Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pompa Sentriugal
Prinsip dasar kerja dari pompa sentrifugal sebagai berikut:
Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke
sisi luar sehingga kecepatan fluida meningkat. Kecepatan fluida yang tinggi
diubah oleh casing pompa (volute atau difusser ) menjadi tekanan atau head.
Cairan dipaksa menuju sebuah impeller oleh tekanan. Baling –
baling impeller meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan
cairan berputar .Cairan meninggalkan impeller pada kecepatan
tinggi.Impeller dikelilingi oleh volute casing atau dalam pompa yang
digunakan cincin diffuser mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
Gambar ilustrasi di bawah ini merupakan diagram sederhana dari
pada pompa sentrifugal yang menunjukkan lokasi dari suction pompa,
impeller, volute dan discharge. Casing pompa sentrifugal menuntun aliran
suatu cairan dari saluran suction menuju mata ( eye ) impeller. Vanes dari
pada impeller yang berputar meneruskan dan memberikan gaya putar
sentrifugal kepada cairan ini sehingga cairan bergerak menuju keluar
impeller dengan kecepatan tinggi. Cairan tersebut kemudian sampai dan
mengumpul pada bagian terluar casing yaitu volute.Volute ini merupakan
area atau saluran melengkung yang semakin lama semakin membesar
ukurannya, dan seperti halnya diffusor, volute berperan besar dalam hal
peningkatan tekanan cairan saat keluar dari pompa, merubah energi
kecepatan menjadi tekanan.Setelah itu liquid keluar dari pompa melalui
saluran discharge.
2
Gambar 2.1. : Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal
yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya
yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya.
Impeller adalah semacam piringan berongga dengan sudu-
sudu melengkung di dalamnya dan dipasang pada poros yang digerakkan
oleh motor listrik, mesin uap atau turbin uap.Pada bagian samping dari
impeller dekat dengan poros, dihubungkan dengan saluran isap, dan cairan
(air, minyak, dll) masuk ke dalam impeller yang berputar melalui saluran
tersebut. Dan karena gerakan berputar dari impeller maka cairan yang
terdapat pada bagian tersebut ikut berputar akibat gaya sentrifugal yang
terjadi, air didesak keluar menjauhi pusat, dan masuk dalam ruangan antara.
keliling impeller bagian luar dan rumah pompa, dan menuju ke saluran
keluar.
3
Gambar 2.2 :Rotary Vacuum
Prinsip dari pompa ini adalah dengan jalan mengekspansi volume
ruang oleh pompa sehingga terjadi penurunan tekanan vakum parsial.
Sistem sealing mencegah gas masuk ke dalam ruang tersebut. Selanjutnya
pompa melakukan gerakan buang, dan kembali mengekspansi ruang
tersebut. Jika dilakukan secara siklis dan berkali-kali, maka vakum akan
terbentuk di ruangan tersebut.
Salah satu aplikasi pompa ini yang paling sederhana adalah pada
pompa air manual. Untuk mengangkat air dari dalam tanah, dibentuk ruang
vakum pada sisi keluaran air, sehingga air dapat “terhisap” naik ke atas.
4
2.1.2. Cara Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal
yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya
yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya. Impeller adalah
semacam piringan berongga dengan sudu-sudu melengkung di dalamnya
dan dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor listrik, mesin uap atau
turbin uap. Pada bagian samping dari impeller dekat dengan poros,
dihubungkan dengan saluran isap, dan cairan (air, minyak, dll) masuk ke
dalam impeller yang berputar melalui saluran tersebut. Dan karena gerakan
berputar dari impeller maka cairan yang terdapat pada bagian tersebut ikut
berputar akibat gaya sentrifugal yang terjadi, air didesak keluar menjauhi
pusat, dan masuk dalam ruangan antara keliling impeller bagian luar dan
rumah pompa, dan menuju ke saluran keluar.
