Upload
lia
View
236
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH PERANCANGAN PRODUK
“BAB VI – PRODUK COSTING ”Untuk memenuhi mata kuliah yang diajarkan oleh Ibu Dra. Siswi Astuti, Ibu Faidliyah Nilnah Minah,
ST, MT dan Ibu Rini Kartika Dewi, ST. MT
Disusun Oleh:
Yuni Puji Rahmawati 1314014
Lia Maharani 1314016
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB VI PRODUCT COSTING....................................................................................................
6.1 Investasi (Modal Awal)...............................................................................................................
6.2 Biaya Operasional.......................................................................................................................
6.3 Analisa Ekonomi.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB VI
PRODUCT COSTING
CV. NUBAS LUJI merupakan home industry yang memproduksi produk sabun
pencuci piring yang nama dagang LoeWangi. perusahaan ini memiliki lokasi di Daerah
Pakisaki tepatnya Jl. Raya Karang Duren Gang.7 Pakisaji Kabupaten Malang yang
merupakan home industry.
Home Industry ini berdiri pada tanah seluas 100 m2 dengan luas bangunan
sebesar 75 m2 hektar. Home Industry ditujukan unutk menghasilkan produk sabun
pencuci sabun sebanyak 40 botol setiap harinya produk akhir kemasan berupa 750 mL
yang dimasukan dalam botol flip dengan segel pada bukaan botol. untuk mencapai
produksi tersebut jam kerja dimulai pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dari hari Senin-
Sabtu.
Tenaga total dari home Industry ini adalah 6 orang yang merupakan
masyarakat di daerah lokasi home industry. Home Industry merupakan perusahaan yang
berorientasi pada consumer goods karena melakukan kegiatan ekonomi untuk
menghasilkan barang atau produk yaitu sabun pencuci piring yang terbuat dari lidah
buayan dengan ekstrak kemangi sebagai anti bacterial. Untuk mengetahui apakah
produk sabun pencuci piring yang akan dipasarkan dapat memberikan keuntungan atau
tidak, sebuah analisa ekonomi yang akurat perlu untuk dilakukan. Dalam analisa
ekonomi, semua biaya yang dapat mempengaruhi harga jual suatu produk harus
diperhitungkan. Harga jual produk ini sudah termasuk lab yang diinginkan serta pajak
yang ditetapkan. Biaya yang diperhitungkan dalam product costing ini merupakan
komponen biaya.
Komponen biaya adalah faktor yang paling mempengaruhi harga dari produk
yang akan dibuat . terdapat dua jenis biaya yang terdapat pada komponen biaya, yaitu
biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang
tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi dan cenderung tetap setiap tahunnya, seperti
marketing expenses (iklan dan promosi), biaya administrasi, gaji pegawai, serta biaya
lain yang mempengaruhi harga produksi. Sementara biaya berubah adalah biaya yang
akan berubah tergantung dari jumlah produksi atau kebutuhan, seperti biaya pembelian
material atau bahan baku.
1
6.1 Investasi (Modal Awal)
Untuk memulai suatu usaha maka akan diperlukan modal awal untuk
mendirikan usah tersebut. Modal awal yang dimaksud adalah investasi pada pendirian
home industry dengan menggunakan pinjaman bank. Untuk kemudahan dalam
mengevaluasi harga jual produk, maka diambilah beberapa asumsi berikut.
- Home Industry akan dibangun pada tahun 2016
- Home Industry akan dibangun selama 6 bulan dan akan beroperasi pada awal tahun
2017
- Kurs 1 US$ = Rp. 13.311,- (kursdollar.net- 15 mei 2016)
- Alat-alat tertentu memiliki salvage value atau nilai sisa
- Nilai sisa dari properti yang dapat didepresiasikan adalah 10%, kecuali pada nilai
sisa bangunan
- Untuk menetukan harga pokok penjualan, digunkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
- Home Industry diasumsikan akan beroperasi selama 5 tahun
- 1 tahun= 260 hari kerja dan 1 tahun terdiri dari 52 minggu
- 1 bulan= 25 hari kerja
- Perhitungan depresiasi menggunakan metode garis lurus
Biaya inveatasi awal ini juga disebut sebagai Total Capital Investment (TCI),
dalam menghitung biaya investasi, terdapat dua bagian penting dari investasi tersebut.
