21
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian dari pembongkaran barang menurut Amir M. S, Seluk Beluk Niaga dan Perdagangan Internasional, Bharata Karya Aksara, (1987) dijelaskan sebagai berikut : 1. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 60 Th. 2014 Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 60 Th. 2014, a. BAB I Pasal I 1) Kapal adalah kendaraan air dengan jenis dan bentuk tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. 2) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal sandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang peabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan atarmoda transportasi. 3) Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkitan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumla besar, dan sebagai tempat asal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Pengertian dari pembongkaran barang menurut Amir M. S, Seluk Beluk

Niaga dan Perdagangan Internasional, Bharata Karya Aksara, (1987)

dijelaskan sebagai berikut :

1. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 60 Th. 2014

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 60

Th. 2014,

a. BAB I Pasal I

1) Kapal adalah kendaraan air dengan jenis dan bentuk tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi

lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya

dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat

apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

2) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal sandar, naik turun penumpang, dan/atau

bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh

kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan

keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang peabuhan serta

sebagai tempat perpindahan intra dan atarmoda transportasi.

3) Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkitan laut dalam negeri dan

internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan

internasional dalam jumla besar, dan sebagai tempat asal

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

7

tujuan enumpang dan/atau barang, serta angkutan

penyebrangan denganjangkauan pelayanan antar provinsi.

4) Usaha Bongkar Muat Barang adalah kegiatan usaha yang

bergerak dalam bidang bongkar muat barang dari kapal di

pelabuhan yang meliputi kegiatan stevedoring, cargodoring,

dan receiving/delivery/.

5) Barang adalah semua jenis komoditas termasuk ternak yang

dibongkar/dimuat dari dank e kapal.

6) Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal

ke dermaga/tongkang/truk atau memuat barang dari

dermaga/tongkang/truk ke dalam kapal sampai dengan

tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan Derek kapal

atau Derek darat.

7) Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-

jala (ex tackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke

gudang/lapangan penumpukan barang atau sebaliknya.

8) Receiving/Delivery adalah pekerjaan memindahkan barang

dari timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan

penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas

kendaraan di pintu gudang/lapangan penumpukan atau

sebaliknya.

9) Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Badan Usaha yang

melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di

pelabuhan.

b. BAB II Pasal 2

1) Kegiatan usaha bongkar muat barang merupakan kegiatan

usaha yang bergerak dalam bidang bongkar muat barang dari

dan ke kapal di pelabuhan yang melliputi kegiatan:

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

8

a) Stevedoring,

b) Cargodoring,

c) Receiving/delivery.

2) Kegiatan usaha bongkar muat barang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan oleh badan usaha yang didirikan

khusus untuk bongkar muat barang di pelabuhan dan wajib

memiliki izin usaha.

c. BAB II Pasal 3

1) Pelaksanaan kegiatan usaha bongkar muat barang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dilaksanakan dengan

menggunakan peralatan bongkar muat oleh tenaga kerja

bongkar muat di pelabuhan

2) Peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus memenuhi persyaratan laik operasi dan menjamin

keselamatan kerja.

3) Tenaga kerja bongkar muat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus memiliki kompetensi di bidang bongkar muat yang

dibuktikan dengan sertifikat.

4) Tenaga kerja bongkar muat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berasal dari Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum

Indonesia yang meliputi Perseroan Terbatas, Koperasi, dan

Yayasan.

2. Pengertian perusahaan bongkar muat

Menurut ( Capt. R.P Suryono : 2007 : 324 ) perusahaan bongkar muat

adalah perusahaan yang secara khusus berusaha di bidang bongkar muat

dari dan ke kapal, baik dari dan kegudang lini I maupun ke alat angkutan

yang meliputi kegiatan stevedoring, cargodoring, receiving/delivery.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

9

3. Pengertian Pembongkaran

Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah suatu perusahan yang

berbadan hukum yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari

kapal dan atau ke kapal meliputi kegiatan pembongkaran barang dari palka

kapal ke atas dermaga dilambung kapal atau atau sebaliknya kegiatan

pemindahan barang dari dermaga di lambung kapal.kegiatan yang

dilakukan oleh Perusahaan bongkar muat (PBM) untuk menyelenggarakan

kegiatan - kegiatan pembongkaran barang dari kapal ke gudang / lapangan

maupun pembongkaran langsung / tidak langsung.

