Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang

  • Upload
    zuuuy

  • View
    54

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang

Citation preview

STATUS PENDERITANo. CatatanMedik: 407729Masuk RSAM: 8 April 2015Jam: 13.30 WIB

I. AnamnesisAlloanamnesis dari Ibu pasien

Identitas Pasien Nama: An. F Jenis Kelamin: Laki-laki Umur: 4 bulan Agama: Islam Suku: Jawa Alamat: Umbul Kaung, Lampung Selatan

Identitas Orangtua Nama Ayah: Tn. R Umur: 23 tahun Pekerjaan: Supir Pendidikan: SMA Nama Ibu: Ny. H Umur: 19 tahun Pekerjaan: IRT Pendidikan: SD

Hubungan dengan orang tua: anak kandung

Ilmu Penyakit Anak

Riwayat PenyakitKeluhan Utama: BAB cairKeluhan Tambahan: Demam dan kejang

Riwayat Penyakit Sekarang :Satu hari SMRS pasien mengalami keluhan BAB cair dengan frekuensi > 15 kali/hari, konsistensi cair, disertai dengan ampas, tidak disertai lendir dan darah. Keluhan dirasakan setelah susu formula pasien diganti dengan susu soya pada hari tersebut. Selain itu juga pasien ada demam yang timbul tiba-tiba dan terus menerus, demamnya tidak terlalu tinggi, tidak menggigil dan belum diberikan obat penurun panas. 3 jam SMRS pasien dibawa ke Puskesmas dan mengalami kejang sebanyak 1 kali dengan durasi 1 menit, sifat umum- klonik, dan berhenti dengan antikonvulsan rektal. Pada hari masuk RS pasien mengalami kejang sebanyak 2 kali, kejang pertama terjadi selama 5 menit, sifat umum- klonik, dan berhenti dengan sendirinya. Kejang kedua terjadi selama 20 menit, sifat umum- klonik, dan berhenti dengan antikonvulsan rektal. BAK lancar dan tidak ada keluhan, warna kuning jernih, tidak pekat, tidak ada darah, tidak sakit saat BAK. Anak terlihat lemas. Intake minum baik.

Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien juga pernah mengalami keluhan BAB cair serupa pada umur 3 bulan. Riwayat kejang tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga :Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Selain itu keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit alergi atupun penyakit kronik lainya.

Riwayat Penyakit KehamilanIbu pasien rutin memeriksakan kehamilannya kebidan tiap bulan, imunisasi tetanus 2x dan tidak ada keluhan selama kehamilan.

Riwayat Persalinan Lahir dari ibu G1P0A0, persalinan normal ditolong oleh bidan, lahir langsung menangis, cukup bulan dan tidak ada kelainan bawaan.

Riwayat Makanan0 6 bulan: ASI seminggu, dilanjutkan dengan susu formula6- 9 bulan: -9 12 bulan: -1 tahun: -

Riwayat ImunisasiCatatan imunisasi penderita tedapat dalam buku KMS. Pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG 1 kali (umur 0 bulan), DPT belum dilakukan, polio belum dilakukan, hepatitis B 1 kali (umur 0) dan imunisasi campak belum dilakukan.VaksinIIIIIIIVIX

BCG

DPT

Polio

Campak

Hepatitis B

Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap

II. PEMERIKSAAN FISIKa. Status PresentKeadaanUmum: Tampak sakit sedangKesadaran: Compos MentisSuhu: 37,80 CFrekuensi Nadi: 140x / menitFrekuensi Nafas: 48x / menitBerat Badan Sekarang: 5 KgStatus Gizi:BB/U = -2 SD (Z-score kurva WHO).PB/U= -2 SD sampai Median (Z-score kurva WHO)BB/PB = -2 SD sampai -1 SD (Z-score kurva WHO)Kesan:1. BB/U : Normal 2. PB/U : Normal 3. BB/PB : Normal (Gizi Cukup)

b. Status GeneralisKelainan Mukosa Kulit / Subkutan Yang MenyeluruhPucat: Tidak adaSianosis: Tidak adaIkterus: Tidak adaPerdarahan: Tidak adaOedem: Tidak adaTurgor: KurangPembesaran KGB: Tidak ada

