Upload
githa-mutiara
View
59
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENDAHULUAN
Kanker tiroid menempati urutan ke-9 diantara 10 kanker terbanyak.
Karsinoma tiroid merupakan sekitar 3-5% dari semua keganasan. Insidennya lebih
tinggi di negara endemik struma, terutama jenis folikular dan jenis berdiferensiasi
buruk/anaplastik. Nodul tiroid dapat dijumpai pada semua usia. Insidennya meningkat
seiring dengan puncaknya pada usia antara 21-40 tahun. Nodul tiroid didapatkan pada
5-8% populasi; wanita 2-4 kali lebih sering mengalami nodul ini daripada laki-laki.1
Risiko karsinoma pada benjolan tunggal tiroid bervariasi 2,5-24,3%. Terdapat
perbedaan pada proporsi antara karsinoma papiler dan folikular. Reksoprawiro (1999)
menyebutkan bahwa pada nodul tiroid tunggal, didapati angka karsinoma papilar
sebesar 65,8% dan karsinoma folikular 28,9% sementara pada nodul tiroid ganda,
didapati proporsi karsinoma papilar 42,86% dan karsinoma folikular 57,18%.
Berdasarkan histopatologi jenis kanker ini yaitu: kanker tiroid jenis papiler (71,4%),
kanker tiroid folikuler (16,7%), kanker tiroid jenis anaplastik (8,4%) dan kanker tiroid
jenis meduler (1,4%).2
Menurut sejarah kanker tiroid pada tahun 1812 Gay-Lusasac menemukan iodine
sebagai penyebab goiter. Pada tahun 1833 pula, Boussingault menemukan garam
iodized sebagai prevensi dan pengobatan kanker. Pada tahun 1836, T.W king
mempresentasikan anatomi dari glandula tiroid. Kemudian pada tahun 1870 Fagged
mendiskripsikan sporadik dan kreatinism kongenital. Setelah itu pada tahun 1882-
1917 Theodor Kocher (Bern) memperkenalkan tehnik tiroidektomi (>5000 kasus).
Mortality rate pada penghujung abad ke 19 th serendah 1.8%. Pada tahun 1880,
Billroth kemudiannya mencadangkan bilateral partial tiroidektomi untuk mencegah
hpotiroidisme. Pada tahun 1880 William S.Halsted mengembangkan tehnik
tiroidektomi di US. Tiroid dideskripsikan pertama kali oleh Halsted dengan kata
”sarcomatous degeneration”,” thyroid tumor” atau” thyroid cancer cell”.2
Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah kelenjar tiroid
mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan bagian tengah farings, yang
terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch,
7
yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang
berada ventral di bawah cabang farings I.2,3
Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch
melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus.Kelenjar tiroid akan mencapai
kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi
akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7. Namun pada
kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal lidah
(ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain.2,3
II.2 EMBRIOLOGI DAN ANATOMI KELENJAR THYROID
II.2.1 EMBRIOLOGI KELENJAR THYROID
Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm, yaitu pada
akhir bulan pertama. Kelenjar tiroid berkembang dari endoderm yang berasal dari
sulcus pharyngeus pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul divertikulum, yang
kemudian membesar, tumbuh dan mengalami migrasi ke bawah yang akhirnya
melapaskan diri dari faring. Sebelum lepas, ia berbentuk sebagai duktus tiroglosus,
yang berasal dari foramen sekum di basis lidah. Jaringan endodermal ini turun ke
leher sampai setinggi cincin trakea kedua dan ketiga yang kemudian membentuk dua
lobi. Pada umumnya duktus ini akan menghilang pada usia dewasa, tetapi pada
beberapa keadaan masih menetap, sehingga dapat terjadi kelenjar di sepanjang jalan
tersebut, yaitu antara kartilago tiroid dengan basis lidah. Dengan demikian kegagalan
tertutupnya duktus akan mengakibatkan terbentuknya kelenjar tiroid yang letaknya
abnormal yang disebut persistensi duktus tiroglosus. Persistensi duktus tiroglosus
dapat berupa kista duktus tiroglosus, tiroid lingual, atau tiroid servikal. Sedangkan
desensus yang terlalu jauh akan menghasilkan tiroid substernal. Sisa ujung kaudal
duktus tiroglosus ditemukan pada lobus piramidalis yang menempel pada ismus
tiroid. Brachial pouch keempatpun ikut membentuk bagian kelenjar tiroid, dan
merupakan asal mula sel-sel parafolikular atau sel-C yang memproduksi kalsitonin.
Kelenjar tiroid janin secara fungsional mulai mandiri pada minggu ke-12 masa
kehidupan intrauterin.4
8
Gambar 2.1 Embriologi Kelenjar Thyroid
II.2.2 ANATOMI KELENJAR THYROID
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang kecil, berbentuk seperti kupu-kupu dan
terletak di leher tepat di bawah jakun ( adam’s apple ), yaitu antara fasia koli media
dan fasia prevertebralis dengan banyak pembuluh darah. Terdiri atas dua lobus,
terletak setinggi tulang vertebra servikal kelima sampai vertebra torakalis pertama.
Kelenjar tiroid dihubungkan oleh istmus yang menutupi cincin trakea 2 dan 3. Setiap
lobus tiroid yang berbentuk lonjong berukuran panjang 2,5 – 4 cm, lebar 1,5 – 2 cm
dan tebal 1 – 1,5 cm. Berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan masukan
yodium. Pada orang dewasa beratnya bervariasi sekitar 25 –30 gram (lebih berat pada
wanita).5
Di daerah leher juga terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan
saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari
trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran.5
Dibawah lapisan tengah dari fasia bagian dalam servikal, kelenjar tiroid
memiliki kapsul dalam yang sesungguhnya, yang tipis dan melekat erat pada kelenjar.
Kapsul ini membagi kelenjar tiroid menjadi lobus dan lobulus. Lobulus terdiri dari
folikel dengan epitel yang sederhana yang berisi koloid. Koloid mengandung
glikoprotein teriondinasi, iodotiroglobulin, dan precursor hormon tiroid. Folikel
bervariasi dalam ukuran tergantung derajat keaktifannya dan mereka dikelilingi oleh
pleksus yang berisi kapiler yang menyusup, pembuluh limfe, dan saraf simpatis.5
Kelenjar tiroid terdiri dari dua tipe sel, yaitu sel principal (folikuler tiroid)
yang bertanggung jawab terhadap formasi dari koloid dan sel parafolikuler (C-cell)
9
yang menghasilkan hormon kalsitonin (bertanggung jawab terhadap homeostasis
kalsium).5
Kelenjar tiroid dilapisi oleh fasia viseralis yang membagi lapisan tengah dari
fasia servikal bagian dalam yang melekat secara halus pada tulang laryngeal.
Ligamentum suspensorim anterior dimulai dari bagian superior-medial dari kelenjar
tiroid yang melekat pada krikoid dan kartilago tiroid.5
Bagian postero-medial dari kelenjar melekat pada samping dari kartilago
krikoid, cincin trakea pertama dan kedua oleh ligamentum suspensorium posterior
(ligamentum Berry). Melalui cara ini menuju laring, nervus laringeal rekuren biasanya
melewati ligamentum Berry atau antara ligament utama dengan sisi lateralnya.5
Lapisan-lapisan inilah yang bertanggung jawab pada pergerakan dari kelenjar
tiroid dan struktur yang berhubungan dengan proses menelan. Pada setiap gerakan
menelan selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar kearah cranial, yang
merupakan ciri khas kelenjar tiroid. Sifat inilah yang digunakan di klinik untuk
menentukan apakah suatu bentukan di leher berhubungan dengan kelenjar tiroid atau
tidak.5
Kelenjar tiroid adalah kelenjar dengan banyak pembuluh darah yang terletak
dibagian bawah leher.