Pekerjaan Perusahaan Bongkar Muat dapat di bagi menjadi tiga yaitu :

a. Stevedoring

Yaitu pekerjaan membongkar dari dek atau palka kapal ke

Dermaga, Tongkang, atau memuat ke dek atau ke dalam palka kapal

dengan menggunakan derek kapal ataupun derek darat.

b. Cargodoring

Yaitu pekerjaan mengeluarkan dari sling ke atas dermaga,

mengangkat dari dermaga, mengangkut dan menyusun ke dalam

gudang lini I atau ke lapangan penumpukan atau pekerjaan sebaliknya.

c. Receiving / Delivery

Yaitu pekerjaan mengambil dari timbunan dan menggerakkan untuk

kemudian menyusunnya di atas di pintu darat untuk ditimbun di

gudang atau lapangan penumpukan lini 1 merupakan awal kegiatan

memasukkan barang ke dalam gudang ekspor yang ditunjuk sebelum

barang tersebut dimuat di kapal. ”Dalam kamus bisnis dan perkapalan

disebut receiveadalah menerima”. Subandi (1998 : 143)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

10

1) “Receiving adalah kegiatan menerima barang dari wilayah

pelabuhan” . Suyono (2003 : 143 )

2) “Receiving adalah kegiatan penerimaan barang ke dalam gudang

atau lapangan penumpukan” . Arwinas ( 1999 : 23 )

Jika melihat pendapat pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa Receiving merupakan suatu kegiatan penrimaan barang untuk

disimpan sementara di dalam gudang.

Kegiatan Receiving ini sangat membutuhkan ketelitian,karena jika

tidak menyebabkan banyak masalah .Misalnya kekurangan-kekurangan

baik dokumen barang maupun jumlah barang.

Delivery yaitu pekerjaan mengambil barang dari gudang stapel atau

tumpukan, mengangkut dan menyusun dia atas di depan pintu darat

gudang lini I atau lapangan penumpukan dan menyerahkan ke pemilik

barang.

4. Istilah-Istilah Dalam Bongkar

Istilah – istilah dalam bongkar antara lain:

a. Port Dues

Biaya-biaya yang dikenakan untuk pengguna fasilitas fasilitas

pelabuhan dan tidak berhubungan dengan suatu pelayanan khusus

pada pelabuhan yang disinggahi.

b. Port Charges

Pungutan pelabuhan yang dikenakan untuk suatu pelayanan khusus

pada pelabuhan yang disinggahi.

c. Gilir Kerja

Jam kerja selama 8 jam termasuk istirahat i jam kecuali hari jum‟at

siang istrhat 2 jam,untuk kegiatan bongkar dengan penggantian tenaga

kerja bongkar pada setiap gilir kerja.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

11

5. Pengertian Batu Bara

Menurut Edmy Nursanto dkk (1 Agustus 2011), Batubara adalah

Barang yang terdiri dari bahan organik dan anorganik. Batu bara

mengandung lebih dari 50% bahkan lebih dari 75% lebih bahan organik.

Bahan organik berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami

dekomposisi dan mengalami perubahan sifat-sifat fisik dan kimia.

Berdasarkan kelimpahan mineral yang terkandung di dalamnya, maka

terdapat mayor elemen, minor elemen dan mineral jejak. Mineral-mineral

mayor antar lain lempung dan kuarsa, sedangkan mineral minor antara lain

karbonat, sulfida dan sulfat. Pembentukan batu bara secara umum dapat

dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a. Tahap Peatification ( penggambutan )

Tahap penggambutan merupakan tahap awal dari suatu proses

pembentukan batu bara. Pada tahap ini diperkirakan sisa tumbuhan

yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa

yang selalu tergenang air dengan kedalaman sekitar 0,5m sampai

dengan 10m dari permukaan air. Sisa tumbuhan tersebut oleh aktivitas

bakteri anaerobik dan jamur diubah menjadi gambut. Perubahan ini

disebut proses biokimia karena aktivitasnya dilakukan oleh bakteri.

