58
PRESENTASI KASUS DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN Oleh: Pupus Ledysta G99141056 Surya Dewi P G99141058 Pembimbing: dr. Sunu Rachmat, Sp.A, M. Kes

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi kasus mengenai Diare Akut dengan Dehidrasi ringan sedang

Citation preview

Page 1: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

PRESENTASI KASUS

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA

ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Oleh:

Pupus Ledysta G99141056

Surya Dewi P G99141058

Pembimbing:

dr. Sunu Rachmat, Sp.A, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/ SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD PANDAN ARANG

BOYOLALI

2015

Page 2: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD

Pandanarang Boyolali. Presentasi kasus dengan judul :

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA

ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Hari/tanggal :

Kamis, 16 Juli 2015

Oleh :

Pupus Ledysta G99141056

Surya Dewi P G99141058

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Presentasi Kasus

dr. Sunu Rachmat, Sp.A, M. Kes

Page 3: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

BAB I

LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien

Nama : An.S

Umur : 1 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Berat Badan : 7,8 kg

Tinggi Badan : 75 cm

Agama : Islam

Alamat : Gondangsari, Kembangsari, Musuk, Boyolali

Tanggal masuk : 11 Juli 2015

Tanggal pemeriksaan : 11 –15 Juli 2015

No. RM : 19494785

2. Anamnesis

Alloanamnesis dari orang tua pasien pada tanggal 11 Juli 2015.

A. Keluhan Utama

Diare

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Pandan Arang dengan keluhan diare.

Keluhan dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien BAB

cair lebih dari 10 kali sehari. BAB dengan cairan lebih banyak dari

ampasnya tidak disertai dengan lendir dan darah. Jumlah setiap kali BAB

sekitar ¼ gelas belimbing. BAB berwarna kuning dengan berbau. Pasien

terlihat rewel, pasien masih mau minum 400 cc sehari susu formula dan air

putih serta ASI lebih dari 4x sehari.

Sehari sebelum sampai saat masuk rumah sakit pasien mengalami

demam. Pada pasien didapatkan muntah, 1 kali, isi sesuai makanan

Page 4: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

sebanyak ¼ gelass belimbing, Pada pasien tidak didapatkan sesak, kejang,

dan kembung. Buang air kecil terakhir 4 jam SMRS. Ibu pasien tidak

mengeluhkan adanya penurunan berat badan pada pasien. Pasien belum

mendapatkan pengobatan sebelumnya.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit serupa/diare : disangkal

Riwayat ganti susu formula : disangkal

Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal

Riwayat mondok : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan

Riwayat sakit serupa di keluarga : disangkal

Riwayat sakit serupa di lingkungan sekitar : disangkal

Sumber air minum : PDAM

E. Riwayat Kebiasaan

Riwayat kebiasaan ibu cuci tangan sebelum kontak dengan pasien:

disangkal

Riwayat kebiasaan ibu merawat puting susu : disangkal

F. Riwayat Kehamilan

Pasien merupakan anak pertama dari seorang ibu 27 tahun dengan

paritas P1A0. Riwayat pemeriksaan kehamilan teratur di bidan puskesmas

sebanyak 5 kali. Selama hamil ibu rutin mengkonsumsi vitamin dan tablet

besi. Riwayat sakit selama kehamilan disangkal.

G. Riwayat Kelahiran

Pasien lahir normal dengan bantuan bidan di rumah. Bayi lahir

cukup bulan sesuai masa kehamilan. Berat bayi lahir 3200 gram, panjang

badan 48 cm, langsung menangis kuat, dan tidak biru.

Page 5: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

H. Riwayat Imunisasi

Hb 0 : 0 bulan

BCG, Polio 1 : 1 bulan

DPT/Hb 1, Polio 2 : 2 bulan

DPT/Hb 2, Polio 3 : 3 bulan

DPT/Hb 3, Polio 4 : 4 bulan

Campak : 9 bulan

Kesimpulan : imunisasi lengkap sesuai usia menurut Depkes.

I. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

a. Pertumbuhan

Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3200 gram dan

panjang 47 cm. Menurut ibu pasien, saat pasien diperiksa di posyandu

berat badan dan tinggi badan pasien selalu meningkat. Saat ini pasien

berusia 1 tahun dengan berat badan 7,8 kg dan tinggi badan 66 cm.

Kesan : Pertumbuhan sesuai usia.

b. Perkembangan

1 bulan : tersenyum

2 bulan : mengangkat kepala

3 bulan : tengkurap sendiri

4 bulan : meraih benda, berteriak

6 bulan : duduk bersandar, mengambil mainan, mengoceh

9 bulan : merangkak, bicara penggal kata

Saat ini pasien berusia 1 tahun, pasien dapat berdiri sendiri, bicara1-2

kata, memegang dengan ibu jari dan jari, mencoret-coret, dan sudah

dapat minum dengan cangkir.

Kesan : Perkembangan sesuai usia.

Page 6: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

An. S, 1 tahun

Bp T, 28 th Ibu S, 27 th

J. Riwayat Nutrisi

1. ASI diberikan sejak lahir, diberikan tiap kali menangis, lama

menyusui 10-15 menit, bergantian payudara kanan dan kiri.

2. Buah dan sayur : pisang sejak umur 6 bulan, sayur bayam,wortel,

lauk ati ayam, tahu, tempe, telur, daging, udang sejak usia 9 bulan.