Vaskularisasi dari kelenjar tiroid berasal dari 4 arteri yang utama,yaitu :
2 dari atas yaitu dari a. Tiroidea superior kanan dan kiri, (cabang a. Karotis
eksterna)
2 dari bawah yaitu a. tiroidea inferior kanan dan kiri (cabang a.subclavia)
Sistem vena berasal dari plexus perifolikular terdiri atas:
v. Tiroidea superior
v.tiroidea media
v. Tiroidea inferior
Vaskularisasi kelenjar tiroid amat baik. Arteri karotis komunis, vena jugularis
interna dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di laterodorsal
tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus
dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasia media dan
prevertebralis. Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber; arteri karotis
superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri dan kedua arteri
10
tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri brakhialis. A tiroidea superior berasal
dari A. Karotis komunis atau A. Karotis eksterna; A. Tiroidea inferior berasal dari A.
Subklavia. Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler
(beranastomosis secara ipsilateral maupun kolateral; dan jala-jala limfatik; Kadang
kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang dari trunkus brakiosefalika. Sistem vena
berasal dari pleksus perifolikuler yang menyatu di permukaan membentuk vena
tiroidea superior yang berjalan bersama arteri, vena tiroidea media di sebelah lateral,
dan vena tiroidea inferior. Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram
kelenjar/ menit. 5
Gambar 2.2 Vaskularisasi kelenjar thyroid5
Gambar 2.3 Vaskularisasi kelenjar thyroid5
11
Persarafan yang terdapat di sekitar kelenjar tiroid adalah cabang dari Nervus
Vagus yaitu N. laryngeus superior dan N. laryngeus inferior atau N. laryngeus
recurrens.Terdapat dua macam saraf yang mempersarafi laring dengan pita suara
(plica vocalis) yaitu nervus rekurens dan cabang dari nervus laringeus superior.5
Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring dan terdapat
pada kedua sisi. Fungsi motorik dari nervus rekurens adalah untuk mengabduksi pita
suara dari garis tengah. Kerusakan nervus rekurens menyebabkan kelumpuhan pita
suara dan apabila nervus rusak pada kedua sisi mengakibatkan hilangnya suara dan
obstruksi dari saluran udara sehingga memerlukan intubasi dan tracheostomy.5
Nervus laryngeal superior mempersarafi lobus atas tiroid walaupun kerusakan
dari nervus ini tidak menyebabkan gangguan yang terlalu besar seperti yang dialami
pada kerusakan nervus recurens pada orang-orang yang membutuhkan kualitas suara
yang bagus.5
Kelenjar tiroid kaya akan sistem limfatik. Drainase sistem limfatik perlu
diketahui karena hubungannya dalam pembedahan karsinoma tiroid, karena pembuluh
getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan plexus trakealis,
terdapat nodus paratrakea, nodus tracheoesophageal, nodus mediastinal di posisi
anterior dan superior. Nodus jugular pada posisi atas tengah dan bawah. Nodus
retropharyngeal dan esophageal pada posisi lateral. Nodus cervical pada segitiga
posterior dan nodus limfatik pada segitiga submaxillary berhubungan dengan
metastase kanker tiroid.5
Secara anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid, sepasang kelenjar
paratiroid menempel dibelakang lobus superior tiroid dan sepasang lagi di lobus
medius, sedangkan nervus laringeus rekurens berjalan di sepanjang trakea dibelakang
tiroid. Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan
pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini ke arah nodus pralaring yang tepat
berada di atas ismus menuju ke kelenjar getah bening brakiosefalik dan sebagian ada
langsung ke duktus torasikus. Hubungan getah bening ini penting untuk menduga
penyebaran keganasan yang berasal dari kelenjar tiroid.
12
II.3. Fisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama, yaitu tiroksin (T4). Bentuk aktif
hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi
hormon T4 di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid.6,7,8
Pada masa pubertas, kehamilan, dan stress, kelenjar dapat membesar dan
berfungsi lebih aktif. Fungsi tiroid juga dipengaruhi oleh hipofise. Yodium dari
makanan dan minunan diabsorpsi oleh usus halus bagian atas dan lambung dan kira-
kira sepertiga hingga setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sisanya dikeluarkan
melalui urin. Tiroid mempunyai daya yang kuat untuk menarik yodida secara selektif,
kemudian dikonsentrasi. 6,7,8
Yodium yang ditangkap oleh sel tiroid akan diubah menjadi hormon melalui 7
tahap yaitu: (1) tahap trapping, (2) tahap oksidasi, (3) tahap coupling, (4) tahap
penimbunan storage, (5) tahap deidonasi, (6) tahap proteolisis, (7) tahap pengeluaran
hormon dari kelenjar tiroid. 6-9
Dalam keadaan fisiologik, trapped iodine akan dioksidasi menjadi bentuk
dengan valensi yang lebih tinggi. Yodium dengan cepat terikat pada tirosin,
membentuk MIT (mono-yodo-tirosin ) dan DIT ( di-yodo-tirosin ). Dua DIT atau satu
MIT dan satu DIT digabung dalam reaksi oksidatif kedua sehingga terbentuk tiroksin
dan T3. Tetapi T3 juga dapat dibuat dengan jalan deiodinasi thyroxin dalam jaringan
non tiroid. Tiroksin dan T3 disimpan dalam folikel tiroid sebagai tiroglobulin yang
pada keadaan fisiologik tidak termasuk dalam sirkulasi darah. Enzim proteolitik akan
menghidrolisis tiroglobulin menjadi MIT, DIT, T3, dan T4.9
T4 yang beredar, diproduksi dan diseksresikan secara primer oleh kelenjar
tiroid, dan T3 , yang kebanyakan berasal dari perubahan T4 menjadi T3 di hati, diikat
oleh protein plasma, sebagian besar ikatan tersebut adalah tiroksin yang berikatan
dengan globulin (throxine binding-globulin, TBG) dan sebagian kecil menjadi tiroksin
yang berikatan dengan prealbumin (thyroxine binding pre-albumin TBPA), dan
sebagian kecil lagi hormon yang dalam keadaan bebas inilah yang secara fisiologis
berperan penting, termasuk yang berfungsi dalam proses umpan balik.9
Pada kelenjar tiroid juga didapatkan sel parafolikuler, yang menghasilkan
kalsitonin. Kalsitonin adalah suatu polipeptida yang turut mengatur metabolism
13
kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum, melalui pengaruhnya terhadap
tulang.9
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga
untuk T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan
ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3
maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid 9
Ada 7 tahap, yaitu:
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian
basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan
pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat
energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida
oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa
Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh
TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus
dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase.
Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan
residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada
molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi
oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel
maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit
iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan
T3 akan lebih banyak daripada T4.
3. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT)
yang terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling)
sehingga akan membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen
tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui
iodinasi dan kondensasi
14
molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin
dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses
eksositosis granula.
4. Penimbunan (storage)
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan
disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3
dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
5. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini
kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin
serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian
iodium.
6. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan
vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH,
lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang
menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
7. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan
kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi
darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin
(TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang berada
dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4
dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total menggambarkan
kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat
bisa berubah. Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk
terapi suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan
T4 bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada
seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka
kadar protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan
meningkat.
15
Gambar 2.9 Pembentukan hormone thyroid9
II.4. KARSINOMA TIROID
Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid
dikelompokkan menjadi karsinoma tiroid berdeferensiasi baik, yaitu bentuk papiler,
folikuler, atau campuran keduanya, karsinoma meduler yang berasal dari sel
parafolikuler yang mengeluarkan kalsitonin (APUD-oma), dan karsinoma
berdeferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat
jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik menjadi karsinoma anaplastik dapat
terjadi terutama pada usia lanjut. Fokus karsinoma tampaknya muncul secara de novo
di antara nodul dan bukan di dalamnya.1,2,10
Beberapa kriteria klinis yang dapat meramalkan bahwa suatau tumor tiroid
bersifat ganas:1
Menurut Riccabona:
1. Umur< 20 tahun dan >50 tahun
2. Riwayat terpapar radiasi leher pada masa kanak-kanak
3. Pembesaran kelenjar tiroid yang cepat
4. Struma dengan suara parau
5. Disfagia
6. Nyeri spontan
7. Riwayat keluarga menderita kanker
16
8. Struma hiperplasia yang tetap embesar setelah diobati dengan
tiroksin
9. Sesak nafas
Epidemiologi
Karsinoma tiroid agak jarang didapat, yaitu sekitar 3-5% dari semua tumor
maligna.Insidensnya lebih tinggi di negara dengan struma endemik, terutama jenis
folikuler jenis berdeferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma tiroid didapat pada segala
usia dengan puncak pada usia muda (7-20 tahun) dan usia setengah baya (40-60
tahun). Insidens pada pria adalah sekitar 3/100.000/tahun dan wanita sekitar
8/100.000/tahun. Kurang lebih 25% terjadi pada struma nodosa.1,2
American Cancer Society memperkirakan sekitar 17.000 kasus baru muncul
setiap tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1700 diantaranya mengakibatkan
kematian. Di Amerika Serikat, karsinoma ini relatif jarang ditemukan, mencakup 1%
dari seluruh jenis kanker dan 0,4% kematian akibat kanker. Lebih banyak ditemukan
pada wanita dengan distribusi berkisar 2:1 sampai 3:1. Secara primer dijumpai pada
dewasa muda dan usia pertengahan serta jarang ditemukan pada anak-anak.