b. Batu Bara

Dalam tahap ini terjadi kenaikan temperatur, tekanan dan waktu

sehingga persentase unsur karbon dalam bahan asal pembembentuk

batu bara ini cenderung meningkat. Namun sebaliknya kandungan dari

unsur hidrogen dan oksigen dalam sisa tumbuhan tadi menjadi

berkurang. Karena proses pembatubaraan ini akan menghasilkan

batubara dengan berbagai peringkat yang sesuai dengan tingkat

kematangan pada bahan organiknya yaitu mulai dari lignit yang

subbituminous, semi antrasit, antarasit dan meta antrasit.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

12

Batu bara adalah bahan bakar karbon padat yang terbentuk dari

tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruhi oleh

panas dan tekanan yang berlangsung lama di alam dengan komposisi

yang kompleks. Proses pembentukan batu bara dapat melalui proses

sedimentasi dan skala waktu geologi. Pada proses sedimentasi,

batubara terbentuk dari material tumbuh-tumbuhan, yang terendapkan

dalam suatu cekungan pada kondisi tertentu dan mengalami kompaksi

serta transformasi baik secara fisik, kimia dan biokimia. Pada saat

pengendapan, awalnya material ini selalu membentuk lapisan-lapisan

yang horizontal pada cekungan bumi. Proses sedimentasi, kompaksi,

transformasi yang dialami material dasar pembentuk sedimen menjadi

batuan sedimen berjalan jutaan tahun. Untuk dapat memahami

lamanya pembentukan batuan sedimen tersebu, maka dikenal skala

waktu yang disebut skala waktu geologi. Kedua konsep tersebut

merupakan bagian dari proses pembentukan batubara. Faktor-faktor

yang berpengaruh dalam pembentukan batu bara diantaranya adalah :

(Menurut Arif Ismul Hadi dkk, Mei 2012)

1) Material dasar, yaitu flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa

juta tahun lalu kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan

dengan iklim dan topografi tertentu. Tipe dari jenis tumbuhan

sangat berpengaruh pada tipe batubara yang terbentuk.

2) Lingkungan pengendapan, yaitu lingkungan pada saat proses

sedimentasi dari material dasar menjadi material sedimen.

3) Proses dekomposisi, yaitu proses transportasi biokimia dari

material dasar pembentuk batubara menjadi batu bara. Dalam

proses ini, sisa tumbuhan yang terendapkan akan mengalami

perubahan baik secara fisika maupun kimiawi.

4) Umur geologi, yaitu skala waktu.

5) Posisi geotektonik yang dapat mempengaruhi proses

pembentukan suatu lapisan batubara.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

13

Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di

cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda

(termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan).Potensi sumberdaya batu

bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan

Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara

walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan

keekonomiannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua,

dan Sulawesi.

Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki

160 miliar ton cadangan batu bara yang belum dieksplorasi. Cadangan

tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Timur dan Sumatera

Selatan. Namun upaya eksplorasi batu bara kerap terkendala status

lahan tambang. Daerah-daerah tempat cadangan batu bara sebagian

besar berada di kawasan hutan konservasi. Rata-rata produksi

pertambangan batubara di Indonesia mencapai 300 juta ton per tahun.

Dari jumlah itu, sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan energi

dalam negeri, dan sebagian besar sisanya (90 persen lebih) diekspor

keluar.

Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama

selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak

industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan

solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp.0,74/kilokalori

sedangkan batubara hanya Rp.0,09/kilokalori, (berdasarkan

harga solar industri Rp.6.200/liter).

Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil

terpenting bagi indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai

puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok

kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun kedepan. Sayangnya,

Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya

menjadi energi listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

14

melalui polutan CO2, SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang

efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.

Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna

dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan

petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang

dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan)

dan gasifikasi(penyubliman) batubara.

