14
PEDIKULOSIS KAPITIS I. DEFINISI Pedikulosis kapitis adalah suatu infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis. 1 Pedikulosis kapitis disebut juga kutu kepala atau head lice. 2 II. EPIDEMIOLOGI Penyakit pedikulosis kapitis dapat ditemukan di seluruh dunia pada semua usia terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Insidens tertinggi pada usia sekitar 3 – 12 tahun. 2,3 Pedikulosis kapitis lebih sering timbul pada wanita dibandingkan pria. 4 Penularan penyakit ini lebih sering melalui kontak kepala dengan kepala, namun dapat juga melalui benda-benda seperti sisir, topi, bantal, dan asesoris rambut yang di pakai secara bergantian. 3 Higienitas yang buruk juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit ini, misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang panjang pada wanita. 1 III. ETIOLOGI Penyakit pedikulosis kapitis disebabkan oleh parasit subspecies Pediculus humanus var. capitis. Parasit ini termasuk

PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

usaha tangga kejayaan

Citation preview

Page 1: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

PEDIKULOSIS KAPITIS

I. DEFINISI

Pedikulosis kapitis adalah suatu infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan

oleh Pediculus humanus var. capitis.1 Pedikulosis kapitis disebut juga kutu kepala atau

head lice.2

II. EPIDEMIOLOGI 

Penyakit pedikulosis kapitis dapat ditemukan di seluruh dunia pada semua usia

terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Insidens tertinggi pada usia sekitar 3 – 12

tahun.2,3 Pedikulosis kapitis lebih sering timbul pada wanita dibandingkan pria.4

Penularan penyakit ini lebih sering melalui kontak kepala dengan kepala, namun

dapat juga melalui benda-benda seperti sisir, topi, bantal, dan asesoris rambut yang di

pakai secara bergantian.3 Higienitas yang buruk juga dapat meningkatkan resiko

terjadinya penyakit ini, misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang

panjang pada wanita.1

III. ETIOLOGI 

Penyakit pedikulosis kapitis disebabkan oleh parasit subspecies Pediculus

humanus var. capitis. Parasit ini termasuk dalam golongan ordo Phthiraptera yang sangat

spesifik hospesnya dan menghabiskan seluruh hidupnya di situ. Parasit yang termasuk

dalam golongan subordo Anoplura ini adalah ektoparasit pada mamalia yang menghisap

darah.4

Siklus hidup Pediculus humanus capitis melalui stadium telur, larva, nimfa dan

dewasa. Satu kutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 – 150

telur. Telur berbentuk oval dan umumnya berwarna putih atau kuning.5 Telur diletakkan

di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung

Page 2: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

makin terdapat telur yang lebih matang.1 Telur kutu membutuhkan satu minggu (dalam

batas 6 – 9 hari) untuk menetas.6

Telur yang menetas akan menjadi nimfa. Bentuknya menyerupai kutu dewasa,

namun dalam ukuran kecil. Nimfa akan menjadi dewasa 9 – 12 hari sesudah menetas.

Untuk hidup, nimfa harus memperoleh makanan berupa darah.2,3 

Gambar 1. Siklus hidup kutu kepala.6

Page 3: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

Gambar 2. Telur kutu kepala yang diletakkan di batang rambut.6

Pediculus humanus capitis berbentuk seperti biji wijen dengan panjang sekitar 1

– 2 mm, tidak bersayap, memipih di bagian dorsoventral dan memanjang.2,3 Parasit ini

memiliki 3 pasang kaki yang disesuaikan sebagai pengepit rambut dan mulut pengisap

kecil di bagian anterior yang menjadi bagian untuk mendapatkan darah. Kutu kepala

dapat merayap dengan cepat, di atas 23 cm/menit. Kutu dewasa dapat bertahan hidup

sekitar 30 hari di kepala manusia. Kutu dapat mati dalam 1 – 2 hari setelah jatuh dari

rambut.3

Kutu kepala terdiri atas kutu jantan dan betina. Kutu betina dibedakan dengan

kutu jantan berdasarkan ukuran tubuh yang lebih besar dengan ukuran panjang 1,2 – 3,2

mm dan lebar lebih kurang ½ panjangnya manakala jantannya lebih kecil dan

jumlahnya hanya sedikit dan adanya penonjolan daerah posterior yang membentuk

huruf V yang digunakan untuk menjepit sekeliling batang rambut ketika bertelur. Kutu

jantan memiliki pita berwarna coklat gelap yang terbentang di punggungnya.1,6

Page 4: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

Gambar 3. Kutu kepala betina.6

Page 5: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

Gambar 4. Kutu kepala jantan.6

IV. PATOGENESIS 

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa

gatal.1 Sepanjang siklus kehidupannya, larva dan kutu dewasa menyimpan kotorannya

di kulit kepala, yang akan menyebabkan timbulnya rasa gatal. Selain itu gatal juga

ditimbulkan oleh liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu

menghisap darah.3 Garukan yang dilakukan untuk menghilangkan gatal akan

menyebabkan terjadinya erosi dan ekskoriasi sehingga memudahkan terjadinya infeksi

sekunder.4

V. GAMBARAN KLINIS 

Gejala awal yang dominan adalah rasa gatal pada kulit kepala. Rasa gatal

dimulai dari yang ringan sampai rasa gatal yang tidak dapat ditoleransi.1 Lesi papul

yang gatal biasanya terdapat pada daerah belakang telinga dan bagian tengkuk leher,

akibat garukan pada kulit kepala akan terjadi erosi dan ekskoriasi. Adanya infeksi

sekunder yang berat menyebabkan terbentuknya pustul dan krusta.4

Page 6: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

Gambar 5. Lesi papul yang gatal pada belakang tengkuk leher. Terjadinya pus dan

krusta akibat infeksi sekunder. Telur kutu kelihatan di batang rambut.5

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG 

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan

diagnosis: a)Pemeriksaan mikroskop dapat mengkonfirmasi diagnosis. Dengan

pemeriksaan mikroskop dapat terlihat kutu dewasa dengan 6 kaki, yang tebalnya 1-4

mm, tidak bersayap, berwarna abu-abu berkilat sampai merah jika menghisap darah.5

b)Pemeriksaan dengan lampu wood pada daerah yang terinfestasi memperlihatkan

fluoresensi kuning-hijau dari kutu dan telur.5

VII. DIAGNOSA 

Diagnosis pedikulosis kapitis dapat ditegakkan melalui inspeksi pada kulit

kepala dan rambut, dengan menemukan kutu atau telur berwarna abu-abu berkilat. Kutu

dan telur tersebut dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan mikroskop.1,2 

Page 7: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

VIII. DIAGNOSIS BANDING 

a. Dermatitis seboroika 

Dermatitis seboroik memberikan gambaran klinis berupa daerah eritema

dan skuama pada daerah kepala dan terasa gatal oleh penderita. Dapat dibedakan

dengan pedikulosis kapitis dengan tidak ditemukannya telur atau kutu pada

daerah kepala yang gatal.7 

b. Impetigo krustosa 

Impetigo krustosa disebabkan oleh Staphylococcus B hemolyticus

ditandai dengan eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika

penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning

seperti madu.8

c. Tinea kapitis 

Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala

dimana terdapat kelainan berupa lesi bersisik, kemerahan, kerion, dan gatal.

Pada pemeriksaan dengan KOH, akan didapatkan spora dan hifa yang

merupakan elemen jamur yang merupakan penyebab tinea kapitis.9 

IX. PENATALAKSANAAN 

1.Pedikulosid 

a. Permethrin(1%) 

Permethrin 1% cream rinse diberikan ke kulit kepala dan rambut.

Awalnya rambut dicuci dengan shampo nonconditioner kemudian

dikeringkan dengan handuk. Lalu diberikan Permethrin 1% cream rinse

selama 10 menit kemudian dibilas. Hal ini diperkirakan dapat membasmi

sekitar 20%-30% dari telur. Tetapi, disarankan agar pemakaiannya

Page 8: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

diulang apabila kutu masih terlihat pada 7-10 hari setelahnya. Permethrin

mempunyai keuntungan efek toksin yang rendah dan pengobatannya

cepat.2

b. Pyrethrin 

Pyrethrin diperoleh dari suatu sari alami bunga chrysanthemum.

Pyrethrin yang dikombinasi dengan piperonyl butoxide adalah

neurotoksik untuk kutu tetapi kurang toksik terhadap manusia. Produk

ini seperti shampo dimana diberikan pada rambut yang kering dan

didiamkan selama 10 menit sebelum dibilas. Penggunaan dapat diulang

7-10 hari kemudian untuk membasmi kutu kepala yang baru.2 

c. Malathion

Obat malathion organophosphate adalah suatu penghambat

cholinesterase dan telah digunakan selama 20 tahun untuk pengobatan

kutu kepala.9 Malathion 0,5% atau 1% yang digunakan dalam bentuk

losio atau spray. Caranya : malam sebelum tidur rambut dicuci dengan

sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan

kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir

dengan sisir yang halus dan rapat (serit). Pengobatan ini dapat diulang

lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur.1

d. Lindane(1%)

Lindane adalah organochloride yang mempunyai efek toksik

terhadap sistem saraf pusat (SSP) apabila penggunaannya tidak benar.

Penggunaannya seperti shampo dan dapat didiamkan kurang lebih

selama 10 menit dengan pemakaian yang berulang dalam 7-10 hari.

Dalam beberapa tahun kasus resisten pernah dilaporkan diseluruh dunia.

Oleh karena adanya efek toksik terhadap SSP yang dapat menyebabkan

serangan dan kematian, sehingga penggunaan lindane terhadap pasien

harus dibatasi.2

Page 9: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

e. Krotamiton(10%)

Krotamiton 10% dalam bentuk losion digunakan untuk terapi

skabies, dan beberapa penelitian menunjukkan krotamiton 10% juga

efektif untuk kutu kepala dimana diberikan ke kulit kepala dan

didiamkan selama 24 jam sebelum dibilas. Aman untuk anak, dewasa,

dan wanita hamil.2

 

f. Ivermectin oral

Ivermectin adalah suatu agen antiparasitik yang efektif untuk kutu

kepala. Ivermectin diberikan dengan dosis tunggal secara oral 200

mikrogram/oral dengan dosis pemberian 2 kali setelah 7-10 hari.

Ivermectin tidak boleh diberikan ke anak yang berat badannya kurang

dari 15 kg. Penggunaaan Ivermectine oral belum diakui oleh FDA (Food

and Drug Administration) sebagai pedikulosid.2

2. Pengobatan Lingkungan 

a. Disinfeksi semua perhiasan kepala, syal, mantel, handuk, dan seprei

dengan mesin cuci dalam air panas, kemudian keringkan dengan

menggunakan udara panas. Selain itu benda yang akan dibersihkan dapat

dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik, lalu disimpan 2-4 minggu.

Sisir dan sikat harus direndam dalam air panas selama 5-10 menit.

Perabot dan permadani harus dibersihkan dengan pembersih vakum. 

b. Anggota keluarga dan teman sekolah juga harus diobati.2,3

X. PENCEGAHAN 

Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih.

Misalnya dengan pemberantasan kutu yang berada di lingkungan sekitar. Benda-benda

yang terpapar dengan penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi)

seharusnya dicuci bila memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan

adalah air panas dengan suhu lebih dari 50-55°C selama paling kurang 5 menit.3

Page 10: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi

kesempatan untuk terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang

berada di dalam lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan

lingkungan tersebut. Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permaidani,

bantal, karpet, dan semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang

digunakan oleh penderita kutu kepala harus direndam dalam air dengan suhu diatas

130°F(540°C) , alkohol atau pedikulosid selama 1 jam.3

XI. PROGNOSIS 

Baik bila higiene diperhatikan.1 Kegagalan terapi disebabkan oleh penggunaan

shampo yang tidak benar dan reinfestasi daripada kontak yang tidak dirawat.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko RP. Pedikulosis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI ; 2010.

p.119-20.

2. Frankowsky BL, Weiner LB. Head Lice. Paediatrics. 2002 3 September ;110 :

638-43

3. Stone S.P, Goldfarb J.N, Bacelieri R.E. Scabies, Other Mites and Pediculosis. In :

Wolff K, Goldsmith L.A, Katz S.I, Gilchrest B.A et. al. editors. Fitzpatrick’s

Dermatology In General Medicine, 7th edition. New York: McGraw-Hill; 2008. p.

2033-5

4. Burns DA. Disease Caused by Arthropods and Other Noxious Animals. In:

Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s Textbook of

Dermatology. 8th ed. United Kingdom: Wiley-Blackwell ; 2010. p.38.15-20.

5. Parish LC. Pediculosis. In : Frankel DH, editor. Field Guide to Clinical

Dermatology. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2006. p.16-8

Page 11: PEDIKULOSIS KAPITIS.docx

6. Image Library. Pediculosis. Laboratory Identification of Parasites of Public

Health Concern. Centers for Disease Control & Prevention Center for Global

Health. 2009 July 20. p.1-3

7. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,

editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI; 2010. p.200-1

8. Djuanda A. Pyoderma. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu

Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.

p.58-9.

9. Budimulja U. Mikosis. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu

Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.

p.95.