28
No. 01 - OKTOBER 2013 www.dlajah.com

DLAJAH INTIMATA #01

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

No. 01 - OKTOBER 2013

www.dlajah.com

CONTENTNO. 01 - OKTOBER 2013

CHIEF EDITORHIM

DEWAN PENASEHAT

AKHMAD HADIAN LUKITA DION LUTVAN PRAMUDYO

PENGEMBANGAN BISNIS

anggun nugrahaSUNARYO KUSUMO

KEMITRAAN

MIKHAEL SEBAYANG

PENULISROSALINA WATINENI IRYANI

andi abdul muhaiminFAUZIAH ANDRI PRIYATNO

TATA LETAK & DESIGN

abdul aris mustaqinWINDYASARI

SOCIAL MEDIAEKO JUSMAR

WEBSITE MASTERRIZKI RUSDIWIJAYANUR KHAFIDL

ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

ida siti nuraida

REDAKSI DAN KEMITRAAN

JL. KYAI GEDE UTAMA NO. 12 BANDUNG 40132PHONE. +62.22.2501925 - FAX. +62.22.2516752

FOTOGRAfER

MOwELBLACKPACKER

Dlajah @dlajahmagz @Dlajah

www.dlajah.com

04

08

KRISNI DIETA RAHAYUSaya Pilih Tinggaldi Bandung

03

PROFESSIONALYANG CINTAFOTOGRAFI

Tidak Perlu Jauh untuk Foto Landscape yangWOW

di Sekitar Bandung

16

Spot Fotografi di Bandung

12

Saya Pilih Tinggal di Bandung!Krisni Dieta Rahayu

s uasana hening lantai dua sebuah café di bilangan Jalan Braga, seketika menghangat karena hadirnya sosok wanita berkulit putih bersih dengan senyum manisnya. Dengan wajah cantik khas gadis Bandung dan gesturnya itu maka sulit bagi mata orang di sekitarnya untuk tidak menatapnya.

Krisni Dieta Rahayu adalah seorang model sekaligus pemain film yang Intimata temui sore hari di Café La Baraga. Bertatap muka meski hanya sebentar saja dengan Mojang Bandung kelahiran Juni 1983 ini maka akan langsung dapat menilainya sebagai wanita menyenangkan. Berikut ini kutipan perbincangan Intimata dengan wanita yang suka disapa dengan panggilan Nunu itu.

04

Krisni Dieta RahayuSaya Pilih Tinggal di Bandung!

KrisniDietaRahayu

Teks: HimPhoto: MowelBlackpacker

05

Bagaimana awalnya terjun menjadi seorang model?Saya memulainya saat usia 15 tahun karena ajakan tante untuk ikut lomba model se-Priangan Timur di Tasik. Berikutnya saya ikut dalam ajang pemilihan Mojang Jajaka Jawa Barat tahun 2002-2003. Kini saya terjun ke dunia film namun tetap tidak meninggalkan profesi model.

Dua kata untuk pekerjaan sebagai model?Mmhh… Menurut saya model itu adalah ‘aktualisasi’ dan ‘profesi’

Model yang ideal itu seperti apa?Model harus menghargai profesinya dan tampil dengan jati dirinya. Ia tidak perlu terbebani dengan harus mengenakan aksesoris dan pakaian serba bermerk.

Tipikal fotografer favoritmu?Saya selalu mengharapkan seorang fotografer yang mengetahui karakter model. Fotografer juga harus mampu menutup kekurangan sang model dengan kreatif serta komunikatif terlibat dalam pose dan luwes tentunya.

Fotografer yang tidak Kamu sukai?Fotografer yang tidak berkomitmen dengan profesinya. Merasa handal namun tidak sesuai kemampuannya.

Mengapa memilih tinggal di Bandung?Saya merasa nyaman di kota ini meski pekerjaan menuntut beraktivitas di Jakarta atau keluarga dan rekan ada di Tasik. Saya menyukai suasana kota ini terutama orang-orangnya yang ramah.

Apa sih ikon Bandung itu?Saya memilih Braga! Itu karena menurut saya nuansanya masih seperti dahulu. Terutama café dan bangunan tuanya.

Harapan untuk Kota Bandung?Bandung harus terus berbenah mempercantik diri. Lebih aman dan nyaman untuk menjadi kota kreatif dan tempat nongkrong. Masalah seperti macet, pedagang kaki lima, pengemis, dan kejahatan perlu penanganan serius dari pemerintah setempat.

