23
1. Pedikulosis (Infestasi Kutu) A. Pengertian Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya. Infestasi Kutu (Pedikulosis) adalah serbuan kutu yang menyebabkan rasa gatal hebat dan bisa menyerang hampir setiap kulit tubuh. Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis (dari familyPediculidae) dan yang menyerang manusia adalah Pediculus humanus yang bersifat parasit obligat (di dasar rambut) yang artinya harus menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup. Pedikulosis juga sangat mudah untuk menular dan dapat menularkan tifus endemik dan gatal kambuhan. Peduculosis adalah gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh infeksi pedikulus (kutu/tuma), Ada dua jenis pedikulus yang sering ditemukan yaitu Pedikulus humanus kapitis (kutu rambu di badan) dan Pedikulus Humanus kapitis (kutu rambu kepala). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pedikulosis adalah gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh serbuan kutu yang berakibat rasa gatal berlebihan sehingga terjadi infeksi. B. Etiologi Penyakit pedikulosis disebabkan oleh parasit Pediculus yang biasa kita kenal dengan kutu. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya. Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti kutu kepala juga kutu badan. Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan spesies yang berlainan. Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan kutu kepala dan kutu badan.

Pedikulosis Dan Skabies

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gita Ghealita

Citation preview

Page 1: Pedikulosis Dan Skabies

1. Pedikulosis (Infestasi Kutu)

A. Pengertian

Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang

hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan memberi

keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap

yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju

atau barang lainnya.

Infestasi Kutu (Pedikulosis) adalah serbuan kutu yang menyebabkan rasa gatal hebat dan

bisa menyerang hampir setiap kulit tubuh.

Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis (dari familyPediculidae)

dan yang menyerang manusia adalah Pediculus humanus yang bersifat parasit obligat (di dasar

rambut) yang artinya harus menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup. Pedikulosis

juga sangat mudah untuk menular dan dapat menularkan tifus endemik dan gatal kambuhan.

Peduculosis adalah gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh infeksi pedikulus

(kutu/tuma), Ada dua jenis pedikulus yang sering ditemukan yaitu Pedikulus humanus kapitis (kutu

rambu di badan) dan Pedikulus Humanus kapitis (kutu rambu kepala).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pedikulosis adalah gangguan

pada tubuh yang disebabkan oleh serbuan kutu yang berakibat rasa gatal berlebihan sehingga terjadi

infeksi.

B. EtiologiPenyakit pedikulosis disebabkan oleh parasit Pediculus yang biasa kita kenal

dengan kutu.  Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya.

Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti kutu kepala juga kutu badan. Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan spesies yang berlainan. Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan kutu kepala dan kutu badan.

Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. Betina mempunyai ukuran yang lebih besar (panjang 1,2-3,2 mm lebar lebih kurang setengah panjangnya) daripada yang jantan (sekaligus jumlahnya lebih sedikit). Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva,

Page 2: Pedikulosis Dan Skabies

nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut (makin ke ujung terdapat telur yang lebih panjang).

C. Epidemologi

•Tuma parasit obligat manusia• Kosmopolit tidak dipengaruhi musim• Insiden: kebersihan << (orang dan lingkungan), sosial ekonomi <<• Penularan

Penyakit ini lebih menyerang anak-anak dan cepat meluas di lingkungan yang padat seperti asrama dan panti asuhan. Ditambah lagi jika kondisi hygiene tidak baik (misalnya jarang membersihkan rambut). Cara penularannya melalui perattara, misalnya sisir, kasur, topi, dan bantal yang digunakan bersama-sama.. Lebih banyak terjadi di kaum perempuan.  Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. 

Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut.  Kutu badan biasanya menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang yang tinggal di pemukiman yang padat.  Kutu badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam kambuhan.

Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan hubungan seksual. 

• Di EROPA tuma sebagai vektor dari:– Ricketsia: Tifus epidemik, demam paritSpirochaeta (Borrelia recurrentis) menyebabkan demam berulang           

D. Klasifikasi           

Ada 3 jenis kutu yang menyerang manusia, yaitu :1. Pedikulosis Kapitis

Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut Peduculus humanus capitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakkan telur-telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut

Page 3: Pedikulosis Dan Skabies

dengan suatu substansi yang liat. Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturasinya dalam tempo 2 minggu.