Kedua bagian penting tersebut adalah biaya pabrik (Plant Cost/PC) dan biaya peralatan
(Equipment Cost/EC). EC adalah semua biaya peralatan yang dipasang didalam pabrik
dan fasilitas pendukung lainnya, sedangkan PC adalah EC ditambhakan dengan biaya
lahan, bangunan, perpipaan, instrumentasi, pengembangan lahan, dan tarif kontraktor.
Investasi pabrik adalah biaya modal yang dibutuhkan untuk dapat membangun
fasilitas pabrik dan juga biaya pra operasi. Biaya tersebut meliputi biaya pembelian
lahan, kontruksi bangunan Home Industry, pengadaan dan pemasangan peralatan,
peralatan perkantoran, market research, paten serta sertifikasi. Tujuan dari perhitungan
TCI adalah untuk mengetahui kelayakan pembangunan suatu plant serta apakah
memberikan margin keuntungan memadai.
2
6.1.1 Fixed Capital
6.1.1.1 Biaya Pengadaan Peralatan Produksi
Biaya pengadaan peralatan produksi merupakan semua biaya peralatan
utama yang berkaitan dengan proses produksi. Biaya pengadaan peralatan
produksi pada home Industry untuk memproduksi produk LoeWangi dihitung
berdasarkan jenis, karakteristik, kapasitas, dan ukuran peralatan utama. Biaya
pengadaan perlatan produksi ini merupakan Equitment Cost (EC). Untuk
menentukan kapasitas alat yang digunakan, dasar yang digunakan tabel
mengenai scheduling peralatan dan juga kapasitas produksi tiap harinya sebesar
10 kg. Berdasarkan lampiran adalah Rp 3.000.000,-.
6.1.1.2 Biaya lahan dan bangunan
Untuk daerah Karang Duren-Pakisaji-Malang, harga lahan adalah Rp
75.000,- per m2. Berdasarkan luas tanah yang dibutuhkan maka baiya total tanah
yang diperlukan sebesar Rp 7.500.000,- karena menggunakan tanha milik sendiri
maka harga tanah diabaikan. Fasilitas yang akan dibangun di luas lahan seluas 75
m2 adalah bangunan Home Industry. Kemudian biaya tanah dan bangunan
ditambah dengan biaya investasi tambahan untuk administrasi dan lain-lain akan
didapatkan total biaya pengadaan peralatan produksi.
Adapun penerapan fraksi estimasi komponen perpipaan sama dengan 25%
dikarenakan sistem proses banyak melibatkan fasa cair. Sementara itu fasilitas
off-site hanya berkisar antara 0%-30% karena jumlah tenaga kerja tidak terlalu
besar.
6.1.1.3 Biaya pengadaan peralatan penunjang
Peralatan penunjang merupakan salah satubagian yang dibutuhkan untuk
memperlancar proses produksi. Peralatan penunjang yang utama adalah
keperluan kantor, yang diestimasi berdasarkan jumlah pekerja yang
membutuhkan masing-masing perlatan tersebut.
6.1.1.4 Biaya Market Research
3
Dalam rangka perancangan produk sabun pencuci piring, home industry
ini mengadakan market research terlebih dahulu untuk mengetahui keinginan
pasar khususnya konsumen. Market research ini juga ditujukan menentukan
target pasar yang akan dimasuki sehingga ketika produk baru dilemparkan ke
pasaran, diharapkan produk sabun pencuci piring LoeWangi akan diterima baik
oleh konsumen.
6.1.1.5 Biaya Lainnya
Selain biaya-biaya di atas terdapat biaya yang lain yang menunjang
dalam pembangunan home industry, seperti perizinan dan instalasi. Instalasi
pemasangan listrik dan pengaliran air diserahkan PLN, PDAM di daerah Karang
Duren, sedangkan untuk pemasangan jaringan telepon, internet akan di urus oleh
home industry.