Karsinoma tiroid merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang
terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin.18 Diantara tumor-tumor epitelial,
karsinoma yang berasal dari sel-sel folikular jauh lebih banyak ditemukan daripada
yang berasal dari sel C. Kebanyakan yang berasal dari sel folikular merupakan
keganasan yang berkembang secara perlahan dengan 10 year survival lebih dari 90%.
Limfoma tiroid dan keganasan-keganasan non epitelial lain jarang ditemukan.
Etiologi
Etiologi yang pasti dari karsinoma ini belum diketahui. Dari beberapa penelitian,
dijumpai beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis karsinoma:,1,2,3,11
1. radiasi pengion:
Paparan radiasi pengion diketahui pasti sebagai penyebab kanker
tiroid.Peyakit tiroid nodular juga meningkat dengan peningkatan radiasi
pengion.
2. Predisposisi genetik :
17
Karsinoma tiroid meduler dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan dapat
dikembangkan dengan adanya latar belakang Multiple Endocrine Neoplasia
(MEN) jenis 2a dan 2b jenis, yang diwariskan sebagai dominan autosom.
MEN tipe 2a termasuk karsinoma tiroid meduler, feokromositoma dan
paratiroid neoplasia. MEN tipe 2b termasuk jenis karsinoma tiroid meduler,
feokromositoma, Gambaran marfanoid dengan multiple neuromas mukosa
lidah dan bibir, dan ganglioneuromas traktus gastrointestinal.
3. Infiltrasi limfositik kronik:
Hashimoto’s autoimmune limfositik tiroiditis diketahui sebagai faktor
predisposisi untuk pengembangan limfoma tiroid.
4. Asupan iodine rendah:
Hal ini disebabkan oleh produksi hormon tiroid rendah yang menyebabkan
peningkatan produksi thyroid stimulating hormone (TSH) yang meyebabkan
stimulasi berlebihan dari folikel tiroid yang dapat mengarah ke pembentukan
penyakit tiroid nodular dan merangsang perubahan sel kanker pada sel
folikuler.
Karsinoma folkular dipengaruhi oleh faktor lingkungan (iodine), genetik dan
hormonal serta interaksi diantara ketiga faktor tersebut. Sedangkan pada karsinoma
papiler radiasi merupakan faktor penyebab terjadinya karsinoma ini.
Faktor yang berperan pada karsinoma meduler adalah genetik dan sampai saat
ini belum diketahui karsinogen yang menjadi penyebab berkembangnya karsinoma
meduler dan anaplastik. Diperkirakan karsinoma anaplastik tiroid berasal dari
perubahan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik (papiler dan folikular) dengan
kemungkinan jenis folikular dua kali lebih besar.2,3
Sekitar 9% dari kanker tiroid berhubungan dengan paparan radiasi
sebelumnya. Risiko kanker dari radiasi meningkat secara linear dengan dosis sampai
20 Gy, dengan ablasi tiroid terjadi pada tingkat dosis yang lebih tinggi. Sebuah
riwayat paparan radiasi di masa kecil merupakan faktor risiko utama untuk keganasan
tiroid, terutama tipe papiler. Risiko mendapatkan karsinoma tiroid akibat radiasi
biasanya juga tergantung pada usia penderita. Bila radiasi terjadi pada usia lebih dari
20 tahun, kolerasi risikonya menjadi kurang bermakna. Masa laten mungkin lama
sekali sampai puluhan tahun seperti terlihat pada penduduk Hiroshima dan penderita
lain yang mengalami radiasi bentuk apa pun pada lehernya.2,3
18
Patologi
Tumor dapat berupa nodul lunak, tetapi sering pula berupa tumor keras.
Adenokarsinoma papilar (60%) biasanya bersifat multisentrik dan 40% penderita
memperlihatkan sarang ganas di lobus homolateral dan lobus kontralateral. Tumor ini
mula-mula bermetastasis ke kelenjar limfe regional, dan akhirnya dapat terjadi
metastasis hematogenik.1,3,
Sebaliknya, adenokarsinoma folikular biasanya biasanya bersifat unifokal dan
jarang bermetastasis ke kelenjar limfe leher. Jenis ini lebih sering menyebar secara
hematogenik, antara lain ke tulang dan paru.
Adenokarsinoma medular berasal dari sel C/sel parafolikular sehingga kadang
mengeluarkan kalsitonin (sel APUD). Kadang terdapat hubungan dengan adenoma
endokrin lain dalam bentuk sindrom MEN-II (multiple endocrin neoplasia IIa). Pada
tahap dini, juga dapat terjadi metastasis ke kelenkar limfe regional.3
Adenokarsinoma anaplastik yang jarang ditemukan (5%) merupakan tumor yang
agresif, bertumbuh cepat, dengan infiltrasi masif ke jaringan sekitarnya. Pada tahap
dini sudah terjadi penyebaran hematogen dan penyembuhan jarang dicapai.
Karsinoma anaplastik sering menyebabkan kesulitan bernapas karena infiltrasi ke
trakea sampai ke lumen yang ditandai dengan dispnea dengan stridor inspirasi.3
Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea, laring, faring, esofagus,
nervus rekuren, pembuluh darah karotis, vena jugularis, dan struktur lain dalam leher
dan kulit. Metastasis limfogenik dapat meliputi semua regio leher (tumor ganas,
mulut, hidung, faring, dan laring) sedangkan metastasis hematogen ditemukan,
terutama di paru, tulang, otak, dan hati.1
Manifestasi Klinis3,6,10,11
1) Untuk alasan yang tidak diketahui kebanyakan penderita adalah seorang
wanita.
2) Solitary tiroid nodul atau nodul dominan dalam sebuah multinodular gondok
Ini adalah gambaran paling umum kanker tiroid. Sebuah nodul tiroid soliter
membawa 10-20% risiko menjadi malignant. Risikonya tinggi pada orang
yang sangat muda dan orang tua dan mereka yang telah terpapar radiasi
pengion sebelumnya.
3) Onset dari benjolan bervariasi tergantung dari jenis selnya mulai dari lambat
sampai yang hitungan minggu.
19
4) Gejala penekanan:
Kompresi ke struktur terdekat seperti esofagus dan trakea akan mengakibatkan
disfagia bertahap dan progresif terhadap makanan padat dan atau sesak nafas
saat aktivitas karena keterbatasan aliran udara. Obstruksi jalan napas yang
parah dapat mengarah pada stridor, yang juga didapat hasil dari kelumpuhan
pita suara akibat infiltrasi tumor langsung.
5) Perubahan pada kualitas suara (dysphonia)
Hal ini biasanya disebabkan oleh kelumpuhan pita suara, yang menyebabkan
suara serak.
6) Daerah atau metastasis jauh
Serviks leher bengkak akibat metastasis di daerah kelenjar getah bening di
leher bisa menjadi satu-satunya presentasi gejala dari keganasan tiroid pada
sekitar 20% dari pasien. Metastasis yang jauh ke paru-paru atau tulang dapat
juga menimbulkan gejala pada karsinoma tiroid folikuler.