6. Pengertian Pelabuhan

Menurut ( Prof. Bambang Triatmodjo : 2010 : ) Pelabuhan adalah

daerah perairan yang terlindungi terhadap gelombang, yang di lengkapi

dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana muatan kapal

dapat berhambat untuk bongkar muat barang, kran-kran/crane untuk

bongkar muat barang, gudang laut dan tempat-tempat penyimpanan

dimana kapal membongkar muatannya, dan tempat-tempat penyimpanan

dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang dimana

barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu

pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini di lengkapi

dengan jalan kereta api dan jalan raya.

Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu

wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar

pulau atau bahkan antar negara, benua dan bangsa. Dengan fungsinya

tersebut maka pembangunan pelabuhan harus dapat di pertanggung

jawabkan baik secara sosial ekonomis maupun teknis.

Pelabuhan mempunyai pengaruh (hinterland), yaitu daerah yang

mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan

pelabuhan tersebut. Misalnya Jawa Barat dan bahkan Indonesia

merupakan daerah pengaruh dari Pelabuhan Tanjung Priok, atau

Pelabuhan Makassar mempunyai pengaruh dari Pelabuhan Tanjung Priok,

atau Pelabuhan Makassar mempunyai daerah pengaruh yang berupa pulau-

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

15

pulau dan laut-laut di sekitarnya. Barang-barang impor misalnya mobil

masuk ke Indonesia seluruh wilayah indonesia.

Selain untuk kepentingan sosial dan ekonomi, ada pula pelabuhan

yang dibangun untuk kepentingan pertahanan, Pelabuhan ini dibangun

untuk tegaknya suatu Negara. Dalam hal ini pelabuhan disebut dengan

pangkalan angkatan laut atau pelabuhan Militer.

7. Menurut Sarana Pelayanannya

Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang di selenggarakan untuk

kepentingan masyarakat umum. Penyelenggarakan pelabuhan umum

adalah unit pelaksana teknis/satuan kerja pelabuhan atau badan usaha

pelabuhan.

Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk

kepetingan sendiri guna menunjang kegian tertentu. Pengelola pelabuhan

khusus adalah pemerintah, pemerintah Provisi, Pemerintah Kabupaten/

kota atau Badan Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk mengelola

pelabuhan khusus. Contoh dari pelabuhan khusus adalah pelabuhan khusus

angkatan laut, pelabuhan khusus untuk minyak mentah, pelabuhan khusus

„‟ Bogasari‟‟ dan lain sebagainya.

8. Menut Lingkup Pelayaran

Sesuai PP No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan Pasar 5 dan

6, peran dan fungsi pelabuhan dibagi menjadi 5 yaitu:

1. Pelabuhan Internasional hubungan adalalah pelabuhan utama

primer yang berfusi melayani kegiatan dan alih muatan

angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar

dan jangkauan pelayaran yang sangat luas serta merupakan

simpul dalam jaringan transportasi laut internasional.

2. Pelabuhan Internasional adalah pelabuhan utama sekunder yang

berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut

nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkuan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

16

pelayanan yang luas serta merupakan simpul dalam jaringan

transportasi laut internasional.

3. Pelabuhan Nasional adalah pelabuhan utama tersier yang

mempunyai fungsi malayani kegiatan dan alih muat laut

nasional dan internasional dalam jumlah menengah serta

merupakan simpul dalam jaringan transportsi tingkat provinsi.

4. Pelabuhan Regional adalah pelabuhan pengumpan primer yang

berfungsi melayani kegiatan dan alih muatan angkutan laut

nasional jumlah yang relatif kecil serta merupakan pengumpan

dari pelabuhan utama.

5. Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan sekunder yang

berfungsi melayani kegiatan angkutan laut regional dalam

jumlah kecil serta merupakan pengumpan pada pelabuhan

utama dan pelabuhan regional.

9. Pengertian Kapal Dan Jenis Kapal

Munut Kamus Besar Bahasa Indonesia kapal adalah kendaraan

pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dan sebagainya).

Adapun berdasarkan jenisnya, kapal saat dibagai menjadi;

1. Kapal Barang Biasa / Conventional Liner Vessel

Jenis kapal ini melakukan pelayaran dengan jadwal tetep

dan biasanya membawa muatan umum (general cargo) atau

barang dalam partai yang tidak bagitu besar. Matan disusun

dalam palka kapal dengan bantuan tenaga manusia.