Dengan total Fixed Capital Investment sebesar Rp 9.236.842,-.
6.1.2 Working Capital
Working Capital adalah biaya yang dibayarkan pada bulan-bulan
pertama proses produksi. Biaya ini merupakan biaya yang dibayarkan oleh Home
Industry sebelum perusahaan tersebut mendapatkan pendapatan dari penjualan
produk. Komponen biaya working capital adalah bahan mentah dan bahan lain,
uang yang dibutuhkan untuk pengeluaran operasi bulanan seperti gaji pegawai
dan biaya operasional yang harus dibayarkan selama produksi. Dengan WCI
sebesar Rp 1.259.569,-.
4
6.2. Biaya Operasional
Biaya operasional terbagi menjadi dua jenis yaitu:
- Biaya variabel cost (VC)
Biaya yang berubah sesuai dengan besarnya volume produksi
- Biaya tetap (FC)
Biaya yang tetap ( tidak terpengaruh dengan besarnya volume produksi
6.2.1 Biaya Manufaktur
6.2.2.1. Direct Production Cost
a. Direct Material (Bahan Baku langsung)
untuk bahan baku lidah buaya yang dibeli dari desa Tlekung Kota Batu
memerlukan proses pengupasan terhadap kulitnya terlebih dahulu sehingga nantinya
didapatan gelnya yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan sabun cair ini.
Dalam tanaman lidah buaya kandungan berat antara lidah buaya dan gelnya kurang
lebih hampir sama 50% berbanding 50% berat. Dalam satu produksi sabun cair Loe
Wangi membutuhkan gel lidah buaya sebanyak 10 Kg, sehingga dibutuhkan lidah
buaya awal (lidah buaya + kulit) sebesar:
(50% x 10 Kg) + 10 Kg = 15 Kg
Dengan biaya pembelian lidah buaya Rp 5000,-/Kg, maka biaya yang yang
diperlukan adalah:
15 Kg x Rp 5000,-/Kg = Rp 75.000,-
Berdasarkan perhitungan, diperoleh total biaya bahan baku sabun cair cuci piring Rp
1.875.000,- per bulan, dan untuk satu tahun dengan asumsi (1 tahun = 260 kerja)
diperoleh total biaya bahan baku sebesar Rp 19.500.000,-. Selain bahan baku untuk
sabun cair, juga diperlukan bahan baku untuk proses pengemasan. Untuk
pengemasan atau packing produk Loe Wangi digunakan botol plastic berukuran 750
mL sebagai wadah. Untuk kapasitas produksi sebesar 30.000 mL , dapat dihasilkan
40 kemasan prosuk Loe Wangi per harinya, 1000 kemasan per bulan dan 10.400
kemasan per tahun, sehingga total kemasan disesuaikan dengan total produksi
tersebut.
b. Direct labor (Tenaga Kerja Langsung)
Jumlah tenaga kerja langsung mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan.
Penetapan besarnya gaji tenaga kerja langsung pada pabrik produk Loe Wangi
5
didasarkan pada jam kerja karyawan itu sendiri. Alasan tersebut didasarkan pada
skala usaha produk Loe Wangi yang masih Home Industri. Besarnya yaitu Rp 3.000,-
per jam, apabila sehari kurang lebih 8 jam menjadi Rp 24.000,- per hari sehingga
untuk sebulan dengan masa aktif kerja 25 hari diperoleh sebesar Rp 600.000,- per
bulan. Gaji karyawan ini termasuk fixed cost yaitu biaya yang tidak akan berubah
ketika kapasitas produksi diubah.
Tenaga kerja langsung pada home industry Loe Wangi terdiri dari:
- Operator
Operator bertugas untuk melakukan control dala proses produksi produk Loe
Wangidari perlakuan terhadap bahan baku, control setiap unit, seta berjalannya
proses produksi pada peralatan yang digunakan sesuai dengan stamdar yang telah
ditetapkan.