KEPALAMuka: Simetris, sesuai dengan garis tengah tubuhRambut: Hitam, tidak mudah dicabut, penyebaran merataUbun-ubun Besar: Agak cekungMata: Cekung (+/+), CA (-/-) SI (-/-) pupil isokor, reflek cahaya (+/+)Telinga: Normotia, sekret (-/-)Hidung: Deviasi( -), sekret (-/-), nafas cuping hidung (-)Mulut: Bibir kering dan pecah-pecah, sianosis (-), candidiasis (-)

LEHERBentuk: normal, simetris di tengah sumbu tubuhTrakea: deviasi trakea (-)KGB: tidak ada pembesaran

THORAKSBentuk: normothorakRetraksi: tidak ada

JANTUNGInspeksi: iktus kordis terlihatPalpasi: iktus kordis terabaPerkusi: redupAuskultasi: bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)PARU-PARUAnteriorPosterior

SinistraDextraSinistraDextra

InspeksiPergerakan nafas = dextraPergerakan nafas = sinistraPergerakan nafas = dextraPergerakan nafas = sinistra

PalpasiEkspansi simetrisEkspansi simetrisEkspansi simetrisEkspansi simetris

PerkusiSonorSonorSonorSonor

AuskultasiVesikulerVesikulerVesikulerVesikuler

ABDOMENInspeksi: DatarPalpasi: Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), turgor kurangPerkusi: TimpaniAuskultasi: Bising usus (+) normal

GENITALIA EKSTERNALaki-laki, tidak ada kelainan

EKSTREMITASSuperior: sianosis (-/-), edema(-/-), akral hangatInferior : sianosis (-/-), edema(-/-), akral hangat

III. PEMERIKSAAN PENUNJANGDarah RutinUrin RutinFeces Rutin

9/4/2015Hb: 10,2 gr/dlHt: 33%LED: 21mm/jamLeukosit: 18.700/uLTrombosit: 528.000/uL

10/4/2015Hb: 9,6gr/dlHt: 29%Trombosit: 418.000/uLLeukosit: 15.600/uL

12/4/2015Hb: 9.9gr/dlHt: 30%Trombosit: 387.000/uLLeukosit: 14.100/uL9/4/2015Warna: kuningkejernihan: jernihberatjenis: 1.020keton: (+) 10mg/dlepitel: (+)10/4/2015Warna: hijauKonsistensi: LembekBau: KhasLendir: (-)Darah: (-)Telurcacing: (-)Amoeba: (-)Eritrosit: 1-2/LPBLeukosit: 3-5/LPBEpitel: (+)Sisa makanan: (-)

Pemeriksaan Penunjang Lain/ Anjuran: Elektrolit (10/4/2015)Natrium: 135mmo/LKalium: 3,8mmo/LCalsium: 8,6mmo/LClorida: 102 mmo/L

Dengue Blood (10/4/2015)Ig M: (+)Ig G: (-)

RESUMEPasien bayi, laki-laki, usia 4 bulan, BB 5 kg, datang ke RSUAM pada tanggal 8 April 2015 dengan BAB cair. Satu hari SMRS pasien mengalami keluhan BAB cair dengan frekuensi > 15 kali/hari, konsistensi cair, disertai dengan ampas, tidak disertai lendir dan darah. Keluhan dirasakan setelah susu formula pasien diganti dengan susu soya pada hari tersebut. Selain itu juga pasien ada demam yang timbul tiba-tiba dan terus menerus, demamnya tidak terlalu tinggi, tidak menggigil dan belum diberikan obat penurun panas. 3 jam SMRS pasien dibawa ke Puskesmas dan mengalami kejang sebanyak 1 kali dengan durasi 1 menit, sifat umum- klonik, dan berhenti dengan antikonvulsan rektal. Pada hari masuk RS pasien mengalami kejang sebanyak 2 kali, kejang pertama terjadi selama 5 menit, sifat umum- klonik, dan berhenti dengan sendirinya. Kejang kedua terjadi selama 20 menit, sifat umum- klonik, dan berhenti dengan antikonvulsan rektal. BAK lancar dan tidak ada keluhan, warna kuning jernih, tidak pekat, tidak ada darah, tidak sakit saat BAK. Anak terlihat lemas. Intake minum baik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan suhu 37,80C, mata cekung, bibir kering pecah-pecah dan turgor berkurang. Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap didapatkan hasil Hb: 9.9gr/dl, Ht: 30%, trombosit: 387.000/uL, dan leukosit 14.100/uL. Hasil pemeriksaan dengue blood didapatkan igM dengue (+).