2. Pedikulosis KorporisPedikulosis Korporis merupakan infestasi kutu pediculus humanus corporis pada

badan. Keadaan ini menghinggapi orang yang jarang mandi atau yang hidup dalam lingkungan yang rapat serta tidak pernah mengganti bajunya.

3.  Pedikulosis Pubis

Pedikolisis pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus pubis( crab louser; kutu kemaluan ) sangat sering dijumpai. Infestasi parasit ini umumnya terjadi di daerah genital dan terutama ditularkan lewat hubungan seks.

E. PatofisiologiSiklus hidup Pediculus melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Parasit ini

bisa hidup pada tubuh atau padaislakutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 – 150 telur. Kutu mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah pada kulit. Hama ini meninggalkan telurnya dipermukaan kulit dan juga menempel pada batang rambut, baik itu di daerah kepala, badan ataupun pubis manusia. Kutu manusia menyuntikkan getah pencernaan dan ekskreatanya ke dalam kulit yang menimbulkan rasa gatal yang hebat. Kutu sangat subur pada kodisi yang padat penduduknya.

Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia, sedangkan kutu badan juga sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan dengan kulit. Kutu kepala ditularkan melalui kontak langsung atau melalui sisir/sikat/topi yang digunakan bersama-sama. Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. Kutu kepala sering ditemukan pada murid-murid di satu sekolah. 

Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut. Kutu badan biasanya menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang yang tinggal di pemukiman yang padat. Kutu badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam kambuhan. Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan hubungan seksual.

F. Manifestasi KlinisPedikulosis Kapitis, tuma paling sering ditemukan disepanjang bagian postorior

kepala dan dibelakang telinga. Telur tuma dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang terbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut. Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk menghilangkan gatal sering menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta furunkulosis. Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang dengan rambut yang panjang. Tuma dapat ditularkan lansung lewat kontak fisik atau tidak langsung leawat sisir, sikat rambut, wig, topi dan perangkat tempat tidur ( bantal, seprei dll) yang terenfiksi oleh tuma.

Pedikulosis Korporis, daerah kulit yang terutama terkena adalah bagian yang paling terkena pakaian dalam ( yaitu , leher, badan dan paha ). Kutu badan terutama

Page 4: Pedikulosis Dan Skabies

hidup dalam pelipit pakaian dan di temapt ini, kutu merekat erat sementara menusuk kulit penderita dengan probosisnya. Gigitan kutu menyebabkan titik-titk pendarahan yang kecil dan khas. Ekskoriasi yang menyebar luas dapat terlihat sebagai akibat dari rasa gatal dan perbuatan menggaruk yang intensif, khususnya pada badan serta leher. Di antara lesi sekunder yang ditimbulkan terdapat guratan linier garukan yang paralel dan ekzema dengan derajat ringan. Pada kasus menahun, kulit pasien menjadi tebal, kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap.

Pedikulosis pubis, “debu” berwarna cokelat kemerahan (ekskresi kutu) dapat ditemukan pada pakaian dalam. Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada, aksila, janggut dan bulu mata. Makula yang berwarna kelabu-biru kadang-kadang dapat terlihat pada badan, paha dan aksila sebagai akibat dari reaksi saliva serangga tersebut dengan bilirubin ( yang mengubahnya menjadi biliverdin ) atau ekskresi yang dihasilkan oleh kelenjar liur kutu. Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca pembesar untuk mendeteksi keberadaan phthirus pubis yang merayap disepanjang batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut yang menempel erat dengan rambut atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa gatal merupakan gejala yang paling sering ditemukan, khususnya di malam hari, infestasi oleh kutu kemaluan dapat dijumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonore, kandidiasis, sifilis).

G. GEJALAGejala yang dominan yaitu rasa gatal (terutama di daerah oksipital dan

temporal). Karen ada garukan, maka terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (ada pus dan krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal karena banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Dalam keadaan ini menimbulkan bau busuk.