Tentang pasangan?Saya mengalami jatuh bangun berhubungan dengan pasangan dan itu berdampak pada karir selama ini. Oleh karenanya, kini saya hanya ingin berkomitmen dengan lelaki yang bisa menerima profesi saya.

06

18

PROFESSIONALYANG CINTAFOTOGRAFITeks: Him | Photo: MowelBlackpacker

Amazing of Situ GunungDadang Gantinaf/5.6 | ISO-640 | S 1/508

F otografi kini telah bergerak bukan saja sebagai profesi tetapi juga menjadi hobi dan gaya hidup. Kegemaran mengambil objek foto sekarang semakin banyak digeluti beragam kalangan dan usia. Kali ini Intimata mengenalkan profil seorang fotografer yang juga berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di Kota Bandung. Meski baru menggelutinya pada 2009 namun cerita dari sosok ini bisa menunjukan pada kita tentang seperti apa seorang fotografer berprofesi itu.

Dadang Gantina, nama itu dapat Anda telusur di mesin pencari internet atau situs micro blogging berikut foto-foto karyanya. Dadang sendiri sehari-hari bekerja dan menjabat Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung. Di kantornya di Jalan Wastukencana, Dadang yang mengenakan seragam hijau khas PNS itu antusias bercerita tentang hobinya menggeluti fotografi.

Bermula dari keterpaksaan mempelajari kamera telah membuatnya jatuh hati pada fotografi. Awalnya ia menggunakan kamera DSLR untuk keperluan dokumentasi keluarga saat berlibur namun tidak mendapati hasil yang memuaskan sehingga ia kemudian bertekad untuk bisa mengatur sendiri fungsi kamera dan tidak mengandalkan fungsi auto. Tidak tanggung-tanggung untuk mempelajarinya, Dadang masuk sekolah fotografi di Kota Kembang.

09

Hasil ilmu fotografinya dipadukan dengan latihan dan pengalaman serta keinginan untuk terus berlajar dari berbagai referensi membuatnya justru senang berbagi ilmu foto-memfoto. Bahkan, ia tengah mengelola ‘rumah’ bagi fotografer untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Sebuah tempat dimana peminat fotografi dapat menikmati workshop, berdiskusi, bedah buku, hingga pemutaran film tentang fotografi.

Bagi Dadang yang menyukai foto bertema arsitektur dan human interest, hobi fotografi telah memberinya kepuasan batin. Dalam menjalankan hobinya, ia tetap menomorsatukan pekerjaan sebagai abdi negara namun menjadi kelebihan saat ia bertugas ke luar kota dapat berkesempatan melakukanphoto hunting. Dadang tidak ragu mengajak anggota keluarganya apabila ada pertemuan dalam komunitas fotografi di dalam kota. Bahkan, salah satu putranya kini juga menggeluti hobi seperti ayahnya.

Jaring PelangikuDadang Gantinaf/5 | ISO-400 | S-1/500

10

Dadang tahu bahwa hobi fotografi tidaklah murah maka ia pun rela menabung untuk membeli peralatan kamera. Meski demikian, pertemanan dalam komunitas fotografi membuatnya dapat berbagi pakai perlengkapan kamera saat sangat dibutuhkan. Di Bandung Dadang setidaknya masuk dalam tiga komunitas fotografi dan aktif di dalamnya, seperti di Komunitas Fotografer Amatir Bandung (KOFABA) dimana Dadang menjadi salah satu pengkurasi foto bulanan.

Bagi Dadang, menggeluti fotografi memberinya manfaat berharga. Selain kepuasan batin, juga memperbanyak teman dan kesempatan menikmati objek menarik lewat foto. Dadang yang pernah menjuarai kompetisi foto bertema arsitektur yang digelar salah satu hotel di Bandung itu mengutarakan bahwa ia tidak mencari uang dari fotografi karena ia adalah seorang ‘fotografer yang berprofesi’ atau tidak menjadikan fotografi sebagai mata pencaharian. Dadang pun rutin berbagi foto lewat sosial media dan menantikan komentar rekan-rekannya. Apapun dan bagaimana pun isi komentar tersebut ia menerimanya sebagai sarana berbagi ilmu dan pengalaman.