IV. DIAGNOSIS BANDING1. Diare akut et causa bakteri dengan dehidrasi ringan- sedang 2. Diare akut et causa malabsopsi dengan dehidrasi ringan- sedang 3. Diare akut et causa virus dengan dehidrasi ringan- sedang (Disertai kejang demam kompleks dan demam dengue)V. DIAGNOSIS KERJADiare akut et causa bakteri dengan dehidrasi ringan- sedang disertai kejang demam kompleks dan demam dengue

VI. PENATALAKSANAAN1. IVFD KAEN 3A X gtt/menit2. Oralit 50cc/BAB3. Zinc tab 1 dd 10 mg4. Inj. Ampicillin 125mg/6 jam5. Paracetamol syr 4 dd cth6. Diazepam tab 3 dd 1 mg (pulv) jika demam >38,50C7. Stesolid 5 mg supp (p.r.n) jika kejang

VII. PROGNOSIS1. Quo ad Vitam: dubia ad bonam2. Quo ad Fungtionam: dubia ad bonam3. Quo ad Sanationam: dubia ad bonam

FOLLOW UPSOAP

KeluhanStatusAssesmentPenatalaksanaan

8/4/2015

Demam (+);BAB cair (+) >15kali;BAK (+);Minum (+)R/kejang 1 menit

KU :Lemah, Tampak Sakit SedangKS : Compos MentisHR :140 x/menitRR:48 x/menitT:37,8CBBS:5 KgPB:60 cm

KepalaMuka:Simetris Mata: cekung +/+, konjungtiva anemis (-/-), Edema palpebra (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya +/+Hidung :Septum deviasi (-), NCH (-)Mulut : Candida (-)

ParuI:Simetris, retraksi (-)P: Ekspansi SimetrisA: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- Wheezing -/-

Jantung I: Ictus cordis tidak terlihatP: Ictus cordis terabaA: BJ I/II Reguler, Murmur (-)

Abdomen I: DatarP : Organomegali (-), lemas, turgor kurangP: Timpani (+)A: Bising usus (+)

Ekstremitas :Superior : oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatInferior :oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatStatus gizi :BB/U : -2 SD (Z-score kurva WHO)

Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang + kejang demam kompleks

1. IVFD KAEN 3A gtt XX1. Stesolid supp 5mg1. PCT syr 3 dd cth1. Oralit 50cc/BAB1. Zinc 1 dd cth1. Inj. Ampicillin 200mg/8 jam

9/4/2015

Demam (+); BAB cair (+) 7x; BAK (+);Kejang (-);Minum (+)

KU :Lemah, Tampak Sakit SedangKS : Compos MentisHR :130 x/menitRR:56 x/menitT:38,2CBBS:5 KgPB:60 cm

KepalaMuka:Simetris Mata: cekung +/+, konjungtiva anemis (-/-), Edema palpebra (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya +/+Hidung :Septum deviasi (-), NCH (-)Mulut : Candida (-)

ParuI:Simetris, retraksi (-)P: Ekspansi SimetrisA: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- Wheezing -/-

Jantung I: Ictus cordis tidak terlihatP: Ictus cordis terabaA: BJ I/II Reguler, Murmur (-)

Abdomen I: DatarP : Organomegali (-), lemas, turgor kurangP: Timpani (+)A: Bising usus (+)

Ekstremitas :Superior : oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatInferior :oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatStatus gizi :BB/U : -2 SD (Z-score kurva WHO)

Hasil laboratorium:1. Darah LengkapHb: 10,2 gr/dlHt: 33%LED: 21mm/jamLeukosit: 18.700/uLTrombosit: 528.000/uL

1. Urine LengkapWarna: kuningkejernihan: jernihberatjenis: 1.020keton: (+) 10mg/dlepitel: (+)

Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang e.c bakteri1. IVFD KAEN 3A gtt X1. Oralit 50cc/BAB1. Zinc 1 dd cth1. Stesolid supp 5mg (p.r.n)1. PCT syr 4 dd cth1. Inj. Ampicillin 250mg/8 jam1. Diazepam 3 dd 1mg (pulv)