3. Makanan padat dan bubur :

a. Bubur susu : sejak usia 6 bulan

b. Nasi tim : sejak usia 9 bulan

4. Saat ini pasien sudah makan sesuai menu masakan keluarga.

Makanan beraneka ragam nasi disertai lauk pauk seperti tahu, tempe,

telur, daging dan disertai sayur. Pasien makan tiga kali sehari, 1

piring nasi setiap makan, dan selalu menghabiskan makanannya.

K. Pohon Keluarga

I

II

III

3. Pemeriksaan Fisik (11 Juli 2015)

A. Keadaan umum:sakit sedang, kompos mentis, gizi kesan baik

B. Tanda vital:

Nadi : 104 x/ menit, reguler, isi,dan tegangan kurang

Laju nafas : 20 x/ menit

Suhu : 37,9ºC (aksila)

C. Kepala : mesocephal, rambut hitam, sukar dicabut

D. Mata :palpebra edema (-/-), mata cekung (-/-),air mata

(+/+)berkurang, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+)

Page 7: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

E. Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)

F. Telinga : sekret (-/-), normotia

G. Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), gusi berdarah

H. Tenggorok : uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1-T1

I. Leher : trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar

J. Thoraks

Bentuk : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri

Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru

Batas paru-hepar : SIC V kanan

Batas paru-lambung : SIC VI kiri

Redup relatif : SIC V kanan

Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara

tambahan (-/-)

Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Kiri atas : SIC II LPSS

Kiri bawah : SIC IV LMCS

Kanan atas : SIC II LPSD

Kanan bawah : SIC IV LPSD

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular,

bising (-)

K. Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi : bising usus (+)meningkat

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor

kulit kembali melambat, pekak alih (-), undulasi (-)

Page 8: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

L. Ekstremitas

Capillary refill time < 2 detik

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

4. Perhitungan Status Gizi

A. Secara Klinis

Gizi kesan baik

B. Secara Antropometri

Secara Antropometris

BB : 7,8 kg

Umur : 1 tahun

TB : 75 cm

BB/U = 7,8/9,6 x 100% = 81,25% -2SD< Z score< 0SD

TB/U = 75/76 x 100% = 98,68 % -2SD< Z score< 0SD

BB/TB = 7,8/9,5 x 100% = 82,11% -2SD< Z score< 2SD

(WHO)

Kesan Status gizi secara antropometris : gizi baik, normoweight,

normoheight

5. Daftar Masalah

a. BAB cair lebih dari 10 kali per hari

b. Demam 2 hari

c. Anak rewel dan tampak kehausan

d. Bising usus (+) meningkat

e. Turgor kulit sedikit melambat

6. Diagnosis Banding

Akral Dingin

- -

- -

Oedem

- -

- -

Page 9: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c rotavirus dd bakterial dd GEA

7. Diagnosis Kerja

a. Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c rotavirus

b. Gizi baik secara klinis

8. Penatalaksanaan

a. Rawat inap bangsal anak

b. IVFD RL 20 tpm makro 1 flabot lanjut KAEN 8 tpm

c. Injeksi antrain 80 mg/ 8 jam

d. Injeksi invomit 1 mg/12 jam

e. Interzinc syrup 1 x 1 cth

f. L-Bio 2 x 1

9. Planning

1. DL 2, elektrolit

2. Pemeriksaan feses rutin

10. Monitoring

1. KUVS 8 jam

2. Status hidrasi/8jam

3. BCD/8 jam

11. Edukasi

Edukasi yang diberikan terhadap pasien dan keluarga pasien adalah

a. Edukasi keluarga tentang penyakit dan cara penyebarannya

b. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

12. Prognosis

Ad vitam : bonam

Ad sanam : bonam

Ad fungsionam : bonam

Page 10: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

FOLLOW UP PASIEN

A. TANGGAL 12 Juli 2015 (DPH 1)

S: BAB cair 10x dengan air lebih banyak dari ampas, berwarna kuning,

lendir (-), darah (-), muntah (-), BAK (+), makan (-), minum ASI (+)

O : keadaan umum tampak sakit sedang, compos mentis, gizi baik

Tanda vital : HR: 132x/menit RR: 40x/menit

T: 37,5o C

Kepala : mesocephal

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), reflek cahaya

(+/+), pupil isokor, mata cekung (-/-),air mata (+/+) berkurang

Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

Telinga : sekret (-/-), tragus pain (-/-)

Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), tonsil T1/T1, faring

hiperemis (-)

Leher : kelenjar getah bening tidak membesar

Thoraks : simetris, retraksi (-)

Jantung : Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpasi : iktus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi: bunyi jantung I-II interval normal, reguler,

bising (-)

Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi: bising usus (+) meningkat

Page 11: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-/-), hepar tidak teraba, lien tidak

teraba, turgor kulit kembali melambat

Ekstremitas :

Akral Dingin

- -

- -

Capillary refill time < 2“

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

Pemeriksaan laboratorium darah tanggal 12 Juli 2015

Pemeriksaan 12/07/15 Satuan Rujukan

HEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin 11.4 g/dl 11.3 - 14.1

Hematokrit 36 % 33 – 45

Leukosit 3500 ribu/ul 6000-17500

Eritrosit 4.77 juta/ul 4.1 - 5.3

Trombosit 474 ribu/ul 150 – 450

INDEX ERITROSIT

MCV 76 /um 80.0 - 100.0

MCH 24 Pg 27.0 - 32.0

MCHC 31 g/dl 33.0 - 36.0

RDW 13 % 11.6 - 14.6

HITUNG JENIS

Eosinofil 0 % 1 – 3

Basofil 0 % 0 – 1

Neutrofil batang 0 % 1 – 6

Neutrofil segmen 40 % 50 – 70

Limfosit 38 % 20 – 40

Monosit 22 % 2 – 8

ELEKTROLIT

Natrium 145 mmol/L 135-148

Kalium 3.62 mmol/L 3.5-5.3

Chloride 113 mmol/L 98-107

Oedem

- -

- -

Page 12: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Pemeriksaan laboratorium feces rutin tanggal 12 Juli 2015