Infestasi kutu menyebabkan gatal-gatal hebat.  Penggarukan seringkali menyebabkan kulit terluka, yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi bakteri.  Kadang terjadi pembengkakan kelanjar getah bening di leher belakang akibat adanya infeksi kulit kepala.

Anak-anak hampir tidak menyadari adanya kutu kepala atau hanya merasakan iritasi kulit kepala yang samar-samar.  Rasa gatal akibat kutu badan biasanya lebih hebat dirasakan di bahu, bokong dan perut. Kutu kemaluan menyebabkan rasa gatal di sekitar penis, vagina dan anus.

G. Penegakan Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (ditemukan kutu). Kutu betina melepaskan teluar berwarna abu-abu keputihan yang berkilau dan tampak sebagai butiran kecil yang menempel di rambut. 

Kutu badan dewasa dan telurnya tidak hanya ditemukan pada rambut badan, tetapi juga pada lipatan baju yang bersentuhan dengan kulit. Kutu kemaluan

Page 5: Pedikulosis Dan Skabies

meninggalkan kotoran berwarna coklat tua di pakaian dalam. Kutu kemaluan sulit ditemukan dan bisa terlihat sebagai bintik kecil kebiruan di kulit. Telurnya menempel di dasar rambut, sangat dekat dengan kulit. - Pembantu Diagnosis

Mencari telur atau bentuk dewasa

- Diagnosis Banding1.    Dermatitis Seboroika.           2.    Dermatomikosis

H. Penatalaksanaan1. Pengobatan

Permethrin merupakan pengobatan kutu yang paling aman, paling efektif dan paling nyaman. Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen atau shampoo) juga bisa mengatasi kutu tetapi tidak dapat diberikan kepada anak-anak karena bisa menimbulkan komplikasi neurologis.Kadang digunakan piretrin. Ketiga obat tersebut bisa menimbulkan iritasi. 10 hari setelah pemakaian, ketiga obat tersebut harus dioleskan kembali untuk membunuh kutu yang baru menetas. Infestasi pada alis atau bulu mata sulit untuk diobati, kutu biasanya diambil dengan menggunakan tang khusus. Jeli minyak polos bisa membunuh atau melemahkan kutu di bulu mata. 

Jika sumber infestasi (sisir, topi, pakaian dan seprei) tidak dibersihkan melalui pencucian, penguapan atau dry cleaning, maka kutu bisa bertahan hidup dan kembali menginfeksi manusia.Pengobatan dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic sistemik atau topikal.

Shampo Lidane 1%. Gamma benzene heksa klorid atau piretrin. Dosis, shampo rambut biarkan 4-10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut menjadi basah, biarkan 10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa rambut 1 minggu setelah pengobatan untuk telur dan kutu rambut).

Selep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophylite; atau Benzaos benzylicus emulsion. Dosis, epala dapat digosok dengan salep Lindane (BHC 1%) atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophlite atau baik dengan penggunaan 3 – 5 gram dari campuran tersebut untuk sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada rambut, lalu rambut dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi dari benzyl benzoate ternyata juga berhasil (Brown.H.W, 1983).

Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%. Dosis, osokkan pada rambut dan kepala sampai merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan. Kesadaran tentang pentingnya perawatan badan dan rambut perlu ditanamkan baik kepada orang tua maupun para siswa sendiri. Pengobatan juga harus dilakukan jika sudah terjangkit yang ditandai dengan rasa gatal-gatal di kepala.

Page 6: Pedikulosis Dan Skabies

2. Tindakan Keperawatan

Pada penderita Pedikulosis kapitis terapinya mencakup pengeramasan rambut memakai sampo yang mengandung lindane (Kwell) atau senyawa piretrin dengan piperonil butoksida ( sampo RID atau R&C ). Kepada pasien dianjurkan untuk mengeramas kulit kepala dan rambut menurut petunjuk pemakain sampo tersebut.

Sesudah dibilas sampai bersih, rambut disisir dengan sisis bergigi halus (serit) yang sudah dicelupkan dalam cuka agar telur atau cangkar telur tuma yang tertinggal dapat terlepas dari batang rambut.