2.1.3. Jenis Pompa Sentrifugal
a. Pompa Jenis Rumah keong (Volut)
Impeller membuang fluida ke dalam rumah spiral yang secara
berangsurangsur berkembang. Hal ini dibuat sedemikian rupa untuk
mengurangi kecepatan fluida yang diubah menjadi tekanan statis.
b. Pompa Jenis Rumah keong ganda
menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial pada pompa bertekanan
tinggi dan pada pompa yang dirancang untuk operasi aliran yang sedikit.
Rumah keong akan menyeimbangkan beban-beban radial pada poros
pompa sehingga beban akan saling meniadakan, dengan demikian akan
mengurangi pembebanan poros dan resultan lenturan.
c. Pompa jenis Diffuser
Baling-baling pengarah yang tetap mengelilingi runner atau impeller
pada jenis pompa diffuser. Laluan-laluan yang berangsur-angsur
mengembang ini.
5
akan mengubah arah aliran fluida dan mengkonversikannya menjadi
tinggi-tekan tekanan (pressure head).
d. Pompa Jenis Turbin
Juga disebut pompa Vorteks (Vortex), periperi(Periphery), dan
regeneratif. Cairan di pusar oleh baling-baling impeller dengan
kecepatan tinggi selama hampir satu putaran di dalam saluran yang
berbentuk cincin (annular), tempat impeller tadi berputar . Energi di
tambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls
e. Pompa Jenis Aliran Campur
Pompa aliran campur menghasilkan sebagian tinggi tekan (head) oleh
adanya gaya angkat (lift) baling-baling pada cairan. Diameter sisi buang
baling-baling ini lebih besar daripada diameter sisi masuknya.
f. Pompa jenis Aliran Aksial
Pompa aliran aksial menghasilkan tinggi tekan (head) oleh propeller atau
oleh gaya angkat (lift) baling-baling pada cairan. Diameter baling-baling
pada sisi hisap sama dengan pada sisi buang.
2.1.4. Hukum Kesebangunan Pompa
Jika ada dua buah pompa (misal pompa 1 dan pompa 2) yang
secara geometris sebangun satu sama lain, maka untuk kondisi aliran yang
sebangun pula. Kecepatan spesifik (specific velocity) merupakan indeks
jenis pompa, yang menggunakan kapasitas dan tinggi tekan yang diperoleh
pada titik efisiensi maksimum. Kecepatan spesifik menentukan profil atau
bentuk umum impeller. Dalam bentuk angka, kecepatan spesifik merupakan
kecepatan dalam putaran per menit yang impellernya akan berputar bila
ukurannya diperkecil untuk dapat mengalirkan 1 gpm cairan terhadap tinggi
tekan sebesar 1 ft. Impeller untuk tinggi tekan yang besar biasanya
mempunyai kecepatan spesifik yang rendah, dan sebaliknya.
6
Pompa Sentrifugal juga bisa dibuat dengan dua volute. Pompa
semacam ini biasa disebut double volute pumps, dimana discharge nya
berbeda posisi 180. Untuk aplikasinya bisa meminimaliskan gaya radial
yang mengenai poros dan bantalan sehubungan dengan ketidak
seimbangan tekanan di sekitar impeller. Perbandingan antara single dan
double volute sentrifugal bisa dilihat di bawah ini :
Gambar 2.3 : Drive and arrangement of pumps
Pompa pemadam kebakaran harus mendapatkan tenaga
independent dari main engine. Dilengkapi dengan paling tidak dua buah
sea inlet valves. Ballast, bilga dan pompa lainnya yang digunakan untuk
menyalurkan air dari laut harus memungkinkan untuk menangani kapasitas
yang harus tersedia untuk pemadam kebakaran.Pompa pemadam
kebakaran sebisa mungkin terletak ditempat serendah mungkin dari water
line. Pompa sentrifugal tersambung dengan instalasi pompa utama melalui
screw down non return valves. Berikut ini merupakan bagian atau jalur
dan penjelasan masukan dari pipa.
