14
NO. 01 - OKTOBER 2013 www.dlajah.com

DLAJAH SHL #01

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: DLAJAH SHL #01

NO. 01 - OKTOBER 2013

www.dlajah.com

Page 2: DLAJAH SHL #01
Page 3: DLAJAH SHL #01

10

CONTENTCHIEF EDITOR

HIM

DEWAN PENASEHAT

AKHMAD HADIAN LUKITA DION LUTVAN PRAMUDYO

PENGEMBANGAN BISNIS

anggun nugrahaSUNARYO KUSUMO

KEMITRAAN

MIKHAEL SEBAYANG

PENULISROSALINA WATINENI IRYANI

andi abdul muhaiminFAUZIAH ANDRI PRIYATNO

TATA LETAK & DESIGN

abdul aris mustaqinWINDYASARI

SOCIAL MEDIAEKO JUSMAR

WEBSITE MASTERRIZKI RUSDIWIJAYANUR KHAFIDL

ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

ida siti nuraida

REDAKSI DAN KEMITRAAN

JL. KYAI GEDE UTAMA NO. 12 BANDUNG 40132PHONE. +62.22.2501925 - FAX. +62.22.2516752

FOTOGRAPHER

MOwELBLACKPACKER

Dlajah @dlajahmagz @Dlajah

www.dlajah.com03

NO. 01 - OKTOBER 2013

04

07

CARFREEDAY

PERSIBDAN BOBOTOH

bUDAYA tURUN tEMURUN

TIFO SHOW

Page 4: DLAJAH SHL #01

04

Teks: Neni IryaniPhoto: MowelBlackpacker & Achay Ricky

CAR FREE DAYArea Olahraga atau Belanja?

S ejak diaktifkan pada 8 Mei 2011, Car Free Day (CFD) di bilangan Jalan Dago mengundang banyak warga Bandung untuk datang ke lokasi dengan berbagai alasan. Kegiatan yang digalakkan setiap Minggu pagi pukul 06.00-10.00 WIB itu areanya meliputi persimpangan Dago-Cikapayang hingga Dago-Dipati Ukur. Diantaranya warga yang datang ada yang memang ingin berolahraga ataupun sekadar ingin berbelanja mengingat kawasan ini juga dipadati pedagang segala rupa.

Tujuan awal Car Free Day selain untuk mengurangi emisi gas kendaraan juga demi menyediakan ruang bagi warga untuk berolahraga pagi-pagi

sambil menikmati udara bersih. Setelah 2 tahun berjalan dan melihat kondisi kawasan CFD tersebut, benarkah tujuan awal diadakannya CFD telah tercapai efektif?

CFD memang berkontribusi untuk membatasi emisi gas dari kendaraan bermotor di Minggu pagi selama 4 jam. Memang, sedikit lebih baik dari pada tidak sama sekali. Setidaknya ada 4 jam dari pada tidak sama sekali. Akan tetapi benarkah emisi gas kendaraan berkurang?

Jika diperhatikan, kawasan CFD memang tertutup dari akses kendaraan baik pribadi maupun publik.

Page 5: DLAJAH SHL #01

05

Namun begitu, jika dicermati sebenarnya berapa banyak orang yang datang ke CFD dari rumah tanpa menggunakan kendaraan, katakanlah dengan mengendarai sepeda?

Kenyataannya, kebanyakan warga Bandung berbondong-bondong ke kawasan ini menggunakan kendaraan baik pribadi maupun publik. Kendaraan pribadi di parkir di kawasan yang dekat dengan jalur CFD. Bahkan, beberapa yang mengendarai sepeda di kawasan ini, sebelumnya mengangkut sepeda tersebut ke mobilnya dan baru mengendarainya setelah tiba di CFD.

Jika demikian, benarkah emisi gas kendaraan berkurang secara signifikan pada jam berlakunya CFD? Atau emisi tersebut hanya berkurang di kawasan CFD tapi meningkat di kawasan lain yang menunjang akses menuju CFD yang menyedot banyak pengunjung setiap minggunya?

Kedua, CFD diniatkan sebagai area berolahraga bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri memang banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk berolahraga, baik itu untuk jogging, bersepeda, senam, bersepatu roda, atau hanya sekedar jalan santai.