7) Perubahan hormon
Tirotoksikosis akibat karsinoma tiroid toksik adalah sangat jarang terjadi
8) Dapat ditemukan perbesaran KGB regional.
9) Perlu dicari kemungkinan adanya metastasis terutama pada tumor yang
berkembang dengan cepat. Metastasis dapat terjadi di paru, tulang, hati,
otak,kandung kemih dan kulit.
Pemeriksaan Fisik
Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya,
terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berbenjol-benjol, berjumlah
tunggal atau ganda, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas
nodul.3,10,11
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan neoplasma jinak dan ganas
tiroid belum ada yang khusus. Kecuali karsinoma meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonin (tumor marker) dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang
diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksikosis walaupun jarang.
Human Thyroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker
terutama pada karsinoma berdiferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas
20
untuk karsinoma tiroid, namun peninggian HTG setelah tiroidektomi total merupakan
indikator tumor residif3,8,11
Pemeriksaan Isotop scan dan Ultrasonographic
Metode Isotop scan (IS), ultrasonograhic (USG) dan sitologi saat ini
digunakan untuk mengevaluasi nodul-nodul pada tiroid. IS memiliki spesifisitas tinggi
dalam mendiagnosis neoplasma malignan apabila akumulasi ekstratiroid 99mTc
pertechnetate atau I 3IJ pada nodul metastasis servikal atau demarcated nodul tiroid
”cold” kabur dipertimbangkan positif. Karsinoma tiroid terlihat sebagai nodul
hipoechogenik pada pemeriksaan USG, meskipun demikian beberapa lesi benign juga
mirip dengan gambaran echographic seperti pada lesi malignan3,8,11
Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Biopsi aspirasi jarum halus tiroid telah berusia lebih dari 50 tahun dan
merupakan metode utama yang digunakan untuk diagnosis preoperatif pada anak-
anak dan dewasa. Biopsi aspirasi jarum halus memegang peranan yang penting dalam
mendeteksi neoplasma tiroid dan membantu dalam penanganan reseksi pembedahan
selanjutnya serta mengidentifikasi lesi-lesi non neoplastik yang dapat ditangani secara
konservatif.
Biopsi aspirasi jarum halus merupakan test yang sensitif dan spesifik untuk
diagnosis lesi tiroid dan telah banyak publikasi yang mengkonfirmasi keunggulan dari
biopsi aspirasi jarum halus ini. Akan tetapi, walaupun merupakan test yang akurat
dengan biaya yang murah dan sering tanpa komplikasi, biopsi aspirasi jarum halus
juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yaitu :
• Ketidakmampuan biopsi aspirasi jarum halus untuk memberikan diagnosis
banding nodul pada hypercellular goitre dan neoplasma folikular benign dan
malignan. Keterbatasan ini menyebabkan ahli sitologi sering mendiagnosisnya
sebagai suspect (4-24%) dan mengharuskan penderita untuk melakukan
lobectomy untuk diagnosis yang lebih obyektif.
• Keterbatasan yang berkaitan dengan jumlah negatif palsu (1,3-17%) yang
akhirnya akan menyebabkan kegagalan penanganan neoplasma malignan.
• Sejumlah kasus dimana tidak mungkin merumuskan satu diagnosis disebabkan
karena material inadekuat (2-31%) sehingga menurunkan akurasi metode ini
21
dan jumlah penderita yang menjalani lobectomy meningkat untuk
mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat.
Sitologi biopsi jarum halus terutama diindikasikan pada nodul tiroid soliter
atau nodul dominan pada multinodul goiter. Empat sampai tujuh persen orang dewasa
memiliki nodul tiroid yang dapat diraba dan angka ini meningkat dengan
ultrasonografi atau pada pemeriksaan otopsi (>60%).3,8,11
Lesi-lesi Utama Pada Tiroid
Lesi–lesi utama dari kelenjar tiroid yang dapat diidentifikasi dalam sitologi
aspirasi antara lain :
● Kista
● Goiter pppp
● Colloid Goiter
● Tiroiditis pppp
● Akut pppp
● Subakut (deQuervain’s) pppp
● Limfositik (Hashimoto’s disease) ppp
● Riedel’s Struma (Fibrosing thyroiditis)
● Tumor pppp
ppppp• Tumor folikular ppp
ppppp• Adenoma folikular ppp
ppppp• Karsinoma folikular
● Tumor sel Hűrtle pppppppppp
ppppp• Adenoma sel Hűrtle
ppppp• Karsinoma sel Hűrtle
● Karsinoma lain
• Papiler dan varian-variannya
• Meduler
• Anaplastik ( tipe small dan large cell)
● Limfoma malignan
● Rare malignant tumours
● Metastasis tumor
Klasifikasi Sitologi Biopsi Jarum Halus
Klasifikasi sitologi biopsi jarum halus dikatakan :
22
1. Jinak
Sel-sel epitel tersebar dan sebagian membentuk kelompokan atau
mikrofolikular. Inti sel bulat atau oval dengan kromatin yang padat dan homogen.
Sitoplasma sedikit dan agak eosinofilik, tetapi terkadang ditemukan sel-sel onkositik.
Sejumlah koloid dapat ditemukan.
2. Curiga
Sel-sel epitel membentuk kelompokan atau susunan folikular. Inti sel
membesar, bulat atau oval dengan kromatin yang bergranul dan anak inti yang
menonjol. Sitoplasma eosinofilik, bergranul, dikarakteristikkan dengan perubahan sel-
sel onkositik. Koloid sedikit atau tidak dijumpai.
3. Ganas
1. Bentuk papiler : sel-sel epitel tersusun dalam gambaran papiler. Inti bulat atau
oval dengan adanya pseudoinklusi nuklear, nuclear grooves dan/atau bentuk
palisading.
2. Bentuk meduler : sel-sel yang hiperselular. Bentuk bervariasi dengan inti
bentuk bulat, oval atau lonjong. Inti terletak eksentrik dengan gambaran
plasmasitoid. Struktur amiloid jarang terlihat.
3. Bentuk anaplastik : terdiri dari sel-sel yang kecil, adanya multinucleated giant
cell dan sel-sel bentuk lonjong. Inti besar, bizarre, satu atau banyak, dan
kromatin kasar dan anak inti yang menonjol. Kadang dijumpai mitosis atipik.
Jenis-jenis karsinoma tiroid
1) Karsinoma Tiroid Papiler
Adenokarsinoma papiler merupakan 80-85% dari seluruh keganasan pada
kelenjar tiroid. Karsinoma tipe ini dapat terjadi pada semua umur, dengan puncak
kejadian 40-49 tahun. Karsinoma ini merupakan karsinoma tiroid yang bersifat
kronik, tumbuh lambat, dan mempunyai prognosis yang paling baik diantara jenis
karsinoma tiroid lainnya. Walaupun telah ada metastasis limfogen di leher, dengan
pengobatan yang baik, dapat dicapai ketahanan hidup sampai 20 tahun atau lebih.
Karena tumbuh lambat dan penyebarannya di luar tiroid juga lambat, sukar untuk
menilai keberhasilan berbagai cara teknik pembedahan atau penanganan lain. Faktor
yang membuat prognosis kurang baik adalah usia diatas 45 tahun serta grade tumor
23
T3 dan T4. Tumor ini jarang bermetastasis secara hematogen, tetapi pada 10% kasus
terdapat metastasis jauh.3,6
Secara makroskopis, adenokarsinoma papilar tiroid merupakan tumor tidak
berkapsul, berbatas tegas, dengan jaringan tiroid normal, kadang didapatkan
gambaran kistik, kalsifikasi atau osifikasi. Delapan persen multisentris dan sering
didapatkan pada kedua lobus. Sebagian besar disertai pembesaran kelenjar getah
bening regional di leher. 3,10
Diagnosis. Pada anamnesis, dijumpai keluhan tentang benjolan pada leher
bagian depan. Benjolan tersebut mungkin ditemukan secara kebetulan oleh penderita
sendiri atau oleh orang lain. Benjolan membesar sangat lambat, dan jika terjadi cepat,
harus dicurigai sebagai degenerasi kistik atau karsinoma anaplastik. Yang terakhir ini
umumnya disertai dengan tanda penekanan terhadap organ dan struktur sekitarnya.
