21
Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai ) Created by : Muhammad Ananggadipa (081.0062) 2.1 Pendahuluan A. Serangan Asam Urat Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak) yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, fecesc atau keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai senyawa natrium urat, bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh. Karena itu, serangan radang persendian yang berulang terjadi bila produksinya berlebihan. Atau terjadi gangguan pada proses pembuangan asam urat akibat kondisi ginjal yang kurang

Askep Lansia Asam Urat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Lansia Asam Urat

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai )

Created by : Muhammad Ananggadipa (081.0062)

2.1 Pendahuluan

A. Serangan Asam Urat

Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari

daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian

senyawa purin (sel tubuh yang rusak) yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, fecesc atau

keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai senyawa

natrium urat, bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh. Karena

itu, serangan radang persendian yang berulang terjadi bila produksinya berlebihan. Atau terjadi

gangguan pada proses pembuangan asam urat akibat kondisi ginjal yang kurang baik atau karena

peningkatan kadar asam urat di dalam darah sudah berlebihan yang disebut sebagai

hiperurisemmia (hyperuricemia). Kadar normal asam urat darah rata-rata adalah antara 3-7

mg/ml, dengan perbedaan untuk pria2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg.dl. Untuk mereka yang

berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut

sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl.

Pada sebagian orang yang beresiko, asam urat dalam kadar tinggi di dalam darah akan

mengendap di sendi sebagai kristal berbentuk jarum. Kristal itu dianggap sebagai benda asing

Page 2: Askep Lansia Asam Urat

oleh tubuh, sehingga sistem imunitas melepaskan Ig G yang memanggil pasukan sel darah putih

untuk menumpas “pengganggu” tersebut. Akibatnya terjadilah penggumpalan pada kristal yang

merupakan bengkak yang mengganjal atau mencederai sendi. Hal inilah yang menyebabkan rasa

nyeri.

Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai dengan gejala

sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe

joiny). Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan jari tangan.

Karena itu dikenal empat tahap gout :

a. Asymptomatic (tanpa gejala). Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan

pengobatan, tapi penderita harus sadar diri untuk menurunkan kelebihan tersebut dengan

melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup.

b. Akut. Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau

beberapa persendian. Sakit yang dirasakan penderita seringnya dimulai di malam hari,

dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti ditusuki jarum. Persendian yang

terserang tampak meradang, merah, terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada persendian

tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari tapi bisa muncul kembali pada

interval yang tidak tentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama pada

penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis, sedang dilain pihak banyak pula

yang tak akan mengalaminya lagi.

c. Interkritikal. Tahap dimana penderita asam urat mengalami serangan berulang yang tidak

menentu.

d. Kronis. Tahap dimana kristal asam urat menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh

penderita.

Serangan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga dicetuskan oleh cedera

ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki, selain terlalu banyak makan

makanan yang mengandung senyawa purin, konsumsi alkohol, tekanan batin (stress) karena

infeksi atau efek samping dari obat-obat tertentu atau diuretik.

B. Sasaran Utama Asam Urat

Page 3: Askep Lansia Asam Urat

1. Ujung jari. Kristal asam urat menyukai daerah yang bersuhu dingin seperti pada ujung

jari tangan dan kaki

2. Ibu jari. Hampir 90% serangan pertama adalah pada ibu jari terutama pada kaki

3. Sendi lutut dan pergelangan kaki

4. Daun telinga. Kristal asam urat sering mengendap di daun telinga berupa benjolan putih

yang mirip jerawat

5. Retina mata. Pengendapan asam urat mengakibatkan gangguan penglihatan

6. Saluran cerna. Asupan makanan tinggi purin menjadi penyebab utama dari serangan asam

urat

7. Ginjal. 2/3 dari asam urat dibuang melalui ginjal. Bila terjadi gangguan pada ginjal maka

kristal asam urat dapat mengendap pada ginjal dengan akibat terjadinya batu ginjal dan

gangguan fungsi ginjal

8. Jantung. Kristal asam urat dapat mengendap pada jantung dengan akibat gangguan fungsi

jantung

C. Gejala Asam Urat

Penyakit ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sebuah sendi

saat tengah malam biasanya pada ibu jari kaki. Jumlah sendi yang meradang kurang dari 4, dan

serangannya pada satu sisi (unilateral). Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak dan

sangat nyeri. Gejala lain yang mungkin terjadi berupa :

1. Demam dengan suhu tubuh 38,3 derajat celcius atau lebih dan tidak menurun selama 3

hari.

2. Ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah dan gusi berdarah

3. Diare dan muntah

4. Bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan tiba-tiba

D. Menetapkan Diagnosis

The American Rheumatism Association menetapkan kriteria diagnostik untuk gout sebagai

berikut :

1. Adanya kristal urat dalam cairan sendi

Page 4: Askep Lansia Asam Urat

2. Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti mengandung kristal

urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi

3. A. Lebih dari sekali mengalami artritis akut

B. Terjadi peradangan secara maksimal dalam 1 hari

C. Oligoartritis, atau jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 hari

D. Kemerahan disekitar sendi yang meradang

E. Sendi metatarsofalangeal pertama (ibu jari kaki terasa sakit dan bengkak)

F. Serangan unilateral pada sendi metatarsofalangeal pertama

G. Serangan unilateral pada sendi tarsal

H. Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) dari vertilago articular di

kapsula sendi

I. Hiperurisemia pada asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl

J. Pembengkakan sendi secara asimetris

K. Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh

Diagnostik gout ditetapkan bila ditemukan kriteria 1 dan-atau kriteria 2 dan –atau 6 insiden atau

lebih dari kriteria 3.

E. Penyebab

Dengan memahami terjadinya proses hiperurisemia dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

penyebab gout adalah :

1. Faktor keturunan dengan adanya riwayat artritis gout dalam silsilah keluarga

2. Meningkatnya kadar asam urat karna diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin

lainnya

3. Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karna alkohol merupakan sumber purin yang juga

dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal

4. Hambatan dari pembuangan asam urat karna penyakit terutama gangguan ginjal. Pasien

disarankan untuk minum air putih 2 liter setiap hari untuk mempercepat pembuangan urat

dan meminimalkan pengendapan urat di saluran kemih

5. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat terutama diuretik

6. Penggunaan antibiotik berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan

virus yang lebih ganas

Page 5: Askep Lansia Asam Urat

7. Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya gangguan

metabolisme tubuh, misalnya berupa polisitomia dan leukimia.

8. Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan.

Resiko asam urat akan meningkat jika terjadi pada usia diatas 40 tahun, terutama pada pria. Pada

wanita, hormon estrogen rupanya dapat memperlancar proses pembuangan asam urat dalam

ginjal. Oleh karna itu saat wanita mengalami menopause, yang umumnya juga mengalami

gangguan tulang, maka resiko terkena asam urat menjadi sama dengan pria.

F. Faktor Resiko Radang Sendi Asam Urat

1. Genetika/riwayat keluarga

2. Asupan senyawa purin berlebihan dari makanan

3. Konsumsi alkohol berlebihan

4. Berat badan berlebihan

5. Hipertensi, penyakit jantung

6. Obat-obatan tertentu (terutama diuretika)

7. Gangguan fungsi ginjal

8. Keracunan kehamilan (preeklampsia)

G. Perawatan Sendiri

Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi serangan, pengobatan dokter

dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.

Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan tindakan darurat, berikut:

1. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik berisi es) beberapa

jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri

akibat radang. Kalau perlu masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es.

Selimut atau kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi tersebut

sedang dalam keadaan yang sensitif.

2. Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa nyeri

Page 6: Askep Lansia Asam Urat

3. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk membantu

mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin

H. Patofisiologi artritis gout

Adanya gangguan metabolisme purin

Akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah

Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh

Menimbulkan iritasi lokal pada sendi

Menimbulkan respons inflamasi

2.2 Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Data Subjektif

a. Tanyakan keluhan nyeri, lokasi dan derajatnya

b. Bagaimana gejala awalnya dan cara penanggulangannya

c. Adakah riwayat gout di keluarga

d. Obat-obatan yang diperoleh

e. Anoreksia

f. Sakit kepala

2. Data Objektif : palpasi apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat digerakkan,

pembengkakan/nodul dan kemerahan pada sendi. Periksa adanya demam.

Page 7: Askep Lansia Asam Urat

3. Riwayat psikososial. Adanya nyeri pada persendian, pasien merasa cemas dan takut

untuk melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.

4. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah (asam urat meningkat, sel darah

putih meningkat selama fase akut). Pada aspirasi sendi ditemukan asam urat.