2. Semi Container / Pallet Vessel

Jenis kapal ini dapat mengangkut muatan secara breakbulk

atau unit-unit pre-pallet. Kapal ini juga dapat mengangkut

petikemas dalam palkanya yang terbuka dan diatas dek.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

17

3. Kapal Petikemas / Full Container Vessel

Kapal ini khusus dibuat untuk mengangkut petikemas /

container . Oleh karena itu, kapal ini bisa mempunyai alat

bongkar / muat sendiri dan dapat juga memakai shore crane

dan gantry crane dari darat untuk memuat dan membongkar

petikemas.

4. General Cargo / breakbulk Vessel

Kapal jenis ini beroperasi sebagai kapal angkut serba guna

karena berfungsi sebagai tramper yaitu harganya murah dan

dapat mengangkut muatan ke segala penjuru dunia.

5. Ro-ro / Roll on, Roll off

Adalah kapal yang di desain untuk muat bongkar barang ke

kapal di atas kendaraan roda. Kapal yang termasuk jenis Ro-Ro

antara lain kapal fery, kapal pengangkut mobil (car ferries),

kapal general cargo yang beroperasi sebagai kapal Ro-Ro.

6. Pengangkut Muatan Curah / bulk carrier

Adalah kapal besar dengan hanya satu dek yang

mengangkut muatan yang tidak dibunkus atau curah (bulk).

Muatan dicurah, dipompa ke dalam kapal dengan bantuan

mesin curah dan bilamana tidak dengan mesin, maka karung –

karung berisi muatan yang diangkat ke kapal dengan bantuan

derek kapal diletakan diatas palka dahulu.

7. Kapal Penumpang / Passenger Ship

Kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang dari

pelabuhan satu ke pelabuhan yang lainya. Di Indonesia sering

dijumpai di pelabuhan penyebrangan Merak – Bakauheni.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

18

8. Kapal Tunda / Tug Boat

Kapal Tunda dibuat agar bisa menarik kapal tongkang atau

segala sesuatu yang mengapung. Tugas lain yang dilakukan

adalah menolong kapal lain yang dalam berbahaya.

9. Kapal Pemasok Lepas Pantai / Offshore Supply Ship

Kapal yang dibangun dengan geladak lebih luas dibelakang

ini untuk mengangkut pemasok bahan dan peralatan serta

makanan untuk anjungan lepas pantai bagi pengeboran minyak

dan gas bumi. Tugas tambahan termasuk menunda,

mengerjakan jangkar anjungan, memadamkan kebakaran, dan

membuang minyak bekas.

10. Kapal Penelitian

Kapal yang dibuat untuk fungsi penelitihan dan pemetaan/

survei, seperti hidrografi, oceanografi, geofisika dan

seismografi.

11. Kapal Penangkapan Ikan

Kapal yang dibuat untuk menangkap ikan dengan berbagai

cara, seperti purse seining, long lining, beam trawling dan

stern trawling. Kapal ini sering diperlengkapi peralatan

pending ( refrigerator ) dan peralatan untuk memproses lebih

jauh.

12. Tanker

Kategori kapal dengan sebuah geladak dimana terdapat

tanki-tanki yang tersusun secara integral maupun terpisah yang

digunakan untuk mengangkut minyak curah ( minyak mentah

atau minyak yang sudah didestilasi ), cairan kimia, gas cair dan

sebagainya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

19

10. Dokumen - dokumen Pembongkaran

Dokumen pembongkaran yaitu :

. 1. Surat Perintah Keja ( SPK ) PBM

Dokumen berupa penunjukan pekerjaan dari EMKL/Pemilik

barang atau perusahaan pelayaran/agen kepada Perusahaan Bongkar

Muat (PBM) untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran batu bara

dari kapal.

2. Notice Of Readiness

Surat pemberitahuan dari nahkoda kepada penyewa kapal yang

menyatakan bahwa kapal siap memulai pembongkaran atau pemuatan.

3. Out Turn Report

Daftar yang memuat barang – barang yang di bongkar dipelabuhan

tujuannya masing – masing.