10/4/2015

Demam (+);Mual (+);BAB cair (+) 4x;Kejang (-);Minum (+)

KU :Lemah, Tampak Sakit SedangKS : Compos MentisHR : 120 x/menitRR: 48 x/menitT:37,4CBBS:5 KgPB:60 cm

KepalaMuka:Simetris Mata: cekung -/-, konjungtiva anemis (-/-), Edema palpebra (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya +/+Hidung :Septum deviasi (-), NCH (-)Mulut : Candida (-)

ParuI:Simetris, retraksi (-)P: Ekspansi SimetrisA: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- Wheezing -/-

Jantung I: Ictus cordis tidak terlihatP: Ictus cordis terabaA: BJ I/II Reguler, Murmur (-)

Abdomen I: DatarP : Organomegali (-), lemas, turgor baikP: Timpani (+)A: Bising usus (+)

Ekstremitas :Superior : oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatInferior :oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatStatus gizi :BB/U : -2 SD (Z-score kurva WHO)

Hasil laboratorium:1. Darah LengkapHb: 9,6gr/dlHt: 29%Trombosit: 418.000/uL

1. Elektrolit Natrium: 135mmo/LKalium: 3,8mmo/LCalsium: 8,6mmo/LClorida: 102 mmo/L

1. Dengue Blood:Ig M (+)

1. Feses LengkapWarna: hijauKonsistensi: LembekBau: KhasLendir: (-)Darah: (-)Telurcacing: (-)Amoeba: (-)Eritrosit: 1-2/LPBLeukosit: 3-5/LPBEpitel: (+)Sisa makanan: (-)

Diare akut tanpa dehidrasi e.c bakteri + demam dengue

1. IVFD KAEN 3A gtt X1. Oralit 50cc/BAB1. Zinc 1 dd cth1. Stesolid supp 5mg (p.r.n)1. PCT syr 4 dd cth1. Inj. Ampicillin 250mg/8 jam1. Diazepam 3 dd 1mg (pulv)

11/4/2015

Demam (-);Muntah (-);BAB cair (-);BAK (-);Kejang (-);Minum (+)

KU :Lemah, Tampak Sakit SedangKS : Compos MentisHR : 112 x/menitRR: 56 x/menitT:36,6CBBS:5 KgPB:60 cm

KepalaMuka:Simetris Mata: cekung -/-, konjungtiva anemis (-/-), Edema palpebra (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya +/+Hidung :Septum deviasi (-), NCH (-)Mulut : Candida (-)

ParuI:Simetris, retraksi (-)P: Ekspansi SimetrisA: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- Wheezing -/-

Jantung I: Ictus cordis tidak terlihatP: Ictus cordis terabaA: BJ I/II Reguler, Murmur (-)

Abdomen I: DatarP : Organomegali (-), lemas, turgor baikP: Timpani (+)A: Bising usus (+)

Ekstremitas :Superior : oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatInferior :oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatStatus gizi :BB/U : -2 SD (Z-score kurva WHO) Demam dengue

1. IVFD KAEN 3A gtt X1. Oralit 50cc/BAB1. Zinc 1 dd cth1. Stesolid supp 5mg (p.r.n)1. PCT syr 4 dd cth1. Inj. Ampicillin 250mg/8 jam1. Diazepam 3 dd 1mg (pulv)

13/4/2015

Demam (+);BAB cair (-);BAK (-);Kejang (-);Minum (+)

KU :Lemah, Tampak Sakit SedangKS : Compos MentisHR : 110 x/menitRR: 50 x/menitT:38,2CBBS:5 KgPB:60 cm

KepalaMuka:Simetris Mata: cekung -/-, konjungtiva anemis (-/-), Edema palpebra (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya +/+Hidung :Septum deviasi (-), NCH (-)Mulut : Candida (-)

ParuI:Simetris, retraksi (-)P: Ekspansi SimetrisA: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- Wheezing -/-

Jantung I: Ictus cordis tidak terlihatP: Ictus cordis terabaA: BJ I/II Reguler, Murmur (-)

Abdomen I: DatarP : Organomegali (-), lemas, turgor baikP: Timpani (+)A: Bising usus (+)