- Buruh
Karyawan ini bertugas untuk beberapa proses produksi yang tidak menggunakan
peralatan dan sifatnya lebih mengutamakan fisik dan kecepatannya.
Jadi apabila ditotal pengeluaran untuk karyawan keseluruhan selama satu
bulan sebesar Rp 600.000,- per orangnya dan untuk satu tahunnya sebesar Rp
7.200.000,- per orang. Sehingga dengan karyawan sebanyak 6 orang biaya untuk
keseluruhan gaji karyawan sebesar 43.200.000,- per tahun.
c. Perawatan Peralatan Produksi
Biaya perawatan peralatan ini adalah 10% total investasi peralatan produksi
atau10% dari total equipment cost.
6.2.1.2. Fixed Charge
a. Utilitas
Utilitas terdiri dari listrik, air, dan bahan bakar yang digunakanselama proses
produksi maupun operasional. Biaya utilitas ini terdiri dari:
- Variable utility cost
Biaya listrik dan air yang dihitung pada variabel cost ini merupakan biaya listrik dan
air yang digunakan dalam proses produksi utama yang bergantung pada produksi
yang dilakukan. Pada saat ini tarif listrik sebesar Rp 1350 per kWh dan air 1500 per
m3. Maka total variabel cost per bulan adalah:
= total biaya listrik pada peralatan + total biaya air untuk proses produksi
6
= Rp 50.000 + Rp 10.000
= Rp 60.000,- per bulan
- Fixed utility cost
Utilitas ini digunakan untuk kepentingan administrasi dimana biaya yang dikeluarkan
tidak bergantung pada proses produksi. Utilitasnya berupa listrik serta air diluar
proses utama produksi.
Total fixed utility cost per bulan sebesar:
= total biaya listrik diluar proses utama + total biaya air diluar proses utama
= Rp 10.000 + 5.000
= Rp 15.000,- per bulan
Biaya Factory over Head (FOH) atau Biaya Tetap Pabrik
6.2.2 General Expenses
General expenses merupakan biaya yang terkait dengan pengeluaran rutin
kantor untuk mendukung kegiatan operasional. Pengeluaran terbesar biasanya adalah
administrasi kantor.
6.2.3. Biaya Distribusi
Untuk pendistribusian produk digunakan sepeda motor milik Loe Wangi
sehingga biayanya adalah biaya bahan bakar dan biaya perjalanan. Pendistribusian
ini meliputi ke berbagai retailer dan toko-toko kecil sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Biaya diperkirakan sekitar Rp 175.000,- per bulan.
6.2.4. Biaya Marketing
6.2.4.1. Iklan
Iklan promosi produk Loe Wangi ditampilkan dengan bekerja sama dengan
media cetak dan elektronik. Media cetak yang dipilih untuk bekerja sama adalah
Harian Surya dan Radar Malang. Sedangkan radio yang dijadikam sebagai media
partner adalah RRI. Total promosi media elektronik per tahun adalah Rp
1.440.000,- .
6.2.4.2. Biaya pembuatan dan Pengembangan Situs Perusahaan
Home Industri Loe Wangi menyediakan website dan beberapa situs belanja
on-line untuk pengembangan situs perusahaan sehingga mempermudah proses
7
promosi dan penjualan produk. Dengan memanfaatkan media sosial ini juga
menguntungkan karena tidak memerlukan biaya.
6.2.4.4. Pendirian Stand
Untuk lebih menenalkan produk Loe Wangi ke konsumen, maka setiap
periodenya kami mendirikan stand di berbagai tempat seoerti pusat perbelanjaan atau
event-event tertentu. Oleh karena itu kami mengalokasikan biaya per tahunnya
sebesar Rp 1.200.000,-.