7
2.1.5. sea chest
sea chest adalah suatu perangkat yang berhubungan dengan air laut
yang menempel pada sisi dalam dari pelat kulit kapal yang berada dibawah
permukaan air dipergunakan untuk mengalirkan air laut kedalam kapal
sehingga kebutuhan sistem air laut (Sea water sistem) dapat dipenuhi. Pada
kapal-kapal yang berukuran besar, menengah maupun kecil dengan sistem
instalasi permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak didalam kamar
mesin, pada badan kapal bawah air menurut peraturan dari Biro Klasifikasi
harus dipasang suatu bagian konstruksi yang disebut sea chest. Karena dari
sea chest inilah kebutuhan air laut dalam kapal dapat dipenuhi.Antara sea
chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan
dengan perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam ukuran sesuai dengan
penggunaannya.
Pada pipa-pipa tersebut terdapat katup-katup yang berfungsi
sebagai pembuka dan penutup aliran air laut, katup tersebut dibuka bila
sistem perlu suplai air laut dan ditutup bila sistem sudah tidak perlu lagi.
Misalnya mesin induk dimatikan saat kapal sandar di pelabuhan, maka katup
air laut yang menuju ke mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih
memerlukan suplai arus listrik untuk bongkar muat dari mesin bantu, maka
katup air laut yang menuju mesin bantu tetap dibuka. Dengan kata lain
bahwa pembukaan dan penutupan katup pada pipa-pipa perantara tersebut
dilakukan sesuai dengan kebutuhan kapal dalam eksploitasinya, dan
diharapkan bahwa sea chest mampu menyediakan air laut yang dibutuhkan
oleh kapal untuk suplai sistem air laut dari kapal diam sampai kapal
bergerak dan beroperasi.Kinerja dari sistem air laut dalam kapal tergantung
dari suplai air laut yang di isap oleh sea chest, jadi sistem air laut dapat
beroperasi secara penuh apabila sea chest mampu mengisap air laut sesuai
dengan kebutuhannya.
11
Supaya dapat melaksanakan pengisapan air laut dengan baik, maka
antara sea chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut
dihubungkan dengan pipa-pipa, pompa-pompa, katup-katup, katup
pengaman untuk yang bertekanan tinggi dan peralatan lainnya sehingga
dapat mensuplai air laut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem air laut
dalam kapal.
1. Sistem Pemadam
System pemadam kebakaran pada kapal bekerja melalui
instalasi perpipaan pemadam kebakaran, yang tersalur kesetiap
ruangan pada kapal, dimana apabila terjadi kebakaran pompa
pemadam kebakaran menyalurkan air dari sea chest atau sea water
inlet, melewati pipa - pipa instalasi lalu air dikeluarkan ke tempat
terjadinya kebakaran melewati sprinkler. Sprinkler head atau
pemercik air dipasang dalam ruang muat, kamar mesin, dan kamar
ketel uap, living room dan service compartment.
Sprinkle adalah alat bantu pemadam kebakaran berupa
saluran air yang menyemprot dari langit - langit saat diaktifkan jika
terjadi kebakaran. Untuk kapal yang mengangkut penumpang labih
dari 36 orang diharuskan terdapat sprinkle.
Gambar 2.4 : Sprinkler head
9
2.1.6. Electro motor
Sistim Pompa kebakaran dianjurkan agar dioperasikan
secara otomatis, sedangkan pengoperasian secara manual
sebaiknya hanya dilakukan pada saat darurat saja (emergency)
atau pada saat system AUTO tidak berfungsi sehingga tidak
dapat menghidupkan pompa. Cara mengoperasikan dengan cara
manual adalah dengan cara menekan tombol push button
MANUAL atau tombol ON pada panel control baik untuk
electric pump, diesel pump maupun Jockey pump.Untuk menjaga
supaya setelah pompa pemadam kebakaran jalan, pompa dapat
berjalan terus menerus melayani hydrant pada pipa tekan
dibuatkan pipa bypass yang dilengkapi dengan relief valve,
sehingga bila tekanan air dalam pipa mendekati 11 Kg/Cm2 relief
valve akan terbuka (air dari relief valve akan dikembalikan ke
pipa hisap atau tanki bawah) dan pompa pemadam kebakaran
tidak akan mati atau berhenti bekerja. Pressure Relief Valve
distel terbuka pada tekanan air 10.5 Kg/Cm2.
