23
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LANJUT USIA DI UPT PSLU WLINGI Gambaran Umum A. IDENTITAS PANTI: a. Nama : Panti Sosial Tresna Werda b. Alamat : jl. Panglima sudirman no. 13 Wlingi, kab. Blitar B. LETAK DAN LUAS LEMBAGA. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar memiliki dua tempat kegiatan pelayanan: 1. UPT pelayanan sosial lanjut usia Blitar yang terletak d jl. Panglima sudirman no. 13 Wlingi, kab. Blitar, memiliki lahan seluas 3.589 m2, terdiri dari Luas bangunan 1.474 m2 dan luas tanah 2.105 m2. 2. UPT Panti Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung yang terletak di jl. panglima sudirman GG. V/43 tulungagung, kab. Tulungagung, memiliki lahan seluas 7.822,76 m2, luas tanah 966 m2 yang sebagian untuk pemberdayaan panti. C. SEJARAH LEMBAGA. UPT PSLU Blitar merupaka unit pelaksanaan teknis dinas sosialpropinsi jawatimur, yang melaksanakan sebagian tuga dinas

Askep Lansia OA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Lansia OA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LANJUT USIA

DI UPT PSLU WLINGI

Gambaran Umum

A. IDENTITAS PANTI:

a. Nama : Panti Sosial Tresna Werdab. Alamat : jl. Panglima sudirman no. 13 Wlingi, kab. Blitar

B. LETAK DAN LUAS LEMBAGA.

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar memiliki dua tempat kegiatan pelayanan:

1. UPT pelayanan sosial lanjut usia Blitar yang terletak d jl. Panglima sudirman no. 13

Wlingi, kab. Blitar, memiliki lahan seluas 3.589 m2, terdiri dari Luas bangunan 1.474 m2

dan luas tanah 2.105 m2.

2. UPT Panti Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung yang terletak di jl. panglima

sudirman GG. V/43 tulungagung, kab. Tulungagung, memiliki lahan seluas 7.822,76 m2,

luas tanah 966 m2 yang sebagian untuk pemberdayaan panti.

C. SEJARAH LEMBAGA.

UPT PSLU Blitar merupaka unit pelaksanaan teknis dinas sosialpropinsi jawatimur, yang

melaksanakan sebagian tuga dinas social propinsi jawa timur di bidang pelayanan, penyantunan

dan rehabilisasi social bali lanjut usia terlantar.

UPT PSLU Blitar berdiri sejak tahun 1978 yang difungsikan sebagai kantor penghubung

social. Kemudian pada tahun 1982 berubah nama menjadi Panti Wherda Wlingi dibawah

naungan dinas social kabupaten blitar, dengan bentuk bangunan yang sederhana.

Kemudian pada tahun 2000 dengan adanya otonomi daerah sesuai dengan peraturan

daerah propinsi jawa timur no. 12 tahun 2000 Panti Wherda Wlingi berganti nama menjadi Panti

Social Tresna Wherda Blitar (setara dengan Eselon III) dan berada dibawah naungan dinas social

provinsi jawa timur. Kemudian pada tahun 2002 berdasarkan peraturan daerah propinsi jawa

timur no. 14 tahun 2002 yang merupakan perubahan dari peraturan daerah propinsi jawa timur

Page 2: Askep Lansia OA

no. 12 tahun 2000 dan ditindak lanjuti dengan keputusan gubernur no. 51 tahun 2003 tentang

fungsi dan tugas unit pelaksanaan teknis dinas social propinsi jawa timur, maka Panti Sosial

Tresna Werdha (PSTW) Blitar selaku UPTD membawai unit pelayanan social (UPS) Tresna

Werdha di Tulungagung

Kemudian sesuai peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 119 Th 2008 tentang uraian

tugas secretariat, bidang, sub,bagian dan seksi dan nomor 119 Th 2008, tentang organisasi dan

tata kerja unit pelaksana teknis bidang sosial Provisnsi Jawa Timur Panti Sosial tresna Werdha

(PSTW) Biltar berganti nomenklatur menjadi unit pelaksana teknis pelayanan sosial lanjut usia

Blitar (UPT PSLU) Blitar yang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) milik pemerintar Jawa

Timur dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dengan susunan Organisasi UPT

PSLU sebagai berikut:

1. Kepala UPT

2. Sub Baguan Tata Usaha

3. Seksi Pelayanan Sosial

4. Seksi Bimbingan dan Pembinaan Lanjut

D. VISI DAN MISI

VISI:

Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan social bagi lanjut usia terlantar di dalam

UPT PSLU melalui usaha bersama pemerintahan dan masyarakat.