Pemeriksaan rontgen pada daerah yang terkena pirai.

5. Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar asam urat di dalam darah dan urin.

Pemeriksaan darah diperlukan diagnosa gout, sedangkan pemeriksaan urin untuk

diagnosa batu ginjal. Kadar asam urat normal untuk pria antara 2,1-8,5 mg/dl dan wanita

2,0-6,6 mg/dl. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi rata-

rata kadar normal asam urat adalah 3,0-7,0 mg/dl. Bila lebih dari 7,0 mg/dl dapat

menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan bila lebih dari 12 mg/dl dapat

menyebabkan terjadinya batu ginjal.

Sebelum pemeriksaan, pasien dianjurkan puasa (tidak makan minum) paling tidak selama

4 jam sebelumnya. Juga tidak boleh menggunakan obat-obatan tertentu yang dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan, yaitu diuretik, ethambutol, vinkristin, pirazinamid,

tiazid, analgesik (aspirin, paracetamol dan fenacetin), vitamin c dan levodopan. Begitu

pula makanan tertentu yang kaya purin.

B. Diagnosis Keperawatan

1. Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi

2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi sendi

3. Kurang pengetahuan

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan

Nyeri yang berhubungan

dengan proses infeksi sendi

Meredakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri yang

dialami pasien

2. Jelaskan penyebab nyeri.

3.Dengan demikian pasien

dapat mengontrol nyeri

4.Anjurkan latihan relaksasi

Page 8: Askep Lansia Asam Urat

dengan menghirup udara dari

hidung, tahan beberapa detik

dan hembuskan dari mulut

dengan bibir terkatup

5. Alihkan perhatian pasien

dengan memberi bahan

bancaan, menonton tv,

mendengarkan radio

6. pasang bidai pada sendi

yang inflamasi. Ini bertujuan

menyokong atau

mengimobilisasi sendi,

sehingga dapat mengurangi

nyeri

7. kolaborasi dalam pemberian

kodein untuk mengurangi

nyeri

Gangguan mobilitas fisik yang

berhubungan dengan

gangguan fungsi sendi

Meningkatkan mobilitas fisik 1. Kaji tingkat mobilitas fisik,

apakah sebagian atau total

2. Anjurkan latihan gerak

sendi atau ROM secara teratur

jika infeksi telah hilang atau

nyeri hilang

3. Ajarkan pasien untuk

pemenuhan kebutuhan sehari-

hari secara bertahap. Hal ini

dimaksudkan untuk

memandirikan pasien dan

meningkatkan keprcayaan diri

4. Dekatkan alat-alat yang

Page 9: Askep Lansia Asam Urat

diperlukan, sehingga mudah

dijangkau oleh pasien

5. Libatkan keluarga dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-

hari

6. Anjurkan kepada pasien

untuk menggunakan alat bantu

berjalan jika akan melakukan

aktivitas di luar tempat tidur

Kurang Pengetahuan tentang

penyakit dan penangananya

Meningkatkan pemahaman

klien tentang penyakit dan

penanganannya

1. Kaji tingkat pemahaman

pasien dan keluarga akan

penyakit dan perawatannya

2. Beri penjelasan kepada

pasien dan keluarga tentang

penyakit dan perawatannya

3. Jelaskan program

pengobatan yang akan

dilakukan dan efek samping

obat yang mungkin timbul

4. Jelaskan pentingnya

melakukan latihan gerak sendi

(ROM)

5. Jelaskan pentingnya nutrisi

dan cairan untuk mempercepat

penyembuhan penyakitnya

6. Jelaskan waktu untuk

perawatan tindak-lanjut

Gangguan rasa nyaman atau

nyeri

Nyeri teratasi 1. Kaji intensitasi, letak dan

tipe nyeri. Gunakan skala

Page 10: Askep Lansia Asam Urat

peningkatan nyeri

2. Pertahankan pasien dalam

posisi nyaman, kaki tersangga

dan sejajar

3. Tinggikan area yang sakit

untuk mengurangi edema dan

meningkatkan aliran darah

balik vena

4. Beri analgesik,

antipirai/antigout dan

antiinflamasi sesuai program.