Telur tuma sangat sulit dilepas dan mungkin harus diambil dengan jari tangan satu per satu ( karena itu, orang awam memakai istilah “ mencari kutu”. Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa mengandung tuma atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci kering untuk mencegah infestasi ulang. Perabot, permadani dan karpet yang berbulu harus sering dibersihkan dengan alat vacum cleaner. Sisir dan sikat rambut juga harus didisinfeksi dengan sampo. Semua anggota keluarga dan orang yang berhubunagn erat dengan pasien harus diobati. Komplikasi seperti pruritas yang hebat, pioderma ( infeksi kulit yang membentuk pus) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritus, antibiotik sistemik serta kortikosteroid tropikal.

Sedangkan pada penderita Pedikulosis korporis dan Pedikulosis pubis, kepada pasien diminta untuk memakai sabun dan air. Kemudian, lindane (Kwell) atau melation dalam isopropil alkohol (losion Prioderm) dioleskan pada daerah-daerah kulit yang terenfeksi dan daerah yang berambut menurut petunjuk informasi produk. Terapi topikal alternatif lainnya adalah pedikulida berbahan dasar piretrin (RID yang merupakan preparat yang bisa dibeli bebas) atau tembaga oleat 0,03% (Curpex).

 Jika bulu mata turut terkena vaseline dapat dioleskan tebal-tebal dua kali sehari selama 8 hari yang kemudian diikuti oleh pencabutan secara mekanis setiap telur kutu yang tertinggal. Komplikasi, seperti pruritis hebat, pioderma (infeksi yang membentuk pus pada kulit) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritis, antibiotik sistemik serta kortikosteroid topikal. Perlu diingat bahwa kutu badan dapat menularkan penyakit epedemik pada manusia, yaitu penyakit riketsia (tifus epidemik, demam hilang timbul dan trench fever). Mikroorganisme penyebabnya berada dalam traktus gastrointestinal serangga tersebut dan dapat diekskresikan ke permukaan kulit pasien yang terinfeksi.I.  Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gatal yang digaruk kemudian terjadi infeksi yang bila dibiarkan akan keluar nanah. Kemudian timbul impetigo yaitu inflamasi kulit yang akutdan menular, yang ditandai oleh pustula dan skuama.J. Pencegahan

Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih. Misalnya dengan pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar. Benda-benda yang terpapar dengan penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu lebih dari 50-55°C selama paling kurang 5 menit. 8

Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan untuk terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada didalam lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan tersebut. Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani,

Page 7: Pedikulosis Dan Skabies

bantal, karpet, dan semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita kutu kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130°F (540C), alkohol atau pedikulosid selama 1 jam.

Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui penggunaan topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga dapat mencegah penyebaran kutu ini.

BAB IISKABIES

1.    PengertianSkabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi

dan sensitisasi (kepekaan) terhadap Sarcoptes scabiei var. huminis dan produknya (Adhi Djuanda. 2007: 119-120).

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyebabnya scabies adalahSarcoptes scabiei (Isa Ma'rufi, Soedjajadi K, Hari B N, 2005,http: //journal.unair.ac.id, diakses tanggal 30 September 2008).

Scabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite) Sarcoptes scabiei (Buchart, 1997: Rosendal, 1997,http: //journal.unair.ac.id, diakses tanggal 30 September 2008).

Skabies adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei yang hanya menyerang manusia. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak walaupun orang dewasa dapat pula terkena. Lingkungan yang kumuh dengan kebersihan yang buruk dapat mempermudah penularan. Penularan dapat secara langsung maupun tidak langsung melalui pakaian, tempat tidur, alat-alat tidur dan handuk.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa skabies adalah penyakit kulis yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei  yang mudah menular dari manusia ke masnusia, hewan ke manusia atau sebaliknya.

2. EtiologiScabies disebabkan oleh kutu atau kuman sarcoptes scabei. Secara morfologik

sarcoptes scabei merupakan tungau kecil berbentuk oval punggungnya cembung dan bagian perutnya rata berwarna putih kotor dan tidak memiliki mata. Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit.

Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal.

