24
Tinjauan Pustaka Diagnosis Otitis Media Akut Supuratif pada Anak Gabriel Susilo Kelompok B7, 10.2012.016 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah dalam waktu yang singkat. Otitis Media berdasarkan durasi penyakitnya dibagi atas akut (< 3minggu), subakut (3-12 minggu) dan kronis (>12 minggu). Otitis media berdasarkan gejala klinisnya dibedakan atas 4 kelompok yaitu miringitis, otitis media supuratif akut (OMSA), otitis media sekretori (OMS) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). Pada referat ini akan dibicarakan terapi otitis media supuratif akut. 1 Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukusa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke 1

Blok 23 otitis media akut supuratif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

otitis media akut supuratif

Citation preview

Page 1: Blok 23 otitis media akut supuratif

Tinjauan Pustaka

Diagnosis Otitis Media Akut Supuratif pada Anak

Gabriel Susilo

Kelompok B7, 10.2012.016

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

Pendahuluan

Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah dalam waktu yang

singkat. Otitis Media berdasarkan durasi penyakitnya dibagi atas akut (< 3minggu), subakut (3-

12 minggu) dan kronis (>12 minggu). Otitis media berdasarkan gejala klinisnya dibedakan atas 4

kelompok yaitu miringitis, otitis media supuratif akut (OMSA), otitis media sekretori (OMS) dan

otitis media supuratif kronis (OMSK). Pada referat ini akan dibicarakan terapi otitis media

supuratif akut.1

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukusa telinga tengah, tuba

eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada

saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah melalui

tuba eustachius. Sebagai mana halnya dengan infeksi saluran napas atas (ISPA), otitis media juga

merupakan sebuah penyakit langganan anak-anak. 2

Definisi

Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah dalam waktu yang

singkat karena infeksi bakteri piogenik dan mengeluarkan nanah. Bakteri piogenik sebagai

penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan

1

Page 2: Blok 23 otitis media akut supuratif

Pneumokokus. Kadang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli,

Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus influenza

merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur di bawah 5

tahun.1,2,3

Anatomi Telinga

Gambar 1. Anatomi Telinga4

Telinga terdiri dari bagian luar, tengah dan dalam. Telinga bagian luar terdiri dari

aurikula, meatus acusticus externus dan dan membran timpani bagian luar. Telinga tengah terdiri

dari membran timpani bagian dalam, cavitas timpani yang berisi ossicula auditiva, muskulus,

cellulae mastoid; aditus ad antrum dan tuba auditiva. Telinga dalam terdiri dari labirintus osseus

dan labirintus membranaceus. Labirintus osseus yaitu koklea dan labirintus membranacea terbagi

menjadi labirintus vestibularis (sakulus, utrikilus, canalis semisirkularis), duktus koklearis (skala

vestibule, skala media, skala timpani), sakus duktus endolimpatikus.1,3,4

A. Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun

telinga terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri

dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan

pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.

Panjangnya kira-kira 2,5 ± 3 cm.5

2

Page 3: Blok 23 otitis media akut supuratif

Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut.

Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya

sedikit dijumpai kelenjar serumen.5

B. Telinga Tengah

Telinga tengah terdiri dari membrane timpani bagian dalam, cavitas timpani yang berisi

ossikula auditiva, muskulus, celulae mastoid; aditus ad antrum dan tuba auditiva, telinga tengah

berbentuk kubus, dengan:5

- Batas luar : membran timpani.

- Batas depan : tuba eustachius

- Batas bawah : vena jugularis

- Batas belakang : aditus ad antrum

- Batas atas : tegmen tympani (meningen/otak).

- Batas dalam : berturut-turut dari atas kebawah (kanalis semisirkularis

horizontal, kanalis fasialis, oval window dan antrum

promontorium.

Cavitas tympani berisi osikula auditiva, muskulus, celulae mastoid; aditus ad antrum dan

tuba auditiva.5

1. Osikula auditiva

2. Berfungsi untuk menghantarkan suara dari udara ke koklea. Terdiri dari maleus, incus

dan stapes

3. Muskulus

Terdiri dari m. tensor tympani dan m. stapedius, diinervasi oleh N. facialis dan N.

trigeminus dimana berfungsi untuk membatasi gerak dari tulang auditiva.