Pemeriksaan 12/07/15 Satuan Rujukan

FECES RUTIN

Warna Coklat

Konsistensi Lembek Lembek

Lendir Negatif

Eritrosit Negatif Negatif

Leukosit Negatif Negatif

Telur cacing Negatif Negatif

Amoeba vegetatif Negatif Negatif

Amoeba kista Negatif Negatif

Bakteri Positif 2 Negatif

Lemak Negatif Negatif

Sisa-sisa makanan Negatif Negatif

Assesment:

a. Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c rotavirus

b. Gizi baik secara klinis

Terapi:

1. Infus KAEN 3A 8 tpm

2. Injeksi antrain 80 mg/8 jam IV (k/p)

3. Injeksi invomit 1 mg/12 jam IV

4. L bio 2x1 sachet per oral

5. Inter zink syr 1x1 cth

6. Oralit 80 ml/diare, 40 ml/muntah

7. Paracetamol 3x ¾ cth per oral

8. Susu formula low lactose

Monitoring:

1. KUVS per 8 jam

2. Balance cairan dan diuresis per 8 jam

3. Status hidrasi per 8 jam

Page 13: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Monitoring:

B. TANGGAL

13 JULI 2015

(DPH 2)

S: BAB cair 8x

dengan air

lebih banyak

dari ampas,

berwarna

kuning,

lendir (-),

darah (-),

muntah (-),

BAK (+),

makan (-),

minum ASI

(+)

O : keadaan

umum

tampak sakit

sedang,

compos

mentis, gizi baik

Penilaian 06.00 14.00 22.00

Pemeriksaan subjektif

Haus + + +

Diare + + +

Muntah - - -

Pemeriksaan objektif

KU Rewel Rewel Rewel

HR (x/menit) 110 104 100

RR (x/menit) 40 36 32

t (0C) 37,6 36,8 36,9

Kesadaran CM CM CM

UUB cekung - - -

Mata cekung -/- -/- -/-

Air mata +/+ +/+ +/+

Mukosa

basah

+ + +

Turgor

abdomen

Kembali

lambat

kembali

lambat

kembali

lambat

CRT < 2” < 2” < 2”

ADP Teraba

kuat

Teraba

kuat

Teraba

kuat

BCD

IWL 104 104 104

BC +84,7 +104,7 +97,4

D 3,6 4 3,3

diare akut

dehidrasi

sedang

Tetap Tetap Tetap

Page 14: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Tanda vital : HR: 110x/menit RR: 32x/menit

T: 37,0o C

Kepala : mesocephal

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), reflek cahaya

(+/+), pupil isokor, mata cekung (-/-),air mata (+/+) berkurang

Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

Telinga : sekret (-/-), tragus pain (-/-)

Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), tonsil T1/T1, faring

hiperemis (-)

Leher : kelenjar getah bening tidak membesar

Thoraks : simetris, retraksi (-)

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpasi : iktus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi: bunyi jantung I-II interval normal, reguler, bising (-)

Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi: bising usus (+) meningkat

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-/-), hepar tidak teraba, lien tidak

teraba, turgor kulit kembali melambat

Ekstremitas :

Akral Dingin

- -

Page 15: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

- -

Capillary refill time < 2“

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

Assesment:

c. Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c rotavirus

d. Gizi baik secara klinis

Terapi:

1. Infus KAEN 3A 8 tpm

2. Injeksi antrain 80 mg/8 jam IV (k/p)

3. Injeksi invomit 1 mg/12 jam IV

4. L bio 2x1 sachet per oral

5. Inter zink syr 1x1 cth

6. Oralit 80 ml/diare, 40 ml/muntah

7. Paracetamol 3x ¾ cth per oral

8. Susu formula low lactose

Monitoring:

1. KUVS per 8 jam

2. Balance cairan dan diuresis per 8 jam

3. Status hidrasi per 8 jam

Monitoring:

Oedem

- -

- -

Page 16: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

C. TANGGAL

14 JULI 2015

(DPH 3)

S: BAB cair

10x dengan

air lebih

banyak dari

ampas,

berwarna

kuning,

lendir (-),

darah (-),

muntah (-),

BAK (+),

makan (-),

minum ASI

(+)

O : keadaan

umum

tampak sakit sedang, compos mentis, gizi baik

Tanda vital : HR: 100x/menit RR: 32x/menit

Penilaian 06.00 14.00 22.00

Pemeriksaan subjektif

Haus + + +

Diare + + +

Muntah - - -

Pemeriksaan objektif

KU Rewel Rewel Rewel

HR (x/menit) 110 100 100

RR (x/menit) 32 32 36

t (0C) 37,4 37.0 36,7

Kesadaran CM CM CM

UUB cekung - - -

Mata cekung -/- -/- -/-

Air mata +/+ +/+ +/+

Mukosa

basah

+ + +

Turgor

abdomen

Kembali

lambat

kembali

lambat

kembali

lambat

CRT < 2” < 2” < 2”