Gambar 2.5 : gambar electro motor penggerak pompa
10
2.1.7. Sistem Perpipaan di Kapal
System pipa kebakaran dikapal ini dipusatkan disuatu
ruangan kapal dan pipa-pipa ini menggunakan pipa galvanis yang
berdiameter 50 sapai 100 mm. Pipa induk kebakaran terbentang
disepanjang lambung kapal dan diperlengkapi dengan hydrant tiap
jarak tidak kurang dari 20 meter. Saluran selang kanvas
dihubungkan dengan hydrant dan diujung sleang kanvas dipasang
nozzle penyemprot air.
Gambar 2.6 : Selang Hydrant
Letak –letak emergency fire pump
a. Hydrant di letakan di atas ruang muatan atau di palka.
b. Sprinkle alat yang menggantung di langit-langit tiap deck dengan
sistim perpipaan yang menyebar di tiap deck.
c. Emergency Fire Pump wajib ada di kapal, dan di letakan di luar
kamar,dan juga dapat di letakan di stering gear room.
11
1. Hydrant
Hydrant adalah berfungsi sebagai penyambung dengan selang
pemadam kebakaran.Cara menggunakan hydrant :
a. Jalankan pompa emergency fire.
b. Perhatikan tekananya dan atur dengan katup hisapnya.
c. Sambungkan selang dengan fire hidran.
d. Hubungkan fire hose dengan nozzelnya.
e. Buka sea water valve pada fire hidran.
f. Arahkan nozzle pada tempat yang terbakar dan atur pengoperasian
nozzelnya.
Gambar 2.7 : Hydrant
2. Hydrant Valve
Setiap fire hydrant harus dipasang / memiliki katup sehingga setiap fire
hose bisa dipindahkan saat pompa kebakaran beroprasi.
3 Selang Pemadam
Selang air pemadam kebakaran terbuat dari bahan kain yang ringan,
elatis, dan kuat yang berfungsi sebagai pengalir air dari dari pompa ke
12
nozzle.Selang kebakaran harus dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan
harus tetap dalam keadaan siap pakai.Peletakannya ditempat - tempat yang
mudah dijangkau dan letaknya dekat dengan tempat hidran atau sambungan
layanan air.Untuk kapal penumpang yang mengangkut lebih dari 39 orang,
pada selang kebakaran itu harus disambungkan dengan hidran setiap saat.
Padakapal dengan berat kotor 1.000 GT atau lebih minimal terdapat 5 buah
selang pemadam kebakaran ditambah 1 untuk cadangan
4..Sambungan Selang Pemadam
Sambungan selang pemadam cabang terbutat dari kuningan dan
berfungsi untuk menyambung.
5. Nozzle
Nozzle terbuat dari kuningan atau aluminium dan berfungsi untuk
menyemprotkan air dengan tekanan bentuk pancaran atau payung (spray).
Ukuran diameter standar untuk nosel antara lain : 12 mm, 16 mm, atau 19
mm. Pada ruang akomodasi dan ruang layanan digunakan nosel ukuran
diameter 12 mm. Sedangkan pada ruang mesin dan tempat - tempat di luar,
ukuran nosel harus sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pengeluaran
semaksimal mungkin, akan tetapi tidak lebih besar dari 19 mm
Gambar 2.8 : nozzle dan selang pemadam
13
Gambar 2.9 : sambungan selang pemadam
1. Fire Hose
Fire hose merupakan salah satu alat pemadam kebakaran berupa
selang yang digunakan tim pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran
pada sebuah bangunan atau gedung. Selang pemadam api ini termasuk fire
hydrant
equipment yang penting digunakan untuk memaksimalkan sistem fire
hydrant untuk memadamkan kebakaran. Fungsi dari Firehose untuk
mendistribukan air dari hydrant pillar yang sebelumnya distribusikan oleh
hydrant pump / pompa hydrant dengan tekanan tinggi dari tandon air /
tangki air sehingga dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran.
