13
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka Dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan pustaka berisikan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini harus benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep tersebut harus merujuk sumber pustaka. 1. Pengertian Ekspor a. Pengertian Ekspor Ekspor diartikan sebagai kegiatan penjualan atau pengiriman barang, jasa atau modal yang berasal dari daerah pabean keluar daerah pabean melalui perjanjian atau tanpa perjanjian, yang dilakukan oleh orang, badan hukum atau negara, sesuai dengan peraturan yang berlaku. (Ali Purwito dan Indriani, 2015: 7) Ekspor adalah kegiatan menjual produk dari suatu negara ke negara lain melewati batas terluar wilayah kepabeanan suatu negara, dengan tujuan mendapatkan devisa yang sangat dibutuhkan negara, menciptakan lapangan kerja bagi pasar tenaga domestik, mendapatkan pemasukan bea keluar dan pajak lainnya, serta menjaga keseimbangan antara arus barang dan arus uang beredar di dalam negeri. (Herman Budi Sasono, 2013: xii) Ekspor adalah pengiriman barang keluar daerah pabean Indonesia. (Daud S.T. Kobi, 2011: 2) b. Pengertian Eksportir (Produsen) Eksportir atau Produsen adalah perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk di ekspor. Eksportir ini dapat mengelola bahan baku menjadi barang jadi, yang bahannya dibeli dari dalam negeri, kawasan berikat. (Ali Purwito dan Indriani, 2015: 10)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Tinjauan Pustaka

Dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa

tinjauan pustaka berisikan teori-teori atau konsep yang melandasi judul

karya tulis tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan

pustaka ini harus benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian

teori atau konsep tersebut harus merujuk sumber pustaka.

1. Pengertian Ekspor

a. Pengertian Ekspor

Ekspor diartikan sebagai kegiatan penjualan atau pengiriman

barang, jasa atau modal yang berasal dari daerah pabean keluar

daerah pabean melalui perjanjian atau tanpa perjanjian, yang

dilakukan oleh orang, badan hukum atau negara, sesuai dengan

peraturan yang berlaku. (Ali Purwito dan Indriani, 2015: 7)

Ekspor adalah kegiatan menjual produk dari suatu negara ke

negara lain melewati batas terluar wilayah kepabeanan suatu

negara, dengan tujuan mendapatkan devisa yang sangat

dibutuhkan negara, menciptakan lapangan kerja bagi pasar tenaga

domestik, mendapatkan pemasukan bea keluar dan pajak lainnya,

serta menjaga keseimbangan antara arus barang dan arus uang

beredar di dalam negeri. (Herman Budi Sasono, 2013: xii)

Ekspor adalah pengiriman barang keluar daerah pabean

Indonesia. (Daud S.T. Kobi, 2011: 2)

b. Pengertian Eksportir (Produsen)

Eksportir atau Produsen adalah perusahaan yang memproduksi

barang-barang untuk di ekspor. Eksportir ini dapat mengelola

bahan baku menjadi barang jadi, yang bahannya dibeli dari dalam

negeri, kawasan berikat. (Ali Purwito dan Indriani, 2015: 10)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

7

Ketentuan Pabean di bidang ekspor, yang dimaksut dengan

eksportir adalah orang atau perseorangan atau badan hukum yang

melakukan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.

(Herman Budi Sasono, 2013: 15)

Eksportir adalah orang/pengusaha yang memproleh izin

menjual/mengirim hasil produksinya kepada pembeli diluar

negeri. (Daud S.T. Kobi, 2011: 2)

c. Macam-Macam Cara Ekspor

Andri Feriyanto (2015: 16) menyebutkan :

1) Ekspor Biasa

Adalah pengiriman barang keluar negeri sesuai dengan

peraturan yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri dan

menggunakan dokumen L/C engan ketentuan devisa.

2) Ekspor Tanpa Leter of Credit (L/C)

Adalah pengiriman barang ekspor keluar negeri dimana

barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir

belum menerima L/C dan harus ada ijin dari departemen

perdagangan.

3) Barter

Yang dimaksud dengan barter adalah pengiriman barang-

barang keluar negeri untuk ditukarkan langsung dengan

barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri. Dalam hal

ini, berarti pengiriman barang tidak menerima pembayaran

dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk barang yang dapat

dijual di dalam negeri.