Pada anamnesis, juga harus ditanyakan adanya faktor risiko karsinoma tiroid.,3,10,6
Kadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian lateral,
yaitu grup juguler. Penyebaran ke kelenjar getah bening di bagian kranial kutub atas
tiroid akan menimbulkan yang dahulu dikenal sebagai tiroid aberans. Tumor
primernya biasanya tidak dikeluhkan dan tidak dapat ditemukan secara klinis. Bila
tumornya cukup besar, akan timbul keluhan karena desakan mekanis pada trakea dan
esofagus, atau hanya timbul rasa mengganjal di leher.3,10,6
Pemeriksaan Fisik. Tumor biasanya dapat dilihat dan dipalpasi dengan
mudah. Yang khas untuk tumor tiroid adalah tumor ikut dengan gerakan menelan.
Akan tetapi, pada stadium lebih lanjut yang telah berinfiltrasi ke jaringan sekitar,
tumor menjadi terfiksasi, dan sering kali tidak bergerak pada waktu menelan. Hal ini
sering menjadi indikator bahwa tumor sudah tidak dapat diangkat.1,2
Pemeriksaan Penunjang. Ultrasonografi dilakukan untuk membedakan nodul
kistik atau padat, dan untuk menentukan volume tumor. Pemeriksaan roentgen
berguna untuk melihat dorongan, tekanan, dan penyempitan pada trakea, serta
membantu diagnosis dengan melihat adanya kalsifikasi di dalam jaringan tiroid. Foto
toraks dibuat untuk melihat kemungkinan ekstensi struma ke retrosternum dan
penyebaran karsinoma tiroid ke mediastinum bagian atas atau ke paru.10,6
Pemeriksaan CT-scan bermanfaat terutama pada karsinoma tiroid stadium
lanjut, yaitu untuk melihat ekstensi tumor ke jaringan sekitar, adanya pembesaran, dan
metastasis pada kelenjar getah bening leher. CT-scan juga berguna untuk
24
merencanakan pembedahan, tetapi tidak dapat membedakan ganas atau jinaknya suatu
nodul tiroid jika belum terjadi infiltrasi ke jaringan sekitarnya.10,6
Pemeriksaan sidik radioaktif tiroid dilakukan dengan bahan radioaktif yodium
131. Berdasarkan banyaknya yodium yang ditangkap oleh nodul tiroid, dikenal
adanya nodul dingin, yaitu nodul yang tidak menangkap atau sedikit menangkap
yodium dibandingkan dengan sel kelenjar normal. Nodul hangat menangkap yodium
radioaktif sama banyak dengan sel kelenjar normal, dan nodul panas menangkap
yodium radioaktif lebih banyak. Karsinoma papiler biasanya kurang atau sama sekali
tidak menangkap yodium.3,10,6
Biopsi insisi tidak dianjurkan pada karsinoma tiroid yang masih layak bedah.
Biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) merupakan cara diagnosis yang sangat baik dan
sederhana. Ketepatan diagnosis sangat bergantung pada teknik pengambilan,
persiapan slides, kejelian serta pengalaman ahli patologi di bidang sitologi.1,3
Tata Laksana. Pembedahan enukleasi pada struma bernodul tunggal
sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap tidak adekuat. Selain itu, apabila hasil
pemeriksaan patologi ternyata ganas, diperkirakan sudah terjadi kontaminasi lapangan
operasi oleh sel tumor sehingga pembedahan berikutnya menjadi tidak sempurna lagi.
Harus diingat bahwa sebagian struma nodul tunggal adalah ganas, dan juga nodul
yang teraba secara klinis tunggal mungkin merupakan bagian dari struma
multinodosa.3,10
Nodul soliter jinak jarang terdapat pada anak, pria (semua umur), dan wanita
di bawah 40 tahun ataupun di atas 60 tahun. Bila ditemukan struma nodul tunggal
pada golongan tersebut, harus dianggap suatu keganasan dan minimal harus dilakukan
istmolobektomi. Pada pemeriksaan histopatologik, sekitar 10% nodul tunggal
menunjukkan keganasan dan biasanya berjenis adenokarsinoma papilar.6,10
Pengobatan primer karsinoma papilar dengan radioaktif tidak memberikan
hasil yang memuaskan karena adenokarsinoma papilar pada umumnya tidak
menyerap yodium 131(Iodine-131). Pasca tiroidektomi total ternyata yodium lebih
dapat ditangkap oleh sel anak sebar karsinoma papilar tertentu sehingga pemberian
pascabedah dengan yodium radioaktif akan lebih bermanfaat. Radiasi eksternal dapat
diberikan bila tidak terdapat fasilitas radiasi intern, dengan hasil yang masih
kontroversial. Metastasis sebaiknya ditangani secara ablasio radioaktif.3.6,10
Prognosis adenokarsinoma papilar cukup baik pada tumor tingkat T1 dan
T2.1,3
25
\
2) Karsinoma Tiroid Folikuler
Merupakan jenis kedua kanker tiroid paling umum, merupakan 5-20 persen
dari karsinoma tiroid dan sekitar 15 persen dari karsinoma tiroid berdeferensiasi baik.
Lebih agresif (ganas) dari karsinoma papiler, dan terjadi lebih sering pada wanita
daripada pria dengan rasio tiga banding satu. Puncaknya onset adalah pada usia 50
tahun. Biasanya tidak menyebar ke kelenjar getah bening, tetapi dapat menyerang
vena dan arteri, dan kemudian dapat menyebar (metastasis) ke lain organ.1,3,10
Kadang ditemukan adanya tumor soliter besar di tulang seperti di tengkorak
atau humerus, yang merupakan metastasis jauh adri adenokarsinoma folikular yang
tidak ditemukan karena kecil (occult) dan tidak bergejala.1,3
Paling sering metastasis ke paru-paru, tulang, otak, hati, kandung kemih, dan
kulit. Kanker ini jarang terjadi pada individu yang telah terpapar radiasi dan lebih
jarang terjadi pada anak-anak. Muncul dari sel-sel yang membuat hormon tiroid.
Survival rate tergantung pada ukuran tumor dan apakah telah menginvasi pembuluh
darah, kelangsungan hidup 10 tahun untuk tumor yang non invasif 86 persen dan
untuk yang invasif 44 persen.1
Pembedahan untuk adenokarsinoma folikular adalah tiroidektomi total. Karena
sel karsinoma ini menangkap yodium, radioterapi dengan yodium 131 dapat
digunakan. Bila masih ada tumor yang tersisa ataupun terdapat metastasis, dilakukan
pemberian yodium radioaktif.6,10
Radiasi eksternal untuk metastasis pada tulang ternyata dilaporkan
memberikan hasil yang cukup baik. Prognosis cukup baik, terutama untuk tipe
mikroinvasif.6,10
3 ) Hurtle Cell Carcinoma
Hürthle cell carcinoma kelenjar tiroid relatif jarang dibanding jenis kanker
tiroid yang lain. Karsinoma sel Hürthle mempengaruhi hanya sekitar 3-10% dari
seluruh kanker tiroid dan biasanya bilateral. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), neoplasma ini dianggap sebagai varian dari karsinoma tiroid folikuler dan
disebut sebagai karsinoma folikuler tipe oxyphilic, merupakan sel bulat dengan
granula eosinofilik halus pada sitoplasma yang menunjukkan banyaknya mitokondria.
26
Tumor ganas ditandai dengan invasi pada kapsul dan pembuluh darah, bahkan pada
jaringan di luar kelenjar tiroid, dan sering disertai metastasis ke kelenjar getah bening
leher. Insiden tinggi melibatkan lobus tiroid bilateral dan insiden tinggi terjadinya
rekurensi dan mortalitas tinggi.3,10
4) Karsinoma Tiroid Meduler
Merupakan 5-10 persen dari karsinoma tiroid. Kanker muncul dari sel-sel
parafolikuler atau sel C dalam tiroid yang memproduksi hormon kalsitonin, yang
membantu mengatur tingkat kalsium dalam darah dan membangun kekuatan tulang.
Hal ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, kecuali dalam kanker familial.