hydrant pump / pompa hydrant dengan tekanan tinggi dari tandon
air / tangki air sehingga dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran
Pada umumnya untuk semua jenis Firehose / selang pemadam api /
selang pemadam kebakaran ini diproduksi oleh produsen dengan bervarian
ukuran diameter dan panjangnya. Untuk panjangnya diproduksi oleh
produsen dari 20 meter sampai 30 meter. Sedangkan untuk diameternya
diproduksi beberapa diameter antara lain 1,5” , 2,5” , dan 3”. Jadi dapat
disesuaikan dengan kebutuhaan. Namun jika selang pemadam kebakaran
14
kurang panjang untuk menjangkau titik kebakaran bisa menyambungkan
selang pemadam kebakaran yang lain dengan menggunakan hose
coupling.Firehose diproduksi sudah terpasang dengan hose coupling
(penghubung selang) di dua ujung selang. Selang pemadam ini dapat di
pasang dengan berbagai hose coupling antara lain: machino coupling, stors
coupling, dan instantaneous coupling.
Firehose memiliki beberapa jenis dan material yang digunakan berbeda-beda
antara lain:
a. Firhose red Rubberr
Merupakan jenis selang pemadam kebakaran yang
digunakan oleh pemadam kebakaran (fire brigade). Material yang
digunakan selang pemadam api / selang pemadam kebakaran ini dengan
menggunakan material red rubber / karet yang berkualitas dan memiliki
mutu tinggi. Selang pemadam ini mampu menahan tekanan air 18 bar
sampai 20 bar, sedangkan rata-rata tekanan air pompa hydrant (hydrant
pump) kurang lebih 10 bar. Oleh karena itu Firehose red rubber yang
memiliki kualitas yang baik dan mutu yang tinggi memungkinkan selang
pemadam ini tidak mudah rusak dan bocor. Untuk ukuran diameter dan
panjang selang ini bervariasi.
b. firehouse Canvas
Selang pemadam kebakaran ini terbuat dari bahan kanvas
(canvas) berkualitas tinggi agar tidak mudah pecah saat digunakan. Daya
tahan tekanan air selang ini mampu bekerja dibawah tekanan 13-17bar.
Selang media kanvas ini tidak mampu menahan tekanan air antara 30 –
39 bar karena akan mengakibatkan kepecahan pada selang ini. Hal itu
tidak akan mungkin terjadi karena pada umumnya tekanan air yang
dihasilkan pompa fire hydrant hanya mencapai kurang lebih 10 bar.
c. firehouse Polyester
Selang pemadam kebakaran ini dibuat dengan material 100% dari
polyester staple dan polyester filaments atau kain khusus yang
15
dipergunakan dalam pembuatan selang pemadam kebakaran. Selang
pemadam ini mampu bekerja di bawah tekanan air hingga 13 bar.
Firehose ini cukup tangguh digunakan untuk menahan tekanan air dari
pompa hydrant yang kurang lebih 10 bar.
Prosedur setelah penggunaan selang pemadam ini juga harus
diperhatikan, seperti mengeringkan terlebih dahulu beberapa waktu
sebelum dimasukkan di box hydrant atau di taruh di tempat penyimpanan.
Karena jika selang digulung dalam keadaan basah dikhawatirkan selang
akan menjadi lengket serta berjamur. Perhatikan juga cara saat melepas
selang dari sumber air, cara yang benar yaitu mendorong ujung kumparan
untuk mengurai / meregangkan selang, bukan langsung ditarik secara
paksa untuk melepaskan. Dengan penggunaan yang benar, maka selang
dipastikan akan lebih awet. Saat menarik selang ke arah titik api,
perhatikan landasan yang digunakan. Sebaiknya gesekan antar selang
dengan tanah / aspal dan lainnya harus diminimalkan. Jika sering terjadi
pergesekan dengan benda kasar secara terus-menerus maka dikhawatirkan
selang akan mengalami kebocoran dan akhirnya tidak dapat dipakai lagi.
