52
BLOK INDRA FISIOLOGI INDRA

Dr. Marwito - Panca Indera

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Panca Indera - Fisiologi

Citation preview

Page 1: Dr. Marwito - Panca Indera

BLOK INDRA

FISIOLOGI INDRA

Page 2: Dr. Marwito - Panca Indera

Tujuan Pembelajaran

1.Mahasiswa mengetahui tentang berbagai macam indra/sense organ.

2.Mahasiswa memahami mekanisme kerja berbagai macam rangsang pada tiap-tiap sense organ (modalitas sensorik).

3.Mahasiswa memahami mekanisme adaptasi berbagai macam organ sensorik.

4.Mahasiswa mengetahui berbagai macam kelainan respon sensorik dan mekanisme timbulnya kelainan.

Page 3: Dr. Marwito - Panca Indera

Panca Indra/sense organ

Indra somato visera

Indra khusus

A

B

Page 4: Dr. Marwito - Panca Indera

Fungsi Indra

Alat Indra: merupakan reseptor sensorik bersatu dengan sel-sel non saraf yang melingkupinya.

Reseptor di tiap alat indera disesuaikan untuk berespon terhadap satu bentuk energi terentudengan ambang yang jauh lebih rendah.

Tiap reseptor sensorik dikususkan untuk beresponterhadap satu bentuk energi tertentu.

Jadi dengan reseptor yang berbeda mempu nyai stimulus berbeda (modalitas sensorik)

Page 5: Dr. Marwito - Panca Indera

Indra khusus

1. Penglihatan2. Pendengaran/keseimbangan3. Penciuman4. Pengecapan

B

Page 6: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 7: Dr. Marwito - Panca Indera

Penglihatan

Didalam wadah yang protektif mata memiliki:-Sebuah lapisan reseptor-reseptor-Sebuah sistem lensa memfokuskan cahaya ke

reseptor.-Sebuah sistem saraf menghantarkan impuls dari reseptor ke otak

Page 8: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 9: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 10: Dr. Marwito - Panca Indera

Gambaran Anatomi

Lapisan protektif bola mata:1. Sklera : mengalami modifikasi bagian anterior membentuk kornea.2. Kornea : transparan, tempat lewatnya berkas cahaya3. Khoroid : bagian dalam sklera, banyak mengandung pembuluh darah, memberi makan struktur mata.4. Retina : 2/3 lapisan khoroid, jaringan saraf mengandung sel-sel reseptor5. Lensa kristalina: struktur transparan, terikat ligamentum lensa (zonula)6. Badan silier:7. Iris : didepan lensa, opak dan berpigmen, mengandung serat sirkuler mengerutkan dan serat radial yang melebarkan.8. Humor akueus: bahan gelatinosa, terdapat antara lensa dan retina dibentuk oleh prosesus siliaris

Page 11: Dr. Marwito - Panca Indera

Humor akueus

Cairan jernih dihasilkan badan silier melalui difusi dan transport aktif melalui pupil menuju ruang anterior mata. Secara normal cairan diserap kembalioleh jaringan trabekula dikanalis schlemm (suatu saluran venosa di taut antara iris dan kornea)Sumbatan saluran keluar ini menyebabkan penyakitmata serius Glukoma sudut terbuka, tekanan intra okuler mata meningkat. Gerakan iris ke depan sebabkan sudut menghilang Glukoma sudut tertutup.

Page 12: Dr. Marwito - Panca Indera

Glukoma

Kanalis schlemm:Sumbatan saluran keluar ini menyebabkan penyakitmata serius Glukoma sudut terbuka, tekanan intra okuler mata meningkat. Gerakan iris ke depan sebabkan sudut menghilang Glukoma sudut tertutup. Glukoma dengan tekanan intra okuler normal (10-20 mmHg) terjadi perubahan jaringan ikat di ujung serat optik, serat saraf retina lebih rentan ter-hadap kerusakan oleh tekanan.

Page 13: Dr. Marwito - Panca Indera

Retina

Tersusun dalam 10 lapisan.Mengandung sel batang (rods) dan kerucut (cons)4 jenis neuron: - sel bipolar - sel ganglion - sel horisontal - sel amakrin

Page 14: Dr. Marwito - Panca Indera

Pembentukan Bayangan

Bayangan pertama: Dibentuk oleh cahaya pada foto reseptor retina, oleh sel bipolar diubah menjadi bayangan kedua, kemudian oleh sel ganglion diubah menjadi bayangan ketiga, diteruskan ke sel amakrin. Bayangan ke tiga dari sel amakrin mengalami sedikit perubahan pola impuls di corpusgenikulatum laterale, bayangan ketiga mencapai korteks oksipitalis pusat asosiasi visual.

Page 15: Dr. Marwito - Panca Indera

Persepsi Penglihatan

Ada tiga bagian yang bertanggung jawab pada sensasi penglihatan.

1.Sistem yang berhubungan dengan persepsi bentuk

2.Berhubungan dengan persepsi warna

3.Berhubungan dengan persepsigerakan, lokasi dan susunan ruang.