Hal ini tidak berhubungan dengan pajanan terhadap radiasi.3.10
Kanker ini bisa menyebar ke kelenjar getah bening di awal penyakit dan,
kemudian ke tulang, hati, otak, dan kelenjar adrenal. Merupakan bentuk karsinoma
tiroid yang lebih agresif dan tingkat kelangsungan hidup lebih rendah daripada
karsinoma papiler atau folikuler. Namun, jika kanker hanya terbatas pada kelenjar
tiroid, tingkat kelangsungan hidup 10 tahun sekitar 90 persen. Bila kanker telah
menyebar ke kelenjar getah bening, tingkat kelangsungan hidup 10 tahun sekitar 70
persen.Secara klinis dibagi 4 .3,6
a) Sporadik
80% dari semua kasus kanker tiroid meduler. Biasanya unilateral dan
tidak berkaitan dengan endocrinopathies (tidak berhubungan dengan
penyakit kelenjar endokrin lain. Insidens awal 40-60. Wanita lebih banyak
dari jumlah laki-laki dengan rasio 3:2. Satu per tiga akan datang dengan
diare. Diare disebabkan oleh peningkatan sekresi pencernaan dan
hypermotility karena hormon yang dikeluarkan oleh tumor (kalsitonin,
prostaglandin, atau serotonin).
b) MEN II-A (Sipple Syndrome)
Multiple Endocrine Neoplasia Syndromes (disingkat sebagai "MEN")
adalah sekelompok kelainan endokrin yang terjadi bersamaan dalam
pasien yang sama dan biasanya ditemukan di dalam keluarga karena
merupakan penyakit keturunan. Sindrom Sipple termasuk [1] bilateral
karsinoma meduler atau C cel hiperplasia sel C, [2] feokromositoma dan
[3] hiperparatiroidisme. Sindrom ini diwariskan dan terjadi defek akibat
27
suatu gen (DNA) yang membantu mengendalikan pertumbuhan normal
jaringan endokrin. Sindrom ini bisa diwariskan kepada semua anak-anak
yang mendapatkan gen (autosomal dominan), laki-laki dan perempuan
sama-sama dapat diturunkan. Puncak insiden karsinoma meduler pada
pasien tersebut dalam usia 30 tahun.
c) MEN II-B (Wermer’s syndrome)
Sindrom ini termasuk [1] karsinoma meduler dan [2] feokromositoma,
tetapi jarang hiperparatiroidisme. Sebaliknya pasien ini terdapat [3]
mukosa ganglioneuromas (tumor di dalam mulut) dan Marfanoid habitus.
Pewarisan autosom dominan seperti pada MEN II-a, atau dapat terjadi
secara sporadis (tanpa Warisan). Pada MEN II-B pasien biasanya
mendapatkan karsinoma meduler dalam 30-an, dan pada laki-laki dan
perempuan sama-sama dapat terjadi. Seperti MEN II-A, feokromositoma
harus terdeteksi sebelum operasi apapun. Ini adalah untuk menyingkirkan
feokromositoma terlebih dahulu untuk menghilangkan risiko episode
hipertensi akut sementara tiroid atau paratiroid sedang dioperasi.
d) Karsinoma meduler familial.
Dua puluh persen dari karsinoma meduler, merupakan autosomal
dominant, berhubungan dengan C-cell hyperplasia, dan tidak
berhubungan dengan tumor endokrin yang lain. Seperti jenis kanker tiroid,
puncak insidensi adalah antara usia 40 dan 50.
5) Karsinoma Tiroid Anaplastik
Karsioma anplastik didapatkan pada <5% dari keganasan tiroid dan lebih
sering ditemukan pada dekade 6 sampai 8 kehidupan, khusunya wanita. Pada
umumnya berawal dari pembesaran kelenjar tiroid yang sudah ada dalam waktu lama,
tiba-tiba membesar dengan cepat disertai nyeri yang menjalar ke telinga dan suara
parau. Tumor ini sangat ganas, terdapat terutama pada usia lanjut, dan lebih banyak
pada wanita. Tumor tumbuh progresif, mengadakan invasi ke struktur sekitarnya.
Sebagian tumor terjadi pada struma nodosa lama yang kemudian membesar dengan
cepat.Tumor ini sering disertai dengan nyeri dan nyeri alih ke daerah telinga dan suara
serak karena karena infiltrasi ke n. Rekurens. Biasanya waktu penderita datang sudah
terjadi penyusupan ke jaringan sekitarnya, seperti laring, faring, dan esofagus
sehingga prognosisnya buruk. Karsinoma anaplastik memiliki prognosis yang jelek
28
dan sebagian besar meninggal dalam waktu satu tahun sejak pertama kali didiagnosis.
Insular carcinoma merupakan salah satu varian karsinoma anaplastik yang memiliki
prognosis lebih baik dari pada bentuk klasik. Karakteristik sel insular carcinoma yaitu
sel yang membentuk pulau-pulau, karena memiliki kemampuan mengambil .1.3
Pada anamnesis ditemukan struma yang telah diderita cukup lama dan
kemudian membesar dengan cepat, disertai nyeri dan penekanan terhadap, atau
infiltrasi ke organ dan struktur. Salah satu gejala yang mungkin timbul adalah suara
menjadi parau pada penderita struma nodosa yang sudah lama, maka harus dicurigai
adanya degenerasi maligna, yaitu karsinoma anaplastik.
Pemeriksaan penunjang berupa foto roentgen toraks, leher dan seluruh tulang
dilakukan untuk mencari metastasis ke organ tersebut.1.3
Pembedahan biasanya sudah tidak mungkin lagi sehingga hanya dapat
dilakukan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi insisi, untuk mengetahui
jenis karsinoma. Satu-satunya terapi yang bisa diberikan adalah radiasi eksternal
dengan atau tanpa pemberian kemoterapi antikanker (doksorubisin).1.3
Prognosis karsinoma anaplastik buruk, dan penderita biasanya meninggal
dalam waktu enam bulan sampai satu tahun setelah diagnosis.1.3
6) Keganasan lain
Karsinoma tiroid primer lain yang jauh kurang umum termasuk limfoma
ganas, sarkoma dan sangat jarang karsinoma sel skuamosa. Kanker tiroid sekunder
biasanya menyebar akibat langsung dari struktur berdekatan seperti misalnya kanker
laring atau hypoharynx atau dapat disebabkan oleh hematogen menyebar dari kanker
payudara, kolon, ginjal dan paru-paru. Limfoma malignum meningkat pada daerah
Hoshimoto’s atau goiter endemik.3,10
Staging Karsinoma tiroid
Beberapa faktor telah ditemukan sebagai penyebab risiko kematian dan
agresivitas dari kanker tiroid yang berdiferensiasi. Faktor-faktor ini digunakan dalam
perencanaan perawatan yang sesuai pilihan setiap pasien dan tujuannya adalah untuk
menyembuhkan pasien dari penyakit dengan morbiditas yang rendah dan membantu
para dokter untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi memerlukan
perawatan lebih agresif dan ajuvan terapi dengan tindak lanjut yang lebih ketat.Sekitar
90% Survival rate untuk kanker tiroid differensiasi adalah 20 tahun karena sebagian
29
besar ini papiler, yang umumnya memiliki prognosis sangat baik. Tumor-Node-
Metastasis sistem (TNM) adalah sistem yang diterima secara internasional untuk
staging tumor dan digunakan dalam kanker tiroid. Sistem TNM dikembangkan oleh
International Union Against Cancer (UICC) dan American Joint Commission on
Cancer (AJCC). Usia pasien termasuk dalam stadium TNM kanker tiroid. Pasien
yang berusia diatas 45 lebih buruk daripada mereka yang lebih muda dan harus
ditangani dengan lebih agresif. 6,10
Ada juga staging lain atau sistem skoring yang telah dikembangkan untuk
meramalkan perkembangan tumor, risiko kekambuhan dan survival rate. AGES
scoring system yang dikembangkan oleh Hay et al pada tahun 1987 dengan
menggunakan umur (baik muda atau lebih tua dari 40 tahun), grade tumor, besarnya
tumor (ekstra tiroid ekstensi atau metastasis jauh), dan ukuran tumor primer. Skor