2.1.8. Jenis Pompa Pemadam Kebakaran Darurat
Kegunaan pompa pemadam kebakaran ini dimanfaatkan untuk
memompa atau menghisap air dari tandon air untuk disalurkan ke pipa
hydrant kemudian di distribusi ke hydrant pillar untuk outdoor dan hydrant
valve untuk indoor. Fire pump ini dimanfaatkan oleh tim pemadam
kebaran (fire brigade) ketika terjadi kebakaran. Biasanya pompa
pemadam kebakaran membutuhkan waktu minimal 30 menit untuk dapat
mengalirkan air ke seluruh pipa hydrant dan dapat di gunakan untuk
memadamkan kebakaran.
Pompa pemadam kebakaran ada beberapa macam antara lain
yaitu jockey pump, electric pump, dan diesel pump. Pada dasarnya pompa-
pompa ini digunakan untuk mensuplai kebutuhan air yang di perlukan.
16
Penjelasan dari pompa-pompa pemadam kebakaran tersebut sebagai
berikut :
1. Jockey pump bentuknya biasanya vertical. Pompa pemadam kebakaran
ini digunakan untuk menjaga atau menstabilkan tekanan air di dalam
pipa.
2. Electric pump digunakan memompa air yang dihisap dari tandon air
(reservoir) untuk disalurkan ke distribusi baik ke hydrant valve untuk
indoor, hose reel dan hydrant pillar untuk outdoor. Inti dari kegunaan
pompa pemadam kebakaran ini sebagai pompa pendorong yang
digunakan pada saat terjadi kebakaran.
3. Diesel pump sebagai back up dan membantu pompa pendorong ketika
kebakaran pada umumnya power listrik yang mensupply electric pump
off (mati). Diesel pump berfungsi dalam kedaan listrik mati, Pompa
pemadam kebakaran ini membantu kerja electric pump guna memenuhi
kebutuhan air yang di dibutuhkan jika tekanan dan volume air
berkurang pada pillar hydrant.
2.1.9. Instalasi Pipa Pemadam
Pemadam api secara aktif yaitu pemadaman api secara
langsung dengan memakai peralatan pemadam kebakaran dan sistem
pipa pemadam kebakaran. Sistem pipa ini juga dihubungkan dengan sea
chestsebagai lubang pengisapan air laut. Yang termasuk peralatan
pemadam kebakaran adalah pengumpil, pengait, kapak api, goni, pasir,
alat pemadam api tangan dan lain-lain.
Tujuan dari sistem pemadam kebakaran di kapal adalah untuk
mencegah timbulnya kebakaran, karena air laut tersedia banyak dan
hasilnya cukup memuaskan, oleh karena itu air merupakan alat
pemadam kebakaran utam
17
memuaskan, oleh karena itu air merupakan alat pemadam kebakaran
utama di kapal. Sistem ini dipakai untuk memadamkan kebakaran di kapal,
kecuali yang terbakar adalah batu bara, minyak atau peralatan listrik.
Sistem yang dipakai adalah sistem pemadaman sentral dan dengan melalui
pipa tembaga atau pipa yang di galvanis dengan diameter 50 sampai 100
mm disalurkan ke tempat yang ditentukan.
Gambar 2.10.instalasi pipa pemadam kebakaran.