MISI:

1. Mendorong dan mendukung perluasan dan peningkatan pembangunan bidang kesehatan

social bagi lanjut usia.

2. Meningkatkan taraf kesejahteraan social bagi lanjut usia terlantar melalui optimalisasi

pemanfaatan system pelayanan.

3. Pemberdayaan bagi lanjut usia terlantar melalui Orsos/ LSM, dunia usaha, pemerintah

dan masyarakat.

4. Mengenbangkan sistem sumber dan potensi kesejahteraan social lanjut usia terlantar.

Page 3: Askep Lansia OA

E. SUMBER DAYA MANUSIA

a. UPT PSLU BLITAR

PNS :

T. Kontrak/ honorer :

T. Masak:

Satpam:

Perawat:

Pembimbing klien:

T. Kebun :

Pesuruh :

b. UPT PSLU BLITAR TULUNGAGUNG

PNS :

T. kontrak/honorer :

T. masak :

Satpam :

T. Kebun :

Pesuruh kantor :

F. SARANA DAN PRASARANA

Adapun Sarana dan prasarana panti yang dimiliki saat ini adalah :

UPS PSLU Blitar

1. Luas Tanah 3.620 m2

2. Ruang Kantor

3. Ruang Penjagaan / Satpol PP

4. Asrama Klien sebanyak 6 lokal dengan kapasitas 55 klien.

5. Ruang dapur.

Page 4: Askep Lansia OA

6. Ruang aula.

7. Ruang Musholla.

8. Gudang

9. Lapangan olahraga terbuka.

10. Tempat parkir.

UPS PSLU BLITAR di Tulungagung

1. Luas Tanah dan Bangunan 3.620 m2

2. Ruang Kantor

3. Rumah Dinas

4. Ruang Musholla

5. Ruang Pertemuan / Aula

6. Asrama klien sebanyak 5 buah asrama dengan kapasitas 80 klien.

7. Ruang dapur.

8. Ruang isolasi dengan kapasitas 4 orang.

9. Lapangan olahraga terbuka.

F. KEGIATAN PELAYANAN

1. Pendekatan awal

Orientasi dan konsultasi

Identifikasi

Motivasi

Seleksi

2. Tahap penerimaan

Pemanggilan

Penerimaan

Registrasi

Orientasi

Pemahaman masalah

3. Kegiatan bimbingan

Bimbingan fisik

Page 5: Askep Lansia OA

Bimbingan mental

Bimbingan sosial

4. Kegiatan terminasi dan lanjut usia

Resosialisasi

Terminasi

Bimbingan lanjut

G. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Undang-undang no.13 th 1998 tentangt kesejahteraan lanjut usia

2. Undang-undang no.11 th 2009 tentang kesejahteraan sosial

3. Instruksi Presiden no.7 th 1999 tentang akuntabilitas kineja instansi pemerintah

4. Peraturan daerah Provinsi Jawa Timur no.11 th 2005 tentang pelayanan public di provinsi

Jawa Timur

5. Peraturan Gubernur Jawa Timur no.119 th 2008 tentang organisasi dan tata kerja unit

pelaksana teknis dinas sosial provinsi jawa Timur

H. STRUKTUR ORGANISASI

PEJABAT FUNGSIONAL

KASI YANSOSKASI BINJUT

KA. SUB. BAGIAN TU

KEPALA UPT

Page 6: Askep Lansia OA

I. PERSYARATAN KLIEN UMTUK MENDAPATKAN PELAYANAN DI UPT

PSLU BLITAR.

1. Laki-laki atau perempuan usia min 60 tahun.

2. Dari keluarga bermasalah social (miskin, terlantar diasingkan oleh keluarga dan

masyarakat)

3. Sehat jasmani dan rohani (tidak berpenyakit/gila) dan mendapat surat keterangan sehat

dari dokter setempat.