4. Short Over Landed

Daftar kekurangan dan kelebihan pembongkaran, yaitu daftar yang

muat barang – barang yang kurang dibongkar atau kelebihan

pembongkaran.

5. Laporan Kedatangan Kapal

Laporan pengeluaran/pemasukan barang dari PLTU kepada

Administrator Pelabuhan yang berisi nama barang apa, jumlahnya

berapa dan asal barang dari mana dan akan di antar kemana.

6. Statement Of Fact ( SOF )

Kegiatan bongkar muat mulai dari awal hingga selesai kegiatan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

20

7. Draught Survey ( DS )

Merupakan perhitungan dari berat kargo dimuat atau dibongkar di

atas kapal yang terjadinya perubahan atau perpindahan kargo Baru

Bara.

8. Permohonan Pelayanan Jasa Kapal

Yaitu dokumen untuk permohonan pemakaian fasilitas selama

kegiatan pembongkaran yg berisi di dermaga mana dan fasilitas apa

saja yg akan di gunakan perusahaan bongkar muat.

9. Delievery Order ( DO )

Yaitu surat tanda kepemilikan barang, dan hanya nama yg

tercantum di DO yang berhak menerima barang.

10. Cargo Manifest

Adalah dokumen yang berisi daftar muatan barang yang diangkut

atau dimuat diatas kapal.

11. Bill Of Landing

Adalah dokumen utama kepemilikan barang dimana dalam

dokumen ini mulai dari nama pemilik barang, pengirim barang,

pelabuhan asal, pelabuhan tujuan, dijelaskan secara lengkap.

Dokumen ini juga dapat di perjual belikan.

11. Pelaksanaan Bongkar

Secara garis besar pelaksanaan bongkar dapat dibagi menjadi 2 cara

yaitu :

a. Secara langsung ( lossing / loading)

Bongkar secara langsung adalah sistem bongkar dari kapal ke

disamping lambung kapal atau muat dari disamping lambung kapal

ke palka kapal. Bongkar secara langsung dari palka kapal ke disebut :

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

21

lossing sedangkan muat dari langsung ke palka kapal disebut

loading.

Pada hakekatnya pembongkaran ataupun pemuatan dengan

lossing / loading dilakukan terhadap barang -barang tertentu misalnya,

barang - barang berbahaya yang tidak boleh di timbun digudang /

lapangan dan barang strategis, misalnya beras, gula, garam, semen dll.

Kenyataan akhir - akhir ini berkembang terhadap barang -barang

lainnya ada kecendrungan dibongkar muat dengan cara lossing /

loading dikarenakan biaya bongkar lebih murah dan lebih cepat.

b. Secara tidak langsung (bongkar melalui gidang lini I / lapangan

penumpukan).

Barang sebelum dimuat ditumpuk digudang lini I / lapangan

penumpukan disusun sedemikian hingga sesuai jenis, berat, sifat

barang tujuan dan nama kapal pengangkut. Setelah barang

dipersiapkan di tumpuk digudang lini I / lapangan penumpukan baru

diangkut ke dermaga dan untuk selanjutnya dimuat ke palka kapal.

Untuk barang bongkaran, sebelum dibongkar dipersiapkan space

gudang atau lapangan sesuai dengan jenis dan sifat barang yang akan

dibongkar. Barang dibongkar ke dermaga kemudian diangkut ke

gudang lini I atau lapangan penumpukan dan stapel atau yang

ditumpuk sedemikian rupa sesuai dengan jenis dan sifat barang yang

dibongkar.