18
2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk mendapatkan data-data yang
di perlukan, maka penulisan melaksanakan Praktek Laut (PRTALA0 pada
PT. Cakra Bahana, yang kemudian penulis di tempatkan di salah satu
armada angkutan laut yang di miliki yaitu :
Lampiran 1 :
1. Nama Kapal : KM. Bhaita Perkasa
2. Tanda Panggilan : Y E H R
3. IMONO : 8604319
4. Bendera : Indonesia
5. Daerah Operasi : API
6. Type Kapal : Kapal Barang
7. Ukuran : Isi Kotor : GT 1160 ton
: Isi Bersih : NT 395 ton
8. Panjan Kapal
Length Over All : 65.25 m
Length Between Perpendicular : 61.85 m
9. Lebar Kapal : 12.5 m
10. Draft Kapal : 4,378 m
11. Pemesinan : Mesin Diesel
A. Merek : NIGATA
B. Tahun : 1986
C. Type : 6m31AGTE
12. Pemakaian Bahan Bakar
A. Jenis : Solar
B. Jumlah Putaran Mesin : 300 rpm
C. Pemakaian Bahan Bakar : 200 Ltr/jam
Mesin Bantu 1 :
A. Merek : YANMAR 185 PS
B. Jumlah Putaran Mesin : 1200 rpm
C. Pemakaian Bahan Bakar : 35 Ltr/jam
13. Kecepatan Kapal : 10 KNOT
19
LAMPIRAN 2 :
CREW LIST MV. BHAITAPERKASA
NAMA KAPAL : KM. BHAITA PERKASA No. 1427/PPm BENDERA : INDONESIA ISI KOTOR : GT. 1160 TANDA PANGGILAN : Y E H R NOMOR IMO : 8604319 NAHKODA : ASRE
NO NAMA KEBANGSAAN JABATAN KETERANGAN 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
ASRE
MUKARDI
HADI SISWANTO
FRANSISKUS BULE
HUAN KIONG
DANIEL MOEDJENIE
RUBEN BARAMATA
MICHEL J sumanggusong
METRAMON
FAJAR INDRA GUNAWAN
ACEP EFUL OKVRIYADI
RIO FANDRA A
SOFA NUR HIDAYAT
FAISAL ILHAM FUADI
IVAN AMRIYANI
KASIRIN
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
INDONESIA
NAHKODA
MUALIM I
MUALIM II
K. K. M
MASINIS I
MASINIS II
OPR. CRANE
JURU MUDI 1
JURU MUDI 2
JURU MUDI 3
OILER 1`
OILER 2
OILER 3
JURU MASAK
CADET DECK
CADET MESIN
ANT. IV
ANT. V
ANT. V
ATT. V
ATT. V
ATT.V
ANT.D
ANT.D
ANT.D
ATT.D
ATT.D
ATT.D
BST
BST
BST
11
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian dalam karya tulis ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal.
2. Cara kerja pompa sentrifugal lebih baik dari yang lain
3. Terdapat berbagai macam jenis pompa pemadam kebakaran darurat yang
berfungsi untuk menghisap air.
4. Adanya hukum kesebangunan pompa kita dapat mengetahui kecepatan
spesifik dalam putaran permenit.
5. Terdapat beberapa macam-macam kelengkapan system sea chest secara
garis besar
6. Sistem perpipaan di kapal menggunakan pipa glvanis yang berdiameter
50 sampai 100 mm,dan di lengkapi dengan beberapa jenis selang
pemadam kebakaran
7. Ada beberapa penjelasan tentang jenis-jenisp pompa pemadam kebakaran
8. Instalasi pipa pemadaman yang di hubungkan langsung dari sea chast
9. Perawatan pompa pemadam kebakarndi lakukan secara berencana dan
insidentil
10. Pemeriksaan pompa dan pengecekan dapat langsung dilakukan dan dapat
di tindak lanjuti.
21
5.2 Saran – Saran
Saran dalam karya tulis ini sebagai berikut :
1. Dianjurkan prinsip kerja pompa sentrifugal lebik baik
2. Disarankan memahami cara kerja pompa sentrifugal
3. Disarankan memahami jenis pompa pemadam kebakaran darurat.
4. Disarankan memahami hukum kesebangunan pipa
5. Diharapkan selalu mengecek se chest
6. Di upayakan selalu menjaga dan merawat perpipaan di kapal dengan baik
7. Disarankan selalu menjaga dan merawat jenis-jenis pompa pemadam
kebakaran
8. Dianjurkan menjaga dan merawat instalasi pipa pemadam darurat jangan
sampai tersumbat.
9. Diharapkan perawatan pompa pemadam kebakaran dilakukan secara
berkala.
10. Disarankan secara seksama menganalisa / menguji setiap komponen.
11
xxii