4. Bisa mengurus dirinya sendiri/mandiri.

5. Mendapat persetujuan dari pihak keluarga/wali.

6. Medapat surat pengantar dari kelurahan /desa dan dinas social setempat yang menyatakan

orang tersebut bermasalah social.

7. Menyerahkan past poto dan poto copy KTP masing-masing 2 lembar.

8. Sanggup mentaati seluruh peraturan dan tata tertib yang diberlakukan didalam panti.

9. Lolos seleksi dari tim seleksi UPT PSLU Blitar.

J. TATA TERTIB KLIEN

1. Klien wajib mentaati semua peraturan yang berlaku di UPT PSLU Blitar

2. Klien/ penghuni yang sehat wajib menjaga kebersihan dan keindahan asrama dan

lingkungan sekitar.

3. Klien/ penghuni yang sehat wajib mengikuti kegiatan yang dselenggarakan oleh petugas

antara lain: kegiatan bimbingan fisik. Bimbingan mental, bimbiongan psiko social dan

bimbingan keterampilan.

4. Untuk menciptakan kenyamanan diasrama penghuni/ klien wajib menjaga kerukunan

kebersamaan dan ketertiban.

5. Apabila terjadi permasalahan diantara penghuni/klien harap melaporkan kepada petugas.

6. Apabila klien ingin keluar lingkungan kantor, harap melapor/ijin kepada petugas/satpol

pp UPT PSLU Blitar.

Page 7: Askep Lansia OA

FORMAT PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN KELOMPOK

Nama Kelompok Lansia :

Nama Masalah :

Faktor-faktor yang

berhubungan

Korelasi dengan masalah Data fokus

Page 8: Askep Lansia OA

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Format Menyusun Skala Prioritas

Masalah Perhatian

masyarakat

Poin prevalensi Tingkat bahaya Kemungkinan

untuk dikelola

Nilai Total

Keterangan :

1. Rentang skor : 1-4

2. Skor yang diperoleh dikalikan kekanan: skor perhatian masyarakat x skor poin

prevalensi x skor tingkat bahaya x store kemungkinan untuk dikelola = Nilai total

3. Prioritas masalah berdasarkan urutan perolehan skor

Page 9: Askep Lansia OA

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA

NAMA KELOMPOK LANSIA:

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi

1. Nyeri akut/kronis

berhubungan dengan

perubahan fungsi sendi,

distruksi sendi.

setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3 x 24

jam, skala nyeri

pada klien dapat

berkurang.

a. Menunjukkan nyeri

berkurang atau

terkontrol

b. Terlihat rileks,

dapat istirahat, tidur

dan berpartisipasi

dalam aktivitas

sesuai kemampuan.

c. Mengikuti program

terapi.

d. Menggunakan

keterampilan

relaksasi dan

aktivitas hiburan ke

dalam program

kontrol nyeri.

a. Kaji keluhan

nyeri; catat lokasi

dan intensitas

nyeri (skala 0 –

10).

a. Catat faktor-

faktor yang

mempercepat dan

tanda-tanda rasa

nyeri.

b. Bantu klien

mengambil posisi

yang nyaman

pada waktu tidur

atau duduk di

kursi.

c. Berikan masase

yang lembut.

d. Gunakan tekhnik

nonfarmakologi

untuk

mengurangi skala

nyeri misal, nafas

dalam, tekhnik

distraksi, dan

massase.

e. Bantu klien untuk

mandi hangat

Page 10: Askep Lansia OA

pada waktu

bangun tidur.

f. Bantu klien untuk

mengompres

hangat pada

sendi-sendi yang

sakit beberapa

kali sehari.

g. Dorong

penggunaan

teknik

manajemen stress

misalnya

relaksasi

progresif dan

relaksasi

autogenik.

2. Kerusakan mobilitas fisik

berhubungan dengan

deformitas skeletal,

nyeri, ketidaknyamanan,

dan penurunan kekuatan

otot.

setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3 x 24

jam, klien dapat

melakukan

aktivitas secara

mandiri

a. klien dapat

melakukan aktivitas

secara maksimal.

b. klien dapat

meningkatkan

kekuatan otot yang

dimiliki

c. klien dapat

melakukan aktivitas

secara mandiri

a. Pantau tingkat

rasa nyeri pada

sendi.

b. Bantu klien

dengan terapi

ROM (range of

movement).

c. Berikan latihan

terapi fisik sesuai

dengan indikasi.