Perlekatan dari m. tensor tympani dan pars ossea tuba auditiva menuju kolum mallei,

berfungsi untuk mengatur keseimbangan tekanan udara antara cavum tympani dengan

dunia luar.

4. Perlekatan dari m.stapedius dari piramida menuju ke collom stapedius, berfungsi untuk

meredam suara yang keras, frekuensi rendah dan amplitude yang tinggi.

5. Celulae mastoid.

6. Aditus ad antrum.

3

Page 4: Blok 23 otitis media akut supuratif

Merupakan muara atau lubang yang menghubungkan cavum tympani dengan antrum

mastoid.

7. Tuba auditiva

Tuba auditiva adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan

nasofaring.

Tuba auditiva memiliki arti klinis karena nasofaring memiliki banyak flora normal,

sehingga jika tekanan cavum tympani lebih rendah maka udara akan masuk dari nasofaring ke

cavum tympani sehingga flora normal akan ikut masuk, hal ini dapat memicu infeksi diauris

media.5

Tuba auditiva dibagi menjadi 2 bagian:5

- 1/3 bagian superior, tersusun oleh tulang.

- 2/3 bagian inferior, tersusun oleh kartilago yang berbentuk huruf U.

Fungsi dari Tuba auditiva.5

- Drainase, berdasarkan gerakan membuka tuba dan gerakan silia di mukosa tuba dimana

gerakan silia seperti lecutan cambuk yang bergerak dari arah cavum tympani ke

nasofaring sehingga menghambat pergerakan kuman yang akan masuk ke auris media.

Juga untuk mengeluarkan produk atau kotoran dari auris media.

- Proteksi, dilakukan oleh jaringan limpoid dan sel goblet dari mukosa tuba, sel goblet

menghasilkan lisosom yang bersifat bakterisid.

- Aerasi, yaitu menjaga keseimbangan tekanan udara dalam telinga terhadap dunia luar

melalui proses membuka-menutup tuba, sebagai contoh saat menelan tuba akan

membuka.

C. Telinga dalam terdiri dari:

a) Labirin osseus: koklea atau rumah siput, yang berupa setengah lingkaran.5

b) Labirin membranaseus, terdiri dari:5

1. Labirin Vestibuler, yang terdiri dari saculus, utrikulus dan 3 buah kanalis

semisirkularis.

4

Page 5: Blok 23 otitis media akut supuratif

2. Duktus koklearis, yang terdiri dari skala vestibule (berisi perilimfe), skala media

(berisi endolimpe dan terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane

tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut

dalam, sel rambut luar dan kanalis korti, yang membentuk organ korti) dan skala

tympani (berisi perilimfe)

3. Saccus dan ductus endolimfaticus

Anamnesis

Dalam menegakkan diagnosis otitis media akut disamping keluhan utama perlu

ditanyakan data seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, keterangan mengenai daerah

tempat tinggal sekarang, pekerjaan, riwayat obat-obatan dan lain sebagainya. Pertanyaan lain

dapat ditanyakan pada pasien yang mempunyai keluhan seperti dalam kasus dan untuk

menegakkan pemeriksaan fisik otitis media akut adalah6

Apakah keluhan utama?

Apakah sudah mengkonsumsi obat sebelum datang ke dokter?

Ada keluhan demam dan pilek?

Apakah keadaan semakin membaik atau memburuk?

Apakah ada cairan yang keluar dari telinga anak?

Apakah ada kebiasaan membersihkan telinga?

Apakah ada kemungkinan benda asing masuk? (dari bermain dengan teman-

teman sebaya)

Apakah ada rasa sakit? Kapan onsetnya?

Apakah ada gejala-gejala dari infeksi saluran pernafasan atas?

Apakah pernah mengalami masalah ini sebelum ini?

Apakah ada masalah alergi terhadap makanan tertentu?

Apakah ada anggota keluarga lain yang mengalami masalah yang sama?

