View
104
Download
2
Embed Size (px)
BAB VI
KRITERIA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
KELOMPOK 6
SHINTIA MINANDAR (1105113581)
ROZIDAWATI (1105121283)
RACHMALINA (1105120252)
KRITERIA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
ALASAN:
PERTANGGUNGJAWABAN HASIL PENELITIAN
POKOK BAHASAN:
A. ALASAN DAN ACUAN PEMANFAATAN
B. KRITERIA KEABSAHAN DATA
C. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
A. ALASAN DAN ACUAN
Banyaknya kelemahan penggunaan ukuran validitas dan reliabilitas dari tinjauan kacamata nonkualitatif mengharuskan pembaharuan konsep keabsahan data untuk penelitian kualitatif.
B. KRITERIA KEABSAHAN DATA
1. derajat kepercayaan (credibility)
Mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti
2. keteralihan (transferability)
Mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan kontes. Untuk itu peneliti harus menyediakan data deskriptif
secukupnya (makadari itu peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut)
3. kebergantungan (dependability)
Dalam ranah nonkualitatif jika dilakukan replikasi studi dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan reliabilitasnya tercapai. Dalam penelitian kualitatif, sangat sulit mencari kondisi yang benar-benar sama sehingga konsep kebergantungan berlaku, yakni memperhatikan reliabilitas ditambah faktor-faktor lain yang bersangkutan. Kebergantungan terletak pada data, bukan pada orang yang menjadi subjek penelitian itu.
4. kepastian (confirmability)
memastikan ciri penyidik memang sesuai dengan yang ada pada penyidik
C. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Tabel 4. Ikhtisar Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Kriteria Teknik pemeriksaan
kredibilitas 1. Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
keterangan 8. Uraian rinci
kebergantungan 9. Audit kebergantungan
kepastian 10. Audit kepastian
1. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan
Memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda(faktor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek)
2. Ketekunan pengamatan
Mengamati dengan teliti, rinci serta berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
Menelaah secara rinci sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu/seluruh faktor ang ditelaah sudah dipahami
3. Triangulasi
Teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan/pembanding
4 macam triangulasi menurut Denzin (1978): sumber, metode, penyidik, dan teori.
4. Pengecekan sejawat
Mengekspos hasil sementara/akhir dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat
Guna: mempertahankan sikap terbuka dan jujur peneliti; kesempatan menjajaki dan menguji hipotesis peneliti;
Belum ada formula pasti untuk tatacara penyelenggaraan diskusi, namun sebagai syarat kelancaran diskusi yang perlu diperhatikan adalah:rekan sejawat memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sama dalam bidang yang dipersoalkan(isi dan metodologi) dengan peneliti. Jangan terlalu tua atau muda untuk menjaga suasana diskusi.. Beritahukan pada para peserta bahwa mereka adalah pengkritik yang tajam daripada pengagum hasil
penelitian. Peneliti menyadari peranan dan cara analisis peserta diskusi.
5. Kecukupan referensial
Alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi (Eisner, 1975)
6. Kajian kasus negatif
Mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding
7. Pengecekan anggota
Pengecekan data, kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan oleh para anggota yang terlibat dalam penelitian
Formal (diskusi); informal (saat proses penelitian)
8. Uraian rinci
Menguraikan hasil penelitian dengan teliti dan cermat
9. Auditing
Konsep bisnis untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data (proses maupun hasil)
Sebelum auditing harus tersedia catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi.
Kasifikasi catatan pelaksanaan proses menurut Halpern:
Data mentah
Data reduksi dan hasil kajian
Rekonstruksi data dan hasil sintesis
Proses penyelenggaraan
Bahan terkait maksud dan keinginan
Berkas instrumen
Prosesnya: praentry-penetapan yang dapat diaudit-kesepakatan formal-penentuan keabsahan data
Praentry
Pertemuan auditor dengan auditi (meneruskan, mengubah atau membatalkan usulan auditing)->
penetapan yang dapat diaudit
kesepakatan formal
penentuan keabsahan data