Sayangnya, dengan fakta lain bahwa terdapat banyak pedagang dan banyaknya masyarakat yang memadati area ini maka membuat kegiatan berolahraga menjadi kurang efektif. Misalnya, pesepeda tak leluasa bersepeda karena jalannya dipadati pengunjung lain. Ditambah lagi, dampak lain dengan diadakannya CFD adalah berserakannya lebih banyak sampah di kawasan CFD setelahnya.

Page 6: DLAJAH SHL #01

06

Selain dua tujuan tersebut, disebutkan bahwa kelangsungan CFD dapat pula menjadi tempat rekreasi alternatif. Beberapa sengaja memboyong keluarganya untuk datang ke kawasan CFD dan menghabiskan Minggu pagi bersama-sama sambil menikmati jalur yang bebas kendaraan. Apalagi di area ini memang sering pula digelar hiburan baik secara spontan ataupun yang dibuat khusus oleh sebuah event organizer, komunitas, radio, atau pihak lainnya. Melihat antusiasme masyarakat tempat rekreasi alternatif, CFD bisa dibilang menjawab kebutuhan tersebut meski dengan segala ketidaknyamanan dan kekurangannya. Jika merujuk pada pertanyaan di awal, dapat dikatakan tujuan dilaksanakannya CFD belum sepenuhnya tercapai secara efektif. Meski begitu, CFD jelas memiliki manfaat bagi masyarakat sesuai tujuan dan kebutuhan mereka datang ke area ini. CFD memang bukan berarti gagal tetapi apabila ingin lebih efektif dan tepat sasaran maka perlu evaluasi, penyesuaian dan atau pembenahan dimana ini bukan hanya tugas Pemkot Bandung saja melainkan juga tugas warga Bandung semua.

Page 7: DLAJAH SHL #01

07

PERSIBDAN BOBOTOH

Teks: Kiki Esa PerdanaPhoto: MowelBlackpacker

bUDAYA tURUN tEMURUN

d engan segala kelebihan yang ada terutama dukungan suporter maupun sponsor, Persib masih saja kesulitan meraih gelar juara di kompetisi paling tinggi sepak bola Tanah Air. Tim kebangaan warga Bandung dan Jawa Barat ini terakhir kali mengenyam manisnya menjadi juara pada Liga Indonesia musim 1994/1995.

Setelah lepas dari campur tangan Pemerintah Daerah Kota Bandung dan Jawa Barat, Persib semula dikhawatirkan sulit untuk melanjutkan mengikuti liga karena diputusnya dana untuk sepak bola sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2011. Akan tetapi, kenyataannya Persib mampu menghidupi dirinya sendiri. Dengan dukungan fanatisme yang luar biasa dari Bobotoh, otomatis ini membuat puluhan investor tanpa ragu datang untuk menjadi penyandang dana bagi Persib. Hal ini semakin menjelaskan bahwa nilai jual Persib memang besar, dibuktikan dengan kemampuannya menggaet banyak sponsor.

Aspek bisnis dan profesional yang kemudian berkembang sangat pesat ini otomatis membuat Persib memiliki dana melimpah, perekrutan pemain tidak setengah-setengah, salah satu yang paling membuat geger adalah direkrutnya Sergio van Dijk, mantan pemain timnas Belanda dan pemain Adelaide United dengan nilai kontrak dangaji yang pastinya tidak kecil. Belum lagi hampir 65% dari punggawa Persib diisi pemain tim nasional, hingga tak sedikit orang menyebut bahwa tim ini sebagai miniaturnya Tim Nasional Indonesia. Dengan line-up dan bangku cadangan yang diisi banyak pemain bintang, tak ayal persib menjadi salah satu kekuatan yang ditakuti di liga Indonesia.

Jika kita berbicara Persib, tak mungkin lepas dari Bobotoh.Pendukung Persib ini awalnya memang tidak terlalu berhubungan dengan tim Persib.

Page 8: DLAJAH SHL #01

08

Seiring berkembangnya waktu, nama yang berasal dari bahasa Sunda yang awalnya berarti “orang-orang yang mendorong atau membangun semangat bagi orang lain” itu kemudian berubah makna menjadi “pendukung tim Persib Bandung”.

Persib sendiri telah dikenal memiliki begitu banyak pendukung fanatik yang sudah tersebar baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu contohnya pada pertandingan final Perserikatan 1985 Persib melawan PSMS, Stadion Senayan yang berkapasitas 120.000 tempat duduk tak mampu membendung suporter Persib yang datang ke sana hingga mencapai sekitar 140.000 orang. Penonton meluber hingga pinggir lapangan. Hingga sekarang, stadion pun selalu penuh saat Persib bermain tandang baik di Stadion Siliwangi ataupun di Stadion Jalak Harupat.

