjutnya
dihantarkan menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai
suara yang enak atau tidak enak, gelombang suara menimbulkan bunyi.
4. Jenis papil-papil pada lidah ada 3 jenis yaitu :
a) Papila sirkumvalate. Ada 8 hingga 12 buah yang terletak pada pangkal
lidah atau dasar lidah, jenis papila yang terbesar tersusun seperti huruf
V
b) Papila fungiformis. Menyebar pada permukaan ujung sisi lidah dan
berbentuk jamur.
c) Papila filiformis. Merupakan papila terbanyak menyebar di seluruh
permukaan lidah, organ ujung untuk pengecap adalah puting penegcap
yang sangat banyak terdapat di dalam dinding papila sirkumvalate dan
filiformis.
5. Perbedaan antara alat penciuman dengan alat pengecap :
a) Alat penciuman menentukan zat yang jauh letaknya, sedangkan alat
pengecap menentukan zat yang letaknya dalam rongga mulut.
b) Alat penciuman dapat menentukan banyak sekali macam rasa,
sedangkan untuk pengecap dapat menentukan 4 macam rasa.
c) Alat penciuman diperlukan zat kimia, sedangkan untuk alatv pengecap
tidak diperlukan zat kimia.