Sistem barter yang sudah sangat kuno ini masih diteruskan

dalam pergaulan antar bangsa dalam zaman modern dan lebih

dikenal dengan berbagai istilah seperti :

1) Direct Barter (Barter Langsung)

Barter langsung atau Direct Barter adalah system

pertukaran barang dengan menggunakan alat “Penentu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

8

Nilai” atau “Denominator Of Value), suatu mata uang

asing seperti Dollar Amerika dan raca perdagangan

penyelesaiannya dilakukan melalui Clearing pada neraca

perdagangan antar kedua negara yang bersangkutan.

2) Switch Barter (Barter Alih)

Bilamana salah satu pihak tidak mungkin menfaatkan

sendiri barang yang diterimanya dari pertukaran ini,maka

negara pengimpor dapat mengalihkan (Switching) barang

tersebut ke negara ketiga yang membutuhkan.

3) Counter Purchase (Timbal Balik)

Counter Purchase atau Counter Trade adalah suatu

sistem perdagangan timbal balik antara kedua negara.

Misalnya suatu negara yang menjual produk kepada

negara lain, harus membeli juga suatu produk dari negeri

tersebut atau dengan mengalihkan ekspor dengan impor.

4) Consignment (Konsinyasi)

Konsinyasi atau Consignment adalah pengiriman

barang ke luar negeri untuk dijual, sedangkan hasil

penjualannya diperlakukan sama dengan ekspor biasa.

Jadi, dalam hal ini barang dikirim keluar negeri bukan

untuk ditukarkan dengan barang lain seperti dalam barter

dan juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang

sebelumnya sudah dilakukan seperti dalam ekspor biasa.

Tegasnya dalam hal pengiriman barang sebagai barang

konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu di luar

negeri.

5) Package – Deal

Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi kita

terutama dengan negara-negara sosialis, pemerintah

adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan (Trade

Agreement) dengan salah satu negara tersebut.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

9

Pada perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu

yang akan diekspor ke negara itu dan sebaliknya dari

negara itu akan diimpor sejumlah jenis barang yang

dihasilkan di negara tersebut yang kiranya kita butuhkan.

Pada prinsipnya semacam barter namun terdiri dari aneka

komoditi.

6) Penyelundupan (Smuggling)

Penyelundupan (Smuggling) adalah kegiatan

mengekspor barang atau kekayaan alam oleh suatu

golongan tertentu dengan menempuh cara ilegal. Dengan

kata lain, setiap usaha yang bertujuan memindahkan

kekayaan dari suatu negara ke negara lain tanpa

memenuhi ketentuan yang berlaku dapat dianggap

sebagai usaha Penyelundupan (Smuggling).

Penyelundupan (Smuggling) dapat dibagi dalam garis

besarnya menjadi dua bagian, yaitu;

a) Penyelundupan yang seluruhnya dilakukan secara

ilegal.

b) Penyelundupan administratif yang dilakukan dengan

cara membonceng pada prosedur yang legal.

2. Pengertian EMKL dan Ruang Lingkupnya

Andi Susilo (2013: 63) menyebutkan bahwa ekspedisi muatan

kapal laut (EMKL) yang berganti nama menjadi perusahaan

pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) sejak tanggal 1 April 1997

merupakan perusahaan yang di perlukan dalam kelancaran pengurusan

dokumentasi ekspor dan impor di wilayah pabean.

Perusahaan jasa ini juga berperan dalam kelancaran dalam proses

stuffing (pemuatan barang ke dalam peti kemas) di gudang ekportir dan

proses unstuffing (menurunkan muatan dari peti kemas) di gudang

importir. Dalam melaksanakan kegiatan ekspor, EMKL mempunyai

ruang lingkup seperti berikut:

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

10

a. Pengurusan dokumen, yaitu penyelesaian segala sesuatu mengenai

pengurusan barang-barang ekspor, impor maupun lokal atau

khusus untuk muatan lokal.

b. Penyelesaian pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka

ekspor serta pembayaran biaya-biaya pelayaran dan pelabuhan

lainnya.

c. Penyelenggaraan transportasi darat, yaitu melaksanakan angkutan

darat dari gudang eksportir ke gudang pelabuhan atau sebaliknya,

dari gudang pelabuhan ke gudang eksportir.

d. Penyediaan gudang atau lapangan penimbunan sementara, yaitu

menyediakan tempat penimbunan atau penyimpanan barang-barang

sambil menunggu pengapalan atau dikeluarkan untuk diserahkan

pada penerimanya.

e. Pelaksanaan berbagai kegiatan, diantaranya adalah pengepakan,

pengukuran, penimbangan dan pemeriksaan merk dan lain-lain atas

perintah pemlik barang.