8
6.3. Analisis Ekonomi
6.3.1. Penentuan Harga Produk per Unit
Biaya Produksi dalam sekali prosesBahan Produksi Jumlah Harga
Lidah Buaya 15 Kg Rp 75,000Texapon 5 Kg Rp 50,000Kemangi 20 unting Rp 20,000Pewangi 400 mL Rp 60,000Garam 2 Kg Rp 20,000
Air ± 30 liter Rp 100Total biaya Rp 225,100
Harga 750 mL sabun tanpa kemasan: Rp 5,627.50
Bahan Kemasan Jumlah Harga
Botol 1 Rp 5,000Sticker 1 Rp 500
Total biaya Rp 5,500
Harga 750 mL sabun dg kemasan: Rp 11,127.50Laba (Biaya variabel cost sperti gaji dll): 45%
Harga jual per 750 mL: Rp 16,134.88Jadi Berdasarkan perhitungan diatas ditetapkan harga jual per kemasan 750 mL botol
sebesar Rp 16,134.88,-.
6.3.2. Cost Breakdown
9
74%
1%
18% 7%
Gb 6.1. Cost breakdown produksi Loe Wangi
Direct Production costFixed Charges Plant over-head costGeneral expenses
Pada gambar diatas presentase tertinggi dimiliki oleh Direct cost yang
meliputi biaya bahan baku, upah karyawan, utilitas, pemeliharaan dan perbaikan, dan
patent & royalties. Diikuti dengan Plant over head cost yang berada pada persentase
kedua sebesar 18% dan urutan ketiga yaitu general expenses yang meliputi biaya
administrasi,distribusidan penjualan serta research and development. Sedangkan
yang terakhir adalah fixed charge yaitu meliputi biaya depresiasi dan pajak
kekayaan.
6.3.3. Break Event Point (BEP)
Perhitungan BEP menggunakan rumus
QBE = FC(P-V )
QBE=9.236 .842,11
(16.134,88−5.703,25 )QBE=886
Jadi break event quantity = 866 kemasan
Dengankapasitas normal 1200 kemasan per tahun
Nilai QBE terhadap kapasitas normal = (866/1200) x 100% = 74%
dimana
BEP = Total Fixed Cost( Unit price-total variable cost per u n it )
Jika total produksi maksimal = 1200 + (10% x 1200) = 1320 kemasan
Maka diperoleh BEP = 110% dan production rate = 91%
Dari nilai diatas artinya pabrik dapat memberikan laba, jika produksinya lebih dari
866 kemasan atau dengan kata lain setelah berproduksi di atas 74% dari kapasitas
normal (1200 per tahun)
10
6.3.4. Cash Flow
Cash flow berisikan aliran masuk berupa pendapatan sebelum dan setelah
pajak, operasi, investasi, dan nilai sisa atau salvage value. Aliran kas keluar diantraya
adalah biaya investasi dan pembayaran pinjaman.
6.3.5. Payback Period
Waktu minimum untuk merekoveri investasi biaya kapital awal payback period
dihitung berdasarkan profit rata-rata dan deprisiasi rata-rata.
6.3.6 IRR (Internal Rate Return) dan NPV (Net Present Value) 6.3.6.1. IRR (Internal Rate Return)
Internal Rate Return adalah acara untuk menghitung tingkata suku bunga
dimana hasil penjumlahannya akan menghasilkan nilai yanag sama dengan investasi.
Metode ini mencari suatu tingkat bunga yanag membuat nilai sekarang (present
value) dari pemasukan akan sama dengan nilai pengeluaran saat sekarang.usulan
hasil usaha yang memiliki tingkat buanga pengembalian (IRR) yang lebih tinggi dari
pada bunga modal yang diminta merupakan hasil-hasil yang dapat dipilih,
sedangkan hasil dengan internal rate of return (IRR) yang lebih rendah pada bunga
modal harus ditolak. Sebab jika hasil usaha yang disebutkan tadi diterima maka
untuk memaksimalkan nilai tambah bagi pemiliknya tidak akan tercapai.