Maksud penyediaan fasilitas penumpukan barang bongkaran atau

muat di pelabuhan adalah : Untuk memperlancar kerja bongkar muat

dari dan ke kapal, untuk pemeriksaan oleh Bea dan Cukai khususnya

terhadap barang export dan import. Untuk seleksi terhadap barang

yang rusak, ukuran tidak cocok dengan dokumen dll.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

22

12. Faktor - faktor yang mempengaruhi Bongkar

Faktor yang mempengaruhi kegiatan bongkar adalah berkaitan dengan

masalah kwantitas barang yang akan dipindahkan pada kegiatan tersebut

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Daya angkut suatu peralatan

Setiap peralatan harus dioperasikan secara maksimal maka dari sini

dapat diketahui keuntungan utama dan kapasitas maksimum adalah

menaikkan kwantitas barang yang dipindahkan yang akhirnya akan

menekan perton barang.

b. Sifat barang yang akan ditangani

Melalui peralatan harus diketahui sifat barang tersebut contohnya

adalah beberapa jumlah berat barang, kemampuan atau kekuatan

barang, sehingga dapat ditentukan apakah memerlukan alat tambahan

atau tidak.

c. Peralatan yang dibutuhkan Spesifikasi teknis peralatan seperti daya

angkat, kecepatan, kemampuan manuver yang dalam hal ini sangat

memegang peran.

2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan

1. Sejarah Singkat Pelabuhan Khusus Rembang

Menurut catatan sejarah, pelabuhan khusus Rembang ini berkembang

sejak tanggal 5 Agustus 2011 . Terletak di Desa Leran kec. Sluke , kab.

Rembang.

Secara geologis lokasi pelabuhan Khusus Rembang terletak di pinggir

pantai Sluke di desa Leran. Pelabuhan Khusus Rembang ini sangat

terkenal dengan pasir putih yang sangat indah , sehingga masyarakat

sekitar menyebutnya dengan pelabuhan khusus pasir putih. Tetapi disisi

lain,pasir yang begitu banyak itu dapat menghambat proses pembongkaran

batu bara, karena kapal yang mau sandar di pelabuhan khusus rembang

sangat kesulitan , karena endapan pasir yang sangat banyak . Untuk

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

23

mengatasi kondisi geologi yang tidak menguntungkan bagi kapal itu,

beberapa perusahaan dagang melakukan pengerukan pasir . Melalui

pengerukan pasir ini kapal dapat bersandar di pelabuhan khusus Rembang

ini dengan mudah untuk proses pembongkaran batu bara. Oleh

Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU) di Rembang.

Di area pelabuhan Khusus Rembang ini terdapat sebuah mercusuar,

namanya mercusuar 1. Mercusuar yang terletak di kawasan pelabuhan

Khusus ini merupakan satu-satunya mercusuar di Jawa Tengah. Menurut

catatan inskripsi padabangunan ini tercatat dibangun pada tahun 1884,

dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda dalam rangka menjadikan

kota Rembang sebagai kota pelabuhan dan dagang, pada waktu itu sebagai

sarana untuk ekspor gula ke luar negeri. Pelabuhan Khusus Rembang

dikembangkan untuk prasarana eksporhasil lautnya oleh pemerintah

kolonial.

Walaupun sudah ada penambahan fasilitas pelabuhan lagi, Pelabuhan

Khusus Rembang masih di gantungkan untuk proses pembongkaran batu

bara. Pada masa itu, yang bisa merapat/bersandar di Dermaga itu

maksimum kapal-kapal dengan draft = 5 m atau berukuran ± 3.500 Ton

bobot mati (Dwt). Sedang kapal-kapal dengan draft > 5 m masih harus

berlabuh di luar pelabuhan atau di lepas pantai yang jaraknya ± 3 mil dari

dermaga. Karena itu dikenal sebagai Pelabuhan Khusus. Sejak tanggal 5

Agustus 2011, arus kapal dan barang yang melalui.

Pelabuhan Khusus Rembang semakin meningkat setiap tahun. Menurut

data dari pelabuhan Khusus Rembang kenaikan arus barang rata-rata tiap

tahun yaitu 10% lebih. Mengingat keterbatasan fasilitas pelabuhan seperti

kedalaman dan lebar alur/kolam yang tidak memadai untuk

masuk/keluarnya kapal-kapal samudera, maka Pemerintah menetapkan

untuk mengembangkan Pelabuhan Khusus Rembang.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

24

2. Sejarah Singkat Perusahaan Pelayaran PT. ADHIGUNA PUTERA

PT. BAHTERA ADHIGUNA PUTERA didirikan pada tanggal 5

Agustus 2011. Kepala perusahaan pelayaran ADHIGUNA PUTERA ini

adalah Bapak SUHERMAN, denganberalamatkan di desa LERAN Kec.