Ada kepercayaan di kalangan Bobotoh bahwa menjadi Bobotoh sudah merupakan takdir. Obrolan dan cerita generasi terdahulu baik dari keluarga dan lingkungan sekitar yang mengangkat mengenai bagaimana berjayanya Persib di masa lalu seakan menjadi penguat untuk meneruskan tradisi menjadi pendukung tim yang memiliki julukan si Maung Bandung ini.

FOTO NYAHHH

Page 9: DLAJAH SHL #01

09

PT Persib Bandung Bermartabat, badan usaha yang sekarang menaungi Persib, pernah melakukan survey yang hasilnya cukup mencengangkan. Survey yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat-Banten-DKI Jakarta serta Kota Surabaya menunjukkan jumlah Bobotoh adalah yang paling banyak.Bobotoh di Cianjur mencapai 650 ribu jiwa. Kemudian disusul Garut di tempat kedua dengan jumlah 630 ribu jiwa. Sedangkan, Kota Bandung berada di tempat ketiga terbanyak dengan jumlah 550 ribu jiwa. Jakarta sendiri memiliki hasil yang cukup signifikan, jumlah Bobotoh tercatat sebanyak 280 ribu jiwa.

Bisa dibilang menjadi Bobotoh sudah merupakan budaya masyarakat Bandung dan Jawa Barat. konsep budaya sendiri jika kita artikan, kurang lebih merupakan suatu warisan sosial yang mengandung arti bahwa budaya adalah pemberian suatu hasil akumulasi berbagai macam interaksi tatanan sosial dimasa lalu kepada generasi setelahnya untuk kemudian berulang seperti sebuah siklus. Budaya hanya akan berhenti jika satu generasi berhenti atau menjadi pemutus rantai dari kegiatan yang sudah dilakukan secara turun temurun tersebut. Hingga hari ini, Bobotoh yang sudah diwarisi budaya untuk mendukung Persib belum berhenti dan terus berkembang.

Dalam sebuah situs bernama ‘Top Tens Asia’ pernah merilis sebuah daftar 10 klub sepak bola terbaik di dunia, situs ini menerapkan sistem online-voting untuk memilih siapa klub terbaik dunia melalui internet. Yang mengejutkan bagi banyak orang, Persib terpilih menjadi klub terbaik dunia, mengalahkan Barcelona, Chelsea bahkan Manchester United. Banyak suporter tim lain terkejut dan bahkan baru mendengar pertama kali tentang Persib Bandung. Namun salah satu voters yang memilih persib menjelaskannya dengan sederhana dan sempurna “Persib bukan hanya sepak bola, melainkan sudah menjadi bagian hidup masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung. Dari kakek hingga cucu mendukung Persib sepenuh hati”.

Hidup Persib!

Page 10: DLAJAH SHL #01

10

TIFO SHOW

“A football club is nothing without its supporters” _Yogi Hughes

dari Westfalenstadion hingga Si Jalak HarupatTeks: Firman Fauzi WiranatakusumaPhoto: Firman Fauzi Wiranatakusuma

Page 11: DLAJAH SHL #01

A khir-akhir ini, fenomena yang marak terjadi di beberapa stadion di Indonesia adalah nyala red flare serta suguhan aksi koreografi yang dibuat suporter ketika tim kesayangannya bermain. Kreativitas koreografiini diadaptasi dari negeri pizza, Italia yang disebut Tifo. Tifo merupakan bentuk atrak-si suporter untuk mendukung tim kesayangannya dengan menampilkan koreografi atraktif di bangku stadionsaat pertandingan sepakbola berlangsung.

Tifo sering dijumpai dalam pertandingan penting yang melibatkan banyak suporter didalamnya. Tidak jarang, Tifo bahkan diatur dan dibiayai oleh klub itu sendiri. Di Italia dan dibeberapa negara di Eropa, Tifo diatur kelompok suporter tim yang kebanyakan dari mereka adalah kelompok Ultras. Pada dasarnya, Ultras adalah kelompok suporter radikal namun diantara mereka kemudian prihatin atas apa kekerasan dalam dunia sepakbola sehingga kemudian mengorganisir show spektakuler untuk menunjukkan dukungannya dalam bentuk yang positif.