risiko rendah adalah orang - orang skor 3,99 atau kurang. Cady dan Rossi
mengembangkan AMES scoring system pada tahun 1988, yang didasarkan pada usia,
metastasis (jika ada), sejauh mana tumor primer (intra thyroidal versus ekstra
thyroidal), dan ukuran tumor primer. Hasil skor akan mengelompokkan pasien ke
dalam kelompok resiko rendah atau berisiko tinggi.3,10
Sistem lain meliputi MACIS, yang menggambarkan metastasis, usia,
kelengkapan untuk reseksi bedah primer, invasi (kehadiran thyroidal ekstra invasi)
dan ukuran tumor primer. GASH scoring system juga telah dikembangkan yang
mencakup gender dalam perkiraan risiko.Laki-laki lebih buruk dibandingkan
perempuan dlm pengobatan kanker tiroid dan harus dianggap sebagai berisiko tinggi
daripada perempuan. Faktor-faktor yang digunakan dalam GASH adalah jenis
kelamin, usia, stage dan histology. 3,10
Kalsifikasi klinis TNM karsinoma tiroid :
T (Tumor primer)
T0 = tidak terbukti ada tumor
Tx = tumor tidak dapat dinilai
T1 = <>
T2 = 2-4 cm masih terbatas pada tiroid
30
T3 = > 4 cm terbatas pada tiroid atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra triod yang minimal (misal ke otot sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)
T4a = tumor telah berestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut ; jaringan lunak subkutan, laring, trakea, esofagus, n. Laringeus recurren atau karsinoma anaplastik terbatas pada tiroid (intra tiroid)
T4b = tumor telah menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri carotis atau karsinoma anaplastik berestensi keluar kapsul (ekstra tiroid)
N (Kelenjar getah bening regional)
Nx = kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 = tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening
N1 = pembesaran (dapat dipalpasi)
N1a = hanya ipsilateral
N1b = kontralateral, bilateral, garis tengah, atau mediastinum
M (Metastasis jauh)
Mx = metastasi jauh tidak dapat dinilai
M0 = tidak terdapat metastasis jauh
M1 = terdapat metastasis jauh
G. Prognosis
Prognosis pasien dengan kanker tiroid berdiferensiasi baik tergantung pada
umur (semakin buruk dengan bertambahnya umur), adanya ekstensi (menurunkan
survival rate 20 tahun dari 91% menjadi 45%) ; adanya lesi metastasis (menurunkan
survival rate 20 tahun dari 90% menjadi 46%); diameter tumor dan jenis histopatologi
(pada papiler survival rate 20 tahunnya 93% dan folikular survival rate 20 tahunnya
83%).3,10
H. Pengobatan Kanker Tiroid
Perawatan kanker Tiroid harus oleh pengobatan multimodality melalui
multidisiplin, pendekatan tim; melibatkan ahli bedah, seorang endokrinologi, seorang
31
radiotherapist dan onkologi. Pemilihan pengobatan yang tepat tergantung pada jenis
risiko dan karakteristik dihadapi untuk kedua tumor maupun pasien. 3
1) Karsinoma tiroid papiler:
Karsinoma tiroid papiler adalah karsinoma differensiasi yang paling umum
dan merupakan 80% dari semua kanker tiroid berdiferensiasi. 98 % hidup sekitar 10
tahun. Pengobatan untuk pasien dengan risiko rendah karsinoma papiler seperti
misalnya perempuan kurang dari 45 tahun dengan tumor terbatas ke kelenjar tiroid
dapat memadai dengan lobektomi tiroid diikuti dengan terapi penekan TSH dalam
bentuk suplemen tiroksin dan pemantauan menggunakan tingkat thyroglobulin dan
evaluasi klinis yang teratur. Pendapat yang bertentang dengan pendekatan ini adalah
kemungkinan berurusan dengan multifokal karsinoma tiroid papiler dalam persentase
kecil pasien. Pasien risiko tinggi seperti laki-laki dan mereka lebih tua dari 45 tahun
dengan tumor grade tinggi harus menjalani tiroidektomi total diikuti oleh iodium
radioaktif (131I) ablasi sisa-sisa tiroid dan kemungkinan tumor tiroid residual
menggunakan Yodium radioaktif (131I). Ini diikuti terapi penekanan TSH untuk
mencegah rangsangan oleh TSH, yang dicapai dengan memberikan pasien tiroksin
suplemen dalam dosis bersifat penekanan TSH. Tindak selanjutnya juga diperlukan
dengan tingkat thyroglobulin dan scans isotop yang teratur. Sebelum melakukan 131I
radioisotop sebagai tindak lanjut scanning, tiroksin harus dihentikan 4 minggu
sebelum scanning untuk memfasilitasi kenaikan TSH untuk meningkatkan
pengambilan 131I oleh sisa tumor atau jaringan tiroid. Setiap sisa tumor atau jaringan
tiroid yang terdeteksi harus ditangani oleh dosis ablatif 131I radioaktif . ketelrlibatan
nodul getah bening regional harus ditangani dengan pembedahan pada saat operasi
primer dengan selektif atau diseksi leher radikal dilakukan tergantung pada keparahan
keterlibatan kelenjar getah bening. Tidak seperti pada karsinoma limfadenopati
serviks sel skuamosa sekunder dari kepala dan situs primer leher, keterlibatan kelenjar
getah bening regional pada karsinoma tiroid berdiferansiasi tidak begitu
mempengaruhi kelangsungan hidup secara keseluruhan. 3.10
Operasi yang lebih radikal ke laring, faring dan esofagus kadang-kadang
diperlukan untuk memberantas penyakit ketika struktur ini terlibat melalui tumor yang
menyebar. Hal ini dapat berkisar dari penyingkiran tumor dari tulang rawan tiroid,
reseksi cricotracheal untuk sebagian atau seluruh pharyngolaryngectomy. Keputusan
32
jenis reseksi akan bergantung pada bagian dari jalan napas yang terlibat oleh tumor
dan residu jalan napas yang masih ada. Radiasi pancaran eksternal dapat juga
diperlukan untuk tumor yang tidak memadai dengan pengambilan yodium radioaktif.3
2) Karsinoma folikuler:
Karsinoma tiroid folikuler lebih agresif dari papiler Karsinoma tetapi kurang
agresif daripada karsinoma tiroid meduler. Hal ini kurang lazim daripada karsinoma
tiroid papiler dan merupakan sekitar 15-20% dari total karsinoma tiroid. Ini adalah
merupakan tumor berdiferensiasi yang timbul dari folikel tiroid sehingga mayoritas
mengambil yodium radioaktif. Perencanaan perawatan juga tergantung pada tingkat
resiko dengan batas rendah untuk total tiroidektomi daripada di papiler karsinoma
tiroid. Tiroid yodium radioaktif untuk ablasi dari setiap sisa jaringan tiroid atau tumor
harus dilakukan dan tindak lanjut untuk hidup dengan klinis, radioisotop pemindaian
dan pemantauan tingkat thyroglobulin harus juga dapat dilakukan. 3,10
3) Hürthle cell carcinoma:
Karsinoma sel Hürthle kini dianggap oleh para WHO sebagai varian dari
karsinoma folikular. Meskipun kontroversial, umumnya masih diakui sebagai bentuk
agresif kanker tiroid berdiferensiasi. Protokol perawatan akan serupa dengan dengan
karsinoma sel folikel. Hürthle cell carcinoma tidak berkonsentrasi pada yodium
radioaktif sebaik kanker tiroid berdiferensiasi lain, ablasi iodine radioaktif yang
rendah atau kurang pada sisa-sisa tiroid jaringan harus dilakukan untuk
memungkinkan pemantauan tingkat thyroglobulin.3,6
4) Karsinoma Tiroid Medular:
Bedah dalam bentuk tiroidektomi total dan diseksi leher dengan keterlibatan
nodal memberikan penyembuhan yang terbaik. Seperti tumor ini awalnya timbul dari