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisis harus selalu dimulai dengan penilaiaan keadaan umum pasien yang mencakup:6

o Kesan keadaan sakit, temasuk fasies dan posisi pasien:

5

Page 6: Blok 23 otitis media akut supuratif

o apakah pasien tidak tampak sakit, sakit ringan, sakit sedang, atau apakah sakit

berat.

o Kesadaran

o kompos mentis: pasien sadar sepenuhnya dan memberikan respons yang

adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan.

o apatik : pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan

sekitarnya, ia akan memberikan respons yang adekuat bila diberikan stimulus.

o somnolen: yakni tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatik, pasien

tampak mengantuk, selalu ingin tidur; ia tidak responsive terhadap

stimulus ringan, tetapi masih memberikan respons terhadap stimulus

yang agak keras, kemudian tertidur lagi.

o sopor: pasien tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi

masih memberikan sedikit respons terhadap stimulus yang kuat, refleks

pupil terhadap cahaya masih positif.

o koma: pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil

terhadap cahaya tidak ada, ini adalah tingkat kesadaran yang paling rendah

o Status gizi

Penilaian status gizi pasien secara klinis dilakukan terutama dengan inspeksi

dan palpasi. Pada inspeksi secara umum dapat dilihat bagaimana proporsi atau postur 

tubuhnya, apakah baik, kurus, atau gemuk.

o Tanda vital

Setelah keadaan umum, hal kedua yang dinilai adalah tanda vital yang mencakup nadi,

tekanan darah, pernafasan dan suhu.

o Nadi : frekuensi nadi per menit, laju jantung atau nadi normal anak 2-10 tahun

adalah istirahat (bangun) 70-110 denyut per menit, istirahat (tidur) 60-90 denyut

per menit, aktif atau demam hingga 200 denyut per menit.

o Tekanan darah : tekanan darah diukut pada keempat ekstremitas, untuk anak usia

antara 1-5 tahun tekanan sistolik normal adalah 95mmHg dan tekanan diastolic

normal adalah 65mmHg.

6

Page 7: Blok 23 otitis media akut supuratif

o Pernafasan : mencakup pemeriksaan laju pernafasan; irama atau keteraturan;

kedalaman dan pola pernafasan. Laju pernafasan normal per menit anak 3 tahun

adalah 20-30 kali atau rata-rata waktu tidur 22 kali.

o Suhu tubuh

Telinga diperiksa mulai dari daun telinga apakah bentuk, besar, dan posisinya normal.

Kemudian dilakukan pemeriksaan liang telinga. Pemeriksaan liang telinga sebaiknya didahului

dengan pembersihan serumen. Pemeriksaan dilakukan dengan bantuan speculum telinga atau

otoskop. Otitis eksterna dapat disebabkan oleh pelbagai bakteri dan jamur. Keluhan yang sering

terjadi ialah nyeri atau gatal, dapat disertai sekresi mukopurulen yang dapat berbau. Bila daun

telinga ditarik pasien akan merasa sakit. Perhatikan pula kelainan terdapatnya laserasi dan korpus

alienum pada liang telinga.6

Setelah memeriksa liang telinga, periksa membrane timpani sedikit cekung dan

mengkilat. Membran timpani yang tampak rata atau cembung dan kusam berarti abnormal. Pada

otitis media kataral membrane timpani tampak sangat merah dan refleks cahaya berkurang pada

otitis media supurativa membran timpani menonjol, kemerahan dan refleks cahaya hilang.

Membran timpani harus diperhatikan apakah ada perforasi. Pada otitis media perlu diperiksa

apakah terdapat tanda-tanda pembengkakan dan nyeri pada daerah belakang telinga. Bila

terdapat mastoiditis daun telinga tampak terdorong kedepan, sedangkan meatus akustikus

eksternus menyempit pada diameter antero posterior dan mastoid terasa nyeri bila diraba. Pada

fraktur kranii dapat terlihat perdarahan disekitar mastoid.6

Ketajaman pendengaran dinilai secara kasar. Neonates sudah bereaksi terhadap suara.

Pada bayi yang lebih besar, kesan ketajaman pendengaran dapat diambil dari reaksinya terhadap

suara saat pemeriksaan. Apabila terdapat kecurigaan terdapatnya gangguan pendengaran harus

dilakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran khusus dimana digunakan garpu tala dan

audiometer.6

Pemeriksaan Penunjang6

Otoskop : pemeriksaan ini dengan cara memasukkan spekulum ke telinga, dan

memancarkan cahaya kedalamnya kemudian pemeriksa dapat melihat kondisi membrane timpani

7

Page 8: Blok 23 otitis media akut supuratif

melalui lensa pembesar otoskop. Biasanya gendang telinga terlihat kemerahan dan terlihat

bangunan seperti lubang pada selaput gendang telinga.

Timpanogram : tes ini dilakukan untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran

timpani.

Timpanosentesis dan kultur : aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane

timpani untuk menentukan mikrobiologi.