ADP Teraba

kuat

Teraba

kuat

Teraba

kuat

BCD

IWL 104 104 104

BC +90,7 +100,7 +70,4

D 3 4 3

diare akut

dehidrasi

sedang

Tetap Tetap Tetap

Page 17: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

T: 37,0o C

Kepala : mesocephal

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), reflek cahaya

(+/+), pupil isokor, mata cekung (-/-),air mata (+/+) berkurang

Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

Telinga : sekret (-/-), tragus pain (-/-)

Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), tonsil T1/T1, faring

hiperemis (-)

Leher : kelenjar getah bening tidak membesar

Thoraks : simetris, retraksi (-)

Jantung :

Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpasi : iktus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi: bunyi jantung I-II interval normal, reguler, bising (-)

Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi: bising usus (+) meningkat

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-/-), hepar tidak teraba, lien tidak

teraba, turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas :

Akral Dingin

- -

- -

Page 18: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Capillary refill time < 2“

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

Assesment:

a. Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c rotavirus

b. Gizi baik secara klinis

Terapi:

1. Infus KAEN 3A 8 tpm

2. Injeksi antrain 80 mg/8 jam IV (k/p)

3. Injeksi invomit 1 mg/12 jam IV

4. L bio 2x1 sachet per oral

5. Inter zink syr 1x1 cth

6. Oralit 80 ml/diare, 40 ml/muntah

7. Paracetamol 3x ¾ cth per oral

8. Susu formula low lactose

Monitoring:

1. KUVS per 8 jam

2. Balance cairan dan diuresis per 8 jam

3. Status hidrasi per 8 jam

Monitoring:

Oedem

- -

- -

Page 19: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

D. TANGGAL

15 JULI 2015

(DPH 4)

S: BAB cair 8x

dengan

ampas lebih

banyak dari

air, berwarna

kuning,

lendir (-),

darah (-),

muntah (-),

BAK (+),

makan (-),

minum ASI

(+)

O : keadaan

umum

tampak sakit

sedang,

compos

mentis, gizi baik

Penilaian 06.00 14.00 22.00

Pemeriksaan subjektif

Haus + + +

Diare + + +

Muntah - - -

Pemeriksaan objektif

KU Rewel Rewel Rewel

HR (x/menit) 100 104 104

RR (x/menit) 32 28 32

t (0C) 37,0 36,0 36,5

Kesadaran CM CM CM

UUB cekung - - -

Mata cekung -/- -/- -/-

Air mata +/+ +/+ +/+

Mukosa

basah

+ + +

Turgor

abdomen

Kembali

lambat

kembali

lambat

kembali

lambat

CRT < 2” < 2” < 2”

ADP Teraba

kuat

Teraba

kuat

Teraba

kuat

BCD

IWL 104 104 104

BC +84,7 +104,7 +97,4

D 3 3 2

diare akut

dehidrasi

sedang

teratasi teratasi teratasi

Page 20: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Tanda vital : HR: 100x/menit RR: 32x/menit

T: 37,2o C

Kepala : mesocephal

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), reflek cahaya

(+/+), pupil isokor, mata cekung (-/-),air mata (+/+) berkurang

Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

Telinga : sekret (-/-), tragus pain (-/-)

Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), tonsil T1/T1, faring

hiperemis (-)

Leher : kelenjar getah bening tidak membesar

Thoraks : simetris, retraksi (-)

Jantung : Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpasi : iktus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi: bunyi jantung I-II interval normal, reguler,

bising (-)

Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi: bising usus (+) meningkat

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-/-), hepar tidak teraba, lien tidak

teraba, turgor kulit kembali cepat

Page 21: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Ekstremitas :

Akral Dingin

- -

- -

Capillary refill time < 2“

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

Assesment:

a. Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c rotavirus

b. Gizi baik secara klinis

Terapi:

1. Infus KAEN 3A 8 tpm

2. Injeksi antrain 80 mg/8 jam IV (k/p)

3. Injeksi invomit 1 mg/12 jam IV

4. L bio 2x1 sachet per oral

5. Inter zink syr 1x1 cth

6. Oralit 80 ml/diare, 40 ml/muntah

7. Paracetamol 3x ¾ cth per oral

8. Susu formula low lactose

9. Boleh pulang, pasien kontrol kembali di Poli anak

Oedem

- -

- -

Page 22: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

BAB II

ANALISIS KASUS

Pada kasus ini diagnosis diare akut dengan dehidrasi ringan sedang

ditegakkan berdasarkan:

A. Anamnesis

BAB cair lebih dari 10 kali sehari. BAB dengan cairan lebih banyak

dari ampasnya tanpa disertai dengan lendir dan darah. Jumlah setiap kali BAB

sekitar ¼ gelas belimbing. BAB berwarna kuning dengan berbau. Pasien

terlihat rewel, menangis kuat, dan bergerak aktif. Pasien masih mau minum

400 cc sehari susu formula dan air putih serta ASI lebih dari 4x sehari.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran: sakit sedang, kompos mentis, gizi kesan baik

2. Tanda vital penderita didapatkan nadi 104 kali permenit, reguler, isi dan

tegangan kurang; frekuensi pernafasan 20 kali permenit; suhu tubuh pada

saat itu adalah 37,9°C per aksiler.

3. UUB cekung (-), mata cekung (-/-), air mata (+/+) sedikit menurun,

bising usus (+) sedikit meningkat, turgor kulit kembali sedikit melambat,

CRT <2 detik, arteri dorsalis pedis teraba kuat.

C. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan feses rutin

a) Makroskopis:

- Konsistensi cair, cair lebih banyak daripada ampas

- Warna coklat

b) Lendir (-)

c) Pus (-)

d) Darah (-)

Kesimpulan: Tinja warna coklat berbau, lendir darah (-), ditemukan

bakteri (+), leukosit (-).

Page 23: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Berdasarkan kriteria diagnosis dari IDAI tahun 2004, pasien dapat

didiagnosis dengan diare akut dengan dehidrasi ringan sedang berdasarkan

penemuan klinis sebagai berikut :

1. BAB cair 10 kali per hari, lendir (+), darah (+) sejak 1 hari MRS

2. Anak rewel dan tampak kehausan

3. Air mata sedikit berkurang (+/+)

4. Mata cekung (-/-)

5. Turgor kulit sedikit menurun

Pada pasien ini dapatkan 2 gejala mayor dan lebih dari 2 gejala minor

pada diare berdasarkan IDAI 2004. Dengan demikian dapat di tegakkan

diagnosis diare akut dengan dehidrasi ringan sedang.

Tatalaksana lintas diare, terdiri dari

1. Cairan

Pada pasien dengan diare akut dehidrasi ringan sedang, diberikan cairan

rehidrasi infus RL 20 tpm/ jam (mengganti kehilangan cairan yang sudah

terjadi). Rehidrasi ini dilakukan dalam waktu 24 jam, kemudian dievaluasi.

Apabila dehidrasi sudah teratasi maka dilanjutkan terapi maintenance

dengan KAEN 3A. Kandungan dari KAEN 3A sendiri terdiri dari Dextrosa

27 g/L, Na 60 mEq/L, K 10 mEq/L, Cl 50 mEq/L, Lak 20, Kalori 108

Kcal/L, T. Osm 290 mOsm/L. Menggunakan rumus Darrow sebanyak 800

ml/24 jam ~8 tpm makro. Apabila pasien sudah tidak rewel dan dapat

diberikan cairan melalui oral, maka terapi cairan diberikan secara CRO

(Cairan Rehidrasi Oral) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB

dalam 3 jam untk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan

sebanyak 5 – 10 mL/ kgBB setiap diare cair.

2. Seng (Zinc)

Seng digunakan untuk menurunkan frekuensi BAB dan volum tinja.

Diberikaan interzinc dengan dosis Interzinc syrup 1 x ½ cth untuk usia < 6

bulan. Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi

buang air besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko

terjadinya dehidrasi pada anak. Mekanisme yang menjelaskan pengaruh

Page 24: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

zink terhadapt diare kemungkinan adalah sebagai berikut. Diare akut pada

anak negara berkembang umumnya diare infeksius. Zink mempunyai efek

terhadap enterosit dan sel – sel imun yang berinteraksi dengan agen

infeksius pada diare. Zink terutama bekerja pada jaringan dengan kecepatan

turnover yang tinggi seperti saluran cerna dan sistem imun dimana zink

dibutuhkan untuk sintesa DNA dan protein.

Zink bekerja pada tight junction level untuk mencegah meningkatnya

permeabilitas usus, mencegah pelepasan histamin oleh sel mast dan respon

kontraksi serta sekretori terhadap histamin dan serotonin pada usus dan

mencegah peningkatan permeabilitas endotel yang diprakarsai TNFα yang

juga merangsang permeabilitas usus.

Zink menstabilkan struktur membran dan memodifikasi fungsi

membran dengan cara berinteraksi dengan oksigen, nitrogen dan ligan sulfur

makromolekul hidrofilik serta aktivitas antioksidan. Zink melindungi

membran dari efek agen infeksius dan dari peroksidase lemak. Seng/Zink

elemental diberikan selama 10- 14 hari meskipun anak telah tidak

mengalami diare dengan dosis : umur dibawah 6 bulan : 10 mg per hari;

umur diatas 6 bulan : 20 mg per hari

3. Nutrisi

Makanan dengan menu yang sama saat anak sehat tetap diberikan,

dengan porsi sedikit-sedikit tapi sering. Pasien diberikan ASI

8x10-20ml/hari. Nutrisi yang diberikan bertujuan untuk mencegah

kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya

perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh

dipuasakan, makanan diberikan sedikit – sedikit tapi sering ( lebih kurang 6

x sehari ). Pada pasien juga diberikan susu formula rendah lakotosa atau

susu formula yang diencerkan. Tujuan dari pemberian nutrisi ini adalah

untuk mengurangi dari kerja usus yang terluka akibat infeksi bakteri.

Laktosa yang tidak tercerna juga dapat menyebabkan diare.

Page 25: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

4. Medikamentosa

Pada 5 langkah pilar penatalaksanaan diare akut, tidak boleh diberikan

obat anti diare. Antibiotik diberikan bila ada indikasi seperti disentri atau

kolera. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya lendir maupun darah pada

tinjanya sehingga dapat menyingkirkan diagnosis banding diare yang

disebabkan oleh amoeba dan basiler.

5. Edukasi

Edukasi pada orang tua pasien ini antara lain:

a. Edukasi keluarga tentang penyakit dan cara penyebarannya

b. Edukasi ibu tentang cara pemberian ASI yang baik dan optimal

c. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Page 26: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

DIARE AKUT

1. Pengertian Umum

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya

lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi,

yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer

tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.1 Ada juga yang memberi

batasan diare akut pada anak yaitu buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24

jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu2.