Page 16: Dr. Marwito - Panca Indera

Sel batang: sangat peka terhadap cahaya dan merupakan reseptor penglihatan malam (penglihatan skotopik)Sel Kerucut: memiliki ketajaman jauh lebih besar, berperan pada penglihatan cahaya terang (fotopik) dan penglihatan warna.

Retina

Page 17: Dr. Marwito - Panca Indera

Struktur Retina

Page 18: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 19: Dr. Marwito - Panca Indera

Jalur Saraf

Akson sel ganglion berjalan ke kaudal dalam saraf optik (N.Opticus), ke traktus optikus berakhir di korpusgenekulatum lateralis, suatu bagian talamus.

Kiasma optik

Page 20: Dr. Marwito - Panca Indera

Mekanisme pembentukan citra

Mata mengubah energi dalam spektrumtampak menjadi potensial aksi saraf optik.Panjang gelombang cahaya tampak antara397-723 nm. Citra benda (bayangan,image) suatu benda

difakuskan ke retina, berkas cahaya di retina mencetuskan potensial di sel batang dan kerucut. Impuls yang timbul dihantarkan ke korteks serebri tempat sensasi penglihatan.

Page 21: Dr. Marwito - Panca Indera

Gangguan mekanisme pembentukan citra

Hiperopia: penglihatan jauh, berkas cahaya sejajar di fokuskan di belakang retina.Strabismus: akomodasi terus menerus dapat menye babkan kelelahan otot bolamata, julingMiopia: garis tengah antero posterior mata terlalu panjang. Cahaya datang difokuskan di depan retina. Koreksi dengan kacamata bikonkafAstigmatisme: kelengkungan kornea tidak merata, berkas cahaya yang datang dibelokkan pada fokus yang berbeda, penglihatan kaburPresbiopia: menurunnya kemampuan lensa meleng kung pada usia 40-45 th. Kesulitan melihat dekat, koreksi dengan lensa konveks.

Page 22: Dr. Marwito - Panca Indera

Penglihatan Warna

Mata mampu melihat warna pada panjang gelombang tertentu, antara 380 -750nm.Cahaya merah panjang gelombang: 723-647 nmCahaya hijau panjang gelombang : 575-492 nmCahaya biru panjang gelombang : 492-450 nmWarna: merah, hijau dan biru disebut warna primer

Page 23: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 24: Dr. Marwito - Panca Indera

Buta warna

Uji rutin untuk test buta warna paling sering adalah dengan mencocokkan benang wol (yarn-matching).Sebagian orang buta warna tidak mampu membedakan warna –warna tertentu, ada yang hanya kelemahan warna.

Page 25: Dr. Marwito - Panca Indera

Pewarisan buta warna

Pria lebih banyak dari wanita, pria 8 % dan Wanita 0,4 % dari populasi di Kaukasus.Terkait kromosom xAnak perempuan dari pria buta warna adalahpembawa gen buta warna, dan mewariskan kelainan tersebut kepada ½ dari anak laki-lakinya.Jadi buta warna terkait kromosom x, melewatigenerasi dan tampak pada pria setiap generasi ke dua

Page 26: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 27: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 28: Dr. Marwito - Panca Indera

Pendengaran dan Keseimbangan

Dua modalitas untuk sensorik pendengaran dan keseimbangan berada di telinga.Suara: sensasi yang timbul dari getaran longitudinal molekul dilingkungan luar mengenai mem- bran timpani.Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara, sedangkan nada berkaitan dengan frekuansi.Frekuensi suara yang dapat didengar manusia sekitar 20 – 20.000 siklus/dtik (Hertz)

Page 29: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 30: Dr. Marwito - Panca Indera

Kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang

Page 31: Dr. Marwito - Panca Indera

Pendengaran

Lokalisasi Suara: Penentuan arah/asal suara bergantung pada deteksi perbedaan waktu kedatangan rangsang ke dua telinga.Audiometri: alat pengukur ketajaman pendengaran.

Page 32: Dr. Marwito - Panca Indera

Jaras Pendengaran

Serabut saraf dari ganglia spiralis corti memasuki nukleus koklearis dorsalis & ventralis di medula,menyilang di batang otak dan berakhir di nukleus olivarius superior, berjalan ke atas ke lemniskus lateralis, nukleus genekulata medialis, radiatio audi-torius ke nukleus genikulata medial, ke radiatio auditorius, ke korteks auditorius.

Page 33: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 34: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 35: Dr. Marwito - Panca Indera

Keseimbangan

Keseimbangan dideteksi olah reseptor di kanalis semisirkularis nervus vestibularis. Merupakan bagian dari nervus kranialis ke VIII.Impuls saraf dibangkitkan oleh adanya perubahancairan pada kanal tersebut.

Page 36: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 37: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 38: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 39: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 40: Dr. Marwito - Panca Indera

Reseptor Penciuman

Reseptor penciuman: hanya berespon padabahan yg berkontak dengan epitel penciumandan larut dalam lapisan tipis mukus yang melapisi.Molekul penghasil bau umumnya berukuran kecil, mengandung atom karbon 3 – 4 sampai 18-20. Molekul dengan jumlah atom karbon sama tetapi konfigurasi berbeda: bahu berbeda.