3. Klasifikasi

Page 8: Pedikulosis Dan Skabies

Klasifikasi scabies antara lain :1)      Scabies pada orang bersih, yaitu ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga jarang dijumpai.2)      Scabies nodular, yaitu lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genetalia laki-laki. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau scabies.3)      Scabies yang ditularkan melalui hewan,yaitu sumber utamanya adalah anjing, kelainan ini berbeda dengan scabies manusia karena tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genetalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak dengan binatang kesayangannya. Kelainan ini hanya bersifat sementara karena kutu binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.4)      Scabies pada bayi dan anak, yaitu lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan dan kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder impetigo sehingga terowomgan jarang ditemukan.5)      Scabies terbaring ditempat tidur, yaitu kelainan yang sering menyerang penderita penyakit kronis dan pada orang yang lanjut usia yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur terus. Sehingga orang itu dapat menderita scabies dengan lesi yang terbatas.6)      Scabies Norwegia atau scabies krustosa, ini ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,skuama generaisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predleksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga, bokong,siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang disertai distrofi kuku, namun rasa gatal tidak terlalu menonjol tetapi sangat menular karena jumlah tungau yang menginfeksi sangat banyak (ribuan).

4. Anatomi Fisiologi

-Tungau-            Secara morfologik merupakan tungau kecil, oval, punggung cembung dan perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.  Ukuran btina berkisar 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan relatif kecil dengan ukuran 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang di depan sebagai alat melekat dan 2 di belakang (di betina ada rambut), sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga ada rambut dan keempat sebagai alat perekat.

Siklus hidup: Setelah kopulasi di atas kulit (jumlahnya kira-kira 10-15 tungau), jantan akan mati. Kemudian tungau betina yang sudah dibuahi menggali terowongan dalam startum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakkan telurnya 2-4 butir sehari sampai jumlahnya mencapai 40-50, kemudian betina akan hidup sampai 30-60 hari. Kemudian telur menetas (dalam waktu 3-5 hari) dan menjadi larva dengan 3 pasang kaki. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa dengan 4 pasang kaki.Siklus ini memerlukan waktu total 8-12 hari.

Page 9: Pedikulosis Dan Skabies

5. PatofisiologiKelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga

oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

6. Manifestasi klinikDiagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardial berikut :

1) Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.

2)  Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia,misalnya mengenai seluruh anggota keluarga.

3)  Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada ujung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.4)    Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

          - Bentuk-bentuk Klinis Scabies1. Scabies Impetigenisata  scabies + infeksi sekunder

2. Scabies pada bayi  seluruh tubuh + infeksi sekunder

3. Scabies hewan  pada peternak anjing, kucing, ayam, babi, kuda, dll

4. Scabies bentuk STD  pada genitalia orang dewasa

5. Scabies nodular  nodul post scabies

6. Scabies norwegika atau scabies hiperkeratotika (Norwegian scabies; Hyperkeratotic scabies; Crusted Scabies) akibat penurunan respons imunologik tubuh, Antara lain:

  malnutrition  kelainan neurologik: mongolism  kelainan immunologik: terapi steroid/sitostatik  AIDS, T-cell leukemia  penderita lepra

Page 10: Pedikulosis Dan Skabies

7. PenatalaksanaanSyarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak

menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.Jenis obat topical :

         1)      Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi.

         2)      Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

         3)      Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losion, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.

         4)      Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.

         5)      Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.                                 

6)      Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan

7)      Preparat Skabisida, seperti Kwell atau krotamiton, dioleskan tipis-tipis ke seluruh permukaan kulit mulai dari leher ke bawah dengan hanya meninggalkan daerah muka dan kulit kepala. Obat ini dibiarkan selama 12 hingga 24 jam dan sesudah itu, pasien diminta untuk membasuh dirinya hingga bersih. Terapi diulangi satu minggu kemudian.

8.   Pembantu DiagnosisCara menemukan tungau:

1.       Cari mula-mula terowongan, kemudian pada ujung terlihat papul dan vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas kaca objek, lalu ditutup dengan kaca penutup,lalu dilihat dengan mikroskop.

2.       Dengan menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan lup.

3.       Dengan biopsi irisan dengan cara lesi dijeit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau lalu diperiksa di mikroskop cahaya.

4.       Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE.5.       Dengan memberi tinta di sekitar terowongan, terutama di bagian berbintik hitam.