Diare akut diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang

dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14

hari. 1

2. Epidemiologi

Diare akut merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan

mortalitas anak-anak di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia.

Terdapat 60 juta episode diare akut setiap tahunnya di Indonesia dimana 1-5

% daripadanya akan menjadi diare kronik dan bila sampai terjadi dehidrasi

berat yang tidak segera ditolong, 50-60% diantaranya dapat meninggal dunia.

Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain :

a. Faktor lingkungan

b. Gizi

c. Kependudukan

d. Pendidikan

e. Keadaan sosial ekonomi

f. Perilaku masyarakat

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan

perorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol dan dot susu,

Page 27: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

maupun kebersihan air yang digunakan untuk mengolah susu dan makanan.

Faktor gizi misalnya adalah tidak diberikannya makanan tambahan meskipun

anak telah berusia 4-6 bulan. Faktor pendidikan yang utama adalah

pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan. Faktor kependudukan

menunjukkan bahwa insiden diare lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang

padat dan miskin atau kumuh. Sedangkan faktor perilaku orangtua dan

masyarakat misalnya adalah kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan sebelum

menyiapkan makanan, setelah buang air besar atau membuang tinja anak.

Faktor-faktor di atas terkait erat dengan faktor ekonomi masing-masing

keluarga.2

3. Etiologi

Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare

yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan virus,

bakteri, dan parasit. 1

Etiologi diare akut dapat dihubungkan dengan bakteri, viral atau parasit

yang telah dikenal sebagai penyebab enteritis sbb:

a. Bakteri

Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium

perfringens, Clostridium difficile, Escherichia coli, Plesiomonas

shigelloides, Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae

01 and 0139, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.

b. Virus

Astroviruses, Caliciviruses, Norovirus, Enteric adenoviruses, Rotavirus,

Cytomegalovirus, Herpes simplex viruses.

c. Parasit

Balantidium coli, Blastocystis hominis, Cryptosporidium parvum,

Cyclospora cayetanensis, Encephalitozoon intestinalis, Entamoeba

histolytica, Enterocytozoon bieneusi, Giardia lamblia, Isospora belli,

Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura.

Page 28: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Juga ada penyebab diare noninfeksi sbb:

a. Defek Anatomik

Malrotasi, duplikasi intestinal, penyakit Hirschsprung, impaksi fecal,

sindrom usus pendek, atrofi microvillus, striktur.

b. Malabsorpsi

Defisiensi disakaridase, malabsorsi glukosa-galaktosa, insuffisiensi

pancreas, fibrosis kistik, Sindrom Shwachman, penurunan garam empedu

intraluminal, cholestasis, Penyakit Hartnup, abetalipoproteinemia,

Penyakit Celiac.

c. Endokrinopati

Thyrotoxicosis,Penyakit Addison,Sindrom Adrenogenital.

d. Keracunan

Logam berat, Scombroid, Ciguatera, jamur.

e. Neoplasma

Neuroblastomas, Ganglioneuromas, feokromositomas, Karsinoid, Sindrom

Zollinger-Ellison, Sindrom vasoaktif invasif intestinal.

f. Lain-Lain

Infeksi Nongastrointestinal, Alergi susu, Penyakit Crohn (regional

enteritis), Familial Dysautonomia, Penyakit defisiensi imun, Protein-

Losing Enteropati, Kolitis Ulseratif , Enteropatika Acrodermatitis,

Penyalahgunaan Laxative, Gangguan Motilitas, Pellagra (kekurangan

vitamin B kompleks).

Diare kronik atau persisten lebih dari 14 hari dapat karena :

(1) Agen infeksiosa seperti Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum,

enteropatogenik Escherichia coli;

(2) Setiap enteropatogen yang menginfeksi pejamu yang

immunocompromised ; atau

(3) Gejala residual setelah kerusakan intestinal setelah infeksi akut.6

Page 29: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

4. Patogenesis

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis

menjadi diare non inflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi disebabkan

invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri

dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai

keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah,

demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja

rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan/atau darah, serta mikroskopis

didapati sel leukosit polimorfonuklear. 1

Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang

mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah.

Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala

dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat

cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan

leukosit. 1

Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi

menjadi kelompok osmotik, sekretorik, eksudatif, dan gangguan motilitas.

Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan

osmolalitas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare.

Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau

akibat garam magnesium. 1

Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi

yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat

toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam

empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksantif non osmotik. Beberapa

hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga

dapat menyebabkan diare sekretorik. 1

Diare eksudatif, inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik

usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat

Page 30: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,

inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi. 1

Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan

waktu transit usus menjadi lebih cepar. Hal ini terjadi pada keadaan

tirotoksikosis, sindroma usus iritabel atau diabetes melitus. 1

Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri

paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan

penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan

mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang

invansif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit damam feses. 1

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen

meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan

mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu

bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat

mengatasi pertahanan mukosa usus. 1

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

a. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus

yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan

selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan

yang selanjutnya akan menimbulkan diare pula.

Page 31: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Patogenesis diare akut :

a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung.

b. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.

c. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin/toksin diaregenik).

d. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dan

sebagainya).

b. Gangguan gizi sebagai akibat masukan makanan kurang dan pengeluaran

bertambah.

c. Hipoglikemia.

d. Gangguan sirkulasi darah.5

Virus

Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembang biak dalam epitel

vili usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili.