Para folikular C sel (memproduksi kalsitonin sel), sehingga tidak berkonsentrasi
tarhadap yodium radioaktif jadi terapi pancaran eksternal radioterapi dapat ditawarkan
sebagai pengobatan ajuvan untuk penyakit yang dengan keterlibatan lebih luas. 3.10
Tindak lanjut dengan pemeriksaan klinis secara teratur dan pemantauan
tingkat kalsitonin darah harus dilakukan. Keluarga dekat harus diskrining untuk jenis
33
penyakit keturunan menggunakan tingkat kalsitonin atau lebih akurat dengan
mendeteksi sebuah proto-onkogen yang bermutasi. Anggota keluarga yang membawa
proto-onkogen yang bermutasi harus menjalani tiroidektomi elektif untuk
menghindari terjadinya kanker tiroid meduler. Pasien ini juga harus diperiksa MEN
tipe-2 sebelum prosedur pembedahan di mana feokromositoma dan hiperplasia
paratiroid dapat terjadi bersamaan. Penting untuk diingat bahwa kanker tiroid meduler
dapat sporadis (non familial). Familial non-MEN karsinoma tiroid meduler juga dapat
terjadi dan penting untuk diingat. 3,10
5) Karsinoma Tiroid Anaplastik
Ini adalah tumor ganas yang sangat agresif daritiroid, yang biasanya hadir
pada orang tua dengan pertumbuhan goitre yang sangat cepat sehingga dapat menekan
saluran udara mengakibatkan stridor. Ini menyebabkan prognosis yang sangat buruk
dan semua tumor ini dianggap T4. Hal ini sangat penting untuk memperoleh jaringan
histologis bagi diagnosis sebagai limfoma malignant, yang memiliki prognosis lebih
baik, dapat memiliki presentasi yang serupa. Perawatan biasanya paliatif dengan
radioterapi. Trakeostomi sering diperlukan untuk mempertahankan jalan napas.3
6) Limfoma maligna:
Limfoma diobati sama seperti limfoma lainnya dalam tubuh. Tipe histologis
dan tingkatnya dengan staging CT scan dan rujukan kepada seorang ahli onkologi
diperlukan. 6,10
7) Tumor Tiroid lain ( jarang):
Sarkoma jaringan lunak dan squamous cell carcinoma dari tiroid sangat jarang
terjadi.3
Berikut adalah indikasi operatif untuk tumor pda tiroid:11
1. Aspirasi jarum halus (FNA) dari nodul tiroid mencurigakan untuk
neoplasma atau karsinoma folikular
2. Massa tiroid terkait dengan kelumpuhan pita suara, invasi jaringan
regional, metastasis kelenjar getah bening cervical, atau fiksasi ke
jaringan sekitarnya
3. Tiroid nodul pada pasien yang lebih muda dari 20 tahun atau lebih tua dari
60 tahun dengan temuan FNA atipikal
4. Tiroid nodul pada pasien dengan riwayat paparan radiasi ke daerah leher
34
5. Hyperfunctioning nodul tiroid pada pasien muda yang gagal manajemen
medis atau menolak manajemen medis atau yodium radioaktif
6. Gejala multinodular goiter (disfagia, rasa teganjal pada leher, atau suara
serak)
Bagan Tatalaksana Kanker Tiroid menurut PERABOI12
Bila di pusat pelayanan kesehatan tidak terdapat fasilitas pemeriksaan potong beku,
maka dilakukan tindakan lobektomi/ismolobektomi dengan pemeriksaan blok parafin
dan urutan penanganan nodul tiroid dapat mengikuti bagan di bawah ini.
35
Bagan Penatalaksanaan Alternatif Nodul Tiroid
Bagan II
Komplikasi Operasi
1) Komplikasi non-metabolik
a) Cedera saraf :1,3
Superior (SLN) dan recurrent laringeus nerve (RLN) yang paling sering. Morbiditas
yang disebabkan oleh cedera saraf tergantung pada tingkat dan sifat dari kerusakan.
Biasanya terjadi cedera SLN sekitar 5% dari tiroidektomi. Pasien biasanya mengeluh
suara terganggu , kesulitan dengan nada tinggi, disfagia dan aspirasi karena
penurunan laringeus sensasi.. Cedera RLN dapat berdampingan dengan SLN dengan
kelumpuhan salah satu atau keduanya. Terjadinya cedera saraf adalah karena: (1)
variasi anatomi, (2) kegagalan untuk mengenali perubahan dalam saraf normal karena
kondisi patologis, dan (3) penjahitan, peregangan dan cedera dari trunkus atau cabang
utama. Kelumpuhan RLN unilateral tidak mengancam kehidupan dan biasanya
36
dikompensasi oleh pemendekan dan pergerakan pita suara yang berlawanan di garis
tengah dan fibrosis dari otot arytenoid. Cedera RLN bilateral dapat menyebabkan
obstruksi jalan napas segera atau setahun kemudian. Gejala awal stridor dan sianosis
sesaat setelah ekstubasi. Pasien ini harus direintubasi kembali.
b) Pendarahan
Post-operasi perdarahan menjadi hebat, swelling pada leher dan distensi vena
cervival. 1,3
c) Obstruksi jalan napas
Adalah penyebab utama morbiditas dan kematian pasca-operasi tiroid. Obstruksi jalan
napas disebabkan oleh hematom pasca-operasi, edema laring atau kelumpuhan pita
suara bilateral. Gejala sebelumnya terjadi sakit di leher, bengkak dan stridor.
Fiberoptic endoskopi dapat mengidentifikasi luasnya obstruksi jalan napas.
Manajemen mencakup IV steroid selama 24-48 jam, jika tidak ada cedera pita suara
bilateral.10
d) Mual dan muntah
Mual dan muntah pasca operasi adalah komplikasi yang berhubungan dengan anestesi
umum, lebih sering pada wanita. lain. Dapat dicegah dengan pemberian antiemetik.10
2). Komplikasi metabolik
a) Hipotiroidisme
Biasanya terjadi setelah tiroidektomi total, lebih sering terjadi pada penyakit Grave.1,2
b) Hipokalcemia
Disebabkan oleh kurang hati-hati ketidaksengajaan paratiroidektomi, di sekitar 5%
dari tiroidektomi. Hal ini dapat dihindari dengan pembedahan yang cermat dan
autotransplantasi dari kelenjar paratiroid1,3
c) Tiroid storm
Merupakan komplikasi yang mengancam nyawa pada pasien dengan hipertiroidisme,
disebabkan oleh kelainan hemeostasis karena dekompensasi akut dari sistem
kardiovaskuler, SSP, saluran cerna, dan sistem hepato-renal. Komplikasi ini biasanya
berhubungan dengan penyakit sistemik (misalnya infeksi) pada tahap pascaoperasi.
Harus dibedakan dari hipertermia malignant. Terapi meliputi (1) mengurangi sintesis
dan pelepasan hormon dari kelenjar tiroid, (2) perifer antagonis terhadap sirkulasi
hormon, (3) menyediakan perawatan suportif dan (4) mengobati setiap faktor yang
mendasari. 3,10
37
Prognosis
Prognosis karsinoma papiler baik, 10-year survival lebih dari 90% dan untuk
pasien muda lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler dan folikular tidak
berhubungan dengan prognosis, tetapi invasi vaskular dan nuklear atypia mungkin
merupakan tanda-tanda prognostik yang berlawanan. Sedangkan pada tall-cell variant
dan columnar cell variant prognostiknya sangat jelek oleh karena memiliki behavior
yang sangat agresif.
Karsinoma folikular lebih agresif daripada karsinoma papiler. Prognosis
bergantung pada invasi jauh dan staging. Secara langsung berhubungan dengan
ukuran tumor (<1,0cm mempunyai prognosis yang baik). Lebih dari setengah
penderita meninggal dunia dalam 10 tahun tetapi hal ini bervariasi tergantung pada
derajat invasi tumor ke dalam pembuluh darah, kapsul tumor, atau jaringan
sekitarnya.
Gambaran klinis umum berhubungan dengan prognosis bergantung pada usia,
ukuran tumor, perluasan keluar dari tiroid, pembedahan yang komplet dan metastasis
jauh.
Efek prognostik yang berlawanan pada usia tua ditekankan terhadap ukuran
tumor yang besar dan perluasan ekstraglandular dari tumor. 1,3,11
38