PhotopaintingDadang Gantinaf/9 | ISO-400 | S 1/50

11

Spot Fotografi di Bandung

Teks: Rosalinawati & HimPhoto: MowelBlackpacker

da banyak alasan mengapa Bandung begitu menarik untuk menjadi tujuan wisata. Selain menyuguhkan beragam atraksi budaya, alam, dan berbelanja, tentunya ada segudang pilihan objek yang dapat dijadikan sasaran tembak kamera kesayangan Anda. Apa saja? Nah, berikut ini pilihannya.

A

BDG12

Apabila Anda seorang fotografer profesional ataupun hanya pecinta fotografi, sudah dapat dipastikan Kawah Putih akan menjadi salah satu lokasi objek fotografi favorit. Kawah Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut itu memiliki panorama air kawah berwarna putih kehijauan dan sewaktu-waktu dapat berubah warna antara biru dan hijau muda. Di tempat ini juga ada pemandangan kawah berbatu dengan pasir putih yang suhunya antara 8°C sampai 22°C. Selain itu, kawah yang berlatar tebing batu kapur berwarna kelabu menjadikan kawah putih sangat indah ditangkap oleh kamera. Lebih banyak fotografer profesional menjadikan Kawah Putih sebagai lokasi foto pre-wedding dan untuk melakukan sesi pemotretan khusus Anda akan dikenakan biaya Rp500.000,- hingga Rp1.000.000,-

Kawah Putih

Gunung Tangkuban Parahu adalah salah satu tujuan wisata favorit saat menyambangi Bandung. Tempat ini juga menarik untuk sasaran objek kamera. Gunung Tangkuban Parahu memiliki kawah yang cukup besar dan memiliki banyak sudut pandang. Dari tempat ini juga Anda dapat mengambil panorama kota Bandung. Anda dapat mendatangi pagi hari sekali untuk mengejar kabut yang mulai turun dan hilang dari atas Kota Bandung.

Gunung Tangkuban Parahu

13

Anda belum ke Bandung jika belum menyusuri Jalan Braga. Kawasan jalur jalan yang tidak seberapa panjang ini sekarang memang identik dengan kegiatan fotografi meski lalu-lalang kendaraan senantiasa sibuk sejak pagi hingga malamnya. Jalur Jalannya yang memiliki panjang 600 meter dan lebar 7,5 meter ini disesaki sederetan gedung tua, toko antik, restoran jadul, hotel, hingga galeri seni dan penjual lukisan pinggir jalan. Kawasan yang telah terkenal sejak 1920-an itu memang tidak pernah sepi disambangi peminat fotografi yang ingin mengambil foto mojang Bandung dengan latar gedung art deco dan suasananya.

Jalan Braga

Jalan Asia Afrika merupakan penggalan jalan paling tua dan bersejarah dalam pembentukan Kota Bandung. Di jalan ini pula berdiam Gedung Merdeka dan Gedung Konferensi Asia Afrika, serta Hotel Savoy Homann yang legendaris itu. Pastinya arsitektur bangunan tua di kawasan ini menarik untuk dijadikan objek fotografi Anda. Setiap harinya, terutama di akhir pekan dan Minggu, jalan ini ramai dikunjungi pecinta fotografi baik yang membawa kamera DSLR atau pun kamera ponsel mereka.

Jalan Asia Afrika

14

Arsitektur gedung tua ini begitu unik sekaligus indah. Berlokasi di Jalan Setia Budi tepatnya di dalam kawasan Universitas Pendidikan Indonesia. Villa mewah yang dibangun tahun 1933 itu bergaya arsitektur art deco yang memadukan elemen dekoratif kuno dengan arsitektur modern sehingga menarik dijadikan objek fotografi. Seperti halnya karya C.P.W. Schoemaker sebagai sang arsitek gedung ini, bangunan bergaya Streamline Moderne awal ini bersumbu lurus ke Tangkuban Parahu. Villa yang awalnya merupakan milik jutawan Belanda bernama D.W. Beretty itu kini menjadi kantor rektorat Universitas Pendidikan Indonesia.

Villa Isola

Kawasan Dago PakarTaman Hutan Rakyat Juanda atau yang lebih dikenal dengan Dago Pakar merupakan hutan kecil yang dipenuhi pepohonan rimbun berusia tua. Lokasi ini menarik untuk dijadikan lokasi pemotretan dengan background hijau dedaunan serta jalan memanjang bagaikan lorong yang dipagari pepohonan besar. Selain Dago Pakar, saat menjelang sore beranjaklah menuju Dago Tea House di Jalan Bukit Dago Utara III No. 10. Di sana selain Anda dapat melihat pertunjukan seni dan budaya juga dapat mengambil suasana malam hari panorama Kota Bandung dari ketinggian. Turun ke bawahnya di sepanjang Jalan Dago berjejer pusat perbelanjaan pakaian (FO) juga menarik untuk lokasi foto terutama di Simpang Dago dimana berdiri 4 huruf besar bertuliskan DAGO di taman sisi simpangnya.