3. Macam-Macam Dokumen Ekspor

Saat pelaksanaan kegiatan ekspor, harus ada dokumen-dokumen yang

harus dibuat dari Eksportir atau pun dari pihak-pihak lain. Adapun

dokumen ekspor yang harus ada dalam pelaksanaan ekspor barang

adalah :

Ali Purwito dan Indriani (2015: 28) menyebutkan :

a. Kontrak Penjualan atau Sales Contract

Sebagai dokumen pelengkap, berguna sebagai pegangan kedua

belah pihak yang melakukan perjanjian jual beli dengan

persyaratan yang harus dipenuhi oleh masing-masing.

b. Purchase Order

Merupakan dokumen yang dapat membuktikan bahwa pemesan

telah memberikan order untuk barang-barang yang yang dirinci

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

11

dalam P.O dokumen ini dianggap konfirmasi atas kesepakatan dari

pembeli tentang barang yang akan diimpor.

c. Order Confirmation (O.C)

Kesepakatan pembeli untuk membeli barang-barang sesuai dengan

peasanan,

d. Commercial Invoice

Suatu pernyataan atau konfirmasi bahwa penjual sudah terikat

dengan apa yang telah disetujui dengan syarat-syarat didalamnya.

e. Packinh List

Dokumen ini merupakan suatu daftar kemasan yang menyertai dan

harus mengikuti Commercial Invoice.

f. Certificate of Analysis

Merupakan hasil analisis mengenai pengendalian dan pengawasan

mutu atas produk atau barang yang diekspor.

Andi Susilo (2008: 81) menyebutkan :

a. Packing List

Dokumen yang memuat tentang informasi barang yang akan

diekspor ke luar negeri. Terdapat data seperti nomor packing list,

tanggal, jumlah barang, nama barang, berat kotor, berat bersih.

b. Invoice

Dokumen yang memuat data dan informasi barang yang akan di

ekspor serta nilai barang dalam mata uang asing. Data yang

terdapat pada invoice antaranya nomor invoice, tanggal pembuatan,

data eksportir.

c. SI (Shipping Instruction)

Dokumen ekspor yang berupa instruksi pengapalan yang dibuat

oleh eksportir yang nantinya diserahkan kepada perusahaan

pelayaran (Shipping Line), Fright Forwarder atau Perusahaan

Penyedia Jasa Kepabeanan.

d. COO (Certificate of Origin)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

12

COO (Certificate of Origin) adalah pernyataan dari pemerintah

Indonesia dalam hal ini diwakili oleh departemen perdagangan

bahwa barang yang diekspor benar-benar dibuat di Indonesia(

Negara asal pembuatan barang ekspor).

Herman Budi Sasono (2013: 49) menyebutkan :

a. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

Dokumen yang diterbitkan oleh instansi-instansi pemerintah

yang ditunjuk di negara eksportir sehubungan dengan barang

yang diekspor.

b. B/L (Bill Of Loading)

Merupakan dokumen pengapalan yang paling penting karena

mempunyai sifat jaminan atau pengamanan.

Daud S.T. Kobi (2011: 22) menyebutkan :

c. Polis Asuransi (Insurance Policy)

adalah dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi

yang menyatakan kesediaannya untuk memberi penggantian

karena suatu kerugian atas barang yang diangkut, karena terjadi

kerusahan barang atau kecelakaan sarana pengangkut.