9. Diagnosing Banding

Page 11: Pedikulosis Dan Skabies

Penyakit ini disebut juga The Great Immitator karena menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai DD: prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis

PEDIKULOSIS

Pendahuluan:

Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis (dari family Pediculidae) dan yang menyerang manusia adalah Pediculus humanus yang bersifat parasit obligat (di dasar rambut) yang artinya harus menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup. Pedikulosis juga sangat mudah untuk menular dan dapat menularkan tifus endemik dan gatal kambuhan.

Klasifikasi:

1. Pediculus humanus capitis

2. Pediculus humanus corporis

3. Pthirus pubis (dulu Pediculus pubis)

 

Page 12: Pedikulosis Dan Skabies

A.        PEDIKULOSIS KAPITIS

a.       Definisi

Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan Pediculus humanus variasi capitis.

b.      Epidemiologi

Penyakit ini lebih menyerang anak-anak dan cepat meluas di lingkungan yang padat seperti asrama dan panti asuhan. Ditambah lagi jika kondisi hygiene tidak baik (misalnya jarang membersihkan rambut). Cara penula-rannya melalui peratntara, misalnya sisir, kasur, topi, dan bantal. Lebih banyak terjadi di kaum perempuan.

c.       Etiologi

Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. BEtina mempunyai ukuran yang lebih besar (panjang 1,2-3,2 mm lebar lebih kurang setengah panjangnya) daripada yang jantan  (sekaligus jumlahnya lebih sedikit).

Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut (makin ke ujung terdapat telur yang lebih panjang).

d.      Patogenesis

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu menghisap darah.

e.      Gejala Klinis

Gejala yang dominan yaitu rasa gatal (terutama di daerah oksipital dan temporal). Karen ada garukan, maka terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (ada pus dan krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal karena banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Dalam keadaan ini menimbulkan bau busuk.

f.        Pembantu Diagnosis

Caranya dengan menemukan kutu atau telur. Telur berwarna abu-abu dan mengkilat. Juga digunakan sinar Wood yang akan menampakkan telur dan kutu berfluoresensi.

g.       Diagnosis Banding

1.       Tinea kapitis               2.    Pioderma (impetigo krustosa)            3.     Dermatitis seboroik

h.      Pengobatan

Page 13: Pedikulosis Dan Skabies

Pengobatan dilakukan dengan memusnahkan semua kutu dan telur dan mengatasi infeksi sekunder.  Pengobatan terbaik dilakukan secara topical dengan malathion 0,5-1% dalam bentuk lotio atau spray. Caranya: malam sebelum tidur rambut dicucui dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicucilagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir bergerigi halus dan rapat. Pengobatan diulang seminggu sekali bila masih terdapat kutu. Akan tetapi, obat ini sulit didapat.

Yang mudah didapat di Indonesia adalah krim gama benzene heksaklorida (gameksan) 1%. Cara pemakaian: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih ada telur, pengobatan diulang secara berkala. Obat lainnya adalah emulsi benzl benzoat 25%.

Untuk infeksi sekunder, sebaiknya rambut dicukur dan diobati dengan antibiotika sistemik dan/atau topical, lalu disusul dengan obat yang telah disebutkan sebelumnya dalam bentuk shampoo. Higiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.

Obat lainnya: Permethrin, Lindane, Pyrethrin.  NB : Pengulangan obat dilakukan 2-10 hari karena telur sulit diberantas.

 

B.        PEDIKULOSIS KORPORIS

a.       Definisi

Infeksi kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus corporis.

b.      Epidemiologi

Penyakit ini lebih menyerang dewasa terutama pada orang dengan hygiene buruk, misalnya pengembala karena mereka jarang mandi dan jarang mengganti dan mencuci pakaian, karena itu penyakit ini sering disebut Vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap darah. Penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju tebal dan baju jarang dicuci.

c.       Cara Penularan

1.       Melalui pakaian

2.       Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada rambut tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.

d.      Etiologi

Pediculus humanus corporis betina mempunyai ukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan jantan relative lebih kecil. Siklus hidup sama dengan pedikulosis pada kepala.