Observasi efek samping obat

5. Perbanyak asupan cairan

sampai 2500 ml/hari

6. Pantau kadar asam urat

serum

7. Jika terjadi serangan nyeri

hindari menyentuh atau

menggerakkan sendi

8. Beri kompres dingin

9. Hindari menggunakan

sepatu sempit

Hambatan mobilitas fisik yang

berhubungan dengan nyeri

persendian dan imobilitas

Mobilitas fisik dipertahankan 1. Tingkatkan aktivitas pasien

jika nyeri telah berkurang

2. Ambulasi dengan bantuan.

Gunakan walker atau tongkat

3. Lakukan latihan rentang

gerak sendi (ROM) dengan

hati-hati pada sendi yang sakit

4. Tingkatkan kembali ke

Page 11: Askep Lansia Asam Urat

aktivitas normal

D. Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, diharapkan :

1. Nyeri berkurang atau hilang

a. Mengatakan nyeri berkurang

b. Nampak rileks dan tenang

c. Menunjukkan edema berkurang

2. Mobilitas fisik normal

a. Melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) secara adekuat

b. Melakukan ambulasi dengan walker atau tongkat tanpa rasa nyeri

3. Memahami program pengobatan dan perawatan penyakitnya

a. Mengekspresikan kesadaran dan pengetahuan tentang jadwal pengobatan dan efek

samping

b. Mengungkapkan pentingnya diet, aktivitas dan program latihan

c. Menepati jadwal kontrol ulang ke dokter

E. Penatalaksanaan

1. Pengobatan serangan akut dengan colchicine 0,6 mg (oral), colchine 1,0-3,0 mg (dalam

NaCL intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indometachin (Indocin)

2. Sendi diistirahatkan

3. Kompres dingin

4. Diet rendah purin

5. Analgesik dan antipiretik

6. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenecid

(Benemid) 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (anturane) pada pasien yang tidak tahan

terhadap benemid atau menurunkan pembentukkan asam urat dengan Allopurinol

(zyloprim) 100 mg 2x/hari.

Page 12: Askep Lansia Asam Urat

Komplikasi artritis pirai menyebabkan kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal

kronis.

F. Pencegahan

Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat umumnya adalah

menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan, misalnya latihan fisik

berlebihan, stres, dan makanan yang mengandung purin berlebihan seperti daging, jerohan,

bahkan ikan asin. Meskipun serangan berulang dapat dicegah dengan pemberian obat, tetapi

mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol dapat memperkecil kemungkinan

terjadinya serangan gout.

Kenalilah jenis makan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian

dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin.

a. Kadar tinggi (150-180 mg/100gr)

Jerohan, dan saripati daging

b. Kadar sedang (50-150 mg/100gr)

Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, kembang kol, bayam,

kangkung, asparagus dan jamur

c. Kadar rendah (dibawah 50mg/100gr)

Gula, telur dan susu

G. Komplikasi

Gangguan asam urat dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, persendian menjadi rusak

sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligamen dan tendon (otot), batu ginjal (kencing

batu), dan gagal ginjal.

H. Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi gejala serangan akut(mendadak) asam urat,

mencegah kambuhnya kembali radang sendi dan pembentukan batu urat. Bagi penderita ganguan

asam urat, untukmenurunkan kadar asam urat dalam darah diberikan allopurinol yang bekeja

sebagi inhibitor menekan produksi asam urat. Atau urikosurik, misalnya probenesid untuk

Page 13: Askep Lansia Asam Urat

membantu memepercepat pembuangan asam urat lewat ginjal. Diberikan juga obat-obat untuk

mengatasi radang dan rasa sakit yaitu analgesik dari golongan AINS atau NSID seperti

indometasin, ibuprofen, ketoprofen, atau diklofenak. Sedangkan untuk pencegahan serangan

berulang biasanya diberikan kolsisin.

I. Perawatan

1. Diet

2. Olahraga

Memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi dan sangat berguna untuk

memperkecil resiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi selain itu memberikan

efek menghangatkan tubuh untuk mecegah terjadinya pengendapan

3. Aerobik

Untuk meningkatakan sistem pernafasan dan membantu membuang asam urat dari

peredaran darah.

4. Latiahan Peregangan

Bermanfaat untuk kelenturan otot dan sendi

5. Melindungi sendi

6. Kontrol stress

Page 14: Askep Lansia Asam Urat

Daftar Pustaka

Suratum, et all.2008.Seri ASKEP Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta:EGC

Tim redaksi.2006.Asam Urat, Info Lengkap Untuk Penderita dan

Keluarga.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama