Upload
bettykk-asdi
View
118
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Integumen
Oleh:1. Emilius Day Lena2. Theresia Abuk3. Saharudin Suradi
DEFENISIPedikoulosis adalah investasi kutu kepala yang disebut pedikulis humanus kapitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakan telur – telurnya didekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu subtansi yang liat. Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar sepuluh hari dan mencapai maturasinya dalam waktu dua minggu.
ETIOLOGI
Pedikulosis kapitis disebabkan oleh pedikulos humanus kapitis (kutu)
PATHWAYPEDIKULOSIS HUMANUS KAPITIS
Menghisap darah penderita dengan menusukan /menyuntikan getah pencernaan dan eksetrannya ke dalam kepala
Gatal yg hebat
Digaruk
Infeksi bakteri sekunder seperti: impetigo, folikulitis furunkulosis, pruritis yg hebat, dermatitis
Gangguan rasa nyaman: gatal
Resti infeksi sekunder
Perubahan fungsi barier
kulit
Penampakan kulit tdk baik
Gangguan gambaran citra
diri
Kerusakan integritas kulit
GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang nampak yakni rasa gatal
yang hebat, infeksi bakteri sekunder
seperti: impetigo, folikulitis furunkulosis,
pruritis yang hebat, pioderma (infeksi kulit
yang membentik pus) dan dermatis.
PENATALAKSANAANPrinsipnya adalah membunuh semua kutu dan telurnya. Terapi pedikulosis kapitis mencakup gamma benzene hexaclhlorida 1% setelah rambut dicuci dengan sampo yang mengandung lindane atau senyawa piretrin dengan piperonil butoksida dan sisir dengan serit. Cara ini diulang satu minggu kemudian untuk memastikan sisa kutu yang masih hidup atau telur- telurnya yang baru menetes . Semua barang pakaian , handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa mengandung tuma harus dicuci sampai kering untuk mencegah infeksi ulang. Dan bila ada infeksi diobati dengan antibiotika secara sistemik.
ASUHAN KEPERAWATANPengkajian
a. Identitas Jenis kelamin:
Lebih banyak terdapat pada wanita daripada pria.
Usia:
Ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa yang berambut panjang.
b. Riwayat KesehatanRiwayat Umum : Rasa gatal yang hebat , infeksi bakteri sekunder seperti : impetigo, folikulotis fulunkulosis , pruritis yang hebat , pioderma dan dermatitis. Riwayat penyakit sekarang : Rasa gatal yang heba di kepala dan ada tuma . Riwayat penyakit keluarga : Dalam keluarga terdapat anggota dengan penyakit pedikulosis kapitis .
c. Pemeriksaan fisik
Kepala: ada kutu kepala, rambut kotor, muncul benjolan – benjolan yang kecil.
Diagnosa keperawatan
Gangguan rasa nyaman: gatal b.d invasi getah pencernaan pedikulosis kapitis pada kulit kepala
Kerusakan integritas kulit b.d perubahan fungsi barier kulit
Gangguan pola tidur b.d prurutisGangguan gambaran / citra diri b.d penampakan
kulit tidak baik Resti infeksi sekunder b.d kurangnya personal
hygiene Kurang pengetahuan tentang proses dan
penatalaksanaan penyakit b.d kurangnya informasi
Perencanaan
a. Gangguan rasa nyaman : gatal b.d invasi getah pencernaan pedikulosis kapitis pada kulit kepala
Goal : klien akan meningkatkan kenyamanan selam dalam perawatan
Objektif : dalam waktu 1 kali 24 jam klien mengatakan rasa gatal kurang/ huilang, tidak ada tuma, nadi 60- 90 x permenit ,pernapasan 12- 20 x permenit , tekanan darah : sistolik 100- 120 mmHg , diastolic 60-90 mmHg.
b. Kerusakan integritas kulit akibat perubahan fungsi barier kulit
Goal: klien akan meningkatkan integritas kulit selama dalam perawatan
Objektif: dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi rasa gatal pada kepala, tidak ada impetigo, tidak ada pioderma dan dermatitis
Intervensi:
1. Lindungi kulit yang sehat terhadap proses inflamasi
R/ Penetrasi kuman dapat menyebabkan pecahnya kulit.
2. Anjurkan pasien untuk menghindari menggaruk kulit kepala
R/ Membantu mencegah infeksi lebih lanjut dan perubahan fungsi barier kulit
3. Kolaborasi pemberian antibiotika seperti eritromisin 3 x 500 mg.
R/ Mengurangi infeksi sekunder dan mengembalikan fungsi barier kulit.
c. Gangguan pola tidur b.d pruritus
Goal: klien akan meningkatkan pola tidur yang adekuat selama dalam perawatan.
Objektif: dalam waktu 1 x 24 jam rasa gatal hilang, waktu tidur cukup dan tampak segar.
Intervensi:
1. Nasehati pasien untuk menjaga tempat tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.
R/ Udara yang kering membuat kulit gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.
2. Anjurkan pasien untk meningkatkan personal hygiene: keramas, merendam pakaian dengan air panas dan disetrika.
R/ Menghilangkan faktor predisposisi
3. Jaga jadwal tidur yang teratur
R/ Dengan kelembaban yang rendah kulit akan kehilangan air
4. Laksanakan gerak badan secara teratur
R/ Gerak badan memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur jika dilaksanakan
pada sore hari.
5. Kerjakan hal-hal yang ritual dan rutin menjelang tidur.
R/ Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.
d. Gangguan gambaran/ citra diri b.d penampakan kulit tidak baik
Goal: klien akan meningkatkan gambaran diri selama dalam perawatan.
Objektif: dalam waktu 1 x 24 jam klien berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri, mengatakan tidak malu dengan lesi yang ada pada kepala.
Intervensi:
1. Bina hubungan salig percaya
R/ Klien mengungkapkan perasaannya hanya kepada orang yang dipercaya.
2. Berikan kesempatan klien mengungkapkan perasaannya dan dengarkan dengan penuh perhatian serta tidak menghakimi.
R/ Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.
3. Jelaskan penyebab dan proses penampakan kulit yang tidak baik secara singkat, jelas dan jujur.
R/ Pengetahuan yang bertambah akan meningkatkan penerimaan diri
4. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk kulit
R/ mencegah terjadinya injuri.
5. Pantau warna kulit, kelenturan, dan kelembaban kulit.
R/ sebagai data dasar untuk mendeteksi perubahan
6. Pantau adanya gangguan citra diri pasien
R/ Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien, kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri.
7. Identifikasi stadium psikososial tahap perkembangan
R/ terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri, dan reaksi serta pemahaman pasien terhadap kondisi kulitnya.
8. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan pasien
R/ memberikan kesempatan kepada petugas kesehatan untuk menetralkan kecemasan
yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi.
9. Dukung upaya pasien untuk memperbaiki citra diri.
R/ pendekatan dan sasaran yang positif tentang teknik-teknik kosmetik seringkali membantu dalam meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi
10. Berikan reinforcement/ penguatan positif bila klien menggunakan mekanisme koping adaptif.
R/ meningkatkan rasa percaya diri klien.
e. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan penatalaksanaanya b.d kurangnya informasi
Goal: klien akan meningkatkan pemahaman tentang proses dan penatalaksanaan penyakit kulit selama dalam perawatan.
Objektif: dalam waktu 1 x 24 jam, klien mengatakan sudah memahami proses penyakit, pengobatan, perawatan dan penatalaksaannya dan siap berpartisipasi dalam proses tersebut.
Intervensi:
1. Tentukan apakah pasien mengetahui tentang kondisi dirinya.
R/ mengembangkan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.
2. Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar, perbaiki kesalahan konsepsi/ informasi
dengan menjelaskan proses penyakit dan penatalaksaannya secara singkat dan jelas.
R/ pasien harus memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang dapat mereka perbuat. Kebanyakan pasien merasakan manfaat yang lebih.
3. Peragakan penerapan terapi yang diprogramkan (keramas rambut, salf).
R/ memungkinkan pasien memperoleh kesempatan untuk menunjukan cara
yang tepat untuk melakukan terapi.
4. Anjurkan pasien untuk mendapatkan status nutrisi yang sehat.
R/ penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang. Perubahan pada kulit dapat menandakan status nutrisi yang abnormal.
Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan rencana intervensi
Evaluasi
Menilai apakah kriteria evaluasi teratasi seluruh, sebagian, atau tidak teratasi.