Ekstremitas :Superior : oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatInferior :oedem -/-, sianosis -/-, akral hangatStatus gizi :BB/U : -2 SD (Z-score kurva WHO)

Hasil laboratorium:1. Darah LengkapHb: 9.9gr/dlHt: 30%Trombosit: 387.000/uLLeukosit: 14.100/uLDemam dengue + flebitis

1. IVFD KAEN 3A gtt X1. Oralit 50cc/BAB1. Zinc 1 dd cth1. Stesolid supp 5mg (p.r.n)1. PCT syr 4 dd cth1. Inj. Ampicillin 250mg/8 jam1. Diazepam 3 dd 1mg (pulv)

ANALISIS KASUS

Pasien An. F, laki-laki, usia 4 bulan berat badan 5kg dengan keluhan BAB cair, demam, dan kejang. Pasien mengalami BAB cair sebanyak >15 kali setelah berganti susu formula menjadi susu soya. Selain mengalami BAB cair pasien mengalami demam pada hari yang sama. Pada hari berikutnya pasien dibawa oleh Ibu pasien ke Puskesma terdekat dan mengalami kejang selama 1 menit yang berhenti dengan antikonvulsan rektal.

Masalah pada pasien diduga adalah diare akut. Dugaan tersebut berdasarkan manifestasi klinis berupa BAB cair sebanyak >15 kali disertai dengan ampas, tidak disertai lendir dan darah. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari, disertai dengan perubahan konsitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. (Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, 2010).

Dari anamnesis didapatkan bahwa BAB cair pada pasien dikeluhankan setelah susu formula pasien diganti dengan susu soya. Dugaan diagnosis diare akut et causa malabsorbsi atau intoleransi laktosa dapat disingkarkan dikarenakan sebelum keluhan BAB cair muncul, pasien sudah mengkonsumsi susu formula dan gejala klinis pasien tidak menunjang diagnosis tersebut. Gejala klinis dari intoleransi laktosa adalah diare profus, kembung, nyeri perut, muntah, sering flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam (IDAI, 2012).

Pasien diduga diare akut disertai dengan dehidrasi ringan-sedang. Dugaan tersebut berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum terlihat lemah, kesadaran compos mentis, denyut jantung normal yaitu 140x/ menit, kualitas nadi normal, pernapasan normal- cepat yaitu 48x/ menit, mata sedikit cekung, air mata berkurang, mulut dan lidah kering, turgor kulit kurang (kembali lambat namun masih 10/lpb). Selain itu, tidak ditemukannya peningkatan jumlah leukosit pada feses pasien ini dikarenakan sudah diberikanya terapi antibiotic pada pasien ini. Dimana seharusnya pemeriksaan feses lengkap maupun biakan feses dilakukan saat pasien baru pertama kali datang atau sebelum dilakukan tatalaksana sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat.

Pada kasus ini pasien juga mengalami Kejang Demam Kompleks. Dugaan tersebut dikarenakan pasien mengalami kejang yang didahului demam sebanyak 3 kali pada hari kedua demam, dengan durasi masing- masing kejang adalah 1 menit, 5 menit, dan 20 menit dengan sifat umum- klonik. Hal ini sesuai dengan kriteria KDK dimana pasien setidaknya kejang demam disertai salah satu ciri yaitu: mengalami kejang lama > 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, dan berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam (Konsensus Penatalakasaan Kejang Demam IDAI, 2006).

Pada pasien juga dicurigai adanya infeksi dengue, hal ini dikarenakan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil dengue blood IgM dengue positif, sementara dari klinis tidak mendukung diagnosis demam dengue.

Penatalaksanaan diare akut pada pasien yaitu diberikan larutan oralit 50ml setiap kali BAB cair. Pemberian oralit tersebut belum tepat, dikarenakan dosis pemberian oralit pada anak usia 7hari

3-7 hari2-3 harivariasi3 hari

F. Diagnosis1. AnamnesisPada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut : lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakahh panas atau penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak. Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare: member oralit, memabwa berobat ke puskesmas atau ke rumah sakit dan obat-obatan yang diberikan serta riwayat imunisasinya.2. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda tambahan lainya:ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.Pernpasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asiodosis metabolic. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derjat dehidrasi yang terjadi. Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara: objektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan sesudah diare. Subjektif dengan menggunakan criteria WHO dan MMWR.