Hilangnya sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan

penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang,

menyebabkan usus mensekresi air dan elekrolit. Kerusakan vili dapat juga

dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase terutama laktase.

Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi

matang.

Bakteri

Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus

halus pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari

penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang menyerupai rambut

getar, disebut pili atau fimbria yang melekat pada reseptor di permukaan usus.

Hal ini terjadi misalnya pada E. coli enterotoksigenik dan V. Cholera. Pada

Page 32: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

beberapa keadaan, penempelan di mukosa dihubungkan dengan perubahan

epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan atau

menyebabkan sekresi cairan.

Toksin yang menyebabkan sekresi. E. coli enterotoksigenik, V. cholerae

dan beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel

epitel. Toksin ini mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan mungkin

meningkatkan sekresi chlorida dari kripta, yang menyebabkan sekresi air dan

elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel yang

sehat setelah 2-4 hari.

Invasi mukosa. Shigella, C. Jejuni, E. coli enteroinvasife dan

Salmonella dapat menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan

sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum.

Invasi mungkin diikuti dengan pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial

yang menyebabkan adanya sel darah merah dan sel darah putih atau terlihat

adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh kuman ini

menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan

elektrolit dari mukosa.

Parasit

Penempelan mukosa. G. Lamblia dan Cryptosporodium menempel pada

epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili yang kemungkinan

menyebabkan diare.

Invasi mukosa. E. histolytica menyebabkan diare dengan cara

menginvasi epitel mukosa di kolon atau ileum yang menyebabkan mikroabses

dan ulkus. Namun hal ini baru terjadi bila strainnya sangat ganas.

Obat-obatan

Beberapa macam obat terutama antibiotika dapat juga menjadi

penyebab diare. Antibiotika agaknya membunuh flora normal usus sehigga

organisme yang tidak biasa atau yang kebal terhadap antibiotik itu sendiri

akan berkembang bebas. Disamping itu sifat farmakokinetika dari antibiotika

itu sendiri juga memegang peran penting. Sebagai contoh ampisilin dan

klindamisin adalah antibiotik yang dikeluarkan di dalam empedu yang

Page 33: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

merubah flora tinja secara intesif walaupun diberikan secara parental.

Antibiotik juga bisa menyebabkan malabsorbsi, misalnya tetrasiklin,

kanamisin, polmiksin, dan neomisin.3

5. Manifestasi Klinis

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu

makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Gejala muntah dapat

terjadi sebelum dan atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan

elektrolit terjadilah dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar

cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir bibir dan mulut

kering.5

Cara praktis penatalaksanaan diare yaitu berdasarkan tipe klinis diare itu

sendiri. Terdapat 4 macam tipe klinis diare, dimana tiap macam

menggambarkan kelainan yang mendasari dan perubahan fisiologi yang

berbeda-beda :

a. Diare cair akut (termasuk kolera) yang berlangsung beberapa jam sampai

dengan beberapa hari. Pada diare ini perlu diwaspadai bahaya terjadinya

dehidrasi, juga dapat terjadi penurunan berat badan apabila intake makanan

kurang.

b. Diare akut dengan pendarahan (disentri) , dimana pada diare ini bahaya

utamanya adalah kerusakan usus, sepsis, dan malnutrisi serta dehidrasi.

c. Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih), dimana bahaya

utamanya adalah malnutrisi dan infeksi non intestinal berat serta dehidrasi.

d. Diare dengan malnutisi berat (marasmus atau kwashiorkor) dengan bahaya

utamanya antara lain infeksi sistemik berat, dehidrasi, gagal jantung, dan

defisiensi mineral dan vitamin.4

6. Penegakan Diagnosis

a. Anamnesis

1) Riwayat diare sekarang:

a) Sudah berapa lama diare berlangsung

Page 34: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

b) Total diare dalam 24 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan

jumlah tinja

c) Keadaan klinis tinja (warna, konsistensi, ada lendir atau darah

tidak)

d) Muntah (frekuensi dan jumlah)

e) Demam

f) Buang air kecil terakhir

g) Anak lemah, rewel, rasa haus, kesadaran menurun

h) Jumlah cairan yang masuk selama diare

i) Tindakan yang telah diambil (diberi cairan, ASI, makanan,

obat,oralit)

j) Apakah ada yang menderita diare di sekitarnya

2) Riwayat makanan sebelum diare : ASI, susu formula, makan makanan

yang tidak biasa.3

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama yaitu,

kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda

tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau

tidak, ada atau tidaknya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir

dan lidah. Jangan lupa menimbang berat badan.

Penilaian derajat dehidrasi menurut IDAI (2004) dilakukan sesuai

dengan kriteria berikut :

1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% berat badan)

a) Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

b) Keadaan umum baik dan sadar

c) Tanda vital dalam batas normal

d) Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,

mukosa mulut dan bibir basah

e) Turgor abdomen baik, bising usus normal

f) Akral hangat

Page 35: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)

a) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih

tanda

Tambahan

b) Keadaan umum gelisah dan cengeng

c) Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata

kurang, mukosa mulut dan bibir kering

d) Turgor kurang

e) Akral hangat

f) Pasien harus rawat inap

3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

a) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih

tanda tambahan

b) Keadaan umum lemah, letargi atau koma

c) Ubun-ubun besar sangat cekung, mata sangat cekung, air mata

tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering

d) Turgor buruk

e) Akral dingin

f) Pasien harus rawat inap. 3

Penilaian dehidrasi menurut MTBS

Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut ini :