Page 14: Pedikulosis Dan Skabies

e.      Patogenesis

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu menghisap darah.

f.        Gejala Klinis

Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang intens. Kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.

g.       Pembantu Diagnosis

Caranya dengan menemukan kutu atau telur pada serat kapas pakaian.

h.      Diagnosis Banding

Neurotic excoriation

i.         Pengobatan

Pengobatan dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic sistemik atau topikal.

 

C.        PHTHIRUS PUBIS

a.       Definisi

Infeksi rambut di daerah pubis dan sekitarnya Phthirus pubis.

b.      Epidemiologi

Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam PMS (Penyakit Menular Seksual), dapat juga menyerang daerah lain yang berambut, misalnya jenggot, kumis, bulu mata. Infeksi juga terjadi pada anak-anak di daerah alis dan bulu mata dan pada tepi batas rambut kepala.

c.       Cara Penularan

Umumnya dengan kontak langsung (juga hubungan seksual)

d.      Etiologi

Page 15: Pedikulosis Dan Skabies

Kutu ini berukuran panjang dan lebar yang sama (1-2 mm) pada betina. Pada jantan ukurannya lebih kecil.

e.      Patogenesis

Gejala gatal sama dengan pedikulosis.

f.        Gejala Klinis

Gejala yang dominan yaitu gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Gatal dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, yang ditemukan bercak-bercak yang berwarna abu-abu-kebiruan yang disebut macula serulae. Walaupun kutu ini dapat dilihat dengan mata telanjang, kutu ini sulit dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.

Gejala lainnya adanya black dot, yaitu bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna cerah (atau putih) setelah bangun tidur. Bercak ini merupakan krusta darah yang disalahartikan sebagai hematuria. Kadang disertai dengan infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.

g.       Pembantu Diagnosis

Mencari telur atau bentuk dewasa

h.      Diagnosis Banding

1.       Dermatitis Seboroika.            2.    Dermatomikosis

i.         Pengobatan

Pengobatan dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic sistemik atau topikal.

Sebaiknya rambut pubis dicukur dan pakaian dalam direbus dan disetrika. Mitra seksusal juga harus diperiksa dan jika perlu diobati.

 

SKABIES (The Itch, gudik, bulukan, gatal agogo)

Page 16: Pedikulosis Dan Skabies

a.       Pendahuluan

Pengetahun dasar diletakkan oleh Von Herbra, bapak Dermatologi Modern. Penyebabnya ditemukan pertamakali oleh Benomo pada tahun 1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selama PD II.

b.      Definisi

Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi yerhadap Sarcoptes scabiei var. hominis

c.       Epidemiologi

Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemic scabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini: sosoekonomi rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual, kesalahan diagnosis, perkembanagn dermografik dan ekologik.  Penyakit ini juga digolongkan sebagai PMS.

d.      Cara penularan

1.       Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya jabat tangan, tidur bersama, atau hubungan seksual

2.       Kontak tak langsung, misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.

Penularannya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang dalam bentuk larva. Ada juga Sarcoptes scabiei var. animalis pada mereka yang memelihara binatang peliharaan misalnya anjing.

e.      Etiologi

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super family Sarcoptes. Dengan varian yang menyerang manusia hominis.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, oval, punggung cembung dan perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.  Ukuran btina berkisar 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan relatif kecil dengan ukuran 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang di depan sebagai alat melekat dan 2 di belakang (di betina ada rambut), sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga ada rambut dan keempat sebagai alat perekat.

Page 17: Pedikulosis Dan Skabies

Siklus hidup: Setelah kopulasi di atas kulit (jumlahnya kira-kira 10-15 tungau), jantan akan mati. Kemudian tungau betina yang sudah dibuahi menggali terowongan dalam startum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakkan telurnya 2-4 butir sehari sampai jumlahnya mencapai 40-50, kemudian betina akan hidup sampai 30-60 hari. Kemudian telur menetas (dalam waktu 3-5 hari) dan menjadi larva dengan 3 pasang kaki. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa dengan 4 pasang kaki.