Sluke Kab. Rembang. Walaupun PT. BAHTERA ADHIGUNA PUTERA

baru berdiri, banyak dikalangan masyarakat kita yang sudah mengetahui

keberadaan perusahaan yang menyediakan jasa bongkar muat batu bara

ini.

PT. BAHTERA ADHIGUNA PUTERA menyediakan jasa

pembongkaran Batubara, oleh pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU ) di

Rembang .

Visi :

Perusahaan angkutan batu bara dan gas serta penunjang yang

memberikan kualitas pelayanan dengan standart Internasional yang dapat

memberikan kontribusi nilai tambah kepada shareholder.

Misi :

Menyelenggarakan usaha transportasi laut dan penunjangnya untuk

pengamanan pasokan batu bara dan gas ke PLTU milik PLN ,anak

perusahaan PLN dan Independen power producer (IPP) yang di kelola

berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat.

3. Fasilitas-Fasilitas Yang Dimiliki PT. ADHIGUNA PUTERA

Pada umumnya setiap perusahaan dan lapangan tempat atau

pembongkaran memiliki fasilitas - fasilitas, dilengkapi dengan fasilitas -

fasilitas yang cukupguna mendukung keselamatan dan kenyamanan para

TKBM nya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

25

Fasilitas – fasilitas yang dimiliki PT. Adhiguna Putera itu antara lain :

a. Kantor PT.ADHIGUNA PUTERA

b. Tempat atau lapangan untuk melakukan kegiatan pembongkaran.

c. Alat-alat berat untuk pembongkaran, graft dan conveyor.

d. Tempat para tally bekerja.

e. Listrik untuk alat penerangan.

4. Struktur Organisasi PT.ADHIGUNA PUTERA

Pada struktur organisasi perusahaan, PT. ADHIGUNA PUTERA

dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh beberapa manager pada

setiap bagian yang memimpin dan bertanggung jawab terhadap bagian

masing-masing.Berikut adalah bagian struktur organisasi PT.

ADHIGUNA PUTERA

Gambar Struktur Organisasi PT.ADHIGUNA PUTERA

Morringgang

Kamarudin PBM

Imam Ghozali

Keagenan

Nono Prayitno

Staf

Staf

Dedi Purwanto

Oki Setiawan

Alibadri M.Saiful

Abdul Rozak

Karyani

Basuni

M. Misbahur Munir

M. Amin Hambali

Arif Setiawan

Sulandim

Sukirno Taufik

M.Fatih

Kepala

Herman

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Peraturan

26

Penjelasan:

a. Kepada Bapak Herman adalah pemimpin tertinggi perusahaan dan

bertanggung jawab sepenuhnya pada perusahaan yang di pimpinnya.

b. SIE MORRINGGANG Bapak Komarudin bertugas mennyandarkan kapal.

c. SIE PBM Bapak Imam Ghozali mempunyai tugas pokok mengoperasikan

pembongkaran Batu Bara kapal Tongkang

d. Sie Keagenan Bapak Nono Prayitno bertugas untuk mengurus Dokumen –

Dokumen pembongkaran Batu Bara sampai selesai pembongkaran

e. Manajer Peralatan Bapak Alibadri bertugas mengkoordinasi perencanaan

pengembangan fisik peralatan bongkar muat mekanik dan non mekanik,

mengatur agar semua sumber daya produksi atau peralatan selalu tersedia

digunakan dan dirawat secara efektif dan efisien agar memenuhi

persyaratan sesuai standar keamanan dan kenyamanan yang berlaku.

f. M.Saipul dan alibadri bertugas sebagai untuk mengurus kedatangan kapal

yang akan bersandar sampai kapal selesai pembongkaran dan berlayar

kembali.

g. Dedi Purwanto dan Oki Setiawan sebagai manajer keuangan

mempunyai tugas pokok mengkoordinasi bahan penyusunan

perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis dibidang

keuangan, perencanaan anggaran, perbendaharaan, verivikasi,

akuntansi dan pelaporan, serta mengkoordinasi administras.