Page 41: Dr. Marwito - Panca Indera

Reseptor dan Jaras

Reseptor olfaktorius terletak di dalam bagian khususmukosa hidung, membran mukosa olfaktorius ber-pigmen kekuningan. Neuron (10-20 juta sel reseptor) mempunyai dendrit pendek tebal dengan ujung membesar batang olfaktorius. Dari batang silia diproyeksikan ke permukaan mukus.Akson neuron reseptor olfaktorius menembus laminakribrosa ossis ethmoidalis, masuk bulbus olfaktorius.Melalui stria olfaktorius medialis dan lateralis ke korteks olfaktorius.

Page 42: Dr. Marwito - Panca Indera
Page 43: Dr. Marwito - Panca Indera

Fisiologi Penciuman

Tiap bahan tertentu mempunyai ambang penciuman berbeda.

No. Bahan Kadar mg/L udara

1. Etil eter 5,83

2. kloroform 3,30

3. piridin 0,03

4. Oil of pepermint 0,02

5. iodoform 0,02

6. Asam butirat 0,009

7. Propil merkaptan 0,006

8. Metil merkaptan 0,0000004

Page 44: Dr. Marwito - Panca Indera

Fisiologi Penciuman

Hubungan dengan jenis kelamin & ingatan:Banyak spesies hewan terdapat hubungan erat antarafungsi penciuman dan seksual.Dikatakan indra wanita lebih halus dibanding priadan paling halus saat ovulasi.

Ambang penciuman meningkat dengan bertambahnya usia. Lebih dari 75 % pada usia diatas 80 tahun meng-alami gangguan penghidu.

Page 45: Dr. Marwito - Panca Indera

Diskriminasi Bau Berbeda

Manusia dapat membedakan antara 2000 dan 4000bau berbeda. Bau berbeda menghasilkan pola ruang berbeda dari peningkatan aktivitas metabolik di bulbus olfaktorius. Bau berbeda menghasilkan pola peningkatan aktivitas metabolik berbeda di korteksolfaktorius.Untuk menentukan arah bau dinyatakan oleh perbedaan ringan waktu tiba di kedua nostril (rongga –hidung).

Page 46: Dr. Marwito - Panca Indera

Adaptasi

Penciuman dapat mengalami adaptasi.Orang yang terpapar bau tertentu, dalam waktu cukup lama, maka persepsi bau menurun dan kemudian berhenti. Kadang kadang adaptasi ini begitu cepat untuk bau tertentu dan ada bau tertentu yang tidak beradaptasi. Adaptasi bisa di sistem olfaktorius, kadang merupakan fenomena sentral, juga bisa padareseptornya.

Page 47: Dr. Marwito - Panca Indera

Kelainan Penciuman

Kelianan-kelainan Penciuman: Anosmia : hilangnya daya penghidu. Hiposmia: penghidu kurang peka Disosmia: Distorsi daya penghidu.Gangguan penciuman diduga oleh tidak adanya atau gangguan fungsi salah satu dari banyak anggota famili reseptor.

Page 48: Dr. Marwito - Panca Indera

Fisiologi Pengecapan

Organ Reseptor Papil pengecapan (taste buds), organ indra untukPengecapan,merupakan badan badan ovoid ber-ukuran 50-70um. Masing masing papil pengecap di-persarafi oleh 50 serat saraf, dan sebaliknya setiapserat saraf menerima masukan rata-rata dari 5 papil pengecap.Pada manusia papil pengecap terletak di: mukosaepiglotis, palatum, faring, dinding papila fungiformisdan papila valata lidah.

Page 49: Dr. Marwito - Panca Indera

epiglotis

Page 50: Dr. Marwito - Panca Indera

Fisiologi Pengecapan

Modalitas Pengecapan DasarPada manusia terdapat 4 pengecapan (rasa) dasar: Manis, Asam, Pahit, dan Asin. Bahan; Pahit dikecap di belakang lidah, Asam disepanjang tepi lidah, Manis di ujung lidah, Asin di dorsum anterior lidah.Bahan yang asam dan pahit juga terasa di palatumbersama dengan sensitivitas untuk manis & asinKe 4 modalitas dapat dirasakan di faring dan epiglotis.

Page 51: Dr. Marwito - Panca Indera

Rasa

Keanekaragaman rasa yang hampir tidak terbatasdan sangat berharga bagi ahli pencicip makanansebagian besar dibentuk dari 4 komponen rasa dasar.Pada beberapa kasus rasa memiliki elemen rang-sangan nyeri. Misal :saus pedas.Penciuman berperan penting dalam keseluruhansensasi makanan, konsistensi dan suhu juga berperan.

Page 52: Dr. Marwito - Panca Indera

Kelainan Pengecapan

Ageusia: hilangnya daya pengecapan.Hipogeusia: berkurangnya kepekaan pengecapanDisgeusia: distorsi daya pengecapanObat kaptopril dan penisilamin menyebabkan hilangnya sensasi kecap sementara.