Tes rinne : tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang

pada telinga yang diperiksa.

Tes webber : tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kanan dan

telinga kiri.

Tes schwabach : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan

pemeriksa yang pendengarannya normal.

Tes audiometrik : merupakan pemeriksaan fungsi untuck mengetahui sensitivitas dan

perbedaan kata-kata, dilaksanakan dengan bantuan audiometrik.

Tes-tes diagnostic seperti pemeriksaan darah lengkap, CT-scan, MRI, membantu untuk

menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding yang lain. Pada kasus otitis media

akut, leukositosis dengan peningkatan polymorfonuklear dapat diperhatikan dari CBC. CT-scan

dan MRI dapat digunakan untuk menilai keparahan kasus untuk mengenal pasti apakah sudah

terjadinya komplikasi dari otitis media seperti meningitis dan abses otak.

Epidemiologi

60-80% bayi memiliki paling sedikit satu episode OMSA, dan 90% terjadi pada usia 2-3

tahun. Di Amerika Serikat angka kejadian tertinggi dari OMSA terjadi pada usia 6-24 bulan,

frekwensi OMSA terjadi pada masa anak-anak, remaja dan dewasa, biasanya anak laki-laki lebih

sedikit dibandingkan dengan anak perempuan.7

Etiologi

Kuman penyebab utama pada OMSA adalah bakteri pyogenik, seperti streptokokus

haemolitikus, stafilakokus aureus, pneumokokus. Selain itu juga kadang-kadang ditemukan juga

8

Page 9: Blok 23 otitis media akut supuratif

Haemopilus influenza, Esherichia colli, Streptokokus anhemolitikus, proteus vulgaris dan

pseudomonas auregenosa. Hemofilus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia 5

tahun.1

Patofisiologi

Telinga tengah biasanya steril, suatu hal yang mengagumkan menimbang banyaknya flora

organisme yang terdapat di dalam nasopharing dan faring. Gabungan aksi fisiologis silia, enzim

penghasil mukus (misalnya muramidase) dan antibodi berfungsi sebagai mekanisme petahanan

bila telinga terpapar dengan mikroba kontaminan ini saat menelan. Otitis media akut terjadi bila

mekanisme fisiologis ini terganggu. Sebagai mekanisme pelengkap pertahanan di permukaan,

suatu anyaman kapiler sub epitel yang penting menyediakan pula faktor–faktor humoral, leukosit

polimorfonuklear dan sel fagosit lainnya. Obstruksi tuba eustachius merupakan suatu faktor

penyebab dasar pada otitis media akut.8

Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya

agak horizontal. Normalnya lapisan mukosa pada telinga tengah menyerap udara pada telinga

tengah, namun jika udara tidak dapat dialirkan karena adanya obstruksi relatif tuba eusthachius

maka akan terjadi tekana negative dan menimbulkan efusi serosa. Efusi ini pada telinga tengah

merupakan media yang fertil untuk perkembangbiakan mikroorganisme dan dengan adanya

infeksi saluran napas atas dapat terjadi invasi virus dan bakteri ke telinga tengah, berkolonisasi

dan menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi. Meskipun infeksi saluran napas terutama

disebabkan oleh virus namun sebagian besar infeksi otitis media akut disebabkan oleh bakteri

piogenik. Bakteri yang sering ditemukan antara lain Streptococcus pneumoniae, Haemophillius

influenza dan Sterptococcus beta hemolitikus. Sejauh ini Streptococcus pneumoniae merupakan

organisme penyebab tersering pada semua kelompok umur. Hemophilus influenza adalah

patogen yang sering ditemukan pada anak di bawah usia lima tahun, meskipun juga merupakan

patogen pada orang dewasa. Gejala klasik otitis media akut antara lain berupa nyeri, demam,

malaise dan kadang – kadang nyeri kepala di samping nyeri telinga; khusus pada anak – anak

dapat terjadi anoreksia, mual dan muntah. Demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula

tidak ditemukan pada 30% kasus. Seluruh atau sebagian membrane timpani secara khas menjadi

merah dan menonjol dan pembuluh – pembuluh darah di atas membrane timpani dan tangkai