Beberapa waktu lalu kita tercengang dengan koreografi yang ditampilkan suporter Borussia Dormunddi Westfalenstadion, stadion terbesar di Jerman. Pada malam itu, 9 April 2013, digelar pertandingan akbar perempat-final Liga Champions Eropa antara Borussia Dortmund melawan Malaga. Dukungan suporter fanatiknya dalam bentuk Tifo di tribun Selatan stadion yang dikenal dengan istilah Yellow Wallme libatkan sekira 24 ribuan pendukung Dortmund. Pesan yang ditampilkan adalah bahwa tim tak pernah sendiri dan mampu memenangkan pertandingan, bertuliskan “Auf den Spuren des verlorenen Henkelpotts” atau dalam bahasa Inggris “On the path of the lost Champions League Cup” (Dalam jalur untuk memenangkan Piala Champions yang hilang).

11

Page 12: DLAJAH SHL #01

Dukungan suporter seolah menjadi doa bagi tim dan penyulut semangat, karena dengan dramatis Dortmund mengungguli tamunya 3-2. Pertandingan ini ibarat sebuah mission imposibble bagi Dortmund untuk menang. Nyatanya, Dortmund malam itu tampil gemilang setelah menunggu hampir 15 tahunhingga akhirnya mereka lolos ke babak semi-final Piala Champions Eropa. Borussia Dortmund adalah juara Eropa 1996–1997.

Lantas, bagaimana dengan di Indonesia? Kehadiran komunitas suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud, memberikan warna tersendiri dalam persepakbolaan Tanah Air. Mereka selalu menampilkan Tifoshow setiap kali PSS Sleman bertanding di Stadion Maguwoharjo.

Jika menarik ulur ke belakang, suporter Persib mungkin lebih dulu melakukannya. Bobotoh ketika Final Liga Indonesia I di Senayan sudah menyalakan red flare sesaat setelah Sutiono Lamso mencetak satu-satunya gol penentu kemenangan atas Petrokimia Putra pada menit ke-75.

Viking Boys, salah satu divisi kreatif bagian dari Viking Persib Club, beberapa waktu silam juga menunjukkan dukungannya dalam bentuk Tifoshow di Stadion Si Jalak Harupat. Melalui akun jejaring sosial mereka di Twitter, @Viking_Boys menuturkan tujuan mereka melakukan Tifoshow adalah untuk membakar semangat Maung Bandung.

Jika akhir-akhir ini kita menonton Persib berlaga di Stadion Si Jalak Harupat, atmosfir stadion tampak berbeda dari biasanya. Sebelum pertandingan dimulai biasanya puluhan anak muda dari Viking Boys mengatur bagaimana dan kapan Tifoshow dilakukan di Tribun Timur stadion. Dirigen Viking Persib Club, Yana Umar, menuturkan bahwa bukan hal mudah untuk melakukan hal ini. Mereka biasanya telah menyiapkan konsep dari koreografi jauh hari sebelum pertandingan dimulai, lalu mendatangi stadion beberapa hari sebelum kick off dimulai dan menempatkan kertas-kertas yang telah mereka buat beberapa saat sebelum pertandingan. Harus diakui, memang untuk menyiapkan Tifoshow ini bukanlah perkara mudah, perlu koordinasi dan kerjasama sesama suporter.

12

Page 13: DLAJAH SHL #01

Ada banyak cara untuk menunjukkan dukungan kepada tim kesayangan yang sedang berlaga. Pertandingan sepakbola tanpa kehadiran suporter akan terasa hambar dan tidak bisa dipungkiri, dukungan suporter yang memadati tribun stadion dapat menjadi energi tambahan yang tak terkira bagi tim yang didukung.Menyuguhkan Tifoshow oleh Bobotoh adalah salah satu cara menyulut semangat pemain. Selebihnya, pemain ke-12 (baca: Bobotoh) juga tetap menyemangati tanpa lelah selama 90 menit pertandingan Persib Bandung.

Firman Fauzi Wiranatakusuma adalah Bobotoh penikmat drama sequel Korea, menekuni hobi tidur dan sehari-hari bekerja sebagai presenter di salah satu TV lokal di Bandung. Berakun Twitter @omgitsmungki.

13

Page 14: DLAJAH SHL #01