4. Pihak-pihak yang Terkait dalam Pengurusan Dokumen Ekspor

Adapun pihak-pihak atau instansi-instansi yang terkait dalam

pengurusan dokumen ekspor adalah :

a. Bank Devisa

Pihak yang memberikan jasa pengkreditan, baik berbentuk kredit

ekspor maupun sebagai uang muka jaminan L/C. Peranan bank

devisa sangat penting untuk pembukuan L/C. (Andri Feriyanto,

2015: 26)

c. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)

EMKL atau PPJK (Perusahaan Penyedia Jasa Kepabeanan) sejak 1

April 1997 merupakan perusahaan jasa yang diperlukan dalam

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

13

kelancaran pengurusan dokumentasi ekspor-impor di wilayah

pabean. (Andi Susilo, 2011: 63)

d. Perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi yang notabene bias memberikan jaminan

segala kerugian memegang peranan penting dalam perdagangan

internasional. (Andi Susilo, 2011: 64)

e. Departemen Perdagangan

Departemen inilah yang berhak mengeluarkan dokumen ekspor

yang disebut dengan COO (Certificate Of Origin) yang merupakan

surat pernyataan bahwa komoditas yang diekspor tersebut benar-

benar dibuat Indonesia. (Andi Susilo, 2011: 64)

f. Bea dan Cukai

Sebagai wakil dari pemerintah dalam mengawasi lalu

lintasperdagangan Internasional. Dan membantu eksportir atau pun

importir dalam arus barang dan penumpang di wilayah pelabuhan.

(Andi Susilo, 2011: 65)

2.2. Gambaran Umum Obyek Penulisan

1. Sejarah Berdirinya PT. Ritra Cargo Indonesia Cabang Semarang.

Di mulai dari Nama dan Alamat Perusahaan

a. Nama : PT. Ritra Cargo Indonesia Cabang Semarang

b. Kantor Pusat : Jl. Puri anjasmoro bloc EE II Semarang

c. Telepon : (62-24) 7613833

d. Faximile : (62-24) 7607927

e. Email : [email protected]

Awal mula PT. Ritra Cargo Indonesia pada tahun 1979 bertempat di

Jakarta, Bapak Anthon Riyanto mulai merintis perusahaan jasa yang

bergerak di bidang jasa logistic. Sebagai awal dirintisnya, beliau

menangani pekerjaan sebagai sub EMKL dari beberapa Perusahaan

Produsen.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

14

Dalam perkembangannya, beliau telah mendapatkan kepercayaan

dari berbagai pihak untuk menangani kegiatan jasa pengiriman khusus

lokal. Hal tersebut dibuktikan dengan dibukanya kantor cabang pada

tahun 1985.

Seiring dengan perkembangan perusahaan dan pemenuhan

kebutuhan pasar, pada tahun 1995 berkembang ke sektor lain. Selain

tetap menangani jasa pengiriman lewat darat dan laut berkembang

melebarkan sayap yaitu pengiriman melalui udara.

Selain di bidang logistik, pada tahun 1995 perusahaan berusaha

untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa dengan

menyediakan tempat penimbuan sementara atu pergudangan yang

dikelola secara professional. Sampai dengan saat ini, perusahaan telah

memiliki 12 kantor yaitu 10 cabang di Indonesia dan juga 2 kantor

yang berada diluar negari.

Adanya perkembangan tersebut, kami berharap dapat menjalin kerja

sama secara efisien dan efektif serta menjadi mitra kerja yang baik.

Hal ini karena kami memiliki tenaga – tenaga professional dan

berpengalaman, sarana dan prasarana sendiri serta pengalaman kerja

yang baik.

Adapun Visi dan Misi yang di miliki PT. Ritra Cargo Indonesia

sebagai berikut :

V i s i

Turut mengembangkan transportasi darat, laut dan udara dalam rangka

mewujudkan usaha jasa pengiriman logistic yang cepat dan aman.

M i s i

Menunjang sistem transportasi nasional, sebagai sarana untuk

memperlancar perekonomian dalam meningkatkan dan pemerataan

pembangunan nasional.

Adapun bidang-bidang pelayan jasa ekspor yang terdapat dalam PT.

Ritra Cargo Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Pelayaran

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

15

Perusahaan bertanggungjawab untuk mengangkut segala jenis

muatan ke seluruh wilayah baik Domestic maupun International.

b. Bongkar Muat

Perusahaan bertanggungjawab pada proses pemuatan barang dari

truck ke dalam TPKS atau pembongkaran barang dari TPKS ke

gudang.

c. Angkutan Darat

Dilengkapi dengan fasilitas unit angkutan, perusahaan bertanggung

jawab menangani pengangkutan barang (land transportation) yang

menjangkau seluruh wilayah.

d. Ekspedisi Muatan Kapal Laut

Perusahaan menangani hal – hal yang berkaitan dengan

pembongkaran atau pemuatanuntuk Cargo dalam container dan

dalam kapal (non container).