6.3.6.2 NPV (Net Present Value)
Nilai Bersih sekarang adalah nilai aliran kas pabrik/ Home Industry yang
dikonversikan pada waktu sekarang. Parameter ini menentukan kelayakan ekonomi
suatu investasi. Produk yang memberikan nilai negatif harus ditolak, atau tidak layak
untuk diusahakan. Dengan menggunkan Software Microsoft excel yang terdapt pada
lampiran, diperoleh nilai NPV dan IRR sebesar
IRR : 18,15%
NPV : Rp 28.858.129
6.3.7 ROI (Return Of Investment)
% ROI yang telah dihitung menggunakan invested capital setelah pajak. Secara
umum perusahaan dikatakan menguntungkan apabila % ROI sebesar 15-20%.
Dengan %ROI sebesar 38,6743 % maka dapat disimpulkan investasi ini sangat
menguntungkan.
6.3.8. Analisis Sensitivitas
11
Suatu usaha tidak selamanya stabil. Ada suatu waktu mengalami ketidakstabilan
yang terjadi karena adnya perubahan-perubahan yang dialami oleh beberapa faktor.
Oleh karena itu. Dilakukan suatu analisa sensitivas terhadap beberapa perubahan
yaitu fluktuasi harga jual, perubahan biaya operasi, dan kenaikan biaya bahan baku.
Parameter-parameter yang digunakan dalam analisis sensitivitas ini adalah NPV,
IRR, Payback Period.
12
DAFTAR PUSTAKA
Gorby Gautama,dkk. 2010. Anti Aging Cream From Indigenous Natural Resourses
(Lyve). Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Depok.
Kusnarjo. 2010. Ekonomi Teknik.
13
LAMPIRAN
Bahan Produksi Jumlah Harga
Lidah Buaya 15 Kg Rp. 75000
Texapon 5 Kg Rp. 50000
Kemangi 20 unting Rp 20000
Pewangi 400 mL Rp. 60000
Garam 2 Kg Rp. 20000
Air ± 30 liter Rp. 100
Total biaya Rp. 225100Menghasilkan 30000 mL( 40 Botol)Harga sabun tanpa kemasan Rp. 5627,5Biaya kemasan
Harga botol Rp. 5000Harga Sticker Rp. 500
total Rp. 5500
Harga sabun dg kemasan Rp. 11127,5
laba: 45% = Rp. 16134,88 per botol
Kapasitas produksi per hari40 botol = Rp. 645395 per hari
Kapasitas produksi per bulan1000 botol = Rp. 16134875 per
bulanlaba bersih per bulan = Rp. 7260694
gaji karyawan = Rp. 3600000 per bulan
air = Rp. 15000listrik = Rp. 60000
14
No. Jenis Pengeluaran JumlahA. Direct Cost 1 Pengadaan Alat Rp 3.000.000 2 Istrumentasi dan control, 10% dari ad 1 Rp 500.000 3 Isolasi, 8% dari ad 1 Rp - 4 Perpipaan terpasang, 10% dari ad 1 Rp 100.000 5 Pelistrikan terpasang, 10% dari ad 1 Rp - 6 Harga FOB., jumlah ad. 1-5 Rp 3.600.000
7 ongkos angkutan kapal laut, 8% dari ad 6 Rp -
8 Harga C dan F, jumlah ad. 6-7 Rp 3.600.000 9 Biaya Asuransi, 0,50% dari ad 8 Rp - 10 Harga CIF., jumlah ad. 8-9 Rp 3.600.000
11 Biaya angkutan barang ke plant site, 12% dari ad
10 Rp 175.000
12 Pemasangan alat, 38% dari ad 1 Rp - 13 Bangunan Pabrik, 20% dari ad 1 Rp 5.000.000
14 Service Vacilities and yard improvement, 40% dari ad 1 Rp -