9

Page 10: Blok 23 otitis media akut supuratif

maleus berdilatasi dan menjadi menonjol. Secara singkatnya dapat dikatakan terdapat abses

telinga tengah.8

Genetik, infeksi, imunologi dan lingkungan merupakan faktor prediposisi pada anak-anak

untuk terkena infeksi telinga. Pada banyak kasus pencetus OMA disebabkan oleh infeksi saluran

nafas atas yang mengakibatkan kongesti, bengkak dari mukosa nasalis, nasofaring dan tuba

eustachius. Sumbatan dari isthmus tuba auditiva akibat dari penimbunan sekret dari telinga

tengah: hasil perlawanan tubuh terhadap bakteri atau virus yang berupa nanah sebagai penyebab

utama OMA. Perluasan radang atau infeksi dari hidung atau nasofaring kedalam cavum timpani

dimungkinkan akibat ada hubungan langsung hidung dan cavum timpani melalui tuba eustachius

serta persamaan jenis mukosa antara kedua tempat tersebut.8

Pembengkakan pada jaringan sekitar saluran tuba eustachius dapat menyebabkan lender

yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah berkumpul di belakang gendang telinga. Jika lender dan

nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-

tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat

bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami sekitar 24 db (bisikan halus). Namun

cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingaa 45 db (kisaran

pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan

yang banyak tersebut dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.8

Pada anak lebih mudah terserang OMSA disbanding orang dewasa karena beberapa hal:8

System kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

Saluran Eustachius pada anak masih lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek bila

dibandingkan dengan orang dewasa sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas berperan dalam kekebalan tubuh)

pada anak relatif lebih besar disbanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara

eustachius sehingga adenoid yang besar mengganggu terbukanya saluran eustachius. Selain itu

saluran eustachius sendiri dapat terinfeksi dimana infeksi tersebut kemudian menyebar ketelinga

tengah lewat saluran eustachius.

Manifestasi Klinis

Perubahan mukosa tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi menjadi 5 stadium:

A. Stadium Oklusi Tuba Eustachius.

10

Page 11: Blok 23 otitis media akut supuratif

Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat

terjadinya tekanan negatif dalam telinga tengah, akibat absorbsi udara, hal ini diakibatkan oleh

adanya radang di mukosa hidung dan nasofaring karena infeksi saluran nafas atas berlanjut ke

mukosa tuba eustachius. Keadaan ini mengakibatkan fungsi tuba eustachius dan mukosa cavum

timpani. Akibatnya mukosa tuba eustachius mengalami edema yang akan menyempitkan lumen

tuba eustachius. Keadaan ini mengakibatkan fungsi tuba eustachius terganggu (fungsi ventilasi

dan drainase).8

Gangguan fungsi ini antara lain menyebabkan berkurangnya pemberian oksigen kedalam

cavum timpani berkurang (hipotensi), menjadi kurang dari 1 atm dan disebut vakum. Kondisi

vakum selanjutnya akan menyebabkan terjadinya perubahan pada mukosa timpani, berupa:8

Peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan limfe.

Peningkatan permeabilitas dinding sel.

Terjadinya proliferasi sel kelenjar mukosa.

Perubahan yang terjadi pada mukosa cavum timpani tersebut, mengakibatkan terjadinya

perembesan cairan kedalam cavum timpani (transudasi). Keadaan ini disebut sebagai Hidrops ex

vacuo. Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna

keruh pucat. Dimana gangguan telinga yang dirasakan akibatnya vacuum hydrops ex vacuo.

Keluhan yang dirasakan: telinga terasa penuh (seperti kemasukan air), pendengaran terganggu,

nyeri pada telinga (otalgia), tinnitus.8

Pada pemeriksaan otoskopi didapat gambaran membran timpani berubah menjadi retraksi

ke medial (dengan tanda-tanda) lebih cekung, brevis lebih menonjol, manubrium mallei lebih

horizontal dan lebih pendek, plika anterior tidak tampak lagi dan refleks cahaya hilang atau

berubah.8

B. Stadium Hiperemis.

Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau

seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema sekret yang telah terbentuk mungkin

masih bersifat eksudat yang serousa sehingga masih sukar terlihat.8

C. Stadium Supurasi (Bombans).

Udema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta

terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol

11

Page 12: Blok 23 otitis media akut supuratif

kearah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat,

serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di cavum timpani tidak

berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis

pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan sub mukosa. Nekrosisi ini pada membran timpani

terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan kekuningan. Ditempat ini akan terjadi rupture.8