Contoh, jalan-

jalan.

d. Pertahankan

Page 11: Askep Lansia OA

tirah baring/

duduk jika

diperlukan

e. Jadwal aktivitas

untuk

memberikan

periode istirahat

yang terus-

menerus dan

tidur malam hari

tidak terganggu.

f. Bantu klien

dalam

melakukan

aktivitas sesuai

dengan

kemampuannya.

g. Dorongkan

untuk

mempertahankan

posisi tegak dan

duduk tinggi,

berdiri, dan

berjalan.

3. Gangguan citra tubuh/

perubahan penampilan

peran berhubungan

dengan perubahan bentuk

tubuh, cara berjalan, dan

setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam,

tidak muncul

Mengungkapkan

peningkatan rasa

percaya diri dalam

kemampuan untuk

menghadapi penyakit,

a. Dorong klien

mengungkapkan

mengenai

masalah tentang

proses penyakit,

Page 12: Askep Lansia OA

perubahan melakukan

tugas tugas umum.

gangguan citra

tubuh yang

dialami klien.

perubahan pada gaya

hidup dan

kemungkinan

keterbatasan.

harapan masa

depan.

b. Bantu kebutuhan

perawatan yang

diperlukan klien.

c. Memastikan

bagaimana

pandangan

pribadi klien

dalam

memfungsikan

gaya hidup

sehari-hari.

d. Akui dan terima

perasaan berduka,

bermusuhan,

ketergantungan

e. Motivasi klien

agar tidak

menyerah dalam

menghadapi

proses penuaan.

f. Ikut sertakan klien

dalam

merencanakan

dan membuat

jadwal aktivitas.

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan auskuloskeletal : penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak.

setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam,

a. Melaksanakan

aktivitas perawatan

diri pada tingkat

yang konsisten pada

a. Bantu klien

dalam kegiatan

menjaga

kebersihan

Page 13: Askep Lansia OA

tidak terjadi

gangguan kurang

perawatan diri

pada klien.

kemampuan klien.

b. Mendemonstrasikan

perubahan

teknik/gaya hidup

untuk memenuhi

kebutuhan

perawatan diri.

tubuh.

b. Menganjurkan

klien untuk

mandi dengan

posisi duduk.

c. Pertahankan

mobilitas,

kontrol terhadap

nyeri dan

program latihan.

d. Kaji hambatan

terhadap

partisipasi dalam

perawatan diri.

e. Identifikasi

rencana untuk

memodifikasi

lingkungan.

5. Kurang pengetahuan

(kebutuhan belajar)

mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan

perawatan dan

pengobatan berhubungan

dengan: kurangnya

pemahaman.

setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam,

klien dapat

mengerti tentang

penyakit yang

diderita serta

rencana

penyembuhan.

a. Menunjukkan

pemahaman tentang

kondisi/pragnosis

dan perawatan.

b. Mengembangkan

rencana untuk

perawatan diri

termasuk modifikasi

gaya hidup yang

konsisten dengan

mobilitas dan atau

pembatasan

a. Menjelaskan pada

klien tentang

penyebab

penyakit serta

pengobatan yang

dilakukan.

b. Diskusikan

kebiasaan klien

dalam

melaksanakan

proses sakit

melalui diet,

Page 14: Askep Lansia OA

aktivitas. obat-obatan dan

program diet

seimbang, latihan

dan istirahat.

c. Berikan informasi

tentang alat bantu

misalnya tongkat,

tempat duduk,

dan palang

keamanan.

d. Diskusikan

pentingnya

pemeriksaan

lanjutan misalnya

LED, kadar

salisilat, PT.

e. Beri konseling

sesuai dengan

prioritas

kebutuhan klien.

Page 15: Askep Lansia OA

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN/ CATATAN KEMAJUAN

No

Diagnosis

Tanggal Perkembangan (SOAPIE) Tanda Tangan

Page 16: Askep Lansia OA