Tabel. Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003 dan Skor Dehidrasi WHOSymptomMinimal atau tanpa dehidrasi, kehilangan BB9%

KesadaranBaikNormal, lelah, gelisah, irritableApatis, letargi, idak sadar

Denyut jantungNormalNormal meningkatTakikardi, bradikardi, (kasus berat)

Kualitas nadiNormalNormal melemahLemah, kecil tidak teraba

PernapasanNormalNormal-cepatDalam

MataNormalSedikit cowongSangat cowong

Air mataAdaBerkurangTidak ada

Mulut dan lidahBasahKeringSangat kering

Cubitan kulitSegera kembaliKembali2detik

Cappilary refillNormalMemanjangMemanjang, minimal

EkstremitasHangat DinginDingin,mottled, sianotik

KencingNormalBerkurang Minimal

123

Keadaan umumBaikLesu / hausGelisah, lemas, ngantuk

MataTidak cekungAgak cekungSangat cekung

MulutBiasaKeringSangat kering

Pernapasan40x / menit

TurgorBaikKurangJelek

Nadi< 120x / menit120-140x / menit>140x / menit

Penilaian :13: Dehidrasi beratMenurut tonisistas darah, dehidrasi dapat dibagi menjadi: dehidrasu isotonic, bila kadar Na+ dalam plasma antara 131-150 mEq/L dehidrasi hipotonik, bila kadar Na+150 mEq/LTabel Gejala dehidrasi menurut tonisitasGejalaHipotonikIsotonikHipertonik

Rasa haus-++

Berat badanMenurun sekaliMenurunMenurun

Turgor kulitMenurun sekaliMenurunTidak jelas

Kulit/ selaput lenderBasahKeringKering sekali

Gejala SSPApatisKomaIrritable, apatis, hiperfleksi

SirkulasiJelek sekaliJelekRelatif masih baik

NadiSangat lemahCepat dan lemahCepat, dan keras

Tekanan darahSangat rendahRendahRendah

Banyaknya kasus20-30%70%10-20%

3. LaboratoriumPemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperkukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh: pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut: darah : darah lengkap, serum elketrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika urine: urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika tinja:a. Pemeriksaan makroskopikPemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan diare meskipun pemeriksaan labotarium tidak dilakukan. Tinja yang watery dan tanpa mucus atau darah biasanya disebabkan oleh enteroksin virus, prontozoa, atau disebabkan oleh infeksi diluar saluran gastrointestinal. Tinja yanga mengandung darah atau mucus bias disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin bakteri enteronvasif yang menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus seperti : E. hystolitica, B.coli , T.trichiura. Apabila terdapat darah biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi dengan E.hystolitica darah sering terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi dengan Salmonella, Giardia, Cryptosporidium dan Strongyloides.Pemeriksaan makroskopik mencakup warna tinja, konsistesi tinja, bau tinja, adanya lendir, adanya darah, adanya busa. Warna tinja tidak terlalu banyak berkolerasi dengan penyebab diare. Warna hijau tua berhubungan dengan adnya warna empedu akibat garam empedu yang dikonjugasi oleh bakteri anaerob pada keadaan bacterial overgrowth. Warna merah akibat adanya darah dalam tinja atau obat yang dapat menyebabkan warna merah dalam tinja seperti rifampisin. Konsistensi tinja dapat cair, lembek, padat. Tinja yag berbusa menunjukan adanya gas dalam tinja kaibat fermentasi bakteri. Tinja yang berminyak, lengket, dan berkilat menunjukan adanya lemak dalam tinja. Lendir dalam tinja menggambarkan kelainan di kolon , khususnya akibat infeksi bakteri. Tinja yang sangatberbau menggambarkan adanya fermentasi oleh bakteri anaerob dikolon. Pemeriksaan pH tinja menggunakan kertas lakmus dapat dilakukan untuk menentukan adanya asam dalam tinja. Asam dalam tinja tersebut adalah asam lemak rantai pendek yang dihasilkan karena fermentasi laktosa yang tidak diserap di usus halus sehingga masuk ke usus besar yang banyak mengandung bakteri komensial. Bila pH tinja