D. Stadium Perforasi.

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi kuman

yang tinggi, maka terjadi rupture membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga

tengah ke liang telinga luar, akibatnya nyeri yang dirasakan penderita berkurang. Selain itu

disebabkan oleh tekanan yang tinggi pada cavum timpani akibat kumpulan mukus, akhirnya

menimbulkan perforasi pada membran timpani.8

Keluhan yang di rasakan sudah banyak berkurang, karena tekanan di cavum timpani

sudah banyak berkurang, selain itu keluar cairan dari telinga, penurunan pendengaran dan

keluhan infeksi saluran nafas atas masih di rasakan, pada pemeriksaan otoskopi meatus externus

masih didapati banyak mukopus dan setelah dibersihkan akan tampak membran timpani yang

hiperemis dan perforasi paling sering terletak di sentral.8

E. Stadium Resolusi

Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani berlahan-lahan akan

normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila

daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa

pengobatan. Pada stadium ini kebanyakan yang masih dirasakan adanya gangguan pendengaran,

keluhan sebelumnya sudah tidak dirasakan lagi. Pada pemeriksaan otoskopi meatus akustikus

externus bersih dari sekret, membran timpani tidak tampak lagi, warnanya sudah kembali lagi

seperti mutiara, yang masih tampak adalah perforasi pars tensa.8

Gejala Klinis

Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMSA) tergantung dari stadium penyakit dan

umur penderita. Gejala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada

stadium perforasi. Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMSA) berdasarkan umur penderita,

yaitu :8

Bayi dan anak kecil.

12

Page 13: Blok 23 otitis media akut supuratif

Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 390C (khas), sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur,

mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit. Anak yang sudah bisa

bicara. Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek.

Anak lebih besar dan orang dewasa.

Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang).

Working Diagnosis

Otitis media akut. Berdasarkan keluhan anak bangun tengah malam dengan tiba-tiba

sambal menangis dan memegangi telinga kanannya menunjukkan bahwa anak tersebut

mengalami otalgia (sakit telinga) dan dengan riwayat demam, batuk dan pilek sejak 3 minggu

lalu menunjang bahwa karena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) yang dialami sejak 3

minggu yang lalu menyebabkan anak menderita OMA, yaitu infeksi saluran telinga tengah akibat

ISPA.8

Diagnosis OMSA harus memenuhi tiga hal berikut8

A. Penyakitnya timbul mendadak (akut)

B. Ditemukanya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan disuatu rongga tubuh) di telinga

tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:

1. Menggembungnya gendang telinga.

2. Terbatas/tidak gerakan gendang telinga.

3. Adanya bayangan cairan dibelakang gendang telinga.

4. Cairan yang keluar dari telinga.

C. Adanya tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan adanya salah satu

tanda berikut:

1. Kemerahan pada gendang telinga

2. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.

Differential Diagnosis

Otitis eksterna serosa atau infektif adalah inflamasi kulit pada saluran telinga luar dan

bagian telinga yang jelas kelihatan di luar. Infeksi sering terjadi disebabkan oleh bakteria dan

bisa disebabkan oleh jamur. Keadaan ini dipicu oleh kehilangan serumen di liang telinga karena

oendedahan pada air, air yang terperangkap dalam liang telinga akibat penggunaan penyumbat

13

Page 14: Blok 23 otitis media akut supuratif

telinga. Otitis externa yang kronis boleh disebabkan oleh penyakit dermatitis seperti seborrhea,

eczema atau psoriasis. Walaupun ia bukan suatu penyakit yang serius bagi kebanyakan orang, ia

bisa menjadi parah bagi mereka yang mempunyai imun yang rendah. Karena bakteri bisa

mengakibatkan infeksi dan erosi tulang sehingga terjadinya otitis eksterna nekrotik.8

Penatalaksanaan

Pengobatan OMSA tergantung pada stadium penyakitnya.9

A. Pada stadium oklusi tujuannya adalah mengembalikan fungsi tuba eustachius secepatnya.

Untuk itu digunakan tetes hidung yang berfungsi sebagai vasokonstriktor untuk mengatasi

penyempitan tuba akibat edema. Obat yang dapat digunakan adalah solution efedrin 1%

untuk orang dewasa dan 0.25-0.5% untuk bayi dan anak-anak. Obat lain untuk mengatasi

ISPA misalnya golongan aspirin.