Letargis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas

minum Cubitan kulit perut kembalinya

sangat lambat

Dehidrasi berat

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut ini:

Gelisah, rewel Mata cekung Haus, minum dengan lahap

Dehidrasi ringan/sedang

Page 36: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan dehidrasi berat atau ringan/sedang

Tanpa dehidrasi

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tinja

1) makroskopis : bau, warna, lendir, darah, konsistensi

2) mikroskopis : eritrosit, lekosit, bakteri, parasit

3) kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)

4) biakan dan uji sensitivitas3

Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari

pemeriksaan feses adanya leukosit. Kotoran biasanya tidak mengandung

leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik

infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus

diperiksa sesegera mungkin. Sensitivitas leukosit feses terhadap inflamasi

patogen (Salmonella, Shigella, dan Campylobacter) yang dideteksi dengan

kultur feses bervariasi dari 45%-95% tergantung dari jenis patogennya. 1

Pasien dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan

cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum,

kreatinin, analisa gas darah, dan pemeriksaan darah lengkap. 1

Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan

lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi. 1

7. Pengobatan

a. Atasi dehidrasi

1) Tanpa dehidrasi

Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan

sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis :

<1 tahun : 50-100 cc

1-5 tahun : 100-200 cc

5 tahun : semaunya

Page 37: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

2) Dehidrasi ringan sedang

Rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama dilanjutkan

pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur

sepeti yang di atas setiap kali buang air besar.

Bisa juga dengan kriteria :

Dehidrasi Ringan (Perkiraan defisit cairan 30-50 ml/kgBB)

Rehidrasi dengan CRT/ORALIT 30-50 ml/kgBB/3-4 jam jika

ada perbaikan lalu maintenance 100 ml/kgBB/20-21 jam

Dehidrasi Sedang (Perkiraan defisit cairan 30-50 ml/kgBB)

Rehidrasi dengan ORALIT/RL iv 70 ml/kgBB/3 jam jika ada

perbaikan maintenance 100 ml/kgBB/20-21 jam.

Apabila pasien susah untuk minum, maka dapat diberikan secara

parenteral :

BB < 10 kg = 200 cc/kgBB/24jam

BB 10 – 15 kg = 175 cc/kgBB/24jam

BB > 15 kg = 135 cc/kgBB/24jam

3) Dehidrasi Berat

Rehidrasi parenteral dengan cairan Ringer Laktat atau Ringer Asetat

100 cc/kgBB. Cara pemberian :

< 1 tahun 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70

cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.

1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama dilanjutkan 70

cc/kgBB dalam 2 ½ jam berikutnya.

Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB selama

proses rehidrasi.

b. Pemakaian antibiotik

Bila ada indikasi seperti pada Shigella dan Cholera. Antibiotik

sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah

kotrimoksazol, amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.

c. Diet

Page 38: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit

tapi sering, rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.

d. Jangan menggunakan spasmolitika

e. Koreksi elektrolit : koreksi bila terjadi hipernatremia, hiponatremia,

hiperkalemia atau hipokalemia.

f. Probiotik

g. Vitamin A

6 bulan- 1 tahun : 100.000 IU

> 1 tahun : 200.000 IU

Pendidikan orangtua : penyuluhan tentang penanganan diare dan cara-cara

pencegahan diare.3

8. Pemantauan

a. Terapi

Setelah pemberian cairan rehidrasi harus dinilai ulang derajat

dehidrasi, barat badan, gejala dan tanda dehidrasi. Jika masih dehidrasi

maka dilakukan rehidrasi ulang sesuai dengan dehidrasinya. Jika setelah 3

hari pemberian antibiotik klinis dan laboratorium tidak ada perubahan

maka dipikirkan penggantian antibiotik sesuai hasil uji sensitivitas.

b. Tumbuh Kembang

c. Timbang berat badan sebelum dan sesudah rehidrasi, 2 minggu setelah

sembuh dan seterusnya secara periodik sesuai umur. Jika anak mengalami

gizi buruk maka dikelola sesuai dengan SPM gizi buruk. 3

9. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat

terjadi berbagai macam komplikasi seperti :

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

b. Syok hipovolemik

c. Hipokelemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemeh,

bradikardi, perubahan pada EKG).

d. Hipoglikemia.

Page 39: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase

karena kerusakan vili mukosa usus halus.

f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan. 5

10. Prognosis

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung,

dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya

sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.6

11. Pencegahan

a. Upayakan ASI tetap diberikan.

b. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan.

c. Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban.

d. Imunisasi campak.

e. Memberikan makanan penyapihan yang benar.

f. Penyediaan air minum yang bersih

g. Selalu memasak makanan. 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Soebagyo B. (2008). Diare Akut Pada Anak. UNS Press. Surakarta.

2. Umar Z., Khalid H.S., dan Josia G. (2004). Diare Akut Disebabkan

Bakteri. http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf

Page 40: DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA  ANAK PEREMPUAN UMUR 1 TAHUN

3. Irwanto, 2002. Ilmu Penyalit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba Medika. Jakarta, hal : 73 – 79.

4. IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta.

Hal :49-52

5. WHO, 2004. Diarrhoea : Water, Sanitation and Hygiene Links to Health.

6. Rusepno H dan Husein A. (1988). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI.

Infomedika. Jakarta.

7. Cahyadi E. (2006). Gastroenteritis. http://fkuii.org/tiki-

read_article.php?articleId=17&comzone=show