15 Tanah, 4% dari ad 1 Rp - 16 Direct Cost jumlah ad. 10-15 Rp 8.775.000 B. Indirect Cost
17 Engineering and Supervision, 5,00% dari ad
16 Rp -
18 Ongkos Pemborong 10% dari ad 16 Rp -
19 Biaya tak terduga, 5% dari FCI Rp 200.000 20 Indirect Cost jumlah ad. 17-19 Rp 200.000 C. Fixed Capital Investment
21 Fixed Capital Investment jumlah ad. 16 dan 20 Rp 9.236.842
D. Working Capital Invesment
22 Working Capital Invesment 12% dari TCI Rp 1.259.569 E. Total Capital Invesment
15
23 Total Capital Invesment jumlah ad. 21 dan 22 Rp 10.496.411
16
Biaya tak terduga = 5% FCIIndirect Cost = Rp - + 5% FCI
FCI = Rp 8.775.000 + ( $ -
FCI = Rp 8.775.000 + 5% FCIFCI = Rp 9.236.842 WCI= 12% TCITCI= FCI + WCITCI= Rp 9.236.842 + 12% TCITCI= Rp 10.496.411
BEP= 0,8486%
BEP kapasitas 101,8284623 Ton
Diketahui:
modal tetap = Rp9.236.842 ket:fci bos WCI= Rp1.259.568Nilai sisa = Rp2.000.000 Depresiasi= Rp1.447.368
n = 5 Laba bersih= Rp3.572i = 0,05
alokasi modal= 1,00
Jawab:
Depresiasi = Rp1.447.368
Menghitung NPV
Tahun Ke CA FD
Nilai sekarang
0
-Rp21.141.87
1 1-
Rp21.141.871
1Rp10.000.00
0 1,0000 Rp10.000.000
2Rp10.000.00
0 1,0000 Rp10.000.000
3Rp10.000.00
0 1,0000 Rp10.000.000
4Rp10.000.00
0 1,0000 Rp10.000.000
5Rp10.000.00
0 1,0000 Rp10.000.000
17
Rp28.858.129
i = 0,25 (20%)i = 0,3 (35%)
tahun CA i=10% Pv1 i=15% Pv20 Rp1.259.569 1 Rp1.259.569 1 Rp1.259.5691 Rp3.649 0,8 Rp2.919 0,769230769 Rp2.8072 Rp3.649 0,64 Rp2.336 0,591715976 Rp2.1593 Rp3.649 0,512 Rp1.868 0,455166136 Rp1.6614 Rp3.649 0,4096 Rp1.495 0,350127797 Rp1.2785 Rp3.649 0,32768 Rp1.196 0,269329074 Rp983
s 10000000 1Rp10.000.00
0 1 Rp10.000.000WC= 1259569,378 1 Rp1.259.569 1 Rp1.259.569
Rp12.528.95
3 Rp12.528.027IRR 1815,3996IRR > bunga bank
18,15399612 0%
18
19
a. Manufacturing cost, yang terdiri dari:a1. Direct Production cost1 Bahan Baku
2 Buruh Langsung
6 orang 260 hari 8 jam Rp 3.000,00 dibagi 12000
tahun hari orang x jam
3 Pengawasan langsung dari perburuhan 15% dari 2
4 Utilitas
Steam: 50 kg x Rp 50,00 = Rp
-1000 kg
Listrik: 0,045 kWh x Rp 1.350,00 = Rp
60,751 kWh
Air: 10 m3 x Rp 1.500,00 = Rp
15,001000 m3
5 Pemeliharaan & perbaikan: 10% x FCI : 10% x Rp 9.236.842,1112000
6 Operating supplies: 15% x ad.5: 15% x Rp 76,97
7 Laboratorium: 15% x ad.2: 15% x Rp 3.120,00
8 Patent & Royalties: 1% x TPC
Jumlah:
a.2 Fixed Charges, (Rp.)
1 Depresiasi: 10% x FCI: 10% x Rp 9.236.842,1112000
2 Pajak Kekayaan: 1,50% x FCI: 1,50% x Rp 9.236.842,1112000
3 Asuransi: 1% x FCI: 1% x Rp 9.236.842,1112000
4 Biaya sewa, pabrik dianggap tidak menyewa tanah dan gudang
Jumlah:
a.3 Plant over-head cost, (Rp.)1 Pengeluaran plant over-head cost: 70% dari ongkos buruh, supervise dan pemeliharaan:
70% x 3196,973684
Jumlah:
20