Siklus ini memerlukan waktu total 8-12 hari.

f.        Patogenesis

Kelainan disebabkan baik karena skabies maupun garukannya. Gatal yang terjadi disebabkan sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu sebulan setelah infestasi. Kelainan kulit menyerupai dermatitis juga ditemukan seperti papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Jika digaruk, terjadi erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.

g.       Gejala Klinis

4 tanda kardinal:

Page 18: Pedikulosis Dan Skabies

1.       Pruritus nokturna (gatal pada malam hari karena aktivitas tungau tinggi pada suhu panas dan lembab)

2.       Menyerang manusia secara berkelompok (menyerang satu keluarga ataupun di lingkungan padat)

3.       Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi dengan warna putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, panjang 1 cm, pada ujung terowongan dijumpai papul atau vesikel.  Jika ada infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi). Tempat predileksi pada stratum korneum yang tipis: sela jari tangan, pergelangan tangan, siku luar, lipat ketiak depan, areola (wanita), umbilikus, bokong, genital eksterna (pria), perut bagian bawah. Pada wajah jarang terjadi. Pada bayi menyerang telapak tangan dan telapak kaki, aksila, dan skalp.

Circle of Hebra menunjukkan area dengan tempat predileksi tungau: Areola, Aksila, siku, pergelangan tangan, sela jari, umbilikus, abdomen bawah dan genitalia.

4. Menemukan tungau atau tahap diagnostik lainnya.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal ini.

Skabies Norwegia (skabies berkrusta)

Ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki (juga scalp), kuku yang distrofik, skuama generalisata, kadang ada hipekeratosis. Sangat menular tetapi rasa gatalnya sedikit. Tungau ditemukan dalam jumlah yang besar, biasanya dialami oleh penderita dengan retardasi mental, kelemahan fisik,malnutrisi,  gangguan imunologik, dan psikosis.

h.      Pembantu Diagnosis

Cara menemukan tungau:

1.       Cari mula-mula terowongan, kemudian pada ujung terlihat papul dan vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas kaca objek, lalu ditutup dengan kaca penutup,lalu dilihat dengan mikroskop.

2.       Dengan menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan lup.

3.       Dengan biopsi irisan dengan cara lesi dijeit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau lalu diperiksa di mikroskop cahaya.

4.       Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE.

5.       Dengan memberi tinta di sekitar terowongan, terutama di bagian berbintik hitam.

i.         Diagnosing Banding

Penyakit ini disebut juga The Great Immitator karena menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai DD: prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis.

Page 19: Pedikulosis Dan Skabies

j.        Pengobatan

Syarat obat ideal:

1.       Harus efektif terhadap semua stadium tungau

2.       Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.

3.       Tidak berbau atau kotor dan tidak merusak atau mewarnai pakaian.

4.       Mudah diperoleh dan harga terjangkau.

Cara pengobatannya seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk yang hiposensitisasi)

Obat topikal:

1.       Belerang endap (sulfir presipitatum) 4-20% dalam salep atau krim. Obat ini kurang efektif menghadapi stadium telur, maka penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kelemahnnya juga berbau dan mengotori pakaian dan kadang timbul iritasi. Dapat dipakai pada bayi kurang dari 2 tahun.

2.       Emulsi benzil benzoat 20-25%, efektif pada semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh dan sering terjadi iritasi, bahkan bisa semakin gatal setelah dipakai.

3.       Gama Benzena Heksaklorida 1% dalam krim atau losio, efektid terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang ada iritasi. Tidak dianjurkan untuk anak dibawah 6 tahun dan ibu hamil, karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali namun bila masih terinfeksi diulangi seminggu kemudian.

4.       Krotamiton 10% dalam krim atau losio mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal, harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.

5.       Permetrin 5% dalam krim, kurang toksik dibanding gameksan dengan efekivitas sama, pemakaian cukup sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulangi seminggu kemudian. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah 2 bulan.

6.       Obat lain: Lindane

7.       Antibiotik ivermectin untuk penderita Norwegian Scabies dan pasien dengan imunokompromi, dengan dosis 200 µg/ kg. Diberikan sekali.

DAFTAR PUSTAKA

1Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 2009. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p. 119-125

2Rozaliyani A. Slide Kuliah Parasit Modul Kulit 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Page 20: Pedikulosis Dan Skabies