B. Pada stadium hiperemis, terapi yang di \berikan adalah antibiotic, obat tetes hidung dan

analgetik. Antibiotic yang dianjurkan adalah golongan ampicillin dan penisilin. Terapi awal

diberikan penisilin intramuscular agar didapatkan kosentrasi yang lebih adekuat di dalam

darah, pemberian dianjurkan selama 7 hari. Pada anak ampisilin diberikan dengan dosis 50-

100 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 4 dosis.

C. Pada stadium supurasi, selain antibiotic, idealnya harus dilakukan miringotomi, bila

membrane masih utuh, sehingga rupture membrane tympani dapat dihindari.

D. Pada stadium perforasi sering terlihat secret banyak keluar, pengobatan yang dilakukan

adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotic yang adekuat.

E. Pada stadium resolusi ini penderita sudah tidak memerlukan obat-obatan lagi, karena ISPA

juga sudah sembuh. Penderita disarankan untuk menjaga kebersihan telinga, tidak boleh

kemasukan air atau dikorek-korek guna menghindari kekambuhan.

Pencegahan

Beberapa faktor yang berkaitan dengan infeksi telinga tidak boleh diubah, tetapi beberapa

cara hidup boleh mengurangkan factor risiko bagi anak-anak,9

14

Page 15: Blok 23 otitis media akut supuratif

o Memberi air susu ibu bagi anak sekurang-kurangnya 6 bulan. Jika anak diberi susu

dengan botol peganglah anak pada satu sudut daripada membiarkan anak minum sambal

berbaring.

o Elakkan paparan pada asap rokok yang dapat meningkatkan frekuensi dan beratnya

infeksi telinga.

o Kurangkan paparan kepada kelompok besar anak-anak lain seperti di pusat penjagaan

anak, karena infeksi saluran pernafasan atas multipel bisa membawa anak pada infeksi

telinga.

Komplikasi

Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara kronik dari satu atau

dua telinganya. Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, resiko infeksi menjadi

sangat umum. Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan

mengeringkannya selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.9

Otitis media yang tidak diobati dapat mnyebar ke jaringan sekitar telinga tengah, termasuk

otak. Namun umumnya komplikasi ini jarang terjadi, salah satunya adalah mastoiditis pada 1

dari 1000 anak dengan OMA yang tidak diobati.9

Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran permanen,

cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mngurangi pendengaran anak serta dapat

menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.9

Prognosis

Prognosis OMA adalah baik, gejala akan membaik antara 24-72 jam setelah pengobatan.

Relaps biasanya terjadi karena eradikasi yang kurang sempurna. Karena itu pasien dinasihatkan

untuk mengkonsumsi antibiotik secara tepat dan tetap melakukan kontrol meskipun gejala telah

membaik.9

Kesimpulan

Anak laki-laki berusia 2 tahun dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, tadi

malamnya tiba-tiba menangis dan memegang kuping kanannya, tampak sakit sedang

menunjukkan gejala-gejala infeksi saluran pernafasan akut sehingga terjadinya otitis media akut.

15

Page 16: Blok 23 otitis media akut supuratif

Daftar Pustaka

1. Canter RJ. Acute suppurative otitis media. In : Kerr AG, ed. Scott Brown’s Otolaryngology.

Sixth edition. Vol. 3. Butterworth-Heinemann, London, 2007.p.1-7.

2. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu

kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2005.h.49-62.

3. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

4. Anatomy of Inner Ear. 2010; http://galileo.phys.virginia.edu/classes/304/pix.html, diunduh 22

Maret 2015.

5. Moore GF, Ogren FP, Yonkers AJ.’ Anatomy and Embriology of the Ear,’ In Lee KJ (Ed). Text

Book of Otolaryngology and Head and Neck Surgery, Elseiver, New York, 2006.p.1-22.

6. Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman MH, et al.

Diagnosis fisis pada anak. Edisi 2. Jakarta: CVAgung Seto; 2005.p.55-6.

7. D. Steward Rowe. Acute Suppurative Otitis Media. Pediatric 1975:56:285. Available at

http://pediatrics.aappublications.org/content/56/2/285.full.pdf+html, diunduh 21 Maret 2015.

8. Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,

Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5.

9. Haddad J. The ear. Dalam: Berhman RE, Kliegma RM, Arvin AM, penyunting. Nelson

Textbook of Pediatri. Ed.18. Philadelphia: Sauders Elsevier; 2007.h.459-69.

16