Kawasan Dago Pakar

Photo: Galih Sedayu

15

Tidak Perlu Jauh untuk Foto Landscape yangWOW

di Sekitar Bandung

Teks: Wira NurmansyahPhoto: Wira Nurmansyah

emen saya itu memang tidak salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Begini, saya menganggap subjek dalam foto landscape itu adalah cahaya. Cahaya yang akan membentuk garis, bentuk, warna, pola yang dibentuk alami oleh alam. Jadi, foto landscape itu you can do practically anywhere!

T

17

Ide postingan ini berawal dari komentar seorang teman terhadap foto-foto saya.

“Ah, pantes foto kamu lumayan, Wir. Motretnya ke tempat yang jauh-jauh dan udah keren gitu tempatnya”.

Sebagai contoh, kebetulan di dekat kosan saya sekitar Bandung Selatan, ada sebuah area komplek yang dikelilingi persawahan yang luas. Sebut saja Cikoneng. Karena tempatnya dekat, saya sering berburu sunrise disana. Juga cukup sering bersama sahabat yang rumahnya berdekatan.

Tempat itu sebetulnya sangat tidak bagus, berantakan, kalau dilihat pada siang hari tetapi kalau kita bisa bangun lebih pagi, pemandangan disini menjadi sangat berbeda!

Kalau kita perhatikan seorang Ansel Adams, bapaknya fotografi landscape dunia, foto-fotonya kebanyakan berada di Yosemite Valley, Amerika Serikat. Bukan karena apa-apa tetapi karena rumah dia memang disana!

Saya bukannya mengajak teman-teman untuk hunting disana. Yang ingin saya sampaikan adalah foto landscape itu bisa diambil dimanapun, tidak hanya tempat-tempat yang memang sudah indah, seperti Bromo misalnya. Semua tergantung bagaimana kita mengolah sesuatu yang sudah tersedia. Bahkan, menurut saya, hal ini juga tidak hanya berlaku untuk foto landscape saja. Tapi juga untuk jenis foto lainnya. Bukan subjek yang menentukan bagus tidaknya foto tapi diri kita sendiri. Hal yang paling penting adalah passion kita. Rasa ingin tahu yang tinggi dan tentu kesabaran ekstra.

Foto-foto berikut memang tidak terlalu bagus tapi cukup bisa memuaskan saya. Kebanyakan diambil dengan Nikon D40 dan lensa kit. Orang bilang photography is the art of seeing, di tempat inilah saya melatih fotografi landscape saya.

Happy shooting!

Salah satu pemandangan Cikoneng di pagi hari. Warna biru pekat di langit karena filter CPL.

18

Saya kembali di hari yang berbeda, dan lebih pagi. Tempat masih sama.

19

Apabila jeli, banyak foreground menarik yang bisa ditangkap. Inilah wajah Dayeuhkolot, Bandung.

20

Matahari berubah posisi sepanjang tahun. Karena sering ke sana, saya dapat posisi Matahari yang berbeda-beda.

Saya jarang ke sana jika sore hari tetapi ternyata hasilnya tidak terlalu buruk.

21

Mau panoramic juga boleh. Eksplorasi sesuka hati. Kalau tempatnya dekat kan enak.

22

Apabila bosan bisa ganti tempat, cuma geser 20 meter dari tempat sebelumnya.

23

Kembali lagi di hari berikutnya, dapet bonus kabut. Dengan cara ini kita akan mengerti warna dan kualitas cahaya serta pengaruh perubahan alam terhadap hasil foto.

24

Kalo lagi bosen landscape, bisa nyebur ke sawah dan banyak kesempatan foto human interest.

25

Inilah Jalan Cikoneng. Foto-foto sebelumnya diambil dari sepanjang jalan ini.

26

27

Dan juga seperti ini, Sumpah! Kalau siang disini jelek banget!

Foto-foto sedikit abstrak macam begini juga sering saya dapati. Limited by imagination.

28