2. Maksud dan Tujuan Berdirinya Perusahaan

a. Menjalankan usaha dalam bidang Ekspedisi Muatan Kapal Laut

(EMKL).

b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut dapat melaksanakan

kegiatan usaha pengurusan dokumen dan pekerjaan menyangkut

penerimaan dan penyerahan muatan yang diangkut melalui laut,

untuk diserahkan kepada atau diterima dari perusahaan Pelayaran,

dan penyediaan sarana angkutan barang dan angkutan serta suplai

kebutuhan angkutan laut.

c. Untuk membantu para pengusaha yang membutuhkan jasa

EMKL/FF untuk melakukan ekspor/impor barang.

3. Struktur Organisasi

Organisasi adalah kumpulan dari beberapa untuk bekerjasama agar

mencapai tujuan bersama. Adapun bentuk-bentuk organisasi dibagi

menjadi tiga yaitu :

a. Organisasi Lini

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

16

Yaitu organisasi dimana atasan melakukan atas bawahannya

langsung tercermin sebagai rantai serta diturunkan ke bawah

melalui tingkatan organisasi. Yaitu suatu organisasi dimana hal

yang berhak oleh satuan-satuan staff atau para spesialis untuk

menyerahkan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada

personalia lini, ini tidak memberikan wewenang kepada anggota

staff untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.

b. Organisasi Staff Fungsional

Yaitu suatu organisasi, dimana mempunyai hubungan terkait yang

dapat memiliki staff dengan satuan-satuan lini. Sistem organisasi

yang dijalankan oleh PT. Ritra Cargo Indonesia adalah berbentuk

organisasi lini atau lurus. Dimana dalam kedudukan organisasi

disini hanya ada satu kesatuan perintah dan komando. Perintah

tersebut langsung dari pusat, pimpinan tertinggi kemudian langsung

pada bawahannya. Adapun struktur organisasi PT. Ritra sebagai

berikut :

Gambar 2.1

Struktur organisasi PT. Ritra Cargo Indonesia Cabang

Semarang

Tahun 2016

Sumber. PT. Ritra Cargo Indonesia Cabang Semarang, 2016

DIREKTUR

Koordinator

Operasional

Bagian

Marketing

Adm.

Keuangan

Bagian

Trucking

Operasional

Ekspor/Impor

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

17

Tugas dan wewenang masing-masing pihak dalam struktur

organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya

yang ditujukan untuk kepentingan perseroan dalam mencapai

maksud dan tujuannya.

b. Menjalankan tugasnya sebaik mungkin dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang

segala hal dan segala kejadian, mengikat perseroan dengan

pihak lain dengan Perseroan, serta menjalani tindakan baik

yang mengenai pengurusan ataupun kepemilikan.

d. Bertanggung jawab dalam kebijakan-kebijakan perseroan

dengan mengindahkan tanggungjawab pada perseroan.

2. Bagian Administrasi/Keuangan

a. Mengelola administrasi keuangan.

b. Mengeluarkan seijin direktur.

c. Menyetor uang ke bank atas pemasukan perseroan.

d. Membayar gaji karyawan/kru perusahaan.

e. Mempersiapkan tagihan-tagihan.

3. Bagian Marketing

a. Mencari pasar atau ujung tombak perusahaan untuk

mengembangkan perusahaan untuk mencari customer.

b. Mempromosikan perusahaan agar supaya tercapai tujuan

yang dimaksud.

4. Koordinator Operasional

a. Bertanggung jawab penuh kepada direktur.

b. Melaksanakan dan membagi tugas operasional di lapangan.

c. Mengkordinir petugas oprasional sesuai bagian masing-

masing.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tinjauan Pustaka 1

18

5. Bagian Trucking

a. Menyediakan alat angkut untuk container maupun non

container baik untuk muatan ekspor sendiri maupun untuk

muatan ekspor/impor perusahaan lain, dengan tujuan yang

telah ditentukan.

b. Menyediakan container kosong untuk stuffing (ekspor/impor)

termasuk pengambilan D/O ada seel di perusahaan pelayaran.

c. Pengurusan PLAB untuk ekspor/impor dan pembayaran

warkat dana di bank termasuk bertanggung jawab masuknya

container atau barang ekspor impor sampai di pelabuhan/

CFS.